BUMN: PLN

  • Tagihan Listrik Rp12,7 Juta, Kisah Masruroh Penjual Gorengan di Jombang – Halaman all

    Tagihan Listrik Rp12,7 Juta, Kisah Masruroh Penjual Gorengan di Jombang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Masruroh, seorang penjual gorengan keliling di Dusun Blimbing, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kebingungan setelah menerima tagihan listrik sebesar Rp12,7 juta.

    Ia mengaku tidak mungkin melunasi tagihan tersebut, mengingat penghasilannya sehari-hari hanya dari berjualan gorengan.

    Masruroh menerima tagihan listrik atas nama almarhum ayahnya, Naif Usman, melalui pesan WhatsApp menjelang Idulfitri 1446 H.

    Dalam pesan tersebut, tertera tagihan yang harus dibayar dan peringatan bahwa aliran listrik di rumahnya akan diputus jika tidak segera membayar.

    “Saya bayar pakai uang apa? Uang dari mana saya bisa bayar sebanyak itu?” keluh Masruroh pada Kamis, 24 April 2025.

    Penjelasan dari PLN

    Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Jombang, Dwi Wahyu Cahyo Utomo, menjelaskan bahwa pemutusan listrik di rumah Masruroh sudah sesuai prosedur.

    Masalah ini bermula sejak 2022, ketika daya listrik rumahnya bertambah dari 450 watt menjadi 2.200 watt tanpa pengukuran yang sah.

    PLN kemudian mengenakan denda dan tagihan susulan sebesar Rp19 juta kepada Masruroh.

    Meskipun awalnya setuju untuk mencicil, Masruroh tidak dapat melanjutkan pembayaran sejak Desember 2022.

    Setelah beberapa kali mengalami pemutusan listrik, Masruroh kembali mendapatkan tagihan Rp12,7 juta karena ditemukan sambungan listrik dari rumah tetangga.

    Namun, Dwi menegaskan bahwa masalah ini terjadi akibat kesalahpahaman.

    Setelah pertemuan, disepakati bahwa Masruroh dapat membayar sisa tagihannya secara cicilan selama 36 kali.

    “Sekarang ini sudah selesai masalahnya dengan PLN, tidak ada masalah apa-apa lagi,” ujar Masruroh.

    Dukungan dari Pedagang Lain

    Sebagai bentuk solidaritas, para pedagang di Jombang yang tergabung dalam Serikat Pedagang Kaki Lima (Spekal) menggalang dana untuk membantu Masruroh.

    Fattah dan rombongan juga berusaha menemui pimpinan DPRD Jombang dan pihak PLN untuk membahas masalah ini, namun tidak menemukan mereka di lokasi.

    “Kami tetap menggalang dana dan akan membantu Bu Masruroh,” tambahnya.

    Masruroh berharap dukungan ini dapat meringankan bebannya dan memulihkan keadaan setelah masalah tagihan listrik yang membingungkan ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tagihan Listrik Rp12,7 Juta, Kisah Masruroh Penjual Gorengan di Jombang – Halaman all

    Terungkap Penyebab Penjual Gorengan di Jombang Nunggak Tagihan Rp12 Juta, Ayah Masruroh Curi Listrik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terungkap penyebab penjual gorengan asal Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Masruroh, bisa memiliki tunggakan tagihan pembayaran listrik hingga Rp12,7 juta.

    Pihak PT PLN (Persero) pun telah buka suara terkait peristiwa tersebut.

    Dikutip dari Tribun Jatim, ternyata Masruroh melakukan pencurian aliran listrik sehingga dijatuhi sanksi berupa denda.

    Lalu, akibat tidak membayar denda tersebut, maka aliran listrik di rumah Masruroh diputus.

    Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Jombang, Dwi Wahyu Cahyo Utomo, menuturkan pihaknya telah melakukan penertiban terkait jaringan listrik di kediaman Masruroh pada 14 September 2022.

    Sementara, sosok yang melakukan pencurian listrik adalah ayah Masruroh bernama Naif Usman.

    “Ditemukan rumah yang ditempati Masruroh dengan nama pelanggan Naif Usman (ayah Masruroh) menyambung ke instalasi rumah tanpa melalui pengukuran dan pembatas daya,” kata Dwi dalam keterangannya, Sabtu (26/4/2025).

    Akibatnya, Masruroh dijatuhi tagihan susulan sebesar Rp19 juta. Dalam negosiasi yang terjadi, Masruroh pun setuju untuk menyicil tagihan tersebut.

    Lalu, Masruroh sempat melakukan pembayaran uang muka sebesar Rp3,8 juta. Namun, dirinya akhirnya menunggak cicilan sejak Desember 2022.

    Setelah itu, pihak PLN melakukan pemutusan aliran listrik di rumah Masruroh.

    Tak cuma sekali, masalah terkait aliran listrik di rumah Masruroh kembali terjadi pada Maret 2025 lalu.

    Adapun PLN menemukan adanya aliran listrik dari rumah atas nama Chusnul Cotimah yang mengalir dari kediaman Masruroh.

    PLN langsung mengamankan aliran listrik tersebut untuk mencegah bahaya.

    Masruroh Sudah Terima Penjelasan dari PLN, Bakal Cicil Tagihan 36 Kali

    Pertemuan antara PLN dan Masruroh pun telah digelar agar permasalahan ini segera selesai.

    Dalam pertemuan tersebut, akhirnya Masruroh menyanggupi untuk membayar sisa tagihannya dengan mencicil sebanyak 36 kali.

    Dia juga menegaskan segala masalah terkait aliran listrik dan tagihan terhadapnya sudah selesai.

    Di sisi lain, PLN juga akan memperbaiki aliran listrik di rumah Masruroh dengan memasang jaringan baru.

    “Terima kasih ke PLN, sekarang ini sudah selesai masalahnya dengan PLN, tidak ada masalah apa-apa lagi, sudah ada persetujuan, sudah ada solusinya yang bagus,” ujar Masruroh.

    Awal Mula Kasus

    Kasus ini bermula ketika Masruroh sempat mengeluhkan adanya tagihan listrik sebesar Rp12,7 juta atas nama ayahnya yaitu Naif Usman yang telah meninggal dunia sejak 1992 lalu.

    Mulanya, daya listrik di rumah Masruroh hanya 450 watt tetapi lalu bertambah menjadi 900 watt.

    Namun, usai suaminya meninggal tahun 2014, dia baru mengetahui listrik di rumahnya memiliki daya mencapai 2.200 watt.

    Setelah itu, Masruroh membagi rumah menjadi empat bagian untuk disewakan.

    Tiga bagian disewakan ke keluarga lain, sementara ia tinggal di bagian belakang rumah.

    Masalah mulai muncul pada 2022, ketika PLN menemukan dugaan pencurian listrik. Karena tidak mampu membayar denda besar, Masruroh pasrah listrik rumahnya diputus.

    Beberapa waktu ia menumpang listrik dari rumah tetangga.

    Namun, menjelang Idul Fitri 2025, ia kembali menerima tagihan Rp 12,7 juta dan kesulitan mengisi token di meteran tetangga yang menyuplai listrik ke rumahnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jatim dengan judul “Pantas PLN Santai usai Disoroti soal Tagihan Rp 12,7 Juta Penjual Gorengan, Masruroh: Terima Kasih”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jatim/Ignatia)

  • Spekal Jombang Galang Dana Bantu Pedagang Gorengan Terkena Denda PLN Rp12 Juta

    Spekal Jombang Galang Dana Bantu Pedagang Gorengan Terkena Denda PLN Rp12 Juta

    Jombang (beritajatim.com) – Aksi solidaritas untuk membantu sesama kembali ditunjukkan para pedagang kaki lima di Jombang. Serikat Pedagang Kaki Lima (Spekal) Kabupaten Jombang menggelar aksi simpatik dengan menggalang dana berupa koin dari anggotanya untuk membantu seorang janda penjual gorengan bernama Masruroh, yang mendadak mendapat tagihan denda listrik sebesar Rp12 juta dari PLN.

    Bermodal kardus seadanya dan pengeras suara, pengurus Spekal berkeliling ke sejumlah pedagang kaki lima di kawasan Kebonrojo, Kecamatan Jombang Kota. Mereka menyampaikan ajakan untuk ikut membantu meringankan beban Masruroh, warga Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang.

    Aksi penggalangan dana ini dilakukan secara sukarela. Para pedagang kaki lima menyambut positif gerakan tersebut dan memberikan sumbangan seikhlasnya. Gerakan ini tidak hanya akan berhenti di kawasan Kebonrojo, melainkan akan diperluas ke seluruh wilayah Kabupaten Jombang.

    Sejumlah tim pun telah dibentuk untuk menjangkau lebih banyak titik agar target pengumpulan dana sebesar Rp12 juta dapat segera tercapai.

    Ketua Spekal Jombang, Joko Fatah Rokhim, mengungkapkan keprihatinannya terhadap denda yang menimpa pedagang kecil tersebut. Pihaknya pun berinisiatif untuk mengajak seluruh jaringan pedagang kaki lima ikut serta dalam aksi solidaritas ini.

    “Rencananya jika nilai sumbangan sudah sesuai dengan nilai tanggungan, akan diserahkan kepada PLN sebagai bentuk sindiran kepada badan usaha milik negara tersebut,” ungkap Joko Fatah Rokhim, Sabtu (26/4/2025).

    Ia menambahkan, pihaknya menyayangkan pemberian tagihan yang dinilai tidak berpihak pada warga tidak mampu. Spekal, lanjutnya, akan terus mendampingi dan mengawal kasus ini agar Masruroh bisa terlepas dari jeratan tanggungan PLN tersebut.

    Gerakan ini menjadi potret nyata solidaritas antar pedagang kecil yang tidak hanya saling menjaga roda ekonomi, tapi juga saling menguatkan dalam menghadapi beban hidup yang berat. [suf]

  • Top 3 Tekno: Vivo V50 Lite Resmi Hadir di Pasar Indonesia hingga Solusi Digital PLN Icon Plus – Page 3

    Top 3 Tekno: Vivo V50 Lite Resmi Hadir di Pasar Indonesia hingga Solusi Digital PLN Icon Plus – Page 3

    Kebutuhan akan konektivitas yang cepat, stabil, dan aman tidak dimungkiri telah menjadi fondasi utama dalam mendorong pelayanan publik yang efektif dan efisien.

    Menjawab tantangan tersebut, PLN Icon Plus pun menghadirkan solusi teknologi informasi dan komunikasi terintegrasi lewat layanan Internet Broadband, IPVPN, dan bundling inovatif Paket AMAN (Akses Maksimal Aman dan Nyaman).

    Dikutip dari siaran pers yang diterima, Jumat (25/4/2025), PLN Icon Plus, sebagai anak perusahaan PLN hadir untuk menjadi mitra strategis dalam mendukung perjalanan digitalisasi instansi pemerintah di seluruh Indonesia.

    Baca Selengkapnya di Sini

  • Undip Canangkan Pemulihan Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah – Halaman all

    Undip Canangkan Pemulihan Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah warga di pesisir pantai utara Jawa Tengah menjadi sasaran Program Kolaborasi Restorasi Ekosistem dan Pemberdayaan Masyarakat.

    Mereka bertempat tinggal di Desa Morodemak, Purworejo, dan Margolinduk, Kabupaten Demak.

    “Kerjasama kegiatan penelitian, riset, maupun program pengabdian memang ditujukan membawa manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan,” kata Rektor Undip, Prof Dr Suharnomo dalam keterangannya pada Jumat (25/4/2025).

    Selain pelatihan teknis, masyarakat juga dibekali keterampilan pemasaran digital dan penguatan kelembagaan lokal.

    Pendekatan zero waste diterapkan dalam pengolahan limbah ikan menjadi produk bernilai tambah seperti pakan ternak dan tepung ikan. 

    “Semua ini diarahkan agar masyarakat mampu mengelola sumber daya laut secara mandiri dan berkelanjutan,” tuturnya.

    Dalam program ini, Undip menggandeng PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan PT PLN. 

    Peresmian pelaksanaan program ini berlangsung di kampus Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, pada Jumat (25/4/2025).

    Sementara itu, Group Head Sekretaris Perusahaan Pelindo, Ardhy Wahyu Basuki mengatakan program ini adalah bentuk nyata kontribusi Pelindo mendukung keberlanjutan ekosistem laut dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. 

    “Kami percaya kolaborasi lintas sektor penting untuk menciptakan dampak sosial yang lebih luas dan berkelanjutan,” ujarnya.
     
    Program yang diinisiasi oleh Pelindo ini tidak hanya menyasar pemulihan lingkungan pesisir, tetapi juga peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat melalui teknologi perikanan dan inovasi produk olahan laut. 

    Bantuan yang disalurkan mencakup alat GPS dan sistem analisis satelit untuk mendukung nelayan dalam menentukan lokasi penangkapan ikan secara lebih presisi, peralatan pengolahan hasil tangkap, serta teknologi pemanfaatan limbah ikan.

  • Sosok Masruroh, Penjual Gorengan di Jombang Dapat Tagihan Listrik Rp12,7 Juta, Dituduh Mencuri – Halaman all

    Sosok Masruroh, Penjual Gorengan di Jombang Dapat Tagihan Listrik Rp12,7 Juta, Dituduh Mencuri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Warga Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bernama Masruroh, terkejut saat mendapat tagihan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp12,7 juta.

    Mengetahui tagihan listriknya mencapai belasan juta, Masruroh kebingungan dari mana uang untuk membayarnya.

    “Saya bayar pakai uang apa? Uang dari mana saya bisa bayar sebanyak itu?” kata Masruroh, Kamis (24/4/2025), dilansir TribunJatim.com.

    Lantas, siapakah sosok Masruroh?

    Masruroh merupakan warga Dusun Blimbing, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.

    Ia seorang janda yang memiliki satu anak.

    Ayahnya sudah meninggal sejak 1992. Ia juga tak memiliki seorang suami.

    “Ayah, suami saya sudah tidak ada,” ujar Masruroh.

    Untuk mencukupi kebutuhannya, sehari-hari Masruroh bekerja sebagai penjual goreng keliling.

    “Saya ini hidup dari jualan gorengan keliling saja,” imbuh dia.

    Masruroh diketahui tinggal bersama penyewa yang menempati ruangan di samping rumahnya.

    Ia diketahui hidup seorang diri.

    Dituding Mencuri Listrik

    Masruroh mendapat tagihan listrik Rp12,7 juta sesaat menjelang Idulfitri 1446 H.

    Tak hanya tagihan, Masruroh juga diancam listrik rumahnya bakal diputus jika tidak kunjung membayar.

    Karena memang Masruroh tak punya uang, listrik di rumahnya pun diputus. Pada Kamis, token listrik miliknya tidak dapat diisi.

    “Saya jujur tidak mampu membayar uang sebanyak itu,” aku Masruroh.

    Masruroh sendiri mengaku dirinya dituduh mencuri listrik, hingga akhirnya mendapat tagihan dari PLN.

    Terkait hal itu, Team Leader Pelayanan Pelanggan PLN UP3 Jombang-Mojokerto, Virna Septiana Devi, memberikan penjelasan.

    Ia mengatakan pelanggan yang memiliki tunggakan, memang tidak diizinkan untuk menerima pasokan listrik.

    “Jika ada pelanggan yang masih memiliki piutang, itu tidak boleh (menggunakan listrik)” jelasnya.

    Virna pun menyebut, jalan keluar yang paling memungkinkan bagi Masruroh, adalah mencicil utang tagihan sampai lunas.

    Pedagang di Jombang Galang Dana untuk Masruroh

    Sebagai bentuk solidaritas, pedagang se-Kabupaten Jombang yang bernaung di bawah Serikat Pedagang Kaki Lima (Spekal), menggalang dana untuk membantu Masruroh.

    Koordinator Spekal Jombang, Joko Fattah Rochim, mengungkapkan penggalangan dana itu diharapkan bisa membantu beban Masruroh yang berstatus janda.

    “Kami menggalang koin untuk Ibu Masruroh, janda pedagang gorengan.”

    “Sedikit dari teman-teman pedagang lain saya harap bisa membantu Ibu Masruroh,” kata Fattah, Jumat (25/4/2025).

    Fattah dan rombongan juga sempat mendatangi gedung DPRD Jombang untuk menemui pimpinan Dewan maupun yang bisa mewakili.

    Namun, saat tiba di lokasi, kantor dewan sepi karena para wakil rakyat sedang menjalani Kunjungan Kerja (Kunker).

    Hal serupa juga dialami Fattah dan rombongan saat mendatangi Kantor PLN Jombang.

    Mereka hanya ditemui oleh satpam. Karena itu, Fattah dan rekan-rekannya memutuskan untuk mengatur ulang waktu berkunjung ke PLN.

    “Kami tetap menggalang dana dan kalau perlu kami uang nanggung, dan kami bayar ke PLN. Nanti akan kami hitung jumlahnya berapa untuk membantu Bu Masruroh,” tukas dia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Penjual Gorengan Syok Ditagih PLN Bayar Listrik Rp12,7 Juta, Token Tak Bisa Diisi: Uang dari Mana?

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJatim.com/Ani Susanti/Anggit Puji Widodo)

  • Sosok Masruroh, Penjual Gorengan di Jombang Dapat Tagihan Listrik Rp12,7 Juta, Dituduh Mencuri – Halaman all

    Kisah Sedih Janda Tua Miskin Dituduh Curi Listrik PLN, Didenda Rp 12,7 Juta: Saya Bayar Pakai Apa? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG –  Masruroh syok.

    Janda tua di Jombang, Jawa Timur, tak habis pikir dengan nasibnya kini.

    Perempuan miskin yang sehari-harinya menyambung hidup dengan menjual gorengan ini dituduh mencuri aliran listrik PLN.

    Di tengah kemiskinan yang masih membelitnya, dia ditagih PLN harus membayar denda Rp 12,7 juta.

    Ibu tunggal yang sejak lama kehilangan suami ini pun tak tahu harus mendapatkan uang sebanyak itu.

    Maklum saja untuk hidup sehari-hari bersama dua anaknya sudah sangat susah.

    Dan kini harus membayar tuduhan denda mencuri listri PLN belasan juta rupiah.

    Dia membantah mencuri listrik.

    Ia merasa tak pernah melakukan pelanggaran apa pun.

    Rumahnya kecil, dengan perabotan sederhana.

    Dia juga merasa tak mungkin menggunakan listrik sebesar itu, apalagi sampai disebut mencuri.

    Masruroh sendiri sudah ditinggal ayahnya sejak tahun 1992, dan selama ini hidup dalam keterbatasan ekonomi. 

    Terlebih, nama dalam tagihan tersebut tercatat atas nama mendiang ayahnya yakni Naif Usman. 

    Kini, rumahnya gelap.

    Listrik telah diputus. 

    Malam hari terasa lebih dingin dari biasanya, bukan karena angin tapi karena perasaan tak berdaya.

    Masruroh mengaku bingung harus mencari uang dari mana untuk melunasi tagihan yang begitu besar.

    Penghasilan dari jualan gorengan jelas jauh dari cukup. 

    Kadang hasil jualan hari itu hanya cukup untuk membeli beras dan minyak goreng.

    Baginya, tidak mungkin bisa melunasi tagihan yang jumlahnya sangat besar itu.

    “Saya bayar pakai uang apa? Uang dari mana saya bisa bayar sebanyak itu? Saya ini hidup dari jualan gorengan keliling saja,” ucapnya saat dikonfirmasi awak media pada Kamis (24/4/2025)  dilansir dari TribunJatim.

    Masruroh menjelaskan jika listrik di rumahnya memang digunakan bersama penyewa yang menempati ruang di samping rumahnya. 

    Jauh sebelum ia menerima tagihan listrik itu, sesaat menjelang Hari Raya Iedul Fitri, muncul tagihan dan disertai ancaman pemutusan aliran listrik di rumahnya. 

    Hingga akhirnya ancaman itu benar terjadi.

    Pada Kamis (24/4/2025) siang, token listrik miliknya sudah tidak dapat lagi diisi.

    Mengetahui itu, Masruroh hanya bisa pasrah dan berharap PLN bisa mengerti kondisinya.

    “Ayah, suami saya sudah tidak ada lagi, kalau sudah begini saya harus bagaimana? Saya jujur tidak mampu membayar uang sebanyak itu,” ungkapnya. 

    Penjelasan PLN

    Sementara itu, menanggapi kasus yang menimpa Masruroh, pihak PLN, melalui Team Leader Pelayanan Pelanggan PLN UP3 Jombang-Mojokerto, Virna Septiana Devi mengutarakan jika pelanggan yang memiliki tunggakan memang tidak diizinkan untuk menerima pasokan listrik. 

    “Jika ada pelanggan yang masih memiliki piutang itu tidak boleh,” beber Vina. 

    Pada kasus Masruroh ini, utang tersebut mencapai Rp12,7 juta yang disebut menempel pada ID pelanggan dengan daya 2200 watt yang masih aktif.

    Ia melanjutkan memang belum ada kebijakan terkait penghapusan piutang pelanggan.

    Mengenai keringanan yang diminta Masruroh, semua bentuk keringanan harus melalui persetujuan manajemen wilayah setempat. 

    Meskipun begitu, ia menjelaskan opsi yang paling memungkinkan adalah mencicil utang sampai lunas supaya listrik tetap menyala kembali.

     

     

  • Jumat Curhat di Jurangjero Blora, Warga Keluhkan Tiang PLN, Pengelolaan Sumur Tua, hingga Pungli

    Jumat Curhat di Jurangjero Blora, Warga Keluhkan Tiang PLN, Pengelolaan Sumur Tua, hingga Pungli

    TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, mendengarkan langsung keluhan warga Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, dalam kegiatan Jumat Curhat. 

    Salah seorang warga, Waluyo Jati, menyampaikan keresahan terkait tiang listrik di pemukiman yang mengganggu aktivitas masyarakat. 

    Menurutnya, tiang tersebut dipasang oleh PLN, namun warga diminta menanggung biaya sendiri jika ingin memindahkannya. Menanggapi hal ini, Kapolres menegaskan akan berkoordinasi dengan PLN. 

    “Kasat Intelkam bersama instansi terkait akan menjembatani permasalahan ini agar ada solusi terbaik,” ujarnya, Jumat (25/4/2025).

    Selain itu, warga juga curhat soal pengelolaan sumur tua yang dinilai belum optimal, hingga adanya pungutan liar (pungli) dari oknum ormas dan LSM.

    Menanggapi hal itu, Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, menjelaskan bahwa regulasi pengelolaan sumur tua sudah ada, namun aturan untuk sumur baru masih belum jelas. 

    “Kami akan terus memantau dan memastikan pengelolaan sumber daya ini sesuai aturan,” tegasnya. 

    Ia juga mengimbau warga untuk melaporkan jika ada pihak yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi.

    Terkait keluhan adanya pungutan liar oleh oknum ormas atau LSM, Kapolres memberikan solusi tegas. 

    “Jika ada pungutan, berikan saja, tapi segera laporkan ke kami agar bisa ditindak secara hukum. Kami akan lakukan penegakan hukum dengan prinsip tangkap tangan,” katanya. 

    Pihaknya menekankan pentingnya warga tidak main hakim sendiri agar tidak memicu masalah baru.

    Kegiatan Jumat Curhat ini menjadi wujud nyata Polres Blora mendekatkan diri dengan masyarakat. 

    Kapolres berharap setiap keluhan yang disampaikan dapat segera ditindaklanjuti melalui koordinasi dengan pihak terkait, demi menciptakan situasi kondusif di wilayah Blora.(Iqs)

  • PLN Icon Plus Hadirkan Beragam Solusi Dukung Digitalisasi Layanan Publik – Page 3

    PLN Icon Plus Hadirkan Beragam Solusi Dukung Digitalisasi Layanan Publik – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kebutuhan akan konektivitas yang cepat, stabil, dan aman tidak dimungkiri telah menjadi fondasi utama dalam mendorong pelayanan publik yang efektif dan efisien.

    Menjawab tantangan tersebut, PLN Icon Plus pun menghadirkan solusi teknologi informasi dan komunikasi terintegrasi lewat layanan Internet Broadband, IPVPN, dan bundling inovatif Paket AMAN (Akses Maksimal Aman dan Nyaman).

    Dikutip dari siaran pers yang diterima, Jumat (25/4/2025), PLN Icon Plus, sebagai anak perusahaan PLN hadir untuk menjadi mitra strategis dalam mendukung perjalanan digitalisasi instansi pemerintah di seluruh Indonesia.

    Untuk itu, layanan internet broadband PLN Icon Plus dirancang agar memenuhi kebutuhan konektivitas tinggi dengan sistem pembiayaan flat rate, serta memungkinkan akses internet 24 jam tanpa khawatir kelebihan kuota atau biaya tambahan.

    “Hal ini memberikan keleluasaan bagi berbagai aktivitas digital pemerintahan yang membutuhkan konektivitas konstan, mulai dari pengelolaan administrasi hingga pelaksanaan layanan publik berbasis online,” tulis Direktur Utama PLN Icon Plus Ari Rahmat Indra Cahyadi, dalam keterangan resminya. 

    Sementara untuk komunikasi data yang mengedepankan keamanan dan privasi, PLN Icon Plus menawarkan layanan IPVPN (Internet Protocol Virtual Private Network).

    Layanan ini memungkinkan pertukaran data antar instansi berjalan dalam jaringan tertutup, dilengkapi dengan alamat IP privat statis dan sistem pemantauan jaringan berbasis Multi Router Traffic Grapher (MRTG).

    Fitur ini memberikan kendali dan visibilitas penuh terhadap performa jaringan secara real-time, sekaligus menjaga keamanan informasi yang dikirimkan.

  • Layanan Darurat 112 Ciamis Sering Terima Laporan Fiktif, Diskominfo Banjar: Menyita Waktu dan Tenaga Petugas!

    Layanan Darurat 112 Ciamis Sering Terima Laporan Fiktif, Diskominfo Banjar: Menyita Waktu dan Tenaga Petugas!

    JABAR EKSPRES – Layanan darurat 112 Kabupaten Ciamis, yang telah beroperasi hampir satu tahun, masih belum optimal dimanfaatkan masyarakat untuk situasi gawat darurat. Alih-alih menjadi solusi, layanan ini justru kerap dijadikan sasaran panggilan iseng (prank call) atau ghost call (panggilan tanpa suara) oleh oknum tidak bertanggung jawab.

    Berdasarkan data operator layanan, dalam seminggu tercatat 35 panggilan masuk ke nomor 112 Ciamis. Namun, 30 di antaranya merupakan panggilan palsu. Salah satu operator layanan darurat 112, Baiqa Munggaran, mengungkapkan, banyak laporan palsu yang diterima, seperti klaim kebakaran di luar wilayah Ciamis atau laporan pohon tumbang di Desa Cigembor yang ternyata fiktif.

    “Contohnya, ada yang melaporkan kebakaran di Tasikmalaya, padahal layanan ini khusus Ciamis. Saat ditanya detail lokasi, mereka malah tertawa,” kata Baiqa pada Jumat (25/4/2024).

    Meski demikian, ia menegaskan bahwa setiap panggilan tetap ditindaklanjuti, termasuk laporan serius seperti evakuasi hewan berbahaya, gangguan listrik, atau kecelakaan yang kemudian diteruskan ke BPBD, Damkar, atau PLN.

    Baiqa menambahkan, mayoritas panggilan iseng diduga berasal dari anak-anak. “Suara di telepon terdengar sangat muda, dan sering disertai gelak tawa di belakangnya,” ujarnya.

    Untuk meminimalisir gangguan, operator telah melacak dan menandai nomor-nomor pelaku prank call, meski belum sampai tahap blacklist.

    Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Ciamis, Hendri Ridwansyah, membenarkan fenomena ini. Menurutnya, prank call bahkan terjadi hampir setiap malam, termasuk laporan hoaks seperti pohon tumbang yang tidak terbukti. “Ini menyita waktu dan tenaga petugas,” ucap Hendri.

    Kendati menjadi sasaran panggilan iseng, layanan 112 Ciamis juga dinilai belum masif digunakan warga untuk keadaan darurat. Dalam satu shift, operator rata-rata hanya menerima 5-10 panggilan. Hendri menjelaskan, hal ini mungkin disebabkan masyarakat lebih memilih menghubungi instansi terkait langsung, seperti Damkar atau polisi.

    “Tidak masifnya laporan belum tentu buruk. Bisa jadi kondisi sedang aman. Namun, kami tetap sosialisasikan bahwa layanan 112 siap membantu 24 jam,” tegasnya.

    Hendri berharap masyarakat lebih bijak menggunakan layanan darurat ini agar sumber daya tidak terbuang untuk menangani prank call. “Kami terus berkoordinasi dengan aparat untuk menindak tegas oknum yang menyalahgunakan nomor darurat,” katanya. (CEP)