BUMN: PLN

  • Menkomdigi Blak-blakan Strategi Hadapi Efek Tarif Trump, Ini Bocorannya

    Menkomdigi Blak-blakan Strategi Hadapi Efek Tarif Trump, Ini Bocorannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyiapkan paket kebijakan di sektor digital sebagai alat negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) usai Presiden Donald Trump menetapkan kebijakan tarif baru.

    Paket kebijakan yang dimaksud yaitu terkait dengan relaksasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN), data center, free flow data dan kabel bawah laut (subsea cable)

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengaku sudah melakukan komunikasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terkait dengan industri digital yang bisa diberikan relaksasi.

    “Tentu kita akan lihat dulu [wacana relaksasi]. Tetap kita kaji, jadi tim kami sekarang sedang mengkaji mana (industri) yang bisa relaksasi,” kata Meutya dalam wawancara dengan Bisnis Indonesia, Jumat (11/4/2025).

    Terkait dengan rencana relaksasi TKDN, dia mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan agar kebijakan TKDN dibuat lebih fleksibel.

    “Soal TKDN, pada dasarnya kita tidak menurunkan, tetapi instruksi Presiden agar TDKN fleksibel. Itu mungkin yang paling capat dilakukan saat ini,” ujarnya.

    Data Center

    Lebih lanjut, Meutya menjabarkan terkait dengan bisnis data center, pemerintah mendapatkan masukan soal revisi Peraturan Pemerintah No 71 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.

    Meutya menuturkan para investor menginginkan adanya kelonggaran dalam aturan data center yang tertuang dalam PP tersebut. Di mana, dalam pasal 20 ayat 2 dikatakan Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Publik wajib melakukan pengelolaan, pemrosesan, dan/atau penyimpanan Sistem Elektronik dan Data Elektronik di wilayah Indonesia.

    Meskipun, pada ayat 3 disebutkan PSE bisa melakukan pengolahan data di luar wilayah Indonesia, jika teknologi penyimpanan tidak tersedia di dalam negeri.

    Selain soal PP 71, Meutya mengatakan bahwa investor data center juga mengeluhkan masalah perizinan dan cross country data atau data lintas negara.

    “Ini bukan hanya karena permintaan dari perusahaan Amerika saja, tapi kita melihat supaya kita juga kompetitif in that area, data center yang sekarang, kita ada agak di belakang negara tetangga,” ujar Meutya.

    Kemudian, untuk relaksasi aturan di bisnis free flow data. Meutya menyebut free flow data merupakan salah satu yang akan dibawa dalam pembicaraan terkait tarif impor.

    Adapun, free flow data atau aliran data bebas dengan kepercayaan (DFFT) adalah konsep yang mendorong pertukaran data tanpa hambatan, sambil memastikan kepercayaan terhadap privasi, keamanan, dan hak kekayaan intelektual.

    Lebih lanjut, untuk relaksasi aturan bisnis kabel bawah laut (subsea cable), Meutya menuturkan bahwa rancangan ini baru masuk dan baru dikomunikasikan dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

    Subsea cable adalah kabel yang dipasang di dasar laut atau perairan besar untuk menghubungkan dua daratan. Kabel ini dapat digunakan untuk menyalurkan listrik atau data.

    Di Indonesia, beberapa perusahaan yang terlibat dalam pembangunan kabel laut di Indonesia adalah PT PLN, Telkom, dan Indosat. Namun, kabel serat bawah laut kerap mengalami gangguan karena tertarik oleh rumpon alat penangkap ikan. 

    Negosiasi Lanjutan

    Meski sudah ada rencana untuk memberikan relaksasi terhadap sejumlah sektor industri digital, Meutya mengatakan bahwa usulan tersebut masih akan dikaji untuk dibawa ke negosiasi lanjutan antara Indonesia dengan Amerika Serikat.

    Politikus partai Golkar ini menuturkan bahwa pada pekan depan akan kembali dilakukan negosiasi antara Pemerintah Indonesia dengan perwakilan Amerika Serikat untuk membahas tarif impor.

    “Karena rencananya kan mungkin 17 April ada pembicaraan lagi dengan pihak Amerika Serikat,” ungkapnya.

  • Resmi Berubah Rincian Tarif Listrik Terbaru, Senin 14 April 2025 Untuk Semua Golongan Pelanggan

    Resmi Berubah Rincian Tarif Listrik Terbaru, Senin 14 April 2025 Untuk Semua Golongan Pelanggan

    Resmi Berubah Rincian Tarif Listrik Terbaru, Senin 14 April 2025 Untuk Semua Golongan Pelanggan

    TRIBUNJATENG.COM – Besaran tarif listrik per kWh pada bulan Februari 2025 mengalami perubahan, hal ini telah diresmikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    Diketahui jika perubahan tersebut berlaku untuk 13 golongan pelanggan PLN non subsidi.

    Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024, penyesuaian tersebut mengacu pada perubahan realisasi parameter ekonomi makro yakni kurs, Indonesia Crude rice (ICP), Inflasi serta Harga Batubara Acuan (HBA).

    Dilansir dari informasi resmi Kementerian ESDM (31/12/2025) tarif tenaga listrik Triwulan I tahun 2025 ditetapkan menggunakan realisasi parameter ekonomi makro bulan Agustus-Oktober 2024.

    Berdasarkan realisasi tersebut, secara akumulasi seharusnya tarif listrik mengalami kenaikan namun diputusan jika pada Triwulan I tahun 2025 tidak mengalami kenaikan atau tetap.

    “Tarif tenaga listrik Triwulan I 2025 ditetapkan menggunakan realisasi parameter ekonomi makro bulan Agustus hingga Oktober tahun 2024, secara akumulasi seharusnya menyebabkan kenaikan tarif listrik, namun diputuskan tarif tenaga listrik Triwulan I Tahun 2025 adalah tetap yaitu sama dengan tarif tenaga listrik periode Triwulan IV Tahun 2024 sepanjang tidak lain oleh Pemerintah,” tulis ESDM.

    Diketahui jika tarif listrik pada bulan Februari 2025 masih sama tanpa mengalami perubahan.

    Dikutip dari laman resmi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berikut rinciannya:

    – Golongan R-1/TR daya 900 VA, Rp 1.352 per kWh

    – Golongan R-1/ TR daya 1.300 VA, Rp 1.444,70 per kWh

    – Golongan R-1/ TR daya 2.200 VA, Rp 1.444,70 per kWh

    – Golongan R-2/ TR daya 3.500-5.500 VA, Rp 1.699,53 per kWh

    – Golongan R-3/ TR daya 6.600 VA ke atas, Rp 1.699,53 per kWh

    – Golongan B-2/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.444,70 per kWh

    – Golongan B-3/ Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh

    – Golongan I-3/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh

    – Golongan I-4/ Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas, Rp 996,74 per kWh

    – Golongan P-1/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.699,53 per kWh

    – Golongan P-2/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.522,88 per kWh

    – Golongan P-3/ TR untuk penerangan jalan umum, Rp 1.699,53 per kWh

    – Golongan L/ TR, TM, TT, Rp 1.644,52 per kWh.

    Harga tarif listrik pelanggan listrik bersubsidi juga tidak mengalami perubahan, berikut rinciannya:

    – Pelanggan rumah tangga daya 450 VA bersubsidi sebesar Rp 415 per kWh

    – Pelanggan rumah tangga daya 900 VA bersubsidi sebesar Rp 605 per kWh

    – Pelanggan rumah tangga daya 900 VA RTM (Rumah Tangga Mampu) sebesar Rp 1.352 per kWh

    – Pelanggan rumah tangga daya 1.300-2.200 VA sebesar Rp 1.444,70 per kWh

    – Pelanggan rumah tangga daya 3.500 ke atas sebesar Rp 1.699,53 per kWh.

    Sebagai informasi, diskon listrik 50 persen bagi pelanggan dengan batas daya 2.200 VA ke bawah juga masih berlaku sampai bulan Februari 2025.

    Pelanggan pascabayar akan mendapatkan diskon listrik 50 persen dari rekening biaya listrik untuk pemakaian bulan Januari 2025 (yang akan dibayar pada bulan Februari 2025) dan untuk pemakaian bulan Februari 2025 (yang akan dibayar pada rekening bulan Maret 2025).

    Sementara itu, pelanggan listrik prabayar diberikan diskon listrik secara langsung ketika pembelian token listrik pada bulan Januari dan Februari 2025.

    Sehingga masyarakat cukup membayar harga token sebesar setengah dari pembelian bulan sebelumnya untuk mendapatkan kWh yang sama.

    (*)

  • Nusantara Regas Sukses Turn Around ORF Muara Karang dan FSRU Jabar di Libur Lebaran 2025 – Halaman all

    Nusantara Regas Sukses Turn Around ORF Muara Karang dan FSRU Jabar di Libur Lebaran 2025 – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Nusantara Regas (NR) berhasil melaksanakan kegiatan pemeliharaan fasilitas operasipnal atau turn around (TA) di ORF Muara Karang & FSRU Jawa Barat selama periode 26 Maret – 6 April 2025. 

    Kegiatan ini dilakukan guna memastikan kesiapan fasilitas dalam menjalankan perannya sebagai infrastruktur vital bagi pasokan energi bersih di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

    Turn Around adalah proses pemeliharaan untuk menjaga kehandalan fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat dan Onshore Regasification Unit (ORF) yang berlokasi di wilayah Muara Karang, Jakarta.

    Direktur Utama PT Nusantara Regas, Mohd. Iskandar Mirza beserta Direktur Operasi dan Komersial PT Nusantara Regas sekaligus Kepala Teknik, I Putu Puja Astawa, mengawal secara langsung proses teknis dan operasional guna memastikan pemeliharaan fasilitas dilakukan dengan standar tertinggi.

    Turn Around menjadi bagian dari upaya strategis dalam menjaga keandalan operasional fasilitas NR, terutama dalam penerimaan, penyimpanan, dan regasifikasi LNG untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik PLN.

    Salah satu fokus utama TA ini adalah mengidentifikasi aspek-aspek kritikal dalam pemeliharaan fasilitas, termasuk peningkatan efisiensi dan keandalan sistem operasional.

    Direktur Utama PT Nusantara Regas, Mohd. Iskandar Mirza, menegaskan bahwa MWT merupakan program rutin yang bertujuan memastikan pencapaian indikator kualitas, keselamatan, kesehatan, serta perlindungan lingkungan.

    “Puji syukur, NR berhasil menyelesaikan kegiatan Turn Around dengan lancar di tengah periode libur Idul Fitri. Keberhasilan ini menjadi wujud komitmen NR dalam menjaga keandalan fasilitas operasional, yang merupakan elemen krusial bagi kelangsungan infrastruktur regasifikasi gas,” kata Mirza.

    “NR memiliki peran strategis dalam memasok sebagian besar kebutuhan gas untuk pembangkit listrik di Jakarta, pemeliharaan ini menjadi langkah penting untuk memastikan operasional yang aman dan andal dalam penyaluran energi bersih ke depannya,” lanjutnya.

    Selain memastikan kesiapan teknis, manajemen juga menekankan pentingnya penerapan aspek keselamatan kerja sebagai bagian dari komitmen HSSE.

    Terlebih, pelaksanaan TA kali ini bertepatan dengan momentum Hari Raya Idul Fitri, di mana para Perwira NR tetap berkomitmen menjalankan tugas demi menjaga keandalan pasokan gas.

    Direktur Operasi dan Komersial PT Nusantara Regas sekaligus Kepala Teknik, I Putu Puja Astawa, pun menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh Perwira yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menjalankan Turn Around selama periode Idul Fitri.

    “Terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh Perwira NR yang setia menjalankan tugas dengan mengutamakan aspek keselamatan, meskipun di saat yang sama banyak masyarakat merayakan momen kebersamaan bersama keluarga.”

    “Kami juga menyampaikan terima kasih kepada PLN dan seluruh pihak terkait, terutama Subholding Gas, yang tetap melakukan back up atas penyaluran gas ke PLN selama periode Turn Around NR di tahun ini,” imbuh Puja.

    Melalui kegiatan ini, PT Nusantara Regas menegaskan komitmen dalam menjaga keandalan pasokan energi bersih yang mengutamakan keselamatan kerja.

    Dengan peran strategis dalam rantai pasokan LNG nasional, NR terus berupaya mendukung kelancaran aktivitas masyarakat melalui penyediaan energi yang andal dan berkelanjutan.

    Nusantara Regas adalah afiliasi PT Pertamina (Persero) yang didirikan bersama PT Perusahaan Gas Negara Tbk untuk mengoperasikan FSRU Jawa Barat di Perairan Teluk Jakarta dan Onshore Receiving Facilities Muara Karang, DKI Jakarta.

    Fasilitas ini menerima dan memproses LNG menjadi pasokan energi pembangkit listrik yang punya peran vital di Jakarta dan Jawa bagian barat.

  • PLN Kalselteng tangani 800 laporan selama Idul Fitri 2025

    PLN Kalselteng tangani 800 laporan selama Idul Fitri 2025

    Banjarbaru, Kalsel (ANTARA) – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah berhasil menangani 800 laporan pelanggan dengan cepat dan tuntas di wilayah Kalsel dan Kalteng selama Lebaran Idul Fitri 2025.

    General Manager PLN UID Kalselteng Ahmad Syauki di Banjarbaru, Sabtu mengatakan bahwa hal tersebut menunjukkan kesiapsiagaan luar biasa melalui layanan Command Center selama momen puncak Lebaran Idul Fitri 1446 H, tepatnya pada 31 Maret 2025.

    Ia menyampaikan apresiasi atas sinergi dan cepat tanggap seluruh petugas, baik yang bekerja secara langsung di lapangan maupun tim di ruang kontrol yang menjalankan tugas secara daring.

    “Momentum Idul Fitri adalah waktu yang sangat dinantikan masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga. PLN berkomitmen untuk memastikan kenyamanan tersebut tetap terjaga melalui layanan yang cepat, tepat, dan sigap,” kata Ahmad Syauki.

    Mayoritas laporan yang masuk merupakan gangguan individu atau keluhan di rumah pelanggan.

    Berkat sistem pengelolaan aduan yang terintegrasi dengan teknologi serta kesigapan petugas yang selalu siaga, seluruh laporan dapat diselesaikan rata-rata hanya dalam waktu 30,61 menit sejak laporan diterima.

    Bahkan, waktu tanggap kedatangan petugas ke lokasi pelanggan tercatat hanya 18,5 menit.

    Kecepatan penanganan itu menjadi bukti nyata dari komitmen PLN dalam menjaga kenyamanan pelanggan di momen-momen penting, khususnya saat Lebaran.

    Seluruh proses monitoring dan eksekusi dilakukan secara terpusat melalui Command Center yang beroperasi selama 24 jam penuh.

    Syauki menjelaskan bahwa kecepatan penanganan ini merupakan hasil dari optimalisasi sistem digital di aplikasi PLN Mobile.

    “Kami terus memperkuat teknologi pemantauan dan pelaporan berbasis PLN Mobile, sehingga pelanggan dapat melapor dengan mudah dan kami pun dapat merespons dalam hitungan menit. Ini menjadi bukti bahwa digitalisasi layanan benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

    Layanan Command Center tidak hanya berperan sebagai pusat aduan, melainkan juga menjadi simbol transformasi PLN menuju pelayanan berbasis teknologi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.

    “Kami ingin pelanggan merasakan bahwa setiap laporan mereka adalah prioritas utama. Idul Fitri ini menjadi momen pembuktian bahwa kami bisa bergerak cepat kapan pun pelanggan membutuhkan,” tegasnya.

    PLN UID Kalselteng memastikan bahwa upaya menjaga keandalan listrik dan kualitas layanan pelanggan bukan hanya dilakukan saat hari besar keagamaan, tetapi merupakan komitmen harian yang terus ditingkatkan.

    “Respons cepat selama Idul Fitri menjadi cerminan budaya kerja yang sigap, adaptif, dan selalu mengedepankan pelayanan prima,” imbuhnya.

    Pewarta: Gunawan Wibisono
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Nusantara Regas jalankan “turn around” fasilitas saat Lebaran 2025

    Nusantara Regas jalankan “turn around” fasilitas saat Lebaran 2025

    Jakarta (ANTARA) – PT Nusantara Regas (NR) berhasil melaksanakan kegiatan Turn Around fasilitas operasional Onshore Regasification Unit (ORF) Muara Karang & Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat selama periode libur Lebaran Idul Fitri 2025.

    Kegiatan itu dilakukan sejak 26 Maret – 6 April 2025 guna memastikan kesiapan fasilitas dalam menjalankan perannya sebagai infrastruktur vital bagi pasokan energi bersih di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

    Turn Around merupakan proses pemeliharaan untuk menjaga kehandalan fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat dan Onshore Regasification Unit (ORF) yang berlokasi di wilayah Muara Karang, Jakarta.

    Direktur Utama PT Nusantara Regas, Mohd. Iskandar Mirza beserta Direktur Operasi dan Komersial PT Nusantara Regas sekaligus Kepala Teknik, I Putu Puja Astawa, mengawal secara langsung proses teknis dan operasional guna memastikan pemeliharaan fasilitas dilakukan dengan standar tertinggi.

    Turn Around menjadi bagian dari upaya strategis dalam menjaga keandalan operasional fasilitas NR, terutama dalam penerimaan, penyimpanan, dan regasifikasi LNG untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik PLN.

    Salah satu fokus utama TA ini adalah mengidentifikasi aspek-aspek kritikal dalam pemeliharaan fasilitas, termasuk peningkatan efisiensi dan keandalan sistem operasional.

    Direktur Utama PT Nusantara Regas, Mohd. Iskandar Mirza, menegaskan MWT merupakan program rutin yang bertujuan memastikan pencapaian indikator kualitas, keselamatan, kesehatan, serta perlindungan lingkungan.

    “Puji syukur, NR berhasil menyelesaikan kegiatan Turn Around dengan lancar di tengah periode libur Idul Fitri,” kata Mirza dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

    Menurutnya, keberhasilan itu menjadi wujud komitmen NR dalam menjaga keandalan fasilitas operasional, yang merupakan elemen krusial bagi kelangsungan infrastruktur regasifikasi gas.

    “Mengingat peran strategis NR dalam memasok sebagian besar kebutuhan gas untuk pembangkit listrik di Jakarta, pemeliharaan ini menjadi langkah penting untuk memastikan operasional yang aman dan andal dalam penyaluran energi bersih ke depannya,” ucapnya.

    Selain memastikan kesiapan teknis, manajemen juga menekankan pentingnya penerapan aspek keselamatan kerja sebagai bagian dari komitmen HSSE.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Daftar Tarif Listrik per kWh 13 Golongan Non Subsidi, Berlaku 12 April

    Daftar Tarif Listrik per kWh 13 Golongan Non Subsidi, Berlaku 12 April

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah memastikan tarif listrik, khususnya untuk 13 golongan pelanggan nonsubsidi, pada periode April-Juni 2025 atau Triwulan II 2025 tidak akan meningkat. Dengan kata lain, tarifnya masih sama seperti periode sebelumnya.

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan, tidak naiknya tarif listrik periode ini tidak lain untuk menjaga daya beli masyarakat dan untuk mendorong daya saing usaha di dalam negeri.

    “Untuk menjaga daya beli masyarakat dan daya saing usaha, diputuskan tarif tenaga listrik triwulan II tahun 2025 tetap, yaitu sama dengan tarif tenaga listrik periode triwulan I tahun 2025, sepanjang tidak ditetapkan lain oleh pemerintah,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (12/4/2025).

    Selain itu, untuk tarif tenaga listrik 24 golongan pelanggan bersubsidi juga tidak mengalami perubahan dan tetap mendapat subsidi listrik. Golongan ini mencakup pelanggan sosial, rumah tangga miskin, industri kecil, serta pelanggan yang menggunakan listrik untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

    Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 tahun 2024 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN (Persero), penyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan non subsidi dilakukan setiap 3 bulan dengan mengacu pada perubahan realisasi parameter ekonomi makro, yakni kurs, Indonesian Crude Price (ICP), inflasi, dan Harga Batubara Acuan (HBA).

    Adapun, tarif tenaga listrik Triwulan II tahun 2025 ditetapkan menggunakan realisasi parameter ekonomi makro bulan November 2024 hingga Januari 2025, di mana secara akumulasi seharusnya menyebabkan kenaikan tarif listrik.

    Sebelumnya, pemerintah memberikan stimulus biaya listrik yang merupakan bagian dari paket insentif di bidang ekonomi berupa diskon 50% biaya listrik kepada pelanggan Rumah Tangga PT PLN (Persero) dengan daya sampai dengan 2.200 VA pada bulan Januari dan Februari 2025.

    “Diskon biaya listrik 50 persen telah berakhir pada 28 Februari 2025. Sejak 1 Maret 2025 tarif listrik Rumah Tangga daya sampai dengan daya 2.200 VA sudah kembali normal. Tarif normal atau tetap ini berlanjut di Triwulan II 2025,” ujar Bahlil.

    Kementerian ESDM terus mendorong PT PLN (Persero) agar selalu melakukan langkah-langkah efisiensi operasional dan memacu penjualan tenaga listrik secara lebih agresif dengan terus menjaga mutu pelayanan kepada masyarakat.

    Lantas, berapa besaran tarif listrik periode April-Juni 2025 ini?

    Berikut daftar tarif listrik untuk 13 pelanggan non subsidi selama Triwulan II 2025:

    1. Golongan R-1/TR daya 900 VA, Rp 1.352 per kWh.

    2. Golongan R-1/ TR daya 1.300 VA, Rp 1.444,70 per kWh.

    3. Golongan R-1/ TR daya 2.200 VA, Rp 1.444,70 per kWh.

    4. Golongan R-2/ TR daya 3.500-5.500 VA, Rp 1.699,53 per kWh.

    5. Golongan R-3/ TR daya 6.600 VA ke atas, Rp 1.699,53 per kWh.

    6. Golongan B-2/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.444,70 per kWh.

    7. Golongan B-3/ Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh.

    8. Golongan I-3/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh.

    9. Golongan I-4/ Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas, Rp 996,74 per kWh.

    10. Golongan P-1/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.699,53 per kWh.

    11. Golongan P-2/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.522,88 per kWh.

    12. Golongan P-3/ TR untuk penerangan jalan umum, Rp 1.699,53 per kWh.

    13. Golongan L/ TR, TM, TT, Rp 1.644,52 per kWh.

    (dce)

  • Pemasangan PLTSR bisa hemat biaya listrik Rp3,8 juta per bulan

    Pemasangan PLTSR bisa hemat biaya listrik Rp3,8 juta per bulan

    Arsip – Instalasi pembangkit listrik tenaga surya terpasang di atap bangunan salah satu pabrik di kawasan industri Jababeka, Bekasi, Jawa Barat. (ANTARA/HO-Bina Niaga Multiusaha/aa.)

    DTKTE: Pemasangan PLTSR bisa hemat biaya listrik Rp3,8 juta per bulan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 12 April 2025 – 09:07 WIB

    Elshinta.com – Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (DTKTE) DKI Jakarta menyatakan bahwa pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Rooftop (PLTSR) di gedung-gedung pemerintahan bisa menghemat biaya listrik hingga Rp3,8 juta per bulan.

    “Penghematan listrik PLN masing-masing gedung cukup signifikan,” kata Kepala DTKTE DKI Jakarta Hari Nugroho di Jakarta, Jumat.

    Saat ini, PLTSR telah dipasang di 33 gedung mulai dari kantor kelurahan, puskesmas, kantor kecamatan dan lainnya dalam rangka memanfaatkan energi terbarukan.

    Hari mencontohkan pemasangan PLTSR di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit sebesar 25 KW dengan produksi listrik sekitar 2.760 dan ketika dikonversi penghematan dapat mencapai Rp3,8 juta per bulan.

    “Begitu juga di gedung bisnis Jakarta Islamic Center dengan produksi listrik 4.090 dan dapat efisiensi per bulan hampir Rp6 juta,” katanya.

    Dia menjelaskan bahwa dari data yang ada menunjukkan penghematan listrik PLN di gedung yang telah dipasang PLTSR rata-rata bisa mencapai Rp3,8 juta per bulan.

    “Selain itu, PLTSR juga dapat mengurangi emisi karbon sekitar 322 ton CO2,” ujarnya.

    Hari mengatakan dengan penghematan itu, program pemasangan PLTSR di gedung pemerintahan akan terus dilakukan.

    Sumber : Antara

  • Zulhas sebut bisnis pengolahan sampah jadi energi diminati investor

    Zulhas sebut bisnis pengolahan sampah jadi energi diminati investor

    Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan atau Zulhas ditemui usai melakukan rapat koordinasi percepatan Peraturan Presiden terkait pengolahan sampah menjadi energi di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (11/4/2025). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

    Zulhas sebut bisnis pengolahan sampah jadi energi diminati investor
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 11 April 2025 – 13:25 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan atau Zulhas menyebut bisnis pengolahan sampah menjadi energi listrik di Indonesia cukup diminati oleh negara-negara investor seperti Singapura, Jepang, China hingga Eropa.

    Zulhas menyampaikan bisnis pengolahan sampah ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Oleh karena itu, diperlukan aturan yang memudahkan investor untuk menanamkan modalnya baik secara pendanaan ataupun teknologi.

    “Sekarang yang ngantri banyak yang mau. Tapi karena ruwet nggak ada yang berani, nggak sanggup mengurusnya,” ujar Zulhas di Jakarta, Jumat (11/4) .

    Menko Pangan mengatakan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) juga bisa masuk dalam bisnis ini karena dianggap cukup menguntungkan baik dari pendanaan maupun teknologi.

    “Ini bisnis yang banyak peminatnya karena layak dan untung. Jadi nanti yang memilih teknologi, Danantara bisa juga bisnis di situ, atau partner, atau apa yang paling berat menyeleksi teknologi,” katanya.

    Guna mendukung bisnis pengolahan sampah menjadi energi listrik, Pemerintah akan memangkas rantai perizinan pengolahan sampah guna mempercepat pemanfaatan menjadi energi listrik.

    Zulhas menyampaikan selama ini izin untuk pengolahan sampah masih terlalu rumit dan melewati banyak kementerian/lembaga dan juga pemerintah daerah, sehingga membuat investor enggan untuk menanamkan modalnya.

    “Kita akan selesaikan cepat, bagaimana rantai pengolahan sampah yang begitu panjang perizinannya itu dibersihkan,” ujar Zulhas.

    Menurut Zulhas, Pemerintah terus melakukan penyelarasan untuk menggabungkan tiga Peraturan Presiden (Perpres) terkait pengolahan sampah guna mendukung upaya pemanfaatan sampah menjadi energi listrik lewat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

    Aturan yang akan disatukan termasuk Perpres Nomor 97 Tahun 2017 tentang kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang percepatan pembangunan instalasi pengolahan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan, serta Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampah di laut.

    Dalam skema Perpres tersebut nantinya juga akan diatur mengenai biaya listrik dari PLTSa sebesar 18-20 sen per kilowatt hour (kWh). Jumlah itu berada di atas penetapan tarif listrik dari PLTSa yang ditetapkan PLN yaitu 13,5 sen per kWh.

    Sumber : Antara

  • Percepatan aturan pengolahan sampah dorong potensi bisnis PLTSa

    Percepatan aturan pengolahan sampah dorong potensi bisnis PLTSa

    Penggabungan ketiga Perpres ini pun dipercepat guna mewujudkan tata kelola pengolahan sampah menjadi energi listrik dapat berjalan lebih baik dan tidak membingungkan

    Jakarta (ANTARA) – Swasembada energi menjadi salah satu program yang digalakkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia sebagai negara yang berdaulat tidak bergantung pada negara lain, khususnya di tengah kondisi geopolitik global yang tidak menentu.

    Berbagai cara ditempuh oleh Pemerintah, dengan menggali potensi yang ada, tak terkecuali mentransformasikan sampah menjadi energi bersih dan berkelanjutan.

    Sampah-sampah hasil rumah tangga maupun industri, bila tidak dikelola dengan baik hanya akan menjadi permasalahan negara yang tak kunjung reda. Sebagaimana diketahui, volume sampah setiap harinya terus meningkat tanpa bisa dibendung.

    Oleh karena itu, diperlukan sebuah solusi yang tidak hanya menyelesaikan masalah persampahan, tetapi juga mampu memberikan manfaat secara ekonomi, sekaligus menghasilkan energi baru terbarukan (EBT).

    Kemajuan teknologi saat ini sudah mampu menciptakan energi baru yang lebih bersih dan berkelanjutan, salah satunya dengan mengolah sampah yang dapat bertransformasi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

    Pemerintah pun sangat serius melihat potensi dari PLTSa ini, bahkan telah menargetkan bahwa limbah-limbah sampah yang dihasilkan masyarakat dapat diolah menjadi listrik dan bahan bakar minyak (BBM) di 30 kota besar Indonesia pada 2029 mendatang. PLTSa ini diharapkan mampu menyumbang listrik 20 megawatt di tiap kota.

    Akselerasi melalui Perpres

    Akselerasi pemanfaatan sampah menjadi energi diharapkan bisa menjadi solusi penanganan sampah di daerah yang akan didukung dengan aturan baru mengenai elektrifikasi.

    Untuk itu, pemerintah tengah melakukan penyatuan tiga Peraturan Presiden (Perpres) terkait pengelolaan sampah guna mendukung upaya pemanfaatan sampah menjadi energi listrik lewat PLTSa.

    Adapun tiga Perpres yang disatukan itu adalah Perpres Nomor 97 Tahun 2017 tentang kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang percepatan pembangunan instalasi pengolahan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan, serta Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampah di laut.

    Nantinya, aturan tersebut akan mencakup berbagai jalur perizinan pengolahan sampah hingga skema biaya listrik dari PLTSa sebesar 19,20 sen per kilowatt hour (kWh). Jumlah itu berada di atas penetapan tarif listrik dari PLTSa yang ditetapkan PLN yaitu 13,5 sen per kWh. Selisih itu rencananya akan dipenuhi dengan subsidi dari Kementerian Keuangan.

    Penggabungan ketiga Perpres ini pun dipercepat guna mewujudkan tata kelola pengolahan sampah menjadi energi listrik dapat berjalan lebih baik dan tidak membingungkan.

    Selama ini aturan terkait perizinan pengelolaan sampah terlalu berbelit-belit. Pengurusan izin harus melewati berbagai kementerian/lembaga dan instansi terkait lainnya.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menilai bahwa perizinan tersebut dapat membuat investor yang melihat peluang baru dari sampah ini jadi mundur, dan rencana pengolahan menggunakan teknologi pun tidak jadi dilanjutkan.

    Ia lantas memutuskan untuk melebur ketiga Perpres, dengan harapan dapat menyederhanakan aturan dan memotong proses perizinan. Nantinya, untuk melakukan pengolahan sampah menjadi energi listrik, hanya perlu melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saja dan langsung diteruskan ke PT PLN (Persero).

    “Kita akan selesaikan cepat, bagaimana rantai pengolahan sampah yang begitu panjang perizinannya itu dibersihkan,” kata Zulhas.

    Regulasi yang disederhanakan dan penyesuaian tarif listrik dari PLTSa ini, diyakini dapat menarik lebih banyak investasi swasta untuk terlibat dalam bisnis di sektor pengolahan sampah.

    Selain itu, melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), proyek pengelolaan sampah diharapkan berjalan efektif tanpa terlalu membebani anggaran negara.

    Menarik investor swasta

    Banyak negara maju, seperti Singapura, China, Jepang, dan negara-negara di Eropa telah lebih dulu melakukan transformasi sampah menjadi energi. Meski demikian, Indonesia belum terlambat untuk menuju ke arah sana.

    Penyederhanaan regulasi (deregulasi) perizinan dan penyesuaian tarif, menjadi sebuah ikhtiar untuk dapat menggaet para investor baik secara pendanaan maupun teknologi.

    Deregulasi ini sangat penting karena panjangnya urusan perizinan dan kelembagaan bisa membuat investor mundur teratur, meski potensi bisnisnya begitu besar.

    Saking menjanjikan, Chief Investment Officer (CIO) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Pandu Sjahrir menyebut bahwa bisnis ini dapat balik modal hanya dalam waktu 5-6 tahun. Keyakinan ini didapat berdasarkan perbandingan dengan negara-negara maju.

    Sebagai Badan Pengelola Investasi, Danantara juga memiliki peran penting dalam penyeleksian investor. Sebab tidak hanya soal dana, salah memilih teknologi yang digunakan hanya akan membuat proses transformasi ini berjalan lambat atau tidak sesuai dengan yang diharapkan.

    Oleh karena itu, diharapkan nantinya investor yang masuk ke Indonesia sudah berpengalaman dalam pengelolaan sampah di skala yang cukup besar.

    Saat ini sudah beberapa negara yang tertarik untuk berinvestasi seperti Singapura, Korea Selatan, Jepang, China dan Eropa. Namun, mereka juga masih wait and see terkait dengan regulasinya.

    Indonesia sendiri bukannya tak punya tempat pengelolaan sampah. Yang tercatat sudah mulai melakukan tugasnya antara lain Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya, Jawa Timur dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat.

    Kehadiran dua tempat tersebut, diharapkan dapat menjadi inspirasi dan diikuti oleh kota-kota lain di Indonesia. Sebab, kunci utama untuk menjadi kota yang cerdas adalah terdapat tempat pengelolaan sampah yang modern.

    Nantinya, pengolahan sampah tidak terbatas pada energi listrik saja, tetapi juga mencakup bahan bakar minyak (BBM) dengan teknologi pirolisis. Pemerintah pun sangat optimis, EBT ini dapat tercapai asalkan menggunakan teknologi yang tepat.

    Oleh karen itu, sangat penting untuk segera mengakselerasi Perpres pemanfaatan sampah menjadi energi, yang juga didukung dengan aturan baru mengenai elektrifikasi. Sebab, potensi peningkatan jumlah sampah yang cepat seiring dengan laju pertambahan penduduk membuat realisasi PLTSa tidak bisa ditunda.

    Copyright © ANTARA 2025

  • PLN siapkan infrastruktur listrik kegiatan keagamaan di Pura Besakih 

    PLN siapkan infrastruktur listrik kegiatan keagamaan di Pura Besakih 

    Kami melakukan pengamanan aset kelistrikan menyeluruh, mulai pengecekan kabel, perabasan pohon yang berpotensi mengganggu jaringan

    Denpasar (ANTARA) – PT PLN (Persero) melakukan berbagai persiapan untuk memastikan kelancaran acara tahunan di Pura Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali menjelang puncak acara Pujawali Ida Bhatara Turun Kabeh yang akan berlangsung pada 12 April hingga 3 Mei 2025.

    General Manager PLN UID Bali Eric Rossi Priyo Nugroho di Denpasar, Jumat, menjelaskan persiapan telah dimulai sejak awal April dengan berkoordinasi intensif bersama Forkompinda Kabupaten Karangasem.

    “Kami melakukan pengamanan aset kelistrikan secara menyeluruh, mulai dari pengecekan kondisi kabel, perabasan pohon yang berpotensi mengganggu jaringan, hingga pemeriksaan lampu penerangan jalan untuk memastikan semua berfungsi optimal,” ujar Eric.

    Di area parkir Kedungdung, PLN menyiapkan posko pengamanan kelistrikan yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat pengawasan, tetapi juga dimanfaatkan sebagai tempat istirahat bagi pemedek atau umat Hindu yang melakukan persembahyangan di Pura terbesar di Bali tersebut.

    Posko ini sekaligus melayani kebutuhan pengisian daya kendaraan listrik baik roda dua maupun empat.

    Untuk mendukung mobilitas pengunjung, PLN menyediakan fasilitas pengisian daya yang tersebar di beberapa titik strategis.

    Di area parkir Kedungdung tersedia satu unit SPKLU AC berkapasitas 22 kilowatt dan SPKLU khusus roda dua dengan enam nozzle berdaya 1,3 kilowatt masing-masing. Sementara di parkir utama Manik Mas, pengunjung dapat menemukan dua unit SPKLU berkapasitas 7 kilowatt.

    Bagi pengendara motor, disediakan satu unit SPLU khusus roda dua berdaya 7,7 kilowatt.

    Kepedulian PLN terhadap aksesibilitas terlihat dari penyediaan charging khusus untuk buggy EV yang akan melayani pemedek peranda, manula, dan anak-anak. Layanan ini merupakan hasil kolaborasi dengan instalasi pelanggan setempat.

    “Kami tidak hanya fokus pada penyediaan infrastruktur, tetapi juga berkomitmen untuk menjaga keselamatan dengan pengawalan K3 aset PLN selama acara berlangsung,” kata Eric.

    PLN juga siap memberikan masukan terkait pengamanan aset pelanggan selama masa pelaksanaan pujawali.

    Jero Mangku Gede Sutama selaku Pengempon Pura Besakih menyampaikan apresiasi terhadap kesiapan PLN.

    “Terima kasih pihak PLN yang sudah sangat membantu kelancaran karya Ida Bhatara Turun Kabeh 2025. Semoga apa yang kita kerjakan mendapat berkah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” ungkapnya.

    Puncak acara Pujawali Ida Bhatara Turun Kabeh yang dilaksanakan setiap tahun pada Purnama Kedasa ini diharapkan dapat berlangsung lancar berkat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk kesiapan infrastruktur kelistrikan dari PLN.

    Pada 2025, puncak upacara Pujawali akan berlangsung pada Sabtu, 12 April 2025 dan berlanjut selama 21 hari hingga Panyineban Karya pada Sabtu 3 Mei 2025.

    Pewarta: Rolandus Nampu
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025