BUMN: Pertamina Patra Niaga

  • Pertamina Patra Niaga dan Vale Dorong Penggunaan BBM Hijau di Pertambangan

    Pertamina Patra Niaga dan Vale Dorong Penggunaan BBM Hijau di Pertambangan

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga bekerja sama dengan PT Vale Indonesia Tbk (Vale) untuk mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan (BBM hijau) di sektor pertambangan.

    Dalam kerja sama itu, Pertamina Patra Niaga menyediakan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Pertamina Renewable Diesel untuk alat berat di sektor pertambangan.

    Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya mengatakan kerja sama ini sekaligus mendukung target Indonesia menuju Net Zero Emission 2060. Selain itu, kolaborasi ini sebagai langkah nyata menuju keberlanjutan industri di Indonesia.

    Menurut Maya, penggunaan HVO tidak hanya menjadi solusi bahan bakar berkelanjutan, tetapi juga mendukung efisiensi operasional di industri tambang.

    “Ini pun sejalan dengan tujuan pemerintah dan komitmen kami dalam mewujudkan swasembada energi, di mana produk HVO sendiri memiliki nilai TKDN lebih dari 99%,” kata Maya melalui keterangan resmi dikutip Jumat (8/11/2024).

    Dia pun berharap kolaborasi ini menginspirasi sektor lain untuk beralih ke energi bersih demi masa depan yang lebih hijau.

    Dalam uji coba penggunaan HVO pada dua unit truk tambang, yakni Komatsu dan Caterpillar, hasilnya mengurangi emisi karbon hingga 70% dan emisi gas rumah kaca hingga 80% dibandingkan diesel konvensional.

    May pun menyebut pihaknya berkomitmen menyediakan solusi energi bersih yang dapat diterapkan di berbagai sektor. Menurutnya, dengan kolaborasi seperti ini diharapkan dapat mendorong transformasi hijau yang lebih luas di Indonesia.

    “Kolaborasi ini adalah bukti nyata bagaimana Pertamina Patra Niaga, bersama mitra-mitra strategis seperti PT Vale, United Tractors, dan Trakindo, bisa membawa perubahan positif dalam transisi energi,” ujarnya.

    Sementara itu, Direktur & Chief Operation and Infrastructure Officer Vale Abu Ashar menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan strategi besar perusahaan dalam dekarbonisasi dan pengurangan jejak karbon.

    Dia menilai penggunaan HVO merupakan langkah strategis dalam mencapai target dekarbonisasi Vale.

    “Selain mendukung efisiensi operasional, bahan bakar ini membantu mengurangi dampak lingkungan secara signifikan. Kami bangga menjadi pelopor dalam inovasi ini di sektor pertambangan Indonesia,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu, Director of Product Support PT United Tractors Tbk Idot Supriadi mengatakan menyampaikan bahwa HVO mampu mempertahankan performa mesin sekaligus mendukung keberlanjutan operasional.

    Menurut Idot, Hal itu tentunya sangat bermanfaat bagi keberlanjutan operasional alat berat di industri pertambangan.

    “Ini pun juga menjadi bagian dari komitmen kami dalam pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan,” ujar Idot.

    Senada, Product Support Manager PT Trakindo Utama Semuel Tikupadang juga menyampaikan pentingnya bahan bakar terbarukan seperti HVO untuk menjaga kualitas lingkungan.

    Dia menilai HVO mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar serta menjaga performa mesin truk Caterpillar yang dioperasikan

    “Bahkan dari hasil uji kami produk ini [HVO] 100% compatible, artinya tidak perlu penambahan sparepart atau modifikasi lain,” kata Samuel.

    “Ini adalah langkah signifikan untuk mendukung industri yang lebih ramah lingkungan,” imbuhnya.

  • PPN Pasok Bahan Bakar Ramah Lingkungan HVO ke Vale Indonesia – Page 3

    PPN Pasok Bahan Bakar Ramah Lingkungan HVO ke Vale Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Patra Niaga memasok bahan bakar ramah lingkungan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Pertamina Renewable Diesel ke PT Vale Indonesia. Perusahaan mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di sektor pertambangan demi mendukung transisi energi hijau.

    Langkah ini, sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) pada September lalu, menempatkan PT Vale sebagai pionir dalam mengadopsi HVO di operasional alat berat di sektor pertambangan, mendukung target Indonesia menuju Net Zero Emission 2060.

    Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya, menyatakan kolaborasi ini sebagai langkah nyata menuju keberlanjutan industri di Indonesia.

    “Penggunaan HVO, Pertamina Renewable Diesel tidak hanya menjadi solusi bahan bakar berkelanjutan, tetapi juga mendukung efisiensi operasional di industri tambang. Ini pun sejalan dengan tujuan pemerintah dan komitmen kami dalam mewujudkan swasembada energi, dimana produk HVO sendiri memiliki nilai TKDN lebih dari 99%. Kami berharap kolaborasi ini menginspirasi sektor lain untuk beralih ke energi bersih demi masa depan yang lebih hijau,” ujar Maya.

    Direktur & Chief Operation and Infrastructure Officer PT Vale, Abu Ashar, menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan strategi besar perusahaan dalam dekarbonisasi dan pengurangan jejak karbon.

    “Penggunaan HVO merupakan langkah strategis dalam mencapai target dekarbonisasi kami. Selain mendukung efisiensi operasional, bahan bakar ini membantu mengurangi dampak lingkungan secara signifikan. Kami bangga menjadi pelopor dalam inovasi ini di sektor pertambangan Indonesia,” ujarnya

    Dalam uji coba, dua unit truk tambang, Komatsu dan Caterpillar menggunakan HVO dengan hasil mengurangi emisi karbon hingga 70% dan emisi gas rumah kaca hingga 80% dibandingkan diesel konvensional

    Dalam sambutannya, Director of Product Support PT United Tractors Tbk, Idot Supriadi mengatakan menyampaikan bahwa HVO mampu mempertahankan performa mesin sekaligus mendukung keberlanjutan operasional

    “Kami melihat HVO mampu mempertahankan performa mesin truk tambang sekaligus memberikan emisi yang lebih bersih, ini tentunya sangat bermanfaat bagi keberlanjutan operasional alat berat kami di industri pertambangan dan ini pun juga menjadi bagian dari komitmen kami dalam pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan,” ujar Idot Supriadi.

     

  • Pertamina Kenalkan Bahan Bakar Ramah Lingkungan di UEA

    Pertamina Kenalkan Bahan Bakar Ramah Lingkungan di UEA

    Jakarta

    PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga memperkenalkan bisnis energi hijau dengan berpartipasi dalam konferensi internasional Abu Dhabi Petroleum and Conference (ADIPEC). Acara tesebut berlangsung di Abu Dhabi National Exhibition Centre, Uni Emirat Arab pada 4-7 November 2024.

    Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan keterlibatan perusahaan dalam gelaran tersebut sebagai bagian dari ekspansi dan memperkenalkan ekosistem biofuel.

    “Keterlibatan Pertamina Patra Niaga pada ADIPEC 2024 merupakan bagian dari upaya ekspansi bisnis downstream kami di pasar global dan mengenalkan ekosistem biofuel yang telah kami siapkan untuk percepatan Net Zero Emission 2060,” kata Riva dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/11/2024).

    Pertamina dalam forum tersebut bergabung bersama Indonesia Pavilion yang diinisiasi oleh Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk mempromosikan kehandalan layanan dan produk energi dari perusahaan migas Indonesia. Pertamina Patra Niaga menjajaki peluang bisnis layanan logistik, pengelolaan limbah, produk aviasi, produk biofuel industri dan produk penunjang kegiatan hulu migas lainnya.

    “Forum ini merupakan kegiatan yang sangat baik bagi Pertamina dan Pertamina Patra Niaga. Kami bersama dengan seluruh tim dibawah koordinasi SKK migas membuat aktivitas pengenalan kegiatan upstream, LNG Operation dan production activity di Indonesia, sehingga peran Patra Niaga tentunya membantu dan juga mendukung pemerintah dalam memperkenalkan industri upstream dan LNG untuk bisa meningkatkan daya tarik internasional ke Indonesia,” jelas Riva.

    Selain mengikuti forum dan mempresentasikan bisnis hilir energi, agenda pertemuan lainnya adalah melakukan penjajakan kerjasama dan potensi bisnis bersama beberapa perusahaan migas nasional milik Abu Dhabi (ADNOC) membahas kemungkinan kerja sama penyediaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) di pasar Timur Tengah.

    Tonton juga Video: PT Pertamina (Persero) Sabet 2 Penghargaan di Detikcom Awards

    (acd/acd)

  • Percepat Infrastruktur Energi, Sejumlah Proyek Strategis Ini Bakal Digarap

    Percepat Infrastruktur Energi, Sejumlah Proyek Strategis Ini Bakal Digarap

    Jakarta

    Pemerintah terus berupaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur energi. Harapannya, agar Indonesia bisa melakukan swasembada energi secepatnya. Semua pihak ikut terlibat, termasuk PT PGN Tbk selaku Subholding Gas Pertamina.

    Untuk itu, PGN berupaya meningkatkan kapasitas operasi dan memperluas jangkauan gas bumi untuk mendukung infrastruktur energi di Indonesia. Sejumlah proyek strategis terus berprogres hingga Triwulan III 2024 dan dilaksanakan dengan fokus pada kontribusi masa depan.

    “Proyek pertama adalah pembangunan infrastruktur gas bumi, Pipa Tegal – Cilacap, yang merupakan implementasi strategi pilar Grow untuk terus mengembangan core bisnis perusahaan. Pembangunan pipa gas ini melanjutkan pemanfaatan pipa gas Cirebon – Semarang Tahap 2 menuju proyek gasifikasi Kilang RU IV Cilacap. Volume yang akan dialirkan sebesar 36 MMSCFD,” jelas Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko dalam keterangannya, Kamis (6/11/2024).

    Pipa Tegal-Cilacap nantinya akan dapat memperluas jangkauan infrastruktur gas bumi untuk pelaggan di sisi selatan Pulau Jawa maupun potensi pelanggan lainnya di sepanjang jalur pipa, sehingga pemanfaatan gas bumi akan meningkat. Saat ini, proyek ini dalam penyusunan perjanjian komersial antara PGN dengan PT Kilang Pertamina Internasional, pelaksanaan FEED dan pengurusan perizinan.

    “Proyek berikutnya adalah transportasi minyak Cikampek – Plumpang sebagai inisiasi dari pilar adapt. Kemi melihat peluang untuk melakukan diversifikasi portofolio bisnis PGN yaitu dengan membangun infrastruktur pipa untuk menyalurkan minyak,” ujar Arief.

    Proyek pembangunan pipa transportasi minyak antara TBBM Cikampek dan TBBM Plumpang dilakukan oleh anak Perusahaan PGN yaitu PT Pertamina Gas (Pertagas), bekerjasama dengan PT Pertamina Patra Niaga (PPN). Skema pembangunan yang dipakai adalah skema Build-Maintenance-Transfer (BMT) dan jangka waktu 10 tahun masa pengoperasian.

    Pipa dengan diameter 16 inci dan panjang 96 km ini dijadwalkan akan dioperasikan pada kuartal pertama tahun 2027 untuk mengangkut minyak sebanyak 4,6 miliar liter per tahun. Sampai dengan September 2024, Pertagas dan Pertamina Patra Niaga dalam proses penyusunan perjanjian penyediaan jasa pipaniasai BBM Cikampek-Plumpang dan persiapan tender EPC.

    Project strategis lainnya adalah proyek jaringan gas rumah tangga (Gaskita) yang dilaksanakan secara mandiri oleh PGN. Program ini dimulai pada tahun 2021 dan telah diterapkan di 36 kota/kabupaten, termasuk pengembangan Jargas di luar pipa menggunakan CNG di Jawa Tengah Selatan (Yogyakarta, Sleman dan Solo). Hingga September 2024, kemajuan konstruksi secara keseluruhan telah mencapai 88%. Sedangkan kemajuan pembangunan pipa telah mencapai 2.076 km atau 93% dari target dan 123.371 sambungan rumah (SR) telah terpasang dari target 290.400 SR.

    Berikutnya adalah project revitalisasi Tangki LNG Hub Arun. Terminal LNG Arun terletak secara strategis di sepanjang jalur perdagangan utama dan dekat dengan pasar LNG yang sedang berkembang di Asia Tenggara dan Selatan. Pertamina selaku Holding Migas bercita-cita untuk memposisikan Terminal LNG Arun sebagai pusat LNG terkemuka di Asia. Langkah awal adalah revitalisasi tangki F-6004, yang telah tidak beroperasi sejak 2004. Hingga September 2024, kemajuan pekerjaan revitalisasi secara keseluruhan mencapai 35,33%.

    “Proyek terakhir adalah Biomethane, inisiatif strategis oleh PGN untuk mempromosikan penggunaan gas secara luas selama transisi energi. PGN sedang memajukan dekarbonisasi industri kelapa sawit melalui proyek Biomethane, memanfaatkan limbah kelapa sawit,” jelas Arief.

    PGN melakukan studi bersama dengan Konsorsium Jepang mengenai pengembangan biomethane. Selain itu, PGN telah menyelesaikan Studi Kelayakan Pemanfaatan Biomethane dan Studi Kelayakan Pengembangan Fasilitas Titik Injeksi di SPBG Pagardewa, menandatangani Nota Kesepahaman (HoA) dengan Konsorsium Jepang dan mendapatkan Letter of Intent (LOI) dengan pelanggan potensial. PGN telah menyelesaikan FEED untuk Plant (Kilang) Biomethane di bulan Juni 2024 dan telah menunjuk konsultan ISCC Bio-certificate pada 30 September 2024.

    (fdl/fdl)

  • Isi Pertalite Kini Harus Punya QR Code

    Isi Pertalite Kini Harus Punya QR Code

    Jakarta, Beritasatu.com – Baru-baru ini sejumlah konsumen mengakui sulitnya melakukan pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

    Salah satu pengguna mobil pribadi Andi saat ditemui Beritasatu.com di Cikampek, Jawa Barat, membenarkan bahwa pembelian BBM jenis Pertalite diakui mulai sulit jika tidak menunjukkan QR Code di beberapa SPBU.

    “Iya memang benar, ketika saya membeli Pertalite harus punya QR Code, dari pada saya berlama-lama dowload dan sebagainya di lokasi, akhirnya saya beli Pertamax, untungnya harga Pertamax sekarang hanya Rp 12.000-an per liter, lebih mahal sedikit dibanding Pertalite yang hanya Rp 10.000 per liter,” kata dia kepada Beritasatu.com, beberapa waktu lalu.

    Sebelumnya, Beritasatu.com sempat melakukan penelusuran di dua tempat yang berbeda, salah satunya di SPBU atau Rest Area KM 39A tol Jakarta-Cikampek arah timur. Fakta di lapangan, benar adanya saat akan melakukan pembelian BBM jenis Pertalite diwajibkan memiliki QR Code.

    “Kalau mau beli Pertalite tanpa QR Code, paling dari kami hanya memberikan maksimal Rp 100.000 atau setara dengan 10 liter,” kata petugas SPBU.

    Di tempat terpisah, salah satu SPBU dengan kode 34.40343 di Jalan Raya Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat juga melakukan kebijakan yang sama. Kali ini Beritasatu.com mencoba bertanya perihal membeli BBM Pertalite jika tidak memiliki QR Code tidak dilayani benar adanya.

    “Ini kebijakan dari manajemen kami di SPBU, sehingga kami tidak bisa melayani konsumen yang akan membeli Pertalite jika tidak memiliki QR Code,” kata SPBU yang enggan disebutkan namanya.

    Menurut petugas SPBU tersebut, kebijakan pembatasan penjualan Pertalite kepada konsumen dinilai telah berlaku sejak 25 Agustus 2024 lalu dan sampai saat ini tidak berubah. Pihaknya selaku petugas SPBU terus melakukan sosialisasi kepada konsumen yang belum memiliki QR Code.

    “Sebelumnya bisa, jika konsumen akan membeli Pertalite tanpa QR Code,” kata dia.

    Sementara itu, masih di SPBU yang sama, konsumen pengguna sepeda motor hingga saat ini tidak diberlakukan hal yang sama karena pembelian Pertalite tidak sebesar mobil pribadi.

    “Kalau motor tanpa QR Code masih bisa membeli,” kata dia.

    Beritasatu.com mencoba mengkonfirmasi hal tersebut kepada PT Pertamina (Persero) melalui Heppy Wulansari, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, tetapi hingga saat ini tidak kunjung direspons.
     

  • SPBUN diterjang gelombang pasang, Pertamina alihkan pelayanan BBM

    SPBUN diterjang gelombang pasang, Pertamina alihkan pelayanan BBM

    Kami mewakili perusahaan turut prihatin dengan bencana yang menimpa masyarakat sekitar Kecamatan Ende Selatan,Kupang (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara (Jatimbalinus) mengalihkan alokasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan di wilayah Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, Provinsi NTT setelah SPBUN rusak akibat gelombang pasang di daerah itu.

    Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi dalam keterangan yang diterima, Jumat malam, mengatakan bahwa ada tiga SPBU terdekat yang dapat mengalokasikan BBM bagi nelayan.

    “Kami mewakili perusahaan turut prihatin dengan bencana yang menimpa masyarakat sekitar Kecamatan Ende Selatan,” katanya.

    Dia mengatakan bahwa Pertamina terus berupaya agar pemenuhan kebutuhan energi masyarakat tetap terpenuhi dengan melakukan pengalihan penyaluran BBM ke lokasi SPBU terdekat.

    Tiga SPBU terdekat itu antara lain SPBU 54.863.02 di Kecamatan Ende Utara yang berjarak sekitar 3,4 Km dari lokasi bencana, SPBU 54.863.01 di Kecamatan Ende Timur yang berjarak 4,3 Km dan SPBU 54.863.03 di Kecamatan Ende Tengah dengan jarak kurang lebih 4,6 Km yang menyediakan semua produk BBM.

    Ahad mengatakan bahwa bahwa PT Pertamina akan membangun kembali SPBUN yang rusak tersebut dengan menunggu kondisi gelombang membaik dan situasi sudah dinyatakan aman oleh pihak BMKG.

    Sebelumnya kata dia, pada 17 Oktober lalu gelombang pasang setinggi kurang lebih dua meter menerjang wilayah Kecamatan Ende Selatan.

    Gelombang pasang itu berdampak pada abrasi pada lahan berdirinya SPBUN dan membuat bangunan kantor SPBUN ikut ambruk serta area pulau Pompa SPBUN setengah bagiannya sudah terkikis oleh derasnya terjangan ombak.

    Setelah kejadian tersebut tim HSSE Pertamina melakukan pengamanan dispenser pulau pompa SPBUN dengan cara memutuskan aliran pipa minyak dari tangki pendam ke dispenser pulau pompa sehingga tidak menimbulkan kebocoran BBM dan melakukan evakuasi perangkat Dispenser Pengisian BBM ke lokasi yang lebih aman.

    Ahad mengatakan sampai dengan saat ini tim Pertamina tetap melakukan pengawasan dan evakuasi produk BBM untuk menghindari kebocoran diluar tangki timbun.

    Koordinasi intensif juga dilakukan Pertamina bersama dengan pihak BMKG Provinsi NTT sebagai antisipasi kemungkinan gelombang tinggi yang masih akan berlangsung.

    Baca juga: Pertamina Patra Niaga jamin ketersediaan BBM di jalur lintas Timor
    Baca juga: Pemkab sepulau Sumba sepakat keluarkan edaran penyesuaian kuota BBM 

    Pewarta: Kornelis Kaha
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pertamina pastikan tak ada kenaikan harga Pertamax di Bengkulu

    Pertamina pastikan tak ada kenaikan harga Pertamax di Bengkulu

    di wilayah Bengkulu, Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp14.100, Pertamax (RON 92) tetap di harga Rp12.650Bengkulu (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga memastikan tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak non-subsidi jenis Pertamax pada evaluasi harga BBM non-subsidi pada November 2024.

     

    “Untuk di wilayah Bengkulu, Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp14.100, untuk Pertamax (RON 92) tetap di harga Rp12.650,” kata Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Sumbagsel Tjahyo Nikho Indrawan lewat pesan elektronik diterima di Bengkulu, Jumat.
     

    Kemudian, untuk jenis Dexlite (CN 51), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp13.650 dan Pertamina Dex (CN 53) harganya menjadi Rp14.020 per liter.
     

    Harga itu, lanjut Nikho, berlaku untuk provinsi dengan besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar 10 persen.
     

    Sedangkan untuk Dexlite (CN 51), lanjutnya, terdapat penyesuaian harga menjadi Rp13.350 dan Pertamina Dex (CN 53) harganya menjadi Rp13.730 per liternya.
     

    “Pada November ini, Pertamina Patra Niaga memberikan promo & loyalty program di aplikasi MyPertamina. Selain itu, kami juga terus berkomitmen untuk menyediakan produk dengan kualitas yang terjamin dengan harga yang kompetitif di seluruh wilayah Indonesia,” katanya.
     

    Memasuki bulan November, PT Pertamina Patra Niaga kembali melakukan evaluasi harga BBM non-subsidi. Penyesuaian Harga dilakukan pada BBM jenis gasoline Pertamax Turbo, serta produk gasoil yaitu Pertamina Dex dan Dexlite, sedangkan Pertamax tidak ada perubahan harga.
     

    Pewarta: Boyke Ledy Watra
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2024

  • Melirik minyak asiri sebagai peluang usaha menjanjikan dari Ambon

    Melirik minyak asiri sebagai peluang usaha menjanjikan dari Ambon

    Ambon (ANTARA) – Aroma tanaman rempah yang terkenal dari Maluku menyengat rongga hidung, ketika langkah kaki memasuki rumah produksi kelompok usaha bunga tani di Dusun Kranjang, Desa Wayame, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.

    Aroma rempah bersumber dari proses penyulingan aneka minyak asiri, campuran dari berbagai rempah, seperti cengkih, serai, nilam, dan juga kayu putih itu memang dikenal sebagai komoditas unggulan dari Maluku.

    Dengan kandungan senyawa kimia tanaman rempah yang menjadikannya memiliki aroma khas dengan beragam manfaat serta nilai jual yang tinggi.

    Di ruangan berukuran kurang lebih 10 x 5 meter, tampak lelaki paruh baya, La Yapi, asal Buton, Sulawesi Tenggara, menyuling minyak serai dari dandang aluminium atau ketel dengan kapasitas kurang lebih 200 liter.

    Ketel diletakkan di atas tungku batu bata, dengan kayu sebagai bahan bakar utama untuk mengalirkan uap panas melalui teknik distilasi uap air untuk esktrak minyak asiri, campuran dari serai, cengkih, nilam, maupun daun kayu putih.

    Waktu penyulingan kurang lebih empat hingga enam jam, dan setiap jam diukur untuk mengetahui hasilnya.

    Setelah proses pendinginan, dilakukan pemisahan antara minyak dan air yang dialirkan melalui keran untuk mengalirkan minyak pada jeriken penampungan, dan selanjutnya dikemas ke dalam botol, sesuai ukuran.

    La Yapi, merupakan Ketua Kelompok Usaha Bunga Tani yang dibentuk pada tahun 2015, dengan 10 anggota. Mereka terus mengembangkan usaha secara tradisional tersebut.

    Usaha penyulingan minyak asiri itu telah berlangsung selama tiga generasi yang mengalir secara secara turun temurun, mulai dari kakek ke orang tua dan dari orang tua ke La Yapi.

    Umumnya, minyak asiri dioleskan untuk mengobati luka dan infeksi kulit, penangkal gigitan satwa berbisa, mengobati batuk, demam, penyakit kulit, meredakan nyeri otot, dan gangguan pencernaan.

    Minyak itu juga mampu meredakan stres, insomnia, asma, dan beberapa gangguan pernafasan, melalui aplikasi minyak asiri aroma terapi.

    Memulai usaha

    Usaha minyak asiri La Yapi dimulai dari Namlea, Kabupaten Buru, bersama orang tuanya. Kemudian, ketika sudah menikah dan menetap di Dusun Kranjang, Kota Ambon, ia memulai usaha bersama kelompok tersebut.

    Lelaki berusia 55 tahun itu memulai usaha dari menjadi petani serai dan nilam, kemudian mempunyai peralatan sendiri untuk usaha penyulingan.

    ​​​​​​Melihat potensi yang cukup menjanjikkan, La Yapi merambah ke jenis minyak lainnya, yakni kayu putih dan cengkih, dengan bermodalkan peralatan seadanya, hanya satu tungku kecil dan panci ketel tradisional.

    Bersama kelompok yang dibentuk, ia berhasil meningkatkan usaha, sehingga merambah ke pangsa pasar yang cukup konsisten, dengan mengolah empat jenis minyak asiri.

    Dalam proses usaha, sejumlah kendala ditemui untuk proses penyulingan minyak asiri, seperti bahan baku yang tidak selalu tersedia, yakni cengkih yang sulit didapatkan di Kota Ambon. Mengikuti musim, panen cengkih di kota itu hanya satu kali dalam satu tahun.

    Untuk itu, cengkih harus dibeli dari Kabupaten Seram Bagian Barat dengan harga yang lumayan tinggi, yakni Rp10.000 hingga Rp15.000 per kg.

    Sementara untuk dua jenis tanaman lainnya tidak mengalami kendala, karena dilakukan budi daya di sekitar tempat tinggal. Hanya daun minyak kayu putih yang dibeli dari petani di Pulau Buru dan Maluku Tengah.

    Terkesan dengan masa depan minyak asiri yang menjanjikan, ia memutuskan untuk menanam serai di lahan kebun yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal, berjarak kurang lebih 200 meter.

    Untuk menanam serai, La Yapi juga mengajak sesama petani di Dusun Keranjang, setelah diberikan penjelasan mengenai manfaat dan peluang usaha minyak asiri.

    Saat ini, petani di Waringin Cap, Dusun Kranjang, telah memanen serai dan hasilnya mencapai satu ton dalam kurun waktu satu bulan untuk kebutuhan pengolahan minyak asiri.

    Sementara untuk nilam, lokasi pembibitan berjarak sekitar 5 km dari kediamannya, karena keterbatasan lahan. Ia dan anggota kelompok memutuskan untuk menanam nilam di atas lahan yang disewa dari warga sekitar.

    Saat ini usaha itu menunggu proses izin edar dari BPOM Ambon, sedangkan sertifikat halal sudah dikantongi.

    Bantuan Pertamina

    Mendukung pengembangan usaha dan operasional pembuatan minyak asiri, kelompok itu mendapatkan bantuan pemberdayaan usaha dari perusahaan milik negara. 

    Integrated Terminal (IT) Wayame Ambon, PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, mendukung proses pengembangan minyak asiri di Dusun Kranjang, Desa Wayame, Kota Ambon. ANTARA/ Penina F Mayaut. (Minyak asiri)

    Bantuan yang diberikan PT Pertamina dimulai tahun 2023, tahap awal berupa mesin pencacah, renovasi rumah produksi, kegiatan pelatihan dan pengadaan baju kelompok usaha.

    La Yapi bersama anggota mengikuti pelatihan, di antaranya pelatihan penyulingan minyak asiri, pengoperasian mesin pencacah, hingga pemasaran produk.

    Tahun kedua di 2024, bantuan yang diterima berupa mesin sensor, tambahan profil tank untuk pengairan agar tidak menggunakan mesin pompa, sehingga menghemat listrik dan lebih efisien dalam penggunaan air saat penyulingan minyak.

    Selain itu, ada bantuan pengurusan izin edar produk yang saat ini masih dalam proses di Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Ambon.

    La Yapi dan anggota kelompoknya sangat berterima kasih atas bantuan dari Pertamina, sehingga produk minyak asiri kelompok itu semakin dikenal masyarakat, bukan hanya di Kota Ambon, tetapi merambah ke provinsi lain, seperti ke Papua, Sumatera, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Hal itu, tentu semakin meningkatkan pendapatan mereka.

    Dukungan ini merupakan Wujud kepedulian perusahaan di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu dalam menjaga lingkungan dan menggerakkan ekonomi masyarakat, yang sejalan dengan proses bisnis perusahaan. Perusahaan pelat merah itu membantu kelompok usaha melalui program pengembangan masyarakat di wilayah binaan.

    Bantuan yang diberikan itu, sesuai usulan masyarakat yang kemudian ditindaklanjuti perusahaan itu, sehingga bantuan yang diberikan lebih tepat sasaran, seperti bantuan di tahun 2024 yang lebih fokus pada administrasi pengurusan izin edar usaha minyak asiri.

    Sejauh ini Pertamina melihat prospek usaha kelompok usaha minyak asiri, khususnya minyak nilam, memiliki permintaan cukup tinggi.

    Ke depan program lain juga akan disalurkan, misalnya melalui bantuan CSR dari Pertamina yang berkelanjutan.

    Omzet meningkat

    Dengan dukungan dan bantuan PT Pertamina, produk minyak asiri semakin dikenal masyarakat, tidak hanya di dalam Kota Ambon, tetapi merambah ke provinsi lain.

    Berkat bantuan itu, omzet usaha kelompok semakin meningkat, yakni mencapai Rp60 juta per bulan, dari sebelumnya di bawah Rp50 juta.

    Minyak asiri kelompok usaha itu, saat ini juga masuk dalam katalog di Pemerintah Provinsi Maluku.

    Lewat kepedulian perusahaan BUMN dan pemerintah daerah, negara selalu hadir untuk membantu rakyat dalam berusaha dan mengembangkan potensi daerah.

    Editor: Masuki M. Astro
    Copyright © ANTARA 2024

  • Harga terbaru BBM nonsubsidi Pertamina per 1 November, beberapa naik

    Harga terbaru BBM nonsubsidi Pertamina per 1 November, beberapa naik

    harga BBM nonsubsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyakJakarta (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi yang efektif diterapkan per 1 November, dengan kenaikan mulai dari Rp250–450 untuk jenis Pertamax Turbo, Pertamax Green, Dexlite, dan Pertamina Dex. Sedangkan harga Pertamax tetap.

     

    Pembaruan harga ini mengacu pada Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

     

    Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari di Jakarta, Jumat menyatakan bahwa harga BBM nonsubsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus dan juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

     

    Dengan penyesuaian ini maka untuk wilayah DKI Jakarta, Pertamax tetap di harga Rp.12.100 per liter, Pertamax Green disesuaikan menjadi Rp 13.150 dari sebelumnya Rp 12.700 per liter, Pertamax Turbo menjadi Rp 13.500 dari sebelumnya Rp 13.250 per liter, Dexlite menjadi Rp 13.050 dari sebelumnya Rp 12.700 per liter, dan Pertamina Dex di harga Rp 13.440 dari sebelumnya Rp 13.150 per liter.

     

    Harga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.

     

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Dukung UMKM disabilitas, Wamen ESDM apresiasi produk mitra binaan Pertamina FT Ternate

    Dukung UMKM disabilitas, Wamen ESDM apresiasi produk mitra binaan Pertamina FT Ternate

    Sumber foto: Aman Hasibuan/elshinta.com.

    Dukung UMKM disabilitas, Wamen ESDM apresiasi produk mitra binaan Pertamina FT Ternate
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Kamis, 31 Oktober 2024 – 20:46 WIB

    Elshinta.com – Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung memberikan apresiasi kepada mitra binaan CSR Pertamina Fuel Terminal (FT) Ternate, Koko Craft, setelah pelaksanaan Peresmian BBM Satu Harga bersama Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan; Kepala BPH Migas Erika Retnowati; dan Pj Sekretariat Daerah Maluku Utara Dr. Abubakar Abdullah bertempat di Fuel Terminal Ternate, pada Rabu 30 Oktober 2024.

    Koko Craft merupakan kelompok disabilitas yang bergerak dalam kerajinan tangan di Kelurahan Jambula, yang termasuk dalam mitra binaan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku melalui Fuel Terminal Ternate, kata “Koko” dalam bahasa Ternate berarti “Bangkit”.

    Memanfaatkan limbah non-B3 seperti tempurung kelapa dan kain sisa sebagai produk kerajinan tangan, kelompok disabilitas ini memiliki daya juang tinggi untuk mematahkan stigma masyarakat.

    “Mereka (Koko Craft) hebat bisa membuat bahan kain yang tidak terpakai, lalu diambil, kemudian jadi topi dan pakaian khas Ternate yang cantik. Program CSR dari Pertamina yang memberdayakan masyarakat disabilitas ini perlu kita apresiasi,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Aman Hasibuan, Kamis (31/10). 

    Setelah acara Peresmian BBM Satu Harga di Kantor FT Ternate, Aisah yang termasuk dalam kelompok disabilitas penerima manfaat program CSR Pertamina tersebut memberikan cinderamata berupa topi dan baju khas daerah Ternate kepada Wamen ESDM, Kepala BPH Migas serta Pj Sekda Maluku.

    “Kerajinan tangan yang kita lakukan menerapkan prinsip daur ulang, mengolah kain sisa tidak terpakai menjadi busana dengan kearifan lokal,” ujar Aisah.

    Sunardi selaku Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku mengatakan Program CSR Pertamina adalah contoh nyata dan menjadi kekuatan positif yang menginspirasi, memberdayakan, dan membawa berkah bagi masyarakat yang membutuhkan tanpa terkecuali.

    “Apresiasi dari Wamen ESDM merupakan bukti bahwa Pertamina hadir untuk memberdayakan masyarakat melalui program CSR yang berkelanjutan,” ujarnya.

    Sunardi pun berharap adanya kolaborasi antar stakeholder demi menunjukkan komitmen untuk memajukan kelompok ini secara berkelanjutan.

    “Dari sini kedepannya perlu adanya kolaborasi antar stakeholder, baik Pemerintah dan Perusahaan berupaya meningkatkan kualitas SDM yang tangguh, berdaya saing dan mandiri,” lanjut Sunardi.

    Sumber : Radio Elshinta