BUMN: PLN

  • Kata Moeldoko soal Tren Bahan Bakar Hidrogen di Indonesia

    Kata Moeldoko soal Tren Bahan Bakar Hidrogen di Indonesia

    Jakarta

    Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko menanggapi tren bahan bakar hidrogen di Tanah Air. Menurut dia, teknologi tersebut masih sangat baru dan memerlukan waktu lama untuk diterapkan di Indonesia.

    Moeldoko menjelaskan, adopsi bahan bakar untuk kendaraan bermotor harus melalui sejumlah fase, mulai dari bensin, hybrid hingga listrik murni. Dia mengklaim, hidrogen dengan bahan baku air merupakan lompatan teknologi yang melampaui fase-fase terkait.

    “Itu hidrogen lompatan ya, saya pikir masih perlu waktu. Ini kalau kita bisa katakan merupakan lompatan-lompatan teknologi. Jadi dari ICE, ke hybrid, ke baterai, kemudian ada lagi hidrogen,” ujar Moeldoko saat ditemui detikcom di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (29/4).

    Stasiun pengisian bahan bakar mobil hidrogen Toyota. Foto: Doc. TMMIN.

    Ketika ditanya mana yang lebih baik antara hidrogen atau listrik murni, Moeldoko menjawabnya dengan narasi normatif. Namun, kata dia, ‘bahan bakar’ yang baik harus memenuhi sejumlah faktor, salah satunya harga bahan baku yang terjangkau.

    “Jadi bagaimana ke depannya? Saya pikir yang dibutuhkan konsumen adalah isu soal harga, soal keamanan, soal jarak dan beberapa faktor yang lain,” ungkapnya

    “Nah sepanjang isu-isu itu bisa dipecahkan oleh yang manapun, maka itu yang akan dipilih konsumen, apakah itu listrik atau hidrogen. Sepanjang harga lebih murah, aman, jarak jauh, charging cepet, itu bisa jadi pilihan,” tambahnya.

    Moeldoko menjelaskan, bahan bakar hidrogen masih punya satu tantangan utama, yakni bahan baku yang mahal dan stasiun pengisian daya yang terbatas. Sehingga, proses adopsinya masih butuh waktu lama.

    “Masalahnya kan hidrogen belum ada charging, jadi bagaimana harganya? Bagaimana keamanan dan seterusnya? Kalau masuk ke situ sebuah lompatan, masalahnya kapan? Kita belum tahu,” kata dia.

    Stasiun pengisian bahan bakar mobil hidrogen Toyota. Foto: Doc. TMMIN.

    Sebagai catatan, sejauh ini Stasiun Pengisian Bahan Bahar Hidrogen (SPBH) atau Hydrogen Refueling Stasion (HRS) hanya ada dua di Indonesia, yakni di Karawang milik Toyota dan di Senayan milik PLN. Sementara mobil hidrogen belum benar-benar dijual di Tanah Air.

    Bagi yang belum tahu, bahan bakar hidrogen terbagi menjadi beberapa kategori yang dikelompokkan melalui warna-warna tertentu. Namun, untuk membuat publik mudah, dia hanya membaginya menjadi dua: low carbon dan high carbon.

    Selain kode hitam dan abu-abu, hidrogen masuk kategori low carbon yang baik dipakai kendaraan bermotor. Harga bahan bakar tersebut kini masih di atas US$ 5 atau Rp 84 ribu per kg. Bahkan, ada yang sampai di atas US$ 10 atau 168 ribu per kg.

    Hidrogen berkode warna abu-abu atau grey jauh lebih murah. Bahkan, tak sampai US$ 2 atau Rp 33 ribuan per kg. Namun, bahan bakar tersebut tak disarankan karena tak masuk kategori hidrogen low carbon.

    Grey hydrogen merujuk pada hidrogen yang dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti gas alam atau batubara, melalui proses kimiawi tanpa penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage, CCS).

    (sfn/dry)

  • Inovasi PLN Grup Kebut Transisi Energi – Page 3

    Inovasi PLN Grup Kebut Transisi Energi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menegaskan komitmennya sebagai motor utama transisi energi nasional, berbagai inovasi Dan strategi dalam mengembangkan energi rendah emisi pun telah dilakukan perusahaan.

    Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, mengatakan, PLN EPI aktif mengembangkan berbagai proyek strategis yang bertujuan mempercepat transisi energi nasional. Menurutnya, langkah konkret telah diambil PLN EPI dengan berbagai inisiatif bisnis berbasis hidrogen hijau, baik melalui kerja sama strategis maupun investasi langsung.

    “Kami melihat hidrogen hijau sebagai salah satu solusi terobosan yang paling menjanjikan dalam menurunkan emisi karbon secara signifikan di sektor energi,” kata Mamit, Selasa (29/4/2025).

    Menurut Mamit, PLN EPI telah mnerapkan strategi investasi dan rencana pengembangan infrastruktur hidrogen hijau di Indonesia. Proyek strategis yang tengah dikembangkan PLN EPI, meliputi pembangunan infrastruktur, seperti electrolyzer berkapasitas besar serta jaringan pipa hidrogen yang akan menghubungkan Sumatera dengan Singapura.

    Proyek pengembangan hub hidrogen hijau di Sumatera, yang merupakan kerja sama antara PLN EPI dan Sembcorp Utilities PTE Ltd, diproyeksikan memiliki electrolyzer berkapasitas hingga 675 MW dan menghasilkan antara 50 hingga 100 kilo ton per tahun hidrogen hijau. Infrastruktur ini juga akan dilengkapi pipa bawah laut sepanjang 350 km untuk ekspor ke Singapura.

    “Proyek ini merupakan langkah strategis yang tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia di pasar energi regional, tetapi juga mempercepat integrasi energi terbarukan dalam skala besar”, jelas Mamit.

    Menurutnya, keberhasilan pengembangan proyek hidrogen hijau ini akan membuka peluang kolaborasi regional yang lebih luas dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat energi rendah karbon terbesar di Asia Tenggara.

    “Kami optimistis bahwa sinergi antara listrik dan hidrogen akan memberikan manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan energi di kawasan ini”, tutup Mamit.

  • MDKA Reklamasi Lahan 26,77 Ha di 2024 – Halaman all

    MDKA Reklamasi Lahan 26,77 Ha di 2024 – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA – Emiten tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mendukung upaya pelestarian lingkungan dengan menjalankan reklamasi lahan seluas 26.77 ha di 2024.

    Luasan lahan yang direklamasi ini naik lebih dari 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya seluas 16.17 ha.

    Secara kumulatif, lahan yang sudah direklamasi sejak 2014 mencapai 100.95 ha.

    Sementara itu penanaman bibit pohon juga dilakukan sepanjang 2024 sebanyak 26.342 bibit pohon dan jumlah penanaman bibit dua tahun sebelumnya sebanyak 20.050 bibit pohon.

    Kegiatan pelestarian oleh MDKA juga melibatkan para pemangku kepentingan.

    Di tambang Tembaga Wetar, Maluku Barat Daya, PT BKP-BTR (anak usaha MDKA) bekerja sama dengan warga melalui berbagai program pengelolaan lingkungan seperti pembuatan rencana lingkungan yang berkelanjutan serta lomba lingkungan sehat untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi warga dalam menjaga kelestarian lingkungan.

    Sementara di tambang Tujuh Bukit yang dikelola anak usaha MDKA lainnya, PT Bumi Suksesindo di Banyuwangi, Jawa Timur, meningkatkan akses pengelolaan sampah domestik bersama puluhan pemuda dan warga untuk menciptakan lingkungan lebih bersih dan sehat.

    Keseimbangan ekosistem di Tambang Tujuh Bukit masih terjaga dengan baik, terbukti dengan adanya ratusan jenis satwa di kawasan Tambang seperti Elang Jawa (Nisaetus Bartelsi).

    Perusahaan juga mendorong pelestarian melalui kegiatan pelatihan pengelolaan ekosistem mangrove, mitigasi perubahan iklim hingga kelestarian lingkungan pesisir yang dilakukan oleh Merdeka Battery Materials, anak usaha MDKA, di wilayah Morowali, Sulawesi Tengah.

    MDKA juga ikut merayakan Hari Lingkungan Hidup dan Hari Mangrove dengan berbagai kegiatan seperti penanaman bibit mangrove di sejumlah titik, kegiatan bersih pantai bersama pemerintah dan warga sekitar dan seminar lingkungan.

    MDKA juga melibatkan karyawan dalam kegiatannya seperti melakukan penanaman 1000 bibit mangrove, melalui ‘ Corporate Voluntary Activity’ .

    Head of Corporate Communication MDKA Tom Malik menyatakan, aspek lingkungan menjadi salah satu fokus utama Grup Merdeka, yang diwujudkan melalui berbagai program berkelanjutan dan terarah.

    “Kami terus menunjukkan komitmen nyata terhadap pelestarian lingkungan. Selain menjalankan strategi inisiatif, kami juga mendorong peningkatan kesadaran baik di kalangan masyarakat maupun internal perusahaan agar upaya pelestarian ini dapat terus berkelanjutan,” ujar Tom.

    Selain melibatkan masyarakat dalam program-program strategis lingkungan, MDKA juga aktif dalam meningkatkan sistem pengelolaan lingkungan di sekitar wilayah operasional melalui sertifikasi ISO 14001:2015 untuk Sistem Manajemen Lingkungan yang diraih seluruh entitas bisnis MDKA di 2024.

    Sepanjang tahun tersebut, berbagai inisiatif lingkungan juga dijalankan, antara lain pengelolaan 154,34 ton limbah non-B3 secara optimal, serta penggunaan alat pendingin ramah lingkungan yang tidak berkontribusi terhadap penipisan lapisan ozon.

    Untuk mitigasi perubahan iklim, MDKA meraih skor “B” dari CDP (Carbon Disclosure Project), sebuah organisasi nirlaba global yang mengelola data lingkungan paling komprehensif di dunia dan diakui sebagai standar tertinggi dalam pelaporan iklim.

    Pencapaian ini didukung sejumlah inisiatif, antara lain pemanfaatan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) dari PT PLN, penggunaan bahan bakar biodiesel—campuran bahan bakar nabati terbarukan dan solar—dalam operasional, serta kontribusi MDKA terhadap ekonomi rendah karbon melalui pengolahan nikel sebagai komponen utama baterai kendaraan listrik untuk mendukung pengembangan transportasi berkelanjutan.

    “Kinerja lingkungan yang kami lakukan didasari atas kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, kegiatan yang bermanfaat bagi sesama dan bumi tempat kita tinggal. Untuk kedepannya, MDKA akan tetap berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan yang berkelanjutan,” ujar Tom.

     

  • PLN tambah daya Gedung Institute Neurosains Nasional RS PON

    PLN tambah daya Gedung Institute Neurosains Nasional RS PON

    Gedung Institute Neurosains Nasional,  Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Jakarta. Foto: PLN UID Jakarta Raya

    PLN tambah daya Gedung Institute Neurosains Nasional RS PON
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Selasa, 29 April 2025 – 20:13 WIB

    Elshinta.com – PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya  melakukan tambah daya listrik untuk Gedung Institute Neurosains Nasional,  Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Jakarta, dari semula 197.000 VA menjadi 5.540.000 VA.

    Peningkatan kapasitas ini memperkuat infrastruktur kelistrikan fasilitas kesehatan strategis nasional tersebut. PLN juga telah menyiapkan sistem monitoring real-time untuk memastikan ketersediaan listrik 24 jam.  Langkah ini sejalan dengan visi Kementerian Kesehatan dalam menciptakan Pusat Neurosains bertaraf internasional.

    General Manager PLN UID Jakarta Raya, Lasiran, menyatakan bahwa proyek ini mencerminkan komitmen PLN dalam mendukung sektor kesehatan.

    “PLN senantiasa berkomitmen untuk menyediakan infrastruktur kelistrikan yang andal, khususnya bagi fasilitas kesehatan vital seperti RS PON. Keberhasilan proyek ini merupakan bukti nyata sinergi antara PLN dan RS PON dalam meningkatkan layanan kesehatan nasional,” tegas Lasiran dalam siaran pers yang diterima Elshinta, Selasa (29/4/2025).

    Kepala IPSRS RS PON, Syaifudin Zuhri, ST., GP., menyampaikan apresiasi atas kinerja PLN. “Kami sangat menghargai profesionalisme tim PLN yang bekerja secara efisien dan tepat waktu sesuai jadwal. Kerja sama yang baik ini sangat mendukung pengembangan fasilitas neurosains kami,” ungkap Syaifudin Zuhri.

    Manager PLN UP3 Kramat Jati, Beny Indra Praja, menjelaskan kunci keberhasilan pelaksanaan pasokan listrik ke proyek ini. “Tim kami bekerja secara profesional dengan mengedepankan aspek keselamatan dan ketepatan waktu. Proses energize berjalan lancar berkat koordinasi intensif dengan seluruh pihak terkait,” ujar Beny.

    Dengan tambahan daya 5.540.000 VA ini, RS PON kini memiliki kapasitas memadai untuk mengoperasikan peralatan medis canggih dengan daya tinggi.  PLN akan terus memantau keandalan pasokan listrik di fasilitas strategis ini.

    Penulis: Vivi Trisnavia/Ter

    Sumber : Radio Elshinta

  • Proyek PLTS Saguling Diguyur Rp 1 Triliun

    Proyek PLTS Saguling Diguyur Rp 1 Triliun

    Jakarta

    Pemerintah Indonesia bersama mitra internasional yang tergabung dalam kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP) resmi menandatangani kesepakatan finalisasi pembiayaan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Saguling di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

    Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan oleh para mitra utama, yakni PT Indo ACWA Tenaga Saguling selaku pengembang, PLN Indonesia Power, dan DEG lembaga pembiayaan dari Jerman, Proparco dari Prancis, Standard Chartered dari Inggris dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    “Siang tadi, saya menyaksikan Penandatanganan Investasi PLTS Terapung Saguling di Kantor Kemenko Perekonomian,” kata Airlangga dalam unggahan Instagram resminya (@airlanggahartarto_official), Selasa (29/4/2025).

    Melalui penandatanganan ini, Indonesia menerima kucuran investasi sebesar US$ 60 juta atau sekitar Rp 1 triliun (kurs Rp 16.761/dolar AS) untuk proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Saguling yang dikembangkan oleh PLN Indonesia Power dan ACWA Power.

    “Proyek tersebut memobilisasi US$ 60 juta untuk JETP Indonesia, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendanaan untuk mempercepat transisi energi yang inklusif,” terangnya lagi.

    Ia mengatakan pendanaan investasi baik untuk proses pengembangan, kosntruksi, hingga pengoperasian akan dilakukan oleh lembaga pembiayaan pembangunan Jerman DEG, lembaga pembiayaan pembangunan Prancis PROPARCO, dan Standard Chartered Bank.

    “Investasi di PLTS Terapung Saguling bukan sekadar proyek pembangkit listrik tenaga surya. Ini merupakan simbol semangat kolaboratif antara Pemerintah Indonesia, masyarakat internasional, dan sektor swasta untuk mempercepat transisi menuju energi bersih sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” jelasnya.

    Berlokasi di Jawa Barat, Airlangga menjelaskan pembangkit listrik tersebut memiliki kapasitas terpasang sebesar 92 MWp dan diharapkan dapat mengurangi emisi karbon dalam sistem ketenagalistrikan di Indonesia setidaknya hingga 63.100 ton per tahun.

    Selain itu, pengembangan PLTS Terapung Saguling juga disinyalir akan mampu meningkatkan produksi listrik dari tenaga surya di Indonesia hingga sekitar 13%.

    “Saya juga menyampaikan apresiasi atas kepercayaan dan dukungan dari para investor dan lembaga keuangan internasional seperti DEG dari Jerman, PROPARCO dari Prancis, dan Standard Chartered Bank dari Inggris yang telah menunjukkan keyakinannya terhadap potensi energi terbarukan di Indonesia,” katanya.

    Lebih lanjut, Airlangga mengatakan Duta Besar Prancis Untuk Indonesia Fabien Penone yang turut menyaksikan prosesi penandatanganan investasi juga menyampaikan bahwa Prancis hingga kini secara aktif terus mendukung transisi energi di Indonesia melalui JETP.

    “Pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan pembangunan Prancis PROPARCO untuk PLTS Terapung Saguling menunjukkan komitmen Prancis untuk mengembangkan energi terbarukan yang inovatif di Indonesia,” pungkasnya.

    (igo/hns)

  • PLN Indonesia Power Genjot Industri PLTS dari Hulu ke Hilir, Targetkan Transisi Energi Lebih Cepat!

    PLN Indonesia Power Genjot Industri PLTS dari Hulu ke Hilir, Targetkan Transisi Energi Lebih Cepat!

    Jakarta: PLN Indonesia Power (PLN IP) semakin serius mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia. 
     
    Langkah konkret ditempuh melalui penguatan industri PLTS dari hulu hingga hilir, demi memaksimalkan potensi sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun.
     
    “Indonesia yang hanya memiliki dua musim, penghujan dan kemarau yang sangat memungkinkan pemanfaatan sinar matahari sepanjang tahun untuk pembangkitan listrik berbasis PLTS,” kata Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 April 2025.

    Dengan kondisi itu, Edwin menuturkan pihaknya mengambil langkah strategis dengan membangun industri PLTS dari hulu hingga hilir, sekaligus mempercepat transisi energi menuju target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

    Potensi surya 3.295 GW siap dioptimalkan
    Dengan potensi tenaga surya mencapai 3.295 Gigawatt (GW), Indonesia menjadi salah satu negara dengan peluang besar dalam pengembangan energi surya. 
     
    PLN IP menjawab tantangan ini dengan pendekatan menyeluruh, mulai dari produksi komponen, pembangunan PLTS, hingga pemeliharaan.
     

    Pabrik panel surya modern pertama di Indonesia
    Di sisi hulu, PLN IP membentuk perusahaan patungan bernama PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI) bersama Trina Solar Co. Ltd dan PT Dian Swastatika Sentosa. TMAI merupakan pabrik panel surya terintegrasi pertama di Indonesia yang memproduksi sel dan modul surya dalam satu lokasi.
     
    “Pabrik ini kami kembangkan bersama perusahaan kelas dunia di industri solar panel, guna memenuhi permintaan energi terbarukan di Indonesia. Produk-produk TMAI menggunakan teknologi N-type Topcon yang telah memenuhi standar bankability AAA dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF), sehingga memiliki efisiensi dan keandalan yang tinggi. Ini membuktikan keseriusan kami dalam membangun industri EBT nasional,” jelas Edwin.
     
    Teknologi Tunnel Oxide Passivated Contact (TOPCon) yang digunakan, mampu menghasilkan panel surya dengan efisiensi 23,2 persen jauh di atas rata-rata panel lokal yang hanya sekitar 20 persen.
    Layanan PLTS siap pakai 
    Untuk tahap pembangunan dan operasional, PLN Indonesia Power menggandeng anak perusahaannya, PLN Indonesia Power Services, sebagai pemain utama. Perusahaan ini bertanggung jawab dalam instalasi hingga pemeliharaan PLTS, baik di internal PLN maupun sektor swasta.
     
    “PLN Indonesia Power Services menjadi pemain utama dalam proyek pembangunan, pemasangan dan pemeliharaan PLTS baik di lingkup PLN Grup maupun di sektor swasta, seperti PLTS PT AIIA dan PT ADSMIN dengan kapasitas 900 kWp,” tutur Edwin.
    PLTS komersial dukung industri besar
    Tak hanya berhenti di sana, PLN IP juga memperluas portofolio energi bersih melalui PLN Indonesia Geothermal. Selain fokus pada pembangkit panas bumi, mereka juga mengembangkan PLTS di berbagai sektor industri besar seperti Toyota, Yamaha, dan Isuzu dengan total kapasitas 21,5 Megawatt Peak (MWp).
     
    “Selama 5 tahun terakhir, PLN Indonesia geothermal juga berhasil mengembangkan energi hijau sebesar 5,6 Gigawatt hour (GWh) yang setara dengan pengurangan emisi karbon sebanyak 4.760 ton CO?e,” imbuh Edwin.
    Tampil di pameran internasional energi surya
    PLN Indonesia Power memamerkan gebrakan ini dalam ajang Solar Tech Indonesia 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Acara berskala Asia Tenggara itu menjadi panggung untuk menunjukkan kesiapan Indonesia dalam adopsi teknologi energi surya dan sistem penyimpanan energi modern.
     
    “Transisi menuju energi bersih bukan lagi sekadar wacana. Ini adalah perjalanan yang sudah kami mulai, dan kami terbuka untuk berkolaborasi dengan seluruh pihak yang memiliki semangat yang sama dalam mempercepat penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia,” ucap Edwin.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Terima Suap, Mantan Wakil Menteri Vietnam Dibui 6 Tahun

    Terima Suap, Mantan Wakil Menteri Vietnam Dibui 6 Tahun

    Hanoi

    Pengadilan Vietnam menjatuhkan hukuman enam tahun penjara terhadap mantan Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan negara itu pada Selasa (29/4). Mantan wakil menteri itu dinyatakan bersalah atas dakwaan “penyalahgunaan kekuasaan” dalam rencana pengembangan energi tenaga surya.

    Vietnam diketahui telah berkomitmen untuk mencapai emisi karbon net-zero pada tahun 2050 mendatang, dan berupaya meningkatkan produksi tenaga angin dan tenaga surya untuk memenuhi permintaan yang melonjak.

    Hoang Quoc Vuong yang berusia 62 tahun ini, seperti dilansir AFP, Selasa (29/4/2025), mengakui telah menerima suap sebesar US$ 57.600 (Rp 965,8 juta) untuk memberikan harga khusus kepada pembangkit listrik tenaga surya di Provinsi Ninh Thuan selatan ketika mereka menjual listrik ke perusahaan listrik nasional.

    Vuong menjabat Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam antara tahun 2015 hingga tahun 2020. Dia juga pernah mengepalai Perusahaan Listrik Negara Vietnam (EVN) antara tahun 2012 hingga tahun 2015.

    Menurut putusan pengadilan Vietnam, EVN menghabiskan dana hampir US$ 154 juta (Rp 2,5 triliun) untuk membeli tenaga surya dari tiga pembangkit listrik tenaga surya di Provinsi Ninh Thuan antara tahun 2018 hingga tahun 2020 lalu, yang menyebabkan kerugian negara sebesar lebih dari US$ 40 juta (Rp 670,7 miliar).

    Dalam persidangan, Vuong mengakui dirinya telah menerima suap, namun keluarganya telah membayarkan kembali jumlah tersebut.

    “Saya pikir selama kinerja jabatan publik saya, saya telah melakukan kesalahan, yang menyebabkan kerugian. Jadi saya bertanggung jawab untuk membayar kembali jumlah tersebut kepada negara,” kata Vuong kepada pengadilan.

    ‘Lihat juga Video: Kronologi 3 Hakim Pemvonis Bebas Ronald Tannur Diduga Terima Suap’

    Dalam pernyataan terakhir di pengadilan sebelum vonis dijatuhkan, Vuong mengatakan bahwa “kesalahan yang dilakukannya adalah pelajaran yang menyakitkan, menghapus kontribusi saya (kepada negara) dalam berbagai jabatan”.

    Sebanyak 11 pejabat sektor energi dan pajak lainnya yang terlibat dalam kasus ini juga diadili. Mereka dijatuhi hukuman yang berkisar dari hukuman percobaan tiga tahun hingga hukuman enam tahun penjara atas dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan kurangnya tanggung jawab.

    Pengadilan di Hanoi juga memerintahkan tiga pembangkit listrik yang diuntungkan dari penjualan listrik ke EVN tersebut, untuk membayar kembali kerugian sebesar US$ 40 juta kepada perusahaan milik negara tersebut.

    ‘Lihat juga Video: Kronologi 3 Hakim Pemvonis Bebas Ronald Tannur Diduga Terima Suap’

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Melimpah, Sinar Matahari jadi Sumber Pembangkit Listrik Masa Depan Indonesia – Page 3

    Melimpah, Sinar Matahari jadi Sumber Pembangkit Listrik Masa Depan Indonesia – Page 3

    Dengan teknologi yang belum pernah diterapkan di industri solar panel dalam negeri tersebut, efisiensi panel surya mencapai 23,2% dari rata-rata efisiensi saat ini di Indonesia berkisar 20 persen.

    “Pabrik ini dikembangkan bersama dengan perusahaan tier-1 industri solar panel dunia dan diharapkan mampu memenuhi permintaan pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Dengan teknologi N-type Topcon yang telah memenuhi standar bankability AAA dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF), produk yang dihasilkan memiliki efisiensi dan keandalan yang tinggi, ini membuktikan keseriusan kami dalam membangun industri EBT,” papar Edwin.

    Edwin melanjutkan, di sisi midstream PLN Indonesia Power melalui anak usahanya PT PLN Indonesia Power Services memberikan layanan pembangunan, pemasangan dan pemeliharaan PLTS, unit bisnis ini menjadi pendukung dalam keberlangsungan pemanfaatan tenaga surya.

    “PLN Indonesia Power Services menjadi pemain utama dalam pembangunan, pemasangan dan pemeliharaan PLTS di Tanah Air, ini terbukti dengan diraihnya beberapa komitmen penanganan PLTS baik milik PLN maupun swasta seperti PLTS PT AIIA dan PT ADSMIN dengan kapasitas 900kWp,” tutur Edwin.

     

  • Investasi Korsel di Indonesia Meningkat pada Kuartal I/2025, Meski LG Hengkang

    Investasi Korsel di Indonesia Meningkat pada Kuartal I/2025, Meski LG Hengkang

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal melaporkan realisasi investasi dari Korea Selatan meningkat meskipun LG Energy Solution hengkang dari salah satu proyek ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani memaparkan investasi dari Korea Selatan (Korsel) mencapai US$683,29 juta pada kuartal I/2025. Jumlah tersebut meningkat 18,17% secara kuartalan, yang mana realisasi investasi dari Korsel sebesar US$559,1 juta pada Kuartal IV/2024.

    Rosan mengaku bahwa LG memang membatalkan sejumlah proyek yang didanainya di Indonesia, tetapi tidak semuanya. Menurut Rosan, LG tetap berkomitmen menanamkan modalnya ke empat proyek ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.

    Dari empat proyek tersebut, Rosan menyatakan satu proyek sudah terealisasikan investasinya sehingga terus berjalan. Malah, dia mengaku LG sudah berkomitmen menambah nilai investasi di proyek tersebut.

    “Pembicaraan selanjutnya mereka akan expand [ekspansi] lagi, nilainya kurang lebih US$1,7 miliar, yang sudah terealisasi US$1,1 miliar,” ujar Rosan dalam konferensi pers di Kantor BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (29/4/2025).

    Lebih lanjut, mantan bos Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu ia berencana kunjungi lokasi pabrik dari hasil investasi LG tersebut pada Rabu (30/4/2025) esok.

    Rosan pun menggarisbawahi bahwa Korsel masih mempunyai komitmen besar untuk menanamkan modalnya di Indonesia meski ada sejumlah proyek yang batal.

    “Yang kemarin diumumkan tidak jadi, sebenarnya itu tidak semuanya tidak jadi, tapi ada satu bagian yang jadi mengenai baterai dan ekspansinya akan dilakukan segera,” jelasnya.

    Sebelumnya, konsorsium LG bersama konsorsium BUMN Indonesia Battery Corporation (IBC) tergabung dalam Proyek Titan dengan total komitmen investasi senilai US$9,8 miliar atau sekitar Rp142 triliun. Komitmen investasi itu terdiri atas investasi di hulu tambang senilai US$850 juta, smelter HPAL US$4 miliar, pabrik prekursor/katoda senilai US$1,8 miliar, dan pabrik sel baterai senilai US$3,2 miliar.

    Pada Februari 2025, IBC (anak usaha anak MIND ID, PLN, Pertamina, dan Antam) melaporkan bahwa kerja sama dengan konsorsium LG masih dalam status sedang berlangsung (on progress) untuk fase pembahasan studi kelayakan (feasibility study). Hanya saja, beberapa waktu lalu terungkap konsorsium LG itu batal investasi di Indonesia.

    Kabar Beda Perlakuan Korea Selatan dan China

    Sementara itu, Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad Wibowo mengungkap konsorsium LG mengundurkan diri dari proyek baterai nikel terintegrasi dari hulu ke hilir di Indonesia karena takut rugi.

    Dradjad mengaku sudah bertemu dengan pihak dari Korsel, termasuk LG. Dia pun coba merunut persoalannya.

    Menurut Dradjad, awalnya pemerintah mengundang konsorsium LG untuk berinvestasi di proyek baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Menurutnya, pihak LG sepakat untuk berinvestasi sekitar US$2 miliar.

    Saat itu, Hyundai Ioniq Electric memerlukan baterai. LG pun siap untuk menyediakan kebutuhan sesuai dengan spesifikasi yang dimiliki.

    “Mereka penuhi semua peraturan, TKDN mereka penuhi, semua mereka penuhi,” ungkap Dradjad dalam diskusi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).

    Setelah dihitung dengan segala pertimbangan biaya produksi di Indonesia, mobil listrik Ioniq tersebut bisa dijual dengan harga sekitar Rp700 juta—Rp800 juta.

    Ternyata di luar dugaan, produsen mobil listrik asal China BYD Auto Co. Ltd. tidak bisa menjual produknya di Eropa karena perang dagang. Akibatnya, BYD menjual produknya ke negara-negara lain di luar Eropa termasuk Indonesia.

    Saat masuk ke Indonesia, pemerintah ternyata memberikan BYD berbagai kemudahan sehingga harganya bisa jauh lebih murah. Masalahnya, berbagai kemudahan tersebut tidak diberikan kepada LG.

    “Ya otomatis enggak bisa bersaing. Harganya Ioniq sekitar 50%—60% di atas harga BYD dengan spesifikasi yang sama, ya gimana bisa bersaing?” ujar anggota dewan pakar tim kampanye Prabowo-Gibran saat Pilpres 2024 itu.

    Akibatnya, permintaan terhadap Ioniq menurun. LG pun memikirkan ulang rencana investasinya.

    “LG mikir dong kalau mau investasi terus, pasarnya turun kok, kami enggak diperlakukan sama kok dengan teman-teman dari China,” kata Dradjad.

    Menurut ekonom senior Indef ini, perbedaan perlakuan atas perusahaan asal Korea Selatan dengan China itu karena adanya konstelasi politik. Dradjad pun meminta seharusnya tidak ada perlakuan khusus seperti itu ke depannya.

  • Smelter Merah Putih Resmi Beroperasi! Era Baru Nikel Hijau Indonesia Dimulai

    Smelter Merah Putih Resmi Beroperasi! Era Baru Nikel Hijau Indonesia Dimulai

    Jakarta: Ada kabar membanggakan dari Sulawesi Tenggara! Pada 27 April 2025, tepat di Hari Ulang Tahun ke-61 Provinsi Sultra, PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) mencatatkan sejarah baru. Smelter Merah Putih milik Ceria di Wolo, Kabupaten Kolaka, akhirnya menyalakan obor industri nikel hijau Indonesia.
     
    Tepat pukul 13.38 WITA dua hari lalu, smelter ini untuk pertama kalinya memproduksi ferronickel. Bukan sekadar logam biasa, tapi simbol kuat komitmen menuju industri berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
     
    “Alhamdulillah atas izin Allah, di momentum istimewa ini, Smelter Merah Putih berhasil memproduksi ferronickel perdana. Ini bukan hanya kebanggaan PT Ceria, tapi juga untuk Indonesia,” ungkap CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 April 2025.
    Apa itu ferronickel dan mengapa penting?
    Ferronickel (FeNi) adalah bahan baku utama untuk pembuatan stainless steel dan komponen kendaraan listrik (EV). 

    Dengan semakin pesatnya tren kendaraan listrik global, permintaan ferronickel terus melonjak. Namun Ceria tak hanya mengejar kuantitas, tetapi juga kualitas dan keberlanjutan.
     
    “Melalui inovasi teknologi, PT Ceria memastikan bahwa ferronickel yang dihasilkan bukan hanya berkualitas tinggi, tetapi juga membawa misi keberlanjutan,” tambah Derian.
     
    Produksi ferronickel perdana ini baru awal dari rencana besar Ceria. Mereka siap melanjutkan pembangunan RKEF Line 2, Line 3, dan Line 4, menargetkan total kapasitas produksi 252.800 ton ferronickel per tahun. 
     
    Tak hanya itu, proyek Nickel Matte Converter, Nickel Sulphate Plant, dan HPAL Plant untuk menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) juga tengah disiapkan untuk memperkuat rantai pasok baterai kendaraan listrik dunia.
     

    Smelter berteknologi ramah lingkungan
    General Manager RKEF Operation Readiness PT Ceria, Roimon Barus, menjelaskan bahwa Smelter Merah Putih menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) berkapasitas 72 MVA. 
     
    Dengan teknologi ini, smelter mampu memproduksi 63.200 ton ferronickel atau sekitar 13.900 ton logam nikel per tahun.
     
    Tidak hanya itu, smelter ini menggunakan Rectangular Electric Furnace, sebuah desain tanur persegi panjang yang lebih efisien menjaga panas dan menekan emisi gas buang secara signifikan.
     
    “Semua proses produksi didukung energi hijau dari PLN UID Sulselrabar bersertifikat Renewable Energy Certificate (REC), menjadikan Smelter Merah Putih sebagai salah satu fasilitas industri nikel dengan jejak karbon terendah di Indonesia,” jelas Roimon.
    Membangun ekosistem hijau
    PT Ceria menegaskan komitmennya membangun masa depan berkelanjutan. Produk ferronickel dari Smelter Merah Putih dikembangkan menjadi green nickel product, yang diproses dengan standar ketat mulai dari energi bersih, emisi terkendali, manajemen limbah 3R (reduce-reuse-recycle), hingga monitoring lingkungan secara real-time.
     
    “Green nickel bukan lagi konsep masa depan. Bersama PT Ceria, green nickel kini menjadi kenyataan hari ini. Produk ini akan menjadi bahan baku utama mendukung pertumbuhan industri kendaraan listrik global dan energi baru terbarukan,” tegas Roimon.
     
    Lebih jauh, Roimon menambahkan bahwa PT Ceria membangun industri dengan mengusung nilai-nilai ESG secara utuh.
     
    “Di era industri baru ini, hanya perusahaan yang mampu mengintegrasikan ESG dalam DNA bisnisnya yang akan bertahan dan menjadi pemimpin. PT Ceria telah menegaskan dirinya di barisan terdepan,” ucap Roimon.
     
    Dengan penyalaan perdana Smelter Merah Putih, PT Ceria tak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam industri nikel global, tapi juga mengukuhkan komitmen membawa Indonesia masuk lebih cepat ke era energi bersih dunia.
     
    “Dari Kolaka, semangat keberlanjutan Indonesia bergema ke seluruh dunia,” tandas Derian Sakmiwata penuh optimisme.
     
    Era baru industri nikel hijau telah resmi dimulai. Dan dari Kolaka, Indonesia bersiap menjadi pemain kunci di panggung energi dunia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)