BUMN: PLN

  • PLTA Batang Toru Bakal Pasok Listrik Jaringan Sumatera, Beroperasi Akhir 2025 – Page 3

    PLTA Batang Toru Bakal Pasok Listrik Jaringan Sumatera, Beroperasi Akhir 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) menargetkan mulai uji coba Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau PLTA Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada Juli 2025.

    PLTA yang masuk proyek strategis nasional senilai Rp 21 triliun tersebut akan mulai berakhir akhir 2025, untuk memasok listrik ke jaringan interkoneksi Sumatera.

    Expert Sipil Bangunan Air PT NSHE Hadi Susilo menuturkan, PLTA Batang Toru akan menjadi sumber energi baru dan pekerjaan konstruksi sudah mencapai 96%. PLTA yang dikelola NSHE tersebut berkapasitas terpasang total 510 MegaWatt (MW), dan pengoperasian tahap awal mencakup satu unit turbin berkapasitas 127,5 MW.

    “Tiga unit turbin lainnya akan menyusul beroperasi secara bertahap,” kata Hadi seperti dikutip dari Antara, Jumat (25/4/2025).

    Hadi menuturkan, untuk unit pertama, NSHE menargetkan mulai uji coba Juli 2025. Dibangun di atas lahan genangan seluas hanya 101 hektare, PLTA Batang Toru diklaim sebagai salah satu PLTA paling efisien dalam memanfaatkan ruang di Indonesia.

    Dengan efisiensi penggunaan lahan yang tinggi, proyek ini disebut mampu menghasilkan dampak lingkungan yang minimal dibandingkan proyek sejenis.

    “Dari sisi kelayakan, nilai ekonomi proyek ini sangat positif. Energi yang dihasilkan akan masuk ke jaringan tegangan tinggi PLN dan menggantikan sebagian pembangkit diesel dan batu bara yang kurang ramah lingkungan,” kata Hadi.

    Selain berfungsi sebagai penyedia energi bersih, PLTA Batang Toru dirancang untuk merespons beban puncak secara cepat, menjadikannya solusi strategis untuk ketahanan energi wilayah Sumatera.

    Proyek itu sebelumnya sempat menghadapi berbagai tantangan, termasuk isu lingkungan dan akses lokasi yang sulit. Namun, dengan kemajuan saat ini, PLTA Batang Toru menunjukkan pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang berkelanjutan tetap dapat tercapai.

    “Dengan dimulainya operasi unit pertama pada akhir 2025, PLTA Batang Toru diharapkan menjadi tonggak penting dalam transisi energi hijau Indonesia,” kata Hadi.

  • Video: Produksi Gas RI Terus Turun, Pasokan Pembangkit PLN Terganggu?

    Video: Produksi Gas RI Terus Turun, Pasokan Pembangkit PLN Terganggu?

    Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia terancam kekurangan pasokan gas bumi mengingat terjadi penurunan produksi akibat “natural declining” sumur-sumur migas yang sudah tua.

    Di tengah kabar turunnya produksi gas di sektor hulu, Direktur Gas & BBM PLN Energi Primer Indonesia, Rakhmad Dewanto memastikan pasokan gas untuk pembangkit PLN aman sampai bulan Juni 2025. Namun untuk Juli-Desember masih menunggu arahan pemerintah terkait tambahan kebutuhan gas.

    Diperkirakan PLN butuh 16-20 kargo LNG untuk memenuhi stok gas pembangkit PLN hingga akhir tahun 2025. Sehingga guna memastikan keamanan pasokan gas, PLN memaksimalkan upaya penghematan konsumsi gas serta mencari peluang tambahan pasokan LN dan gas pipa dari para pemasok.

    Seperti apa dampak anjloknya produksi gas bumi RI ke pasokan gas ke pembangkit PLN? Selengkapnya simak dialog Bramudya Prabowo dengan Direktur Gas & BBM PLN Energi Primer Indonesia, Rakhmad Dewanto dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Jum’at, 25/04/2025)

  • Korsleting Listrik Picu Kebakaran Hebat di Pengarang Bondowoso, Kerugian Capai Rp50 Juta

    Korsleting Listrik Picu Kebakaran Hebat di Pengarang Bondowoso, Kerugian Capai Rp50 Juta

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik warga di Desa Pengarang, Kecamatan Jambesari Darussholah, Kabupaten Bondowoso, dilaporkan terbakar pada Jumat, (25/4/2025) pagi.

    Kebakaran diduga dipicu korsleting listrik dari alat elektronik yang digunakan korban.

    Plt Kabid Damkar pada Satpol PP dan Damkar Bondowoso, Martanto, membenarkan kejadian tersebut.

    Ia mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan sekitar pukul 08.48 WIB dari warga bernama Uswatun.

    “Tim langsung menuju lokasi dan tiba pukul 08.55 WIB. Upaya pemadaman dan pendinginan selesai pada pukul 09.25 WIB,” terang Martanto pada BeritaJatim.com.

    Kebakaran tersebut menimpa rumah milik Ibu Hasanah (54), warga RT 1 RW 1 Desa Pengarang. Menurut keterangan, peristiwa bermula saat Hasanah memasak nasi menggunakan rice cooker.

    Saat mencolokkan kabel ke stopkontak, ia sempat kesetrum. Setelah mencoba mencolokkannya kembali, muncul percikan api yang kemudian membesar.

    Melihat situasi memburuk, Uswatun segera menghubungi petugas Damkar.

    “Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kerugian ditaksir mencapai kurang lebih Rp50 juta,” ungkap Martanto.

    Dalam proses pemadaman, dua unit kendaraan dikerahkan, yakni Carcentro dan Dyna. Sejumlah pihak juga terlibat membantu proses penanganan di lapangan, antara lain Koramil dan Polsek Jambesari, perangkat desa, warga sekitar, dan pihak PLN Bondowoso.

    “Setelah proses pemadaman rampung, personel kembali siaga di markas,” tutup Martanto.

    Warga diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan peralatan listrik guna menghindari kejadian serupa.

    “Jika terjadi kebakaran, masyarakat bisa segera menghubungi Damkar Bondowoso,” pungkas Martanto. [awi/aje]

  • PLN Butuh 20 Kargo LNG Untuk Pembangkit Hingga Akhir Tahun Ini

    PLN Butuh 20 Kargo LNG Untuk Pembangkit Hingga Akhir Tahun Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) mengungkapkan bahwa pihaknya membutuhkan pasokan gas dari Liquefied Natural Gas (LNG) sekitar 20 kargi mulai bulan Juli hingga akhir tahun 2025.

    Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rakhmad Dewanto mengatakan, sekarang ini perusahaan sudah memnuhi kebutuhan gas hingga Juni 2025, dan masih menunggu arahan dari pemerintah untuk pasokan gas Juli hingga Desember.

    “Jadi kalau berdasarkan perkiraan kita mungkin dari bulan Juli sampai Desember kita masih menunggu arahan pemerintah untuk pemenuhan 16 sampai 20 kargo LNG. Supaya kita bisa memastikan pasokan listrik berjalan dengan aman,” jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Jumat (25/4/2025).

    Rakhmad mengatakan, saat ini kebutuhan gas untuk pembangkit mengalami peningkatan. “Artinya kita upayakan energi lain ini bisa kita maksimalkan. Tetapi memang di PLN ini penggunaan gas ini memang istilahnya sesuatu yang kalau memang sudah bisa kita hindari dari energi lain memang mau tidak mau kita harus menggunakan gas,” tambahnya.

    Pihaknya juga tengah mencari beberapa kemungkinan pemasok gas lainnya jika memiliki kelebihan pasokan baik LNG maupun gas pipa

    “Kemudian yang kedua juga kita mengeksplor possibility diskusi dengan beberapa pemasok LNG maupun gas pipa apabila ada tambahan pasokan baik dari ekses produksi mungkin ataupun ada penjadwalan ulang dari pembeli-pembeli lainnya yang bisa kita alihkan untuk PLN. Nah ini kita koordinasi erat dengan baik SKK Migas maupun dengan Dirjen Migas maupun dengan produsen gas dan LNG,” tandasnya.

    (pgr/pgr)

  • PLN siap kaji PLTU yang akan pensiun dini

    PLN siap kaji PLTU yang akan pensiun dini

    PLN siap melaksanakan penugasan pemerintah, termasuk dalam mengkaji pensiun dini PLTU

    Jakarta (ANTARA) – PT PLN (Persero) menyatakan kesiapannya untuk mengkaji pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang akan dipensiundinikan, sebagaimana yang diperintahkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    “PLN siap melaksanakan penugasan pemerintah, termasuk dalam mengkaji pensiun dini PLTU,” ucap Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN Gregorius Adi Trianto kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Kesiapan tersebut guna mendukung tercapainya target nol emisi karbon atau net zero emission dan pembangunan berkelanjutan.

    Dalam melaksanakan kajian dan melakukan pensiun dini PLTU, PLN juga memastikan langkah tersebut dilakukan secara terukur dengan mempertimbangkan pasokan listrik bagi masyarakat.

    Pernyataan tersebut merespons peta jalan transisi energi yang akan menjadi acuan dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia.

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menetapkan peta jalan transisi energi melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2025 tentang Peta Jalan (Road Map) Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan.

    Peta jalan ini mencakup peningkatan kapasitas infrastruktur secara menyeluruh, dengan pembangunan jaringan interkoneksi antarpulau, peningkatan kapasitas jaringan transmisi di berbagai wilayah, serta adopsi teknologi yang lebih cerdas dan efisien pada pembangkit, transmisi, sistem pengendali dan distribusi.

    Terkait dengan pengakhiran operasional PLTU atau pensiun dini PLTU, pemerintah menetapkan sejumlah kriteria yang harus diperhatikan, antara lain kapasitas pembangkit, usia, tingkat pemanfaatan, emisi gas rumah kaca, nilai tambah ekonomi, serta ketersediaan pendanaan dan teknologi baik dari dalam maupun luar negeri.

    Aspek keandalan sistem kelistrikan, potensi dampak terhadap tarif listrik, serta prinsip transisi energi berkeadilan juga menjadi pertimbangan utama.

    Kajian percepatan pensiun dini PLTU dilakukan oleh PT PLN (Persero) berdasarkan penugasan dari Menteri ESDM.

    Kajian tersebut dilakukan dalam jangka waktu paling lama enam bulan, terhitung sejak penugasan dari menteri.

    Dalam kajian yang dilakukan untuk pensiun dini PLTU, PLN harus memuat paling sedikit aspek teknis, aspek hukum, aspek komersial, aspek keuangan termasuk sumber pendanaan, penerapan prinsip tata kelola yang baik, serta prinsip business judgement rules.

    “PLN terus berkomitmen mendukung transisi energi secara berkelanjutan,” kata Greg.

    Tidak lama setelah penerbitan Permen ESDM Nomor 10/2025, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga menandatangani keputusan pensiun dini untuk PLTU Cirebon I berkapasitas 650 MW.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • 3
                    
                        Kaget Dapat Tagihan Listrik Rp 12,7 Juta, Pedagang Gorengan Jombang: Saya Bayar Pakai Apa?
                        Surabaya

    3 Kaget Dapat Tagihan Listrik Rp 12,7 Juta, Pedagang Gorengan Jombang: Saya Bayar Pakai Apa? Surabaya

    Kaget Dapat Tagihan Listrik Rp 12,7 Juta, Pedagang Gorengan Jombang: Saya Bayar Pakai Apa?
    Editor
    JOMBANG, KOMPAS.com
    – Masruroh kaget tiba-tiba mendapat
    tagihan listrik
    dari
    PLN
    mencapai Rp 12,7 juta. Dia pun juga dituduh mencuri listrik sejak tahun 2022.
    Masruroh merupakan penjual gorengan asal Dusun Blimbing, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten
    Jombang
    , Jawa Timur.
    Tagihan listrik
    itu diterima Masruroh melalui pesan WhatsApp yang masuk langsung ke ponselnya.
    Perempuan yang kini tinggal sendiri itu pun bingung dengan datanganya tagihan itu. Apalagi, nama dalam tagihan tersebut tercatat atas nama mendiang ayahnya, yakni Naif Usman. Padahal, ayahnya sudah wafat pada 1992.
    Bagi Masruroh, tagihan listrik itu terlalu besar. Dia pun tak mampu membayar. Terlebih, penghasilannya hanya sebagai penjual gorengan keliling.
    “Saya bayar pakai uang apa? Uang dari mana saya bisa bayar sebanyak itu? Saya ini hidup dari jualan gorengan keliling saja,” ucapnya saat dikonfirmasi awak media pada Kamis (24/4/2025), seperti dikutip
    Surya.co.id
    .
    Masruroh mengatakan, listrik di rumahnya digunakan bersama penyewa yang menempati ruang di samping rumahnya.
    Menjelang Hari Raya Idul Fitri kemarin, keluar tagihan dengan ancaman pemutusan aliran listrik.
    Ancaman pemutusan aliran listrik itu pun benar terjadi. Listrik yang tersambung ke rumah Masruroh tak dapat menyala lagi pada Kamis (24/4/2025) siang.
    “Ayah, suami saya sudah tidak ada lagi, kalau sudah begini saya harus bagaimana? Saya jujur tidak mampu membayar uang sebanyak itu,” ungkapnya.
    Team Leader Pelayanan Pelanggan PLN UP3 Jombang-Mojokerto, Virna Septiana Devi, menjelaskan perkara yang dialami Masruroh ini. Menurutnya, pelanggan yang memiliki tunggakan tidak diizinkan untuk menerima pasokan listrik. Sehingga, aliran listrik ke rumah Masruroh diputus.
    “Jika ada pelanggan yang masih memiliki piutang itu tidak boleh,” beber Vina.
    Virna mengatakan, tagihan Rp 12,7 juta yang dialamatkan kepada Masruroh berdasarkan tagihan yang menempel pada ID pelanggan dengan daya 2200 watt yang masih aktif.
    Sampai sejauh ini, belum ada kebijakan penghapusan tagihan. Sementara untuk keringanan, harus melalui persetujuan manajemen wilayah.
    Kata Virna, ada opsi yang paling memungkinkan, yakni dengan mencicil tagihan itu sampai lunas supaya listrik tetap menyala kembali. 
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Janda Penjual Gorengan di Jombang Kaget Terima Tagihan Listrik Rp 12,7 Juta, PLN: Utangnya Dicicil
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hidrogen Hijau Jadi Andalan Transisi Energi

    Hidrogen Hijau Jadi Andalan Transisi Energi

    Jakarta: Indonesia kini bersiap menyambut masa depan energi dengan lebih hijau dan berkelanjutan. Salah satu terobosan terdepan datang dari PLN Indonesia Power (PLN IP) yang telah membangun ekosistem hidrogen hijau dari hulu ke hilir. Komitmen ini bukan hanya sekadar rencana, tapi sudah masuk tahap realisasi.
     
    Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa hidrogen hijau menjadi solusi konkret dalam menghadapi tantangan transisi energi global menuju target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
     
    “Hidrogen hijau ini karya enjiner PLN Grup yang sumbernya dari dalam negeri, jadi jika dikembangkan dan dimanfaatkan secara masif dampaknya besar sekali,” ujar Edwin dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 April 2025.
    13 green hydrogen plant beroperasi
    PLN Indonesia Power kini telah mengoperasikan 13 Green Hydrogen Plant (GHP) yang tersebar di berbagai pembangkit di Indonesia, termasuk:

    PLTU Pangkalan Susu
    PLTU Suralaya 1-7
    PLTU Suralaya 8
    PLTGU Cilegon
    PLTU Labuan
    PLTU Lontar
    PLTGU Tanjung Priok
    PLTU Pelabuhan Ratu
    PLTGU Tambak Lorok
    PLTG Pemaron
    PLTU Grati
    PLTU Adipala
    PLTP Kamojang

    PLTP Kamojang bahkan menjadi pembangkit panas bumi pertama yang sukses memproduksi hidrogen hijau di Indonesia. Dari seluruh GHP ini, PLN IP mampu memproduksi hingga 80 ton hidrogen hijau per tahun. 

    Sekitar 32 ton digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit, dan sisanya 48 ton siap dimanfaatkan untuk kebutuhan lain seperti transportasi dan industri.
     

    Hadirkan SPBU hidrogen pertama di Indonesia
    Tak hanya berhenti di produksi, PLN IP juga menyasar pemanfaatan energi berbasis hidrogen secara luas. Salah satu langkah pentingnya adalah menghadirkan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian bahan bakar hidrogen pertama di Indonesia.
     
    Langkah ini membuka peluang besar untuk pengembangan kendaraan berbahan bakar hidrogen dan mendukung ekosistem transportasi ramah lingkungan di masa depan.
    Hidrogen jadi bahan bakar PLTU ramah lingkungan
    Selain kendaraan, hidrogen hijau juga mulai dikembangkan untuk kebutuhan pembangkit. Salah satu inovasinya adalah mengubah hidrogen menjadi green ammonia yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar primer di PLTU.
     
    PLTU Labuan menjadi pelopor dengan keberhasilan uji coba ammonia cofiring sebesar 3 persen selama 8 jam menggunakan 50 ton ammonia. Ini menjadi tonggak penting pengurangan emisi di sektor pembangkitan listrik.
     
    “Hidrogen hijau merupakan sumber energi bersih yang tidak meninggalkan residu di udara, sehingga tidak menghasilkan emisi karbon karena hanya mengeluarkan uap air,” kata Edwin 
    Pemerintah beri dukungan 
    Dukungan terhadap pengembangan hidrogen hijau juga datang dari pemerintah. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut bahwa pengembangan energi bersih seperti hidrogen adalah bagian dari visi besar Presiden Prabowo.
     
    “Buktinya bahwa Bapak Presiden Prabowo telah mencanangkan Asta Cita, berbicara tentang kedaulatan swasembada energi, di dalamnya terdapat energi hijau, energi baru terbarukan dan hidrogen merupakan bagian daripada visi besar Bapak Presiden,” ujar Bahlil saat membuka Green Hydrogen & Energy Summit (GHES) 2025.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Makin banyak, PLN sebut total SPKLU roda empat capai 3.772 unit

    Makin banyak, PLN sebut total SPKLU roda empat capai 3.772 unit

    SPKLU roda dua yang telah terbangun sejak 2021 hingga Maret 2025 telah mencapai 9.956 SPKLU

    Jakarta (ANTARA) – PT PLN (Persero) menyebutkan total jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk kendaraan roda empat telah mencapai 3.772 unit di seluruh wilayah Indonesia per Maret 2025.

    “SPKLU roda empat per Maret 2025, kita sudah bangun 3.772 unit di seluruh Indonesia,” kata VP Perencanaan dan Strategi Pengembangan Produk Niaga PLN Rudiana Nurhadia saat acara RE Invest Indonesia 2025 dengan tema “Indonesia as the Next EV Production Hub” yang diselenggarakan Tenggara Strategics dan Centre for Strategic dan International Studies (CSIS) Indonesia di Jakarta, Kamis.​​​​​​​

    Dia menyebutkan ribuan SPKLU roda empat itu tersebar di 2.515 lokasi dengan rincian Jawa 2.667 SPKLU di 1.645 lokasi; Sumatera 442 SPKLU di 364 lokasi; dan Kalimantan 217 SPKLU di 170 lokasi.

    Selanjutnya, Sulawesi 148 SPKLU tersebar pada 125 lokasi; Bali dan Nusa Tenggara 246 SPKLU di 167 lokasi; Maluku 25 SPKLU di 25 lokasi; serta di Papua 27 SPKLU di 19 lokasi.

    “Dengan semangat mendukung mobilitas kendaraan listrik, PLN bersama mitra berkolaborasi dalam membangun infrastruktur SPKLU nasional,” ujarnya.

    Selain SPKLU roda empat, Rudiana menyebutkan SPKLU roda dua yang telah terbangun sejak 2021 hingga Maret 2025 telah mencapai 9.956 SPKLU.

    Kemudian, stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) atau swap station yang juga telah terbangun sebanyak 2.240 unit.

    “Untuk home charging yang terintegrasi dengan sistem PLN sampai saat ini 33.086 unit,” bebernya.

    PLN menyediakan SPBKLU dengan jenis standar charging, medium charging, fast charging, hingga ultra fast charging agar mampu menjangkau kebutuhan beragam pengguna kendaraan listrik di seluruh wilayah.

    Kendati demikian, Rudiana mengatakan ketersediaan SPKLU masih menjadi tantangan utama dalam mengadopsi kendaraan listrik, karena belum meratanya infrastruktur membuat masyarakat ragu untuk beralih ke kendaraan berbasis energi listrik.

    Sebagai pemegang penugasan dari pemerintah, PLN bertanggung jawab memastikan masyarakat nyaman dan percaya diri untuk mulai menggunakan kendaraan listrik dalam aktivitas sehari-hari mereka.

    Membangun infrastruktur pengisian daya membutuhkan investasi besar, sehingga PLN mengembangkan berbagai model kemitraan sejak tahun 2020 untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem EV nasional.

    Saat ini, sekitar 30 persen dari total 3.772 SPKLU roda empat berasal dari kemitraan, dengan 1.450 mesin mitra dan lebih dari 2.700 mitra yang menyediakan lahan, sementara perangkat disiapkan oleh PLN.

    PLN terus mengembangkan skema kemitraan agar pertumbuhan EV dapat terakselerasi secara sehat dan seimbang melalui kolaborasi yang saling menguntungkan antara perusahaan dan mitra.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • PLTA Batang Toru operasi akhir 2025 pasok jaringan Sumatera

    PLTA Batang Toru operasi akhir 2025 pasok jaringan Sumatera

    Medan (ANTARA) – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, mulai beroperasi akhir 2025 untuk memasok listrik ke jaringan interkoneksi Sumatera.

    PLTA yang dikelola oleh PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) ini memiliki kapasitas terpasang total 510 MegaWatt (MW), dengan pengoperasian tahap awal mencakup satu unit turbin berkapasitas 127,5 MW.

    “Tiga unit turbin lainnya akan menyusul beroperasi secara bertahap,” ujar Expert Sipil Bangunan Air PT NSHE Hadi Susilo di Kota Sipirok, Kamis.

    Hadi mengatakan proyek strategis nasional senilai Rp21 triliun ini akan menjadi sumber energi hijau baru itu, dan pekerjaan konstruksi sudah mencapai 96 persen.

    Lebih lanjut, ia mengatakan untuk unit pertama, pihaknya menargetkan mulai uji coba pada Juli dan resmi beroperasi di akhir tahun ini.

    Dibangun di atas lahan genangan seluas hanya 101 hektare, PLTA Batang Toru diklaim sebagai salah satu PLTA paling efisien dalam pemanfaatan ruang di Indonesia.

    Dengan efisiensi penggunaan lahan yang tinggi, proyek ini disebut mampu menghasilkan dampak lingkungan yang minimal dibandingkan proyek sejenis.

    “Dari sisi kelayakan, nilai ekonomi proyek ini sangat positif. Energi yang dihasilkan akan masuk ke jaringan tegangan tinggi PLN dan menggantikan sebagian pembangkit diesel dan batubara yang kurang ramah lingkungan,” ucap Hadi.

    Selain berfungsi sebagai penyedia energi bersih, PLTA Batang Toru dirancang untuk merespons beban puncak secara cepat, menjadikannya solusi strategis untuk ketahanan energi wilayah Sumatera.

    Proyek itu sebelumnya sempat menghadapi berbagai tantangan, termasuk isu lingkungan dan akses lokasi yang sulit. Tapi dengan kemajuan saat ini, PLTA Batang Toru menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang berkelanjutan tetap dapat tercapai.

    “Dengan dimulainya operasi unit pertama pada akhir 2025, PLTA Batang Toru diharapkan menjadi tonggak penting dalam transisi energi hijau Indonesia,” tutur Hadi.

    Pewarta: M. Sahbainy Nasution dan Kodir Pohan
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Nenek Penjual Gorengan di Jombang Menangis Dihantam Tagihan Listrik Rp12 Juta

    Nenek Penjual Gorengan di Jombang Menangis Dihantam Tagihan Listrik Rp12 Juta

    Jombang (beritajatim.com) – Tangis Masruroh pecah saat menerima surat tagihan listrik dari PLN. Nenek penjual gorengan asal Dusun Blimbing, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang ini tak kuasa menahan pilu setelah mengetahui ia dibebani utang tagihan listrik sebesar Rp12 juta lebih.

    Masruroh, seorang janda yang kini hidup sebatang kara, mengaku tidak tahu-menahu perihal tuduhan pencurian listrik yang dituduhkan kepadanya sejak 2022. Ia juga merasa kebingungan karena nama yang tercantum dalam tunggakan adalah mendiang ayahnya, Naif Usman, yang telah meninggal dunia lebih dari tiga dekade lalu, tepatnya tahun 1992.

    Menjelang Lebaran kemarin, tagihan tersebut kembali mencuat, disertai ancaman pemblokiran aliran listrik di rumah sederhana yang ia tinggali. Padahal, aliran listrik tersebut juga digunakan oleh tetangganya yang menyewa ruangan di samping rumah Masruroh. Kamis siang, blokir itu benar-benar dilakukan—token listrik tak bisa lagi diisi.

    “Uang dari mana saya bisa bayar sebanyak itu? Saya hanya hidup dari jualan gorengan keliling,” ujar Masruroh sambil tersedu. Ia berharap PLN bisa menghapus utang yang bukan atas perbuatannya. “Suami saya sudah meninggal, ayah saya juga. Saya harus gimana? Saya tidak mampu.”

    Sementara itu, pihak PLN UP3 Jombang-Mojokerto melalui Team Leader Pelayanan Pelanggan, Virna Septiana Devi, menyatakan bahwa pelanggan dengan tunggakan tidak diperbolehkan menerima aliran listrik sebelum membayar atau mencicil tanggungan.

    Dalam kasus Masruroh, utang tersebut mencapai Rp12,7 juta, yang disebut menempel pada ID pelanggan dengan daya 2200 watt yang masih aktif.

    PLN mengakui hingga saat ini belum memiliki mekanisme penghapusan piutang pelanggan. Pengajuan keringanan pun harus melalui persetujuan manajemen regional, dan opsi satu-satunya adalah mencicil utang hingga lunas agar blokir listrik bisa dibuka.

    Kasus Masruroh membuka mata soal peliknya nasib masyarakat kecil yang terjepit oleh sistem, sekaligus mempertanyakan keadilan dalam pemberlakuan kebijakan terhadap pelanggan yang tak lagi punya daya untuk menyuarakan nasibnya. [suf]