BUMN: Pertamina Patra Niaga

  • Truk Tangki Pertamina Terbakar, Pasokan BBM di Cianjur Aman

    Truk Tangki Pertamina Terbakar, Pasokan BBM di Cianjur Aman

    Liputan6.com, Jakarta Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat bersama Tim Damkar Cianjur dan Polres Cianjur merespons cepat penanganan insiden laka lantas Mobil Tanki BBM yang berdampak kebakaran di Jalan Pasar Hayam, Cianjur pada Sabtu (1/11/2025). 

    Tim Pemadam Kebakaran Pertamina segera bertindak merespons insiden berangkat dari FT Bandung Grup, Padalarang menuju lokasi kejadian.

    Sekitar pukul. 23.45 WIB api di sekitar Mobil Tangki BBM berhasil dipadamkan dengan metode Foam sedangkan kebakaran di area terdampak bisa dipadamkan oleh tim gabungan pada Minggu sekitar pukul 02.45 WIB.

    Pertamina Patra Niaga Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat terus berkoordinasi dan berkomunikasi intens dengan pemerintah terkait, kepolisian terkait penanganan terdampak lebih lanjut. 

    Area Manager Communications, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Susanto Satria, menjelaskan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Pertamina Patra Niaga juga menurunkan tim medical untuk turut memantau korban luka-luka yang dirujuk ke RS terdekat.

    “Saat ini kami sedang melakukan inventarisir pihak-pihak yang terdampak atas insiden laka lantas ini, untuk selanjutnya berkomunikasi terkait dengan penanganan dampak,” terang Satria. 

     

  • BP Beli Base Fuel dari Pertamina, Kenapa Shell Belum?

    BP Beli Base Fuel dari Pertamina, Kenapa Shell Belum?

    Jakarta

    Bahan bakar BP akhirnya tersedia lagi setelah perusahaan minyak asal Inggris itu membeli 100 ribu barel base fuel dari Pertamina. Beda dengan BP, stok bahan bakar Shell masih kosong lantaran belum memutuskan membeli base fuel dari Pertamina. Apa alasannya?

    Shell Indonesia hingga saat ini belum sepakat melakukan impor bahan bakar minyak (BBM) lewat Pertamina meskipun stok BBM di SPBU mereka kosong di beberapa pekan terakhir.

    President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengatakan pembahasan tentang tambahan impor BBM masih terus dilakukan Shell dengan pemerintah.

    Stok BBM di BP kembali tersedia usai perusahaan memutuskan membeli base fuel dari Pertamina Foto: Rifkianto Nugroho

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan, saat ini belum mencapai kesepakatan business-to-business (B2B) terkait aspek komersial untuk pasokan base fuel dari Pertamina Patra Niaga. Pembahasan B2B terkait pasokan impor base fuel terus berlanjut,” kata Ingrid melalui keterangan tertulis, dikutip dari CNNIndonesia (2/11).

    Ingrid mengatakan Shell terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya. Mereka hendak memastikan produk BBM jenis bensin tersedia kembali di jaringan SPBU Shell.

    Tak hanya itu, Shell ingin memastikan BBM yang akan diimpor sesuai dengan standar keselamatan operasional, prosedur, dan pedoman pengadaan BBM. Selain itu, BBM itu harus memenuhi standar bahan bakar berkualitas tinggi Shell secara global.

    Karena kesepakatan impor BBM belum tercapai, maka SPBU Shell belum bisa menyediakan BBM jenis bensin untuk masyarakat. ⁠Produk BBM jenis bensin yang saat ini tidak tersedia di jaringan SPBU Shell adalah Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+.

    “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” ucapnya.

    Meski demikian, jaringan SPBU Shell tetap melayani pelanggan dengan produk BBM Shell V-Power Diesel. Ada pula produk dan layanan lainnya, termasuk Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.

    Shell akan menginformasikan ketersediaan produk BBM jenis bensin lewat saluran informasi Shell Indonesia; termasuk situs web, layanan pelanggan, aplikasi Shell Asia, dan media sosial.

    (lua/din)

  • Berapa Banyak Base Fuel yang Dibeli BP dari Pertamina?

    Berapa Banyak Base Fuel yang Dibeli BP dari Pertamina?

    Jakarta

    Setelah sempat habis, stok bahan bakar minyak (BBM) BP kini sudah tersedia lagi. Bukan impor langsung dari luar negeri, BP membeli base fuel dari Pertamina. Berapa jumlah base fuel yang dibeli ya?

    “Prioritas kami jelas BP 92 kembali tersedia dan kualitas produk yang dihadirkan konsisten terjaga. Fokus mutu ini bagian komitmen jangka panjang kami membangun layanan energi yang terpercaya di Indonesia,” ujar Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura dikutip dari Antara (2/11).

    Vanda menyampaikan BP 92 telah kembali tersedia di seluruh jaringan SPBU BP yang tersebar di wilayah Jabodetabek, juga Jawa Barat, serta secara bertahap akan tersedia di Jawa Timur.

    Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), BP melalui PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR), membeli 100 ribu BBM base fuel dari PT Pertamina Patra Niaga. Sekadar informasi, 1 barel minyak setara dengan 159 liter. Maka 100 ribu barel sama dengan 15,9 juta liter.

    “Betul (ini hasil negosiasi BP dan Pertamina). Volumenya 100 ribu barel,” ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman.

    BP Sempat Batal Beli Base Fuel Pertamina

    Sebelumnya BP merupakan salah satu SPBU swasta yang kehabisan stok lantaran tak lagi diperbolehkan mengimpor base fuel secara langsung. BP juga sempat batal membeli base fuel lewat Pertamina lantaran ada perbedaan standar spesifikasi.

    Kandungan etanol 3,5% pada BBM yang diimpor Pertamina bikin Vivo dan BP batal membelinya. Menurutnya, kargo BBM yang sudah berlabuh di Tanjung Priok itu tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan perusahaan. Alasannya karena ada kandungan etanol pada base fuel tersebut.

    “Kalau yang sudah sampai di Priok memang sampai saat ini kami belum menerima, salah satu concernnya karena etanol, memang diformulasi kami sampai saat ini belum mengandung etanol,” jelas Vanda beberapa waktu lalu.

    Alasan BP Jadi Beli Base Fuel Pertamina

    Pada akhirnya, BP jadi juga membeli base fuel dari Pertamina. BP menyebut kerja sama ini terlaksana setelah seluruh aspek tata kelola, mencakup kepatuhan (compliance), kesesuaian spesifikasi dan standar kualitas, serta aspek komersial telah terpenuhi.

    Pengadaan base fuel impor melalui mekanisme yang ditetapkan oleh pemerintah, merupakan solusi sementara kesinambungan usaha yang diambil oleh BP-AKR secara hati-hati, terukur, dan bertanggung jawab.

    Langkah itu ditempuh guna menjaga kelancaran pasokan bahan bakar di lapangan dan memastikan seluruh mitra operasional di jaringan SPBU BP dapat terus melayani masyarakat.

    Bagi Vanda, langkah yang diambil ini bukan semata soal pasokan bahan bakar, tetapi juga bentuk tanggung jawab terhadap konsumen dan komitmen investasi jangka panjang di Indonesia.

    Melalui langkah ini, BP-AKR menegaskan komitmennya sebagai mitra energi di Indonesia yang mengutamakan pemenuhan kebutuhan bahan bakar dan layanan berkualitas bagi masyarakat.

    (lua/din)

  • Isi Pertamax karena Takut Pertalite Bermasalah, Motor Warga Tuban Justru Jadi Tak Bertenaga

    Isi Pertamax karena Takut Pertalite Bermasalah, Motor Warga Tuban Justru Jadi Tak Bertenaga

    GELORA.CO – Seorang warga Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur berinisial A (27) keluhkan motornya tak nyaman dikendarai setelah mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax.

    Ia mengaku mengisi Pertamax karena takut BBM jenis Pertalite bisa merusak kendaraanya.

    Diketahui, sejumlah daerah di Jawa Timur beberapa waktu lalu alami brebet massal setelah mengisi BBM jenis Pertalite.

    Brebet adalah kondisi pembakaran atau aliran bahan bakar yang bermasalah sehingga saat gas ditarik, laju kendaraan tersendat-sendat.

    Ada banyak penyebab kendaraan brebet, mulai dari busi yang kotor, filter udara kotor, injektor atau karburator kotor, masalah kelistrikan, hingga kualitas BBM yang jelek atau tidak sesuai.

    Salah satu wilayah di Jatim yang terdampak yakni Kabupaten Tuban.

    Kepada TribunJatim.com, A mengaku setelah mengisi Pertamax, ada yang berbeda dengan kendaraannya.

    “Aku habis mengisi Pertamax, rasanya berbeda,” ujarnya, Sabtu (1/11/2025).

    Setelah mengisi Pertamax di SPBU Sleko Tuban, motor yang awalnya normal tiba-tiba susah saat berakselerasi.

    “Tarikan gas motor jadi tidak bertenaga, kayak mau mati terus. Gak enak saat digas,” imbuhnya.

    Meski motornya bisa menyala, namun tarikannya terasa berat hingga terasa seperti hendak mati.

    Ia pun berharap, kasus BBM di daerahnya bisa segera ditangani.

    Hingga saat ini, pihak Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus belum memberikan keterangan.

    Namun, pihak pertamina telah membuka posko aduan di salah satu SPBU di Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban yang dibuka sejak pagi hingga sore hari.

    Posko tersebut dibukan untuk menampung keluhan masyarakat terkait BBM.

    Warga Tuban Rugi Rp1,2 juta

    Seorang warga Kecamatan Semanding, Tuban, H (51) mengeluh kualitas BBM Pertalite yang sebabkan mobilnya alami kerusakan pekan lalu.

    “Saya merasa ada yang beda sejak hari Selasa atau Rabu kemarin. BBMnya warnanya agak berubah dan baunya lebih menyengat dari biasanya,” ujarnya, Senin (27/10/2025) kepada TribunJatim.com.

    Awalnya, ia merasa perubahan tersebut tak akan berpengaruh ke mobilnya.

    Namun, tiba-tiba mobilnya brebet dan kehilangan tenaga saat hendak digunakan untuk bekerja.

    “Kamis (23/10) pagi mobil mulai mbrebet waktu mau kirim barang ke Rembang, Jawa Tengah,”

    “Akhirnya saya batalkan perjalanan dan langsung ke bengkel. Setelah dicek ternyata penyebabnya bahan bakar,” imbuhnya.

    Bukan hanya sekali, keesokan harinya kejadian serupa menimpanya kembali.

    Bahkan, kali ini mobilnya sampai mogok, dan penyebabnya sama, yakni BBM.

    “Sampai Jenu sudah mbrebet lagi, digas malah mati,” bebernya.

    Akibat dua kejadian tersebut, ia harus mengeluarkan Rp1,2 juta untuk perbaikan mobilnya.

  • Tingkatkan Kualitas Layanan, Pertamina Ajak Diskusi Komunitas Otomotif

    Tingkatkan Kualitas Layanan, Pertamina Ajak Diskusi Komunitas Otomotif

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) mengajak beberapa komunitas otomotif untuk berbagi pendapat, dan bertukar ide peningkatan layanan, pada acara Ngobrol Santai Bareng Komunitas Otomotif yang digelar di Enduro Fastron Lounge, Oil Center Building, Jakarta, pada Jumat (31/10). Kegiatan ini menjadi ajang diskusi terbuka antara Pertamina dan beberapa komunitas otomotif untuk mempererat hubungan, sekaligus membahas berbagai isu yang kerap beredar di media sosial terkait BBM dan pelayanan di SPBU.

    Sisca, Ketua Harian Innova Community Pusat mengungkapkan, pihaknya beberapa kali melakukan kegiatan bersama Pertamina. Sebelum pandemi Covid-19, Innova Community rutin menggelar Fastron Weekend Drive sebagai ajang bertemu komunitas dan Pertamina.

    “Kegiatan Ngobrol Santai ini menarik, karena bisa mendengar dari sisi komunitas, mendapatkan edukasi serta penjelasan kondisi terkini,” jelasnya dikutip Sabtu (1/11/2025).

    Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Arya Dwi Paramita, mengajak para anggota komunitas otomotif agar lebih bijak dalam menanggapi berbagai isu viral yang belum tentu kebenarannya. Menurutnya, masyarakat sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang belum terverifikasi.

    “Sekarang banyak isu viral di media sosial yang kadang tidak berimbang dalam menyajikan informasi. Karena itu, kami mengimbau teman-teman komunitas dan masyarakat luas untuk selalu memeriksa kebenarannya terlebih dahulu sebelum menarik kesimpulan,” ujar Arya.

    Arya menegaskan, Pertamina selalu terbuka terhadap saran publik dan berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan transparan. Arya juga mengingatkan bahwa apabila masyarakat menemukan adanya praktik yang tidak sesuai di lapangan, mereka dapat langsung melapor ke Pertamina.

    “Komunitas dan masyarakat dapat menghubungi Pertamina Call Center 135 dan menyampaikan kode SPBU-nya. Pertamina akan segera menindaklanjuti laporan tersebut,” tambahnya.

    Pakar Konservasi Energi Institut Teknologi Bandung, Dr. Ing. Ir. Tri Yuswidjajanto Zaenuri turut memberikan pandangannya mengenai berpikir rasional dalam menyikapi berbagai isu, khususnya yang berkaitan dengan performa kendaraan dan kualitas bahan bakar kendaraan bermotor.

    “Dalam melihat sebuah isu, kita harus menggunakan akal sehat dan logika. Jangan hanya terpaku pada narasi yang muncul di media sosial. Perlu dilihat secara menyeluruh, apakah masalahnya berasal dari bahan bakar, kondisi mesin, atau faktor lain,” jelas Tri.

    Sementara itu, VP Marketing PT Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari, menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan pembenahan terhadap seluruh jaringan SPBU, baik yang dimiliki langsung oleh Pertamina maupun yang dikelola oleh pihak swasta. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan standar pelayanan serta memastikan kualitas bahan bakar sampai ke tangan konsumen tetap terjaga.

    “Kami terus melakukan evaluasi dan pembinaan kepada seluruh SPBU. Namun, kami juga memerlukan dukungan dari masyarakat. Jika menemukan perilaku atau pelayanan yang tidak sesuai, mohon segera sampaikan kepada kami agar bisa ditindak,” kata Heppy.

    Sebagai informasi, kegiatan Ngobrol Santai Bareng Komunitas Otomotif ini disambut positif oleh para peserta. Mereka mengapresiasi keterbukaan Pertamina dalam menjalin komunikasi langsung dengan komunitas otomotif dan masyarakat pengguna produk Pertamina.

    Melalui acara ini, Pertamina berharap dapat memperkuat kepercayaan publik serta mendorong budaya komunikasi dua arah yang lebih konstruktif antara perusahaan, pelanggan, dan komunitas otomotif. Dengan demikian, berbagai isu terkait pelayanan dan produk dapat diklarifikasi secara langsung dengan data dan penjelasan yang akurat.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Motor Brebet, Pelanggan Dapat Service Gratis dari Pertamina Patra Niaga

    Motor Brebet, Pelanggan Dapat Service Gratis dari Pertamina Patra Niaga

    Surabaya (beritajatim.com) – Fenomena motor brebet yang terjadi di sejumlah wilayah Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir mendapat respons cepat dari Pertamina Patra Niaga. Melalui program servis gratis, Pertamina bekerja sama dengan sejumlah bengkel resmi untuk membantu pelanggan terdampak, termasuk di Surabaya, Sidoarjo, Bojonegoro, dan Tuban.

    Salah satu pelanggan, Mohammad Aziez, warga Pagesangan, Surabaya, mengalami kendala pada motor Honda Scoopy 2023 miliknya setelah mengisi BBM di SPBU Kebonsari. “Awalnya mesin terasa brebet dan jalannya tersendat. Besoknya motor hampir tidak bisa jalan sama sekali,” ujarnya di Bengkel Tahta Motor 2, Surabaya, Kamis (31/10/2025).

    Hasil pemeriksaan mekanik menunjukkan busi memutih. Tangki dikuras dan diisi Pertamax, dan motor kembali normal — tanpa biaya. “Saya kaget, ternyata gratis. Pelayanannya cepat dan transparan,” ungkap Aziez.

    Kisah serupa dialami Sherly Septia, warga Sepanjang, Sidoarjo. Motor matic-nya brebet saat mengantar anak ke sekolah. “Biaya servis Rp130 ribu, tapi semuanya dibayari Pertamina. Sangat membantu,” jelasnya.

    Suwandi, pemilik Bengkel Tahta Motor 2, menyebut lebih dari 30 motor datang dengan keluhan sama. “Rata-rata Honda matic keluaran di atas 2020. Motor karburator tidak ada yang terdampak,” jelasnya.

    Pertamina memberi kuota hingga Rp150 ribu per kendaraan untuk perbaikan, termasuk cek busi, kuras tangki, dan penggantian BBM. Jika lebih, pelanggan hanya menambah selisih kecil.

    Mekanik juga memberi edukasi penggunaan BBM sesuai spesifikasi. “Motor matic injeksi perlu RON di atas 90, jadi idealnya pakai Pertamax,” imbuhnya.

     

     

    21 Bengkel Siaga di Jatim
    Pertamina menyiagakan 14 bengkel motor dan 7 bengkel mobil di Surabaya, Sidoarjo, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik. Pelanggan wajib mengisi formulir dan mencantumkan lokasi SPBU pengisian BBM. Jika hasil cek menunjukkan indikasi BBM bermasalah, servis diberikan gratis.

    Melalui keterangannya, Pertamina memastikan investigasi terus berlangsung serta menjamin mutu layanan dan kepuasan pelanggan. Aziez menutup, “Dari kasus ini saya baru tahu motor saya harus pakai bensin RON 90 ke atas. Sekarang saya pakai Pertamax.” [kun]

  • Heboh Motor Brebet Usai Isi Pertalite, Begini Temuan Pertamina

    Heboh Motor Brebet Usai Isi Pertalite, Begini Temuan Pertamina

    Jakarta

    Keluhan soal motor yang mendadak brebet setelah mengisi BBM jenis Pertalite ramai terjadi di berbagai wilayah Jawa Timur. Begini penjelasan Pertamina.

    Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menjelaskan bahan bakar minyak (BBM) yang dijual di SPBU Pertamina aman dan tidak mengandung campuran etanol maupun air. Ia juga menegaskan pihaknya sudah menindaklanjuti ratusan laporan konsumen dan membuka sejumlah posko pengaduan di berbagai daerah.

    menegaskan secara tegas bahwa Pertalite yang beredar di SPBU tidak mengandung etanol sedikit pun, sehingga masyarakat tak perlu khawatir terhadap isu BBM oplosan yang belakangan ramai dibicarakan di media sosial.

    “Etanol. Apakah Pertalite saat ini mengandung etanol? Tidak mengandung etanol,” kata Ega kepada wartawan di SPBU Jemursari, Surabaya, Jumat (31/10/2025) dikutip detikJatim.

    Dia memastikan bahwa seluruh produk BBM yang dibeli konsumen, termasuk Pertalite, tidak memiliki campuran etanol di dalamnya dan telah melalui proses pengawasan ketat sebelum disalurkan ke SPBU di seluruh Indonesia.

    “Jadi Pertalite saat ini tidak mengandung etanol,” tegasnya.

    Lebih lanjut, dia menyebut pengecekan juga dilakukan dengan metode visual clarity atau kejernihan warna untuk memastikan tidak ada kontaminan dalam produk BBM yang dijual di SPBU Pertamina.

    “Kami juga melakukan pengecekan dengan standar visual clarity dan kejernihan warna daripada BBM untuk mengindikasi apakah ada kontaminan di dalam produk tersebut. Sejauh ini kita tidak menemukan indikasi hal tersebut,” imbuhnya.

    Pertamina, kata Ega, telah membuka 17 titik posko di berbagai wilayah untuk menampung keluhan dan laporan dari masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen pelayanan publik.

    “Posko ya jadi gini, bentuk daripada atensi dan loyal apa program loyal loyalty kami dan juga kami ini kan milik negara ya, jadi kami juga ingin mencarikan solusi kepada masyarakat ini. Kami ada Posko saat ini, kalau aduan itu, kami membuka aduan itu di semua kanal,” katanya.

    Menurut Ega, hingga saat ini sudah ada hampir 300 laporan keluhan konsumen yang masuk dari berbagai kanal, baik media sosial, contact center, maupun secara langsung, dan sebagian besar berasal dari pengguna sepeda motor.

    “Baik medsos, contact center, maupun offline. Dari total semua kanal itu yang masuk ada 290. Sebanyak 290 ini boleh dibilang 99% roda dua. Kalau data saya dari 290, 99%, enggak tahu kalau besok ya ada update-nya ya,” jelasnya.

    Dari ratusan laporan yang masuk, Ega menyebut sebagian besar sudah ditangani dan diverifikasi oleh tim Pertamina, karena setiap laporan harus dipastikan kebenarannya berdasarkan data pembelian di SPBU.

    “Karena kan kita harus pastikan bahwa mereka memang melakukan pembelian, kapan, gimana. Dan kami masih terus buka posko ini dalam bentuk untuk menangani solusi masyarakat ini,” ujarnya.

    Ega memastikan bahwa seluruh penyaluran BBM ke SPBU dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat untuk menjaga mutu bahan bakar dan melindungi konsumen dari kerugian.

    “Untuk memastikan agar BBM itu kualitasnya baik, tidak tercampur air dan tidak menimbulkan kerugian buat masyarakat,” ujarnya.

    (riar/riar)

  • Nelayan di Bangkalan Kesulitan Dapat Solar, Terpaksa Beli Harga Tinggi di Pengecer 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 November 2025

    Nelayan di Bangkalan Kesulitan Dapat Solar, Terpaksa Beli Harga Tinggi di Pengecer Surabaya 1 November 2025

    Nelayan di Bangkalan Kesulitan Dapat Solar, Terpaksa Beli Harga Tinggi di Pengecer
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Sejumlah nelayan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
    Kondisi ini memaksa mereka untuk membeli solar dengan harga lebih tinggi dari pengecer.
    Bilal Kurniawan, seorang nelayan asal Kecamatan Arosbaya, mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekannya kini kerap membeli solar dari pengecer akibat kesulitan mengakses pasokan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
    “Sejak semingguan ini kami beli ke pengecer. Harganya tentu lebih mahal,” ujarnya, Sabtu (1/11/2025).
    Harga solar di pengecer saat ini dipatok Rp 10.000 per liter, sedangkan di SPBU hanya Rp 6.800 per liter.
    “Mau tidak mau ya beli lebih mahal daripada tidak melaut sama sekali,” ungkapnya.
    Bilal menambahkan, minimnya stok solar di daerahnya memaksa nelayan untuk pergi ke kota untuk mendapatkan bahan bakar tersebut.
    “Karena jaraknya cukup jauh untuk kita beli ke kota, makanya kita beli ke pengecer di kampung,” jelasnya.
    Dalam sekali melaut, nelayan di Arosbaya membutuhkan solar sebanyak 10 liter untuk satu perahu, sehingga biaya yang dikeluarkan melonjak dari Rp 68.000 menjadi Rp 100.000.
    Hal serupa juga dialami oleh nelayan di Kecamatan Tanjung Bumi, Moh Junaidi.

    Ia menyatakan bahwa meskipun pasokan solar tidak sepenuhnya langka, stok di pengecer sangat terbatas.
    “Di sini kalau langka ya tidak, namun untuk beli juga stoknya terbatas,” ungkapnya.
    Ia menjelaskan bahwa nelayan harus membeli solar dari pengecer jika tidak mendapatkan pasokan dari SPBU.
    “Kalau yang kebagian stok ya ke SPBU, kalau kehabisan beli ke pengecer,” tuturnya.
    Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan ke lapangan dalam waktu dekat.
    “Kami akan cek ke lapangan,” jelasnya.
    Ahad menambahkan bahwa pasokan solar ke SPBU di Bangkalan sudah sesuai dengan kuota yang ditugaskan oleh pemerintah.
    Namun, ia enggan memberikan informasi lebih lanjut mengenai jumlah kuota tersebut.
    “Distribusi sesuai dengan kuota yang ditugaskan oleh pemerintah,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BP Akhirnya Beli Base Fuel dari Pertamina, Gimana Kualitasnya?

    BP Akhirnya Beli Base Fuel dari Pertamina, Gimana Kualitasnya?

    Jakarta

    PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR) diketahui membeli base fuel dari Pertamina Patra Niaga. Padahal dulu sempat menolak, BP kini menjamin kualitas BBM yang diedarkan ke masyarakat tetap terjaga. BP diketahui membeli 100 ribu barel base fuel.

    “Prioritas kami jelas, BP 92 kembali tersedia dan kualitas produk yang dihadirkan konsisten terjaga. Fokus mutu ini bagian dari komitmen jangka panjang kami membangun layanan energi yang terpercaya di Indonesia,” ujar Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura dalam keterangannya dikutip dari Antara, Sabtu (1/11/2025).

    Vanda menyampaikan BP 92 telah kembali tersedia di seluruh jaringan SPBU bp yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat, serta secara bertahap akan tersedia di Jawa Timur.

    Ketersediaan kembali produk ini berasal dari pengadaan base fuel RON 92 hasil impor melalui mekanisme B2B dengan PT Pertamina Patra Niaga sesuai arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    BP menyebut kerja sama ini terlaksana setelah seluruh aspek tata kelola yang mencakup kepatuhan (compliance), kesesuaian spesifikasi dan standar kualitas, serta aspek komersial telah terpenuhi.

    Pengadaan base fuel impor melalui mekanisme yang ditetapkan oleh pemerintah, merupakan solusi sementara kesinambungan usaha yang diambil oleh BP-AKR secara hati-hati, terukur, dan bertanggung jawab.

    Langkah itu ditempuh guna menjaga kelancaran pasokan bahan bakar di lapangan dan memastikan seluruh mitra operasional di jaringan SPBU bp dapat terus melayani masyarakat.

    Bagi Vanda, langkah yang diambil ini bukan semata soal pasokan bahan bakar, tetapi juga bentuk tanggung jawab terhadap konsumen dan komitmen investasi jangka panjang di Indonesia.

    Melalui langkah ini, BP-AKR menegaskan komitmennya sebagai mitra energi di Indonesia yang mengutamakan pemenuhan kebutuhan bahan bakar dan layanan berkualitas bagi masyarakat.

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) bp membeli 100 ribu barel bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina Patra Niaga.

    “Betul (hasil negosiasi bp dan Pertamina. Volumenya 100 ribu barel,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman.

    Sebelumnya diketahui BP merupakan salah satu SPBU swasta yang kehabisan stok lantaran tak lagi diperbolehkan mengimpor base fuel.

    BP sempat batal beli base fuel lewat Pertamina

    Kandungan etanol 3,5 persen pada BBM yang diimpor Pertamina bikin Vivo dan BP batal membelinya. Menurutnya, kargo BBM yang sudah berlabuh di Tanjung Priok itu tak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan perusahaan. Alasannya karena ada kandungan etanol pada base fuel tersebut.

    “Kalau yang sudah sampai di Priok memang sampai saat ini kami belum menerima, salah satu concernnya karena etanol, memang diformulasi kami sampai saat ini belum mengandung etanol,” jelas Presiden Direktur BP-AKR, Vanda Laura beberapa waktu yang lalu.

    (riar/din)

  • Benarkah Campuran Etanol Jadi Biang Kerok Motor Brebet? Ini Kata Pakar

    Benarkah Campuran Etanol Jadi Biang Kerok Motor Brebet? Ini Kata Pakar

    Liputan6.com, Jakarta Fenomena sepeda motor brebet atau tersendatnya motor yang ditandai dengan getaran tidak normal, suara tidak stabil, dan mesin mati mendadak setelah melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) terjadi pada sejumlah daerah di Jawa Timur.

    Menurut Pakar Energi Fahmy Radhi tidak benar bahwa penyebab motor brebet karena pencampuran etanol sebanyak 10 persen (E10) pada BBM.

    “Saya rasa enggak benar ya. Jadi, yang sekarang itu menggunakan campuran etanol lima persen atau E5 sebenarnya bukan Pertalite, tetapi Pertamax Green. Pertalite saya kira tidak (menggunakan etanol, red.),” ujar Fahmy dikutip dari Antara, Sabtu (1/11/2025).

    Oleh sebab itu, dia mengatakan pemerintah perlu membuktikan penyebab fenomena motor brebet dengan uji laboratorium.

     

     

    Bahlil Terjunkan Tim Khusus

    Adapun pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada 29 Oktober 2025, menyatakan sudah menurunkan tim untuk memverifikasi keluhan pengendara yang mengalami fenomena motor brebet.

    Tim yang dimaksud Bahlil, yaitu Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), serta menegaskan balai tersebut tengah melakukan verifikasi fakta.

    Kemudian pada tanggal yang sama, Bahlil mengecek kualitas BBM di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum di Kota Malang, Jawa Timur. Dia kemudian memastikan kualitas BBM jenis Pertalite di Jatim dalam kondisi baik.

    Sementara PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) menyampaikan permohonan maaf akibat terjadinya fenomena tersebut, dan menyatakan telah melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan.