BUMN: Pertamina Patra Niaga

  • Jaga Stok BBM, Pertamina Patra Niaga Jamin Produk Sesuai Spesifikasi dan Aturan – Page 3

    Jaga Stok BBM, Pertamina Patra Niaga Jamin Produk Sesuai Spesifikasi dan Aturan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pertamina Patra Niaga memastikan selalu membuka kolaborasi bersama SPBU swasta untuk memastikan layanan energi bahan bakar minyak (BBM) kepada masyarakat tetap terjamin. Ini menindaklanjuti arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan komitmen dalam menjaga ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di seluruh wilayah Indonesia.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun, menjelaskan, pihaknya berkomitmen menghadirkan layanan terbaik dengan tetap tunduk pada regulasi yang berlaku.

    “Kami memastikan seluruh produk BBM yang disalurkan sesuai dengan spesifikasi resmi pemerintah serta mekanisme pengadaan yang berlaku. Dalam menjalankan amanah menjaga pasokan energi nasional, Pertamina Patra Niaga tidak bekerja sendiri, tetapi kami juga terbuka untuk berkolaborasi dengan SPBU swasta,” jelas Roberth dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (10/2/2025).

    Pertamina Patra Niaga menegaskan bahwa distribusi BBM tidak hanya berfokus di perkotaan, namun juga menyentuh wilayah pelosok dari Sabang hingga Merauke.

    Upaya ini diiringi dengan investasi untuk memperkuat ketahanan energi, baik di daerah yang sedang berkembang maupun di wilayah terpencil, sebagai dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.

    Terkait kolaborasi dengan badan usaha swasta, Pertamina Patra Niaga juga menekankan pentingnya ruang negosiasi yang saling menghormati prosedur internal masing-masing pihak. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat sistem layanan energi nasional secara menyeluruh demi masyarakat.

     

  • Penyebab Kebakaran Kilang Pertamina Dumai Masih Diselidiki – Page 3

    Penyebab Kebakaran Kilang Pertamina Dumai Masih Diselidiki – Page 3

    Area Manager Communication, Relation & CSR Kilang Dumai, Agustiawan, menegaskan tim tanggap darurat berhasil mengatasi kebakaran pada salah satu unit operasional. Api dapat dipadamkan dan kondisi dinyatakan aman pada pukul 23.20 WIB.

    “Begitu insiden terdeteksi, tim langsung mengambil langkah penanganan sesuai prosedur keselamatan. Api berhasil dilokalisir dalam waktu singkat sehingga tidak menyebar ke unit lain dan tidak menimbulkan korban jiwa,” jelasnya.

    Sebagai langkah mitigasi, area sekitar kilang diamankan untuk mencegah bahaya lanjutan. Pertamina juga melakukan pemantauan lingkungan secara berkala dan berkoordinasi dengan aparat serta pemerintah daerah guna memastikan keselamatan masyarakat.

    Di lokasi kejadian, dikerahkan delapan unit mobil pemadam milik Pertamina Dumai, ditambah satu dari Damkar Kota Dumai dan satu unit dari Pertamina Patra Niaga Region Sumbagut. Pertamina memastikan operasional utama kilang tetap berjalan normal, dan aktivitas masyarakat di sekitar wilayah tidak terganggu.

     

  • Ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 Diramal Kerek Permintaan BBM, PPN Bersiap – Page 3

    Ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 Diramal Kerek Permintaan BBM, PPN Bersiap – Page 3

    Konsumsi BBM diperkirakan meningkat, untuk gasoline naik 1.739 KL per hari dari rata-rata normal harian 1.578 KL per hari, serta untuk gasoil naik 596 KL per hari dari rata-rata normal harian 560 KL per hari. Dengan antisipasi ini, Pertamina Patra Niaga memastikan mobilitas masyarakat maupun wisatawan dapat berlangsung lancar.

    Lebih lanjut Roberth mengatakan kesiapan energi ini merupakan bagian dari dukungan Pertamina Patra Niaga dalam menyukseskan ajang sport tourism dunia, Pertamina Grand Prix of Indonesia Tahun 2025 di Mandalika.

    “Kami ingin memastikan bahwa kehadiran wisatawan domestik maupun mancanegara di Mandalika dapat terlayani dengan baik. Energi yang terjamin diharapkan mampu menopang pertumbuhan ekonomi daerah dan memperkuat citra Indonesia sebagai tuan rumah ajang balap kelas dunia,” pungkasnya.

  • SPBU Pertamina Tampil Lebih Modern, Pelanggan Jadi Lebih Nyaman

    SPBU Pertamina Tampil Lebih Modern, Pelanggan Jadi Lebih Nyaman

    Jakarta

    Pertamina Patra Niaga terus berupaya menghadirkan layanan SPBU yang lebih lengkap dan nyaman bagi masyarakat. SPBU Pertamina kini tidak hanya menyediakan bahan bakar minyak, namun juga menghadirkan berbagai fasilitas tambahan seperti penggantian oli (pelumas/lubricant), pengisian angin nitrogen, serta sarana penunjang lain yang membuat konsumen semakin nyaman.

    Salah satunya SPBU Pertamina Signature 31.122.04 Pondok Indah, di lantai dasar ada sebuah Bright OliMart yang melayani pengisian nitrogen, ganti oli dan layanan tambal ban yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggannya. Untuk tarif layanan juga sudah tertera harganya dan Pertamina menjamin jika tidak ada struk pembayaran maka pelanggan akan mendapatkan layanan gratis.

    Bagi pelanggan yang ingin menunaikan ibadah solat dan istirahat bisa menuju ke lantai dua SPBU ini yang dilengkapi fasilitas, mulai dari musala yang bersih dan toilet yang bersih. Terlebih fasilitas toilet tersebut tidak dipungut biaya. Konsumen juga bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan adanya outlet LPG di SPBU ini.

    SPBU Signature Pondok Indah Foto: Heri Purnomo/detikcom

    Selain itu, lantai 2 SPBU ini juga ada minimarket atau Bright Store dengan beragam pilihan snack, minuman, bakery, popcorn, ramen instan yang bisa langsung dimasak, serta produk pelumas Pertamina. Bagi pelanggan yang ingin menikmati kopi juga tersedia outlet Tomoro Coffe di lantai dua SPBU.

    Sari, salah satu pelanggan yang ditemui di lokasi menyampaikan, fasilitas di SPBU Signature Pondok Indah cukup memuaskan. Hanya saja, luas area pengisian BBM dan jumlah dispenser yang tersedia untuk pengisian BBM motor tidak terlalu banyak sehingga antrean yang terjadi terlalu lama.

    “Secara fasilitas sih overall oke. Cuma kadang antreannya panjang, tapi enaknya sih ada tempat ngopi kalau kita capek bisa ngopi-ngopi sebentar lah,” katanya saat ditemui di lokasi.

    SPBU Signature Pondok Indah Foto: Heri Purnomo/detikcom

    Sementara itu, di SPBU Fatmawati 2 memiliki area yang lebih luas. Di area SPBU ini masyarakat dapat menemukan Swapping Station untuk motor listrik dan charging station untuk mobil listrik. Tak hanya itu, di SPBU ini juga tersedia layanan bengkel yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mengganti oli, tune up, service AC, service rem dan penggantian rem.

    Selain itu, SPBU juga terdapat layanan drop point minyak jelantah. Di sini masyarakat dapat menukarkan minyak goreng bekas pakai menjadi saldo rupiah. Tak ketinggalan, kebutuhan rumah tangga pun juga tersedia dengan hadirnya Kios Gas Pertamina yang menjual produk LPG, baik Bright Gas maupun Elpiji 3 kg.

    Di SPBU ini juga terdapat outlet makanan cepat saji dan outlet kopi yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi dahaga dan lapar. Outlet makan cepat saji ini banyak dikunjungi driver online untuk mengambil pesanan makanan dari pelanggannya.

    SPBU Pertamina Fatmawati 2 Foto: Heri Purnomo/detikcom

    Untuk area toilet dan musala di SPBU ini berada di area belakang SPBU. Area musala di SPBU ini cukup terbilang besar untuk sebuah fasilitas yang disediakan oleh SPBU.

    Video: Melihat Posko Kesehatan Pertamina di SPBU Rest Area Tol Medan-Tebing Tinggi

    Bagus salah satu driver ojek online yang sedang mengambil makanan di outlet ini puas dengan fasilitas yang ada di SPBU dengan berbagai fasilitas yang ada. Baik itu untuk toiletnya maupun lahan parkir yang cukup luas.

    “Enak sih SPBU di sini, parkirnya luas dan tidak bayar ya, kalau ngambil di tempat lain kan, kadang-kadang ada biaya parkir. Di sini juga toilet dan musala nya bersih jadi bisa sekalian gitu,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    (ara/ara)

  • Kenapa Shell Belum Beli BBM dari Pertamina?

    Kenapa Shell Belum Beli BBM dari Pertamina?

    Jakarta

    Shell belum membeli BBM dari Pertamina. Apa sebabnya?

    SPBU swasta diminta untuk membeli BBM dari Pertamina. Langkah ini ditempuh untuk mengatasi kelangkaan yang melanda deretan SPBU swasta seperti Shell, Vivo, hingga BP. SPBU swasta tersebut sudah menyatakan kesediaannya untuk membeli BBM dari Pertamina, asalkan berupa base fuel belum ada campuran apapun.

    Dua SPBU swasta yakni BP dan Vivo disebut sudah berminat untuk membeli BBM dari Pertamina. Sementara Shell kabarnya belum, apa sebabnya?

    “Satu tidak bisa melakukan negosiasi ini karena ada birokrasi internal yg harus ditempuh. Yang berminat itu Vivo, sama APR (joint venture AKR dan BP) yang terkait internal tadi Shell,” demikian dijelaskan Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR.

    Kendati demikian, diketahui belakangan Vivo dan BP batal membeli BBM dari Pertamina. Ini lantaran ditemukan adanya etanol 3,5 persen pada BBM yang diimpor Pertamina tersebut. Hingga saat ini, belum ada SPBU swasta yang membeli BBM dari Pertamina. Namun tak menutup kemungkinan, bila nanti BBM yang didatangkan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan, akan terjadi kesepakatan baru.

    Di sisi lain, Shell mengaku sudah kehabisan stok BBM jenis bensin. Presiden Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengungkap kini hanya tersisa sekitar lima SPBU yang menjual bensin dari total 200 SPBU yang tersebar di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

    Sejatinya, kelangkaan BBM ini sudah diantisipasi Shell sejak bulan Juni 2025. Ingrid menyebut pihaknya sudah meminta kuota impor tambahan mengingat ada kenaikan permintaan dari konsumen.

    “Namun kami baru menerima tanggapan resmi melalui surat dari bapak wakil menteri ESDM tertanggal 17 Juli 2025 yang menyampaikan adanya pembatasan terhadap kegiatan impor. Jadi ada pembatasan importasi. Surat tersebut mengatakan bahwa impor dibatasi hanya 10 persen di atas penjualan dari 2024,” ujar Ingrid.

    Ingrid lebih lanjut menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan komunikasi dengan Pertamina terkait penyediaan base fuel.

    “Awalnya Pertamina bersedia menyediakan produk as-is (apa adanya) tapi setelah mendengar kekhawatiran kami, Pertamina menyediakan dalam bentuk base fuel dan kami sangat mengapresiasikan hal tersebut. Saat ini kami masih dalam pembahasan B2B sesuai dengan anjuran bapak menteri,” lanjut Ingrid.

    (dry/din)

  • Dirjen Migas ESDM Sebut Pasokan Base Fuel Tahap Dua untuk SPBU Swasta Tiba Besok

    Dirjen Migas ESDM Sebut Pasokan Base Fuel Tahap Dua untuk SPBU Swasta Tiba Besok

    JAKARTA – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman mengungkapkan jika impor base fuel tahap dua untuk SPBU swasta oleh Pertamina akan tiba besok, Kamis, 2 Oktober 2025.

    “Kargo kedua itu InsyaAllah besok sudah tiba di pelabuhan jadi besok sudah ada 2 kargo,” ujar Laode dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu, 1 Oktober.

    Dengan kedatangan kargo kedua ini, Laode memastikan pihaknya akan mengupayakan agar SPBU swasta dapat melakukan negosiasi-negosiasi lanjutan dengan Pertamina terkait pemanfaatan base ful untuk stok BBM di masing-masing perusahaan.

    Kendati demikian Laode tidak membeberkan lebih lanjut berapa volume base fuel yang diimpor pada tahap kedua ini. Namun ia memastikan sudah ada satu SPBU swasta yang sepakat untuk memasok base fuel dari Pertamina Patra Niaga.

    “Hari ini sudah ada satu BU swasta yang komit untuk mengambil sebanyak 40.000 barel dari kargo yang isinya 100.000 barrel milik Pertamina Patra Niaga,” jelas Laode.

    Berbeda dengan Laode, pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga mengatakan Vivo batal membeli base fuel dari Pertamina meski sebelumnya telah sepakat membeli 40.000 barel dari Pertamina.

    Dikatakan Achmad, sejatinya setelah melakukan pertemuan, terdapat dua SPBU swasta yang sepakat mengambil base fuel yakni Vivo dan BP-AKR, namun kemudian dibatalkan karena beberapa isu.

    “Dua SPBU swasta itu berkenan, berminat untuk membeli kepada kita secara base fuel,” ujarnya.

    Ia menambahkan, kesepakatan ini bertahan hingga Jumat 26 September namun kemudian juga dibatalkan oleh vivo yang sebelumny telah bersepakat melakukan business to business (B2B) dengan Pertamina.

    “Setelah setuju 40.000 barel, akhirnya tidak disepakati lagi. Jadi tidak ada semua (yang mengambil base fuel),” sambung Achmad.

    Mantan Dijen Migas ini menjelaskan, alasan Vivo mundur dari kesepakatan ini adalah karena terdapat kandungan di basefuel yang dimiliki Pertamina yang tidak sesuai dengan spesifikasi milik Vivo yakni kandungan etanol.

    “Isu yang disampaikan rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol,” kata dia.

  • BP-Vivo Sempat Setuju Beli BBM dari Pertamina, tapi Batal Gara-gara Ini

    BP-Vivo Sempat Setuju Beli BBM dari Pertamina, tapi Batal Gara-gara Ini

    Jakarta

    Vivo dan BP sempat sepakat untuk membeli BBM yang diimpor oleh Pertamina. Namun rencana itu kemudian batal.

    Stok BBM di SPBU swasta makin menipis. Kelangkaan di SPBU swasta pun terjadi dimana-mana. Terkait kelangkaan itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengimbau agar SPBU swasta melakukan pembahasan business to business (B2B) dengan Pertamina terkait pembelian stok impor BBM tambahan.

    SPBU swasta telah bersedia membeli bahan bakar minyak (BBM) murni dari Pertamina. Namun, syaratnya, ‘bahan mentah’ tersebut benar-benar murni alias tak dicampur-campur. Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar mengungkap ada dua SPBU swasta yang menyatakan minatnya untuk membeli base fuel dari Pertamina. Dua SPBU yang dimaksud adalah Vivo dan APR (Joint venture BP dan AKR).

    Dari 100 ribu barel (MB) kargo impor yang ditawarkan, Vivo bahkan disebut sudah sepakat untuk menyerap 40 MB dari Pertamina untuk melayani kebutuhan konsumennya. Sementara BP belum disebutkan jumlahnya. Namun demikian, kesepakatan itu rupanya batal.

    “Yang berminat itu Vivo, sama APR (joint AKR dan BP) yg terkait internal tadi Shell dan selanjutnya setelah dua SPBU swasta berdiskusi kembali dengan kami, satu dalam hal ini Vivo membatalkan untuk melanjutkan, setelah setuju 40 akhirnya tidak disepakati lagi. Lalu tinggal APR akhirnya tidak juga, jadi tidak ada semua,” ungkap Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, yang ditayangkan Youtube Komisi XII.

    Batalnya kesepakatan tersebut bukan tanpa alasan. Achmad mengungkap bahwa dua SPBU swasta itu enggan membeli dari Pertamina lantaran ada kandungan ethanol dalam base fuel yang diimpor.

    “Isu yang disampaikan rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten, kontennya itu ada kandungan etanol dimana secara regulasi itu diperkenankan ethanol dalam jumlah tertentu kalau tidak salah sampai 20 persen, nah sedangkan ada etanol 3,5 persen nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena konten etanol tersebut,” ujarnya lagi.

    Berbeda dengan Vivo dan BP, Shell memang belum melakukan negosiasi dengan Pertamina. Kata Achmad, hal ini terkendala birokrasi internal yang harus ditempuh.

    (dry/din)

  • Kasus Pertamina Segera Diadili, Jaksa Limpahkan Riva Siahaan Cs ke PN Tipikor

    Kasus Pertamina Segera Diadili, Jaksa Limpahkan Riva Siahaan Cs ke PN Tipikor

    Bisnis.com, JAKARTA — Jaksa penuntut umum (JPU) telah melimpahkan sembilan tersangka kasus dugaan korupsi tata niaga minyak mentah dan produk kilang Pertamina-KKKS periode 2018-2023 ke PN Tipikor Jakarta Pusat.

    Kepala Kejari Jakarta Pusat Safrianto Zuriat Putra menyampaikan sembilan tersangka lainnya masih dalam proses pemberkasan sebelum dilimpahkan.

    “JPU pada Kejari Jakarta Pusat telah melakukan pelimpahan berkas perkara terhadap sembilan terdakwa pada Rabu 1 Oktober 2025 ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (1/10/2025).

    Dia mengemukakan bahwa sembilan tersangka itu yakni Riva Siahaan selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga periode 2023; Sani Dinar Saifudin selaku Direktur Feedstock and Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional periode 2022-2025.

    Selanjutnya, Yoki Firnandi selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping periode 2022-2025; Agus Purwono selaku VP Feedstock PT Kilang Pertamina Internasional periode 2023-2024; Maya Kusuma selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga periode 2023.

    Adapun, Edward Corne selaku VP Trading Produk Pertamina Niaga periode 2023-2025; Muhammad Kerry Andrianto Riza selaku Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa; Dimas Werhaspati selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan Komisaris PT Jenggala Maritim; Gading Ramadhan Joedo selaku Direktur PT Orbit Terminal Merak dan Komisaris PT Jenggala Maritim turut dilimpahkan ke PN Tipikor.

    Pada intinya, perbuatan para tersangka ini diduga melakukan penyimpangan mulai dari hulu sampai hilir. Penyimpangan itu terdiri atas kegiatan ekspor minyak mentah, impor minyak mentah, impor BBM, pengapalan minyak mentah/BBM, sewa terminal BBM, pemberian kompensasi BBM dan penjualan solar subsidi di bawah harga bottom price yang dilakukan oleh para terdakwa.

    “Oleh karena perbuatan terdakwa dan tersangka tersebut telah mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp285.185.919.576.620 [Rp285,18 triliun],” pungkasnya.

    Adapun, pasal yang disangkakan terhadap Riva Cs yakni Pasal 2 Ayat (1), Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.

  • Pertamina Berhasil Padamkan Api Kebakaran di Kilang Minyak Dumai

    Pertamina Berhasil Padamkan Api Kebakaran di Kilang Minyak Dumai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim Tim Tanggap Darurat Kilang Pertamina Dumai, Riau, berhasil melakukan pemadaman api pada salah satu unit operasional yang mengalami kebakaran pada Rabu (01/10/2025) malam.

    Area Manager Communication Relation & CSR Kilang Dumai Agustiawan mengatakan, berkat gerak cepat dan koordinasi yang solid, situasi kini telah berada dalam kondisi aman dan berhasil terkendali pada pukul 23.20 WIB.

    Begitu terdeteksi, tim penanggulangan keadaan darurat langsung melakukan langkah-langkah penanganan sesuai prosedur keselamatan. Penanganan dapat dilakukan dalam waktu singkat, sehingga tidak meluas ke area lain dan tidak menimbulkan korban jiwa.

    “Sebagai bagian dari langkah mitigasi, Kilang Pertamina Dumai juga melakukan pengamanan area kejadian untuk memastikan tidak ada potensi bahaya lanjutan,” jelas Agustiawan, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (01/10/2025).

    Selain itu, koordinasi intensif juga dilakukan dengan aparat terkait serta pemerintah daerah. Pemantauan lingkungan secara berkelanjutan juga dilakukan untuk memastikan keamanan masyarakat sekitar.

    Di lokasi juga disiagakan 8 unit mobil pemadam Kilang Pertamina Dumai, 1 dari Damkar Kota Dumai, dan 1 dari Pertamina Patra Niaga Region Sumbagut.

    Saat ini, operasional utama kilang tetap berlangsung aman, dan aktivitas masyarakat di sekitar wilayah kilang tidak terganggu. Proses investigasi penyebab insiden tengah dilakukan untuk memastikan langkah pencegahan yang lebih optimal di masa mendatang.

    “Keselamatan pekerja, masyarakat, dan fasilitas merupakan prioritas utama kami. Terima kasih atas doa dan dukungannya,” tutup Agustiawan.

    Perlu diketahui, insiden kebakaran di salah satu unit Kilang Dumai yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) ini terjadi pada Rabu (01/10/2025) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

    Berdasarkan data KPI, Refinery Unit II Dumai atau Kilang Dumai ini memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 170.000 barel per hari (bph). Adapun produk dari Kilang Dumai ini menghasilkan BBM Solar, avtur, Pertalite, Pertodex, MFO-LS, LSFO, UCO, NBF, Smooth Fluid, LPG, dan Green Coke.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Shell Cs Enggan Beli BBM, Pertamina Tetap Impor Lagi 1 Kargo

    Shell Cs Enggan Beli BBM, Pertamina Tetap Impor Lagi 1 Kargo

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan PT Pertamina Patra Niaga bakal mendatangkan satu kargo BBM murni atau base fuel tambahan berkapasitas 100.000 barel untuk SPBU swasta.

    Pengadaan ini tetap dilakukan meski belum ada kesepakatan jual beli dari pihak SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo.

    Dirjen Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, pengadaan base fuel dari Pertamina itu memang tindak lanjut dari arahan Kementerian ESDM. Arahan itu khususnya mengimbau SPBU swasta yang kehabisan stok BBM membeli base fuel dari Pertamina.

    Sebelumnya, Pertamina telah mendatangkan satu kargo base fuel sebanyak 100.000 barel. Laode menyebut, dari kargo tersebut, Vivo sepakat membeli 40.000 barel.

    Oleh karena itu, Pertamina kembali mendatangkan satu kargo tambahan. Dia menuturkan, kargo tambahan itu bakal tiba di pelabuhan pada Kamis (2/9/2025) besok.

    “Kargo kedua itu insyaallah besok sudah tiba di pelabuhan, jadi besok sudah ada dua kargo dan ini kami terus mengupayakan agar SPBU swasta dapat melakukan negosiasi-negosiasi lebih lanjut,” ucap Laode dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).

    Namun, pernyataan Laode itu cukup berbanding terbalik dan berisiko. Sebab, sejumlah SPBU swasta, seperti Vivo, Shell, dan BP belum berminat membeli base fuel Pertamina. Bahkan, Vivo memilih membatalkan transaksi dengan Pertamina.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar menyebut, Vivo, Shell, dan BP mulanya berminat untuk membeli base fuel. Dia mengatakan, Vivo bahkan mulanya sepakat membeli 40.000 barel pada 26 September 2025 lalu. Namun, di tengah jalan Vivo membatalkan dan tak melanjutkan transaksi.

    “Vivo membatalkan untuk melanjutkan. Setelah setuju [membeli] 40.000 barel, akhirnya tidak disepakati,” kata Achmad.

    Dia menjelaskan, SPBU swasta itu membatalkan untuk melanjutkan pembelian base fuel lantaran masalah kandungan etanol. Menurutnya, terdapat kandungan 3,5% etanol dalam base fuel Pertamina.

    Dia menilai kandungan etanol itu sebenarnya masih dalam batas wajar. Sebab, toleransi kandungan etanol dalam base fuel adalah di bawah 20%. Namun, Achmad mengatakan SPBU swasta tidak berkenan meski kandungan etanol itu minim.

    “Ini yang membuat kondisi SPBU swasta untuk tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut,” tutur Achmad.

    Menurutnya, alasan ini juga yang membuat BP melalui PT Aneka Petroindo Raya (APR) membatalkan minat membeli base fuel. APR adalah perusahaan joint venture atau patungan antara BP dan AKR Corporindo Tbk.

    Achmad menyebut, BP tak mau membeli base fuel karena ada kandungan etanol, meski sedikit.

    “APR akhirnya tidak juga, jadi tidak ada semua, isu yang disampaikan kepada rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol,” jelasnya.

    Sementara itu, Shell membatalkan minat membeli base fuel dari Pertamina lantaran ada urusan birokrasi internal.

    “Tidak bisa meneruskan negosiasi ini karena mengatakan bahwa ada birokrasi internal yang harus ditempuh,” ucap Achmad.

    Kendati demikian, Achmad menyebut, para pihak pengusaha SPBU swasta itu akan kembali berminat membeli base fuel dari Pertamina. Dengan catatan, Pertamina bisa menyediakan base fuel secara murni tanpa kandungan etanol.

    “Tapi teman-teman SPBU swasta jika nanti di kargo selanjutnya siap berkoordinasi jika kontennya aman,” katanya.