BUMN: PLN

  • Anggota Komisi XII DPR minta PLN perkuat tanggung jawab sosial

    Anggota Komisi XII DPR minta PLN perkuat tanggung jawab sosial

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi XII DPR RI Alfons Manibui meminta PT PLN (Persero) memperkuat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) agar masyarakat di sekitar pembangkit merasakan manfaat nyata, bukan sekadar kontribusi pada ketahanan energi.

    “PLN tidak boleh hanya bicara soal energi dan ekonomi makro. Warga sekitar operasi harus merasakan dampak positif melalui program kesehatan, pendidikan, pemberdayaan UMKM, dan pelestarian lingkungan,” kata Alfons berdasarkan keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

    Ia menegaskan TJSL harus menjadi bagian integral dari operasi PLN. Program tersebut perlu diarahkan pada pemberdayaan UMKM lokal di sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata; pelatihan keterampilan tenaga kerja muda; pengelolaan limbah dan rehabilitasi ekosistem pesisir; serta penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan. Alfons juga menekankan pelaksanaan TJSL harus transparan, terukur, dan berkelanjutan.

    “Komisi XII DPR RI akan mendorong agar PLN memiliki peta jalan TJSL yang jelas. Evaluasi TJSL bahkan perlu menjadi syarat perpanjangan izin operasional pembangkit ke depan,” ujarnya.

    Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total kapasitas pembangkit listrik nasional pada 2024–2025 mencapai 100,6 gigawatt (GW). Dari total tersebut, sekitar 85 persen masih berasal dari pembangkit berbasis fosil, sedangkan 15 persen sisanya dari energi baru terbarukan (EBT) seperti tenaga air, panas bumi, biomassa, surya, angin, dan sampah.

    Kapasitas terpasang EBT meliputi PLTA sekitar 6–7 GW, PLTP 2,6 GW, serta gabungan biomassa, tenaga surya, angin, dan pembangkit EBT lainnya sekitar 1–2 GW. Sekitar 60 persen pembangkit PLN berada di radius kurang dari 10 kilometer dari permukiman padat penduduk.

    Laporan International Energy Agency (IEA) 2024 mencatat pembangkit berbasis fosil menyumbang 35 persen emisi karbon dioksida sektor energi Indonesia.

    Sementara itu, studi Bappenas 2023 menunjukkan daerah dengan pembangkit memang mencatat pertumbuhan ekonomi 1,2–1,5 persen lebih tinggi, tetapi menghadapi risiko kesehatan dan polusi udara hingga 15–20 persen lebih besar.

    Alfons menilai, dengan skema TJSL yang kuat, dana CSR sektor kelistrikan dapat lebih efektif meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus mendukung agenda transisi energi nasional dan target penurunan emisi.

    “PLN harus hadir sebagai mitra pembangunan. TJSL adalah jembatan untuk memastikan pembangunan energi berjalan inklusif, berkelanjutan, dan berpihak pada masyarakat,” tuturnya.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemerintah siapkan lahan smart farming 1.335 ha di Lampung Selatan

    Pemerintah siapkan lahan smart farming 1.335 ha di Lampung Selatan

    Bandarlampung, Lampung (ANTARA) – Tenaga Ahli Menteri Pertanian Hermansyah mengatakan pemerintah menyiapkan lahan pertanian seluas 1.335 hektare di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, sebagai lokasi smart farming.

    “Lampung ini akan menjadi provinsi percontohan penerapan smart farming bagi daerah-daerah lain di Indonesia,” ujarnya di Bandarlampung, Senin.

    Hermansyah mengatakan lokasi smart farming pertama di Lampung itu, ada di Trimomukti Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan.

    “Dalam memastikan percontohan smart farming ini bisa berjalan dengan lancar, telah dilakukan kerja sama dengan PLN untuk penyediaan infrastruktur listriknya. Karena mereka memiliki teknologi solar cell, jadi listrik tersedia tanpa kabel,” katanya.

    Dia menjelaskan dalam pembentukan smart farming di lokasi tersebut direncanakan pula penggunaan traktor listrik, combine harvester listrik, dan disiapkan juga stasiun listrik untuk pengisian bahan bakar kendaraan listrik.

    “Konsep pemanfaatan tenaga listrik ini menjadi satu hal yang fundamental untuk diterapkan. Karena dengan adanya ini kita akan membangun infrastruktur yang memang yang mendukung smart farming,” ucap dia.

    Ia melanjutkan dengan penerapan tenaga listrik dalam pengelolaan smart farming dapat menekan biaya produksi pertanian hingga 70 persen, sehingga lebih efektif dan efisien.

    “Pengembangan daerah percontohan smart farming ini akan dilakukan secara paralel, karena smart farming ini akan diterapkan di seluruh kabupaten di Provinsi Lampung. Nanti akan dikembangkan di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah. Tapi nanti kapasitasnya berbeda-beda sekitar 1.000 ha per kabupaten dibuat semacam demplot dulu,” tambahnya.

    Menurut dia, dalam progres pengembangan smart farming tahap pertama di Kabupaten Lampung Selatan tersebut pihaknya tengah melakukan site planning, dan direncanakan selain membangun smart farming juga akan dibuat agrowisata di lokasi tersebut.

    “Alokasi anggaran pengembangan smart farming ini berasal dari APBD dan kami mencoba mengupayakan juga lewat tanggung jawab sosial perusahaan. Bahkan, mengundang investor, dari China dan Rusia,” ujar dia.

    Ia mengatakan untuk memastikan investor berinvestasi di dalam program smart farming tersebut pihaknya akan memastikan keberhasilan program tersebut di area percontohan seluas 1.335 hektare di Lampung Selatan.

    “Kita akan melibatkan juga universitas dari berbagai daerah untuk melakukan riset dalam pengembangan teknologi yang mendukung smart farming,” kata dia.

    Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • ESDM cetak rekor pertumbuhan bauran energi, kini mencapai 16 persen

    ESDM cetak rekor pertumbuhan bauran energi, kini mencapai 16 persen

    kami bisa meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 2 persen. Jadi, saat ini sudah mencapai 16,1 persen

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencetak rekor pertumbuhan bauran energi tertinggi, yakni sebesar 2 persen dalam satu tahun, sehingga angka bauran energi mencapai 16 persen.

    “Ini rekor tertinggi, dalam capaian per satu tahun, kami bisa meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 2 persen. Jadi, saat ini sudah mencapai 16,1 persen,” ucap Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Senin.

    Bauran EBT tersebut terdiri atas sektor ketenagalistrikan (8,13 persen) dan sektor non-kelistrikan (7,87 persen) dari bahan bakar nabati, biomassa, dan biogas.

    Capaian tersebut, kata Eniya, telah selaras dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034.

    Target bauran energi yang ditetapkan dalam RUKN dan RUPTL untuk tahun 2025 adalah sebesar 15,9 persen.

    “Alhamdulillah bauran energi sudah mulai selaras dengan RUKN. Biasanya RUKN itu di atas, lalu capaiannya di bawah. Ini syukurnya sudah terkejar,” kata Eniya.

    Ia menyampaikan bahwa capaian tambahan bauran energi terbarukan tertinggi berasal dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yakni sebesar 500,2 MW.

    Bahkan, lanjut dia, pada akhir tahun nanti, akan ada tambahan pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia, yakni PLTA Batang Toru yang berlokasi di Sungai Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dengan kapasitas lebih dari 500 MW.

    “Mudah-mudahan sih akhir tahun. Kalau nggak, mungkin awal tahun depan. PLTA Batang Toru itu sekitar 500 MW, jadi besar sekali,” kata Eniya.

    Selain itu, tambahan bauran energi dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 233,3 MW, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 105,1 MW, hingga pembangkit listrik tenaga bioenergi sebesar 37,8 MW.

    “Bukan hanya di sektor kelistrikan, tetapi di sektor bahan bakar, di transportasi, itu juga kami baru kali ini naik ke B40,” tutur Eniya.

    Peningkatan mandatori pencampuran biodiesel menjadi B40 per September sudah mencapai 10 juta kiloliter (KL), atau 64,7 persen dari target 15,6 juta KL.

    “Ke depan, kami melihat lagi potensi-potensi yang lain dalam perencanaan kami,” kata Eniya.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PLN IP raih 16 penghargaan ajang ENSIA 2025

    PLN IP raih 16 penghargaan ajang ENSIA 2025

    Jakarta (ANTARA) – PT PLN Indonesia Power (PLN IP) meraih 16 penghargaan ajang Environmental & Social Innovation Awards (ENSIA) 2025 yang mencerminkan komitmen kuat perusahaan terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial, menurut Direktur Operasi Pembangkit Gas PLN IP Purnomo.

    Ia mengatakan pencapaian itu merupakan hasil kerja kolektif seluruh insan PLN IP yang terus berinovasi dan beradaptasi dengan tantangan zaman.

    “ENSIA 2025 bukan hanya pengakuan atas upaya kami, tetapi juga bukti strategi ESG (environmental, social, and governance) telah terintegrasi dalam operasional harian,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

    Ajang ENSIA 2025 yang diselenggarakan BUMN SUCOFINDO dan IDSurvey itu menjadi barometer nasional bagi perusahaan-perusahaan, yang mampu mengintegrasikan inovasi lingkungan dan sosial ke dalam strategi bisnisnya.

    Dari 178 peserta yang berasal dari sektor energi, manufaktur, dan pertambangan, unit-unit pembangkitan PLN IP meraih penghargaan berbagai kategori, mulai dari platinum hingga bronze.

    Purnomo mengatakan inovasi seperti pengurangan emisi karbon melalui teknologi efisiensi, pemberdayaan UMKM lokal, dan penerapan ekonomi sirkular di unit pembangkit PLN IP mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

    Menurut dia, prestasi itu melengkapi pencapaian PLN IP sebelumnya dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) 2024 dengan 19 unit pembangkitnya meraih peringkat emas atas kinerja pengelolaan lingkungan hidup.

    “Konsistensi ini menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan sekadar slogan, melainkan telah menjadi bagian integral dari budaya kerja PLN IP,” ujar dia.

    Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono juga menyebutkan ENSIA sebagai pelengkap strategis bagi Proper.

    “Ajang ini mendukung metodologi terintegrasi yang menempatkan ekonomi, ekologi, dan sosial sebagai pilar utama keberlanjutan, sejalan dengan visi nasional untuk ekosistem bisnis hijau,” ujar dia.

    Lebih jauh, Purnomo mengatakan pencapaian ini menjadi bagian dari strategi besar PLN IP dalam mendukung target nasional net zero emission (NZE) 2060.

    Melalui pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan seperti panas bumi dan surya, serta program komunitas yang melibatkan ribuan warga sekitar, PLN IP tidak hanya memitigasi risiko lingkungan tetapi juga membangun ketahanan sosial dan ekonomi di wilayah operasionalnya.

    Dengan semangat transformasi dan inovasi, PLN IP berkomitmen mereplikasikan model keberhasilan ini ke seluruh unit operasional di Indonesia.

    Langkah itu, menurut dia, diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin transisi energi di kawasan Asia Tenggara, sekaligus membuktikan bahwa ESG bukan sekadar kewajiban regulatif, melainkan pendorong utama pertumbuhan berkelanjutan dan daya saing perusahaan.

    Adapun 16 unit PLN IP yang meraih penghargaan ENSIA 2025 adalah PT PLN Indonesia Power UBP Bali PLTG Gilimanuk, PT PLN Indonesia Power UBP Bali PLTDG Pesanggaran, PT PLN Indonesia Power UBP Kamojang Unit PLTP Kamojang Darajat dan PT PLN Indonesia Power UBP Kamojang UP Lahendong.

    Selanjutnya, PT PLN Indonesia Power UBP Priok, PT PLN Indonesia Power UBP Bali Unit PLTGU Pamaron, PT PLN Indonesia Power UBP JPR, PT PLN Indonesia Power UBP SLA; PT PLN Indonesia Power UBP BSLA, dan PT PLN Indonesia Power UBP Tello.

    Kemudian, PT PLN Indonesia Power UBP Kepri, PT PLN Indonesia Power UBP Barru; PT PLN Indonesia Power UBP BLT, PT PLN Indonesia Power UBP Semarang, PT PLN Indonesia Power UBP Saguling, dan PT PLN Indonesia Power UBP Mrica.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kompleksitas sosial dalam rencana ekspansi PLTS Terapung Cirata

    Kompleksitas sosial dalam rencana ekspansi PLTS Terapung Cirata

    Rencana ekspansi PLTS Terapung Cirata merupakan mimpi indah bagi para pendamba energi hijau dan transisi energi, tapi jangan sampai itu menjelma menjadi mimpi buruk bagi para pembudidaya ikan…

    Jakarta (ANTARA) – Kunjungan perdana ke pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat, bisa jadi dapat merampas napas siapa pun yang menasbihkan diri sebagai energy geek atau maniak sektor energi.

    Pemandangan berupa jalinan panel surya yang membentang seluas 250 hektar atau sekitar 5 persen dari luas Waduk Cirata, mampu meluruhkan jenuh perjalanan panjang dari Jakarta yang memakan waktu tempuh sekitar 2,5 jam.

    PLTS Cirata merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas terpasang mencapai 192 megawatt peak (MWp) atau menghasilkan sekitar 145 MWac. Tak heran, PLTS terapung itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, sekaligus menjadi simbol keseriusan Negeri Seribu Pulau ini di bidang transisi energi.

    Tak merasa cukup dengan capaian tersebut, pemerintah merestui rencana ekspansi PLTS Cirata. Restu tersebut diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Februari 2025 lalu, ketika bertemu dengan CEO Masdar (perusahaan energi bersih terkemuka di Uni Emirat Arab), Mohamed Jameel Al Ramahi, untuk membahas penguatan kerja sama investasi energi terbarukan.

    Kedua belah pihak membahas peningkatan kerja sama PLN dan Masdar dengan target menambah kapasitas PLTS Cirata pada tahap berikutnya. Dengan luas Waduk sekitar 6.200 Ha, potensi pengembangan PLTS Terapung Cirata bisa mencapai lebih dari 1.000 MWp.

    Pada April, pembahasan ekspansi tersebut menuai buahnya. PT PLN (Persero) bersama perusahaan energi baru dan terbarukan (EBT) asal Uni Emirat Arab, Masdar, menandatangani Principles of Agreement untuk menjajaki potensi perluasan kapasitas proyek PLTS Terapung Cirata.

    Akan tetapi, melakukan ekspansi PLTS Terapung Cirata ternyata tak sesederhana mendatangkan investor dan memasang panel surya terapung.

    Terdapat kompleksitas sosial yang harus dipertimbangkan lebih lanjut oleh para pemangku kepentingan, seperti terusiknya mata pencaharian masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dan pembudidaya ikan dengan keramba jaring apung (KJA).

    Editor: Dadan Ramdani
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Video: Regulasi “Belum” Berpihak Hambat Pengusaha Perbanyak PLTS

    Video: Regulasi “Belum” Berpihak Hambat Pengusaha Perbanyak PLTS

    Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah RI menargetkan penambahan pembangkit listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebanyak 42,6 Gigawatt atau mencapai 60% dari rencana penambahan kapasitas pembangkit nasional sebesar 69,5 Gigawatt yang termuat dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034.

    Dari target EBT di RUPTL terbaru ini, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mendapatkan porsi kapasitas pembangkit terbanyak yakni sebesar 17,1 Gigawatt. Kebijakan ini disebut Managing Director Xurya Daya Indonesia, Eka Himawan menjadi kabar baik bagi sektor industri dan pengembang EBT di Tanah Air.

    Meski demikian, pengembangan PLTS di Indonesia masih belum masif dengan kapasitas baru mencapai 916 Megawatt dengan bauran terbesar berasal dari PLTS Atap sebanyak 538 MG. Dimana PLTS Atap dinilai telah mencapai keekonomian dibanding pengembangan PLTS yang dilakukan oleh Independent Power Producer (IPP) atau pengembang listrik swasta .

    Selain itu persoalan regulasi dan aturan yang belum terlalu berpihak ke IPP untuk mengembangkan PLTS menjadi tantangan bagi peningkatan bauran EBT sektor tenaga surya.

    Seperti apa tantangan pengembangan PLTS menuju target RUPTL 2025-2034? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan Managing Director Xurya Daya Indonesia, Eka Himawan dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 17/09/2025)

  • Ratusan Pelari di Bogor Kumpulkan 104,58 Kg Sampah Sambil Jogging
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 September 2025

    Ratusan Pelari di Bogor Kumpulkan 104,58 Kg Sampah Sambil Jogging Megapolitan 20 September 2025

    Ratusan Pelari di Bogor Kumpulkan 104,58 Kg Sampah Sambil Jogging
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Ratusan pelari dari enam komunitas di Bogor, Jawa Barat, mengikuti ajang pra-event PLN Electric Run 2025 yang diselenggarakan oleh Harian Kompas bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), Sabtu (20/9/2025).
    Kota Bogor, Jawa Barat, menjadi kota pertama yang disinggahi sebelum acara puncak yang akan digelar di ICE BSD, Tangerang, Banten, pada 2 November 2025 mendatang.
    Dalam agenda pra-event ini, para peserta tidak hanya sekadar ikut berlari.
    Mereka turut berkontribusi nyata terhadap lingkungan dengan memungut sampah atau yang dikenal dengan istilah plogging (jogging sambil memungut sampah di sepanjang jalur lintasan).
    Manajer Event Harian Kompas, Sri Aswito Zainul mengatakan, sebanyak 104,58 kilogram sampah berhasil dikumpulkan oleh para pelari di sepanjang jalur lintasan sejauh 4 KM.
    Aswito mengungkapkan, sampah-sampah tersebut nantinya akan didaur ulang menjadi barang-barang asesoris.
    “Pagi ini kita bersama komunitas lari melakukan plogging, yaitu memungut sampah sepanjang rute yang kita lakukan. Sampah-sampah ini akan kita ubah menjadi asesoris,” ungkap Aswito, saat ditemui usai kegiatan di lokasi, Sabtu.
    “Ini adalah kegiatan pra-event. Kota pertama Bogor, selanjutnya nanti di Jakarta, dan berlanjut di Tangerang,” sambungnya.
    Aswito menyampaikan, lewat ajang PLN Electric Run ini pihaknya akan terus konsisten menyerukan kampanye peduli lingkungan.
    Apalagi, sambung dia, tren plogging di kalangan komunitas pelari sudah jauh berkembang yang tidak hanya sekadar menjadi gaya hidup.
    “Dan saya yakin plogging ini akan menjadi tren lari ke depannya. Jadi tidak hanya sekadar gaya hidup tapi juga sekaligus peduli terhadap lingkungan,” imbuhnya.
    PT PLN (Persero) siap menggelar kompetisi lari tahunan bertajuk “PLN Electric RUN 2025” di ICE BSD Tangerang pada 2 November 2025 mendatang.
    Mengusung tema “Recharge As One”, PLN mengajak 7.500 pelari dari tiga kategori lomba, yaitu 5K, 10K, dan Half Marathon, untuk bersama-sama menggaungkan semangat transisi energi.
    Ini menjadi tahun ketiga penyelenggaraan PLN Electric Run bekerja sama dengan Harian Kompas.
    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo yang diwakili oleh Sekretaris Perusahaan PLN, Alois Wisnuhardana mengatakan PLN Electric RUN 2025 bukan sekadar lomba lari, tetapi momentum penting untuk mengajak masyarakat hidup sehat sekaligus peduli terhadap lingkungan.
    ”Lewat agenda ini kami ingin mengkampanyekan suatu langkah besar pemerintah untuk mengakselerasi transisi energi menuju NZE di tahun 2060. Upaya ini harus dilakukan dengan gotong royong dan pendekatan humanis, sehingga seluruh masyarakat dapat ikut serta mendukung penurunan emisi karbon salah satunya lewat event lari ini,” ujar Alois.
    Sejak pertama digelar pada 2023, PLN Electric RUN terbukti mampu menyedot perhatian para pecinta lari secara nasional.
    Terbukti jumlah peserta terus meningkat dari 5.000 di tahun 2023, menjadi 6.500 pada 2024 dan tahun ini ditargetkan 7.500 peserta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PLN dan TNI AL Bersinergi, Solusi Listrik Ramah Lingkungan untuk Pertahanan Laut – Page 3

    PLN dan TNI AL Bersinergi, Solusi Listrik Ramah Lingkungan untuk Pertahanan Laut – Page 3

    Kapal-kapal modern tersebut tentu membutuhkan dukungan energi yang tak hanya kuat, tapi juga efisien dan ramah lingkungan. Di sinilah inovasi onshore electric connection dari PLN mengambil peran penting. Dengan menggantikan genset berbahan bakar minyak, layanan ini mampu memangkas emisi sekaligus menghadirkan penghematan signifikan. Perhitungan menunjukkan, negara bisa menghemat hingga 56% biaya per kapal jika dibandingkan dengan penggunaan genset solar.

    Bagi Laksda Eko, manfaat itu hanyalah sebagian dari gambaran besar yang ingin dicapai.

    “Pada kesempatan ini, izinkan saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada PLN atas dukungan serta kerja kerasnya dalam menyiapkan layanan jaringan listrik khusus beserta peralatan pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi KRI (Kapal Perang Republik Indonesia) di Dermaga Koarmada II,” ujarnya.

    Dari sisi PLN, layanan ini menandai sebuah lompatan. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut proyek perdana ini sebagai simbol diversifikasi layanan perusahaan. PLN kini tidak hanya hadir untuk masyarakat dan dunia usaha, tetapi juga memperluas peranannya ke sektor pertahanan.

    “Keberhasilan ini bukan sekadar capaian teknis, melainkan simbol sinergi antara BUMN, dalam hal ini PLN, dengan TNI AL. Kami bangga dapat mendukung misi besar Kementerian Pertahanan dan TNI AL dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia,” ucap Darmawan.

    Sejalan dengan itu, Direktur Retail dan Niaga PLN, Adi Priyanto, menekankan manfaat konkret yang sudah bisa dirasakan. Menurutnya, pemanfaatan listrik PLN mampu mengurangi penggunaan solar hingga 56% saat kapal TNI AL bersandar. Ia pun mengapresiasi penuh kepercayaan yang diberikan oleh TNI AL.

    “Kami ingin menyampaikan penghargaan dan rasa hormat setinggi-tingginya kepada jajaran TNI AL, khususnya Koarmada II, atas kepercayaan yang diberikan kepada PLN untuk memberikan pelayanan khusus kepada kapal-kapal baru Koarmada II,” sambungnya.

    Adi lalu menjelaskan bagaimana PLN menyesuaikan layanan sesuai kebutuhan khusus armada laut. Bila rumah tangga biasanya dilayani dengan frekuensi 50 Hz dan tegangan rendah 220 Volt, maka kapal perang membutuhkan pasokan yang berbeda.

    “Biasanya, PLN melayani tegangan rendah 220 Volt di rumah-rumah, kemudian 20 kV, dan juga 150 kV untuk pelanggan besar dengan frekuensi 50 Hz. Namun, kebutuhan kapal ini unik, dayanya besar, 1.500 kW, dengan tegangan 690 Volt serta frekuensi 60 Hz. Karena itu, PLN harus menyesuaikan pelayanan secara khusus di sini,” jelas Adi.

    Ke depan, sinergi ini diharapkan menjadi pijakan untuk langkah yang lebih luas. PLN melihat elektrifikasi maritim sebagai bagian dari roadmap transisi energi menuju Net Zero Emissions 2060 atau lebih cepat.

    “Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat pertahanan maritim Indonesia, sekaligus menjadi landasan kerja sama yang lebih luas di masa mendatang,” tutup Adi.

  • Dukung transisi energi, PLN hadirkan SPKLU di GBK

    Dukung transisi energi, PLN hadirkan SPKLU di GBK

    Jakarta (ANTARA) – PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) untuk mempermudah pengguna kendaraan listrik sekaligus menjadi simbol transisi energi yang semakin dekat dengan masyarakat.

    “Dengan adanya SPKLU di sini, PLN ingin menghadirkan simbol perubahan menuju mobilitas bersih dan Jakarta yang lebih hijau,” kata General Manajer PLN UID Jakarta Raya Moch. Andy Adchaminoerdin di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, SPKLU yang berlokasi di Elevated Parking Utara, depan Stadion Aquatic GBK itu menjadi simbol transisi energi di jantung kegiatan olahraga, hiburan, dan masyarakat.

    Fasilitas SPKLU tersebut terdiri dari 2 unit Medium Charging 22 kW dan 2 unit Ultra Fast Charging 60 kW yang memungkinkan pengisian kendaraan listrik dengan cepat dan efisien.

    “Kami berharap fasilitas ini menjadi pemantik gaya hidup urban yang aktif sekaligus sadar lingkungan,” ujar Andy.

    Dia menambahkan SPKLU di GBK itu juga menjadi simbol transisi energi yang semakin dekat dengan masyarakat karena didukung dengan 601 unit SPKLU di 323 titik strategis yang ada di Jakarta Raya.

    Sementara itu, Wali Kota Jakarta Pusat Arifin mengatakan kehadiran SPKLU tersebut diharapkan dapat memberi kemudahan bagi para pengguna kendaraan listrik.

    Dia juga berharap jumlah SPKLU yang terus bertambah di Jakarta mampu mengajak masyarakat beralih dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.

    “Di Jakarta Pusat sudah ada 69 unit SPKLU yang tersebar di 37 titik, dan ini memberikan satu kemudahan bagi pengguna kendaraan listrik, dan diharapkan dengan adanya ekosistem ini, maka banyak yang beralih dari kendaraan konvensional ke listrik,” tutur Arifin.

    Ketika masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik, sambung dia, maka langit Jakarta akan kembali biru karena tidak ada emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan listrik.

    “Harapan kita nantinya Jakarta bisa lebih bersih, lebih sehat, dan udaranya bagus serta langit biru Jakarta akan terwujud,” ucap Arifin.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 24 Sumur Panas Bumi Siap Beroperasi di Bengkulu "Nganggur"
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 September 2025

    24 Sumur Panas Bumi Siap Beroperasi di Bengkulu "Nganggur" Regional 18 September 2025

    24 Sumur Panas Bumi Siap Beroperasi di Bengkulu “Nganggur”
    Tim Redaksi
    BENGKULU, KOMPAS.com
    – Sebanyak 24 sumur sumber panas bumi di Kabupaten Lebong, Bengkulu, telah siap untuk menyuplai listrik dengan kapasitas 2 x 55 Mega Watt (MW) untuk kebutuhan PT PLN.
    Meskipun kesiapan ini telah ada sejak tahun 2020, proyek tersebut masih belum dapat beroperasi secara optimal.
    Project Manager Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Hulu Lais, Kabupaten Lebong, Edy Sudarmadi mengungkapkan, pengeboran di 24 sumur tersebut telah selesai dan siap berproduksi.
    “Kami sudah melakukan pengeboran di 24 sumur sumber panas bumi, siap berproduksi, siap memenuhi permintaan PT PLN pada kebutuhan listrik,” ujar Edy saat ditemui di ruang kerjanya.
    Edy menjelaskan, 24 sumur produksi panas bumi tersebut telah siap digunakan sejak tahun 2020. Saat ini, PGE sedang melakukan pembuatan pipa (pipanisasi) menuju pembangkit PLN.
    “Kami masih menunggu informasi dari PLN, yang saat ini masih tahap persiapan lelang pembangunan pembangkit. Bila pembangunan pembangkit selesai, maka semua sumur produksinya dapat dimanfaatkan,” tambahnya.
    Dengan kapasitas 2 x 55 MW, listrik yang dihasilkan dapat mengaliri sekitar 244 ribu rumah, dengan asumsi satu rumah memerlukan 450 watt.
    “Jadi dengan kapasitas 2 x 55 MW yang digunakan PLN, dapat menerangi kurang lebih 244 ribu rumah warga,” jelas Edy.
    Edy juga menekankan pentingnya koordinasi antara pihaknya, bupati, gubernur, dan PT PLN untuk mengatasi berbagai kendala yang ada.
    “Koordinasi dan komunikasi bersama bupati, gubernur, PLN terus dilakukan. Harapannya, pembangkit PLN segera terealisasi agar berdampak positif bagi bangsa dan Lebong tentunya,” ungkapnya.
    Bupati Lebong, Azhari, menyatakan harapan besar masyarakat dan pemerintah Kabupaten Lebong terhadap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) ini.
    “Di samping peningkatan Dana Bagi Hasil (DBH) panas bumi, Lebong berharap adanya efek dominan bagi sektor perekonomian dan tenaga kerja,” ujar Bupati Azhari.
    Azhari menjelaskan, hanya 30 persen dari luas Kabupaten Lebong yang dapat diakses masyarakat untuk bertani, berkebun, dan beternak ikan, sementara 70 persen merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) yang tidak boleh dikelola masyarakat.
    “Maka dari itu, beroperasinya pembangkit listrik sangat ditunggu oleh ribuan masyarakat Lebong,” jelasnya.
    Bupati Azhari juga menegaskan bahwa pihaknya siap membantu dari berbagai sisi agar proyek ini dapat berjalan dengan sempurna.
    “Kami siap membantu dan mendukung agar rencana ini berjalan lancar,” tutupnya.
    Dari pihak PT PLN, Dede Mairizal, Senior Manager Perizinan Pertanahan dan Komunikasi, mengungkapkan bahwa saat ini proses lelang pembangkit sedang dilakukan.
    “Adapun anggarannya berasal dari dana pinjaman. Bila tidak ada halangan, Januari 2026 proses pembangunan bisa dilakukan,” tutup Dede.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.