BUMN: PLN

  • Modal Nggak Cukup, UMKM Desa Diajari Cara Ngatur Duit Biar Nggak Boncos

    Modal Nggak Cukup, UMKM Desa Diajari Cara Ngatur Duit Biar Nggak Boncos

    Jakarta

    Modal usaha itu bukan cuma soal duit, tapi juga soal cara ngaturnya. Itu yang jadi perhatian dalam pelatihan keuangan yang digelar untuk pelaku UMKM di Desa Payakabung, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan.

    Pelatihan ini menyasar dua kelompok usaha lokal: Kelompok Tani Jamur Tiram dan Kelompok Perempuan Srikandi Payakabung. Materinya mulai dari cara misahin uang pribadi dan usaha, nyatet arus kas, sampai bikin rencana keuangan sederhana biar usaha nggak gampang ambyar.

    Program ini digagas oleh PLN Indonesia Power (PLN IP) Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Keramasan melalui UP Indralaya, sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan. PLN IP juga menggandeng Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Ogan Ilir sebagai mitra.

    “Kita ingin UMKM di desa-desa bisa tumbuh mandiri dan profesional, bukan sekadar jalan karena bantuan,” kata Syafi’i, Manager PLN IP UBP Keramasan, dalam keterangannya, Jumat (8/8/2025).

    Menurut dia, banyak pelaku UMKM belum sadar pentingnya pencatatan keuangan yang rapi. “Kalau uang usaha masih nyampur sama uang dapur, susah berkembang. Akhirnya habis, tapi nggak tahu larinya ke mana,” ujarnya.

    Direktur Utama PLN Indonesia Power, Benardus Sudarmanta, menambahkan bahwa pemberdayaan ekonomi lokal adalah bagian penting dari misi keberlanjutan perusahaan.

    “PLN Indonesia Power hadir bukan cuma untuk menyalurkan listrik, tapi juga membangun kemandirian sosial dan ekonomi lewat penguatan komunitas,” ujarnya.

    Langkah ini juga diapresiasi oleh Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir. Ahmad Masyudi dari Dinas Perindagkop UKM menyebut pelatihan ini sejalan dengan misi pembangunan daerah menuju kabupaten SMART: Sejahtera, Maju, Adaptif, Religius, dan Berkelanjutan.

    Eko Supandi, Ketua Kelompok Tani Jamur Tiram, mengaku banyak belajar dari sesi pelatihan ini.

    “Kami jadi ngerti pentingnya nyatet pengeluaran, misahin uang, dan bikin rencana keuangan. Selama ini ya asal jalan aja, nggak tahu berapa yang benar-benar untung,” kata Eko.

    Program ini bagian dari komitmen PLN IP di bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal. Ke depan, pendampingan akan terus dilakukan agar UMKM di sekitar wilayah operasional bisa tumbuh sebagai penggerak ekonomi desa.

    “Transisi energi nasional nggak bisa jalan kalau masyarakatnya nggak ikut berkembang. Jadi kami hadir juga dengan nilai dan pemberdayaan,” tutup Benardus.

    Lihat juga Video: Jurus Walkot Eri Bantu UMKM-Turunkan Kemiskinan di Surabaya

    (fdl/fdl)

  • Jualan Setrum PLN Tembus Sebesar Ini – Page 3

    Jualan Setrum PLN Tembus Sebesar Ini – Page 3

    Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan tidak menaikan tarif listrik oleh PT PLN (Persero) pada kuartal III 2025. Sehingga, tarif listrik Agustus 2025 belum mengalami perubahan dari bulan sebelumnya. 

    Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu mengatakan, kebijakan soal tarif listrik ini dilakukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan daya saing industri.

    “Untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi nasional, dan meningkatkan daya beli masyarakat, serta daya saing industri, Triwulan III 2025 diputuskan tarif tetap, sepanjang tidak ditetapkan lain oleh Pemerintah,” kata Jisman, dikutip Sabtu (2/8/2025).

    Jisman menambahkan, tarif tenaga listrik untuk 24 golongan pelanggan bersubsidi PT PLN (Persero) juga tidak mengalami perubahan.

    Golongan ini mencakup pelanggan sosial, rumah tangga miskin, bisnis kecil, industri kecil, dan pelanggan yang peruntukan listriknya bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

    “Pemerintah berharap PLN dapat terus mengoptimalkan efisiensi operasional dengan tetap menjaga mutu pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan volume penjualan tenaga listrik. Dengan demikian Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik dapat terjaga,” jelasnya.

    Untuk diketahui, sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN (Persero), penyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan nonsubsidi dilakukan setiap tiga bulan.

    Dengan acuan pada perubahan realisasi parameter ekonomi makro, yakni kurs, Harga Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP), inflasi, serta Harga Batubara Acuan (HBA).

    Parameter ekonomi makro untuk kuartal III 2025 mengacu pada realisasi periode Februari hingga April 2025. Secara akumulatif, perubahan parameter tersebut seharusnya menyebabkan kenaikan tarif, namun Pemerintah memutuskan untuk tidak ada kenaikan tarif listrik.

    Berikut adalah rincian tarif listrik per kWh untuk beberapa golongan pelanggan pada Agustus 2025:

  • Danantara Bakal Fasilitasi 19 Proyek Panas Bumi PLN dan Pertamina

    Danantara Bakal Fasilitasi 19 Proyek Panas Bumi PLN dan Pertamina

    JAKARTA – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), melalui PT Danantara Asset Management (Persero) akan memfasilitasi kerja sama strategis antara PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) dalam pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit listrik.

    Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang menetapkan kerangka awal kerja sama dan akan dirumuskan lebih lanjut melalui dokumen kerja sama resmi para pihak terkait.

    Kerjasama antara PLN melalui PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy, Tbk. (PGEO), dituangkan dalam Head of Agreements yang difasilitasi oleh Danantara Indonesia, merupakan bagian integral dari strategi nasional untuk membangun sistem energi yang tangguh, berkelanjutan, dan berbasis sumber daya dalam negeri.

    Adapun kesepakatan antara pihak-pihak terkait telah disetujui lewat Consortium Agreement khususnya untuk Ulubelu Bottoming Unit di Lampung dan Lahendong Bottoming Unit di Sulawesi Utara.

    “Kami berkomitmen memastikan bahwa setiap inisiatif pengelolaan aset strategis dilaksanakan dengan tata kelola yang akuntabel, profesional, dan selaras dengan standar internasional,” ujar CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, Selasa, 5 Agustus.

    Ia melanjutkan, kerja sama ini bertujuan mengkaji potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi, baik melalui inisiasi proyek baru maupun percepatan penyelesaian proyek eksisting.

    Adapun ruang lingkup kemitraan mencakup perumusan skema kerja sama yang optimal, pemanfaatan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) milik masing-masing pihak, penyelarasan dan percepatan implementasi proyek, pelaksanaan studi kelayakan teknis dan komersial, serta pembentukan Tim Kerja Bersama dan Joint Committee sebagai forum koordinasi pelaksanaan.

    Dalam kemitraan ini, sebanyak 19 proyek eksisting dengan kapasitas sekitar 530 MW akan diakselerasi melalui sinergi operasional dan koordinasi lintas entitas. Selain itu, pihak sepakat untuk mengkaji potensi pengembangan tambahan, baik di wilayah kerja yang telah berproduksi maupun area prospektif baru.

    Secara keseluruhan, potensi kapasitas dapat mencapai 1.130 MW dengan estimasi nilai investasi hingga 5,4 miliar dolar AS, mencerminkan skala strategis dan kontribusi konkret terhadap ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi bersih.

  • HUT ke-80 RI, PLN Pasok Listrik 2.300 MW dari Energi Bersih – Page 3

    HUT ke-80 RI, PLN Pasok Listrik 2.300 MW dari Energi Bersih – Page 3

    Menurut Bernadus, PLN IP terus berinovasi dalam pembangunan ketenagalistrikan nasional. Fokus strategis PLN IP bukan hanya memastikan pasokan energi yang andal, tetapi juga melakukan transformasi menuju energi hijau yang selaras dengan target pemerintah mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2060.

    Sebagai salah satu generation company terbesar di Asia Tenggara, PLN IP telah menggerakkan roda ekonomi nasional melalui penyediaan listrik untuk industri, UMKM dan rumah tangga. Di tengah dinamika global dan peningkatan kebutuhan energi bersih, PLN IP berkomitmen menjadi motor transformasi ketenagalistrikan Indonesia.

    “Delapan dekade Indonesia merdeka adalah bukti bahwa bangsa ini terus tumbuh dan beradaptasi. PLN Indonesia Power akan terus hadir sebagai kekuatan yang menggerakkan masa depan — lewat listrik yang tidak hanya menyala, tapi juga memberi harapan,” tambah Benardus.

    Dengan semangat kolaborasi, inovasi dan keberlanjutan, PLN Indonesia Power mempersembahkan kontribusi terbaiknya untuk negeri. Hadir bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hari ini, tetapi juga memastikan daya untuk generasi masa depan Indonesia.

  • Pertamina dan PLN siap percepat proyek transisi energi 

    Pertamina dan PLN siap percepat proyek transisi energi 

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan siap mempercepat realisasi proyek transisi energi bersama PT PLN (Persero).

    “Bersama PLN dan Danantara Indonesia, kami siap mempercepat realisasi proyek strategis yang memberikan kontribusi langsung pada target transisi energi nasional dan peningkatan bauran EBT (energi baru terbarukan),” ujar Simon di Jakarta, Selasa.

    Lebih lanjut, Simon mengatakan sebagai entitas bisnis yang mengemban mandat dalam pengelolaan wilayah kerja panas bumi nasional, Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk berkomitmen memperluas pemanfaatan sumber daya panas bumi sebagai tulang punggung energi bersih Indonesia.

    “Melalui kerja sama ini, kami menjajaki skema kolaboratif yang memungkinkan optimalisasi potensi wilayah kerja panas bumi secara terukur dan progresif,” ujar Simon.

    Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN memiliki peran sentral dalam penyediaan tenaga listrik yang andal dan berkelanjutan bagi Indonesia.

    “Melalui kerja sama ini, kami memperkuat upaya pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik, sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperbesar kapasitas energi bersih,” kata Darmawan.

    Kolaborasi dengan Pertamina dan PGE yang difasilitasi oleh Danantara Indonesia diyakini oleh Darmawan sebagai wujud nyata sinergi antarlembaga untuk mempercepat proyek pembangkitan rendah karbon, sekaligus memastikan ketahanan pasokan energi nasional.

    Kolaborasi tersebut, menurut dia, mencerminkan keselarasan visi antar BUMN di sektor energi dengan mandat kelembagaan negara dalam mempercepat transisi energi nasional.

    Pernyataan tersebut terkait dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) yang memfasilitasi kerja sama antara Pertamina dan PLN dalam pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit listrik.

    Kolaborasi ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman atau (Memorandum of Understanding/MoU) yang menetapkan kerangka awal kerja sama, dan akan dirumuskan lebih lanjut melalui dokumen kerja sama resmi para pihak terkait.

    Kesepakatan antara pihak-pihak terkait telah disetujui lewat Consortium Agreement, khususnya untuk Ulubelu Bottoming Unit di Lampung dan Lahendong Bottoming Unit di Sulawesi Utara.

    Dalam kemitraan tersebut, sebanyak 19 proyek existing dengan kapasitas sekitar 530 mega watt (MW) akan diakselerasi melalui sinergi operasional dan koordinasi lintas entitas.

    Selain itu, para pihak sepakat untuk mengkaji potensi pengembangan tambahan, baik di wilayah kerja yang telah berproduksi maupun area prospektif baru.

    Secara keseluruhan, potensi kapasitas dapat mencapai 1.130 MW dengan estimasi nilai investasi hingga 5,4 miliar dolar AS, yang mencerminkan skala strategis dan kontribusi konkret terhadap ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi bersih.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Danantara fasilitasi Pertamina dan PLN kembangkan energi panas bumi

    Danantara fasilitasi Pertamina dan PLN kembangkan energi panas bumi

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), melalui PT Danantara Asset Management (Persero), memfasilitasi PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) untuk kerja sama pengembangan panas bumi.

    Danantara Indonesia memfasilitasi kerja sama dalam pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit listrik sebagai bagian dari agenda ketahanan energi nasional dan percepatan transisi menuju energi bersih.

    Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia Rosan Roeslani dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, mengatakan pengembangan energi panas bumi merupakan agenda strategis nasional untuk memperkuat ketahanan energi dan mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon.

    Pihaknya berkomitmen memastikan bahwa setiap inisiatif pengelolaan aset strategis dilaksanakan dengan tata kelola yang akuntabel, profesional, dan selaras dengan standar internasional.

    “Melalui kolaborasi lintas BUMN yang terintegrasi, Danantara Indonesia mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemandirian energi Indonesia,” ujar Rosan.

    Kolaborasi ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) yang menetapkan kerangka awal kerja sama dan akan dirumuskan lebih lanjut melalui dokumen kerja sama resmi para pihak terkait.

    Inisiatif ini untuk mendukung pencapaian Kebijakan Energi Nasional yaitu Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030, serta visi Net Zero Emission (NZE) 2060, dengan memaksimalkan pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber energi baru dan terbarukan yang berkelanjutan.

    Kerja sama antara PLN melalui PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dituangkan dalam Head of Agreements yang difasilitasi oleh Danantara Indonesia.

    “Merupakan bagian integral dari strategi nasional untuk membangun sistem energi yang tangguh, berkelanjutan, dan berbasis sumber daya dalam negeri,” ujar Rosan.

    Kesepakatan antara pihak-pihak terkait telah disetujui lewat Consortium Agreement, khususnya untuk Ulubelu Bottoming Unit di Lampung dan Lahendong Bottoming Unit di Sulawesi Utara.

    “Danantara Indonesia menjalankan peran strategis dalam memastikan kerja sama ini tidak hanya mendorong efisiensi operasional dan keberlanjutan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan energi nasional dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang,” ujar Rosan.

    Kerja sama ini bertujuan mengkaji potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi, baik melalui inisiasi proyek baru maupun percepatan penyelesaian proyek eksisting.

    “Inisiatif ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pencapaian target energi nasional melalui kolaborasi pengelolaan sumber daya antara Pertamina dan PLN,” ujar Rosan.

    Adapun ruang lingkup kemitraan mencakup perumusan skema kerja sama yang optimal, pemanfaatan wilayah kerja panas bumi (WKP) milik masing-masing pihak, penyelarasan dan percepatan implementasi proyek, pelaksanaan studi kelayakan teknis dan komersial, serta pembentukan tim kerja bersama dan joint committee sebagai forum koordinasi pelaksanaan.

    Dalam kemitraan ini, sebanyak 19 proyek eksisting dengan kapasitas sekitar 530 megawatt (MW) akan diakselerasi melalui sinergi operasional dan koordinasi lintas entitas.

    Selain itu, para pihak sepakat untuk mengkaji potensi pengembangan tambahan, baik di wilayah kerja yang telah berproduksi maupun area prospektif baru.

    Secara keseluruhan, potensi kapasitas dapat mencapai 1.130 MW dengan estimasi nilai investasi hingga 5,4 miliar dolar AS, yang mencerminkan skala strategis dan kontribusi konkret terhadap ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi bersih.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PLN siap tambah daya 60 MVA untuk PT Wahana Garuda Indonesia

    PLN siap tambah daya 60 MVA untuk PT Wahana Garuda Indonesia

    Senior Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN UID Jakarta Raya, Ari Prasetyo Nugroho, Senior Manager Perencanaan, Diah Puspita, Manager PLN UP3 Marunda, Irvan Hardiansyah memberikan kenang-kenangan kepada Manager GA & HR PT Wahana Garuda Indonesia, Gindo Sirait. Foto: PLN

    PLN siap tambah daya 60 MVA untuk PT Wahana Garuda Indonesia
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Senin, 04 Agustus 2025 – 20:48 WIB

    Elshinta.com – PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya menjajaki potensi penambahan daya listrik hingga 60 Mega Volt Ampere (MVA) untuk meningkatkan  kapasitas produksi dan hilirisasi industri baja nasional melalui pasokan listrik andal bagi PT Wahana Garuda Indonesia.

    PT Wahana Garuda Indonesia merupakan anak usaha dari PT Lautan Baja Steel yang berperan sebagai pemasok baja billet—bahan mentah utama untuk berbagai produk baja seperti besi tulangan, H-Beam, hingga rangka baja. Saat ini, kebutuhan energi listrik menjadi faktor penting dalam menunjang operasional pabrik yang terus tumbuh seiring meningkatnya permintaan produk baja nasional, demikian dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Elshinta.

    Manager General Affair & Human Resources PT Wahana Garuda Indonesia, Gindo Sirait menyampaikan mengenai kebutuhan dan tantangan industri baja saat ini. “Dukungan kelistrikan dari PLN sangat penting dan berarti bagi keberlangsungan dan pertumbuhan bisnis kami kedepannya. Kami mengharapkan kerja sama antara PLN dan Wahana Garuda Indonesia dapat terjalin dengan baik,” ungkap Gindo.

    Dalam kunjungan tersebut General Manager PLN UID Jakarta Raya, Moch. Andy Adchaminoerdin menegaskan kesiapan PLN dalam mendukung pertumbuhan sektor industri dalam negeri. “PLN berkomitmen untuk menjadi mitra strategis bagi industri nasional. Kami siap mendukung program hilirisasi dan industrialisasi yang dicanangkan pemerintah, termasuk dalam mendorong produksi baja nasional,” jelas Andy Adcha.

    Kunjungan ini melibatkan jajaran manajemen PLN UID Jakarta Raya, termasuk Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan, Senior Manager Perencanaan, serta Manajemen PLN Unit Pelaksana dan Pelayanan Pelanggan (UP3) Marunda.

    Manager PLN UP3 Marunda, Irvan Hardiansyah, juga menyampaikan dukungan penuh PLN terhadap industri baja sebagai sektor strategis nasional.

    “Kami siap menyediakan tambahan daya hingga 60 MVA demi mendukung peningkatan produksi PT Wahana Garuda Indonesia. Komitmen kami adalah memastikan pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan agar industri dapat terus tumbuh dan berkontribusi bagi perekonomian nasional,” ujar Irvan.

    Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya PLN dalam memperkuat peran sektor ketenagalistrikan sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di sektor industri manufaktur dan pengolahan.  (Vit/Ter)

    Sumber : Radio Elshinta

  • PLN UID Sulselrabar dan PT EMI kerja sama pemasaran EBT

    PLN UID Sulselrabar dan PT EMI kerja sama pemasaran EBT

    Makassar (ANTARA) – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) dan PT Energy Management Indonesia (EMI) menjalin kerja sama terkait pemasaran energi baru terbarukan (EBT).

    General Manager PLN UID Sulselrabar Edyansyah melalui keterangan tertulis yang diterima di Makassar, Senin, mengatakan kedua belah pihak akan bersinergi dalam memasarkan berbagai produk dan solusi berbasis energi hijau, seperti Renewable Energy Certificate (REC), layanan Green Energy, hingga pengembangan ekosistem kelistrikan berbasis EBT untuk sektor industri, komersial, maupun pemerintahan.

    “Kami optimistis kolaborasi ini dapat memperluas jangkauan pemanfaatan EBT di berbagai sektor sekaligus meningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya transisi energi,” kata Edyansyah.

    Edyansyah mengatakan kolaborasi tersebut merupakan bukti nyata komitmen PLN dalam mempercepat dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia.

    “PLN terus membuka ruang kolaborasi untuk menghadirkan solusi energi bersih dan berkelanjutan. Sinergi ini tentu akan memperkuat ekosistem hijau yang sedang kita bangun bersama,” ujar dia.

    Menurut dia, PLN UID Sulselrabar dengan PT EMI telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Kantor PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar), Bandung beberapa waktu lalu.

    Penandatanganan itu menjadi langkah strategis dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emissions (NZE) Indonesia pada 2060 dengan memasarkan REC.

    REC adalah salah satu instrumen produk hijau inovatif dari PLN yang mempermudah pelanggan mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan secara transparan, akuntabel dan diakui secara internasional. REC PLN memvalidasi bahwa produksi tenaga listrik per Megawatt hour (MWh) yang digunakan pelanggan berasal dari energi listrik hijau yang telah terverifikasi.

    Edyansyah mencatat hingga Juni 2025, penjualan REC di wilayah PLN UID Sulselrabar telah mencapai 131.905 unit atau setara 131,905 Gigawatt hour (GWh). “Hal ini tidak lepas dari semakin tingginya minat pelanggan, khususnya sektor bisnis dan industri, terhadap REC”.

    Langkah itu, menurut dia, juga selaras dengan komitmen Indonesia dalam Paris Agreement yang menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca secara bertahap melalui dokumen kontribusi nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC).

    Melalui upaya transisi energi berbasis EBT dan pemanfaatan REC, PLN mendukung implementasi NDC dengan memberikan pilihan nyata bagi pelanggan untuk terlibat langsung dalam upaya dekarbonisasi.

    Sementara itu, Direktur Utama PT EMI Henri Firdaus mengatakan sebagai perusahaan yang fokus pada manajemen energi dan konservasi, pihaknya siap menjadi mitra strategis PLN dalam memperluas penetrasi pasar energi hijau.

    “Kami percaya sinergi ini akan memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan mendorong transformasi energi nasional,” ujar Henri.

    Ia mengatakan langkah tersebut sejalan dengan peta jalan transisi energi Indonesia dan memperkuat peran BUMN sebagai motor penggerak pembangunan berkelanjutan.

    Dengan menggandeng PLN EMI, PLN dapat lebih agresif dalam menawarkan produk EBT kepada pelanggan yang memiliki komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

    Pewarta: Nur Suhra Wardyah
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Profil Henry Panjaitan, Wadirut Baru Bank Mandiri – Page 3

    Profil Henry Panjaitan, Wadirut Baru Bank Mandiri – Page 3

    Sebelumnya, Bank Mandiri merombak jajaran manajemen puncaknya usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin, 4 Agustus 2025. Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui pergantian Direktur Utama dan beberapa posisi strategis, termasuk penambahan anggota komisaris independen.

    Perubahan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perseroan untuk memperkuat struktur organisasi dan meningkatkan kapabilitas manajerial guna menghadapi tantangan industri keuangan yang dinamis.

    Melalui keputusan RUPSLB, Darmawan Junaidi resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai Direktur Utama. Posisi tersebut kini dijabat oleh Riduan, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu eksekutif senior di sektor keuangan nasional.

    Selain itu, Toni E.B. Subari juga diberhentikan dari jabatannya sebagai Direktur Operations, dan digantikan oleh Timothy Utama. Henry Panjaitan dipercaya sebagai Wakil Direktur Utama, sementara Sunarto menempati posisi baru sebagai Direktur Teknologi Informasi.

    Tak hanya di jajaran direksi, Bank Mandiri juga menambah satu anggota komisaris independen dengan mengangkat Zulkifli Zaini, mantan Direktur Utama PLN.

  • Simak Tarif Listrik PLN per kWh, Berlaku Agustus 2025

    Simak Tarif Listrik PLN per kWh, Berlaku Agustus 2025

    Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan tarif listrik PT PLN (Persero) untuk Kuartal III 2025, mencakup periode Juli hingga September tetap sama untuk 13 golongan pelanggan nonsubsidi. Artinya, tidak ada penyesuaian harga yang akan diberlakukan.

    Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus mempertahankan daya saing industri.

    “Triwulan III 2025 tarif listrik diputuskan tetap, kecuali jika pemerintah menetapkan lain,” ujarnya dalam keterangan resmi.

    Tak hanya itu, tarif listrik bagi 24 golongan pelanggan bersubsidi juga tetap tidak berubah. Kelompok ini meliputi pelanggan sosial, rumah tangga miskin, usaha kecil, industri kecil, serta pengguna listrik untuk keperluan UMKM.

    “Pemerintah berharap PLN dapat terus mengoptimalkan efisiensi operasional dengan tetap menjaga mutu pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan volume penjualan tenaga listrik. Dengan demikian Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik dapat terjaga,” lanjutnya. 
     

    Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024, penyesuaian tarif listrik nonsubsidi biasanya dilakukan setiap tiga bulan, mengikuti perubahan parameter ekonomi makro seperti nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia (ICP), inflasi, dan Harga Batubara Acuan (HBA).

    Meski parameter ekonomi untuk Triwulan III 2025 yang dihitung berdasarkan realisasi Februari hingga April sebenarnya mengindikasikan kenaikan, pemerintah memutuskan menahan tarif agar tidak membebani masyarakat maupun pelaku usaha.
     
    Berikut ini daftar tarif listrik untuk 13 pelanggan non subsidi:

    1. Golongan R-1/TR daya 900 VA, Rp 1.352 per kWh.

    2. Golongan R-1/ TR daya 1.300 VA, Rp 1.444,70 per kWh.

    3. Golongan R-1/ TR daya 2.200 VA, Rp 1.444,70 per kWh.

    4. Golongan R-2/ TR daya 3.500-5.500 VA, Rp 1.699,53 per kWh.

    5. Golongan R-3/ TR daya 6.600 VA ke atas, Rp 1.699,53 per kWh.

    6. Golongan B-2/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.444,70 per kWh.

    7. Golongan B-3/ Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh.

    8. Golongan I-3/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh.

    9. Golongan I-4/ Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas, Rp 996,74 per kWh.

    10. Golongan P-1/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.699,53 per kWh.

    11. Golongan P-2/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.522,88 per kWh.

    12. Golongan P-3/ TR untuk penerangan jalan umum, Rp 1.699,53 per kWh.

    13. Golongan L/ TR, TM, TT, Rp 1.644,52 per kWh.

    Jakarta: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan tarif listrik PT PLN (Persero) untuk Kuartal III 2025, mencakup periode Juli hingga September tetap sama untuk 13 golongan pelanggan nonsubsidi. Artinya, tidak ada penyesuaian harga yang akan diberlakukan.
     
    Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus mempertahankan daya saing industri.
     
    “Triwulan III 2025 tarif listrik diputuskan tetap, kecuali jika pemerintah menetapkan lain,” ujarnya dalam keterangan resmi.

    Tak hanya itu, tarif listrik bagi 24 golongan pelanggan bersubsidi juga tetap tidak berubah. Kelompok ini meliputi pelanggan sosial, rumah tangga miskin, usaha kecil, industri kecil, serta pengguna listrik untuk keperluan UMKM.
     
    “Pemerintah berharap PLN dapat terus mengoptimalkan efisiensi operasional dengan tetap menjaga mutu pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan volume penjualan tenaga listrik. Dengan demikian Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik dapat terjaga,” lanjutnya. 
     

     
    Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024, penyesuaian tarif listrik nonsubsidi biasanya dilakukan setiap tiga bulan, mengikuti perubahan parameter ekonomi makro seperti nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia (ICP), inflasi, dan Harga Batubara Acuan (HBA).
     
    Meski parameter ekonomi untuk Triwulan III 2025 yang dihitung berdasarkan realisasi Februari hingga April sebenarnya mengindikasikan kenaikan, pemerintah memutuskan menahan tarif agar tidak membebani masyarakat maupun pelaku usaha.
     

    Berikut ini daftar tarif listrik untuk 13 pelanggan non subsidi:

    1. Golongan R-1/TR daya 900 VA, Rp 1.352 per kWh.
     
    2. Golongan R-1/ TR daya 1.300 VA, Rp 1.444,70 per kWh.
     
    3. Golongan R-1/ TR daya 2.200 VA, Rp 1.444,70 per kWh.
     
    4. Golongan R-2/ TR daya 3.500-5.500 VA, Rp 1.699,53 per kWh.
     
    5. Golongan R-3/ TR daya 6.600 VA ke atas, Rp 1.699,53 per kWh.
     
    6. Golongan B-2/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.444,70 per kWh.
     
    7. Golongan B-3/ Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh.
     
    8. Golongan I-3/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh.
     
    9. Golongan I-4/ Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas, Rp 996,74 per kWh.
     
    10. Golongan P-1/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.699,53 per kWh.
     
    11. Golongan P-2/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.522,88 per kWh.
     
    12. Golongan P-3/ TR untuk penerangan jalan umum, Rp 1.699,53 per kWh.
     
    13. Golongan L/ TR, TM, TT, Rp 1.644,52 per kWh.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)