BUMN: Perum BULOG

  • Zulhas Tegaskan Tak Ada Impor Beras Lagi

    Zulhas Tegaskan Tak Ada Impor Beras Lagi

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menegaskan tidak ada penambahan impor baru untuk beras tahun ini. Dia menjelaskan kuota impor yang tengah diselesaikan pemerintah 3,6 juta ton.

    Dari jumlah itu, tersisa 1 juta ton yang masih akan masuk. Zulhas mengatakan, Bulog baru menyelesaikan 150 ribu ton dari sisa 1 juta ton, artinya tersisa 850 ribu ton.

    “Tentu akan dikejar tahun ini selesai. Kalau sudah masuk semua stok kita akan lebih banyak. Jadi lebih siap, saya kira di bawah Pak Dirut ini stok yang terbaik,” kata Zulhas di Gudang Bulog Sunter Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (4/11/2024).

    Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk memiliki stok pada akhir tahun sebesar 2 juta ton. Untuk itu, dia mendorong agar sisa impor 850 ribu ton harus masuk tahun ini.

    “(Sisa impor) 1 juta (ton), 150 ribu (ton) sudah masuk, tinggal 850 ribu (ton). Kemarin biar cepat mau G to G dengan India. Tetapi nggak bisa, India maunya B to B. Itu dari 3,6 juta ton, kurang 1 juta, yang 150 ribu sudah masuk, tinggal 850 ribu,” terangnya.

    Untuk stok CBP saat ini di Perum Bulog sebanyak 1,6 juta ton. Zulhas mengatakan, pemerintah menargetkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) harus mencapai 2 juta ton.

    “Sekurang-kurangnya stok kita akhir tahun 2 juta. Di sini (Gudang Banten-Jakarta) 140 ribu ton sedangkan Bulog punya 1.508 gudang, dengan kapasitas 4 juta. Jadi stok beras aman dan cukup. Masyarakat tidak usah khawatir, beras cukup. Apa lagi program sawah baru intensifikasi,” pungkasnya.

    Lihat Video: Kesan Zulhas-Cak Imin Ikuti Retret Kabinet Merah Putih di Magelang

    (ada/ara)

  • Zulhas Cek Beras di Gudang Bulog, Sebut Cadangan Harus 2 Juta Ton

    Zulhas Cek Beras di Gudang Bulog, Sebut Cadangan Harus 2 Juta Ton

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengecek stok beras di Gudang Bulog Sunter Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kunjungan ini dilakukan untuk mengecek stok cadangan beras pemerintah (CBP).

    Berdasarkan pantauan detikcom, Senin (4/11/2024), Zulhas hadir di lokasi sekitar pukul 11.12 WIB. Pengecekan stok beras ini, Zulhas didampingi oleh Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono, Wakil Direktur Utama Perum Bulog Marga Taufiq.

    Kemudian Zulhas langsung mengecek stok beras di gudang pertama. Lalu, dilanjutkan untuk mengecek teknologi rice to rice milik Perum Bulog.

    Hasil pengecekan itu, Zulhas mengatakan stok beras dalam negeri aman. Untuk pasokan di Perum Bulog saat ini 1,6 juta ton. Zulhas mengatakan, pemerintah menargetkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) harus mencapai 2 juta ton.

    “Sekurang-kurangnya stok kita akhir tahun 2 juta (ton). Di sini (stok Jakarta-Banten) 140 ribu ton sedangkan Bulog punya 1.508 gudang, dengan kapasitas 4 juta. Jadi stok beras aman dan cukup. Masyarakat tidak usah khawatir, beras cukup. Apa lagi program sawah baru intensifikasi,” kata Zulhas di Gudang Bulog Sunter Timur, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (4/11/2024).

    Zulhas mengatakan sisa impor dari kuota tahun ini sebesar 850 ribu ton. Adapun kuota impor tahun ini mencapai 3,6 juta ton.

    “(Sisa impor) 1 juta , 150 ribu sudah masuk. Tinggal 850 ribu, kemarin biar cepat mau G to G dengan India. Tetapi nggak bisa, India maunya B to B. Itu dari 3,6 juta ton, kurang 1 juta, yang 150 ribh sudah masuk, tinggal 850 ribu,” terangnya.

    Zulhas menegaskan tidak ada penambahan impor beras baru. Jadi soal impor 1 juta ton merupakan sisa dari kuota impor tahun ini.

    “Nggak ada (impor lagi). Jadi ini bukan impor beras baru. Ini sudah diputuskan, realisasinya dari 3,6 juta ton yang belum selesai,” tegasnya.

    Lihat Video: Kesan Zulhas-Cak Imin Ikuti Retret Kabinet Merah Putih di Magelang

    (ada/ara)

  • Bulog beri bantuan alat mesin pertanian dukung petani tebu Blora

    Bulog beri bantuan alat mesin pertanian dukung petani tebu Blora

    Semoga bantuan ini dapat mendukung rencana DPC APTRI untuk mengembangkan varietas tebu unggul baru, Tebu Mustika A, yang berasal dari Thailand, dengan target lahan seluas 100 hektare,Jakarta (ANTARA) – Perum Bulog memberikan bantuan alat dan mesin pertanian untuk mendukung produktivitas petani tebu di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, sebagai bagian dari upaya meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani di wilayah tersebut.
     

    Direktur Human Capital Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto mengatakan, bantuan alat mesin pertanian yang diberikan berupa empat unit traktor tangan.

    “Dalam upaya mendukung peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani tebu di Blora, Perum Bulog menyerahkan bantuan tersebut,” kata Sudarsono dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

    Bantuan diserahkan melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bertajuk “Bulog Peduli Petani”.

    Bantuan empat unit traktor tangan diserahkan kepada Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPC APTRI) Kabupaten Blora.

    Bantuan ini diserahkan langsung oleh Direktur Human Capital Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto kepada Ketua DPC APTRI Blora Sunoto.

    “Semoga bantuan ini dapat mendukung rencana DPC APTRI untuk mengembangkan varietas tebu unggul baru, Tebu Mustika A, yang berasal dari Thailand, dengan target lahan seluas 100 hektare,” ujarnya.

    Menurutnya, melalui varietas itu, DPC APTRI Kabupaten Blora diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tebu serta kualitas rendemen, yang pada akhirnya akan menguntungkan para petani tebu setempat.

    Menurutnya, inisiatif itu juga selaras dengan prinsip Creating Shared Value (CSV) dan tujuan TPB 2 (tanpa kelaparan) dalam Program TJSL Bulog, yang berfokus pada pengembangan kesejahteraan masyarakat melalui dukungan pada sektor pertanian.

    “Kami berharap para petani tebu di Kabupaten Blora dapat memaksimalkan hasil produksi dan meningkatkan kesejahteraan mereka melalui APTRI,” tutur Sudarsono.

    Ketua APTRI DPC Kabupaten Blora Sunoto menyampaikan bahwa dengan bantuan empat unit traktor itu, direncanakan untuk digunakan di empat kecamatan yaitu Toodanan, Kunduran, Japah dan Jepon.

    “Bantuan ini diharapkan dapat menjadi motivasi petani untuk budidaya tebu dan mendukung hasil giling secara optimal agar menjadi sebuah sinergi yang baik bagi tiap pihak,” kata Sunoto.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2024

  • BPK Bongkar Penyebab Kementan & Bapanas Sulit Wujudkan Ketahanan Pangan RI

    BPK Bongkar Penyebab Kementan & Bapanas Sulit Wujudkan Ketahanan Pangan RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkap adanya sederet permasalahan yang mengakibatkan terhambatnya Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam mewujudkan ketahanan pangan.

    Berdasarkan laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I/2024, hasil pemeriksaan BPK menyimpulkan masih terdapat permasalahan signifikan yang mengakibatkan terhambatnya Kementan dan Bapanas untuk memenuhi ketersediaan dan keterjangkauan pangan yang efektif untuk mewujudkan ketahanan pangan tahun 2021 sampai dengan semester I/2023.

    Mengacu hasil pemeriksaan kinerja atas pemenuhan ketersediaan dan keterjangkauan pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan mengungkap adanya 12 temuan yang memuat 15 permasalahan ketidakefektifan. Selain itu, BPK juga menemukan adanya satu permasalahan pemborosan.

    Adapun, sederet permasalahan yang dimaksud, antara lain pertama, perhitungan produksi dan kebutuhan komoditas pangan strategis yang dinilai belum sepenuhnya valid dan mutakhir.

    Permasalahan ini terlihat pada penyusunan prognosa neraca pangan strategis yang disusun oleh Bapanas yang dinilai belum sepenuhnya didasarkan pada data produksi dan kebutuhan yang valid dan mutakhir, serta belum sepenuhnya tersinkronisasi dengan Sistem Nasional Neraca Komoditas (SNANK).

    “Akibatnya, proyeksi Neraca Pangan Bapanas dan Neraca Komoditas untuk komoditas padi, jagung, kedelai, bawang, cabai, gula, daging lembu, daging unggas, dan telur unggas pada SNANK tidak bisa dijadikan alat ukur dalam pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan nasional, termasuk kebijakan impor,” ungkap laporan BPK, seperti dikutip pada Sabtu (2/11/2024).

    Untuk itu, BPK telah merekomendasikan kepada kepala Bapanas agar berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Informasi Geospasial (BIG), Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan instansi lain yang terkait dengan data statistik pangan untuk pengintegrasian data yang berbasis digital dan mutakhir dari data kebutuhan, persediaan, produksi, dan distribusi serta impor pangan.

    Permasalahan kedua yang ditemukan BPK adalah sarana produksi pertanian berupa benih, bibit, pupuk, dan pakan yang belum mencukupi untuk memproduksi pangan strategis sesuai kebutuhan nasional.

    “Permasalahan tersebut di antaranya Kementan belum menganalisis kebutuhan minimal benih, bibit, pupuk, dan pakan untuk memproduksi pangan strategis,” ungkapnya.

    Selain itu, Kementan juga dinilai belum optimal memenuhi ketersediaan benih bersertifikat dan benih/bibit ternak berkualitas untuk mencukupi kebutuhan nasional. Imbasnya, Kementan belum dapat mencapai pemenuhan produksi jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, daging lembu, dan tebu untuk mencapai ketahanan pangan nasional.

    BPK pun telah merekomendasikan kepada menteri pertanian untuk mengoptimalkan analisis kebutuhan minimal atas benih bersertifikat dan pupuk. Ini dilakukan untuk dapat memproduksi komoditas pangan strategis sesuai kebutuhan nasional, serta melakukan upaya menjamin ketersediaan benih bersertifikat dan pupuk non subsidi.

    Di samping itu, BPK juga menemukan permasalahan terkait tata cara pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) dan harga acuan pembelian beras luar negeri belum diatur secara jelas.

    Hasil pemeriksaan menunjukkan regulasi yang mengatur tata cara pengadaan cadangan pangan pemerintah (CPP), khususnya pengadaan CBP, baik yang diserap dari dalam negeri maupun pembelian dari luar negeri, belum disusun dan ditetapkan dengan Peraturan Bapanas.

    Pasalnya, BPK menyebut bahwa selama ini tata cara pengadaan CBP dilaksanakan oleh Perum Bulog. Selain itu, Bapanas juga belum menetapkan kriteria harga pembelian pemerintah atau harga acuan pembelian yang dapat dijadikan patokan bagi Perum Bulog dalam pembelian beras dari luar negeri.

    “Akibatnya, pengendalian atas pengadaan CPP, khususnya pengadaan beras dari luar negeri lemah,” imbuhnya.

  • Bulog Papua: Penyaluran bantuan pangan beras mencapai 41 persen

    Bulog Papua: Penyaluran bantuan pangan beras mencapai 41 persen

    Jadi angka 41 persen ini, karena kami baru menyalurkan bantuan pangan beras untuk alokasi Agustus, dan untuk Oktober 2024 belum sepenuhnya direalisasikan.Jayapura (ANTARA) – Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kantor Papua dan Papua Barat menyebut penyaluran bantuan pangan beras ke enam provinsi di Tanah Papua telah mencapai 41 persen, dan hingga kini masih terus berjalan.

    Kepala Bulog Papua dan Papua Barat Ahmad Mustari, di Jayapura, Jumat, mengatakan penyaluran bantuan pangan ke enam provinsi tersebut untuk alokasi selama tiga bulan, yakni Agustus, Oktober, dan Desember 2024 dan hingga kini masih terus berjalan.

    “Jadi angka 41 persen ini, karena kami baru menyalurkan bantuan pangan beras untuk alokasi Agustus, dan untuk Oktober 2024 belum sepenuhnya direalisasikan,” katanya.

    Menurut Ahmad, dalam penyaluran bantuan pangan ke wilayah Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Tengah memang masih terkendala, karena pihaknya menggunakan sarana transportasi udara yaitu dengan menggunakan pesawat kecil.

    “Sehingga untuk menyalurkan bantuan pangan ke wilayah pegunungan seperti Kabupaten Puncak dan Kabupaten Deiyai belum berjalan optimal,” ujarnya lagi.

    Meski demikian, pihaknya akan terus berupaya untuk menyalurkan bantuan pangan kepada masyarakat di wilayah pegunungan hingga akhir tahun ini.

    Dia menambahkan, Perum Bulog Papua dan Papua Barat mencatat alokasi bantuan pangan pada Agustus telah mencapai 7.000 ton dan bulan Oktober sudah di angka hampir 2.000 ton.

    “Kami berharap hingga Desember 2024 semua bantuan pangan bisa direalisasikan,” katanya pula.

    Dia mengatakan lagi, hingga 12 September 2024 distribusi beras untuk Penerima Bantuan Pangan telah mencapai realisasi sebesar 4,257 juta kilogram atau sekitar 53,97 persen dari target distribusi.
    Baca juga: Bulog Sorsel siap salurkan bantuan pangan beras untuk dua kabupaten
    Baca juga: Bulog-Kodim Merauke salurkan bantuan beras di Distrik Ilwayab

    Pewarta: Ardiles Leloltery
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2024

  • Kementerian Koperasi Gandeng Perum Bulog Buat Serap Komoditas Koperasi

    Kementerian Koperasi Gandeng Perum Bulog Buat Serap Komoditas Koperasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berencana melakukan sinergi dan kerja sama terkait penyerapan komoditas pangan yang dikelola oleh koperasi.

    Nantinya, produk pangan yang diproduksi oleh koperasi seperti beras, jagung, daging, hingga kedelai akan diserap oleh Perum Bulog.

    Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menuturkan bahwa rencana kerja sama ini akan segera dikukuhkan melalui penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

    Dia berharap, keterlibatan koperasi di dalam kerja sama ini akan semakin meningkatkan semangat masyarakat untuk berkoperasi.

    Budi menjelaskan, koperasi yang akan dilibatkan dalam kerja sama ini adalah koperasi yang bergerak di sektor pangan. Selain itu, juga ada beberapa Koperasi Unit Desa (KUD) yang akan dilakukan revitalisasi.

    “Dan juga nanti kita lihat koperasi-koperasi yang sehat yang bergerak di sektor pangan untuk bekerja sama,” kata Budi Arie di Kantor Kementerian Koperasi, Jakarta, Kamis (31/10/2024).

    Budi meyakini kerja sama dengan Perum Bulog akan mendorong peningkatan kesejahteraan anggota koperasi. Terlebih, secara tidak langsung koperasi juga dapat berperan sebagai stabilitator harga pangan.

    Di samping itu, menurutnya, dengan keterlibatan koperasi dalam membangun ekosistem pangan merupakan upaya pemerintah memulihkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.

    Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono optimistis skema kerja sama ini akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

    Wahyu menuturkan, dengan kapasitas gudang yang mencapai 4 juta ton, Perum Bulog akan mampu menyerap banyak komoditas hasil petani anggota koperasi.

    “Melalui kerja sama ini kita ingin saling menguntungkan, dengan begitu perputaran ekonomi di koperasi akan bergerak. Bulog tidak bergerak sendirian dan di sini ada koperasi sehingga saling mengontrol,” tuturnya.

    Wahyu memastikan Perum Bulog berkomitmen akan terus memaksimalkan peluang untuk menjaga harga jual komoditas di tingkat petani tetap di atas harga pasar. Dengan jaminan harga yang lebih baik diharapkan bisa mendorong kesejahteraan petani.

  • Mentan Amran Kumpulkan Bos-Bos BUMN Pangan-Bapanas, Ternyata Bahas Ini

    Mentan Amran Kumpulkan Bos-Bos BUMN Pangan-Bapanas, Ternyata Bahas Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengumpulkan direksi BUMN Pangan dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di kantornya hari ini, Selasa (29/10/2024), untuk membahas terkait swasembada sampai dengan ketahanan pangan nasional.

    Adapun BUMN Pangan yang diundang diskusi hari ini, diantaranya ID FOOD, Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), Perum Bulog, dan Perkebunan Nusantara atau PTPN.

    “Baru saja kita diskusi dengan BUMN pangan, kita ingin kolaborasi, sinergi positif, saling menguntungkan. Yang hadir kami undang tadi ada ID Food, PIHC, Bulog, kemudian PTPN. Ada empat BUMN Pangan,” kata Amran saat ditemui usai rapat bersama BUMN Pangan.

    Amran mengungkapkan salah satu contoh kolaborasi dan sinergi positif yang akan dilakukan Kementan bersama Bapanas dan BUMN Pangan ke depannya, ialah pengoptimalan lahan dan potensi benih padi yang mencapai 100 ribu ton milik PT Sang Hyang Seri, anak perusahaan holding pangan ID FOOD.

    “Sang Hyang Seri punya lahan, punya potensi benih padi sampai 100 ribu ton seperti kebutuhan kita. Nilainya mungkin Rp2 triliun sampai dengan Rp3 triliun, tetapi selama ini belum optimal. Jadi nanti kita kolaborasi,” ujarnya.

    Selain itu, Amran juga memberikan perintah kepada Perum Bulog untuk memperkuat cadangan pangan pemerintah (CPP), baik untuk komoditas padi maupun jagung.

    “Bulog cadangan harus kita perkuat, kemudian off-taker untuk padi, jagung, dan seterusnya. Ini betul-betul harus dijaga dengan baik. Karena itu sangat menentukan petani kita, rugi atau untung. Kalau kita mau swasembada kita harus jaga petani kita berada pada posisi untung,” ucap dia.

    “Kemudian yang lain juga demikian. Seperti PTPN nanti akan meningkatkan produksinya, sawit maupun gulanya,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Amran mengatakan dirinya juga sudah meminta kepada direksi BUMN pangan agar membuat kluster kebun terbaik, khususnya tebu. “Supaya produksi tertinggi, produksi terbaik, sinder terbaik, mandor terbaik, peralatan terbaik. Sehingga kita mendapatkan nilai tertinggi. Ini menjadi giant lab atau laboratorium raksasa nantinya,” lanjut dia.

    Dia menyebut pertemuan pihaknya bersama BUMN pangan akan terus berlanjut, untuk menciptakan sinergi yang positif ke depannya.

    “Ini Insyaallah kami akan bertemu lagi ke depan. Kami betul-betul harus sinergi positif,” pungkasnya.

    (dce)

  • Kemenkeu Siapkan Anggaran untuk Cetak 3 Juta Hektare Sawah

    Kemenkeu Siapkan Anggaran untuk Cetak 3 Juta Hektare Sawah

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan akan menyiapkan anggaran untuk mewujudkan perintah Prabowo Subianto dalam mencetak tiga juta hektare sawah.

    Wakil Menteri Keuangan III Anggito Abimanyu menyebutkan pada dasarnya Prabowo mencanangkan dalam lima tahun ke depan untuk melakukan swasembada beras.

    “[Cetak sawah] satu juta dulu kami akan siapkan anggarannya, kemudian tiga juta,” ujarnya dalam Rapat Terbuka Senat: Puncak Dies Natalis ke-15 & Lustrum III Sekolah Vokasi UGM Tahun 2024, Senin (28/10/2024).

    Saat ini, Anggito menyampaikan telah ada satu juta hektare sawah yang dikerjakan di Maluku. Bila mana dalam pemerintahan Prabowo berhasil mencatak tiga juta sawah, Anggito meyakini Indonesia akan menjadi penghasil beras terbesar di dunia.

    Pasalnya, di tengah krisis global, negara-negara mengutamakan kepentingan domestiknya dan menutup keran impor. Untuk itu, Indonesia harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri.

    “Nomor satu swasembada, make sure kita tidak ada impor beras. Make sure kita cukup untuk menghidupi rakyat kita melalui pangan dan produk yang ada,” jelasnya.

    Selain di Maluku, cetak sawah juga direncanakan di Kalimantan Tengah, yang ide awalnya adalah food estate.

    Selain itu, Anggito juga menyebutkan adanya revitalisasi dari Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk mendukung kebutuhan pangan Tanah Air.

    “Jadi ini pencetakan sawah termasuk Bulog, sekarang menjadi Bulognas. Sudah direvitalisasikan supaya Bulog punya peran sebagai buffer untuk kebutuhan-kebutuhan pangan kita,” tuturnya.

    Meski demikian, Anggito tidak menyebutkan seberapa besar anggaran yang akan disiapkan dari kas negara untuk menambah lahan padi tersebut.

    Sementara melihat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, belum tercatat alokasi khusus untuk cetak sawah, namun terdapat porsi untuk membiayai program Quick Win Lumbung Pangan Nasional Daerah dan Desa senilai Rp15 triliun.

    Adapun dalam Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik bidang Pangan Pertanian, yang salah satu tujuannya meningkatkan kemampuan produksi pangan, untuk tahun depan dianggarkan senilai Rp675,33 miliar.

    Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono optimistis Kementerian Pertanian (Kementan) mampu cetak lahan sawah seluas tiga juta hektare dalam waktu 3—4 tahun ke depan.

    Sudaryono menaksir bahwa target tiga juta hektare itu nantinya akan bisa memenuhi kebutuhan pangan nasional hingga 80 tahun ke depan.

    “Kami perkirakan dengan tiga juta itu bisa menjamin generasi kita 80 tahun ke depan. Dengan tadi eksponensial penambahan penduduk, kemudian kebutuhan konsumsi pangan kita, dengan tiga juta itu bisa paling tidak kita save selama 70—80 tahun ke depan,” ungkapnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (28/10/2024).

  • Ketersediaan beras di Jakarta masih cukup hingga akhir tahun 2024

    Ketersediaan beras di Jakarta masih cukup hingga akhir tahun 2024

    Kita sudah cek, ketersediaan di Pasar Induk Beras CipinangJakarta (ANTARA) – Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi memastikan ketersediaan beras hingga hari raya Natal dan Tahun Baru 2024 di Jakarta masih mencukupi.

    “Kita sudah cek, ketersediaan di Pasar Induk Beras Cipinang per 20 Oktober tercatat 48.695 ton. Insyaallah cukup untuk memenuhi kebutuhan Nataru (Natal dan Tahun Baru 2024),” jelas Teguh saat dijumpai di PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Senin.

    Baca juga: DKI siapkan strategi untuk ciptakan kemandirian ketahanan pangan

    Lebih detail Teguh memaparkan, harga rata-rata untuk beras premium kini sebesar Rp14.000 per kilogram (kg) dan harga tertinggi sebesar Rp14.900 per kg. Sedangkan untuk beras medium sebesar Rp12.050 dengan harga tertinggi Rp12.500 per kg.

    Dengan ketersediaan beras tersebut, Teguh pun memastikan untuk harga beras stabil di pasaran hingga Natal dan Tahun Baru 2024.

    Dia juga menyampaikan, saat ini kebutuhan beras masyarakat Jakarta rata-rata sebanyak 2.686 ton per hari atau 80.594 ton per bulan.

    Baca juga: Pemprov DKI salurkan pupuk bagi petani di Jaksel demi ketahanan pangan

    Menjelang Natal dan Tahun Baru 2024, lanjut Teguh, diprediksi kebutuhan beras di Jakarta akan meningkat sebesar rata 3,43 persen menjadi 2.797 ton per hari atau 83.391 ton per bulan.

    “Untuk memastikan ketersediaan beras dalam kondisi cukup hingga akhir 2024, kami telah melakukan langkah-langkah antisipatif misalnya pemenuhan kapasitas gudang dan penguatan kerja sama bisnis antardaerah atau b2b (business to business) dengan produsen beras dari berbagai daerah,” jelas Teguh.

    Selain itu, lanjut Teguh, pihaknya juga menjaga stabilitas pasokan beras bersama Perum Bulog Provinsi Jakarta-Banten serta mengikuti arahan-arahan pemerintah pusat.

    Baca juga: KPKP DKI Jakarta raih predikat stan terbaik di Indotani Expo Bandung

    “Tiap Senin Pak Menteri terus memimpin rapat terkait pengendalian inflasi daerah dan hitung-hitungannya yang menjadi acuan bagi kita untuk mengambil langkah-langkah antisipatif agar semuanya bisa terkendali,” kata Teguh.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Bulog pastikan stok beras di Bengkulu cukup hingga akhir 2024

    Bulog pastikan stok beras di Bengkulu cukup hingga akhir 2024

    Saat ini (ketersediaan beras di Bengkulu) kurang lebih sebanyak 4.700 ton dan akan ada penambahan dari Lampung dan PalembangKota Bengkulu (ANTARA) – Perusahaan Umum (Perum) Bulog Divre Bengkulu memastikan bahwa ketersediaan beras di wilayah tersebut pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) hingga akhir 2024.

     

     

    Kepala Perum Bulog Divre Bengkulu Dody Syahrial di Bengkulu, Sabtu, mengatakan bahwa saat ini ketersediaan beras di gudang sebanyak 4.700 ton dan 3.500 ton dalam proses pengiriman ke Bengkulu.

    “Saat ini (ketersediaan beras di Bengkulu) kurang lebih sebanyak 4.700 ton dan akan ada penambahan dari Lampung dan Palembang,” ujar dia.

    Ia menyebutkan bahwa saat ini permintaan beras di pasaran mengalami peningkatan hingga 30 persen jika dibandingkan dengan semester sebelumnya.

    Hal tersebut disebabkan karena menjelang pelaksanaan pilkada dan menjelang perayaan hari besar keagamaan nasional yaitu Natal dan Tahun Baru 2025.

    Untuk itu, Bulog Bengkulu akan mengusulkan penambahan permintaan beras ke pemerintah pusat jika dibutuhkan saat ketersediaan beras di gudang menipis.

    Sementara itu, sejak Januari hingga Oktober 2024 Perum Bulog Divre Bengkulu telah menyalurkan sebanyak 18.200 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang merupakan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) guna mengendalikan harga beras di pasaran Provinsi Bengkulu.

    Untuk harga beras tersebut di Pasar Panorama dan Pasar Minggu yaitu Rp20 ribu hingga Rp28 ribu per liter tergantung dengan kualitas dan jenis beras, sedangkan untuk harga eceran tertinggi (HET) beras SPHP mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp11,5 ribu per kilogram menjadi Rp13,1 ribu per kilogram.

    Pewarta: Anggi Mayasari
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2024