BUMN: Pertamina Patra Niaga

  • Pertamina Dukung BBM Ramah Lingkungan dengan Bioetanol

    Pertamina Dukung BBM Ramah Lingkungan dengan Bioetanol

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk terus mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sesuai target Net Zero Emission 2060, dengan menghadirkan BBM yang memiliki kandungan etanol yaitu Pertamax Green 95.

    Pertamax Green 95 dengan kandungan 5% Bioetanol (E5) sudah 2 tahun dipasarkan oleh Pertamina Patra Niaga dan menggunakan bahan baku lokal sebagai prioritas utama dengan memanfaatkan tetes tebu (molase) yang dijadikan bioetanol fuel grade dari pemasok atau supplier lokal di Mojokerto-Jawa Timur.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun menjelaskan bahwa Pertamax Green 95 merupakan campuran dari bahan bakar fossil (Gasoline) dengan bahan bakar nabati (Etanol) yang berasal dari tanaman tebu dengan memprioritaskan bahan baku lokal, untuk memperkuat nilai tambah bagi sektor agro-industri dan petani tebu Indonesia.

    “Produk ini diolah dengan penambahan nabati etanol sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan membuatnya lebih ramah bagi lingkungan”, ujar Roberth, dalam siaran persnya, Jumat (7/11/2025).

    Lebih lanjut Roberth menambahkan penjualan Pertamax Green 95 terus tumbuh dan saat ini sudah mencapai 170 SPBU di Pulau Jawa yang memasarkan produk tersebut (Wilayah Jabode, Tangsel, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur).

    Masyarakat kini bisa semakin mudah menemukan Pertamax Green 95, baik di SPBU di kota maupun daerah. Bahan bakar ini menghadirkan keseimbangan antara performa kendaraan dan kepedulian pada lingkungan, sebuah langkah yang jika dilakukan bersama dan dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Apakah Pertalite Mengandung Etanol?

    Apakah Pertalite Mengandung Etanol?

    Jakarta

    Apakah Pertalite mengandung etanol? Begini penjelasan Pertamina.

    Pertanyaan itu banyak bermunculan usai adanya fenomena motor brebet di sejumlah wilayah di Jawa Timur. Soalnya, banyak motor dikeluhkan ngadat usai diisi Pertalite. Bengkel-bengkel di Jawa Timur pun kebanjiran motor yang brebet akibat mengisi Pertalite.

    Tidak sedikit yang mencurigai memburuknya performa motor usai isi Pertalite lantaran BBM RON 90 Pertamina itu terdapat kandungan etanol. Benarkah Pertalite mengandung etanol? Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra memastikan bahwa tidak ada campuran etanol pada Pertalite.

    “Apakah Pertalite saat ini mengandung etanol? Tidak mengandung etanol,” kata Ega dikutip detikJatim saat konferensi pers pekan lalu.

    Ega kembali menegaskan bahwa BBM jenis Pertalite yang dibeli konsumen tidak ada campuran etanol. Masyarakat pun tak perlu khawatir akan kandungan etanol pada BBM RON 90 Pertamina tersebut.

    “Jadi Pertalite saat ini tidak mengandung etanol,” tegasnya.

    Pertamina juga memastikan tak ada kandungan air pada Pertalite. Sebelumnya ada yang menyebut bahwa kandungan air pada BBM Pertalite itu yang menyebabkan ratusan motor di Jawa Timur jadi brebet. Pertamina menyebut pihaknya sudah melakukan serangkaian pengujian terkait adanya kandungan air. Namun sama sekali tak ditemukan pada Pertalite.

    “Kami juga melakukan pengecekan dengan standar visual clarity dan kejernihan warna daripada BBM untuk mengindikasi apakah ada kontaminan di dalam produk tersebut. Sejauh ini kita tidak menemukan indikasi hal tersebut,” tutur Ega.

    Koordinator Pengujian Aplikasi Produk Lemigas Kementerian ESDM, Cahyo Setyo Wibowo mengungkap bahwa Lemigas telah melakukan pengambilan sampel Pertalite dari sejumlah SPBU di Jawa Timur untuk diuji di laboratorium. Ia menegaskan bahwa Lemigas bersama Ditjen Migas akan terus melakukan analisis lanjutan, termasuk jika ditemukan laporan serupa di daerah lain.

    “Kemudian bisa kami sampaikan, pemantauan langsung yang bersama-sama dan dilanjutkan dengan contoh atau sampel yang dikirimkan ke Lemigas. Sampai hari ini didapatkan hasil yang bahasa secara legalnya, adalah on spesifikasi, atau sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pemerintah, yaitu untuk jenis produk Pertalite. Ini mengacu ke SK Dirjen Migas Nomor 486 Tahun 2017,” terang Cahyo.

    Spesifikasi Pertalite

    Sebagai informasi tambahan, Pertalite merupakan salah satu jenis BBM yang mendapat subsidi sejak ditetapkan menjadi JBKP (Jenis BBM Khusus Penugasan). Soal spesifikasi, dalam lampiran Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017, standar dan mutu (spesifikasi) BBM jenis bensin 90 yang dipasarkan di dalam negeri, Pertalite memiliki angka oktan 90, stabilitas oksidasi dengan batasan minimal 360 menit.

    Kandungan sulfur maksimal 0,05%m/m (setara dengan 500 ppm), sulfur merkaptan 0,002%m/m (setara dengan 20 ppm), dan tidak memiliki kandungan timbal. Pertalite memiliki warna hijau dengan visual jernih dan terang. Dengan spesifikasi tersebut, Pertalite menjanjikan jarak tempuh yang lebih jauh. Ini karena pembakaran yang dihasilkan lebih baik.

    Perlu diketahui, tidak semua kendaraan cocok menggunakan Pertalite. Laman resmi Pertamina menyebut, Pertalite cocok untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9:1 sampai 10:1.

    (dry/rgr)

  • Sidang Korupsi BBM Bakal Lanjut ke Pembuktian

    Sidang Korupsi BBM Bakal Lanjut ke Pembuktian

    Sidang Korupsi BBM Bakal Lanjut ke Pembuktian
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Majelis hakim mengatakan, dakwaan dari jaksa penuntut umum (JPU) telah secara jelas menguraikan tindak pidana yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan; Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya; dan VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga, Edward Corne.
    “Majelis mencermati secara saksama justru ada pengakuan penasihat hukum terdakwa bahwa perbuatan pidana telah diuraikan secara cermat, jelas, dan lengkap, paling tidak sudah cukup tergambar dalam surat dakwaan,” ujar Hakim Ketua, Fajar Kusuma Aji, saat membacakan amar putusan sela dalam sidang di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (6/11/2025).
    Hakim berpendapat, uraian dalam dakwaan ini perlu dibuktikan lebih lanjut dalam persidangan.
    “Namun demikian untuk membuktikan, perlu diperiksa saksi-saksi, bukti, keterangan ahli, dan keterangan terdakwa di dalam persidangan pokok perkara,” lanjut Hakim Fajar.
    Hakim sempat menyinggung sedikit rangkaian tindak pidana yang dilakukan oleh ketiga terdakwa dengan pihak-pihak lainnya.
    Misalnya, dalam proyek pengadaan atau impor bahan bakar minyak (BBM) jenis gasoline RON 90 atau pertalite dan RON 92 atau Pertamax.
    Riva, Edward, dan Maya disebutkan memberikan perlakuan khusus kepada sejumlah rekanan yang merupakan perusahaan asing.
    “Tindak pidana yang dilakukan dalam bentuk kolaborasi atau kerja sama antara penyelenggara negara dengan pihak swasta di dalam pengadaan BBM Pertalite dan Pertamax,” lanjut hakim membacakan pertimbangan hukumnya.

    Para terdakwa dinilai melakukan beberapa perbuatan melawan hukum, seperti membocorkan harga perkiraan sendiri (HPS) dan memberi kelonggaran waktu bagi perusahaan asing untuk menyampaikan penawaran, padahal saat itu periode penyampaian penawaran sudah ditutup.
    Hal-hal ini dinilai bertentangan dengan pedoman dan etika pengadaan dalam menjalankan bisnis impor dan ekspor BBM.
    Perbuatan Riva dkk dalam pengadaan impor BBM ini juga merugikan negara hingga Rp 25,4 triliun sekaligus memperkaya sejumlah perusahaan swasta asing.
    “Majelis hakim mempertimbangkan bahwa telah diuraikan dan telah cukup tergambar dalam melakukan perbuatan terdakwa Riva Siahaan, menyetujui dan mengusulkan kepada dirut rekanan yaitu BP Singapore Pte Ltd dan Sinochem International Oil (Singapore) Pte Ltd yang dipilih melalui pembelian atau lelang yang tidak sebagaimana mestinya,” lanjut hakim.
    Atas pertimbangan-pertimbangan ini, hakim menolak nota keberatan atau eksepsi dari Riva Siahaan, Edward Corne, dan Maya Kusmaya.
    “Mengadili, menyatakan keberatan dari penasihat hukum terdakwa
    Riva Siahaan
    tidak bisa diterima,” kata hakim dalam amarnya.
    Pada kasus ini, para terdakwa maupun tersangka disebutkan telah menyebabkan kerugian keuangan negara hingga Rp 285,1 triliun.
    Setidaknya, ada sembilan orang yang lebih dahulu dihadirkan di persidangan, antara lain: Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa; Muhamad Kerry Adrianto Riza; Direktur Utama PT
    Pertamina
    International Shipping, Yoki Firnandi; VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional, Agus Purwono; Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim, Dimas Werhaspati; dan Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak, Gading Ramadhan Joedo.
    Kemudian, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan; Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional, Sani Dinar Saifuddin; Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya; dan VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga, Edward Corne.
    Sejauh ini, Kejaksaan Agung telah menetapkan 18 tersangka.
    Namun, berkas 9 tersangka lainnya baru dilimpahkan ke Kejari Jakpus, kecuali berkas Riza Chalid yang saat ini masih buron.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Harga BBM Shell Hari Ini, Stoknya Sudah Ada?

    Harga BBM Shell Hari Ini, Stoknya Sudah Ada?

    Jakarta

    Harga BBM Shell hari ini mulai Rp 12.680 per liter. Apakah stoknya sudah tersedia?

    Harga BBM Shell per November 2025 terpantau mengalami penurunan. Shell Super misalnya bila pada Oktober harganya Rp 12.890 per liter, maka pada bulan kesebelas ini harganya Rp 12.680 per liter.

    Selanjutnya untuk V-Power juga harganya turun dari Rp 13.420 per liter menjadi Rp 13.260 per liter. Harga BBM Shell V-Power Nitro+ juga turun dari Rp 13.590 per liter menjadi Rp 13.480 per liter. Sementara itu BBM jenis diesel justru naik. Bulan lalu harganya Rp 14.270 per liter kini Rp 14.410 per liter. Berikut harga BBM Shell terbaru.

    Harga BBM ShellShell Super (RON 92): Rp 12.680 per literShell V-Power (RON 95): Rp 13.260 per literShell V-Power Diesel (CN 51): Rp 14.410 per literShell V-Power Nitro+ (RON 98): Rp 13.480 per liter

    Meski harganya turun, sayangnya stok BBM jenis bensin di seluruh SPBU Shell belum tersedia. Satu-satunya yang tersedia hanya V-Power Diesel.

    “Produk BBM Shell jenis bensin (Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+) saat ini belum tersedia di jaringan SPBU Shell. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya agar produk BBM jenis bensin kembali tersedia di jaringan SPBU Shell sesegera mungkin sesuai dengan standar keselamatan operasional dan standar bahan bakar berkualitas tinggi Shell secara global,” demikian ditulis dalam laman resmi Shell Indonesia.

    Ditegaskan juga bahwa SPBu Shell tetap beroperasi untuk melayani kebutuhan BBM Shell V-Power Diesel. Produk dan layanan di Shell Select, Bengkel SPBU Shell, dan Shell Recharge juga tetap tersedia.

    Shell diketahui belum mencapai kesepakatan untuk melakukan impor bahan bakar lewat Pertamina sekalipun stoknya sudah kosong dua bulan. President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengatakan pembahasan tentang tambahan impor BBM masih terus dilakukan Shell dengan pemerintah.

    “Shell Indonesia ingin menginformasikan, saat ini belum mencapai kesepakatan business-to-business (B2B) terkait aspek komersial untuk pasokan base fuel dari Pertamina Patra Niaga. Pembahasan B2B terkait pasokan impor base fuel terus berlanjut,” kata Ingrid melalui keterangan tertulis, dikutip dari CNNIndonesia (2/11).

    Ingrid mengatakan Shell terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya. Mereka hendak memastikan produk BBM jenis bensin tersedia kembali di jaringan SPBU Shell.

    Tak hanya itu, Shell ingin memastikan BBM yang akan diimpor sesuai dengan standar keselamatan operasional, prosedur, dan pedoman pengadaan BBM. Selain itu, BBM itu harus memenuhi standar bahan bakar berkualitas tinggi Shell secara global.

    (dry/din)

  • Ratusan Pemotor Keluhkan Brebet usai Isi Pertalite, Mayoritas Kuras Tangki-Ganti BBM

    Ratusan Pemotor Keluhkan Brebet usai Isi Pertalite, Mayoritas Kuras Tangki-Ganti BBM

    Jakarta

    Ada ratusan laporan yang diterima Pertamina terkait performa kendaraan usai isi Pertalite. Mayoritas diselesaikan dengan kuras tangki dan juga mengganti jenis bahan bakar.

    Pertamina membuka posko laporan terkait dengan fenomena mesin brebet di sejumlah wilayah Jawa Timur. Region Manager Retail Sales Jatimbalinus PT Pertamina Patra Niaga Deny Sukendar menjelaskan hingga 5 November 2025 terdapat 782 laporan konsumen soal motor brebet dan telah ditangani di bengkel resmi Pertamina. Mayoritas kasus berhasil diselesaikan melalui pembersihan tangki dan penggantian bahan bakar tanpa memerlukan penggantian komponen besar.

    “Permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian masyarakat terkait laporan adanya kendala pada mesin kendaraan setelah pengisian BBM di beberapa wilayah Jawa Timur dalam beberapa pekan terakhir,” ungkap Deny dilansir Antara.

    Pertamina juga terus melakukan pemeriksaan kualitas bahan bakar di seluruh SPBU Jawa Timur. Pengecekan proses distribusi, kadar air, dan densitas BBM juga terus menjadi sorotan.

    “Ini merupakan bagian dari tanggung jawab Pertamina kepada masyarakat,” kata Deny.

    Pemilik bengkel Libra Motor Anton Agus Wijaya mengatakan pihaknya telah menangani puluhan motor brebet usai isi Pertalite. Menurut Anton, sebagian besar kasus ditangani dengan menguras tangki dan mengganti bahan bakar.

    “Langkah awal, kuras Pertalite dan isi Pertamax Turbo. Kalau mesin normal, aman. Kalau masih brebet, baru cek filter dan busi,” kata Anton.

    Fenomena motor brebet di Jawa Timur itu juga membuat warga jadi was-was isi Pertalite. Warga juga lebih rela antre di SPBU swasta khawatir motornya brebet.

    “Nggak apa-apa antre lama di BP, yang penting tenang. Dibanding isi Pertalite, waswas motor bisa brebet. Dari awal memang lebih pilih SPBU swasta karena rasanya lebih aman,” ungkap Lian.

    (dry/din)

  • Kejagung Limpahkan Klaster Kedua Tersangka Kasus Tata Kelola Minyak, Tidak Ada Riza Chalid

    Kejagung Limpahkan Klaster Kedua Tersangka Kasus Tata Kelola Minyak, Tidak Ada Riza Chalid

    Bisnis.com, JAKARTA — Kejaksaan Agung (Kejagung) telah melimpahkan delapan tersangka dan barang bukti atau tahap II terkait kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang periode 2018-2023.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung RI, Anang Supriatna delapan tersangka itu dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat.

    “Kasus Pertamina hari ini telah diserahkan, tersangka dan berkas juga barang bukti dari penyidik ke penutut umum di Kejari Jakarta Pusat,” ujar Anang di Kejagung, Rabu (5/11/2025).

    Dia menambahkan, klaster kedua tersangka yang dilimpahkan ini terdiri dari mantan SVP Integrated Supply Chain atau Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho (TN).

    Kemudian, tersangka yang dilimpahkan adalah eks VP Supply dan Distribusi Kantor Pusat PT Pertamina atau eks Dirut PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution (AN); Eks Direktur Pemasaran & Niaga PT Pertamina Hanung Budya Yuktyanta (HB); dan Direktur Gas, Petrochemical & New Business, PT Pertamina International Shipping, Arif Sukmara (AS).

    Selain itu, mantan VP Crude & Product Trading ISC – Kantor Pusat PT Pertamina, Dwi Sudarsono (DS); Mantan SVP Integrated Supply Chain, Hasto Wibowo (HW); mantan Business Development Manager PT Trafigura Pte. Ltd dan Senior Manager PT Trafigura Martin Haendra Nata (MHN); dan Business Development Manager PT Mahameru Kencana Abadi, Indra Putra (IP).

    Setelah dilakukan Tahap II, tim Jaksa Penuntut Umum akan segera mempersiapkan Surat Dakwaan untuk pelimpahan berkas perkara tersebut ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

    “Nanti setelah diserahkan ke penutut umum, penuntut umum akan melakukan untuk pelimpahan ke pengadilan,” imbuh Anang.

    Adapun, pelimpahan ini dilakukan tanpa adanya tersangka Riza Chalid. Sebab, Beneficial Owner (BO) PT Tangki Merak dan PT Orbit Terminal Merak itu masih belum kembali ke Indonesia.

    Dalam hal ini, Anang menyatakan pihaknya belum merencanakan Riza Chalid disidangkan secara in absentia. 

    “Belum, sementara tetap. Itu kan terpisah. Berkasnya kan terpisah. Sementara kita masih minta, masih minta menunggu red notice dari Interpol,” pungkasnya.

  • Dari Sawit hingga Kilang, Indonesia Bangun Energi Bernilai Tambah

    Dari Sawit hingga Kilang, Indonesia Bangun Energi Bernilai Tambah

    Jakarta

    Di persimpangan antara energi dan industri, Indonesia sedang melangkah ke fase baru yang sangat menentukan: mengubah sumber daya alam menjadi kekuatan ekonomi yang berdaya saing tinggi. Program biofuel dan pengembangan petrokimia bukan sekadar proyek teknis, melainkan pilar untuk mewujudkan energi yang mandiri, ekonomi yang tumbuh, dan manfaat yang nyata bagi masyarakat luas.

    Dengan memanfaatkan biodiesel, bioetanol, serta industri hilir petrokimia, pemerintah dan pelaku industri berupaya mendorong nilai tambah dalam negeri, membuka lapangan pekerjaan, dan memperkuat posisi Indonesia di peta global energi. Pengembangan produk olahan migas menjadi petrokimia memperlihatkan bahwa kita tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga mulai mengolah dan menghasilkan produk bernilai tinggi.

    Begitu juga dengan biofuel, dari ladang sawit, tebu atau singkong, energi baru terbarukan ini bertemu dengan kebijakan yang berpihak pada rakyat dan lingkungan. Semua ini menunjuk ke satu arah: bangsa yang mampu berdiri di atas kekuatannya sendiri. Pengembangan petrokimia menunjukkan peralihan industri migas dari ekspor bahan mentah ke produk olahan dengan nilai tinggi, dan memperkuat kemandirian ekonomi energi.

    Berangkat dari hal tersebut, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI (BKPM) Todotua Pasaribu mendorong hilirisasi minyak dan gas bumi (migas) untuk menjadi jalur masuk Indonesia ke industri petrokimia.

    “Kami melihat migas ini strategis. Selain berbicara ketahanan energi, kita juga bicara penetrasi kita ke dalam industri petrokimia,” ucap Todotua, dikutip dari Antara, Rabu (5/11/2025).

    Todotua menyampaikan sebagian besar dari bahan petrokimia berasal dari minyak dan gas bumi. Adapun tren industri yang memiliki keterkaitan dengan petrokimia dan menuai perhatian dari Todotua adalah industri pupuk yang bahan baku utamanya dari amonia.

    “Amonia kan dari gas, dan turunan-turunan produk metanol dan lain-lain,” ucap Totodua.

    Oleh karena itu, Todotua menekankan bahwa investasi yang datang ke dalam negeri haruslah untuk proyek-proyek strategis, serta berkontribusi kepada program hilirisasi dengan produk yang berdaya saing kompetitif.

    “Inilah memang yang harus kami atur sama-sama, sehingga nanti dalam penetrasi ke industri hilirisasinya, produk-produk turunannya sudah bisa punya daya saing,” kata Todotua.

    Sebelumnya ia menyampaikan realisasi investasi kuartal II 2025 tembus Rp 475 triliun, lebih tinggi daripada kuartal I sebesar Rp 465 triliun. Todotua berharap agar realisasi investasi pada kuartal III dan kuartal IV bisa mencapai target, sebab terdapat berbagai tantangan ekonomi global yang bisa mempengaruhi investasi.

    Tak hanya petrokimia, pengembangan biofuel atau bahan bakar nabati seperti biodiesel 50% (B50) dan bioetanol 10% (B10) juga dinilai mampu memperkuat kemandirian energi sekaligus menekan emisi karbon. Kebijakan ini rencananya akan dilaksanakan pada 2026.

    “Kalau bensin ini 60 % konsumsi bensin kita itu masih impor. Maka ke depan kita akan mendorong untuk ada E10,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) Bahlil Lahadalia.

    Menurutnya, kebijakan ini akan diatur secara bertahap agar kebutuhan etanol di dalam negeri dapat terpenuhi. Langkah ini juga sejalan dengan visi nasional untuk memperkuat kemandirian energi dan mendukung transisi menuju ekonomi hijau.

    Bahlil sendiri bakal mempertimbangkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan penerapan program B50 akan berdampak pada peningkatan kebutuhan CPO di dalam negeri.

    “Nah kalau alternatif ketiga yang dipakai, memangkas sebagian ekspor, maka salah satu opsinya, saya ulangi, salah satu opsinya adalah mengatur antara kebutuhan dalam negeri dan luar negeri. Itu di dalamnya adalah salah satu instrumennya DMO,” kata Bahlil.

    Dari sisi industri, PT Pertamina (Persero) juga tengah memperkuat bisnis petrokimia untuk meningkatkan nilai perusahaan sekaligus memberikan kontribusi nyata sebagai BUMN bagi negara. Pengembangan bisnis petrokimia dilakukan melalui sejumlah anak usaha dan afiliasi.

    Contohnya, PT Trans‑Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) sebagai salah satu anak usahanya telah berhasil menyelesaikan proyek peningkatan kapasitas produksi aromatik dari 600 ribu ton menjadi 780 ribu ton per tahun. Saat ini TPPI juga terus dikembangkan melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) yang tengah mengkaji pembangunan kompleks Pabrik Olefin.

    Proyek ini diharapkan dapat menambah pasokan bahan baku plastik dalam negeri sampai dengan 1.600 ribu ton per tahun. Jika indikator keekonomian menunjukkan prospek positif, pengembangan ini tentu akan memperkuat pertumbuhan industri hilir petrokimia nasional.

    Lebih jauh, pengembangan lain juga dilakukan melalui PT Polytama Propindo di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, dengan rencana peningkatan kapasitas produksi petrokimia sebesar 300 ribu ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada 2028. Selain itu, Pertamina juga berupaya untuk terus mengidentifikasi dan mengembangkan potensi produk petrokimia baru yang prospektif di Indonesia. Di samping itu, Pertamina juga mendorong pemanfaatan biofuel sebagai realisasi dari program transisi energi.

    Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri menyebut pihaknya telah mencatatkan capaian penting seperti produksi Sustainable Aviation Fuel berbasis minyak jelantah dan penerapan biodiesel B40, yang akan meningkat menjadi B50 tahun depan.

    “Dukungan Pertamina dalam ketahanan energi juga semakin terlihat, dengan komitmen Pertamina sebagai pemimpin dalam transisi energi. Sejalan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang mendorong optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan, termasuk panas bumi,” ujar Simon.

    Simon mengatakan seluruh upaya subholding Pertamina dalam inisiatif net zero carbon (NZE) merupakan amanah nasional untuk menjaga keberlangsungan energi bagi generasi sekarang maupun masa depan.

    “Kami menargetkan NZE sebagai komitmen strategis jangka panjang yang terintegrasi dan selaras dengan visi Indonesia Emas. Visi yang menempatkan keberlanjutan dan kemandirian energi serta pertumbuhan ekonomi rendah karbon sebagai kemajuan bangsa melalui peran seluruh subholding dan anak perusahaan Pertamina,” jelas Simon.

    Sementara itu, Dirut Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menegaskan pihaknya siap memberikan edukasi publik mengenai bioetanol dan perubahan kebijakan bahan bakar.

    “Sebagai perusahaan yang melakukan layanan publik di bidang BBM, kami memahami perlunya edukasi kepada masyarakat dan konsumen apabila terdapat perubahan kebijakan terkait dengan BBM,” ujarnya.

    Menurutnya, Pertamina Patra Niaga juga akan berkolaborasi dengan pabrikan otomotif, akademisi, dan praktisi untuk memastikan kesiapan masyarakat terhadap bahan bakar campuran bioetanol.

    Kolaborasi antara pengembangan biofuel dan petrokimia menjadi bukti nyata transformasi energi Indonesia tidak lagi sebatas wacana. Kedua sektor ini kini menjadi pilar strategis dalam mewujudkan ketahanan energi nasional, sekaligus menggerakkan ekonomi bernilai tambah tinggi di dalam negeri.

    Upaya pemerintah dan industri melalui pengembangan biofuel serta petrokimia menunjukkan bahwa Indonesia semakin matang dalam merancang masa depan energinya sendiri. Bukan lagi sekadar memanfaatkan sumber daya alam secara mentah, tetapi mengolahnya menjadi produk yang memiliki nilai tambah tinggi, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

    Dengan sinergi yang makin erat antara kebijakan nasional, BUMN seperti Pertamina, dan industri swasta, transformasi energi menuju kemandirian dan ekonomi hijau bukan sekadar impian, melainkan arah nyata yang sedang dijalankan.

    Tonton juga video “Wamen LH: Pemda Sediakan Lahan-3% APBD Buat Proyek Sampah Jadi Energi”

    (hnu/ega)

  • SPBU di Makale Tana Toraja Beroperasi Lagi Usai Kebakaran, Pertamina Pastikan Keamanan Fasilitas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 November 2025

    SPBU di Makale Tana Toraja Beroperasi Lagi Usai Kebakaran, Pertamina Pastikan Keamanan Fasilitas Regional 3 November 2025

    SPBU di Makale Tana Toraja Beroperasi Lagi Usai Kebakaran, Pertamina Pastikan Keamanan Fasilitas
    Tim Redaksi
    TANA TORAJA, KOMPAS.com
    – SPBU 74.91886 di Jalan Tritura No. 83, Kamali Pentalluan, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, kembali beroperasi setelah sempat berhenti akibat insiden kebakaran.
    Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Muhammad Rum, mengatakan pengoperasian kembali dilakukan pada Senin (3/11/2025) sebagai bentuk komitmen menyediakan layanan energi yang aman dan andal.
    “SPBU 74.91886 merupakan salah satu fasilitas strategis yang melayani kebutuhan bahan bakar di wilayah Makale dan sekitarnya. Pasca insiden kebakaran beberapa waktu lalu,” kata Rum, Senin.
    Rum menjelaskan Pertamina bersama pengelola SPBU serta pihak terkait melakukan pemulihan menyeluruh, mulai dari perbaikan fasilitas, audit teknis, hingga pengujian sistem distribusi BBM.
    “Seluruh proses pengecekan telah kami lakukan secara detail dan menyeluruh. Kami pastikan setiap aspek keselamatan dan teknis telah memenuhi standar operasional Pertamina sebelum SPBU ini kembali dibuka untuk melayani masyarakat,” ujarnya.
    Tim teknis Pertamina melakukan evaluasi sistem HSSE (Health, Safety, Security, and Environment), termasuk pengecekan instalasi pipa, tangki penyimpanan, sistem pemadam kebakaran, dan peralatan operasional di area dispenser.
    “Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan seluruh fasilitas dalam kondisi aman, sesuai dengan standar keselamatan kerja dan lingkungan yang ditetapkan Pertamina,” lanjutnya.
    “Pertamina selalu menempatkan aspek keselamatan sebagai prioritas utama dalam operasional. Karena itu, sebelum SPBU ini dibuka kembali, kami memastikan tidak ada potensi risiko yang dapat membahayakan pekerja, pelanggan, maupun lingkungan sekitar,” tambahnya.
    Rum menyebut Pertamina juga memberikan pelatihan tambahan kepada operator SPBU terkait prosedur darurat dan standar pelayanan konsumen untuk meningkatkan kesiapan sumber daya manusia.
    “Kami berterima kasih atas dukungan dari Pemerintah Daerah Tana Toraja, aparat keamanan, serta masyarakat setempat yang telah bekerja sama selama proses pemulihan berlangsung. Kini SPBU 74.91886 siap kembali melayani kebutuhan energi masyarakat dengan aman, nyaman, dan andal,” tuturnya.
    Dengan kembali beroperasinya SPBU ini, distribusi BBM di wilayah Tana Toraja diharapkan kembali normal dan mendukung aktivitas ekonomi, termasuk sektor transportasi, perdagangan, dan pariwisata yang terus berkembang.
    “Pertamina akan terus memastikan ketersediaan energi bagi masyarakat, termasuk di wilayah pelosok dan destinasi wisata seperti Tana Toraja. Ini adalah bagian dari upaya kami mendukung ketahanan energi nasional,” jelas Rum.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina Patra Niaga Gandeng Dua Bengkel di Tuban Tangani Kendaraan Brebet, Gratis!

    Pertamina Patra Niaga Gandeng Dua Bengkel di Tuban Tangani Kendaraan Brebet, Gratis!

    Tuban (beritajatim.com) – Pertamina Patra Niaga bergerak cepat menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait dugaan bahan bakar Pertalite yang menyebabkan kendaraan brebet di Tuban, Jawa Timur. Sebagai bentuk tanggung jawab dan pelayanan kepada konsumen, perusahaan menggandeng dua bengkel resmi di Tuban untuk memeriksa dan menangani kendaraan terdampak secara gratis.

    Langkah ini dilakukan setelah muncul laporan dari sejumlah pengendara yang mengalami gangguan mesin usai mengisi Pertalite di salah satu SPBU di wilayah setempat. Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani, mengatakan pihaknya langsung melakukan investigasi di lapangan dan berkoordinasi dengan lembaga pengujian independen untuk memastikan kualitas bahan bakar yang beredar.

    “Pertamina Patra Niaga menurunkan tim teknis dan bekerja sama dengan dua bengkel resmi di Tuban untuk memberikan pemeriksaan serta perbaikan kendaraan konsumen yang terdampak, tanpa biaya,” ujarnya.

    Menurut Deden, langkah cepat ini merupakan komitmen perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik dan memastikan produk yang diterima masyarakat sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Selain pemeriksaan gratis, Pertamina juga melakukan pengambilan sampel BBM dari tangki SPBU dan kendaraan konsumen untuk diuji di laboratorium terakreditasi.

    “Apabila hasil uji menunjukkan adanya penyimpangan dari standar spesifikasi, kami akan melakukan langkah korektif, termasuk penggantian bahan bakar dan kompensasi kepada konsumen,” tambahnya.

    Sementara itu, salah satu pemilik bengkel rekanan di Tuban menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima beberapa kendaraan yang mengalami gejala mesin tersendat setelah pengisian bahan bakar. Pemeriksaan dilakukan mulai dari sistem bahan bakar hingga injektor untuk memastikan sumber masalah. “Kami lakukan pengecekan menyeluruh dan pembersihan tangki serta filter. Semua layanan ini ditanggung penuh oleh Pertamina,” ujarnya.

    Pertamina Patra Niaga juga mengimbau masyarakat agar tidak khawatir dan tetap melaporkan secara resmi apabila menemukan keluhan serupa. Aduan dapat disampaikan melalui call center 135 atau kanal digital MyPertamina untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Selain itu, perusahaan memperketat pengawasan distribusi bahan bakar di wilayah Jawa Timur guna memastikan kejadian serupa tidak terulang.

    Langkah tanggap ini sekaligus menjadi upaya Pertamina Patra Niaga menjaga kepercayaan publik terhadap kualitas produk BBM, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang musim hujan. [dya/beq]

  • Pertamina Jamin Insiden Truk BBM di Cianjur Ditangani hingga Tuntas

    Pertamina Jamin Insiden Truk BBM di Cianjur Ditangani hingga Tuntas

     

    Liputan6.com, Jakarta Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat bersama Tim Damkar Cianjur dan Polres Cianjur merespons cepat penanganan insiden laka lantas Mobil Tanki BBM yang berdampak kebakaran di Jalan Pasar Hayam, Cianjur pada Sabtu (1/11/2025) lalu.

    Tim Pemadam Kebakaran Pertamina segera bertindak merespons insiden berangkat dari FT Bandung Grup, Padalarang menuju lokasi kejadian. Sekitar pukul 23.45 WIB api di sekitar Mobil Tanki BBM berhasil dipadamkan dengan metode Foam, sedangkan kebakaran di area terdampak bisa dipadamkan oleh tim gabungan pada sekitar pukul 02.45 dini hari (2/11/2025).

    Pertamina Patra Niaga Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat terus berkoordinasi dan berkomunikasi intens dengan pemerintah daerah dan kepolisian terkait penanganan lebih lanjut.

    Direktur Rekayasa & Infrastruktur Darat Pertamina Patra Niaga, Hari Purnomo saat tiba di lokasi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang terdampak dan menyatakan bahwa Pertamina Patra Niaga bertanggungjawab dan akan menangani kejadian insiden ini hingga tuntas.

    “Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat dan seluruh pihak yang terdampak atas musibah ini. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah, pihak kepolisian, dan tim damkar yang telah membantu proses evakuasi dan pemadaman. Pertamina berkomitmen penuh menyelesaikan penanganan ini secara tuntas,” Kata dia, Senin (3/11/2025).

    Korban luka bakar sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) agar mendapatkan perawatan yang lebih intensif, dan kami telah berkoordinasi dengan Sekda Kabupaten Cianjur serta Kapolres Cianjur untuk memastikan proses pendataan dan penanganan dampak berjalan dengan baik,” lanjut Hari.