BUMN: Perum BULOG

  • Pemerintah Ingin Terapkan AI untuk Sektor Pertanian, Tiru Belanda

    Pemerintah Ingin Terapkan AI untuk Sektor Pertanian, Tiru Belanda

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) berencana menerapkan kecerdasan buatan (AI) di sektor pertanian dengan  mengintegrasikan data. Teknologi terbaru itu telah digunakan di Belanda.

    Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan Belanda yang merupakan negara eksportir produk pertanian terbesar kedua mampu mengelola pertanian melalui rumah kaca (green house) maupun metode pertanian vertikal (vertical farming) yang diolah ke dalam bentuk AI.

    “Bagaimana Belanda mengintegrasikan semua komponen data, BMKG, kontur tanah, kesuburan, dan seterusnya dikumpulkan, di-AI-kan sehingga rekomendasi-rekomendasi itu bisa langsung diterima oleh petani-petani mereka,” kata Sudaryono dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (5/5/2025).

    Sudaryono menjelaskan data yang berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga tingkat kesuburan pertanian nantinya bisa memprediksi kapan dan di mana petani harus menanam sayur maupun buah. Bahkan, dia menyebut integrasi data ke AI ini bisa mengukur tingkat nutrisi suatu tanaman.

    Untuk green house, misalnya, Sudaryono menjelaskan Belanda membuat iklim buatan (artificial climate) untuk menciptakan kelembapan suhu sehingga ongkos produksi tak membengkak.

    Namun, dia menekankan pemerintah tak akan serta-merta meniru 100% teknologi AI di sektor pertanian seperti Belanda, melainkan akan membuatnya jauh lebih sederhana.

    “Tentu saja kita tidak mungkin plek-plek [seperti Belanda] kita bikin di Indonesia, kita akan lebih sederhana, karena kita tidak perlu ada [green house], kita kan tidak ada musim dingin yang di mana green house butuh pemanas, tidak butuh pendingin atau AC pada saat musim panas, jadi kita kan relatif stabil,” terangnya.

    Lebih lanjut, Sudaryono menuturkan Universitas Wageningen yang berlokasi di Belanda dan merupakan universitas agrikultur terbaik di dunia itu telah bekerja sama dengan sejumlah universitas di Indonesia, termasuk Institut Pertanian Bogor (IPB).

    Dia juga mengeklaim IPB, Kementan melalui Pusat Data dan Informasi atau Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), Pupuk Indonesia, hingga Perum Bulog tinggal selangkah lagi mengintegrasikan data di sektor pertanian ke AI.

    “Sesuai dengan rencana Pak Menteri [Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman], kami di Pusdatin sudah berusaha, karena memang membuat AI itu butuh waktu, karena kan harus belajar terus,” ujarnya.

    Dengan begitu, Sudaryono menyebut sistem pendataan itu akan digunakan untuk petani melalui penyuluh pertanian terkait masa tanam hingga volume pupuk.

    Lebih lanjut, Sudaryono juga menyatakan Kementan juga membawa delegasi Rektor IPB, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas), Dekan Fakultas Perikanan Universitas Padjajaran (Unpad).

    Selain itu, ungkap dia, Kementan juga membawa tiga Agro Industri Nasional (Agrinas) milik pelat merah, seperti Agrinas Palma, Agrinas Pangan, dan Agrinas Jaladri atau Agrinas Perikanan.

  • Kementerian Pertanian Siap Ekspor Beras Jika Diminta Prabowo – Halaman all

    Kementerian Pertanian Siap Ekspor Beras Jika Diminta Prabowo – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, upaya merealisasikan ekspor beras kini tinggal menunggu instruksi dari Presiden Prabowo Subianto.

    Ia bahkan menegaskan kesiapannya untuk segera melaksanakan ekspor, baik hari ini maupun besok, jika mendapat perintah langsung dari Prabowo.

    “Kapan saja. Sekarang ada perintah presiden, kami tindaklanjuti. [Besok ada perintah] kami tindaklanjuti. Sekarang kami bersyukur stok [aman] di saat kondisi di beberapa negara agak kesulitan,” kata Amran dalam konferensi pers di kantor Kementan, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (5/5/2025).

    Saat ini, stok beras di Indonesia yang disimpan Perum Bulog mencapai angka tertinggi selama 57 tahun terakhir.

    Amran mengatakan bahwa stok beras yang dikantongi RI saat ini 3,5 juta ton. Dia bilang ini tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969 atau sejak dia lahir.

    “Kita mempunyai stok beras tertinggi selama 57 tahun atau seumur saya. Jadi saya lahir, Bulog lahir,” ujar Amran.

    Ia mengatakan bahwa Indonesia pernah memiliki stok beras menembus 3 juta ton pada 1984. Kala itu, penduduk Indonesia disebut ada sekitar 140 juta lebih.

    Kali ini, jumlah stok tersebut terulang lagi, tetapi dengan penduduk Indonesia yang meningkat hingga dua kali lipat.

    “Penduduk saat itu 140 juta orang lebih. Hari ini 280 juta orang. Jadi, kita mempunyai stok tertinggi selama 57 tahun dan penduduknya hampir kurang lebih 2 kali lipat,” ujar Amran.

    Stok beras yang dimiliki Bulog per 4 Mei 2025 pukul 23.59 WIB adalah sebesar 3.517.294 ton.

    Selain pada 1984 dan 2025, stok Bulog mencapai 3 juta ton juga pernah terjadi pada Juni 1997. Saat itu, jumlahnya mencapai 3.029.049 ton.

    Sebelumnya, Prabowo telah mengizinkan Indonesia mengekspor beras ke beberapa negara, setelah menerima laporan dari Menteri Pertanian dan Menko Pangan mengenai permintaan dari negara-negara sahabat.

    “Saya dapat laporan dari Menteri Pertanian, Menko Pangan, beberapa negara meminta agar kita kirim beras ke mereka. Saya izinkan. Saya perintahkan kirim beras ke mereka,” kata Prabowo dalam acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (23/4/2025).

    Prabowo juga menegaskan, ekspor beras ini harus berlandaskan prinsip kemanusiaan.

    “Kalau perlu, atas dasar kemanusiaan, kita jangan terlalu mencari untung besar. Yang penting, ongkos produksi, angkutan, dan administrasi tertutupi,” ucap Prabowo.

    Kita buktikan bahwa bangsa Indonesia sekarang adalah bangsa yang bisa membantu dan memberi kepada bangsa lain, bukan bangsa yang minta-minta,” jelasnya. 

  • Stok Beras RI Melimpah, Jadi Ekspor?

    Stok Beras RI Melimpah, Jadi Ekspor?

    Jakarta

    Stok cadangan beras pemerintah saat ini menjadi tertinggi sepanjang sejarah sebesar 3,5 juta ton hingga 4 Mei 2025. Sementara, Presiden Prabowo Subianto sebelumnya memberikan restu untuk ekspor beras. Lantas, apakah ekspor beras jadi dilakukan?

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah dapat melakukan dua hal untuk mengeluarkan stok beras yang ada sekarang. Pertama, melalui bantuan sosial dan kedua melalui ekspor beras.

    “Kan kalau untuk mengeluarkan stok yang ada, itu bisa untuk dalam bentuk bansos dan juga ekspor (beras),” kata Amran saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (5/5/2025).

    Meski begitu, Amran menerangkan masih menunggu perintah Presiden Prabowo Subianto untuk memutuskannya. Amran memastikan akan mematuhi apapun yang diperintahkan Prabowo, baik itu ekspor beras maupun bansos.

    Menurut Amran, pembahasan mengenai hal itu akan ditindaklanjuti di pertemuan berikutnya. Namun demikian, Amran tidak membeberkan kapan pertemuan tersebut berlangsung.

    “Sekarang kita ikut perintah Bapak Presiden nanti. Kalau Bapak Presiden mengatakan ekspor, kita ekspor. Kalau itu domain kementerian lain. Kalau itu untuk menjadikan bansos, terserah. Kita ikut. Pokoknya apa perintah Bapak Presiden, kita ikut,” terang Amran.

    Seperti diketahui, Prabowo memberikan izin pengiriman beras atau ekspor ke negara lain dengan alasan memenuhi asas kemanusiaan. Bahkan dia bilang, saat beras diekspor, jangan terlalu banyak mencari untung, yang penting bisa balik modal sudah cukup.

    “Saya izinkan dan saya perintahkan, kirim beras ke mereka, dan kalau perlu, sekarang. Ini atas dasar kemanusiaan. Kita jangan terlalu cari untung besar, yang penting ongkos produksi, plus angkutan, plus administrasi kembali,” kata Prabowo saat peluncuran Gerakan Indonesia Menanam di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu (23/4).

    Menanggapi hal itu, Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto mengatakan cadangan beras yang dimiliki Bulog saat ini melimpah. Untuk itu, Bulog menyatakan siap apabila diberikan penugasan untuk ekspor beras.

    “Kalau diperintahkan out ya, out kan gitu. Siap lah kan cadangannya banyak kok,” kata Prihasto saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (29/4).

    Simak video “Prabowo Sebut Produksi Jagung-Beras Melimpah, Tapi Gudang Terbatas” di sini:

    (acd/acd)

  • Stok Beras RI Melimpah, Jadi Ekspor?

    Prabowo Minta Gudang Darurat Bulog Dibangun, Ini Bocoran Lokasinya

    Jakarta

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan pemerintah akan membangun gudang darurat beras milik Perum Bulog. Hal ini sesuai dengan instruksi dari Presiden Prabowo Subianto.

    Amran menerangkan sesuai dengan perintah Prabowo, gudang darurat tersebut akan didirikan di daerah-daerah yang masih kekurangan gudang meskipun sudah menyewa. Amran pun menyebut sejumlah daerah yang berpotensi mengalami kondisi tersebut, seperti Aceh dan Nusa Tenggara Barat.

    “Sekarang yang diperintahkan oleh Bapak Presiden adalah membangun gudang di daerah-daerah yang betul-betul diperintahkan, daerah yang gudangnya sudah full, sudah sewa gudang, tapi masih kekurangan, contoh, Aceh dan NTB,” kata Amran saat konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (5/52025).

    Amran menyebut saat ini Bulog sudah menyewa gudang dengan kapasitas 1,1 juta ton untuk menampung produksi petani. Terbaru, Bulog telah menyerap sebesar 1,8 juta ton setara beras dari petani. Hingga 4 Mei 2025, stok beras Bulog mencapai 3,5 juta ton.

    Saat ditanya lebih lanjut mengenai stok beras tersebut akan digelontorkan lewat bansos atau ekspor beras, Amran menerangkan akan dilakukan sesuai dengan instruksi dari Prabowo.

    “Sekarang kita ikut perintah Bapak Presiden nanti. Kalau Bapak Presiden mau katakan ekspor, kita ekspor. Kalau itu domain kementerian lain, kalau itu untuk menjadikan bansos, teruslah kita ikut. Pokoknya apa perintah Bapak Presiden, kita ikut. Kan kalau untuk mengeluarkan stok yang ada, itu bisa untuk dalam bentuk bansos, juga ekspor. Dua solusi itu. Kita tunggu perintah,” jelas Amran.

    Terkait anggaran gudang darurat, Amran enggan membeberkan lebih lanjut. Dia hanya memastikan anggaran tersebut berasal dari pemerintah.

    “(Anggarannya) dari pemerintah, (dan jumlahnya) sesuai kebutuhan,” imbuh Amran.

    Sebelumnya, Amran menyampaikan sebagai solusi jangka pendek untuk menampung hasil panen yang terus meningkat, Presiden Prabowo telah menginstruksikan pembangunan 25 ribu gudang improvisasi berbahan tahan lama di berbagai wilayah. Gudang-gudang ini dirancang untuk bertahan 5 hingga 10 tahun, sambil menunggu pembangunan gudang permanen di setiap desa.

    “Kita tidak pernah membayangkan sebelumnya gudang-gudang Bulog penuh seperti hari ini, hingga harus mencari tambahan gudang baru. Bahkan Bapak Presiden memerintahkan segera membuat gudang darurat agar Bulog mampu terus menyerap beras petani,” kata Amran dalam keterangannya, Minggu (4/5/2025).

    Tonton juga “Wamentan soal Beras Bulog Berkutu: Bisa Jadi Pakan Ternak” di sini:

    (acd/acd)

  • Beda Nasib Indonesia, Jepang, & Malaysia Soal Stok Beras Terkini

    Beda Nasib Indonesia, Jepang, & Malaysia Soal Stok Beras Terkini

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut beras dalam negeri mengalami surplus saat sejumlah negara —Jepang hingga Malaysia— tengah dilanda krisis beras.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan banjir surplus beras ini diperoleh tanpa melalui keran importasi.

    Amran menjelaskan, surplus beras dalam negeri ini sejalan dengan peningkatan kuota pupuk bersubsidi, reformasi sistem distribusi pupuk, hingga kenaikan harga gabah petani menjadi Rp6.500 per kilogram.

    “Saat negara lain menghadapi krisis pangan, Indonesia justru surplus beras tanpa impor. Ini bukti bahwa ketika petani diberi dukungan penuh, hasilnya bisa luar biasa,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (4/5/2025).

    Per 4 Mei 2025, stok cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 3,5 juta ton di gudang Perum Bulog. Stok CBP ini mencatatkan rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir, atau sejak Bulog dibentuk oleh Presiden Soeharto.

    Amran mengatakan pencapaian ini sebagai tonggak penting dalam sejarah ketahanan pangan nasional, sekaligus bukti keberhasilan kerja keras petani dan efektivitas kebijakan pemerintah yang tepat sasaran.

    Namun, dia menyatakan angka stok cadangan beras ini akan terus diperkuat dan dipantau hingga mencapai target 4 juta ton.

    Di sisi lain, Amran menuturkan realisasi serapan beras Bulog mencapai 1,06 juta ton pada April 2025, sehingga secara total sebanyak 1,8 juta ton beras terserap dari Januari—awal Mei 2025.

    “Seluruh beras tersebut merupakan hasil serapan dari petani lokal, tanpa adanya impor beras medium selama periode Januari–Mei 2025,” ungkapnya.

    Jika menengok data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional diproyeksi akan menembus 18,76 juta ton pada semester I/2025. Angkanya naik 1,89 juta ton beras atau 11,17% dibandingkan produksi beras pada Januari–Juni 2024 yang hanya sebanyak 16,88 juta ton beras.

    Teranyar, United States Department of Agriculture (USDA) memperkirakan, produksi beras Indonesia tahun ini akan mencapai 34,6 juta ton. Menurut Amran, angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan ASEAN, sekaligus memperkuat posisinya sebagai lumbung pangan strategis di tengah ancaman krisis pangan global.

    Daftar Negara yang Dilanda Krisis Beras

    Berdasarkan catatan Bisnis yang dilansir dari akun Instagram @goodstats.id, Jumat (25/4/2025), berikut adalah daftar negara yang dilanda krisis beras:

    1. Jepang

    Di sana, beras domestik dibanderol 842 yen atau Rp100.000 per kilogram. Harga beras di Jepang naik lebih dari 100% dibanding 2024.

    Kondisi ini membuat pemerintah Jepang harus mengimpor beras dari Korsel lagi sejak terakhir 1999.

    2. Filipina

    Berikutnya, inflasi harga beras di Filipina mencapai level 24,4%, tertinggi dalam 15 tahun. Alhasil, pemerintah Filipina menetapkan status darurat ketahanan pangan di awal 2025.

    3. Malaysia

    Malaysia mencatat rasio swasembada beras turun ke level 56,2%. Di mana, produksi domestik hanya memenuhi kebutuhan di rentang 40%—50%.

  • Produksi Beras RI Diramal Tembus 34,6 Juta Ton, Tertinggi se-ASEAN

    Produksi Beras RI Diramal Tembus 34,6 Juta Ton, Tertinggi se-ASEAN

    Jakarta

    Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan proyeksi produksi beras Indonesia akan mencapai 34,6 juta ton sepanjang 2025. Proyeksi tersebut berdasarkan dari laporan terbaru Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).

    Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moh Arief Cahyono, mengatakan jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan produksi beras tertinggi di kawasan ASEAN tahun ini. Produksi beras nasional pada semester I tahun 2025 melonjak tajam sebesar 11,17% dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi Januari-Juni 2025 diperkirakan mencapai 32,57 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat 3,27 juta ton dibanding semester I/2024. Produksi beras turut meningkat menjadi 18,76 juta ton, naik 1,89 juta ton dari tahun sebelumnya.

    Arief menilai capaian ini tak lepas dari strategi pemerintah sejak awal masa tanam. Ketersediaan pupuk subsidi, benih unggul, dan perluasan mekanisasi pertanian menjadi kunci suksesnya lonjakan produksi.

    “Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kami terus bekerja keras meningkatkan produksi padi yang merupakan komoditas strategis dan menjadi perhatian besar Bapak Presiden,” kata Arief dalam keteranganya, Minggu (4/5/2025).

    Menurut dia, capaian positif produksi ini juga tercermin dari tingginya serapan beras nasional. Penyerapan bulan April mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai lebih dari 1,3 juta ton hanya dalam satu bulan.

    “Biasanya, dalam 10 tahun terakhir atau bahkan 5 tahun terakhir, serapan beras kita hanya rata-rata 1,2 juta ton saja. Angka serapan ini menunjukkan adanya perbaikan signifikan di Indonesia,” terang Arief.

    Stok beras nasional pun terjaga dengan baik. Perum Bulog melaporkan bahwa cadangan beras pemerintah saat ini hampir menyentuh angka 4 juta ton, jumlah tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

    (acd/acd)

  • Risiko Masih Tinggi, Pengamat Minta Pemerintah Tahan Diri untuk Ekspor Beras

    Risiko Masih Tinggi, Pengamat Minta Pemerintah Tahan Diri untuk Ekspor Beras

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat menilai adanya potensi beras dalam negeri yang melimpah sebanyak 18,76 juta ton pada semester I/2025 tak serta-merta membuat Indonesia bisa segera tancap gas mengekspor beras.

    Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menilai pemerintah harus memikirkan jangka panjang jika ingin mengekspor beras, meski saat ini ada potensi 18,76 juta ton beras yang diproduksi sepanjang Januari—Juni 2025.

    Sebab, dia menjelaskan bahwa umumnya, produksi beras akan turun pada tiga bulan terakhir lantaran memasuki periode paceklik.

    Adapun jika perkiraan produksi beras selama enam bulan di tahun ini dikurangi konsumsi selama enam bulan, maka masih ada surplus beras sekitar 3,22 juta ton. Menurutnya, surplus beras ini penting untuk menutup defisit bulanan ketika musim paceklik di akhir tahun nanti.

    “Kita syukuri produksi [beras] naik. Tapi nggak usah terlalu euforia dengan klaim produksi naik tinggi sehingga ada potensi ekspor,” kata Khudori kepada Bisnis, Minggu (4/5/2025).

    Untuk itu, Khudori mewanti-wanti agar pemerintah harus menjaga produksi beras di bulan-bulan berikutnya agar bisa lebih tinggi dari tahun lalu, sehingga kebutuhan dalam negeri bisa terpenuhi.

    “Jangan lantas euforia, saat ini surplus [beras] ada peluang ekspor. Apa yang mau diekspor? Saat ini situasinya masih amat risk-an kalau Indonesia gegabah mengekspor beras ke Malaysia atau negara lainnya,” terangnya.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras dalam negeri diperkirakan naik sebanyak 1,89 juta ton beras atau 11,17% dibandingkan produksi beras pada bulan Januari–Juni 2024 yang hanya sebanyak 16,88 juta ton beras menjadi 18,76 juta ton.

    Menurut Khudori, perkiraan produksi beras selama enam bulan yang naik ini salah satunya dipicu cuaca yang normal. Sebab, saat iklim/cuaca normal, maka produksi terbesar terjadi di periode panen raya yang berlangsung di Februari—Mei, yang produksinya bisa di rentang 60–65% produksi nasional.

    Faktor lainnya adalah sumber daya manusia dan anggaran yang saat ini difokuskan ke padi dan jagung. Selain itu, lanjut dia, stok beras di gudang Perum Bulog juga tertinggi sepanjang sejarah. Per 28 April 2025, stok beras yang dimiliki Bulog telah mencapai 3.306.486 ton.

    Sementara itu, Khudori menuturkan bahwa stok beras yang tersedia saat ini mencakup sisa stok dari tahun sebelumnya sebanyak 1,8 juta ton, yang sebagian besar berasal dari beras impor.

    “Stok beras besar kalau tidak jelas peruntukannya justru potensial memunculkan masalah. Beras itu tidak tahan lama,” terangnya.

    Pasalnya, Khudori menjelaskan, semakin lama beras disimpan di dalam gudang, maka ada potensi turun mutu dan rusak. Bahkan, juga bisa membebani anggaran pengelolaan, seperti pemeliharaan hingga sewa gudang.

    Lebih lanjut, Khudori mengungkap ada sederet tantangan bagi Indonesia untuk bisa menjadi eksportir beras, salah satunya harga beras dalam negeri yang diekspor.

    Dia mengungkap sudah berpuluh tahun harga beras Indonesia tidak pernah lebih murah dari harga di pasar dunia. 

    “Saat ini harga beras di Indonesia sekitar 1,7–1,8 kali dari harga beras di pasar dunia, harga beras di sini jauh lebih mahal,” tandasnya.

  • Demi Genjot Produksi Kedelai, Wamentan Terbang ke Belanda – Page 3

    Demi Genjot Produksi Kedelai, Wamentan Terbang ke Belanda – Page 3

    Kementerian Pertanian kini memperluas fokus ke komoditas lain setelah mencatat keberhasilan dalam surplus beras. Data BPS menunjukkan produksi gabah hingga April 2025 mencapai 13,95 juta ton, sementara konsumsi domestik hanya 10,37 juta ton. Dengan demikian, surplus beras nasional berada di kisaran 2,8–3 juta ton.

    Keberhasilan ini ditopang oleh lonjakan serapan beras oleh Perum Bulog, yang telah menyerap lebih dari 1,3 juta ton setara beras hingga akhir April—naik 2.000% dibandingkan 2015. Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500/kg dan penghapusan rafaksi turut mendongkrak semangat petani dan stabilitas cadangan beras.

    Sebagai Ketua Dewan Pengawas Bulog, Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa pencapaian ini menjadi fondasi kuat untuk mendorong kemandirian komoditas strategis lainnya seperti kedelai. “Langkah ini adalah bagian dari visi menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia,” tutupnya.

  • Presiden Ingin Bangun 25 Ribu Gudang Darurat Tampung Produksi Jagung-Beras Melimpah

    Presiden Ingin Bangun 25 Ribu Gudang Darurat Tampung Produksi Jagung-Beras Melimpah

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto berencana membangun 25 ribu gudang darurat atau yang disebutnya gudang improvisasi untuk menampung produksi jagung dan beras nasional yang melimpah pada tahun ini.

    Presiden Prabowo mengatakan berdasarkan laporan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, gudang-gudang yang dikelola Perum Bulog dan pemerintah kini tidak cukup menampung produksi jagung dan beras itu.

    “Menteri Pertanian dan banyak pejabat datang ke saya, ‘Pak kita bingung, Pak, enggak ada gudangnya’. Akhirnya saya bikin program kilat, membuat gudang darurat, gudang improvisasi. Kita akan bangun 25 ribu gudang improvisasi yang akan dibuat dari bahan-bahan yang lumayan bisa bertahan 5 sampai 10 tahun,” kata Presiden Prabowo dalam sambutannya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2025 di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat, 2 Mei dilansir ANTARA.

    Presiden menjelaskan gudang darurat tersebut bersifat sementara sampai gudang yang dibangun melalui Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih rampung.

    Kepala Negara menargetkan pembangunan KopDes Merah Putih yang di dalamnya terdapat gudang dan ruang pendingin (cold storage) mulai dibangun dalam tiga sampai empat bulan mendatang di 80 ribu desa.

    “Nanti tidak ada lagi panen yang tidak bisa disimpan dan dirawat. Tiap desa akan punya pendingin, cold storage, panen nanti buah dan sayur akan bisa disimpan, tidak akan puso, tidak akan rusak karena terlambat dikirim ke pasar,” kata Presiden.

    Prabowo mengatakan KopDes Merah Putih di seluruh desa juga diupayakan memiliki truk agar produksi hasil panen petani dan nelayan dapat didistribusikan ke pasar maupun offtaker, seperti Perum Bulog.

    Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan Perum Bulog menyewa gudang tambahan dengan kapasitas 1,1 juta ton untuk menampung tingginya produksi beras nasional.

    Mentan Amran mengatakan stok beras nasional saat ini sudah mencapai 3,4 juta ton, dan menjadi rekor stok tertinggi dalam 23 tahun terakhir.

    “Ini berita gembira karena gudang Bulog tidak cukup sehingga sudah menyewa sampai hari ini 1,1 juta ton kapasitas. Karena gudang penuh, berarti produksi tinggi,” kata Amran saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (30/4).

    Berdasarkan proyeksinya, Amran menilai tingkat serapan beras menunjukkan tren yang positif. Total serapan beras dari Januari hingga April 2025 telah menembus angka 1,7 juta ton.

  • Gudang Bulog Penuh, Mentan: Bukan Masalah, Ini Kabar Gembira
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 April 2025

    Gudang Bulog Penuh, Mentan: Bukan Masalah, Ini Kabar Gembira Nasional 30 April 2025

    Gudang Bulog Penuh, Mentan: Bukan Masalah, Ini Kabar Gembira
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, penuhnya gudang Bulog jangan dianggap sebagai masalah.
    Amran mengatakan, hal ini kabar yang baik lantaran gudang penuh akibat melimpahnya stok beras Tanah Air.
    “Tadi masalah gudang sebenarnya bukan masalah sih, apa ya, ini berita gembira karena gudang Bulog tidak cukup sehingga sudah menyewa sampai hari ini 1,1 juta ton kapasitas,” ucap Amran di Kompleks Istana, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
    Amran meminta hal ini dipandang sebagai suatu keberuntungan.
    “Jadi bukan masalah, keberuntungan, jadi pertanyaannya dibalik, katanya ada keberuntungan karena gudang penuh berarti produksi tinggi,” tuturnya.
    Amran juga menjelaskan kedatangannya ke Istana untuk melaporkan ketahanan pangan nasional.
    Dia mengungkapkan sejumlah capaian signifikan di sektor pangan nasional, khususnya dalam ketersediaan stok beras yang menjadi capaian tertinggi dalam 23 tahun terakhir.
    “Saat ini stok kita hampir 3,4 juta ton, semalam itu diperkirakan sudah mencapai 3,4 ton dan kalau ini tidak ada kendala ke depan, 20 hari paling lambat itu mencapai 4 juta ton stok kita,” jelasnya. “Sekarang ini 3,4 juta ton ini tertinggi selama 23 tahun. Ini tertinggi,” tegas Amran.
    Selain itu, ia mengungkap, tingkat serapan beras juga menunjukkan tren positif.
    Dalam satu bulan terakhir, serapan beras mencapai 1 juta ton, sementara total serapan dari Januari hingga April 2025 telah menembus angka 1,7 juta ton.
    “Biasanya, 10 tahun terakhir atau 5 tahun terakhir, serapan beras kita hanya rata-rata 1,2 juta ton,” ungkapnya.
    Menteri Amran juga menyampaikan bahwa bulan Mei diperkirakan menjadi
    puncak panen jagung
    nasional.
    Oleh karenanya, pemerintah juga telah bersiap untuk menyerap produksi jagung dalam jumlah besar.
    “Kelihatan produksi jagung kita cukup baik, sehingga kita harus persiapan serap ke depan,” kata Amran.
    Dalam pertemuan Amran dengan Presiden Prabowo juga akan mendiskusikan langkah strategis dalam penguatan infrastruktur pertanian.
    Amran menyatakan bahwa Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR telah mengidentifikasi 2 juta hektar lahan yang memerlukan rehabilitasi irigasi.
    “Kami sudah sepakat dan insya Allah dikerjakan tahun ini,” ucap Amran.
    *Sewa gudang Sebelumnya diberitakan, Menteri Amran mengatakan, Perum Bulog telah menyewa gudang baru untuk menampung beras.
    Amran mengatakan bahwa gudang-gudang Bulog sudah mulai penuh, sehingga pemerintah menyewa gudang baru.
    “Kemudian sewa gudang, karena Bulog gudangnya sebagian sudah penuh. Itu 750.000 ton kami sudah sewa sampai dengan hari ini,” kata Amran saat memberikan laporan awal ke Presiden Prabowo Subianto di Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025).
    “Karena gudangnya di sebagian kabupaten sudah penuh, sehingga kami sewa,” tambah Amran.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.