BUMN: Perum BULOG

  • Bulog sebut butuh Rp57 triliun untuk penuhi target serapan beras

    Bulog sebut butuh Rp57 triliun untuk penuhi target serapan beras

    Kalau kita hitung harga Rp12.000 per kilogram, artinya 4,7 juta ton kali Rp12.000. Kurang lebih Rp57 triliun harus kita sediakan dalam waktu mengolah bisnis ini

    Jakarta (ANTARA) – Perum Bulog menyatakan butuh anggaran hingga Rp57 triliun untuk memenuhi target baru serapan beras yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 3 juta ton.

    Direktur Keuangan Bulog Iryanto Hutagaol di Jakarta, Rabu menjelaskan angka tersebut berasal dari akumulasi dari sisa stok yang dimiliki sebesar 1,7 juta ton ditambah target terbaru 3 juta ton dan dikalikan harga pembelian pemerintah (HPP) dari penggilingan yang sebesar Rp12.000 per kilogram.

    “Kalau kita hitung harga Rp12.000 per kilogram, artinya 4,7 juta ton kali Rp12.000. Kurang lebih Rp57 triliun harus kita sediakan dalam waktu mengolah bisnis ini,” kata dia.

    Iryanto mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan pembicaraan dengan pemerintah terkait bantuan pendanaan yang lebih terstruktur.

    “Saat ini kita dibantu perbankan. Kalau struktur kita dibantu oleh pemerintah, nanti pemerintah sebagian memberikan APBN-nya langsung kepada kita,” katanya pula.

    Lebih lanjut, dikatakannya, meski tugas yang diberikan berat, namun pihaknya memiliki komitmen untuk menuntaskan target yang diberikan, sehingga selama ini Perum Bulog tetap bertahan.

    “Selama ini kita survive, walaupun dengan beban yang begitu berat, harus meminjam dengan bank. Namun itu adalah konsekuensi. Tapi kita bisa melaksanakan tugas ini dengan baik,” kata dia.

    Sebelumnya, Perum Bulog menyatakan bisa memenuhi target serapan beras hingga 70 persen dari target awal yang sebesar 2 juta ton pada periode puncak panen yakni bulan Februari hingga Mei 2025.

    “Karena di puncak panen itu harapannya bisa menyerap 70 persen,” kata Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono di Jakarta, Rabu.

    Pihaknya memproyeksikan, produksi beras pada tahun 2025 akan mengalami puncak panen pada bulan Februari hingga Mei, yang apabila diakumulasikan pada puncak panen tersebut beras yang dihasilkan petani Indonesia mencapai lebih dari 15,8 juta ton.

    Dari hasil produksi tersebut, pihaknya yakin bisa melakukan serapan hingga 70 persen atau sebesar 1,4 juta ton dari target awal yang sudah ditetapkan.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mantan Bos Bulog Bicara Dampak Makan Bergizi Gratis ke Sektor Pertanian

    Mantan Bos Bulog Bicara Dampak Makan Bergizi Gratis ke Sektor Pertanian

    Bisnis.com, JAKARTA – Program andalan Presiden Prabowo Subianto yaitu Makan Bergizi Gratis, dinilai dapat menjadi katalis positif, tetapi dampaknya terhadap sektor pertanian disebut bersifat terbatas pada peningkatan permintaan bahan pangan segar. 

    Direktur Utama Perum Bulog periode 2023-2024, Bayu Krisnamurthi menyampaikan, pertumbuhan sektor pertanian ‘on-farm’ cenderung stagnan di kisaran 2,5% – 3%.

    Program yang mengandalkan bahan segar dari pertanian seperti sayuran, kata dia, tidak berkontribusi banyak terhadap sektor pertanian lantaran produk segar tersebut tidak banyak melalui proses pengolahan.

    “Makan bergizi itu sebenarnya nilai tambahnya kecil [ke sektor pertanian],” kata Bayu dalam agenda CEO Forum 2025, Rabu (22/1/2025).

    Dari sisi nilai tambah, Bayu menyebut bahwa program ini dapat meningkatkan permintaan bahan pangan segar, dengan estimasi peningkatan sebesar 30%-40%.

    Kendati menciptakan permintaan baru, dia menilai program ini tidak secara signifikan mendorong pertumbuhan sektor pertanian secara keseluruhan.

    Untuk menghasilkan multiplier effect yang besar, menurutnya sektor pertanian perlu diarahkan ke industri makanan dan minuman (mamin). Pasalnya, dalam pengolahan pangan, nilai tambah tak hanya berasal dari bahan pangan tapi juga melalui kemasan, branding, hingga distribusi produk.

    “Itu sebenarnya yang jauh lebih besar [dampaknya],” ujarnya.

    Namun demikian, Bayu menyebut bahwa program makan bergizi gratis memiliki manfaat signifikan dalam memperbaiki gizi masyarakat dan merupakan investasi jangka panjang. 

    “Mungkin di jangka pendek kita agak berkorban, fine. Tapi jangka panjang itu really on the right track,” pungkasnya. 

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lapangan usaha pertanian pada kuartal I/2024 mengalami penurunan sebesar 3,54% secara tahunan. Kondisi ini utamanya dipicu oleh penurunan produksi komoditas pertanian.

    Hal tersebut diungkapkan Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers pada Mei 2024. Dia menyebut, menurunnya produksi komoditas pertanian di awal 2024 disebabkan oleh fenomena El Nino.

    “Lapangan usaha pertanian terkontraksi 3,54% karena penurunan produksi komoditas pertanian pada awal 2024, khususnya tanaman pangan karena fenomena El Nino yang berpengaruh pada paruh kedua 2023,” katanya dalam konferensi pers, Senin (6/5/2024).

  • Bulog pastikan stok beras 2 juta ton bisa penuhi kebutuhan Ramadhan

    Bulog pastikan stok beras 2 juta ton bisa penuhi kebutuhan Ramadhan

    Kita optimis dengan stok 2 juta ton itu jika diperlukan sudah cukup.

    Jakarta (ANTARA) – Perum Bulog menyatakan stok beras yang saat ini dimiliki perusahaan negara ini sebanyak 2 juta ton bisa memenuhi kebutuhan masyarakat selama dua bulan ke depan hingga periode Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Kita optimis dengan stok 2 juta ton itu jika diperlukan sudah cukup,” kata Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono, di Jakarta, Rabu.

    Selain itu, berdasarkan data dari Perum Bulog, produksi beras domestik pada Ramadhan atau bulan Maret diprediksi mencapai 5,05 juta ton, serta pihaknya menargetkan melakukan serapan beras di periode itu sebesar 505 ribu ton atau 10 persen dari total produksi.

    “Jadi dua bulan ini, sampai dengan puasa, stok kita cukup,” ujar Wahyu.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan memastikan stok pangan untuk Imlek hingga Lebaran tahun 2025 ini dalam kondisi aman dan cukup.

    “Ini menghadapi Imlek, kemudian akan puasa dan Lebaran persediaan (pangan) aman, cukup stoknya,” ujar Zulkifli, di Jakarta, Rabu.

    Kendati demikian, dia menyampaikan bahwa beberapa hal yang harus segera diputuskan terkait kebutuhan pangan lainnya untuk puasa dan Lebaran, seperti pelaksanaan pengadaan daging.

    “Memang ada beberapa yang harus segera diputuskan, pelaksanaan pengadaan daging untuk puasa dan Lebaran,” katanya pula.

    Kemudian, juga terkait kenaikan harga beberapa barang kebutuhan pokok di sejumlah daerah, seperti minyak curah yang akan dievaluasi.

    “Kemudian ada beberapa daerah seperti Sumatera Utara, harga minyak termasuk minyak curah agak naik, juga gula agak naik, nanti akan rapat lebih lanjut akan dievaluasi apa sebabnya dan selanjutnya ada kebijakan-kebijakan yang akan kita ambil,” kata Zulkifli.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan harga pangan menjelang Ramadhan hingga Lebaran 2025 tetap terjaga dan stabil dalam rangka menjaga daya beli masyarakat.

    Saat ini, sejumlah komoditas yang dipastikan stabil meliputi daging sapi, ayam, beras, gula pasir, telur, cabai merah keriting, cabai merah rawit, bawang merah dan bawang putih.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bulog Butuh Dana Hampir Rp 57 Triliun untuk Kelola 4,7 Juta Ton Beras di 2025 – Halaman all

    Bulog Butuh Dana Hampir Rp 57 Triliun untuk Kelola 4,7 Juta Ton Beras di 2025 – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perum Bulog membutuhkan dana Rp 57 triliun untuk mengelola beras sebanyak 4,7 juta ton sesuai arahan pemerintah.

    Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono memastikan, akan mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto untuk tidak impor serta melakukan penyerapan gabah dan beras petani dalam negeri.

    Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp6.500 per kg sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

    Bulog tetap akan menerima gabah dengan kualitas di bawah standar, namun dengan penyesuaian harga (rafaksi).

    “Pada 2025, rencana pengadaan dalam negeri sebesar 3 juta ton. Pengadaan beras ini harus dilakukan secara kolektif dengan tetap menjaga kualitas,” ujar Wahyu di Bulog Corporate University, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2025).

    Direktur Keuangan Bulog, Iryanto Hutagaol memaparkan, Bulog diproyeksikan akan menyerap sebanyak 3 juta ton beras. Ditambah stok beras di Gudang Bulog saat ini ada 1,7 juta ton.

    “Artinya, kita akan mengelola 4,7 juta ton. Kalau kita hitung harga Rp 12 ribu per kilogram, artinya 4,7 juta (ton) dikali Rp 12.000, kurang lebih Rp 57 triliun harus kita sediakan dalam mengelola beras ini oleh pemerintah.”

    “Kami kurang lebih 10 persen biaya pengelolaan, dan itulah yang kita butuhkan setiap tahun,” ujarnya.

    Iryanto berujar, Bulog akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk memberikan bantuan yang lebih terstruktur untuk pendanaan.

    “Kalau struktur kita dibantu oleh pemerintah, nanti pemerintah sebagian memberikan APBN-nya langsung kepada kita,” tutur Iryanto.

    “Sementara ini kami bisa recovery dari revenue pendapatan kita adalah pada saat kita menyalurkan, di situlah pemerintah membeli beras kami dan itulah menjadikan recovery pendapatan kami,” sambungnya.

     

  • Bulog tekankan masih jadi bagian BUMN pada tahun ini

    Bulog tekankan masih jadi bagian BUMN pada tahun ini

    Saat ini kami menunggu Keputusan Presiden tentang tim transformasi.

    Jakarta (ANTARA) – Perum Bulog menyatakan pada tahun 2025, perusahaan penyerap dan distributor beras petani tersebut masih menjadi bagian dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan belum menjadi badan otonom.

    “2025 ini kami tetap dan masih berjalan selaku operator pangan sebagai Perum Bulog atau sebagai Badan Usaha Milik Negara,” kata Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono, di Jakarta, Rabu.

    Oleh karena itu, katanya lagi, perusahaan yang dipimpinnya secara langsung terikat dengan regulasi yang ditetapkan oleh Kementerian BUMN dan otoritas Badan Pangan Nasional (Bapanas).

    Meski demikian, kata dia pula, transformasi Perum Bulog hingga saat ini terus berjalan, mengingat pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI pada 4 November tahun lalu, legislator mendukung penuh perusahaan yang dipimpinnya untuk ditransformasi menjadi badan otonom, serta menunggu Keputusan Presiden (Kepres) terkait pembentukan Tim Transformasi Perum Bulog.

    “Saat ini kami menunggu Keputusan Presiden tentang tim transformasi,” kata dia lagi.

    Lebih lanjut ia menyatakan, dirinya akan mewujudkan visi yang diminta oleh Presiden Prabowo untuk membesarkan Perum Bulog seperti pada 50 tahun yang lalu.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan Perum Bulog akan bertransformasi menjadi badan otonom, karena sudah diputuskan dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto.

    Zulkifli bersama Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Rachmat Pambudy, Menteri PAN RB Rini Widyantini, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Direktur Utama Bulog Wahyu Suparyono, dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi membahas konsep transformasi, keuangan, hingga status kepegawaian.

    Setelah bertransformasi, kata Zulkifli, Bulog akan menjadi lembaga yang sangat kuat, karena bertugas menjadi penyangga pasokan dan stabilisasi harga pangan nasional.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bulog Ditargetkan Serap 3 Juta Ton Beras hingga Mei 2025

    Bulog Ditargetkan Serap 3 Juta Ton Beras hingga Mei 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Perum Bulog ditargetkan menyerap beras sebanyak tiga juta ton hingga Mei 2025. Keputusan ini diambil setelah rapat koordinasi terbatas yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas.

    “Bulog diminta menyerap tiga juta ton setara beras. Saya ingin tegaskan kembali, Bulog diminta untuk menyerap 3 juta ton setara beras. Itu yang pertama,” ujar Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Wahyu Suparyono di kantornya pada Rabu (22/1/2025).

    Lebih lanjut, Wahyu menjelaskan, untuk mencapai target tiga juga ton beras, Bulog telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pedagang Beras (Perpadi).

    “Dengan asosiasi perbenihan, kami akan segera menandatangani kerja sama. Selain itu, kami juga terus menjalin kerja sama dengan mitra pangan pengadaan (MPP) yang jumlahnya lebih dari 1.200 mitra,” jelas Wahyu.

    Langkah lain yang dilakukan Bulog adalah menjemput hasil panen langsung di lokasi panen. Setelah menerima data lokasi panen dari Kementerian Pertanian, Bulog akan turun langsung ke lapangan untuk melakukan penyerapan.

    “Hari ini, saya menugaskan wakil direktur utama ke sentra produksi di Jawa Timur untuk melakukan sosialisasi sekaligus memulai penyerapan gabah maupun setara beras di wilayah tersebut,” tambah Wahyu.

    Dalam rapat koordinasi tersebut, Bulog juga menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 6.500 per kilogram di tingkat petani.

    Selain itu, Bulog mengusulkan HPP untuk beras hingga sampai di gudang Bulog sebesar Rp 12.000 per kilogram. Namun, usulan ini masih akan dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Prabowo.

    “Tentu saja, keputusan akhir mengenai usulan ini akan ditetapkan dalam rapat terbatas yang akan dipimpin oleh Bapak Presiden Prabowo dua hari lagi. Kami mengusulkan kisaran HPP beras sebesar Rp 12.000 hingga Rp 12.250 per kilogram,” terang Wahyu.

    Namun, Wahyu menegaskan bahwa usulan ini belum menjadi keputusan final. “Saat ini, penyerapan beras dilakukan dengan harga Rp 12.000 per kilogram, dengan beberapa syarat dan ketentuan, seperti kadar kekeringan yang ditetapkan. Semua aturan ini berada di bawah kewenangan Badan Pangan Nasional sebagai regulator,” pungkasnya dalam menanggapi langkah Bulog untuk serap beras tiga juta ton.

  • Zulhas Perintahkan Bulog Serap Beras 3 Juta Ton, Harga Rp 12.000/Kg

    Zulhas Perintahkan Bulog Serap Beras 3 Juta Ton, Harga Rp 12.000/Kg

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menugaskan Perum Bulog untuk menyerap beras sebanyak 3 juta ton pada awal tahun 2025. Penyerapan ini dilakukan karena produksi awal tahun ini diprediksi melonjak.

    Zulhas mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi pada awal tahun meningkat 50% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

    “Tadi kami rapatnya agak panjang, memang harus beli sebanyak 3 juta ton dalam waktu yang pendek ini Januari, Februari, Maret, April, 3 juta itu menyerap dalam bentuk beras,” kata Zulhas usai rapat koordinasi di Kantor Kemenko Pangan, Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Rabu (22/1/2025).

    Bulog akan menyerap gabah dari penggilingan-penggilingan yang bekerja sama. Harga untuk penyerapan beras ini Rp 12.000 per kilogram (kg).

    Namun, Zulhas mengatakan berdasarkan hasil rapat, Bulog mengusulkan harga penyerapan beras itu dikisaran Rp 12.000/kg sampai Rp 12.500/kg. Keputusan kisaran harga itu akan diteruskan pada rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto.

    “Kami rakor sepakat, tapi belum menjadi keputusan setelah nanti kita akan bawa ratas (rapat terbatas) dulu. Jadi sekarang masih berlaku Rp 12.000. Tapi untuk mencapai 3 juta, itu usulan bulog, kami setuju di sini, tapi nanti akan dibawa ke ratas,” jelasnya.

    Ditemui dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi penugasan penyerapan 3 juta ton merupakan penugasan dalam satu tahun. Namun menurutnya memang Bulog perlu melakukan penyerapan pada semester I atau 6 bulan pertama 2025.

    “Karena kalau nanti di second semester, produksinya itu di bawah, rebutan sama penghiling padi. Kalau rebutan, maka harganya akan naik. Kan kita disuruh jaga daya beli masyarakat juga,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, sebenarnya dalam tugas penyerapan, Bulog melakukan dengan beberapa skema, yakni menyerap gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG) dan beras.

    (ada/rrd)

  • Bulog Guyur 20 Ribu Ton Beras SPHP Untuk Pasar Tradisional Sultra

    Bulog Guyur 20 Ribu Ton Beras SPHP Untuk Pasar Tradisional Sultra

    KENDARI – Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyiapkan 20 ribu ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk didistribusikan di pasar-pasar tradisional di wilayahnya selama periode Januari hingga Juni 2025 .

    Kepala Perum Bulog Kanwil Sultra Siti Mardati Saing saat ditemui di Kendari, Sultra, Sabtu, mengatakan bahwa pendistribusian beras SPHP tersebut akan dilakukan secara masif guna menjaga stabilitas harga beras di awal tahun dan masyarakat bisa mendapatkan beras dengan harga terjangkau.

    “Dalam program SPHP ini, Bulog Sultra menyediakan stok sebanyak 20 ribu ton untuk enam bulan ke depan,” katanya.

    Dia menyebutkan bahwa dengan menjaga pasokan dan ketersediaan di pasar-pasar pada momen seperti ini, kenaikan harga beras yang kerap terjadi di setiap awal tahun diharapkan tidak terjadi.

    Ia menyebutkan bahwa saat ini beras SPHP tersebut telah didistribusikan ke pasar rakyat di wilayah Sultra seperti di Kota Kendari dan wilayah-wilayah lainnya.

    “Kami sudah mendistribusikan beras tersebut untuk dua bulan itu targetnya 6.135 ton ke pasar-pasar pencatatan,” ujarnya.

    Siti menjelaskan bahwa pendistribusian beras SPHP secara masif tersebut diharapkan harga beras bisa terkendali sehingga masyarakat bisa menikmati beras murah dengan kualitas yang bagus.

    “Sebagaimana kita ketahui, biasanya bulan Januari ada kecenderungan beras merangkak naik,” jelasnya.

    Penyaluran beras melalui program SPHP akan terus dilakukan bulog Sultra sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar demi menjaga stabilitas harga.

  • Bulog Serap Gabah Petani Rp6.500 per Kilogram, Simak Ketentuannya!

    Bulog Serap Gabah Petani Rp6.500 per Kilogram, Simak Ketentuannya!

    Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog akan menyerap hasil produksi petani, termasuk Gabah Kering Panen (GKP), dengan harga Rp6.500 per kilogram sesuai kriteria yang telah ditetapkan.

    Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono mengatakan Bulog diberikan keleluasaan menyerap gabah di luar kualitas yang telah ditetapkan HPP melalui kebijakan rafaksi harga gabah, selain ketetapan mengenai Harga Pembelian Pemerinta (HPP) gabah dan beras.

    Adapun, rafaksi gabah diatur di dalam Keputusan Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan Atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.

    Rafaksi sendiri merupakan pengurangan terhadap harga gabah yang dijual ke Perum Bulog karena mutunya lebih rendah dari standar yang ditetapkan. Dalam hal ini, Bulog akan membeli gabah di harga Rp6.500 per kilogram, dengan maksimal kadar air 25% dan kadar hampa maksimal 10%.

    “Namun, pada saat kadar air di atas 26-30% dan kadar hampa 11-15% itu kita tetap beli atau serap dengan harga Rp5.750 per kilogram sesuai ketentuan rafaksi harga,” kata Wahyu dalam keterangan tertulis, dikutip pada Sabtu (18/1/2025).

    Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjelaskan bahwa per 15 Januari 2025, Bulog akan mulai menyerap GKP dengan harga Rp6.500 per kilogram.

    Kendati demikian, Bapanas menyampaikan bahwa ada faktor-faktor lain, seperti kadar air dalam gabah sesuai standar yang telah ditetapkan untuk menyerap gabah petani.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa urgensi penyerapan gabah dan beras yang sesuai kualitas berkaitan erat dengan pemanfaatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog. Adapun, stok CBP ini yang disalurkan ke masyarakat melalui berbagai program pemerintah.

    Dengan adanya standar kualitas GKP untuk harga Rp6.500 per kilogram ditetapkan kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%, dengan demikian beras yang disalurkan kepada rakyat merupakan beras yang bermutu.

    “Kami menyarankan para petani kita harusnya bisa dinaikkan kelasnya. Jadi para Gapoktan itu diberikan fasilitas dryer [pengering], sehingga bisa mendukung Bulog dengan harga Rp8.000 dan Rp8.200 untuk Gabah Kering Giling [GKG],” katanya.

    Dia menjelaskan, langkah upscaling ini perlu dilakukan agar kalangan petani tidak hanya mengandalkan GKP, sehingga bisa tercipta diferensiasi produksi. Terlebih, target pengadaan Bulog pada 2025 untuk GKG lebih besar daripada GKP.

  • Harga Pembelian Baru Rp6.500 per Kg Hanya Berlaku untuk Gabah Sesuai Standar

    Harga Pembelian Baru Rp6.500 per Kg Hanya Berlaku untuk Gabah Sesuai Standar

    JAKARTA – Perum Bulog menegaskan pihaknya hanya membeli gabah sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram (kg).

    HHP gabah tersebut merupakan harga pembelian baru yang berlaku mulai 15 Januari lalu. Adapun HPP gabah yang sebelumnya berlaku adalah Rp6.000 per kg.

    Sekretaris Perusahaan Bulog Arwakhudin menjelaskan bahwa standar tersebut sesuai dengan aturan yang tercantum dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025.

    Mengacu pada aturan tersebut, kata Arwakhudin, Bulog diwajibkan menyerap gabah kering panen dengan kadar maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.

    “Jadi ketika kadar air di atas 25 persen maka harganya bukan (mengacu pada HPP) Rp6.500 per kg, (tapi) menyesuaikan dengan struktur harga yang ditetapkan,” katanya di Jakarta, Jumat, 17 Januari.

    Arwakhudin pun membantah Bulog mempersulit pembelian atau pengadaan gabah dari para petani. Dia menekankan, semua hasil panen petani tetap akan diserap Bulog namun harganya menyesuaikan kualitas gabah.

    “Tugas kami saat ini harga yang sesuai persyaratan. Tidak ada maksud mempersulit pengadaan gabah petani untuk masuk dalam cadangan beras pemerintah,” jelasnya.

    Arwakhudin mengatakan penyerapan beras pada panen raya tahun ini akan dibagi menjadi tiga macam yakni gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), dan beras.

    Pembagian jenis penyerapan ini, lanjut Arwakhudin, dilakukan karena masing-masing jenis komoditas memiliki kebutuhan yang berbeda. Kata dia, beras diserap langsung untuk disalurkan dalam bentuk bantuan pangan maupun SPHP.

    Sementara gabah kering giling diserap karena bisa disimpan lebih lama sebelum diproses menjadi beras. Sedangkan gabah panen kering  ini diserap langsung dari petani agar memberikan manfaat kepada petani.

    “Makanya kami menyediakan komoditas dalam gudang kita itu dalam tiga bentuk. Jadi ada yang cepat, ada yang perlu proses dan ada yang menyentuh petani,” ucapnya.

    Setelah penyerapan tersebut, Arwakhudin mengatakan pihaknya berharap ada penugasan yang diberikan pemerintah kepada Bulog agar beras yang diserap bisa tersalurkan.

    “Harapan kita sebenarnya ada penyaluran bantuan pangan. Jadi ada pengurangan stok di gudang, jadi bisa dimasukin yang baru,” ujarnya.

    Sekadar informasi, dalam Kepbadan Nomor 2 Tahun 2025, telah diatur HPP gabah dan beras bagi Bulog dengan rincian antara lain:

    1) Gabah Kering Panen (GKP) di petani sebesar Rp6.500 per kilogram (kg) dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen;

    2) GKP di penggilingan sebesar Rp6.700 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen;

    3) Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan sebesar Rp8.000 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen;

    4) GKG di gudang Bulog sebesar Rp8.200 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen;

    5) Beras di gudang Bulog sebesar Rp12.000 per kg dengan kualitas derajat sosoh minimal 100 persen, kadar air maksimal 14 persen, butir patah maksimal 25 persen, dan butir menir maksimal 2 persen.