BUMN: Pertamina Patra Niaga

  • Kasus Pertamina Segera Diadili, Jaksa Limpahkan Riva Siahaan Cs ke PN Tipikor

    Kasus Pertamina Segera Diadili, Jaksa Limpahkan Riva Siahaan Cs ke PN Tipikor

    Bisnis.com, JAKARTA — Jaksa penuntut umum (JPU) telah melimpahkan sembilan tersangka kasus dugaan korupsi tata niaga minyak mentah dan produk kilang Pertamina-KKKS periode 2018-2023 ke PN Tipikor Jakarta Pusat.

    Kepala Kejari Jakarta Pusat Safrianto Zuriat Putra menyampaikan sembilan tersangka lainnya masih dalam proses pemberkasan sebelum dilimpahkan.

    “JPU pada Kejari Jakarta Pusat telah melakukan pelimpahan berkas perkara terhadap sembilan terdakwa pada Rabu 1 Oktober 2025 ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (1/10/2025).

    Dia mengemukakan bahwa sembilan tersangka itu yakni Riva Siahaan selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga periode 2023; Sani Dinar Saifudin selaku Direktur Feedstock and Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional periode 2022-2025.

    Selanjutnya, Yoki Firnandi selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping periode 2022-2025; Agus Purwono selaku VP Feedstock PT Kilang Pertamina Internasional periode 2023-2024; Maya Kusuma selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga periode 2023.

    Adapun, Edward Corne selaku VP Trading Produk Pertamina Niaga periode 2023-2025; Muhammad Kerry Andrianto Riza selaku Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa; Dimas Werhaspati selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan Komisaris PT Jenggala Maritim; Gading Ramadhan Joedo selaku Direktur PT Orbit Terminal Merak dan Komisaris PT Jenggala Maritim turut dilimpahkan ke PN Tipikor.

    Pada intinya, perbuatan para tersangka ini diduga melakukan penyimpangan mulai dari hulu sampai hilir. Penyimpangan itu terdiri atas kegiatan ekspor minyak mentah, impor minyak mentah, impor BBM, pengapalan minyak mentah/BBM, sewa terminal BBM, pemberian kompensasi BBM dan penjualan solar subsidi di bawah harga bottom price yang dilakukan oleh para terdakwa.

    “Oleh karena perbuatan terdakwa dan tersangka tersebut telah mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp285.185.919.576.620 [Rp285,18 triliun],” pungkasnya.

    Adapun, pasal yang disangkakan terhadap Riva Cs yakni Pasal 2 Ayat (1), Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.

  • Pertamina Berhasil Padamkan Api Kebakaran di Kilang Minyak Dumai

    Pertamina Berhasil Padamkan Api Kebakaran di Kilang Minyak Dumai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim Tim Tanggap Darurat Kilang Pertamina Dumai, Riau, berhasil melakukan pemadaman api pada salah satu unit operasional yang mengalami kebakaran pada Rabu (01/10/2025) malam.

    Area Manager Communication Relation & CSR Kilang Dumai Agustiawan mengatakan, berkat gerak cepat dan koordinasi yang solid, situasi kini telah berada dalam kondisi aman dan berhasil terkendali pada pukul 23.20 WIB.

    Begitu terdeteksi, tim penanggulangan keadaan darurat langsung melakukan langkah-langkah penanganan sesuai prosedur keselamatan. Penanganan dapat dilakukan dalam waktu singkat, sehingga tidak meluas ke area lain dan tidak menimbulkan korban jiwa.

    “Sebagai bagian dari langkah mitigasi, Kilang Pertamina Dumai juga melakukan pengamanan area kejadian untuk memastikan tidak ada potensi bahaya lanjutan,” jelas Agustiawan, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (01/10/2025).

    Selain itu, koordinasi intensif juga dilakukan dengan aparat terkait serta pemerintah daerah. Pemantauan lingkungan secara berkelanjutan juga dilakukan untuk memastikan keamanan masyarakat sekitar.

    Di lokasi juga disiagakan 8 unit mobil pemadam Kilang Pertamina Dumai, 1 dari Damkar Kota Dumai, dan 1 dari Pertamina Patra Niaga Region Sumbagut.

    Saat ini, operasional utama kilang tetap berlangsung aman, dan aktivitas masyarakat di sekitar wilayah kilang tidak terganggu. Proses investigasi penyebab insiden tengah dilakukan untuk memastikan langkah pencegahan yang lebih optimal di masa mendatang.

    “Keselamatan pekerja, masyarakat, dan fasilitas merupakan prioritas utama kami. Terima kasih atas doa dan dukungannya,” tutup Agustiawan.

    Perlu diketahui, insiden kebakaran di salah satu unit Kilang Dumai yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) ini terjadi pada Rabu (01/10/2025) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

    Berdasarkan data KPI, Refinery Unit II Dumai atau Kilang Dumai ini memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 170.000 barel per hari (bph). Adapun produk dari Kilang Dumai ini menghasilkan BBM Solar, avtur, Pertalite, Pertodex, MFO-LS, LSFO, UCO, NBF, Smooth Fluid, LPG, dan Green Coke.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Shell Cs Enggan Beli BBM, Pertamina Tetap Impor Lagi 1 Kargo

    Shell Cs Enggan Beli BBM, Pertamina Tetap Impor Lagi 1 Kargo

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan PT Pertamina Patra Niaga bakal mendatangkan satu kargo BBM murni atau base fuel tambahan berkapasitas 100.000 barel untuk SPBU swasta.

    Pengadaan ini tetap dilakukan meski belum ada kesepakatan jual beli dari pihak SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo.

    Dirjen Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, pengadaan base fuel dari Pertamina itu memang tindak lanjut dari arahan Kementerian ESDM. Arahan itu khususnya mengimbau SPBU swasta yang kehabisan stok BBM membeli base fuel dari Pertamina.

    Sebelumnya, Pertamina telah mendatangkan satu kargo base fuel sebanyak 100.000 barel. Laode menyebut, dari kargo tersebut, Vivo sepakat membeli 40.000 barel.

    Oleh karena itu, Pertamina kembali mendatangkan satu kargo tambahan. Dia menuturkan, kargo tambahan itu bakal tiba di pelabuhan pada Kamis (2/9/2025) besok.

    “Kargo kedua itu insyaallah besok sudah tiba di pelabuhan, jadi besok sudah ada dua kargo dan ini kami terus mengupayakan agar SPBU swasta dapat melakukan negosiasi-negosiasi lebih lanjut,” ucap Laode dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

    Namun, pernyataan Laode itu cukup berbanding terbalik dan berisiko. Sebab, sejumlah SPBU swasta, seperti Vivo, Shell, dan BP belum berminat membeli base fuel Pertamina. Bahkan, Vivo memilih membatalkan transaksi dengan Pertamina.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar menyebut, Vivo, Shell, dan BP mulanya berminat untuk membeli base fuel. Dia mengatakan, Vivo bahkan mulanya sepakat membeli 40.000 barel pada 26 September 2025 lalu. Namun, di tengah jalan Vivo membatalkan dan tak melanjutkan transaksi.

    “Vivo membatalkan untuk melanjutkan. Setelah setuju [membeli] 40.000 barel, akhirnya tidak disepakati,” kata Achmad.

    Dia menjelaskan, SPBU swasta itu membatalkan untuk melanjutkan pembelian base fuel lantaran masalah kandungan etanol. Menurutnya, terdapat kandungan 3,5% etanol dalam base fuel Pertamina.

    Dia menilai kandungan etanol itu sebenarnya masih dalam batas wajar. Sebab, toleransi kandungan etanol dalam base fuel adalah di bawah 20%. Namun, Achmad mengatakan SPBU swasta tidak berkenan meski kandungan etanol itu minim.

    “Ini yang membuat kondisi SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut,” tutur Achmad.

    Menurutnya, alasan ini juga yang membuat BP melalui PT Aneka Petroindo Raya (APR) membatalkan minat membeli base fuel. APR adalah perusahaan joint venture atau patungan antara BP dan AKR Corporindo Tbk.

    Achmad menyebut, BP tak mau membeli base fuel karena ada kandungan etanol, meski sedikit.

    “APR akhirnya tidak juga, jadi tidak ada semua, isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol,” jelasnya.

    Sementara itu, Shell membatalkan minat membeli base fuel dari Pertamina lantaran ada urusan birokrasi internal.

    “Tidak bisa meneruskan negosiasi ini karena mengatakan bahwa ada birokrasi internal yang harus ditempuh,” ucap Achmad.

    Kendati demikian, Achmad menyebut, para pihak pengusaha SPBU swasta itu akan kembali berminat membeli base fuel dari Pertamina. Dengan catatan, Pertamina bisa menyediakan base fuel secara murni tanpa kandungan etanol.

    “Tapi teman-teman SPBU swasta jika nanti di kargo selanjutnya siap berkoordinasi jika kontennya aman,” katanya.

  • SPBU Swasta Mulai Ajukan Kuota Impor BBM 2026 ke Kementerian ESDM – Page 3

    SPBU Swasta Mulai Ajukan Kuota Impor BBM 2026 ke Kementerian ESDM – Page 3

    Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga (PPN) memastikan kargo base fuel telah tiba di Jakarta pada Selasa (24/9/2025). Kehadiran kargo ini menjadi tindak lanjut arahan pemerintah melalui Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, yang mendorong kolaborasi pemenuhan kebutuhan BBM antara Pertamina dan Badan Usaha (BU) swasta seperti Shell Indonesia, BP-AKR dan lainnya.

    Sebelumnya, Pertamina bersama BU swasta telah menggelar dua kali pertemuan, yakni pada Jumat (19/9) dan Selasa (23/9). Dalam pertemuan pertama, BU swasta menyatakan kesediaan membeli produk BBM berbasis base fuel yang belum dicampur aditif maupun pewarna.

     Pertemuan tersebut juga menghasilkan kesepakatan penggunaan mekanisme harga secara open book serta keterlibatan pihak independen (join surveyor) untuk menjamin kualitas produk. Kesepakatan ini dianggap penting demi menciptakan transparansi dan kepastian pasokan di lapangan.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menegaskan bahwa Pertamina membuka ruang kolaborasi dengan tetap menjunjung aturan dan tata kelola yang berlaku.

    “Pertamina Patra Niaga menawarkan mekanisme penyediaan pasokan dengan menggunakan prosedur yang ada. Harapan kami, BU swasta dapat berkolaborasi dengan niat baik, sambil tetap menghormati aturan dan aspek kepatuhan yang berlaku di BUMN,” jelas Roberth dalam keterangan tertulis, Rabu (24/9/2025).

    Ia menambahkan, seluruh aspek komersial akan dibahas lebih lanjut dengan penekanan agar tetap berada dalam koridor hukum, aturan pemerintah, serta prinsip good corporate governance.

  • Alasan Shell cs Belum Beli BBM dari Pertamina

    Alasan Shell cs Belum Beli BBM dari Pertamina

    Jakarta

    Pasokan base fuel atau Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diimpor oleh Pertamina hingga saat ini, Rabu (1/10/2025) belum dibeli oleh Badan Usaha (BU) swasta penyalur BBM. Baik dari Shell, APR (join venture BP-AKR) maupun dari VIVO.

    Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar menjelaskan, sebelumnya BP-AKR dan VIVO sepakat untuk membeli BBM murni dari Pertamina. Hanya saja selang beberapa waktu, VIVO dan BP-AKR membatalkan membeli BBM Pertamina.

    Achmad menyampaikan bahwa alasan kedua SPBU swasta tersebut membatalkan pembelian BBM karena base fuel Pertamina diketahui mengandung etanol sebesar 3,5%. Hal ini tidak sesuai dengan kriteria mereka.

    Padahal kata Achmad, menurut regulasi, kandungan etanol dalam BBM diperbolehkan hingga batas 20%.

    “Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini, adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, dimana secara regulasi itu diperkenankan, etanol itu sampai jumlah tertentu kalau tidak salah sampai 20% etanol, kalau tidak salah. Sedangkan ada etanol 3,5%,” katanya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

    “Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut. Dimana konten itu sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah,” tambahnya.

    Achmad menyampaikan bahwa selain VIVO dan BP-AKR, pihaknya juga sempat melakukan negosiasi dengan Shell. Namun negosiasi tersebut tidak berjalan lancar.

    Ia mengatakan negosiasi tak berlanjut karena adanya proses birokrasi internal perusahaan tersebut.

    “Tidak bisa melakukan, meneruskan negosiasi ini, dikarenakan bahwa ada birokrasi internal yang harus ditempuh,” katanya.

    Sementara itu, Perwakilan VIVO Indonesia, mengakui bahwa memang pihaknya memang tidak jadi melakukan pembelian dari Pertamina.

    “Memang betul kami sesuai dengan saran dari pak menteri kami telah mengadakan negosiasi dengan Pertamina untuk membeli, tapi karena ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina sehingga apa yang sudah kami mintakan itu dengan terpaksa dibatalkan. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang, apa yang kami minta mungkin bisa dipenuhi Pertamina,” katanya.

    (kil/kil)

  • VIVO & BP Mendadak Batal Beli BBM dari Pertamina!

    VIVO & BP Mendadak Batal Beli BBM dari Pertamina!

    Jakarta

    Badan usaha (BU) swasta penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) VIVO dan APR (join venture BP-AKR) batal membeli base fuel atau Bahan Bakar Minyak (BBM) murni dari Pertamina. Sebelumnya VIVO menyatakan sepakat untuk membeli sebanyak 40 ribu barel.

    Hal ini diungkapkan oleh Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

    “VIVO membatalkan untuk melanjutkan. Akhirnya tidak disepakati lagi. Lalu tinggal APR. APR akhirnya tidak juga. Jadi tidak ada semua,” katanya.

    Achmad menyampaikan alasan pembatalan tersebut karena base fuel Pertamina diketahui mengandung etanol sebesar 3,5%. Padahal, menurut regulasi, kandungan etanol dalam BBM diperbolehkan hingga batas 20%.

    “Isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini, adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol. Nah, dimana secara regulasi itu diperkenankan, etanol itu sampai jumlah tertentu kalau tidak salah sampai 20% etanol, kalau tidak salah. Sedangkan ada etanol 3,5%,” katanya.

    “Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut. Dimana konten itu sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah,” tambahnya.

    Lebih lanjut, terkait dengan negosiasi dengan SPBU Shell, Achmad mengatakan tidak terjalin karena ada birokrasi internal Shell yang harus ditempuh.

    “Tidak bisa melakukan, meneruskan negosiasi ini, dikarenakan bahwa ada birokrasi internal yang harus ditempuh,” katanya.

    Sementara itu, Perwakilan VIVO Indonesia, mengakui bahwa memang pihaknya memang tidak jadi melakukan pembelian dari Pertamina.

    “Memang betul kami sesuai dengan saran dari pak menteri kami telah mengadakan negosiasi dengan Pertamina untuk membeli, tapi karena ada beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina sehingga apa yang sudah kami mintakan itu dengan terpaksa dibatalkan. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk saat-saat mendatang, apa yang kami minta mungkin bisa dipenuhi Pertamina,” katanya.

    Sebelumnya, PT VIVO Energy Indonesia (VIVO) menyatakan sepakat untuk melakukan proses business to business (B2B) dengan Pertamina Patra Niaga (PPN) dalam pemenuhan Bahan Bakar Minyak (BBM). Dalam hal ini, VIVO akan menyerap 40 ribu barel (MB) dari Pertamina untuk melayani kebutuhan konsumennya.

    “Dengan niat baik, transparansi serta sesuai dengan good corporate governance PPN dan VIVO berkomitmen memastikan ketersediaan BBM serta distribusi energi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat,” kata Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

    Roberth menyampaikan mekanisme penyediaan pasokan kepada VIVO dengan menggunakan prosedur sesuai dengan aturan yang berlaku. Proses berikutnya akan dilanjutkan dengan uji kualitas dan kuantitas produk BBM menggunakan surveyor yang sudah disepakati bersama.

    Ia mengatakan kolaborasi dengan badan usaha swasta menjadi bukti nyata bahwa menjaga energi adalah kerja bersama.

    “Dengan semangat gotong royong, layanan energi diharapkan semakin merata, adil, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.

    (kil/kil)

  • ESDM Sebut Stok BBM Pertamina buat Shell cs Akan Tiba Lagi Besok

    ESDM Sebut Stok BBM Pertamina buat Shell cs Akan Tiba Lagi Besok

    Jakarta

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kargo base fuel atau Bahan Bakar Minyak (BBM) murni milik Pertamina akan tiba lagi pada besok, Kami (2/10/2025). Sebelumnya pada Rabu minggu lalu, largo base fuel tersebut telah tiba di RI.

    Rencananya BBM tersebut akan disalurkan kepada sejumlah badan usaha swasta untuk memenuhi kebutuhan pasokan swasta.

    Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengatakan, kargo base fuel yang pertama berisikan 100 ribu barel dan telah terserap oleh Badan Usaha Swasta penyalur BBM yakni Vivo sebanyak 40 ribu barel.

    “Alhamdulillah pada hari ini sudah ada satu BU Swasta yang komit untuk mengambil sebanyak 40 ribu barel dari kargo yang isinya 100 barel milik Pertamina Patraniaga dan kargo kedua itu InsyaAllah besok sudah tiba di pelabuhan. Jadi besok sudah ada 2 kargo,” kata Laode dalam RDP dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

    Laode menambahkan, pihaknya terus melakukan upaya agar BU swasta penyalur BBM segera menyerap base fuel dari Pertamina. Hal ini dilakukan agar pasokan BBM nasional tetap aman hingga akhir tahun.

    “Kami terus mengupayakan agar SBBU Swasta dapat melakukan negosiasi-negosiasi lanjut sehingga stok sebanyak 2 kargo kurang 40 ribu barel ini bisa dimanfaatkan oleh SBBU Swasta,” katanya.

    Sebelumnya, kargo base fuel atau Bahan Bakar Minyak (BBM) telah tiba di Jakarta, Rabu (24/9/2025). Rencananya BBM tersebut akan disalurkan kepada sejumlah badan usaha swasta untuk memenuhi kebutuhan pasokan BBM.

    “Pertamina Patra Niaga memastikan bahwa kargo base fuel yang dibutuhkan telah tiba di Jakarta sesuai spesifikasi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas),” kata Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun dalam keterangan tertulis, Rabu (24/9/2025).

    Adapun penyediaan BBM murni tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut arahan pemerintah melalui Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, yang mendorong kolaborasi pemenuhan kebutuhan BBM antara Pertamina dan Badan Usaha Swasta (BU swasta).

    Roberth menegaskan bahwa Pertamina membuka ruang kolaborasi dengan semangat saling menghormati aturan dan tata kelola yang berlaku. Ia mengatakan, seluruh aspek komersial juga akan dibahas lebih lanjut, dengan penekanan agar mekanisme berada dalam koridor hukum, aturan pemerintah, serta prinsip good corporate governance.

    “Pertamina Patra Niaga menawarkan mekanisme penyediaan pasokan dengan menggunakan prosedur yang ada. Harapan kami, BU swasta dapat berkolaborasi dengan niat baik, sambil tetap menghormati aturan dan aspek kepatuhan yang berlaku di BUMN,” jelas Roberth.

    (kil/kil)

  • Jurus Pertamina Salurkan BBM ke Daerah 3 T

    Jurus Pertamina Salurkan BBM ke Daerah 3 T

    Jakarta

    Program BBM Satu Harga membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan bahan bakar.

    Ada 9 SPBU di Sumatera Selatan, 7 SPBU di Lampung, 2 SPBU di Jambi, 5 SPBU di Bengkulu, dan 1 SPBU di Bangka Belitung. Kehadiran SPBU ini berarti masyarakat di daerah terpencil tidak lagi harus membeli BBM dengan harga berlipat ganda dari harga resmi.

    Perjalanan menghadirkan energi ke pelosok tidaklah mudah. Ada mobil tangki yang menempuh ratusan kilometer melewati jalan berliku, ada pula kapal yang harus menyeberangi samudera berjam-jam lamanya.

    Salah satu yang paling menantang adalah distribusi ke Pulau Enggano, Bengkulu Utara – pulau kecil di Samudera Hindia, berjarak 156 km dari Kota Bengkulu dengan waktu tempuh kapal minimal 12 jam. Meski penuh tantangan, Pertamina memastikan BBM tetap sampai, agar masyarakat Enggano bisa menikmati energi yang sama dengan daerah lain.

    Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar menyalurkan BBM, tetapi juga menghadirkan keadilan.

    “Bagi warga di pelosok, harga BBM yang sama dengan kota besar membuat hidup mereka jauh lebih ringan. Petani bisa lebih mudah menggerakkan mesin, nelayan bisa melaut dengan biaya lebih terjangkau, anak-anak bisa belajar dengan cahaya listrik yang stabil. Energi ini membuat kehidupan mereka bergerak maju,” ungkap Rusminto dalam siaran pers, Rabu (1/10/2025).

    Adi, warga Desa Sukajaya menyampaikan adanya program BBM Satu Harga ini telah membantunya dalam berkegiatan sebagai petani.

    “Masyarakat di Desa Sukajaya kini tidak perlu lagi menempuh jarak kurang lebih 70 kilometer untuk mencapai SPBU, selain itu kini kami membeli BBM dengan harga yang sama dengan di kota,” Ujar Adi.

    Sementara itu, secara nasional, Pertamina Patra Niaga hingga saat ini telah menghadirkan 573 titik lokasi BBM Satu Harga di seluruh Indonesia. Kehadiran ratusan SPBU ini menjadi bukti nyata pemerataan energi di tanah air.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun menegaskan komitmen perusahaan untuk terus menghadirkan energi berkeadilan.

    “Program BBM Satu Harga adalah wujud nyata kehadiran negara melalui Pertamina, agar masyarakat di wilayah 3T tidak lagi terhambat akses energi. Kami ingin memastikan seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali, bisa menikmati energi dengan harga yang sama, sehingga pembangunan berjalan lebih merata,” jelas Roberth.

    Pertamina pun membangun SPBU dengan memperhatikan keselamatan, keberlanjutan, serta regulasi yang berlaku, agar manfaatnya dapat dirasakan hingga jangka panjang.

    Dengan semangat pemerataan energi, Pertamina percaya Program BBM Satu Harga akan terus menjadi penggerak kehidupan di pelosok negeri, memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam akses energi.

    (kil/kil)

  • Belum Punya QR Code Pertamina, Bisa Beli BBM Pertalite?

    Belum Punya QR Code Pertamina, Bisa Beli BBM Pertalite?

    Jakarta

    Beli Pertalite harus tunjukkan QR Code. Kalau belum punya QR Code, apa boleh beli Pertalite?

    Pengguna Pertalite diminta untuk mendaftarkan kendaraannya ke Pertamina. Pendaftaran kendaraan itu wajib dilakukan bagi kendaraan roda 4 pengguna BBM Pertalite RON 90. Nantinya setelah melalui proses verifikasi, pendaftar akan mendapatkan QR Code yang digunakan untuk bertransaksi. Lalu bagaimana bila belum memiliki QR Code? Bisakah membeli Pertalite?

    Mengutip laman resmi MyPertamina, pengguna Pertalite diminta mendaftarkan kendaraannya agar bisa mendapat QR Code supaya bisa bertransaksi.

    “Beberapa wilayah sudah menerapkan QR Code saat pembelian Pertalite. Silakan melakukan pendaftaran Subsidi Tepat terlebih dahulu hingga mendapatkan QR Code ya,” demikian penjelasannya.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun juga mengingatkan agar para pengguna BBM RON 90 itu bisa mendaftarkan kendaraannya. Pun cara pendaftaran sudah disosialisasikan. Pemilik kendaraan hanya perlu menyiapkan persyaratan yang ditentukan.

    “Saya pikir konsumen lebih baik secara terpisah mendaftar dahulu, supaya tidak menunda pelayanan di SPBU karena operator melayani konsumen yang sudah memiliki QR Code,” jelas Roberth saat dikonfirmasi detikOto belum lama ini.

    Dokumen yang Harus Disiapkan untuk Daftar Subsidi Tepat

    Untuk mendaftar subsidi tepat Pertamina, berikut ini dokumen yang harus disiapkan.

    Foto KTP Pemilik/Operator/PengemudiFoto STNKFoto kendaraan tampak dari sudut depan agak miring ke samping kurang lebih 45 derajat. Pastikan nomor polisi kendaraan terbaca dan jumlah roda terlihat jelas dan dapat dihitung/diperkirakan.Surat rekomendasi (khusus untuk Konsumen Non Kendaraan)Cara Daftar Subsidi Tepat Buat Dapat QR Code Beli Pertalite

    Untuk pendaftaran, ada tiga tahap yang bisa diikuti sebagai berikut.

    1. Tahap Aktivasi Email

    Akses website subsiditepat.mypertamina.id lalu pilih menu: Daftar Akun Baru.Baca dan pahami mengenai ketentuan pengguna BBM bersubsidi. Checklist pernyataan yang muncul pada halaman syarat dan ketentuan lalu pilih: Daftar Sekarang.Siapkan data diri seperti: Nama Lengkap, NIK KTP, Nomor Telepon, Alamat Email, dan Kata Sandi.Checklist pernyataan yang muncul, lalu klik Buat Akun.Tautan aktivasi email akan dikirimkan ke email terdaftar maksimal dalam waktu 1×24 jam.Buka email, klik button Aktivasi Alamat Email.Setelah berhasil aktivasi email, lanjutkan ke proses Masuk Akun.

    2. Tahap Verifikasi Data Diri

    Klik Masuk Akun menggunakan NIK dan kata sandi yang sebelumnya sudah berhasil dibuat.Terdapat pilihan metode pengiriman OTP by email atau SMS. Pengiriman OTP by SMS maksimal bisa dilakukan 3x sehari. Jika limit sudah habis di hari tersebut, OTP akan otomatis dikirimkan melalui email.Setelah login lengkapi data diri dan alamat sesuai petunjuk yang ada di form data diri. Pastikan juga foto KTP Sobat terlihat jelas dan dapat terbaca.Cek kembali seluruh data yang diisi, jika sudah benar dan lengkap silakan klik Verifikasi Data Diri.Sobat akan mendapatkan email hasil verifikasi data diri, jika sudah disetujui lanjutkan ke proses Tambah Unit Kendaraan.

    3. Verifikasi Data Kendaraan

    Daftarkan kendaraan Sobat dengan pilih menu BBM, kemudian pilih Unit Subsidi dan klik Tambah Unit. Baca dan pahami keterangan yang muncul, kemudian klik “Oke, Saya Mengerti”.Siapkan data Nopol, Foto STNK dan Foto Kendaraan. Lengkapi data kendaraan sesuai petunjuk yang ada di form hingga unggah dokumen. Pastikan foto dari STNK asli, terbaca jelas dan tidak terpotong, serta foto kendaraan dengan nopol terlihat jelas dan seluruh roda dapat terhitung.Sebelum submit data unit kendaraan, Sobat akan diminta membuat PIN Klaim. Silakan membuat PIN menggunakan angka yang mudah diingat.Setelah itu, klik Submit Data Unit Kendaraan dan silakan menunggu proses pencocokan data maksimal 14 hari kerja.Setelah verifikasi data kendaraan berhasil, Sobat akan mendapatkan email konfirmasi atau Sobat dapat cek status pendaftaran di website secara berkala.Jika verifikasi disetujui, Sobat bisa melihat QR Code dengan mengisi PIN Klaim terlebih dahulu.Download QR Code dan simpan untuk bertransaksi di SPBU Pertamina. Pastikan kerahasiaan dan keamanan penggunaan QR Code kendaraan Sobat agar tidak disalahgunakan.Status pengguna subsidi tidak bersifat permanen dan dapat berubah sewaktu-waktu menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

    (dry/rgr)

  • Pertamina Pastikan Pasokan BBM Aman Usai Mobil Tangki Terguling di Tangerang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 September 2025

    Pertamina Pastikan Pasokan BBM Aman Usai Mobil Tangki Terguling di Tangerang Megapolitan 28 September 2025

    Pertamina Pastikan Pasokan BBM Aman Usai Mobil Tangki Terguling di Tangerang
    Tim Redaksi

    TANGERANG, KOMPAS.com –
     Pertamina memastikan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) tetap berjalan lancar meski salah satu mobil tangki miliknya mengalami kecelakaan di ruas Tol Kunciran-Serpong, Poris Plawad Indah, Tangerang, Sabtu (27/9/2025) dini hari.
    Kepastian tersebut disampaikan oleh Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Susanto August Satria.
    “Pasokan BBM ke wilayah Tangerang Selatan dalam keadaan aman,” kata Susanto dalam keterangan tertulis, Minggu (28/9/2025).
    Susanto menjelaskan, insiden tunggal itu terjadi sekitar pukul 03.30 WIB, Sabtu dini hari.
    Proses evakuasi berlangsung cukup lama, hingga akhirnya mobil tangki berhasil diangkat dari genangan air pada Minggu (28/9/2025) pukul 01.00 WIB atau hampir 22 jam setelah kejadian.
    “Mobil tangki telah berhasil dievakuasi dengan aman atas kerja sama dengan Polisi Lalu Lintas Jalan Raya Tol dan instansi terkait,” kata Susanto.
    Ia menegaskan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, penyebab kecelakaan masih dalam tahap penyelidikan.
    “Penyebab insiden sedang dalam proses investigasi,” ucapnya.
    Sebelumnya, peristiwa tersebut pertama kali diketahui publik melalui unggahan akun Instagram @
    tangerangkabarku
    , yang menampilkan kondisi mobil tangki masuk ke dalam genangan air di sisi jalan tol.
    Dalam rekaman itu, terlihat sejumlah petugas berupaya menarik kendaraan tersebut menggunakan alat berat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.