BUMN: Perum BULOG

  • Polda Jatim dan BULOG Tanam Jagung Serentak di Mojokerto, Dorong Ketahanan Pangan Nasional

    Polda Jatim dan BULOG Tanam Jagung Serentak di Mojokerto, Dorong Ketahanan Pangan Nasional

    Mojokerto (beritajatim.com) — Polda Jawa Timur bersama Perum BULOG Kantor Wilayah Jawa Timur terus memperkuat sinergi dalam mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya di bidang Ketahanan Pangan Nasional.

    Setelah mencatat keberhasilan panen 2,8 juta ton jagung pada kuartal III, kini kolaborasi strategis tersebut berlanjut dengan kegiatan penanaman jagung serentak di sejumlah wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Mojokerto.

    Kegiatan penanaman jagung ini dipusatkan di lahan seluas 4 hektare di Jalan Raya Desa Pacing, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.

    Acara tersebut dipimpin langsung oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto, dan dihadiri oleh Pemimpin Wilayah BULOG Jatim Langgeng Wisnu Adinugroho serta jajaran Forkopimda Mojokerto Raya.

    Dalam kesempatan itu, Polda Jatim dan BULOG juga menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto untuk menggelar pasar murah yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat sekitar.

    Pasar murah ini menyasar lima kecamatan, yaitu Bangsal, Kutorejo, Puri, Dlanggu, dan Mojoanyar, dan disambut antusias oleh warga setempat.

    “Semoga kegiatan pasar murah ini dapat membantu masyarakat mendapatkan sembako dengan harga terjangkau. Kami akan terus menghadirkan program serupa di seluruh wilayah Jawa Timur agar keberhasilan program ketahanan pangan bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat,” ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Rabu (8/10/2025).

    Irjen Nanang menegaskan, kegiatan penanaman jagung dan pasar murah akan terus diperluas ke berbagai daerah di Jawa Timur agar manfaatnya dapat dirasakan secara merata.

    Secara keseluruhan, program penanaman jagung serentak kuartal IV di Kabupaten Mojokerto mencakup lahan seluas 298,4 hektare dengan estimasi hasil panen mencapai 1.790,4 ton.

    Kegiatan ini melibatkan 146 kelompok tani, 236 personel polisi penggerak, serta ratusan santri yang ikut serta mendukung pertanian produktif berkelanjutan.

    Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara aparat kepolisian, BULOG, petani, pemerintah daerah, dan masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan sekaligus menstabilkan harga bahan pokok di Jawa Timur.

    Sementara itu, Pimpinan Cabang BULOG Mojokerto, Muhammad Husin, menyampaikan bahwa pihaknya menyiapkan berbagai komoditas pangan dalam pasar murah tersebut.

    “Kami membawa sebanyak 2 ton beras SPHP yang dijual dengan harga Rp57.500 per 5 kilogram, serta menyediakan 500 liter minyak kita. Selain itu, juga ada gula pasir, daging ayam, bawang merah, bawang putih, telur, dan cabai merah yang dijual di bawah harga pasaran,” jelas Husin.

    Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan Jawa Timur dapat terus menjadi provinsi yang mandiri dalam produksi pangan, sekaligus mendukung visi nasional untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. (tin/ted)

  • Instruksi Tegas Wapres Gibran Usai Tanam Jagung Bareng Mentan Amran di Banten

    Instruksi Tegas Wapres Gibran Usai Tanam Jagung Bareng Mentan Amran di Banten

    “Izin Pak Wapres, tahun ini produksi jagung kita meningkat 1,5 juta ton dibanding tahun lalu. Tahun 2024 kita produksi 15 juta ton, dan tahun ini ditargetkan mencapai 16,6 juta ton. Kenaikan ini berkat kerja keras Polri, TNI, dan seluruh petani Indonesia,”kata Mentan.

    Tidak hanya itu, kenaikan produksi jagung juga berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan petani. Dengan harga rata-rata Rp5.500 per kilogram, tambahan pendapatan petani dari jagung diperkirakan mencapai lebih dari Rp8 triliun.

    Mentan Amran juga menyampaikan bahwa tren positif ini juga terjadi pada komoditas beras nasional yang meningkat dari 30 juta ton menjadi 34 juta ton, dengan estimasi kenaikan pendapatan petani mencapai Rp113 triliun.

    “Alhamdulillah, dengan kolaborasi kita semua mulai dari Polri, TNI, Kejaksaan, hingga pemerintah daerah produksi pangan nasional terus meningkat. Ini bukti nyata bahwa kerja bersama membawa hasil yang besar bagi petani berhasil mendorong peningkatan produksi pangan nasional,” tukas Mentan Amran.

    Kegiatan ini merupakan salah satu program Polri dalam mendukung upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional. Program ini menjadi bentuk nyata kolaborasi lintas sektor antara Polri, Kementerian Pertanian, pemerintah daerah, serta masyarakat petani dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis wilayah.

    Diketahui turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, serta Direktur Utama Perum Bulog Mayjen TNI (Purn) Ahmad Rizal Ramdhani.

  • Harga Pangan Hari Ini (8/10): Beras Turun Tipis, Ikan Naik

    Harga Pangan Hari Ini (8/10): Beras Turun Tipis, Ikan Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan beragam terjadi pada harga rata-rata nasional sejumlah komoditas pangan utama di Indonesia pada Rabu (8/10/2025) hari ini dibandingkan hari sebelumnya.

    Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 09.55 WIB, harga rata-rata beras premium di Tanah Air turun 0,45% menjadi Rp15.974 per kilogram dibandingkan kemarin.

    Harga beras medium pun turun 0,81% ke Rp13.772 per kilogram, sedangkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog turun tipis 0,28% ke Rp12.500 per kilogram.

    Sementara itu, sejumlah komoditas lainnya seperti jagung peternak turun 1,39% ke Rp6.602 per kilogram, kedelai biji kering impor turun 1,02% menjadi Rp10.603 per kilogram, dan bawang merah turun 1,9% ke Rp37.828 per kilogram. Bawang putih bonggol juga lebih murah 1,54% ke Rp36.718 per kilogram.

    Harga cabai tampak turun. Cabai merah keriting turun 4,23% ke Rp56.497 per kilogram, cabai merah besar turun 5,19% ke Rp48.723 per kilogram, dan cabai rawit merah lebih murah 4,52% menjadi Rp44.838 per kilogram.

    Adapun, harga daging sapi murni tak banyak berubah, tertera sebesar Rp134.860 per kilogram. Harga daging ayam ras turun 0,78% ke Rp37.799 per kilogram, sementara telur ayam ras turun 0,02% menjadi Rp30.228 per kilogram.

    Gula konsumsi terpantau naik 0,01% ke Rp18.056 per kilogram, garam konsumsi turun 1,13% ke Rp11.427 per kilogram, tepung terigu curah turun 1,19% ke Rp9.725, dan tepung terigu kemasan turun 1,29% ke Rp12.826.

    Terkait minyak goreng, harga kemasan dan curah masing-masing naik 0,01% dan turun 0,33% menjadi Rp21.006 dan Rp17.451 per liter. Sementara itu, Minyakita turun 1,19% menjadi Rp17.303 per liter.

    Penurunan harga juga terjadi pada daging kerbau segar lokal yang turun 0,38% ke Rp140.500 per kilogram, serta daging kerbau beku impor yang turun 3,48% ke Rp102.140 per kilogram.

    Sementara itu, komoditas ikan mencatat pergerakan harga beragam. Ikan kembung naik 1,67% ke Rp42.647 per kilogram, ikan tongkol turun 0,67% ke Rp35.111 per kilogram, sedangkan ikan bandeng turun 0,15% menjadi Rp35.146 per kilogram.

  • Harga Pangan Hari Ini (7/10): Beras Turun, Daging dan Telur Ayam Naik

    Harga Pangan Hari Ini (7/10): Beras Turun, Daging dan Telur Ayam Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga rata-rata nasional sejumlah komoditas pangan utama di Indonesia mengalami pergerakan beragam pada Selasa (7/10/2025) dibandingkan hari sebelumnya.

    Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pukul 09.25 WIB, harga rata-rata beras premium di Tanah Air turun 0,79% menjadi Rp15.921 per kilogram dibandingkan kemarin.

    Harga beras medium pun turun 1,18% ke Rp13.655 per kilogram, sedangkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perum Bulog turun tipis 0,29% ke Rp12.504 per kilogram.

    Sementara itu, sejumlah komoditas lainnya seperti jagung peternak turun 0,42% ke Rp6.655 per kilogram, kedelai biji kering impor turun 1,88% menjadi Rp10.519 per kilogram, dan bawang merah turun 0,79% ke Rp37.989 per kilogram. Bawang putih bonggol juga lebih murah 1,98% ke Rp36.534 per kilogram.

    Harga cabai turun serentak. Cabai merah keriting turun 3,92% ke Rp56.662 per kilogram, cabai merah besar turun 5,76% ke Rp47.916 per kilogram, dan cabai rawit merah lebih murah 3,24% menjadi Rp45.372 per kilogram.

    Adapun, harga daging sapi murni turun 0,38% menjadi Rp134.363 per kilogram, harga daging ayam ras naik 0,51% ke Rp38.332 per kilogram, sementara telur ayam ras naik 0,53% menjadi Rp30.277 per kilogram.

    Gula konsumsi terpantau turun 0,52% ke Rp17.987 per kilogram, garam konsumsi turun 1,79% ke Rp11.443 per kilogram, tepung terigu curah turun 1,02% ke Rp9.745, dan tepung terigu kemasan turun 1,86% ke Rp12.807.

    Terkait minyak goreng, harga kemasan dan curah masing-masing turun 1,1% dan turun 0,67% menjadi Rp20.773 dan Rp17.367 per liter. Sementara itu, Minyakita turun 1,3% menjadi Rp17.271 per liter.

    Penurunan harga juga terjadi pada daging kerbau segar lokal yang turun 2,85% ke Rp137.500 per kilogram, serta daging kerbau beku impor yang turun 1,79% ke Rp103.931 per kilogram.

    Sementara itu, komoditas ikan mencatat pergerakan harga beragam. Ikan kembung naik 0,91% ke Rp42.121 per kilogram, ikan tongkol turun 0,54% ke Rp34.546 per kilogram, sedangkan ikan bandeng turun 2,73% menjadi Rp34.252 per kilogram.

  • Harga Minyakita Masih Tinggi, KSP Usul Kuota Bulog & ID Food Diperbesar

    Harga Minyakita Masih Tinggi, KSP Usul Kuota Bulog & ID Food Diperbesar

    Bisnis.com, JAKARTA — Kantor Staf Presiden (KSP) meminta agar pasokan minyak goreng Minyakita dari produsen kepada BUMN Pangan, yakni Perum Bulog dan ID Food, diperbesar untuk menekan harga jual di masyarakat.

    Pasalnya, saat ini, harga Minyakita masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter. Per 3 Oktober 2025, rata-rata harga Minyakita dibanderol Rp17.900 per liter atau naik 14,01% dari HET.

    Bahkan, pada periode yang sama, rata-rata harga Minyakita tertinggi mencapai Rp45.000 per liter di Kabupaten Puncak Jaya, sedangkan harga terendah di level Rp14.000 per liter di Kabupaten Pandeglang.

    Tenaga Ahli Utama KSP Bodro Pambuditomo mengatakan, saat ini harga Minyakita relatif stabil di level tinggi. Meski begitu, Bodro menyebut, berdasarkan hasil verifikasi lapangan yang dilakukan KSP di sejumlah pasar, ditemukan adanya perbedaan harga Minyakita di masyarakat.

    Dia menjelaskan perbedaan harga Minyakita ini berasal dari perbedaan sumber pasokan. Pertama, produk Minyakita yang disalurkan oleh BUMN Pangan cenderung memiliki harga yang lebih terjangkau, bahkan ada yang dijual mendekati atau di bawah HET.

    “Harga Minyakita yang dipasok oleh BUMN Pangan, yang mana harganya secara relatif terjangkau, mendekati HET dan beberapa mungkin di bawah HET,” kata Bodro dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah 2025 di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (6/10/2025). 

    Di sisi lain, lanjut dia, ada pula produk yang disuplai melalui agen dengan harga yang relatif tinggi, mencapai Rp17.000 per liter atau lebih. Untuk itu, Bodro menilai perlu adanya peningkatan pasokan Minyakita dari produsen kepada BUMN Pangan.

    “Oleh karena itu, izinkan kami memberikan masukan agar kita dapat memperkuat BUMN Pangan karena sudah terbukti pasokan mereka punya dampak kuat dalam meredam harga yang tinggi atau menurunkan,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Bodro menuturkan bahwa saat ini porsi pasokan Minyakita dari produsen ke BUMN Pangan baru mencapai sekitar 8%. Dia menilai angka tersebut masih bisa ditingkatkan hingga ke level 20–30% agar dampaknya terhadap stabilisasi harga bisa lebih signifikan.

    “Mungkin [porsi Minyakita dari produsen ke BUMN Pangan] bisa ditingkatkan di angka mungkin 20-30%, itu mungkin cukup ideal dan diharapkan bisa berdampak untuk menurunkan harga,” pungkasnya.

  • Bulog tegaskan distribusi beras SPHP dimasifkan guna stabilitas harga

    Bulog tegaskan distribusi beras SPHP dimasifkan guna stabilitas harga

    Jakarta (ANTARA) – Perum Bulog menegaskan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terus dimasifkan ke seluruh daerah guna menjaga ketersediaan stok, menekan inflasi, dan memastikan stabilitas harga beras nasional.

    “Kami memastikan SPHP terus dimasifkan melalui tujuh saluran distribusi utama, sehingga masyarakat dapat merasakan langsung manfaatnya dalam bentuk harga beras yang lebih terjangkau,” kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik (OPP) Bulog Mokhamad Suyamto dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu.

    Dia menyampaikan hal itu merespons laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat inflasi bulanan (month-to-month) September 2025 sebesar 0,21 persen.

    “Menariknya, komoditas beras yang selama ini menjadi salah satu pendorong inflasi justru mencatat deflasi sebesar 0,13 persen dengan andil negatif -0,01 persen, sehingga beras berperan penting dalam menahan laju inflasi umum,” tuturnya.

    Menurut Suyamto turunnya harga beras di bulan September 2025 tidak terlepas dari kombinasi faktor pasokan dan intervensi pemerintah. Dari sisi pasokan, harga beras mendapat tekanan dari masuknya panen gadu di sejumlah sentra produksi.

    Sementara dari sisi kebijakan, intervensi melalui program beras SPHP yang dijalankan Perum Bulog terbukti memberikan dampak nyata di pasar.

    “Fakta bahwa beras justru memberikan andil negatif terhadap inflasi September menunjukkan bahwa intervensi pemerintah melalui Bulog berjalan efektif,” ujarnya.

    Dia menyebutkan program beras SPHP dilakukan secara masif melalui tujuh saluran distribusi utama, mulai dari pasar tradisional; pasar ritel modern; jaringan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).

    Kemudian kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) bersama TNI, Polri, pemerintah pusat dan daerah; outlet BUMN Pangan; jaringan Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog; hingga jalur distribusi langsung berbasis komunitas.

    Dia menyebutkan sepanjang September 2025, realisasi penyaluran beras SPHP mencapai 143.866 ton atau naik 59 persen dibandingkan bulan Agustus 2025.

    “Jumlah ini menjadi rekor tertinggi realisasi SPHP di bulan September dalam tiga tahun terakhir sekaligus indikasi positif keberhasilan intervensi dalam menjaga pasokan dan harga beras di pasar,” beber Suyamto.

    Sementara itu secara kumulatif hingga 3 Oktober 2025 Bulog telah menyalurkan 462 ribu ton beras SPHP atau sekitar 30 persen dari target nasional 1,5 juta ton periode Januari-Desember 2025.

    Menurutnya capaian itu menunjukkan bahwa program SPHP berjalan sesuai rencana dan diharapkan semakin berdampak menahan tekanan harga beras hingga akhir tahun.

    Ia juga menegaskan konsistensi pelaksanaan SPHP menjadi kunci menjaga stabilitas harga pangan strategis, khususnya beras.

    “Dengan stok yang cukup dan strategi distribusi yang tepat, Bulog optimistis tekanan harga beras menjelang akhir tahun 2025 dapat terkendali,” kata Suyamto.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Siti Zulaikha
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bappenas tegaskan kolaborasi lintas sektor wujudkan swasembada pangan

    Bappenas tegaskan kolaborasi lintas sektor wujudkan swasembada pangan

    Kembali lagi soal sinergi dan kolaborasi bahwa mencapai swasembada pangan itu dan juga beras, itu harus ada kolaborasi yang baik gitu.

    Subang, Jawa Barat (ANTARA) – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menegaskan pencapaian swasembada pangan, khususnya beras, hanya dapat terwujud melalui sinergi dan kolaborasi yang erat semua lintas sektor terkait.

    “Kembali lagi soal sinergi dan kolaborasi bahwa mencapai swasembada pangan itu dan juga beras, itu harus ada kolaborasi yang baik gitu,” kata Tenaga Ahli Kementerian PPN/Bappenas RI Frans BM Dabukke saat menghadiri Festival Panen Raya Komunitas 10 Ton yang digelar Syngenta Indonesia, di Subang, Jawa Barat, Sabtu (4/10).

    Dia menyampaikan dalam perencanaan pembangunan nasional, Bappenas telah menetapkan swasembada pangan sebagai prioritas utama. Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan beras sebagai komoditas strategis untuk mempercepat ketahanan pangan nasional.

    “Dan kegiatan pokoknya itu juga adalah swasembada beras,” ujarnya.

    Menurutnya kolaborasi yang baik antara kementerian/lembaga, swasta hingga pelaku usaha sangat dibutuhkan. Hal itu juga sesuai pesan Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy.

    “Kembali lagi soal sinergi dan kolaborasi, Pak Menteri berpesan bahwa mencapai swasembada pangan itu dan juga beras itu harus ada kolaborasi yang baik gitu,” ujarnya pula.

    Komitmen ini juga diwujudkan melalui kebijakan pemerintah membeli gabah dengan harga Rp6.500 per kilogram di tingkat petani. Kebijakan tersebut menjadi instrumen strategis untuk melindungi harga dan meningkatkan kesejahteraan petani.

    Kebijakan itu melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, hingga Perum Bulog. Hal itu juga sesuai arahan Presiden.

    Perum Bulog yang ditunjuk sebagai off-taker utama, memastikan hasil panen petani terserap dengan harga layak serta menjaga stabilitas pasokan pangan di pasar domestik.

    Lebih lanjut Frans mengaku dukungan juga datang melalui peran Babinsa, penyuluh, dan kelompok tani yang menjadi ujung tombak pengamanan kebijakan pemerintah, sekaligus penghubung antara petani dengan lembaga penyangga pangan.

    “Jadi, kami juga dari pemerintah merasakan sekali kolaborasi, sinergi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas, dengan Polri dan TNI di daerah, untuk bersama-sama mengamankan kebijakan pemerintah,” katanya lagi.

    Sebagai perencana pembangunan, ujarnya pula, Bappenas tidak hanya menyiapkan arah kebijakan, tetapi juga menyatukan program lintas kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan agar memiliki satu tujuan bersama dalam meningkatkan produktivitas pangan.

    “Kementerian Bappenas tidak langsung mensupport, kami mensupport dari programnya, dari kebijakannya dan juga dari kegiatan-kegiatannya melalui teman-teman di kementerian dan lembaga yang lain, terutama di Kementerian Pertanian,” ujarnya.

    Bappenas memandang keberhasilan swasembada pangan tidak hanya soal peningkatan produksi, tetapi juga tentang menjaga kualitas beras agar memiliki daya saing dan memberikan keuntungan berkelanjutan bagi petani di berbagai daerah.

    Dengan kolaborasi yang melibatkan semua pihak hingga organisasi non-pemerintah (non-governmental organization/NGO) atau lembaga swadaya masyarakat, Bappenas menekankan swasembada pangan dapat diwujudkan sebagai kerja kolektif yang memberi manfaat ganda, yakni ketahanan pangan sekaligus kesejahteraan petani.

    “Pak Menteri kita yang juga adalah seorang petani, itu merasa bahwa ada dua kata kuncinya yaitu sinergi dan kolaborasi. Jadi, kami mendorong kolaborasi dari berbagai pihak, kementerian/lembaga, pemangku kepentingan, semuanya untuk bersama-sama bersatu padu mencapai tujuan kesejahteraan petani,” kata Frans pula.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bulog dan GP Ansor sinergi distribusi pangan demi stabilitas harga

    Bulog dan GP Ansor sinergi distribusi pangan demi stabilitas harga

    Bulog berkomitmen untuk terus memastikan ketersediaan pangan dan keterjangkauan harga bagi seluruh lapisan masyarakat.

    Jakarta (ANTARA) – Perum Bulog bersama Gerakan Pemuda (GP) Ansor menjalin sinergi membangun jaringan distribusi pangan yang kuat guna menjaga stabilitas pasokan sekaligus menekan gejolak harga, sehingga ketahanan pangan nasional tetap terjaga secara berkelanjutan.

    “Kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas semangat sinergi yang terjalin. Kerja sama ini menjadi fondasi penting dalam membangun ekosistem pangan nasional yang lebih tangguh, mandiri, dan berkelanjutan,” kata Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (4/10).

    Perum Bulog bersama GP Ansor secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) mengenai sinergi dalam pengadaan dan penyaluran pangan. Penandatanganan itu telah dilakukan di Kantor Pusat Perum Bulog Jakarta.

    Menurut Rizal, kerja sama strategis itu menegaskan komitmen kedua pihak dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui upaya bersama menjaga ketersediaan, keterjangkauan, serta stabilitas pasokan dan harga pangan.

    “Bulog berkomitmen untuk terus memastikan ketersediaan pangan dan keterjangkauan harga bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.

    Menurutnya, kerja sama itu selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penguatan ketahanan pangan sebagai pilar kemandirian dan kedaulatan bangsa.

    Oleh karena itu, kata Rizal lagi, Perum Bulog terus membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk GP Ansor yang memiliki jaringan luas hingga ke tingkat desa dan kelurahan.

    Adapun ruang lingkup kerja sama meliputi sinergi pengadaan pangan, kolaborasi stabilisasi harga, pelaksanaan Gerakan Pasar Murah (GPM), pengembangan jaringan kemitraan, serta program literasi dan inklusi pangan.

    “Ke depan berbagai bentuk kerja sama tambahan akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat,” katanya pula.

    Ketua Umum GP Ansor Assin Jauharuddin menegaskan dukungannya terhadap kolaborasi tersebut sebab Perum Bulog selama ini telah menjadi garda terdepan dalam menjaga pangan nasional.

    “Kerja sama ini bukan hanya memberikan manfaat ekonomi bagi kader dan unit usaha GP Ansor, tetapi juga memiliki nilai sosial dalam memastikan masyarakat memperoleh pangan dengan harga terjangkau,” ujarnya.

    Dia menuturkan, GP Ansor memiliki basis jaringan kuat dengan lebih dari 8 juta kader yang tersebar di 34 pimpinan wilayah (provinsi), 483 pengurus cabang (kabupaten/kota), 4.886 pimpinan anak cabang (kecamatan), hingga 22.542 pimpinan ranting (desa/kelurahan).

    Menurutnya, dukungan jaringan itu akan menjadi kekuatan tambahan bagi Perum Bulog dalam menjalankan penugasan menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan di seluruh Indonesia.

    Sebagai langkah awal implementasi kerja sama, GP Ansor telah mendaftarkan 116 unit usaha dan anggota sebagai Rumah Pangan Kita (RPK) hingga 2 Oktober 2025. Jumlah itu akan terus bertambah seiring dengan tingginya minat kader GP Ansor untuk berperan aktif sebagai mitra distribusi pangan Bulog.

    Untuk menjamin transparansi, setiap transaksi antara anggota GP Ansor sebagai Sahabat RPK dengan Bulog akan melibatkan perbankan, khususnya dalam rangka penugasan yang terkait penganggaran dari pemerintah.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemprov DKI Masih Upayakan Stok Beras Premium di Supermarket Imbas Kasus Oplosan

    Pemprov DKI Masih Upayakan Stok Beras Premium di Supermarket Imbas Kasus Oplosan

    JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih mengupayakan ketersediaan stok beras premium di supermarket Jakarta setelah terjadinya kasus beras oplosan beberapa waktu lalu.

    Kendati demikian untuk beras medium, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok menjelaskan, ketersediaannya masih mudah ditemukan terutama di pasar tradisional.

    “Jadi sebenarnya ini sudah cukup lama kita upayakan,” kata Hasudungan di Jakarta, Jumat 3 Oktober, disitat Antara. 

    Untuk beras premium, karena pada saat kejadian kasus pengoplosan beras tersebut, penggilingan di Food Station itu disegel oleh Bareskrim. “Pada saat itu memang tidak diizinkan atau tidak diperkenankan untuk menggiling beras atau mengoperasikannya atau mengemas,” katanya.

    Sehingga, kata Hasudungan, hal ini sengat berpengaruh dengan ketersediaan maupun produksi beras premium yang ada di Jakarta.

    Di samping itu, terdapat pula beberapa produsen ataupun pihak yang terlibat dalam kasus pengoplosan beras tersebut, mengalami nasib yang sama.

    Hasudungan menjelaskan, mereka tidak diperkenankan untuk menggiling atau mengemas beras tersebut. Hal ini kemudian semakin mempengaruhi ketersediaan beras premium di Jakarta.

    Selain karena kasus beras oplosan, Hasudungan mengatakan, harga gabah kering di tingkat petani juga pada saat yang bersama meningkat sehingga menyebabkan harga semakin tinggi.

    Para produsen menahan untuk tidak membeli karena harga pembelian tinggi, harga produksi tinggi dan harga jual juga otomatis tinggi.

    “Jadi mereka tidak berani memberikan harga di atas HET yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Karena itu memang ada standarnya,” ujar Hasudungan.

    Hasudungan menjelaskan, pihaknya melakukan stabilisasi harga dengan mengeluarkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang berkolaborasi dengan Badan Pangan Nasional maupun Perum Bulog.

    “Dan di minimal itu juga sudah bisa membantu teman-teman kita yang mengkonsumsi beras medium. Jadi untuk beras SPHP memang khusus untuk beras medium,” ujar Hasudungan.

  • Bulog Sumut segera salurkan jagung SPHP untuk peternak skala mikro

    Bulog Sumut segera salurkan jagung SPHP untuk peternak skala mikro

    Kami segera menyalurkan kepada para peternak ayam, hanya saja masih menunggu pusat karena dikabarkan ada penambahan kuota nasional

    Medan (ANTARA) – Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara (Sumut) segera menyalurkan jagung Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk peternak ayam pedaging dan petelur skala mikro kecil dan menengah di wilayah itu.

    “Kami segera menyalurkan kepada para peternak ayam, hanya saja masih menunggu pusat karena dikabarkan ada penambahan kuota secara nasional,” ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sumut Budi Cahyanto di Medan, Sabtu.

    Budi melanjutkan Bulog Sumut untuk sementara mendapatkan 1.405 ton jagung SPHP di mana secara nasional pemerintah akan menyalurkan 52.400 ton jagung SPHP.

    Menurut dia, sebanyak 1.405 ton jagung SPHP tersebut disalurkan kepada sekitar 70 peternak mandiri yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Serdang Bedagai.

    “Empat kabupaten itu merupakan penyumbang ayam dan telur untuk dipasarkan di berbagai daerah di wilayah Sumut,” kata dia.

    Budi mengatakan ditargetkan penyaluran jagung SPHP tersebut Oktober ini, untuk menstabilkan harga daging ayam di pasar.

    Di sisi lain, Bulog Sumut telah menyerap sebanyak 750 ton jagung pipil di wilayah itu terhitung Januari hingga 3 Oktober 2025.

    Budi mengatakan penyerapan itu di antaranya di Kabupaten Langkat, Kabupaten Karo, Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Asahan, Kabupaten Deli Serdang.

    Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelumnya menyebutkan peternak ayam pedaging dan petelur mandiri dapat membeli jagung Program SPHP dengan harga Rp5.500 per kilogram.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah akan menyalurkan 52.400 ton jagung SPHP dengan jumlah anggaran yang disiapkan sebesar Rp78 miliar.

    Arief menjelaskan penyaluran SPHP jagung bertujuan untuk menjaga harga jagung di tingkat petani dan harga di tingkat peternak.

    Penyaluran jagung ini merupakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk melindungi petani jagung dan juga tidak memberatkan peternak dalam membeli pakan.

    Pewarta: M. Sahbainy Nasution
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.