BUMN: PT Aneka Tambang Tbk

  • Harga Perak Hari Ini 30 Oktober Menguat meski Harga Emas Anjlok

    Harga Perak Hari Ini 30 Oktober Menguat meski Harga Emas Anjlok

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga perak domestik dari PT Aneka Tambang Tbk (Antam) melonjak pada perdagangan Kamis (30/10/2025). Kenaikan ini berbeda dengan harga emas Antam yang melemah. Namun, harga perak global terpantau stabil.

    Berdasarkan laman Logam Mulia, harga perak Antam melonjak Rp 350 per gram hingga berada di level Rp 25.590 per gram. Harga terakhir perak, yakni Rp 25.600 per gram.

    Untuk varian perak batangan, harga ukuran 250 gram kini mencapai Rp 5,950 juta, sedangkan 500 gram dibanderol Rp 11,5 juta.

    Di pasar internasional, harga perak juga menunjukkan stabil di US$ 47,55 per ons troi, platinum naik 0,35% ke US$ 1.594,95, dan palladium menguat 0,1% ke US$ 1.403,4 per ons troi.

    Melansir CBS, selama lima tahun terakhir, harga perak menunjukkan tren kenaikan yang konsisten, naik dari kisaran US$ 20 per ons pada 2020 menjadi hampir US$ 50 per ons saat ini. Kenaikan paling tajam terjadi pada 2025, ketika harga perak berhasil menembus rekor tertingginya.

    Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap logam mulia tersebut di tengah kombinasi faktor seperti inflasi yang berkelanjutan, pelemahan dolar AS, meningkatnya pembelian oleh bank sentral, serta kebutuhan investor akan aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.
     

  • Harga Emas Antam Hari Ini Kamis 30 Oktober 2025 Turun Lagi

    Harga Emas Antam Hari Ini Kamis 30 Oktober 2025 Turun Lagi

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali melemah pada pada perdagangan Kamis (30/10/2025) pagi.

    Melansir Laman Logam Mulia, harga emas Antam turun sebesar Rp 4.000 hingga berada di level Rp 2,263 juta per gram. Sebelumnya, pada Rabu (29/10/2025) harga emas Antam juga turun tinggi Rp 15.000 per gram menjadi Rp 2,267 juta per gram.

    Sementara, harga pembelian kembali emas Antam atau harga buyback emas Antam juga turun Rp 4.000 menjadi Rp 2,128 juta per gram.

    Setiap transaksi jual beli emas batangan dikenakan pajak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 34/PMK.10/2017. Untuk pembelian emas, pemegang nomor pokok wajib pajak (NPWP) dikenai PPh 22 sebesar 0,45%, sedangkan non-NPWP sebesar 0,9%.

    Untuk penjualan kembali (buyback) senilai lebih dari Rp 10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5% bagi pemegang NPWP dan 3% bagi non-NPWP. Potongan pajak tersebut langsung dipungut dari total nilai transaksi, dan setiap pembelian disertai bukti potong PPh 22.

    Adapun harga emas batangan Antam pada Kamis (30/10/2025) pagi tercatat sebagai berikut:

    Harga emas Antam 0,5 gram: Rp 1.181.500
    Harga emas Antam 1 gram: Rp 2.263.000
    Harga emas Antam 2 gram: Rp 4.476.000
    Harga emas Antam 3 gram: Rp 6.696.000
    Harga emas Antam 5 gram: Rp 11.130.000
    Harga emas Antam 10 gram: Rp 22.180.000
    Harga emas Antam 25 gram: Rp 55.285.000
    Harga emas Antam 50 gram: Rp 110.405.000
    Harga emas Antam 100 gram: Rp 220.660.000

    Harga emas Antam 250 gram: Rp 551.340.000
    Harga emas Antam 500 gram: Rp 1.102.400.000
    Harga emas Antam 1.000 gram: Rp 2.203.600.000

  • Prediksi Harga Emas Antam Besok 30 Oktober 2025, Naik Tinggi?

    Prediksi Harga Emas Antam Besok 30 Oktober 2025, Naik Tinggi?

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) diprediksi akan kembali menguat pada perdagangan Kamis (30/10/2025), seiring dengan tren kenaikan harga emas dunia.

    Dalam beberapa hari terakhir, harga emas Antam dan emas global sempat tertekan. Pada Rabu (29/10/2025), harga emas Antam turun sebesar Rp 15.000 per gram menjadi Rp 2,267 juta per gram. Sehari sebelumnya, harganya juga terkoreksi Rp 45.000 per gram.

    Pengamat pasar emas, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan harga emas Antam akan rebound pada perdagangan Kamis.

    “Ada kemungkinan besar (harga logam mulia) akan mengalami kenaikan. Kemungkinan kenaikannya Rp 45.000 (per gram) dalam perdagangan besok,” kata Ibrahim Assuaibi, Rabu (29/10/2025).

    Lebih lanjut, Ibrahim memproyeksikan harga emas Antam berpotensi terus menguat hingga akhir pekan. Ia memperkirakan harga bisa ditutup pada kisaran Rp 2,350 juta hingga Rp 2,4 juta per gram. Proyeksi ini didasarkan pada data teknikal Rabu sore. 

    Kenaikan ini didorong oleh potensi penguatan harga emas dunia, seiring meningkatnya permintaan terhadap aset aman (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Pada hari ini pukul 14.48 WIB, harga emas spot naik 1% menjadi US$ 3.991,59 per troi ons, setelah turun ke level terendah sejak 6 Oktober 2025 pada Selasa (28/10/2025). Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember 2025 juga naik 0,6% menjadi US$ 4.005,60 per troi ons.

  • Laba Antam tumbuh 197 persen jadi Rp6,61 triliun di kuartal III-2025

    Laba Antam tumbuh 197 persen jadi Rp6,61 triliun di kuartal III-2025

    Capaian ini juga merefleksikan efektivitas strategi pengelolaan biaya dan optimalisasi nilai tambah produk yang dijalankan perusahaan.

    Jakarta (ANTARA) – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membukukan laba bersih yang tumbuh 197 persen year on year (yoy) menjadi senilai Rp6,61 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan senilai Rp2,23 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

    Seiring dengan itu, EBITDA perseroan tumbuh 137 persen (yoy) menjadi Rp9,33 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan senilai Rp3,93 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Direktur Utama ANTM Achmad Ardianto dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, mengatakan kinerja itu mencerminkan kekuatan fundamental, dan menjadi semangat seluruh insan perseroan dalam bertransformasi menuju bisnis yang berkelanjutan.

    “Capaian ini juga merefleksikan efektivitas strategi pengelolaan biaya dan optimalisasi nilai tambah produk yang dijalankan perusahaan,” ujar Ardianto.

    Ia mengatakan, perseroan tidak hanya berfokus terhadap peningkatan kinerja keuangan, namun juga penciptaan nilai jangka panjang melalui praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

    “Kami terus berinovasi pada setiap aspek operasional, bisnis, dan sustainability guna menciptakan nilai tambah dan manfaat yang berkelanjutan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan,” ujar Ardianto.

    Perseroan mencatatkan penjualan komoditas emas, nikel dan bauksit yang tumbuh 67 persen (yoy) menjadi Rp72,03 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan sebesar Rp43,20 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Segmen emas berkontribusi sebesar 81 persen, segmen nikel (produk feronikel dan bijih nikel) berkontribusi 15 persen, serta segmen bauksit dan alumina berkontribusi 3 persen terhadap total penjualan perseroan pada kuartal III-2025.

    Penjualan emas tumbuh 64 persen (yoy) menjadi senilai Rp58,67 triliun, penjualan nikel (produk feronikel dan bijih nikel) tumbuh 83 persen (yoy) menjadi senilai Rp11,15 triliun, dan bauksit dan alumina tumbuh 68 persen (yoy) menjadi senilai Rp1,95 triliun.

    Dari pangsa pasar, penjualan domestik perseroan berkontribusi sebesar Rp69,31 triliun atau setara 96 persen dari total penjualan bersih perseroan pada kuartal III-2025.

    Pada kuartal III-2025, perseroan mencatatkan laba kotor yang tumbuh 168 persen (yoy) menjadi senilai Rp10,98 triliun, dibandingkan senilai Rp4,10 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Seiring dengan itu, laba usaha tumbuh 323 persen (yoy) menjadi Rp7,89 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan senilai Rp1,86 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Pada kuartal III-2025, perseroan membukukan penurunan beban keuangan 41 persen (yoy) menjadi Rp103,68 miliar, dibandingkan senilai Rp176,49 miliar, seiring dengan upaya menurunkan interest bearing debt pada 2025 sebagai bagian dari program efisiensi.

    Peningkatan kinerja itu mendorong kenaikan laba bersih per saham dasar menjadi Rp248,62 per saham dasar per kuartal III-2025, atau meningkat signifikan 171 persen (yoy) dibandingkan sebesar Rp91,60 per saham dasar pada periode saham tahun sebelumnya.

    Total aset perseroan tumbuh 17 persen (yoy) Rp48,07 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan senilai Rp40,98 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Nilai ekuitas perseroan tercatat senilai Rp35,20 triliun pada kuartal III-2025, atau tumbuh 16 persen (yoy) dibandingkan senilai Rp30,38 triliun pada periode saham tahun sebelumnya.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga Emas Antam Anjlok Hari Ini 28 Oktober 2025

    Harga Emas Antam Anjlok Hari Ini 28 Oktober 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari ini, Selasa (28/10/2025), kembali jatuh sebesar Rp 45.000 per gram. 

    ‎Berdasarkan data dari laman Logam Mulia Antam, harga emas Antam pada hari ini berada pada level Rp 2,282 juta per gram dari sebelumnya Rp 2,327 juta per gram.

    ‎Pada perdagangan hari ini, harga buyback emas Antam juga turun Rp 45.000 menjadi Rp 2,147 juta per gram.

    ‎Berikut harga emas batangan Antam pada Selasa pagi hari ini:

    ‎Harga emas Antam 0,5 gram: Rp 1.191.000‎Harga emas Antam 1 gram: Rp 2.282.000‎Harga emas Antam 2 gram: Rp 4.514.000Harga emas Antam 3 gram: Rp 6.753.000‎Harga emas Antam 5 gram: Rp 11.225.000‎Harga emas Antam 10 gram: Rp 22.370.000‎Harga emas Antam 25 gram: Rp 55.760.000Harga emas Antam 50 gram: Rp 111.355.000‎Harga emas Antam 100 gram: Rp 222.560.000‎Harga emas Antam 250 gram: Rp 556.090.000‎Harga emas Antam 500 gram: Rp 1.111.900.000‎Harga emas Antam 1.000 gram: Rp 2.222.600.000

    ‎Sehari sebelumnya, harga emas batangan Antam juga jatuh Rp 23.000 per gram. Pada Selasa (21/10/2025), harga emas Antam sempat mencatat rekor tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) pada posisi Rp 2,487 juta per gram.

  • Pasar Nikel Lesu, Proyek Baterai Antam-Huayou Prospektif?

    Pasar Nikel Lesu, Proyek Baterai Antam-Huayou Prospektif?

    Bisnis.com, JAKARTA — Lesunya pasar nikel dan baterai kendaraan listrik global dinilai dapat menahan laju perkembangan megaproyek ekosistem baterai domestik yang digarap Zhejiang Huayou Cobalt Co dan BUMN Indonesia Battery Corporation atau IBC.

    Hingga kini, proyek yang melibatkan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam itu tak kunjung groundbreaking. Sebelumnya, groundbreaking direncanakan pada Agustus 2025 dan mundur ke Oktober 2025.

    Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, lambatnya realisasi proyek bernama Titan itu disebabkan oleh empat faktor utama, mulai dari tekanan harga nikel global hingga ketidakpastian insentif fiskal.

    Bhima menjelaskan, faktor pertama yang menahan laju proyek tersebut adalah situasi harga nikel internasional yang masih melemah. Lesunya pasar nikel turut dipengaruhi oleh permintaan dari China yang belum pulih sepenuhnya.

    “Pada kuartal III/2025, pertumbuhan ekonomi China masih di level 4,8%, turun dari 5% secara tahunan [year-on-year]. Artinya, permintaan terhadap baterai kendaraan listrik yang sebagian besar diekspor ke China ikut melemah,” ujar Bhima kepada Bisnis, Rabu (22/10/2025).

    Kondisi tersebut, kata dia, membuat sejumlah perusahaan perlu meninjau ulang rencana bisnisnya untuk menyesuaikan dengan risiko fluktuasi pasar global. Sementara itu, pasar domestik juga belum cukup kuat menopang industri kendaraan listrik. 

    “Permintaan otomotif di dalam negeri, meskipun sudah mulai muncul kendaraan listrik, belum meningkat signifikan,” tambah Bhima.

    Faktor kedua yang menjadi penghambat adalah persoalan pasokan bijih nikel ke smelter-smelter di dalam negeri. Bhima mengungkapkan, sekitar 25 smelter sempat mengalami gangguan produksi, bahkan sebagian menghentikan operasi.

    “Ketidakpastian pasokan bahan baku nikel memberikan risiko besar terhadap rantai pasok industri baterai kendaraan listrik. Karena itu, kepastian bahan baku menjadi krusial,” jelasnya.

    Adapun, faktor ketiga berkaitan dengan kebijakan fiskal. Sebelumnya, pelaku industri berharap ada insentif seperti tax holiday dan tax allowance untuk mendukung hilirisasi sektor baterai. Namun, penerapan kebijakan global minimum tax mengubah skema tersebut.

    “Aturan baru ini tidak lagi memperbolehkan tarif 0% untuk PPh atau bea ekspor sehingga perhitungan bisnis perusahaan patungan ikut berubah. Di satu sisi, pemerintah harus mematuhi aturan global, tapi di sisi lain perusahaan juga perlu menyesuaikan kembali struktur insentif fiskalnya,” ujar Bhima.

    Sementara itu, faktor keempat berkaitan dengan isu lingkungan dan tata kelola proyek. Sejumlah persoalan seperti amdal, izin lokasi, serta dampak limbah terhadap masyarakat sekitar dinilai masih menjadi perhatian utama.

    “Diharapkan pabrik baterai kendaraan listrik tidak menggunakan pembangkit tenaga batu bara. Maka perlu ada perencanaan energi baru terbarukan [EBT], dan itu butuh waktu untuk transisi,” katanya.

    Bhima menambahkan bahwa ke depan produk baterai yang dihasilkan diharapkan memiliki grade yang layak secara ESG (environmental, social, and governance), bahkan dapat bernilai premium berkat standar lingkungan yang lebih tinggi.

    Adapun, Proyek Titan mencakup investasi pada proyek pertambangan nikel, smelter HPAL, pabrik prekursor/katoda. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Proyek Titan itu bakal berlokasi di Maluku Utara dan ditargetkan rampung pada akhir 2027.

    Dalam Proyek Titan, Antam akan berperan sebagai pemasok bahan baku baterai EV berbasis nikel atau nikel mangan kobalt (NMC). Di samping itu, Antam juga merupakan salah satu pemegang saham IBC, yakni sebesar 25%.

    Proyek Titan merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN) di sektor energi dan mineral, yang ditaksir bernilai lebih dari US$8 miliar atau setara Rp132,6 triliun (asumsi kurs Rp16.576 per US$)

    Terbaru, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung memastikan pemerintah terus mendorong percepatan Proyek Titan. Menurut Yuliot, progres Proyek Titan saat ini masih dalam tahap penyelesaian perjanjian kerja sama antara Antam dan Huayou.

    “Titan ini kita lagi dorong untuk percepatan kerja sama antara Antam sama Huayou, lagi menyelesaikan perjanjian. Mudah-mudahan dalam waktu dekat selesai, kita dorong bagaimana groundbreaking-nya,” ujar Yuliot.

    Perlu Dukungan Pemerintah

    Sementara itu, Ketua Badan Kejuruan Teknik Pertambangan Persatuan Insinyur Indonesia (BK Tambang PII) Rizal Kasli berpendapat terus mundurnya jadwal groundbreaking Proyek Titan bisa disebabkan oleh beberapa hal. Persoalan itu antara lain adalah belum selesainya penandatanganan perjanjian kerja sama yang memuat hak dan kewajiban dan skema bisnis lainnya antar pihak.

    “Kemudian juga kemungkinan belum selesainya studi kelayakan [FS], amdal serta masalah perizinan yang diperlukan belum dapat dipenuhi,” ucap Rizal.

    Padahal, kata dia, atau investasi tersebut berupa PSN tentu akan lebih mudah karena banyak fasilitas yang diberikan pemerintah untuk kemudahan berinvestasi.

    Oleh karena itu, Rizal mengatakan pemerintah harus turun tangan memberikan kepastian bagi para pelaku usaha di Proyek Titan. Salah satunya, dengan mempercepat semua persyaratan dan perizinan.

    “Harus dibantu percepatan semua persyaratan dan perizinan yang diperlukan serta fasilitas-fasilitas yang disetujui,” ujar Rizal.

    Dia menuturkan, Proyek Titan dapat memberikan keuntungan besar bagi Indonesia. Sebab, akan ada investasi besar yang masuk ke Tanah Air.

    Dengan begitu tentu akan menambah terbukanya lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi. 

    “Indonesia diuntungkan dengan adanya industri ini sehingga menjadi salah satu negara dalam ekosistem kendaraan listrik global. Dengan berdirinya industri ini berarti sudah ada dua industri baterai EV dibangun di Indonesia,” tuturnya.

  • Kurang Pasokan, Antam Harap DMO Emas Perkuat Ketersediaan Domestik – Page 3

    Kurang Pasokan, Antam Harap DMO Emas Perkuat Ketersediaan Domestik – Page 3

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka opsi untuk menerapkan kebijakan domestik market obligation (DMO), atau kewajiban pasok dalam negeri untuk komoditas emas.

    Lantaran, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kerap melakukan impor emas demi menutupi kebutuhan dalam negeri yang terus membesar. Di sisi lain, banyak perusahaan tambang lebih memiliki ekspor ketimbang menyetor emas kepada Antam.

    “Jadi gini, menyangkut dengan B2B Antam, itu silakan dibicarakan,” ujar Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

    Bahlil melanjutkan, Antam sebenarnya sudah menjalin kerja sama jual beli emas dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) sebanyak 30 ton, yang berasal dari Tambang Grasberg, Papua.

    “Kan di Freeport, kalau 3 juta konsentrat yang diolah oleh smelter, itu menghasilkan 50 sampai 60 ton emas. Sementara di Amman, di NTB, dengan 970 ribu konsentrat, itu menghasilkan 18 sampai dengan 20 ton emas,” bebernya.

     

  • ANTAM harap DMO emas beri kepastian usaha bagi penambang dan pengolah

    ANTAM harap DMO emas beri kepastian usaha bagi penambang dan pengolah

    ANTAM mendukung penuh langkah pemerintah dalam memastikan masyarakat dapat memperoleh akses terhadap emas dari dalam negeri.

    Lubuklinggau, Sumatera Selatan (ANTARA) – PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) berharap kewajiban pasokan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) untuk komoditas emas diatur secara adil, agar penambang maupun pengolah dapat memperoleh kepastian usaha dan nilai ekonomi yang seimbang.

    “Kebijakan DMO diharapkan disusun dengan prinsip yang transparan dan berkeadilan, sehingga seluruh pelaku di rantai pasok dapat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan industri emas nasional,” ujar Corporate Secretary Division Head ANTAM Wisnu Danandi Haryanto dalam keterangannya yang diterima di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, Sabtu.

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mempertimbangkan untuk menyusun aturan terkait DMO emas. Rencana pengembangan regulasi tersebut juga telah mencuat dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR dengan ANTAM pada akhir September lalu.

    ANTAM, yang merupakan anggota holding BUMN pertambangan MIND ID, mengalami kekurangan pasokan emas karena meningkatnya permintaan dan berkurangnya pasokan akibat longsornya tambang emas PT Freeport, yang menjadi salah satu pemasok emas dalam negeri.

    Agar implementasi aturan DMO tersebut berjalan efektif, Wisnu pun menyampaikan bahwa pihaknya memandang perlu adanya sinkronisasi kebijakan lintas sektor.

    Ia menyatakan penting untuk mengharmonisasikan aspek perpajakan, tata niaga, dan regulasi pendukung lainnya agar dapat menciptakan ekosistem logam mulia emas dan perak yang kuat dan berdaya saing.

    “ANTAM percaya bahwa penyesuaian kebijakan yang tepat akan mendorong tumbuhnya industri logam mulia emas dan perak nasional yang berdaya saing dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan perekonomian nasional,” katanya.

    Wisnu mengatakan pihaknya menyambut baik rencana pemerintah untuk memperkuat ketersediaan emas bagi masyarakat melalui optimalisasi pasokan dari sumber domestik.

    Ia menyatakan kebijakan tersebut dapat menjadi langkah strategis pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan masyarakat, keberlanjutan industri, dan peningkatan nilai tambah komoditas mineral nasional.

    Dia pun menegaskan bahwa besaran kewajiban pasokan dalam negeri tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan pemerintah dan akan mempertimbangkan kebutuhan pasar domestik, kapasitas produksi nasional, serta dinamika industri emas dan perak secara menyeluruh.

    “ANTAM mendukung penuh langkah pemerintah dalam memastikan masyarakat dapat memperoleh akses terhadap emas dari dalam negeri. Kami siap melaksanakan arahan pemerintah dalam rangka memperkuat pasokan emas domestik,” ujar Wisnu Danandi Haryanto.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemerintah Kaji Penerapan DMO Emas, Antam Minta Kebijakan Adil

    Pemerintah Kaji Penerapan DMO Emas, Antam Minta Kebijakan Adil

    Jakarta

    Pemerintah membuka peluang menerapkan skema Domestic Market Obligation (DMO) untuk komoditas emas untuk mengurangi tingginya impor emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam.

    Menanggapi hal tersebut, PT Aneka Tambang Tbk menyambut baik rencana pemerintah untuk memperkuat ketersediaan emas bagi masyarakat Indonesia melalui optimalisasi pasokan dari sumber domestik.

    Corporate Secretary Division Head Antam, Wisnu Danandi Haryanto, mengatakan pihaknya berharap dalam implementasi DMO perlu penerapan prinsip fairness agar seluruh pelaku industri, baik penambang maupun pengolah, memperoleh kepastian usaha dan nilai ekonomi yang seimbang.

    “Kebijakan DMO diharapkan disusun dengan prinsip yang transparan dan berkeadilan, sehingga seluruh pelaku di rantai pasok dapat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan industri emas nasional,” jelas Wisnu dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/10/2025).

    Meski begitu, Antam memandang kebijakan tersebut merupakan langkah strategis pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan masyarakat, keberlanjutan industri, dan peningkatan nilai tambah komoditas mineral nasional.

    “Secara prinsip, Antam memandang rencana Pemerintah untuk memperkuat pasokan emas dari sumber domestik sebagai langkah positif dalam mendukung ketersediaan emas bagi masyarakat Indonesia. Inisiatif ini juga sejalan dengan arah kebijakan hilirisasi nasional serta semangat penguatan nilai tambah mineral sebagaimana diatur dalam ketentuan terbaru Pemerintah,” ujar Wisnu.

    Lebih lanjut Wisnu menegaskan bahwa besaran kewajiban pasokan dalam negeri sepenuhnya merupakan kewenangan Pemerintah. Kebijakan tersebut akan mempertimbangkan kebutuhan pasar domestik, kapasitas produksi nasional, serta dinamika industri emas dan perak secara menyeluruh.

    “Antam mendukung penuh langkah Pemerintah dalam memastikan masyarakat Indonesia dapat memperoleh akses terhadap emas dari dalam negeri. Kami siap melaksanakan arahan Pemerintah dalam rangka memperkuat pasokan emas domestik,” tambahnya.

    Selain itu, Antam juga memandang perlu adanya sinkronisasi kebijakan lintas sektor agar implementasi DMO berjalan efektif. Aspek perpajakan, tata niaga, dan regulasi pendukung lainnya perlu diharmonisasikan untuk menciptakan ekosistem logam mulia emas dan perak yang kuat dan berdaya saing.

    “Antam percaya bahwa penyesuaian kebijakan yang tepat akan mendorong tumbuhnya industri logam mulia emas dan perak nasional yang berdaya saing dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan perekonomian nasional,” tutup Wisnu.

    Sebelumnya, rencana penerapan DMO diungkapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Penerapan skema tersebut bertujuan untuk mengurangi tingginya impor emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam sebanyak 30 ton per tahunnya.

    Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan kemungkinan penerapan skema DMO adanya berbagai pertimbangan. Misalnya memungkinkan adanya penumpukan stok emas.

    “Cuma kalau misalnya nanti ada DMO, seandainya ada DMO, nanti kalau misalnya sananya beroperasi seperti apa. Jangan sampai juga terus malah numpuk,” katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (13/10/2025).

    Pasalnya Antam dan PT Freeport Indonesia (PTFI) telah memiliki perjanjian kerja sama jual beli emas sebanyak 30 ton per tahun. Tetapi, Tri mengatakan saat ini fasilitas smelter Freeport mengalami kendala operasional.

    (ada/ara)

  • Antam Dukung Rencana Pemerintah Perkuat Pasokan Emas Nasional Lewat DMO

    Antam Dukung Rencana Pemerintah Perkuat Pasokan Emas Nasional Lewat DMO

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk atau Antam menyambut baik rencana pemerintah untuk memperkuat ketersediaan emas bagi masyarakat melalui optimalisasi pasokan dari sumber domestik.

    Hal ini merespons Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) yang mengkaji untuk menerapkan skema kewajiban pasok dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) emas

    Adapun wacana Kementerian ESDM itu tak lepas dari Antam yang diketahui masih mengimpor emas sebagai bahan baku logam mulia seberat 30 ton per tahun dari Singapura dan Australia untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

    Corporate Secretary Division Head Antam Wisnu Danandi Haryanto menyampaikan, kebijakan pemerintah merupakan langkah strategis dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan masyarakat, keberlanjutan industri, dan peningkatan nilai tambah komoditas mineral nasional.

    “Secara prinsip, Antam memandang rencana pemerintah untuk memperkuat pasokan emas dari sumber domestik sebagai langkah positif dalam mendukung ketersediaan emas bagi masyarakat Indonesia. Inisiatif ini juga sejalan dengan arah kebijakan hilirisasi nasional serta semangat penguatan nilai tambah mineral sebagaimana diatur dalam ketentuan terbaru Pemerintah,” ujar Wisnu melalui keterangan resmi, Jumat (17/10/2025).

    Wisnu menegaskan bahwa besaran kewajiban DMO sepenuhnya merupakan kewenangan Pemerintah. Kebijakan tersebut akan mempertimbangkan kebutuhan pasar domestik, kapasitas produksi nasional, serta dinamika industri emas dan perak secara menyeluruh.

    “Antam mendukung penuh langkah Pemerintah dalam memastikan masyarakat Indonesia dapat memperoleh akses terhadap emas dari dalam negeri. Kami siap melaksanakan arahan Pemerintah dalam rangka memperkuat pasokan emas domestik,” katanya.

    Dalam implementasinya, Antam menilai pentingnya penerapan prinsip fairness agar seluruh pelaku industri, baik penambang maupun pengolah, memperoleh kepastian usaha dan nilai ekonomi yang seimbang.

    “Kebijakan DMO diharapkan disusun dengan prinsip yang transparan dan berkeadilan, sehingga seluruh pelaku di rantai pasok dapat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan industri emas nasional,” jelas Wisnu.

    Selain itu, Antam juga memandang perlu adanya sinkronisasi kebijakan lintas sektor agar implementasi DMO berjalan efektif. Aspek perpajakan, tata niaga, dan regulasi pendukung lainnya perlu diharmonisasikan untuk menciptakan ekosistem logam mulia emas dan perak yang kuat dan berdaya saing.

    “Antam percaya bahwa penyesuaian kebijakan yang tepat akan mendorong tumbuhnya industri logam mulia emas dan perak nasional yang berdaya saing dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan perekonomian nasional,” tutup Wisnu.

    Sebelumnya, Dirjen Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, penerapan skema DMO perlu dikaji secara mendalam mengenai efeknya secara jangka panjang. Terlebih, Antam sudah memiliki kerja sama jual beli emas dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) sekitar 25 ton sampai 30 ton emas per tahun.

    Memang saat ini pasokan emas dari Freeport belum optimal lantaran adanya beberapa permasalahan yang dialami smelter Freeport. Belum lagi, insiden luncuran material basah di tambang bawah tanah Freeport pada awal September 2025 lalu membuat operasional smelter terhenti sementara. 

    “Cuma kalau seandainya ada DMO, nanti kalau sana [smelter Freeport]-nya beroperasi seperti apa? Jangan sampai malah numpuk,” ujar Tri ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (13/10/2025).

    Di sisi lain, Tri juga akan meninjau dari sisi perpajakan ekspor-impor emas, serta menimbang opsi mana yang lebih menguntungkan. 

    “Itu juga sedang kita ini [kaji], saya belum tahu komposisinya seperti apa antara beli di dalam negeri sama impor,” katanya.