BUMN: Pertamina Patra Niaga

  • Bahlil Sidak Kualitas BBM Pertamax di Baubau, Begini Hasilnya – Page 3

    Bahlil Sidak Kualitas BBM Pertamax di Baubau, Begini Hasilnya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Pertamina Patra Niaga memastikan kesiapan distribusi energi, terutama Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG), guna memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal.

    Dalam upaya ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melakukan kunjungan kerja ke Baubau, Sulawesi Tenggara, pada Minggu (9/3/2025) untuk meninjau langsung kesiapan infrastruktur dan distribusi energi di wilayah tersebut.

    Komitmen Pemerintah dalam Menjaga Ketersediaan Energi

    Menteri Bahlil menegaskan pentingnya ketersediaan energi yang stabil, khususnya menjelang puncak arus mudik dan perayaan Idul Fitri.

    “Pemerintah memastikan masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan BBM dan LPG selama momen Idul Fitri. Saya mengapresiasi langkah proaktif Pertamina Patra Niaga dalam menjaga pasokan dan distribusi energi, terutama di wilayah timur Indonesia. Baubau dan sekitarnya menjadi perhatian utama karena perannya yang strategis dalam konektivitas dan logistik di Sulawesi Tenggara. Saya juga memastikan bahwa stok BBM dalam kondisi aman dan kualitasnya tetap sesuai spesifikasi (on-spec), sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan energi selama periode mudik dan libur Lebaran,” ujar Menteri Bahlil, Minggu (9/3/2025).

    Tinjauan Infrastruktur Energi di Baubau

    Dalam kunjungan ini, Menteri Bahlil menginspeksi sejumlah lokasi penting, termasuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan Fuel Terminal Baubau.

    Di SPBU, beliau memastikan distribusi BBM untuk kendaraan pribadi berjalan lancar. Sementara itu, di Fuel Terminal Baubau, Menteri Bahlil memeriksa ketersediaan stok serta kesiapan operasional untuk menjamin kelancaran distribusi energi bagi masyarakat.

     

  • KPPU Selidiki Dugaan Monopoli LPG Non-Subsidi, Pertamina Langsung Bantah

    KPPU Selidiki Dugaan Monopoli LPG Non-Subsidi, Pertamina Langsung Bantah

    Bisnis.com, JAKARTA–Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kini tengah menyelidiki kasus dugaan praktik monopoli penjualan LPG non-subsidi di pasar midstream oleh PT Pertamina Patra Niaga (PPN).

    Deputi Bidang Kajian dan Advokasi KPPU, Taufik Ariyanto mengemukakan telah mengkaji selama setahun lebih untuk mendalami penjualan LPG Non Subsidi di Indonesia. Menurutnya, dari hasil kajian tersebut ditemukan adanya dugaan pelaku usaha yang melakukan monopoli.

    Dia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya akan fokus untuk mencari alat bukti terkait dugaan pelanggaran Pasal 17 UU Nomor 5 Tahun 1999.

    “KPPU menduga ada pelaku usaha yang melakukan praktik monopoli penjualan LPG Non Subsidi di pasar midstream, LPG bulk non PSO untuk dikemas ulang dengan menjual harga yang tinggi dan menikmati keuntungan yang tinggi. Harga LPG Non Subsidi yang tinggi itu mengakibatkan banyak konsumen yang akhirnya beralih menggunakan LPG Subsidi kemasan 3 kg,” tuturnya di Jakarta, Minggu (9/3/2025).

    Selain itu, KPPU tengah mendalami struktur pembentukan harga di sektor tersebut, khususnya dari hulu hingga hilir. Saat ini, menurutnya, penjualan LPG Subsidi sebagai Public Service Obligation (PSO) dilakukan oleh PT PPN, yang menguasai lebih dari 80 persen pasokan LPG dalam negeri dan LPG impor. 

    Tidak hanya itu, PT PPN juga menjual LPG yang non subsidi dengan merek dagang BrightGas. Perusahaan tersebut juga telah melakukan penjualan gas secara bulk ke perusahaan lainnya, yakni BlueGas dan PrimeGas, yang merupakan produsen LPG tabung Non Subsidi. 

    “Dalam penjualan tahun 2024, KPPU juga menemukan adanya keuntungan yang tinggi atau super normal profit dari penjualan LPG Non Subsidi sebesar 10 kali lipat dibandingkan laba penjualan LPG Subsidi, atau sekitar Rp 1,5 triliun,” katanya.

    Pertamina Membantah

    Secara terpisah, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Happy Wulansari membantah tuduhan KPPU terkait praktik monopoli penjualan gas LPG non subsidi tersebut.

    “Dugaan monopolinya di mana ya,” tutur Happy saat dikonfirmasi Bisnis di Jakarta, Minggu (9/3/2025).

    Dia mengatakan bahwa PT PPN bukanlah pemain tunggal yang ada di pasar gas LPG non subsidi di Indonesia. Pasalnya, menurut Happy, masih ada badan usaha lain yang memasarkan LPG non subsidi di Indonesia.

    “Karena LPG non subsidi ada pesaing atau badan usaha lain yang memasarkan LPG non subsidi,” ujarnya.

  • Pantas MIS Bisa Beli Ribuan Liter Solar Subsidi, Punya 10 Barcode, Tangki Mobil Dimodifikasi

    Pantas MIS Bisa Beli Ribuan Liter Solar Subsidi, Punya 10 Barcode, Tangki Mobil Dimodifikasi

    TRIBUNJATIM.COM – Seorang pria berinisial MIS memodifikasi tangki mobil sehinga bisa membeli ribuan liter solar subsidi.

    Kini ia ditangkap Polda Sumut karena melakukan penyelewengan dalam pembelian solar subsidi di SPBU.

    MIS beraksi dengan memodifikasi tangki mobil Toyota Kijang Krista miliknya.

    Hal itu seperti diungkap Dirreskrimsus Polda Sumut, Kombes Pol Rudi Rifani.

    Ia mengatakan, MIS ditangkap seusai menjalankan aksinya di SPBU yang berada di Jalan Lintas Sumatera, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Kamis (6/3/2025).

    “Modus pelaku ini memodifikasi Toyota Kijang Krista dengan memasang satu baby tank berkapasitas 1.000 liter di dalam mobil,” ujar Rudi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/3/2025).

    “Selain itu, ia juga memasang pompa minyak otomatis yang mengalirkan solar dari tangki mobil ke dalam baby tank setiap kali mengisi bahan bakar di SPBU,” lanjut dia.

    Rudi mengatakan, dalam sehari, pelaku diduga menjalankan aksinya lebih dari sekali.

    Sebab MIS juga memiliki 10 barcode pembelian solar subsidi dengan nomor kendaraan yang berbeda-beda.

    “Hal ini memungkinkan pelaku untuk mengisi solar subsidi di berbagai SPBU tanpa terdeteksi sebagai pengisian berulang,” tutur Rudi.

    Rudi menjelaskan, pelaku diduga tidak beraksi sendirian.

    Pihaknya kini juga tengah memburu kelompok MIS.

    Diduga MIS beraksi tidak sendirian dan ada jaringan yang terlibat.

    “Kami menduga masih ada jaringan atau modus lain dalam praktik penyelewengan BBM bersubsidi ini dan kami akan terus mendalami keterangan pelaku,” ujar Rudi Rifani.

    Ilustrasi mengisi BBM di SPBU. Seorang pria berinisial MIS memodifikasi tangki mobil sehinga bisa membeli ribuan liter solar subsidi (SHUTTERSTOCK)

    Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Yudhi Surya mengatakan, diduga usai memperoleh BBM subsidi, pelaku menjualnya ke pihak lain.

    Dia menegaskan tindakan tersebut ilegal.

    Pihaknya berkomitmen akan menindak tegas pelaku penyelewengan BBM tersebut.

    “Solar subsidi diperuntukkan bagi masyarakat yang berhak, bukan untuk diperdagangkan secara ilegal demi keuntungan pribadi,” tuturnya.

    “Kami akan menindak tegas pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku,” ucapnya, melansir Kompas.com.

    Yudhi mengatakan, kini MIS ditahan di Mapolda Sumut untuk proses hukum lebih lanjut.

    Dia dijerat dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.

    “Pelaku terancam hukuman penjara maksimal 6 tahun dan denda hingga Rp60 miliar,” tutur Yudhi.

    Di sisi lain, video mobil Maung Garuda mengisi bensin di stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU Shell, viral di media sosial.

    Diketahui, terlihat dalam video, mobil Pindad MV3 Garuda Prabowo Subianto warna putih mengisi bensin di SPBU Shell.

    Dalam narasi yang beredar, publik mengait-ngaitkannya dengan kasus dugaan korupsi di Pertamina.

    Di antara narasi tersebut adalah sebagai berikut:

    Sudah gak penasaran! Ternyata Mobill Presiden RI-1 (Maung Garuda) isi bensin di pom kerang kuning.

    Mobil presiden aja ogah make produk pertamina (emoji huss, emoji tertawa terbahak-bahak)

    Seperti diketahui, bensin jenis Pertamax yang dioplos Pertalite memang tengah jadi sorotan publik.

    Update terbaru, kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang periode 2018-2023 tersebut diperkirakan merugikan negara hingga Rp968,5 triliun atau hampir Rp1 kuadriliun.

    Kini sembilan orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

    Salah satunya adalah Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga yakni Riva Siahaan.

    Peran Riva Siahaan dalam kasus korupsi Pertamina ini antara lain mengoplos Pertamax dengan Pertalite dalam pengadaan produk kilang PT Pertamina Patra Niaga. 

    Pengoplosan dilakukan di depo, padahal hal itu tidak diperbolehkan atau bertentangan dengan ketentuan.

    Semenjak kasus ini mencuat, masyarakat kehilangan kepercayaan dan khawatir untuk membeli bensin di Pertamina untuk kendaraan mereka.

    Termasuk mobil Maung Garuda kepergok isi bensin di Shell, seperti dilansir dari Kompas.com.

    Viral video mobil Maung Garuda yang biasa digunakan Presiden RI Prabowo Subianto sedang mengisi bahan bakar di Shell (Tangkapan layar X)

    Terkait video tersebut, pihak Istana Kepresidenan pun buka suara.

    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, angkat bicara terkait video viral yang menampilkan mobil MV3 Garuda Prabowo Subianto mengisi bensin di Shell. 

    Menurut Hasan, video tersebut sudah diambil sejak empat bulan yang lalu.

    “Coba cek itu video berapa bulan yang lalu. Itu sekitar empat bulan yang lalu,” kata Hasan saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Jumat (28/2/2025) malam.

    Hasan menjelaskan, pengisian BBM bisa dilakukan di mana saja tanpa tendensi apa pun.

    Dia turut meluruskan bahwa mobil Maung Garuda tersebut diisi bensin di Shell sebelum Prabowo menjadi Presiden RI.

    “Mengisi BBM bisa di mana saja tanpa tendensi apapun,” tuturnya.

    “Itu sebelum jadi mobil Presiden. Belum ada pelat Indonesia 1 atau RI 1,” imbuh Hasan.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • SPBU di Medan Disegel, Polisi Bongkar Praktik Pengoplosan BBM

    SPBU di Medan Disegel, Polisi Bongkar Praktik Pengoplosan BBM

    FAJAR.CO.ID, MEDAN — Sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Flamboyan Raya, Medan, resmi disegel oleh Polrestabes Medan setelah terungkapnya dugaan praktik pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.

    SPBU Nagalan diduga telah mencampurkan BBM ilegal dengan Pertalite sebelum menjualnya kepada masyarakat.

    Kasus ini bermula dari laporan warga yang mencurigai aktivitas sebuah mobil tangki minyak yang masuk ke SPBU tersebut pada Rabu (5/3/2025) sekitar pukul 22.20 WIB.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, polisi segera melakukan pengintaian dan menemukan petugas SPBU tengah memindahkan BBM dari mobil tangki ke dalam tangki penyimpanan SPBU.

    Saat diperiksa, petugas SPBU tidak dapat menjelaskan asal-usul BBM tersebut. Polisi kemudian berkoordinasi dengan pihak Pertamina Patra Niaga Sumbagut untuk memastikan keabsahan bahan bakar yang ditemukan.

    Setelah dilakukan pemeriksaan, Manajer Retail Sales PT Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Edith Indra Triyadi, mengungkapkan bahwa BBM yang dibawa oleh mobil tangki tersebut memiliki nilai oktan 87, yang tidak sesuai dengan standar pemerintah.

    “Kualitasnya di bawah standar. Kurang lebih, (BBM yang dibawa) berada di angka Oktan 87. Jenis minyak yang ada di mobil ini gasoline (atau bensin),” ujar Edith Indra Triyadi dalam konferensi pers di SPBU Nagalan, dikutip Minggu (9/3/2025).

    Edith menegaskan bahwa Pertamina tidak menyediakan bahan bakar dengan nilai oktan tersebut, sehingga dapat dipastikan bahwa BBM itu bukan berasal dari terminal resmi Pertamina.

  • Viral HR-V Mogok Usai Isi BBM di SPBU Pucangsawit Solo, Ini Penyebabnya

    Viral HR-V Mogok Usai Isi BBM di SPBU Pucangsawit Solo, Ini Penyebabnya

    Jakarta

    Mobil HR-V mogok disinyalir usai mengisi bahan bakar di SPBU Pucangsawit, Solo. Ternyata BBM yang digunakan tercampur dengan air.

    Diberitakan detikJateng, Kejadian itu sempat viral usai diposting di grup Facebook INFO CEGATAN SOLO (ICS). Dalam postingan itu, juga mengupload video saat mobil tersebut tengah menguras filter bensinnya.

    “Hati hati kawan isi Pertamax di SPBU Pucang sawit…mobil saya HRV bisa mogok di tengah jalan area solo.baru..setelah isi Pertamax. Mati dan setelah di cek teknisi Honda solo baru..ternyata sebagian Pertamax yg saya isi di dalam.tangki mengandung air…ini bukti nya,” tulis akun tersebut seperti yang dilihat detikJateng, Sabtu (8/3/2025).

    Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan, membenarkan kejadian itu. Mobil HRV itu mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, pada Kamis (6/3/2025) sekira pukul 09.30 WIB.

    Penyebab adanya BBM jenis Pertamax yang tercampur air itu karena faktor curah hujan yang tinggi. Sehingga tangki BBM di SPBU tersebut ada rembesan air.

    “Di SPBU Pucangsawit ada HRV yang mengalami kendala seperti video tersebut, lalu dia kembali ke SPBU Pucangsawit. Setelah dilakukan pengecekan, memang ada kandungan airnya, karena curah hujan yang tinggi sehingga ada rembesan,” kata Taufiq saat dihubungi awak media, Sabtu (8/3/2025).

    Pihak pertama sendiri sudah melakukan pengecekan BBM di SPBU Pucangsawit. Hasilnya, penjualan Pertamax di SPBU tersebut dihentikan sementara sampai jangka waktu yang belum ditentukan.

    Sementara untuk produk yang lain, masih diizinkan untuk melayani pembeli. Taufiq menuturkan, pembelian Pertamax bisa dilakukan di SPBU lainnya terlebih dahulu, seperti di SPBU Pedaringan, Sekarpace, maupun Jurug.

    “Tangki dan dispenser Pertamax kita lakukan pengecekan, dan di setop operasionalnya dulu sementara. Untuk produk lain di SPBU Pucangsawit, kita pastikan tidak ada kandungan airnya,” jelasnya.

    Dia menjelaskan, selain mobil Honda HRV tersebut, ada satu sepeda motor yang juga melaporkan kejadian serupa. Pihak SPBU juga sudah melakukan ganti rugi.

    “Kami sudah melakukan ganti rugi dari SPBU tersebut senilai biaya servis dan BBM-nya. Untuk konsumen lainnya, hanya ada satu motor. Tapi motor itu ikhlas, tidak minta ganti rugi,” ucapnya.

    (riar/riar)

  • Viral Mobil HRV Mogok setelah Isi Pertamax di SPBU Solo, Ternyata BBM Tercampur Air – Halaman all

    Viral Mobil HRV Mogok setelah Isi Pertamax di SPBU Solo, Ternyata BBM Tercampur Air – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang warga Jebres, Solo, Jawa Tengah, mengeluhkan mobilnya mogok setelah mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di SPBU Pucangsawit.

    Kejadian ini pertama kali diunggah oleh John Arkha Budi di grup Facebook Info Cegatan Solo pada Jumat (7/3/2025).

    Eka Kartika, istri pengunggah, menjelaskan insiden terjadi pada Kamis (6/3/2025) sekitar pukul 09.30 WIB.

    Ia dan suaminya mengisi BBM senilai Rp 300.000 di SPBU Pucangsawit sebelum berangkat ke Yogyakarta untuk urusan pekerjaan.

    Saat itu, BBM di dalam tangki masih ada 2 setrip.

    Setelah mengisi bensin, Eka dan suami perjalanan, namun mobil mogok di jalan Ir Soekarno, Solo Baru.

    “Mobil saya terasa bergetar brebet-brebet, tidak bisa injak gas. Mobil mati total posisi di tengah jalan,” ungkap Eka saat dihubungi TribunSolo.com.

    Setelah mobil mogok, mereka memanggil teknisi Honda yang kemudian menemukan BBM di dalam tangki bercampur air.

    Mendapati hal itu, suami Eka pun naik pitam.

    “Suami saya marah besar saat itu langsung barang bukti satu botol Pertamax berisi air di bawa naik kendaraan ojek online ke SPBU tersebut, suami saya marah marah disana dan minta pertanggungjawaban pihak SPBU,” imbuh perempuan berusia 36 tahun tersebut.

    Eka menambahkan pihak SPBU akhirnya mengganti kerugian berupa biaya perbaikan kendaraan senilai Rp 723.000 dan penggantian BBM sebesar Rp 300.000.

    “Akhirnya perwakilan SPBU yaitu security mendatangi bengkel Honda solo baru dan akhirnya turun tangki bahan bakar dikuras semua. Semua biaya pihak SPBU yang tanggung.”

    “Kami hanya minta ganti rugi uang yang saya belikan Pertamax di SPBU tersebut, itu pun awal nya mereka hanya mau ganti setengah nya. Suami saya tidak mau akhirnya di ganti 300 ribu,” lanjut dia.

    Meskipun sudah mendapatkan ganti rugi, Eka merasa kecewa dan khawatir akan kerusakan lebih lanjut pada mobilnya akibat insiden ini.

    “Saya tidak tahu efek ke depannya untuk mobil saya,” ujarnya.

    Eka juga menyebutkan setelah insiden viral di media sosial, pihak SPBU menghubunginya untuk meminta penghapusan postingan.

    Namun, ia menolak permintaan tersebut sebelum mendapatkan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka dari SPBU.

    Penjelasan dari Pertamina

    TribunSolo.com telah mencoba menghubungi manajemen SPBU Pucangsawit untuk meminta penjelasan, namun pihak SPBU tidak memberikan jawaban resmi.

    Namun, Taufiq Kurniawan, Area Manager Communication Relations PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, mengonfirmasi insiden tersebut disebabkan oleh rembesan air hujan di dalam tangki penyimpanan Pertamax.

    “Hasil pengecekan betul karna curah hujan tinggi mengakibatkan rembesan air yang sekarang sedang dicek sumbernya dimana untuk tangki pertamax,” ujar Taufiq melalui pesan singkat kepada TribunSolo.com, Jumat (7/3/2025) malam.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Alasan Petugas SPBU di Medan Oplos Pertalite dengan Bensin Oktan 87, Sudah Beroperasi 8 Bulan

    Alasan Petugas SPBU di Medan Oplos Pertalite dengan Bensin Oktan 87, Sudah Beroperasi 8 Bulan

    TRIBUNJATIM.COM – Berikut ini kronologi terbongkarnya SPBU di Medan oplos Pertalite dengan bensin oktan 87.

    Kejadian tersebut terjadi di SPBU Nagalan Medan.

    Polrestabes Medan membongkar aktivitas pengoplosan BBM jenis Pertalite di SPBU Nagalan, Jalan Flamboyan Raya, Kota Medan.

    Pengungkapan itu bermula ketika polisi mendapat informasi dari warga terkait adanya mobil tangki minyak yang diduga ilegal masuk ke SPBU Nagalan pada Rabu (5/3/2025) sekitar pukul 22.20 WIB.

    Polisi melakukan pengintaian dan mulai menyergap saat petugas SPBU sedang memindahkan minyak dari tangki mobil ke tangki dalam SPBU.

    Mula-mulanya, polisi mempertanyakan soal jalan mobil tangki tersebut.

    Akan tetapi, petugas SPBU tak bisa menjelaskan.

    Polisi pun berkoordinasi dengan Pertamina Patra Niaga Sumbagut untuk memastikannya.

    Hasilnya, Manajer Retail Sales Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Edith Indra Triyadi, mengungkapkan bahwa mobil tangki minyak tersebut ilegal.

    Sebab, mobil itu sudah putus kontrak sejak November 2023.

    Menurutnya, mobil itu sudah dimodifikasi berwarna merah putih dengan menerakan tulisan Pertamina serta PT Elnusa Petrofin untuk mengelabui petugas.

    Selain itu, BBM yang dibawa juga tidak sesuai standar pemerintah.

    “Kualitasnya di bawah standar. Kurang lebih, (BBM yang dibawa) berada di angka Oktan 87. Jenis minyak yang ada di mobil ini gasoline (atau bensin),” sebut Edith saat gelar konferensi pers di SPBU Nagalan pada Jumat (7/3/2025).

    Oleh karena itu, dia memastikan bahwa minyak tersebut tidak diambil dari terminal BBM resmi dari Pertamina.

    Sebab, Pertamina tidak pernah menyediakan bensin Oktan 87.

    Di samping itu, Wakil Kepala Polrestabes Medan AKBP Taryono Raharja menerangkan, rupanya petugas SPBU mencampurkan bensin Oktan 87 itu ke pertalite yang ada di tangki dalam SPBU.

    Lalu, Pertalite oplosan itu pun disalurkan ke pelanggan.

    Berdasarkan penyelidikan sementara, aktivitas pengoplosan ini sudah beroperasi selama delapan bulan.

    SPBU ini memesan bensin Oktan 87 sebanyak tiga kali dalam seminggu dari gudang di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

    Dalam sekali pemesanan, truk minyak itu membawa delapan ton atau delapan ribu liter bensin Oktan 87.

    Demikian dalam seminggu, ada 24.000 ton yang dipesan.

    KASUS OPLOS PERTALITE – Wakil Kepala Polrestabes Medan AKBP Taryono Raharja menanyai Untung (58) saat menggelar konferensi pers di SPBU Nagalan, di Jalan Flamboyan Raya, Kota Medan pada Jumat (7/3/2025). (KOMPAS.com/Goklas Wisely)

    Demi keuntungan lebih besar

    Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Putro Wijayanto menambahkan tujuan pengoplosan ini untuk meraih keuntungan yang lebih besar.

    “Kalau dia beli Pertalite dari Pertamina per liternya itu kan Rp 9.700 dan dijual Rp 10.000, jadi keuntungannya Rp 300 per liter,” kata Bayu kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Jumat (7/3/2025).

    “Nah, kalau ngoplos, dia bisa dapat untung Rp 1.000 per liternya. Jadi dia ngoplos itu biar keuntungannya lebih banyak,” tutunya.

    Saat ini, SPBU itu telah disegel. Distribusi BBM juga dihentikan.

    Kini, polisi telah menetapkan tiga tersangka dari aktivitas pengoplosan tersebut.

    Di antaranya, Muhammad Agustian Lubis (35) selaku manajer SPBU.

    Kemudian, Untung (58) sebagai sopir mobil tangki minyak dan Yudhi Timsah Pratama (38) sebagai kernet.

    Mereka disangkakan Pasal 55 UU No 22 tahun 2001 dan Pasal 40 UU No 11 Tahun 2020.

    Polisi masih melakukan pengembangan terkait kasus ini, terkhususnya perihal seseorang berinisial MI yang dihubungi manajer SPBU untuk memesan bensin oktan 87.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

  • Harga Resmi dari Pertamina, HET Elpiji 3 Kg dan Bright Gas, Minggu 9 Maret 2025

    Harga Resmi dari Pertamina, HET Elpiji 3 Kg dan Bright Gas, Minggu 9 Maret 2025

    Harga Resmi dari Pertamina, HET Elpiji 3 Kg dan Bright Gas, Minggu 9 Maret 2025

    TRIBUNJATENG.COM – Berikut adalah pembaruan terbaru mengenai harga elpiji tabung 5,5 kg dan 12 kg di seluruh wilayah Indonesia untuk bulan Februari 2025.

    Mengutip Kompas.com, Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengatakan, harga elpiji mulai bulan depan masih sama dengan Januari 2025. “Masih tetap,” ujar Heppy kepada Kompas.com, Jumat (17/1/2025).

    Sementara itu tabung gas melon 3 kg tetap di harga Rp18.000 per tabung.

    Sebelumnya di bulan September 2024 sempat naik, namun bulan Oktober hingga tahun 2025 kini masih sama.  

    Sumarno menyebutkan, perubahan HET itu bukanlah kenaikan, tetapi hanya menyesuaikan saja.  

    “Sebetulnya bukan naik, tapi menyesuaikan saja,” ungkap Sumarno mengutip Kompas.com, Senin (9/9/2024). 

    Menurutnya, penyesuaian HET LPG 3 kg itu telah melalui pertimbangan yang matang dari berbagai pihak.  

    Dia menambahkan, HET LPG 3 kg tidak pernah mengalami kenaikan sejak 2015 silam. 

    Namun terjadinya inflasi turut menjadi faktor kenaikan HET LPG 3 kg.  

    Sementara untuk harga gas non subsidi Bright Gas hari ini Minggu 9 Maret 2025 sebagai berikut:

    1. Aceh (Aceh Besar, Langsa, dan Lhokseumawe)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    2. Sumatera Utara (Binjai, Deli Serdang, Labuhanbatu Selatan, Medan, dan Simalungun)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    3. Sumatera Barat (Padang dan Payakumbuh)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    4. Riau (Dumai dan Pekanbaru)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    5. Kepulauan Riau (Batam dan Bintan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    6. Jambi (Jambi)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    7. Sumatera Selatan (Lubuk Linggau, Ogan Ilir, dan Palembang)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    8. Bengkulu (Bengkulu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    9. Lampung (Bandar Lampung dan Metro)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    10. Bangka Belitung (Bangka, Bangka Barat, dan Belitung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    11. Banten (Serang dan Tangerang)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    12. DKI Jakarta (Jakarta Barat dan Jakarta Utara)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    13. Jawa Barat (Bandung, Bekasi, Bogor, Cianjur, Garut, Indramayu, Karawang, Sukabumi, dan Tasikmalaya)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    14. Jawa Tengah (Boyolali, Cilacap, Demak, Kudus, Pemalang, Semarang, Solo, dan Tegal)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    15. Daerah Istimewa Yogyakarta (Bantul dan Sleman)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    16. Jawa Timur (Banyuwangi, Gresik, Kediri, Malang, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, dan Tulungagung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    17. Bali (Badung, Denpasar, dan Tabanan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    18. Nusa Tenggara Barat (Lombok)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    19. Kalimantan Barat (Pontianak)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    20. Kalimantan Tengah (Palangkaraya dan Kotawaringin Timur)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    21. Kalimantan Selatan (Banjar, Banjarbaru, Tabalong, dan Tanah Bumbu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    22. Kalimantan Timur (Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Samarinda)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    23. Kalimantan Utara (Tarakan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 107.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 229.000.

    24. Sulawesi Selatan (Makassar dan Pare-Pare)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    25. Sulawesi Selatan (Palu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    26. Gorontalo (Gorontalo)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    27. Sulawesi Utara (Bitung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    28. Sulawesi Tenggara (Kendari)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    29. Maluku (Ambon)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 117.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 249.000.

    30. Papua (Jayapura)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 117.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 249.000.

     

  • 3 Orang Jadi Tersangka Kasus Pertalite Oplosan di Medan, Termasuk Supervisor SPBU, Ini Perannya – Halaman all

    3 Orang Jadi Tersangka Kasus Pertalite Oplosan di Medan, Termasuk Supervisor SPBU, Ini Perannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polrestabes Medan menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus pertalite oplosan yang dijual Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 14.201.135 di Jalan Flamboyan Raya, Kelurahan Tanjung Selamat, Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut).

    Ketiga tersangka itu adalah Muhammad Agustian Lubis (35) warga Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan yang bekerja sebagai supervisor di SPBU Flamboyan sekaligus orang yang memesan minyak Gasoline kepada seseorang berinisial MI (belum ditangkap).

    Kemudian, Untung (58) warga Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan sebagai sopir mobil tangki yang mengangkut BBM ilegal dari gudang dan Yudhi Timsah Pratama (38) sebagai kernet.

    Modus oknum pekerja SPBU tersebut yakni mengoplos bahan bakar gasoline (bensin) yang dibeli secara ilegal melalui gudang di Kecamatan Hamparan Perak, kemudian dicampur Pertalite.

    Wakapolrestabes Medan, AKBP Taryono, menjelaskan setelah tiba di SPBU, BBM jenis gasoline lalu dimasukkan ke dalam tangki timbun yang berada di SPBU.

    Di sinilah bahan bakar bensin tadi dicampur dengan Pertalite asli hingga menyatu kemudian dijual menjadi produk Pertalite seharga Rp10 ribu.

    “Jadi rekan-rekan, di dalam tangki timbun yang berada di SPBU sudah ada pertalite, kemudian dimasukkan yang dari mobil tangki ini dan bercampur la di dalam tangki tanam itu, lalu dijual sebagai pertalite,” kata Taryono, Jumat (7/3/2025), dilansir Tribun-Medan.com.

    “Jadi masyarakat membeli dengan harga Rp10.000 harapan mendapatkan pertalite, tetapi mendapat pertalite dengan kualitas bukan pertalite,” lanjutnya.

    Taryono menyebutkan pihaknya tidak berhenti di tiga tersangka saja.

    Pihak kepolisian masih memburu MI, selaku penyedia BBM ilegal yang berada di Kecamatan Hamparan Perak.

    Begitu juga dengan dugaan keterlibatan pihak lain, baik dari SPBU maupun dugaan kelalaian dari Pertamina.

    “Soal keterlibatan oknum Pertamina, sejauh ini baru tiga orang ini. Kami akan periksa di atas supervisor.” ujar Taryono.

    Peran Tersangka

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, kecurangan yang dilakukan SPBU kurang lebih berlangsung selama 8 bulan.

    Dalam sepekan, supervisor SPBU, yakni tersangka Muhammad Agustian Lubis, memesan minyak ilegal sebanyak tiga kali, dengan rincian sekali pesan sebanyak sekitar 8 ton.

    “Untuk pemesanan, 8 ton. Seminggu bisa tiga kali pesan. Kurang lebih selama 8 bulan menjalankan aksi ini setelah mobil ini tidak kontrak dengan Pertamina.” ungkapnya.

    Dalam kasus ini, tersangka Muhammad Agustian Lubis memesan minyak kepada MI mendapatkan keuntungan Rp1.000 per liternya.

    Diketahui jika tersangka memesan ke Pertamina, hanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp300 rupiah per liternya.

    “Kalau dia membeli dari Pertamina hanya mendapat keuntungan Rp300 per liternya. Ini dia dapat Rp1.000 per liternya.” bebernya.

    Disegel

    Sementara itu, PT Pertamina Patra Niaga Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) menyatakan akan menghentikan distribusi BBM ke SPBU 14.201.135 di Flamboyan tersebut.

    Penghentian ini dilakukan setelah Satreskrim Polrestabes Medan mengungkap, SPBU tersebut menjual pertalite oplosan yakni gasoline kadar oktan atau Research Octane Number (RON) 87 dengan pertalite asli.

    Terlebih, gasoline yang dibeli bukan melalui Pertamina, melainkan SPBU membeli dari diduga gudang BBM ilegal di Kecamatan Hamparan Perak.

    “Mengacu kontrak antara Pertamina dengan SPBU, tidak diperkenankan mengambil BBM dari pihak lainnya. Kami menghentikan suplai ke SPBU ini,” ujar Edith Indratriyadi, Region Manager Ritel Sales Pertamina Sumbagut, Jumat (7/3/2025).

    Edith menyatakan pihaknya sudah memeriksa sampel bahan bakar minyak BBM jenis Pertalite dari tangki ke laboratorium.

    Hasilnya, BBM jenis Pertalite yang dijual SPBU tersebut ke masyarakat sebenarnya gasoline dengan Research Octane Number (RON) 87 yang dicampur pertalite.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Trik Licik SPBU Jalan Flamboyan Raya Medan, Beli Bensin Ilegal Lalu Dioplos Menjadi Pertalite

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Tribun-Medan.com/Fredy Santoso)

  • SPBU di Medan Disegel Gara-Gara Jual Pertalite Oplosan, BBM dari Mana?

    SPBU di Medan Disegel Gara-Gara Jual Pertalite Oplosan, BBM dari Mana?

    Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga Sumbagut menyatakan akan menghentikan distribusi BBM ke SPBU 14.201.135 Jalan Flamboyan Raya, Kelurahan Tanjung Selamat, Medan Tuntungan, Kota Medan.

    Penghentian usai Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan mengungkap SPBU tersebut menjual Pertalite oplosan, yakni Gasoline (Bensin) kadar oktan atau Research Octane Number (RON) 87 dengan Pertalite asli.

    Gasoline atau bensin dibeli bukan melalui Pertamina, melainkan SPBU membeli dari diduga gudang BBM ilegal di kawasan Kecamatan Hamparan Perak.

    “Mengacu kontrak Pertamina dengan SPBU, tidak diperkenankan mengambil BBM dari pihak lain. Kami menghentikan suplai ke SPBU ini,” kata Region Manager Ritel Sales Pertamina Sumbagut, Edith Indratriyadi, Jumat, 7 Maret 2025.

    Dijelaskan Edith, pihaknya sudah memeriksa sampel BBM jenis Pertalite dari tanki ke laboratorium. Hasilnya, BBM jenis Pertalite yang mereka jual ke masyarakat Gasoline atau Bensin dengan RON 87 yang dicampur Pertalite.

    “Jenis minyak yang ada di dalam mobil ini Gasoline bahan bakar alias bensin. Sumbernya belum tahu karena masih menunggu proses penyelidikan lebih lanjut. Dijual disini menjadi Pertalite,” bebernya.