BUMN: Pertamina Patra Niaga

  • Pertamina Patra Niaga: 12 peserta bersaing di grand final BGCC 2025

    Pertamina Patra Niaga: 12 peserta bersaing di grand final BGCC 2025

    Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga menyebutkan sebanyak 12 peserta bersaing memperebutkan juara nasional dalam grand final ajang kuliner tahunan Bright Gas Cooking Competition (BGCC) 2025.

    Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan ajang puncak yang mengusung tema “Rasa Nusantara untuk Negeri” akan dilaksanakan di Jakarta, Sabtu (18/10/2025).

    “Kompetisi ini menjadi wadah bagi para pecinta kuliner dari berbagai daerah untuk menampilkan kreativitas dan kebanggaan terhadap kekayaan kuliner Indonesia,” jelasnya.

    Sejak Juni 2025, BGCC menjaring lebih dari 1.600 peserta dari empat kota besar, yakni Surabaya, Makassar, Jakarta, dan Medan.

    Setelah melalui tahapan seleksi yang ketat, terpilih 12 peserta terbaik dan melaju ke babak grand final di Jakarta untuk memperebutkan gelar juara nasional.

    Dalam ajang puncak ini, para finalis menghadapi tantangan mystery box cooking challenge dengan bahan utama yang dirahasiakan hingga hari kompetisi.

    “Mereka harus mengolahnya menjadi sajian lezat, sehat, dan bernutrisi, sejalan dengan semangat tema tahun ini,” jelas Roberth.

    Penilaian grand final dilakukan juri profesional yakni chef Rudy Choirudin, chef Aaron Laksana, chef Nicky Tirta, serta perwakilan dari Pertamina Patra Niaga.

    Roberth menyampaikan bahwa BGCC bukan sekadar lomba memasak, melainkan bagian dari komitmen Pertamina dalam menginspirasi masyarakat untuk hidup lebih sehat, kreatif, dan berkelanjutan.

    “Bright Gas Cooking Competition telah menjadi ajang yang menggabungkan semangat kuliner, inovasi, dan kepedulian terhadap lingkungan. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa memasak dengan Bright Gas bukan hanya aman dan efisien, tetapi juga mendukung gaya hidup cerdas dan bertanggung jawab,” ujar Roberth.

    Selain kompetisi memasak, grand final BGCC 2025 juga akan dimeriahkan demo masak oleh chef Nicky Tirta, talkshow, kehadiran UMKM binaan Pertamina, dan kolaborasi dengan UCollect dalam program pengumpulan minyak jelantah untuk didaur ulang menjadi energi terbarukan.

    Tiga juara terbaik BGCC 2025 akan mendapatkan kesempatan mengikuti short course culinary art di Le Cordon Bleu, Thailand, selain hadiah uang tunai, logam mulia, serta tabung Bright Gas 5,5 kg gratis selama satu tahun.

    Pemenang juga akan diberdayakan dalam berbagai kegiatan kuliner dan promosi Bright Gas.

    “Kami berharap masyarakat bisa ikut serta dalam keseruan acara BGCC, akan ada banyak hadiah dan hiburan,” sebut Roberth.

    Ia menambahkan melalui BGCC, Pertamina Patra Niaga berharap dapat terus menumbuhkan apresiasi terhadap kuliner Nusantara serta menginspirasi masyarakat untuk terus berkreasi di dapur dengan semangat.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rosan Sambangi Prabowo, Ucapkan Selamat Ulang Tahun-Lapor Capaian Investasi

    Rosan Sambangi Prabowo, Ucapkan Selamat Ulang Tahun-Lapor Capaian Investasi

    Jakarta

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

    Rosan datang menemui Prabowo untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Diketahui, hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun Prabowo ke-74. Selain itu, ia juga sedikit menyampaikan realisasi investasi di kuartal III.

    “Saya mengucapkan selamat ulang tahun ke Pak Presiden. Habis itu sudah, kita ini saja kok, ngobrol santai. Sekalian saya juga update sedikit realisasi investasi kita di kuartal III ini, alhamdulillah tercapai,” ujar Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/10/2025).

    Rosan mengaku tidak sendiri. Ia bersama Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, turut menghaturkan doa untuk ulang tahun Prabowo. Selain itu, ia juga mendoakan Prabowo agar dapat memimpin negara yang adil, makmur, dan berkesinambungan.

    “Agar Bapak Presiden selalu sehat tentunya, panjang umur, selalu dalam lindungan Allah SWT, dan juga terus memimpin bangsa dan negara yang kita cintai ini. Ke depannya menuju negara yang selalu adil, makmur, dan berkesinambungan,” tutur Rosan yang juga menjabat Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara.

    Untuk diketahui, hari ini sejumlah anggota Kabinet Merah Putih menyambangi Istana Kepresidenan. Selain Rosan dan Muzani, terpantau juga kehadiran Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Alosius Mantiri, bersama Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar.

    Muzani sebelumnya menyebut, kehadirannya bersama anggota Kabinet Merah Putih untuk bersilaturahmi. “Agendanya saya mau bersilaturahmi, undangannya jam 02.00 (siang),” kata Muzani dikutip dari detikNews.

    (hns/hns)

  • Program desa energi Pertamina Patra Niaga meraih penghargaan ESG

    Program desa energi Pertamina Patra Niaga meraih penghargaan ESG

    DEB Walahar dinilai berhasil menghadirkan inovasi energi terbarukan berbasis masyarakat, serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.

    Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga meraih penghargaan ESG Now Awards 2025 kategori Eco Innovator Award lewat program Desa Energi Berdikari (DEB) Walahar, di Karawang, Jawa Barat.

    Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap perusahaan dan komunitas, yang telah menjalankan keberlanjutan secara konsisten dan berdampak positif bagi ekonomi, sosial, dan lingkungan.

    “DEB Walahar dinilai berhasil menghadirkan inovasi energi terbarukan berbasis masyarakat, serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang berkelanjutan,” ujarnya.

    Penghargaan, yang diselenggarakan Republika ini diserahkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, di Jakarta, Kamis (16/10).

    Roberth mengatakan bahwa program DEB menjadi wujud nyata implementasi prinsip environmental, social, and governance (ESG) yang terus dijalankan perusahaan.

    “Bagi kami, ESG bukan lagi sekadar konsep, tetapi sudah menjadi bagian dari budaya perusahaan. Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus berinovasi dan memperkuat kontribusi dalam mendorong penerapan ESG di Indonesia,” ujar Roberth.

    Roberth menambahkan, melalui kolaborasi dengan masyarakat, Pertamina Patra Niaga berupaya memastikan setiap inisiatif mampu memberi manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan secara seimbang dan berkelanjutan.

    Penerima manfaat atau local hero program DEB Enjang Ramdani (Kang Ubet) juga turut hadir menerima penghargaan tersebut.

    Kang Ubet menuturkan bahwa kehadiran program DEB membawa perubahan besar bagi desanya.

    “Pertama, bersyukur kepada Allah, terima kasih kepada Pertamina Patra Niaga, terutama teman-teman dari Fuel Terminal Cikampek, Jabar. Saya berharap ini bukan akhir, tapi awal semangat baru bagi kami untuk terus berbuat lebih baik untuk masyarakat dan lingkungan,” ujarnya.

    Pemimpin Redaksi Republika Andi Muhyiddin mengatakan bahwa ESG Now Awards bukan sekadar ajang penghargaan, tetapi gerakan untuk memperkuat praktik keberlanjutan di Indonesia.

    Menurutnya, media, dunia usaha, dan masyarakat harus berjalan beriringan dalam menjaga keseimbangan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik.

    Program DEB Walahar menjadi bagian dari komitmen Pertamina Patra Niaga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada pilar energi bersih dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

    “Melalui pendekatan kolaboratif, program ini telah membangun ekosistem energi terbarukan yang produktif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” kata Roberth pula.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pertamina SAF Forum 2025 dorong kolaborasi menuju rendah emisi

    Pertamina SAF Forum 2025 dorong kolaborasi menuju rendah emisi

    Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga menggelar Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) Forum 2025 dalam rangka mendorong kolaborasi menuju langit yang rendah emisi.

    Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan forum SAF menjadi ajang kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, pelaku industri energi, maskapai penerbangan, produsen pesawat, serta lembaga sertifikasi nasional dan internasional untuk mempercepat pengembangan dan implementasi SAF di Indonesia.

    Kegiatan Pertamina SAF Forum 2025 bertema “From Used Cooking Oil to Indonesia’s Sky: Driving the Circular Economy for a Clean Energy Transition”, yang berlangsung di Jakarta, Kamis ini, terselenggara dengan dukungan Indonesia National Air Carriers Association (Inaca) dan Board of Airline Representatives-Indonesia (Barindo).

    Sementara itu, Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Edi Wibowo, dalam sambutannya saat forum, menyampaikan bahwa pengembangan SAF merupakan langkah nyata roadmap transisi energi nasional menuju net zero emission (NZE) pada 2060.

    “Saat ini, juga sedang disusun regulasi penahapan implementasi SAF, yang diusulkan dapat dimulai 2026 dengan tahap awal implementasi sebesar satu persen mengacu pada mekanisme mass balance melalui sertifikasi rantai suplai (skema CORSIA) untuk penerbangan internasional dari Jakarta (CGK) dan Denpasar (DPS).” ujarnya.

    Edi menambahkan pemerintah telah menyiapkan peta jalan yang nantinya secara bertahap meningkat hingga lima persen pada 2035.

    “Inisiatif seperti Pertamina SAF Forum 2025 menjadi momentum penting untuk menyatukan langkah seluruh pihak dalam membangun rantai pasok SAF yang terintegrasi di Indonesia. Keberhasilan implementasi ini tentu membutuhkan dukungan kuat dari seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, sektor swasta, industri energi, maupun maskapai,” jelasnya.

    Mars Ega menambahkan komitmen perusahaan sebagai penggerak utama dalam rantai pasok bahan bakar penerbangan ramah lingkungan, SAF secara nasional, mulai dari pengumpulan bahan baku, penyimpanan, hingga penyediaan bahan bakar bagi maskapai penerbangan.

    “Pertamina SAF bukan hanya tentang penyediaan bahan bakar aviasi ramah lingkungan. Lebih dari itu, ini adalah national movement, yang mana rantai pasok dan penyediaan SAF mampu menggerakkan ekonomi sirkular masyarakat,” jelasnya.

    Menurut dia, Indonesia memiliki keunggulan sebagai salah satu penghasil minyak jelantah terbesar dan SAF menjadi solusi untuk mengubah limbah sehari-hari menjadi energi berkelanjutan yang bernilai ekonomi sekaligus mendukung masa depan yang lebih hijau.

    Ketua Umum Inaca Denon Prawiraatmadja menyampaikan bahwa kolaborasi antara pelaku industri penerbangan dan Pertamina merupakan langkah strategis menuju penerbangan rendah emisi.

    “Indonesia telah menghadirkan SAF melalui Pertamina. Inisiatif ini sejalan dengan dorongan International Civil Aviation Organization (ICAO) melalui CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) agar Indonesia bertransformasi dari penggunaan bahan bakar fosil menuju bahan bakar penerbangan berkelanjutan secara voluntary pada 2026 dan mandatori mulai 2027,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Denon mengajak seluruh pihak di ekosistem penerbangan untuk bekerja sama mewujudkan transformasi industri berbasis karbon menuju industri berkelanjutan, sehingga Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam mendukung pencapaian NZE pada 2060.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jadi "Mock Up" Koperasi, Kopdes Merah Putih Sukasari Masih Sewa Kantor dan Kekurangan Modal
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        16 Oktober 2025

    Jadi "Mock Up" Koperasi, Kopdes Merah Putih Sukasari Masih Sewa Kantor dan Kekurangan Modal Bandung 16 Oktober 2025

    Jadi “Mock Up” Koperasi, Kopdes Merah Putih Sukasari Masih Sewa Kantor dan Kekurangan Modal
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com
    – Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Sukasari menjadi salah satu koperasi percontohan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Meski telah menjajaki sejumlah sektor bisnis, pengurus koperasi ini mengaku masih terkendala keterbatasan modal.
    Ketua Koperasi Desa Merah Putih Sukasari, Enjang Taslim, mengatakan koperasi yang dipimpinnya menjadi percontohan berkat kekompakan pengurus dan pengawas, serta dukungan Kepala Desa Sukasari.
    “Misalnya terus ada pertemuan atau kegiatan meski kantor pinjam,” kata Enjang, Rabu (15/10/2025).
    Ia menjelaskan, kantor koperasi saat ini masih meminjam tempat milik salah satu pengembang di wilayahnya hingga Desember mendatang. Jika dana terkumpul, koperasi berencana menyewa kantor tetap.
    Enjang menyebut sejumlah usaha yang sudah berjalan antara lain penjualan seragam siswa tingkat SD, gas LPG, beras Bulog, gula, dan air minum kemasan.
    Seragam siswa menjadi produk dengan permintaan terbanyak. Produksi dilakukan melalui kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) maupun warga yang memiliki usaha konveksi rumahan.
    Selain itu, koperasi juga menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan BUMN seperti Pertamina Patra Niaga, Id Food, dan Bulog. Adapun kerja sama yang masih dalam proses yakni dengan PT KAI, Kantor Pos, PLN, Pupuk Indonesia, dan Samsat.
    “Dari swasta juga ada, misalnya untuk konsinyasi minuman kesehatan,” ujar Enjang.
    Meski usaha berjalan, Enjang mengakui koperasi masih menemui sejumlah kendala, terutama keterbatasan modal dan birokrasi kerja sama dengan BUMN yang dinilai cukup rumit.
    “Seperti kemarin untuk gas saja kita pinjam dari orang tua pengurus yang usahanya tidak dilanjutkan. Kami pun pengurus masih bekerja secara sukarela,” ucapnya.
    Modal koperasi, kata Enjang, selama ini hanya berasal dari iuran sekitar 145 anggota. Namun, sebagian besar hanya membayar iuran di awal bergabung. Akibatnya, koperasi sering kesulitan memenuhi permintaan pelanggan.
    Atas kondisi tersebut, Enjang berharap pemerintah mempermudah akses permodalan dan memangkas birokrasi kerja sama dengan BUMN.
    “Harapan dana cepat turun, koperasi dipermudah, difasilitasi oleh pemerintah supaya pengurusnya tidak kebingungan menjalankan usaha,” kata dia.
    Sebagai koperasi percontohan, Enjang berharap pemerintah memberi dukungan lebih serius agar seluruh lini usaha dapat berjalan optimal dan benar-benar menjadi model bagi koperasi desa lainnya di Karawang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terdakwa Minta Dibebaskan dari Dakwaan Korupsi Tata Kelola Minyak

    Terdakwa Minta Dibebaskan dari Dakwaan Korupsi Tata Kelola Minyak

    Jakarta

    Mantan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga (PT PPN), Riva Siahaan, mengaku hanya melaksanakan tugas dan fungsi sesuai jabatan. Riva meminta dibebaskan dari dakwaan kasus korupsi tata kelola minyak mentah.

    Hal itu disampaikan tim kuasa hukum Riva Siahaan saat membacakan eksepsi atau nota keberatan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (16/10/2025). Tim hukum Riva mengatakan kliennya tidak menikmati duit atau imbalan terkait pengadaan tersebut.

    “Bahkan menjadi headline di pemberitaan hingga semakin menyudutkan Terdakwa, kesannya Terdakwa seperti penjahat besar atau mafia padahal sebagaimana telah disampaikan Terdakwa ketika menanggapi surat dakwaan itu, ia hanya menjalankan pekerjaan saja, sesuai tupoksi dalam perusahaan bahkan dalam surat dakwaan sendiri diakui dalam tanda petik pula kalau Terdakwa tidak ada menerima imbalan apa pun yang tidak sah dalam pekerjaan yang dilakukan,” kata tim hukum Riva Siahaan.

    Tim kuasa hukum Riva memohon majelis hakim menerima eksepsinya. Mereka meminta surat dakwaan jaksa dinyatakan batal demi hukum.

    “(Memohon majelis hakim) menerima keberatan dari Terdakwa Riva Siahaan, menyatakan surat dakwaan tim jaksa penuntut umum sebagai dakwaan yang batal demi hukum atau setidaknya tidak dapat diterima, menyatakan perkara pidana atas nama Terdakwa Riva Siahaan tidak diperiksa lebih lanjut,” ujarnya.

    “Membebaskan Terdakwa Riva Siahaan dibebaskan dari tahanan rumah, tahanan negara,” imbuhnya.

    Dalam surat dakwaan, kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah telah menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 285 triliun. Ada 2 hal yang diduga menjadi pokok permasalahan yaitu terkait impor produk kilang atau bahan bakar minyak (BBM) serta terkait penjualan solar nonsubsidi.

    1. Kerugian Keuangan Negara

    • USD 2.732.816.820,63 atau USD 2,7 miliar atau Rp 45.091.477.539.395 atau Rp 45,1 triliun (Kurs Rp 16.500)
    • Rp 25.439.881.674.368,30 atau Rp 25,4 triliun

    Atau totalnya Rp 70.531.359.213.763,30 (Rp 70,5 triliun)

    2. Kerugian Perekonomian Negara

    • Kemahalan dari harga pengadaan BBM yang berdampak pada beban ekonomi yang ditimbulkan dari harga tersebut sebesar Rp 171.997.835.294.293 atau Rp 172 triliun
    • Keuntungan ilegal yang didapat dari selisih antara harga perolehan impor BBM yang melebihi kuota dengan harga perolehan minyak mentah dan BBM dari pembelian yang bersumber di dalam negeri sebesar USD 2.617.683.340,41 atau USD 2,6 miliar atau Rp 43.191.775.117.765 atau Rp 43,1 triliun (kurs Rp 16.500 ribu)

    Atau totalnya Rp 215.189.610.412.058 (Rp 215,1 triliun).

    Nah dari kerugian keuangan negara dan kerugian perekonomian negara maka didapatkan Rp Rp 285.969.625.213.821,30 atau Rp 285 triliun lebih. Namun penghitungan ini menggunakan kurs rata-rata saat ini, tentunya jumlah itu akan berbeda apabila Kejagung menggunakan kurs lain.

    (mib/whn)

  • Pertamina Klaim Bensin Bioetanol Ada Aditif Anti-korosi

    Pertamina Klaim Bensin Bioetanol Ada Aditif Anti-korosi

    Jakarta

    Pertamina kini sudah menjual bahan bakar bensin dengan campuran etanol 5 persen atau bioetanol E5. Produk bioetanol Pertamina yang saat ini sudah dijual adalah Pertamax Green dengan RON 95.

    Penggunaan bahan bakar bioetanol E5 dinilai sebagai langkah untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sesuai target Net Zero Emission 2060.

    Pertamax Green 95 dengan kandungan 5 persen Bioetanol (E5) sudah 2 tahun dipasarkan oleh Pertamina Patra Niaga. Penjualan terus tumbuh dan saat ini sudah mencapai 163 SPBU di Pulau Jawa yang memasarkan produk tersebut. Pertamax Green dengan kandungan bioetanol 5 persen saat ini tersedia di beberapa SPBU Pertamina di Jakarta, Bogor, Depok, beberapa kota Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

    “Kami memahami bahwa dalam memasarkan varian baru perlu waktu untuk edukasi kepada masyarakat atas manfaat dari Bioetanol, selain emisi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan, produk ini juga mempunyai karakteristik akselerasi yang baik,” kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/10/2025).

    Mars Ega menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terkait karakteristik dari Bioetanol. Menurutnya, di bensin Pertamax Series terdapat aditif yang memiliki fungsi untuk corrosion inhibitor (mengurangi efek korosi) dan demulsifier (mengurai kontaminasi air) untuk mengantisipasi faktor-faktor yang dapat mengganggu performa mesin.

    Sebelumnya, Pusat Kajian Ketahanan Energi Untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (Puskep UI) menyatakan kandungan etanol untuk bahan bakar minyak (BBM) sudah lazim dilakukan di luar negeri, bahkan mencapai 5 persen, 8 persen, dan 10 persen. Selain itu, keberadaannya positif untuk lingkungan, karena bisa mengurangi emisi karbon.

    “Itu sudah lazim dipakai dan berpengaruh sangat baik untuk lingkungan, mereduksi emisi karbon, di Eropa mereka biasa gunakan 5-8 persen. Di Amerika dan Australia begitu juga. Karena ada beberapa tujuan lain, tidak semata-mata kepentingan bisnis, namun agar mengurangi minyak dari fosil,” kata Direktur Eksekutif Puskep UI Ali Ahmudi, di Jakarta, dikutip dari Antara.

    Menurut Ali, perusahaan-perusahaan energi di berbagai negara juga pasti ingin terlibat dalam proses transisi energi untuk mereduksi emisi dan global warming. Salah satunya, adalah menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.

    Dosen Jurusan Rekayasa Minyak dan Gas Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Muhammad Rifqi Dwi Septian juga punya pandangan serupa. Menurutnya, etanol justru memiliki dampak positif terhadap performa mesin. Kandungan oksigen yang tinggi pada etanol bikin pembakarannya jadi sempurna.

    “Itu membuat kadar karbon monoksida dan hidrokarbon tidak terbakar bisa berkurang, artinya lebih ramah lingkungan,” kata Rifqi.

    (rgr/din)

  • Beli Bensin Pertamina Lebih Hemat di Hari Senin dan Jumat, Kok Bisa?

    Beli Bensin Pertamina Lebih Hemat di Hari Senin dan Jumat, Kok Bisa?

    Jakarta

    Pertamina Patra Niaga memberikan promo potongan harga untuk bensin Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamina Dex. Harganya lebih murah setiap pembelian bensin dilakukan pada hari Senin dan Jumat.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, mengatakan Pertamina Patra Niaga menyiapkan beragam promo mulai dari potongan harga langsung lebih hemat pembelian BBM, bonus poin, hingga e-voucher dan cashback e-wallet, serta kesempatan memenangkan undian MyPertamina Tebar Hadiah Tahun 2025.

    Promo Hemat yang berlangsung di bulan Oktober:

    – I Like Monday: Awal pekan jadi lebih hemat! Ada potongan pembelian BBM Rp 300/liter untuk setiap pembelian Pertamax dan Pertamax Turbo berlaku setiap hari Senin minimal transaksi Rp 30.000.

    – Thank God It’s Fuel Day : Hari Jumat lebih seru dengan diskon Rp 300/liter untuk Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamina Dex minimal transaksi Rp 250.000.

    – Bonus Akhir Pekan : Setiap Sabtu, konsumen yang membeli Pertamax Series dan Dex Series akan langsung mendapatkan double points yang masuk ke MyPertamina untuk dapat ditukarkan.

    Masyarakat dapat mengecek daftar SPBU yang sudah terintegrasi dengan aplikasi MyPertamina di mypertamina.id/spbu. Untuk informasi lebih lanjut terkait promo, masyarakat dapat mengunduh aplikasi MyPertamina, mengakses website mypertamina.id, mengikuti media sosial @mypertamina dan @pertaminapatraniaga, atau menghubungi Pertamina Contact Center 135.

    Roberth menambahkan Pertamina Patra Niaga mengajak seluruh pengguna setia MyPertamina untuk segera menukarkan poin yang dimiliki. Jangan sampai kesempatan ikut serta dalam program MyPertamina Tebar Hadiah 2025 pengundian periode 3 terlewat begitu saja, karena periode ini akan segera ditutup pada 31 Oktober 2025.

    “Cukup dengan membuka aplikasi MyPertamina, mengecek jumlah poin, lalu menukarkannya menjadi kupon undian, masyarakat sudah bisa memperebutkan hadiah menarik. Mulai dari perjalanan Haji untuk dua orang, mobil Honda HR-V, motor Vespa, hingga iPhone terbaru, semua bisa jadi milik Anda, karena semangat kami, Se-Indonesia Bisa Menang!” ujar Roberth.

    (riar/rgr)

  • Anak Riza Chalid Didakwa Pakai Rp 380 Juta untuk Main Golf di Thailand
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        15 Oktober 2025

    Anak Riza Chalid Didakwa Pakai Rp 380 Juta untuk Main Golf di Thailand Nasional 15 Oktober 2025

    Anak Riza Chalid Didakwa Pakai Rp 380 Juta untuk Main Golf di Thailand
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Muhammad Kerry Adrianto Riza, anak pengusaha Mohamad Riza Chalid didakwa menggunakan uang sebesar Rp 176 miliar, di antaranya untuk bermain golf di Thailand.
    Uang sebesar Rp 176 miliar itu diduga berasal dari dugaan korupsi tata kelola minyak mentah pada 2018-2023.
    Dalam surat dakwaan, Kerry terungkap menggunakan uang tersebut untuk bermain golf di Thailand bersama Gading Ramadhan Joedo dan Dimas Werhaspati.
    Dalam kegiatan tersebut turut hadir pihak PT Pertamina, yakni Yoki Firnandi, Sani Dinar Saifuddin, Arief Sukmara, dan Agus Purwono.
    “Terdakwa Muhammad Kerry Adrianto Riza dan Gading Ramadhan Joedo menggunakan uang sebesar Rp 176.390.287.697,24 yang berasal dari pembayaran sewa Terminal BBM Merak, yang antara lain digunakan untuk kegiatan golf di Thailand yang diikuti oleh Gading Ramadhan Joedo dan Dimas Werhaspati, bersama pihak PT Pertamina, yaitu antara lain: Yoki Firnandi, Sani Dinar Saifuddin, Arief Sukmara, dan Agus Purwono,” bunyi surat dakwaan itu, dikutip Rabu (15/10/2025).
    Gading Ramadhan Joedo sendiri merupakan Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak.
    Lebih detail, dalam surat dakwaan tertulis bahwa terdapat penerimaan fasilitas kegiatan golf di Bangkok bersama pihak PT Pertamina grup pada 5 sampai Juli 2024 sebesar Rp380.200.500,00.
    “Biaya golf di Thailand total sebesar Rp380.200.500,00 yang diikuti oleh Yoko Firnandi, Sani Dinar Saifuddin, Agus Purwono, Arief Sukmara, Dimas Werhaspati, dan Gadung Ramadhan Joedo,” bunyi surat dakwaan.
    Dalam dakwaan, Kerry disebut jaksa melakukan perbuatan melawan hukum dalam penyewaan terminal bahan bakar minyak (BBM).
    “Pembayaran sewa terminal BBM tersebut telah mengakibatkan terjadinya kerugian keuangan negara selama periode tahun 2014-2024 sebesar Rp 2.905.420.003.854,00 yang merupakan pengeluaran PT Pertamina dan/atau PT Pertamina Patra Niaga yang seharusnya tidak dikeluarkan,” ujar salah satu jaksa saat membacakan dakwaan dalam sidang di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
    Jaksa menyebutkan, PT Pertamina memenuhi permintaan Riza Chalid untuk menyewa terminal BBM yang akan dibeli oleh PT Tangki Merak dari PT Oiltanking Merak (nama lama PT Orbit Terminal Merak).
    Pembelian ini diduga terjadi pada periode April 2012-November 2014. Padahal, saat itu, Pertamina belum membutuhkan terminal BBM.
    Pembelian terminal BBM ini tidak melalui tangan Riza Chalid maupun Kerry. Mereka menunjuk Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak, Gading Ramadhan Joedo, untuk melakukan penawaran kerja sama dengan Hanung Budya Yuktyanta yang saat itu menjabat Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina.
    Penyampaian kerja sama ini dilakukan meski saat itu terminal BBM Merak belum menjadi milik Riza maupun Kerry.
    Riza dan anaknya juga mendesak pihak Pertamina untuk mempercepat proses kerja sama penyewaan terminal BBM.
    Hal ini ditindaklanjuti Hanung dan Alfian Nasution selaku Vice President Supply dan Distribusi PT Pertamina tahun 2011-2015 untuk melakukan penunjukan langsung kepada perusahaan PT Oiltanking Merak. Padahal, perusahaan afiliasi Riza Chalid ini tidak memenuhi kriteria pengadaan.
    Selain itu, Kerry dan Gading meminta Alfian untuk menghilangkan klausul kepemilikan aset terminal BBM ini dalam nota kerja sama. Akhirnya, dalam perjanjian yang ditandatangani, aset terminal BBM Merak ini tidak bisa menjadi milik PT Pertamina, tapi milik PT OTM.
    Atas perbuatannya, Kerry disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Tahun Dipasarkan, 163 SPBU Kini Jual BBM Pertamax Green 95 – Page 3

    2 Tahun Dipasarkan, 163 SPBU Kini Jual BBM Pertamax Green 95 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga memastikan jika selama ini ikut mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sesuai target Net Zero Emission 2060. Upayanya antara lain mengenalkan beberapa bahan bakar minyak (BBM) dengan kandungan etanol yaitu Pertamax Green 95.

    Dengan menghadirkan BBM ini, PPN tidak hanya mengikuti tren global, tetapi juga memperkuat posisi negara Indonesia dalam peta energi berkelanjutan dunia. Langkah lain keberadaan SPBU berkonsep ramah lingkungan Green Energy Station (GES).

    “Kami memahami bahwa dalam memasarkan varian baru perlu waktu untuk edukasi kepada masyarakat atas manfaat dari Bioetanol, selain emisi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan, produk ini juga mempunyai karakteristik akselerasi yang baik,” ujar Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra.

    Pertamax Green 95 dengan kandungan 5% Bioetanol (E5) sudah 2 tahun dipasarkan oleh Pertamina Patra Niaga. Penjualan terus tumbuh dan saat ini sudah mencapai 163 SPBU di Pulau Jawa yang memasarkan produk tersebut (Jabode, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur).

    Mars Ega menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terkait karakteristik dari Bioetanol karena di dalam Pertamax Series terdapat additive yang memiliki fungsi untuk corrosion inhibitor (mengurangi efek korosi) dan demulsifier (mengurai kontaminasi air) untuk mengantisipasi faktor-faktor yang dapat mengganggu performa mesin.