BUMN: Perum BULOG

  • Bulog Tangerang hampir tuntaskan target ke-3 kalinya untuk penyerapan gabah petani

    Bulog Tangerang hampir tuntaskan target ke-3 kalinya untuk penyerapan gabah petani

    Sumber foto: Selly Loamena/Elshinta.com.

    Bulog Tangerang hampir tuntaskan target ke-3 kalinya untuk penyerapan gabah petani
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 26 Mei 2025 – 16:06 WIB

    Elshinta.com – Perum Bulog Cabang Tangerang mencatat kemajuan signifikan dalam program penyerapan gabah petani tahun ini. Pada target ke-1 sebesar 18.500 ton dilanjutkan sampai dengan  target ke-2 sebesar 25.000 ton Hingga saat ini, sebanyak 24.700 ton gabah telah berhasil diserap, atau sekitar 88,32% dari total target ke-3 sebesar 28.000 ton.

    Pemimpin Cabang Bulog Tangerang, Omar Sharif, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi yang baik antara Bulog, Pemerintah daerah, petani, serta mitra pengadaan di wilayah Tangerang dan sekitarnya.

    “Pencapaian ini tidak lepas dari kerja keras semua unsur yang terlibat. Kami optimis dapat menyelesaikan sisa target dalam waktu dekat guna menjaga ketersediaan pangan di Tangerang dan sekitarnya serta meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Omar Sharif dalam keterangannya.

    Penyerapan gabah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah menjaga stabilitas pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan masih tersisa sekitar 3.200 ton dari target yang ditetapkan, Bulog Cabang Tangerang terus mengintensifkan langkah-langkah percepatan agar seluruh target dapat terpenuhi sesuai jadwal. 

    Bulog juga memastikan harga pembelian gabah tetap menguntungkan bagi petani. Gabah diserap dengan harga Rp 6.500,- per kilogram, sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas harga dan menjamin penghasilan yang layak bagi petani.

    Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid menyambut baik keberhasilan Bulog yang telah mencapai target dalam program penyerapan gabah petani di Kabupaten Tangerang. Apalagi Bulog di tahap ketiga ini telah menyerap gabah petani sebanyak 24.700 ton atau sekitar 88,32% dari total target ke-3 sebesar 28.000 ton.

    “Dengan keberhasilan Bulog yang menyerap Gabah di petani, akan sebanding dengan peningkatan pendapatan petani di Kabupaten Tangerang, apalagi Bulog menyerap gabah petani dengan harga gabah kering panen sebesar Rp 6.500/Kg, diharapkan dengan harga tersebut petani di Kabupaten Tangerang bisa sejahtera,” ujar Bupati kepada Kontributor elshinta, Selly Loamena, Senin (26/5)?

    Bulog juga diharapkan bersenergi dengan penggilingan padi dan kelompok tani atau gabungan kelompok tani untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan berperan aktif dalam pengendalian atau stabilitas penyerap gabah petani di Kabupaten Tangerang.

    Kabupaten Tangerang memiliki sebanyak 1.335 Kelompok Tani (Poktan) aktif dan kami berkomitmen penuh untuk terus mendampingi, membina, dan mendukung kelembagaan petani agar semakin mandiri, berdaya saing, dan sejahtera dan terdapat 411 unit Rice Milling Unit (RMU) yang tersebar di beberapa kecamatan. RMU ini berperan aktif dalam proses penyerapan gabah.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Mendagri: Kepala daerah wajib perhatikan pertumbuhan ekonomi

    Mendagri: Kepala daerah wajib perhatikan pertumbuhan ekonomi

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan bahwa kepala daerah wajib menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai perhatian utama dalam menjalankan roda pemerintahan.

    “Angka pertumbuhan ekonomi harus menjadi perhatian dari seluruh kepala daerah, karena kerja kepala daerah itu yang paling utama dari angka pertumbuhan ekonomi,” kata Tito saat membuka Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan Pembahasan Strategi Menjaga Pertumbuhan Ekonomi di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP), Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin.

    Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Bahkan, menurutnya, kenaikan 1 persen saja dapat membawa perubahan besar apabila diiringi dengan pemerataan. Sebaliknya, pertumbuhan yang stagnan atau bahkan minus akan memperparah kemiskinan dan memperluas persoalan sosial, misalnya stunting.

    “Kalau angka pertumbuhan ekonominya minus, daerah itu mundur. Yang miskin makin miskin, nanti jangan berpikirlah untuk menangani kemiskinan ekstrem [kalau ekonomi tidak tumbuh],” ungkapnya.

    Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan, data pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I secara year-on-year (yoy) berada di angka 4,87 persen.

    Tito menekankan Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional dapat mencapai 8 persen pada tahun 2029, sebuah target yang harus didukung oleh seluruh kepala daerah.

    Untuk melengkapi data pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) setiap triwulan, pihaknya telah berkoordinasi untuk merumuskan indikator proksi pertumbuhan ekonomi bulanan, serupa dengan Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang digunakan sebagai proksi inflasi mingguan.

    Selain itu, dirinya juga menyoroti sejumlah daerah yang mengalami pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata nasional.

    Ia mendorong agar daerah-daerah tersebut segera mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah masing-masing.

    Selanjutnya, dia mengungkapkan Kemendagri tengah menyusun strategi bersama kementerian dan lembaga terkait untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah, sebagaimana pendekatan yang telah sukses diterapkan dalam pengendalian inflasi.

    “Kita berusaha membuat rumus baru meniru keberhasilan inflasi, dari daerah-daerah kita minta daerah-daerah juga bergerak untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah masing-masing,” pungkas Tito.

    Sebagai informasi, kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid dan dihadiri secara langsung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi II Bidang Perekonomian dan Pangan Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono, serta Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nita Yulianis.

    Sementara itu, sejumlah pihak lainnya turut hadir secara virtual, di antaranya Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi, Direktur Bina Pasar Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nawandaru Dwi Putra, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Rini Andrida, serta pihak terkait lainnya.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Wapres Gibran meninjau pabrik beras modern di Ngawi

    Wapres Gibran meninjau pabrik beras modern di Ngawi

    Kunjungan ini menjadi bagian dari langkah konkret pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka meninjau proses pengolahan beras berteknologi canggih di pabrik PT Daya Tani Sembada, di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu.

    Sekretariat Wapres di Jakarta, menginformasikan pabrik itu berlokasi di Alas Pecah, Kecamatan Geneng, yang tak jauh dari area penanaman padi varietas unggul Inpari 32.

    “Kunjungan ini menjadi bagian dari langkah konkret pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto,” demikian petikan keterangan pers tersebut.

    Dalam kunjungannya, Wapres Gibran meninjau fasilitas modern pengolahan gabah menjadi beras berkualitas tinggi yang dimiliki PT Daya Tani Sembada.

    Teknologi mutakhir yang diterapkan pabrik ini memiliki kemampuan menjaga mutu hasil produksi serta efisiensi proses.

    Dalam kesempatan itu, Wapres menyatakan bahwa penguatan rantai nilai pangan dari hulu hingga hilir harus menjadi fokus bersama, termasuk inovasi teknologi dan pendampingan terhadap petani.

    Ia juga mendorong kolaborasi erat antara pemerintah daerah dan pelaku usaha dalam menjaga kestabilan harga dan ketersediaan pangan di tengah tantangan global.

    “Sinergi antara petani, pelaku industri, dan pemerintah daerah harus terus diperkuat untuk membangun ekosistem pertanian yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan,” ujar Wapres.

    Direktur Operasional PT Daya Tani Sembada, Tyo Janu, memaparkan proses pengolahan gabah di hadapan Wapres.

    Ia menjelaskan bahwa pihaknya memiliki empat unit dryer berkapasitas 30 ton yang masing-masing bisa beroperasi dua kali sehari.

    Saat musim panen, pabrik mampu memproses hingga 300 ton beras per hari dengan operasional tanpa henti.

    “Semua hasil produksi kami pastikan sesuai standar Bulog, mulai dari tingkat patah, kecerahan, hingga kadar air,” kata Tyo.

    Wapres mengapresiasi kontribusi pabrik dalam menyerap hasil panen petani lokal serta memastikan distribusi beras yang lancar dan efisien.

    PT Daya Tani Sembada dikenal sebagai mitra strategis petani di Ngawi, khususnya dalam pengolahan padi varietas unggul seperti Inpari 32.

    Turut mendampingi Wapres dalam peninjauan ini antara lain Direktur Operasional Pelayanan Publik Perum Bulog Suyamto, dan Direktur Utama PT Daya Tani Sembada Nellys.

    Pewarta: Andi Firdaus
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Gibran tekankan pentingnya perkuat rantai pasok pangan di Indramayu

    Gibran tekankan pentingnya perkuat rantai pasok pangan di Indramayu

    sebagai salah satu lumbung padi terbesar di Indonesia, Indramayu memegang peranan kunci dalam menjaga stabilitas dan ketahanan pangan nasional

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya memperkuat seluruh rantai pasok pangan, dimulai dari wilayah-wilayah strategis, seperti Indramayu, Jawa Barat.

    Hal itu dikatakannya saat meninjau aktivitas produksi Pabrik Beras CV Sandy Jaya di Desa Wirapanjunan, Blok Kungkung, Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Jumat.

    Dalam keterangan yang diterima, Jumat, Gibran menilai sebagai salah satu lumbung padi terbesar di Indonesia, Indramayu memegang peranan kunci dalam menjaga stabilitas dan ketahanan pangan nasional.

    Oleh sebab itu, Wapres menginstruksikan kepada seluruh pihak terkait untuk terus melakukan penguatan menyeluruh di semua lini, mulai dari produksi di lahan, pengelolaan pasca-panen, hingga distribusi yang efisien dan merata.

    Gibran juga menekankan bahwa visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan tidak hanya menargetkan peningkatan produksi, tetapi juga pembangunan ekosistem pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.

    Hal tersebut mencakup penyediaan sarana produksi yang tepat guna, kemudahan akses pembiayaan, adopsi teknologi pertanian modern, serta peran strategis industri pengolahan seperti CV Sandy Jaya yang menjadi mitra penting dalam menyerap hasil panen dan menciptakan nilai tambah.

    Dalam kesempatan itu, Wapres turut menyampaikan apresiasi kepada para pelaku usaha dan petani yang selama ini telah menjadi garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan bangsa.

    Kepala Perum Bulog Cabang Indramayu Sri Wahyuni melaporkan kepada Wapres tentang stok beras di empat gudang Bulog yang berada di area CV Sandy Jaya saat ini terisi penuh.

    “Gudang kami ini full, Bapak. Nah, penyerapan ini lebih banyak berasal dari Indramayu. Alhamdulillah, yang sudah terserap di gudang ini, untuk CV Sandy Jaya ini sebanyak sekitar 23.000 ton (gabah). Kalau disetarakan beras sebanyak 11.000 ton,” kata Sri.

    Sementara itu, Asisten Direktur Utama CV Sandy Jaya, Solehah mengatakan pihaknya terus berinovasi dalam meningkatkan produksi, salah satunya dengan modernisasi mesin pengering.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bulog Gelontorkan Rp 15,15 T Serap Gabah Petani

    Bulog Gelontorkan Rp 15,15 T Serap Gabah Petani

    Jakarta

    Perum Bulog telah menggelontorkan Rp 15,15 triliun untuk menyerap gabah hasil panen petani. Jumlah tersebut setara 91% dari alokasi anggaran yang diberikan sebesar Rp 16,58 triliun.

    Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Perum Bulog telah ditetapkan sebagai operator investasi pemerintah pada 2025 dan mendapatkan alokasi anggaran Rp 16,58 triliun untuk pengadaan beras.

    Bulog ditugaskan menyerap hasil panen petani 3 juta ton setara beras. Dari dana tersebut, hingga 15 Mei 2025, Bulog telah membelanjakan Rp 15,15 triliun.

    “Jadi ini adalah 91%. Untuk gabah telah Bulog telah membeli sebanyak 1,46 juta ton gabah senilai Rp 9,5 triliun dan 0,4 juta ton beras setara Rp 5,65 triliun. Ini menyerap panen yang sekarang sedang berlangsung di masyarakat,” kata Suahasil dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Mei 2025 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025).

    Dengan demikian, stok beras yang dimiliki Bulog sebanyak 3,7 juta ton. Suahasil menilai stok beras tersebut merupakan yang tertinggi selama 57 tahun terakhir.

    Sementara itu, produksi beras dari Januari sampai April meningkat sekitar 25,7% dibandingkan tahun lalu. Sebab itu, Suahasil menilai pertumbuhan ekonomi sektor pertanian tumbuh sangat impresif di angka 10%.

    “Maka itu di pertumbuhan ekonomi sektor pertanian kita pertumbuhan ekonomi yang sangat impresif di angka 10%,” terang Suahasil.

    Capaian ini, lanjut Suahasil, tak lepas dari penyaluran pupuk subsidi yang langsung menyentuh ke petani. Hal ini disebabkan pemerintah telah memangkas 145 regulasi berkaitan penyaluran pupuk bersubsidi.

    “Penyaluran pupuk telah dilakukan proses lebih efisien reformasi di penyaluran pupuk bersubsidi melalui Perpres Nomor 6 Tahun 2025 dilakukan penyederhanaan tata kelola dengan memangkas 145 regulasi sehingga pupuk bersubsidi bisa langsung disalurkan kepada kelompok-kelompok petani di seluruh daerah dan langsung tersedia sehingga berkontribusi peningkatan produktivitas petani dan kesejahteraan petani kita,” imbuh Suahasil.

    (rea/ara)

  • Stok Cadangan Beras Pemerintah Tembus 3,7 Juta Ton

    Stok Cadangan Beras Pemerintah Tembus 3,7 Juta Ton

    Jakarta (beritajatim.com) — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) yang juga Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog Sudaryono menyebut, cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai angka 3,7 juta ton.

    “Total beras yang disimpan Bulog adalah 3,7 juta ton. Serapan tahun 2025 dari Januari sampai hari ini sudah lebih dari 2,1 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah. Peningkatan produksi kita merupakan hasil dari dukungan program Kementan dan keterlibatan berbagai pihak. Kita harus terus bersinergi untuk Indonesia swasembada pangan,” ujarnya.

    Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar memaparkan bahwa lonjakan produksi beras nasional pada kuartal pertama 2025 sebesar 51,45% dibandingkan tahun sebelumnya, merupakan hasil dari berbagai kebijakan strategis Kementerian Pertanian. Kebijakan tersebut meliputi kenaikan harga pembelian gabah menjadi Rp6.500 per kilogram, tambahan pupuk subsidi, modernisasi alat mesin pertanian, serta optimalisasi irigasi melalui pompanisasi.

    Dia menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga harga gabah petani melalui serapan langsung oleh Bulog. Kebijakan ini dijalankan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat peran negara dalam menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani.

    Mas Dar pun memastikan kualitas yang dikelola Perum Bulog tetap terjaga baik dengan stok saat ini. Dia menyebut, Perum Bulog memiliki pengalaman dan teknologi pengelolaan yang mumpuni untuk menjaga mutu beras yang disimpan.

    “Bulog ini mengelola beras nggak baru tahun ini saja, sudah 58 tahun. Jadi cara menyimpan beras supaya awet, difumigasi, dirawat supaya dia tetap terjaga kualitasnya, itu kita ada. Jadi nggak perlu dikhawatirkan,” ujar Mas Dar.

    Dia mengklaim, pengelolaan stok saat ini jauh lebih maju dibanding era sebelumnya. Ia mencontohkan pada tahun 1984, pemerintah mampu menyimpan 3 juta ton beras meski teknologi masih terbatas. Menurutnya, kemajuan teknologi dan akses informasi saat ini, pengelolaan stok beras menjadi lebih baik. Dia mencontohkan pada tahun 1984, pemerintah mampu menyimpan 3 juta ton beras meski teknologi masih terbatas.

    “Dulu misalnya tahun 1984, teknologi mungkin tidak sebagus sekarang, itu bisa nyimpan 3 juta. Apalagi sekarang dengan ketebukaan informasi kemudian akses terhadap teknologi kan lebih mudah dibanding dulu. Jadi no worry lah,” katanya. [kun]

  • DKI kemarin, deteksi dini TBC hingga pengamanan obat keras

    DKI kemarin, deteksi dini TBC hingga pengamanan obat keras

    Jakarta (ANTARA) – Peristiwa penting dan menarik terjadi di Jakarta selama Sabtu (10/5) mulai dari Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur memperkuat pendeteksian secara dini kasus Tuberkulosis (TBC) di wilayah setempat hingga Satpol PP Jakarta mengamankan ribuan butir obat keras ilegal yang dijual tanpa izin.

    Berikut rangkuman berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. Sudinkes Jaktim perkuat peran pemantau batuk untuk deteksi dini TBC

    Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur memperkuat peran juru pemantau batuk (jumantuk) untuk mendeteksi secara dini kasus Tuberkulosis (TBC) di wilayah setempat.

    “Jadi selain ada kader juru pemantau jentik (jumantik) untuk memberantas nyamuk, kita juga punya kader jumantuk untuk memantau warga yang sakit batuk di masyarakat,” kata Kepala Sudinkes Jakarta Timur Herwin Meifendy saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    2. Bulog Jakarta dan Banten serap 45 ribu ton gabah petani lokal

    Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kanwil DKI Jakarta dan Banten telah menyerap 45 ribu ton gabah atau 98 persen dari target yang ditetapkan sejak Januari hingga Mei 2025.

    “Kami optimistis akan mencapai target 100 persen sampai dengan musim panen berakhir,” kata Pemimpin Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta & Banten Bambang Prihatmoko dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    3. Satpol PP Jakarta amankan ribuan butir obat keras ilegal

    Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta mengamankan ribuan butir obat keras ilegal yang dijual tanpa izin di sejumlah wilayah selama penertiban dilakukan sejak Senin (5/5).

    “Hasil operasi yang digelar sejak awal pekan ini berhasil mengamankan sedikitnya 1.766 butir obat keras. Kami menindak penjual, baik perorangan maupun toko obat yang tidak dapat menunjukkan izin usaha,” kata Kepala Satpol PP DKI Jakarta Satriadi Gunawan saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    4. Penyebaran bibit nyamuk wolbachia di Kembangan tuntas

    Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat menuntaskan penyebaran bibit nyamuk aedes aegypti yang mengandung wolbachia untuk wilayah Kecamatan Kembangan.

    Penempatan sebanyak 811 ember bibit wolbachia di 11 lingkungan RW wilayah Meruya Selatan pada Jumat (9/5) itu merupakan akhir kegiatan penyebaran di Kecamatan Kembangan.

    Berita selengkapnya klik di sini

    5. Peserta seleksi duga ada kecurangan dalam penerimaan PJLP di DKI

    Peserta seleksi Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) berinisial A (20) menduga ada kecurangan penerimaan PJLP, sehingga dirinya tak lolos sebagai petugas keamanan wanita di Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) 1 KS Tubun.

    “Saya menduga ada unsur kecurangan karena dari hasil seleksi yang kami ikuti nilai saya yang terbaik, tapi malah yang nilainya di bawah saya yang lolos,” kata wanita berinisial A (20) di Jakarta, Sabtu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Komisi IV DPR serap aspirasi tentang RUU Pangan dari akademisi IPB

    Komisi IV DPR serap aspirasi tentang RUU Pangan dari akademisi IPB

    Pemerintah, dinilai harus terbuka dan aktif membangun kerja sama dengan perguruan tinggi untuk melakukan riset tentang pangan

    Jakarta (ANTARA) – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyerap aspirasi tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Pangan dari akademisi melalui kunjungan kerja ke Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat (8/5).

    Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Soebagyo dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, mengatakan kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto. Adapun Komisi IV membidangi sektor pertanian, kehutanan, dan kelautan.

    “Kunjungan ini bertujuan untuk berdiskusi dan mendengarkan pandangan para guru besar, dosen, serta mahasiswa IPB terkait pembahasan revisi UU Pangan yang saat ini sedang dibahas di Komisi IV DPR,” ujar Firman yang juga merupakan anggota Panitia Kerja RUU Pangan itu.

    Dia menuturkan pandangan dan saran yang telah disampaikan akan menjadi referensi penting bagi Panja dalam menyusun naskah akademik dan draf RUU.

    Harapannya, revisi tersebut menghasilkan undang-undang yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan ketahanan serta kedaulatan pangan nasional ke depan.

    Di sisi lain, dirinya juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara Pemerintah dan perguruan tinggi dalam bidang riset dan kebijakan pangan.

    Pemerintah, dinilai harus terbuka dan aktif membangun kerja sama dengan perguruan tinggi untuk melakukan riset tentang pangan.

    “Hasil riset tersebut harus menjadi dasar dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan, khususnya terkait diversifikasi dan substitusi pangan,” ucap dia.

    Firman menyampaikan bahwa forum diskusi yang dibuka oleh Wakil Rektor IPB dan dihadiri delapan profesor, para dosen, serta mahasiswa itu berjalan dengan lancar dan penuh substansi.

    Selain RUU Pangan, kata dia, diskusi juga membahas sejumlah isu penting, seperti kedaulatan pangan, diversifikasi dan substitusi pangan, penormalan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam undang-undang dengan standar tertentu, transformasi peran Perum Bulog, serta dorongan dalam menjadikan ikan sebagai salah satu alternatif utama pemenuhan gizi dan protein pada program MBG.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bulog Jakarta dan Banten serap 45 ribu ton gabah petani lokal

    Bulog Jakarta dan Banten serap 45 ribu ton gabah petani lokal

    Jakarta (ANTARA) – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kanwil DKI Jakarta dan Banten telah menyerap 45 ribu ton gabah atau 98 persen dari target yang ditetapkan sejak Januari hingga Mei 2025.

    “Kami optimistis akan mencapai target 100 persen sampai dengan musim panen berakhir,” kata Pemimpin Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta & Banten Bambang Prihatmoko dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Ia mengatakan penyerapan gabah atau beras ini berlangsung selama musim panen raya. Namun, pihaknya akan terus melakukan pembelian gabah atau beras selama terdapat panen pada lokasi-lokasi yang diinformasikan oleh Kelompok Tani, PPL, Dinas Pertanian dan Babinsa.

    Menurut dia, saat ini gudang Bulog menyimpan stok beras cadangan pangan pemerintah (CPP) lebih banyak dari kapasitas simpannya.

    Bahkan, stok beras CPP di Bulog cabang Serang dan Lebak dua kali lipat lebih banyak dari kapasitas gudang Bulog

    Namun demikian, kondisi ini tidak menjadi masalah karena Bulog dibantu pemerintah daerah setempat, TNI dan BUMN lain untuk penyediaan
    tambahan gudang sewa.

    “Sinergi ini akan terus dilakukan untuk mendukung tercapainya program swasembada pangan,” ucapnya.

    Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten juga mengapresiasi kepada seluruh pemangku kebijakan yang terlibat memastikan bahwa proses penyerapan gabah atau beras dilakukan secara transparan dan efisien.

    Sebelumnya, Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten menyerap gabah petani yang ada di Jakarta Utara dan Banten dengan harga bersiang, yakni Rp6.500 per kilogram sebagai bentuk komitmen dalam mendukung Program Asta Cita Pemerintah.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Produksi Beras Indonesia Tahun Ini Diprediksi 34,6 Juta Ton – Halaman all

    Produksi Beras Indonesia Tahun Ini Diprediksi 34,6 Juta Ton – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture/USDA) memprediksi produksi beras Indonesia pada tahun ini mencapai 34,6 juta ton.

    Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian Sam Herodian mengungkap bahwa angka tersebut berarti sudah di atas kebutuhan nasional selama setahun yang sebesar 31 juta ton.

    Sam menyebut realisasi produksi beras tahun 2025 ini bisa jauh lebih tinggi dari 34,6 juta ton karena prediksi yang dibuat USDA berdasarkan kondisi RI pada 2024.

    Ia optimis realisasi produksi tahun ini bisa lebih tinggi dari itu karena sekarang Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah membangun dan merenovasi infrastruktur irigasi yang ada.

    Kemudian, ada juga berbagai metode seperti peningkatan pompanisasi yang diklaim bisa meningkatkan produksi beras RI menjadi lebih dari 34,6 juta ton pada tahun ini.

    “Jadi harusnya bisa lebih dari ini. Kami optimis ya,” katanya saat memberi sambutan dalam acara Mata Lokal Fest 2025 di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (8/5/2025).

    Ia mengatakan saat ini gudang tempat penyimpanan beras yang dikelola Perum Bulog sudah cukup penuh. Saat ini, jumlah stok beras yang dikelola BUMN Pangan satu itu sekitar 3,5 juta ton.

    Sam mengatakan jumlah stoknya akan mencapai 4 juta ton dalam dua pekan ke depan. Ini menjadi yang tertinggi selama Indonesia berdiri.

    Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras nasional selama Januari hingga Juni 2025 akan meningkat dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan bahwa produksi beras pada Januari-Juni 2025 akan meningkat 1,89 juta ton atau 11,17 persen dibandingkan Januari-Juni 2024 yang sebanyak 16,88 juta ton.

    “Produksi beras sepanjang Januari hingga Juni 2025 ini diperkirakan akan mencapai 18,76 juta ton,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/5/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Proyeksi ini didapatkan dari potensi produksi beras Maret 2025 yang diperkirakan meningkat 49,90 persen secara tahunan menjadi 5,14 juta ton.

    Kemudian, juga memperhitungkan potensi produksi beras sepanjang April-Juni 2025 yang sebanyak 10,15 juta ton.

    Namun, angkanya menurun 9,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 11,19 juta ton.

    Pudji mengungkapkan bahwa perhitungan proyeksi produksi beras Januari-Juni 2025 juga sejalan dengan luas panen padi yang diperkirakan akan mencapai 6,22 juta hektar atau meningkat seluas 0,66 juta hektar atau sekitar 11,90 persen dibandingkan dengan 2024.

    “Angka realisasi ini tentunya bisa lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan angka potensinya, bergantung pada kondisi pertanaman padi sepanjang April dan Juni tahun ini,” ucapnya.

    Seiring dengan gambaran luas panen padi, produksi padi sepanjang Januari-Juni 2025 diperkirakan akan mencapai 32,57 juta ton gabah kering giling.

    Perkiraan ini mengalami peningkatan sebesar 3,27 juta ton gabah kering giling atau 11,17 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024.