BUMN: PT Aneka Tambang Tbk

  • Antam Bidik Jual 45 Juta Ton Emas Sepanjang Tahun 2025

    Antam Bidik Jual 45 Juta Ton Emas Sepanjang Tahun 2025

    JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membidik penjualan emas sepanjang tahun 2025 sebesar 45 ton.

    Direktur Utama Antam Achmad Ardianto mengatakan, hal ini menyusul makin tingginya kesadaran masyarakat terkait kepemilikan emas.

    “Alhamdulillah, masyarakat juga makin meningkat kesadarannya, sehingga kebutuhan kita untuk menjual ke masyarakat terus meningkat,” ujar Didi, sapaan akrab Ardianto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin, 29 September.

    Dia menjelaskan, Antam berhasil menjual 37 juta ton emas sepanjang tahun 2024.

    Didi menambahkan, saat ini perusahaan menargetkan agar merek logam mulia yang dimiliki oleh Antam bisa tetap menjadi tuan rumah kebanggaan Indonesia.

    Apalagi, kata dia, saat ini logam mulia Antam menguasai kurang lebih 78 persen pasar emas retail di Indonesia.

    “Ini diharapkan bisa kita pertahankan. Tentunya tujuannya adalah bagaimana agar masyarakat Indonesia bisa dengan mudah memiliki emas sebagai instrumen dari portofolio-nya,” beber Didi.

    Kata dia, jika saat ini fasilitas pemurnian emas milik Antam di Pulo Gadung memiliki kapasitas produksi mencapai 40 ton per tahun.

    “Nah 40 ton itu dimurnikan semuanya di Pulo Gadung, kemudian dicetak menjadi kepingan-kepingan dan kemudian dijual kepada masyarakat. Semuanya di Pulo Gadung,” tandas dia.

  • Tambang Emas Hanya Mampu Produksi 1 Ton Setahun, Antam Lakukan Buyback hingga Impor

    Tambang Emas Hanya Mampu Produksi 1 Ton Setahun, Antam Lakukan Buyback hingga Impor

    JAKARTA – Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Achmad Ardianto mengaku kesulitan mencari pasokan emas Indonesia.

    Pasalnya, tambang emas Pongkor saat ini hanya mampu memproduksi 1 ton emas per tahun. Sementara permintaan emas di masyarakat mencapai 40 ton per tahun.

    “Persoalannya adalah tambang milik Antam yang saat ini satu-satunya ada di Pongkor itu produksinya cuma 1 ton setahun. Cuma 1 ton setahun, sementara kebutuhan masyarakat tahun lalu 37 ton, sekarang 43 ton,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin, 29 September.

    Untuk memenuhi kutuhan tersebut, Didi sapaan akrab Ardianto, mengatakan pihaknya memiliki standar dalam memenuhi kebutuhannya.

    Pertama, Antam melakukan mekanisme pembelian kembali atau buyback.

    Dengan demikian, emas yang sebelumnya telah dibeli pelanggan kemudian dibeli kembali untuk kemudian dicetak ulang.

    “Itu menjadi sumber bagi kami untuk dicetak dengan versi yang baru. Itu cuma 2,5 ton satu tahun dapatnya, jadi kita masih shortage banyak,” jelas dia.

    Langkah selanjutnya yang dilakukan Antam adalah dengan membeli emas dari tambang-tambang di dalam negeri yang melakukan pemurnian di pabrik milik Antam

    “Nah soalnya adalah tidak ada aturan yang mewajibkan mereka untuk menjual ke Antam. Jadi menjadi fleksibilitas bagi perusahaan tambang di Indonesia untuk menjualnya di dalam negeri ataupun mengekspor,” kata Didi.

    Kendati demikian, Didi mengaku, Antam masih harus melakukan mekanisme tawar menawar dengan perusahaan emas lainnya.

    Pasalnya, perusahaan tambang tersebut mayoritas memilih melakukan ekspor emas dibandingkan menjual ke Antam karena akan dikenakan beban pajak.

    “Nah tawar-menawar di sini ada elemen pajak juga yang membuat bagi perusahaan tambang lebih fleksibel bagi mereka untuk mengekspor dibanding dengan menjual kepada Antam,” jelas dia.

    Tidak berhenti di situ, perusahaan emas lainnya juga meminta Antam memberlakukan skema bundling.

    Dalam hal ini, Antam diminta membeli produk perak karena perusahaan mengaku kesulitan menjual perak jika emas sudah dibeli oleh Antam.

    “Dengan bundling ini ada pajak yang muncul di situ PPN 13 persen yang itu berat bagi mereka dan bagi Antam juga tentunya,” imbuh Didi.

    Untuk itu, Antam kemudian mengambil opsi terakhir, yakni dengan melakukan impor emas dari luar negeri.

    “Dari mana Antam mengimpornya? Dari semua perusahaan ataupun lembaga yang terafiliasi dengan LBMA. Jadi kita tidak asal Pak mengimpor dari selalu perusahaan-perusahaan terafiliasi. Ada tiga Pak, bullion bank, refinery, maupun trader,” terang Didi.

    Pada kesempatan yang sama Didi juga membantah jika Antam melakukan ekspor emas.

    Menurutnya, Antam tidak pernah melakukan ekspor emas.

    Kegiatan ekspor emas, kata dia, dilakukan oleh perusahaan lain, selain ANtam.

    “Jadi yang mengekspor emas itu adalah perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia,” tandas dia.

  • Inalum Akuisisi Tambang Bauksit Antam di Kalbar, Rampung Sebelum 2030 – Page 3

    Inalum Akuisisi Tambang Bauksit Antam di Kalbar, Rampung Sebelum 2030 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) tengah menyiapkan langkah strategis untuk memperkuat pasokan bahan baku aluminium. Perusahaan pelat merah itu berencana mengakuisisi tambang bauksit milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Kalimantan Barat sebelum tahun 2030.

    “Kami lagi proses due diligence untuk mencoba membeli salah satu IUP Antam yang paling dekat dengan PT BAI (Borneo Alumina Indonesia),” ujar Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, dikutip dari Antara, Senin (29/9/2025).

    Melati menjelaskan, MIND ID selaku holding BUMN pertambangan menargetkan Inalum memiliki tambang bauksit sendiri pada 2030. Saat ini, diskusi antara Inalum dan Antam terus berlanjut terkait rencana akuisisi tersebut.

    PT BAI, yang berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat, merupakan perusahaan pengolahan bijih bauksit menjadi alumina, bahan baku utama aluminium. BAI sendiri merupakan anak usaha Inalum dan Antam, sekaligus pengelola Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR).

    Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, menegaskan ambisinya untuk meningkatkan kapasitas produksi aluminium nasional dari 275 ribu ton per tahun (KTPA) menjadi 900 ribu KTPA pada 2029. Untuk menopang target itu, SGAR Fase II tengah disiapkan dengan tambahan kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun.

    Selain itu, Antam juga membangun fasilitas washed bauxite berkapasitas 1,47 juta ton per tahun di Mempawah untuk memperkuat pasokan bijih bauksit.

    “Bauksit, alumina, dan aluminium adalah bahan baku krusial yang mendukung industri manufaktur dan energi terbarukan berkelanjutan di Indonesia,” ungkap Maroef.

  • Antam Heboh Bolak-Balik Komunikasi dengan Kejagung, Ini Alasannya

    Antam Heboh Bolak-Balik Komunikasi dengan Kejagung, Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) secara intensif sedang melakukan koordinasi dengan pihak Kejaksaan Agung (Kejagung) RI. Hal itu menyangkut persoalan regulasi yang memicu ketidakpastian dalam penjualan produk mineral, khususnya feronikel dan bauksit.

    Aturan tersebut adalah Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No.268 tahun 2025 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan untuk Penjualan Komoditas Mineral Logam dan Batu Bara.

    Direktur Utama Antam Achmad Ardianto menyatakan, Kepmen itu mewajibkan perusahaan menjual produk tambangnya di atas atau minimal sesuai Harga Patokan Mineral (HPM).

    Menurutnya, ketentuan ini tidak selaras dengan pemahaman aparat penegak hukum (APH), sehingga pihaknya merasa perlu menjalin komunikasi intens dengan pihak-pihak terkait.

    Adapun Antam sedang berkomunikasi dengan pihak Kejaksaan Agung dalam hal ini JAMIntel dan JAM Datun. Kemudian juga sudah dilakukan komunikasi dengan BPKP dan juga BPK.

    “Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan solusi yang terbaik Pak. Karena ini kalau dalam tambang bauksit kami Pak, kami langsung gak bisa nambang Pak karena stockpile penuh,” tegas Achmad Ardianto.

    “Sementara kita hanya bisa menjual kepada yang terafiliasi dengan BAI dengan pihak Inalum. Untuk feronikel kita juga jadinya terkunci, kita stock-nya sudah hampir penuh. Kita hanya bisa jual kepada perusahaan yang kontraknya sudah berjalan dalam hal ini kemarin terakhir dengan Posco,” tambah Achmad Ardianto.

    Berdasarkan Kepmen No.268 tahun 2025 tersebut, perusahaan tambang mineral dan batu bara dalam melakukan penjualan mineral logam atau batu bara yang diproduksi harus mengacu pada Harga Patokan Mineral (HPM) atau Harga Patokan Batu Bara (HPB).

    HPM atau HPB tersebut merupakan harga batas bawah penjualan mineral logam atau batu bara oleh perusahaan tambang atau pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) tahap Operasi Produksi, IUPK ataupun Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B).

    Namun, bila harga mineral logam atau batu bara yang dijual atau tertera pada kontrak penjualan di bawah HPM atau HPB, maka HPM atau HPB tetap digunakan dalam penghitungan kewajiban perpajakan dan menjadi harga dasar dalam pengenaan iuran produksi.

    Kepmen ESDM ini berlaku pada tanggal ditetapkan yakni 8 Agustus 2025.

    Achmad Ardianto menambahkan, adapun industri yang tidak terdampak adalah perusahaan-perusahaan yang izinnya berasal dari Kementerian Perindustrian berupa IUI, atau bukan dari Kementerian ESDM.

    “Yang perusahaan-perusahaan China yang IUI dasarnya mereka tidak terikat kepada peraturan Kepmen 268 Pak,” paparnya.

    Situasi yang ada tersebut dinilai menghambat operasional Antam secara signifikan, terutama pada penjualan feronikel yang hanya bisa dilakukan kepada mitra lama seperti Posco. Sementara, penjualan ke pihak lain dinilai tidak memungkinkan karena harga jual yang di bawah HPM bisa dianggap melanggar aturan oleh APH. “Nanti dampaknya kepada dividen dan juga kepada pajak Pak,” tandasnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • RI Produsen Emas, Tapi Nyatanya Masih Impor Besar-Besaran!

    RI Produsen Emas, Tapi Nyatanya Masih Impor Besar-Besaran!

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menyampaikan masih harus melakukan impor emas dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Mengingat, dari total kebutuhan puluhan ton, produksi perusahaan hanya mencapai 1 ton per tahun.

    Direktur Utama Antam Achmad Ardianto menyatakan, kebutuhan masyarakat akan emas terus mengalami peningkatan. Tercatat, pada tahun lalu penjualan emas mencapai 37 ton, dan ditargetkan pada tahun ini mencapai 45 ton.

    Persoalannya, kata Achmad Ardianto, tambang milik Antam yang saat ini satu-satunya ada di Pongkor, Jawa Barat itu produksinya hanya mencapai 1 ton per tahun.

    “Jadi emas yang dihasilkan oleh Antam, ditambang oleh Antam itu cuma 1 ton setahun. Sementara kebutuhan masyarakat tahun lalu 37 ton, sekarang 43 ton,” ungkap Achmad Ardianto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Senin (29/9/2025).

    Nah untuk memnuhi kebutuhan masyarakat akan emas itu, Antam memiliki beberapa opsi. Pertama, mengambil dari pasar lokal atau buycabk. “Jadi emas-emas masyarakat yang dulu dibeli di Antam kemudian butuh cash dijual kembali ke Antam, itu menjadi sumber bagi kami untuk dicetak dengan versi yang baru. Itu cuma 2,5 ton satu tahun dapatnya,”

    Kedua, emas berasal dari perusahaan-perusahaan tambang di Indonesia yang memurnikannya di Antam. Di mana, Antam akan menawarkan pembelian emas kepada perusahaan tersebut.

    “Nah soalnya adalah tidak ada aturan yang mewajibkan mereka untuk menjual ke Antam. Jadi menjadi fleksibilitas bagi perusahaan tambang di Indonesia untuk menjualnya di dalam negeri ataupun mengekspor,” ungkap Achmad Ardianto.

    Ketiga, membeli sourcing emas dari luar negeri atau impor yang berasal dari perusahaan dan lembaga yang terafiliasi dengan London Bullion Market Association (LBMA). Baik itu bullion bank, refinery, maupun trader.

    “Jadi kita tidak asal Pak mengimpor, selalu dari perusahaan-perusahaan terafiliasi. Ada tiga Pak, bullion bank, refinery, maupun trader,” katanya. “Lalu kenapa Antam impor? Ya judulnya terpaksa Pak. Karena kebutuhan masyarakat besar sementara sumber tidak ada,” ungkapnya.

    Neraca Emas RI

    Dalam Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batu Bara Nasional Tahun 2025, data yang tercatat hingga akhir 2024, total cadangan bijih emas primer mencapai 3,46 miliar ton dengan total cadangan logam emas primer mencapai 3.444 ton.

    Sedangkan, sumber daya emas primer di dalam negeri juga masih melimpah. Total sumber daya bijih emas primer di Indonesia sebanyak 17,24 miliar ton dengan total sumber daya logam emas primer mencapai 12.364 ton.

    Tercatat, produksi logam emas primer di Indonesia per tahun 2024 mencapai 17 ton dan produksi konsentrat emas primer per tahun 2024 mencapai 1,4 juta ton.

    Meski terhitung masih melimpah, nyatanya cadangan emas di Indonesia masuk dalam urutan ke 46 negara dengan cadangan emas terbesar dunia.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga Emas 24 Karat Hari Ini 25 September 2025: Antam Turun, Pegadaian Kompak Naik – Page 3

    Harga Emas 24 Karat Hari Ini 25 September 2025: Antam Turun, Pegadaian Kompak Naik – Page 3

    Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Kamis, 25 September 2025, mengalami penurunan signifikan. Tercatat, harga emas Antam turun sebesar Rp 3.000 per gram.

    Kini, harga emas Antam berada di level Rp 2.171.000 per gram, setelah sebelumnya dipatok Rp 2.174.000 per gram. Penurunan ini juga diikuti oleh harga pembelian kembali (buyback) emas Antam.

    Harga buyback emas Antam juga turun Rp 3.000, menjadi Rp 2.018.000 per gram. Perubahan ini mencerminkan kondisi pasar emas yang dinamis dan perlu dicermati oleh para pemilik emas.

    Harga emas 0,5 gram: Rp 1.135.500
    Harga emas 1 gram: Rp 2.171.000
    Harga emas 2 gram: Rp 4.286.000
    Harga emas 3 gram: Rp 6.409.000
    Harga emas 5 gram: Rp 10.659.000
    Harga emas 10 gram: Rp 21.240.000
    Harga emas 25 gram: Rp 52.937.500
    Harga emas 50 gram: Rp 105.755.000
    Harga emas 100 gram: Rp 211.390.000
    Harga emas 250 gram: Rp 528.087.500
    Harga emas 500 gram: Rp 1.055.875.000
    Harga emas 1.000 gram: Rp 2.111.600.000

  • Harga Emas 24 Karat Hari Ini 25 September 2025: Antam Turun, Pegadaian Kompak Naik – Page 3

    Harga Emas Antam Hari Ini 22 September 2025 Lebih Mahal Rp 1.000, Cek di Sini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali naik. Harga emas Antam hari ini, Senin (22/9/2025) lebih mahal Rp 1.000.

    Harga emas Antam menjadi Rp 2.123.000 per gram dari perdagangan Sabtu lalu yang di posisi 2.122.000.

    Demikian untuk harga emas untuk pembelian kembali (buyback) juga menguat Rp 1.000 menjadi Rp 1.970.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.970.000 per gram.

    Pada perdagangan sebelumnya, harga emas Antam menyentuh rekor termahal di Rp 2.115.000. Rekor sebelumnya dicetak pada 11 September 2025 di angka Rp 2.095.000 per gram. Dengan demikian, harga emas Antam kembali cetak rekor termahal di 2.123.000.

    Sedangkan untuk harga buyback termahal sebelumnya dibukukan pada 11 September 2025 di angka Rp 1.942.000 per gram.

    Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017, transaksi buyback akan dikenakan potongan pajak.

    Untuk penjualan kembali emas batangan dengan nominal di atas Rp 10 juta, berlaku Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar:

    1,5% bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP)3% bagi non-NPWPPPh 22 atas transaksi buyback akan dipotong langsung dari total nilai penjualan.

    Daftar Harga Emas Antam

    Berikut rincian harga emas Antam hari ini 22 September 2025:‎‎

    Harga emas 0,5 gram: Rp 1.111.500.
    ⁠Harga emas 1 gram: Rp 2.123.000.
    ⁠Harga emas 2 gram: Rp 4.190.000.
    ⁠Harga emas 3 gram: Rp 6.265.000.
    ⁠Harga emas 5 gram: Rp 10.419.000.
    ⁠Harga emas 10 gram: Rp 20.760.000.
    Harga emas 25 gram: Rp 51.737.500.
    ⁠Harga emas 50 gram: Rp 103.355.000.
    ⁠Harga emas 100 gram: Rp 206.590.000.
    ⁠Harga emas 250 gram: Rp 516.087.500.
    Harga emas 500 gram: Rp 1.031.875.000.
    ⁠Harga emas 1.000 gram: Rp 2.063.600.000

  • Harga Emas Perhiasan Hari Ini 20 September 2025, Termahal Tembus Segini – Page 3

    Harga Emas Perhiasan Hari Ini 20 September 2025, Termahal Tembus Segini – Page 3

    Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) meroket. Harga emas Antam hari ini, Sabtu (20/9/2025) naik Rp 32.000 usai anjlok dalam 2 hari.

    Harga emas Antam naik menjadi Rp 2.122.000 per gram dari perdagangan Jumat kemarin yang berada di posisi posisi 2.090.000.

    Demikian untuk harga emas untuk pembelian kembali (buyback) juga naik Rp 32.000 menjadi Rp 1.969.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.969.000 per gram.

    Pada perdagangan sebelumnya, harga emas Antam menyentuh rekor termahal di Rp 2.115.000. Rekor sebelumnya dicetak pada 11 September 2025 di angka Rp 2.095.000 per gram.

    Sedangkan untuk harga buyback termahal sebelumnya dibukukan pada 11 September 2025 di angka Rp 1.942.000 per gram.

    Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017, transaksi buyback akan dikenakan potongan pajak.

    Untuk penjualan kembali emas batangan dengan nominal di atas Rp 10 juta, berlaku Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar:

    1,5% bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP)3% bagi non-NPWPPPh 22 atas transaksi buyback akan dipotong langsung dari total nilai penjualan.

     

  • Harga Emas Perhiasan Hari ini 19 September 2025, 24 Karat Dipatok Segini – Page 3

    Harga Emas Perhiasan Hari ini 19 September 2025, 24 Karat Dipatok Segini – Page 3

    Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) merosot dari level tertingginya. Harga emas Antam hari ini, Jumat (19/9/2025) terpangkas Rp 8.000 usai anjlok Rp 17.000 kemarin.

    Harga emas Antam turun menjadi Rp 2.090.000 per gram dari perdagangan Kamis kemarin yang berada di posisi posisi 2.098.000.

    Demikian untuk harga emas untuk pembelian kembali (buyback) juga merosot Rp 8.000 menjadi Rp 1.937.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.937.000 per gram.

    Pada perdagangan kemarin, harga emas Antam menyentuh rekor termahal di Rp 2.115.000. Rekor sebelumnya dicetak pada 11 September 2025 di angka Rp 2.095.000 per gram.

    Sedangkan untuk harga buyback termahal sebelumnya dibukukan pada 11 September 2025 di angka Rp 1.942.000 per gram.

    Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017, transaksi buyback akan dikenakan potongan pajak.

    Untuk penjualan kembali emas batangan dengan nominal di atas Rp 10 juta, berlaku Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar:

    1,5% bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP)3% bagi non-NPWPPPh 22 atas transaksi buyback akan dipotong langsung dari total nilai penjualan.

    Daftar Harga Emas Antam

    Berikut rincian harga emas Antam hari ini 19 September 2025:‎‎

    Harga emas 0,5 gram: Rp 1.095.000
    Harga emas 1 gram: Rp 2.090.000
    Harga emas 2 gram: Rp 4.120.000.
    Harga emas 3 gram: Rp 6.155.000‎
    Harga emas 5 gram: Rp 10.225.000‎
    Harga emas 10 gram: Rp 20.395.000.
    Harga emas 25 gram: Rp 50.863.000‎
    Harga emas 50 gram: Rp 101.645.000.
    Harga emas 100 gram: Rp 203.212.000.
    Harga emas 250 gram: Rp 507.765.000.
    Harga emas 500 gram: Rp 1.015.320.000.
    Harga emas 1.000 gram: Rp 2.030.600.000.

  • Update Harga Emas Hari Ini (Antam, UBS, Galeri24): Panduan Beli dan Prediksi Peluang Investasi Emas – Page 3

    Update Harga Emas Hari Ini (Antam, UBS, Galeri24): Panduan Beli dan Prediksi Peluang Investasi Emas – Page 3

    Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Jumat, 19 September 2025, kembali menorehkan kenaikan. Harga emas Antam berada di level Rp 2.115.000 per gram, naik Rp 10.000 dibandingkan perdagangan sebelumnya yang berada di Rp 2.105.000 per gram. Kenaikan ini menandai rekor baru dalam perdagangan emas domestik. 

    Untuk harga pembelian kembali (buyback), emas Antam juga menguat Rp 10.000 menjadi Rp 1.962.000 per gram. Harga buyback ini merupakan patokan jika investor ingin menjual kembali emas ke Antam.

    Selain emas Antam, harga emas UBS dan Galeri24 yang diperdagangkan melalui Pegadaian juga menunjukkan tren naik. Pada Jumat (19/9/2025), harga emas UBS dipatok Rp 2.125.000 per gram, sedangkan emas Galeri24 diperdagangkan di level Rp 2.087.000 per gram. Keduanya turut menguat dibandingkan perdagangan sebelumnya.

    Mengacu pada data Galeri24 Pegadaian per 19 September 2025, berikut rincian harga jual dan buyback emas Antam, UBS, dan Galeri24 dari 0,5 gram hingga 1.000 gram.

    Harga Emas Antam

    0,5 gr: Rp 1.146.000 / Buyback Rp 970.000
    1 gr: Rp 2.187.000 / Buyback Rp 1.940.000
    2 gr: Rp 4.310.000 / Buyback Rp 3.881.000
    5 gr: Rp 10.697.000 / Buyback Rp 9.704.000
    10 gr: Rp 21.335.000 / Buyback Rp 19.408.000
    25 gr: Rp 53.207.000 / Buyback Rp 48.283.000
    50 gr: Rp 106.331.000 / Buyback Rp 96.566.000
    100 gr: Rp 212.581.000 / Buyback Rp 193.132.000
    250 gr: Rp 531.176.000 / Buyback Rp 480.451.000
    500 gr: Rp 1.062.132.000 / Buyback Rp 960.903.000
    1.000 gr: Rp 2.124.222.000 / Buyback Rp 1.921.807.000

    Harga Emas UBS

    0,5 gr: Rp 1.150.000 / Buyback Rp 970.000
    1 gr: Rp 2.125.000 / Buyback Rp 1.940.000
    2 gr: Rp 4.217.000 / Buyback Rp 3.881.000
    5 gr: Rp 10.420.000 / Buyback Rp 9.704.000
    10 gr: Rp 20.730.000 / Buyback Rp 19.408.000
    25 gr: Rp 51.722.000 / Buyback Rp 48.283.000
    50 gr: Rp 103.230.000 / Buyback Rp 96.566.000
    100 gr: Rp 206.379.000 / Buyback Rp 193.132.000
    250 gr: Rp 515.794.000 / Buyback Rp 480.451.000
    500 gr: Rp 1.030.374.000 / Buyback Rp 960.903.000

    Harga Emas Galeri24

    0,5 gr: Rp 1.095.000 / Buyback Rp 971.000
    1 gr: Rp 2.087.000 / Buyback Rp 1.942.000
    2 gr: Rp 4.113.000 / Buyback Rp 3.885.000
    5 gr: Rp 10.205.000 / Buyback Rp 9.713.000
    10 gr: Rp 20.355.000 / Buyback Rp 19.427.000
    25 gr: Rp 50.762.000 / Buyback Rp 48.331.000
    50 gr: Rp 101.443.000 / Buyback Rp 96.662.000
    100 gr: Rp 202.785.000 / Buyback Rp 193.325.000
    250 gr: Rp 506.712.000 / Buyback Rp 480.932.000
    500 gr: Rp 1.012.925.000 / Buyback Rp 961.864.000
    1.000 gr: Rp 2.025.849.000 / Buyback Rp 1.923.729.000