4 SPBU Yogyakarta Ditutup karena Curang, Semuanya Berkode 44
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
–
Pertamina
Patra Niaga melakukan pembinaan terhadap empat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Penutupan ini dilakukan setelah ditemukan praktik kecurangan yang merugikan konsumen.
Keempat SPBU yang ditutup di Yogyakarta memiliki kode 44, yang mengindikasikan kepemilikan oleh pihak swasta dan ternyata merupakan milik satu orang yang sama.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho menjelaskan bahwa pembinaan ini merupakan bagian dari pelayanan Satuan Tugas Natal dan Tahun Baru.
“Dalam sidak yang dilakukan, baik bersama Metrologi maupun oleh Pertamina Patra Niaga sendiri, ada empat SPBU di Yogyakarta yang dilakukan pembinaan,” ungkapnya pada Rabu (20/11/2024).
Keempat SPBU yang ditutup adalah SPBU 44.555.08 di Jalan Kaliurang Km 9, SPBU 44.552.10 di Janti, SPBU 44.552.15 di Tugu Pal Putih, dan SPBU 44.552.09 di Kentungan.
“Konsumen yang ingin membeli BBM dapat membeli di SPBU terdekat,” tambah Brasto.
Brasto juga menjelaskan mengenai arti kode di setiap SPBU.
Kode angka 4 di awal menunjukkan nomor
region
, sedangkan angka setelahnya menunjukkan kepemilikan dan pengelolaannya.
“Kalau di Jateng dan DIY dimiliki dan dikelola Pertamina Retail, kodenya 41. Kalau di Jateng & DIY dimiliki dan dikelola pengusaha swasta, kodenya 44,” jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DIY, Aryanto Sukoco, mengungkapkan bahwa penutupan dilakukan karena keempat SPBU tersebut melakukan kecurangan dengan menambah alat tertentu untuk mencurangi takaran.
“Menyalahgunakan dengan melakukan penambahan alat sehingga mengurangi takaran literan,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (20/11/2024).
Aryanto menambahkan bahwa keempat lokasi yang ditutup tersebar di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
“Yang sekarang ditutup adalah di Jalan Kaliurang (Kabupaten Sleman), Kentungan (Kabupaten Sleman), utara Tugu (Kota Yogyakarta), dan depan Amplaz (Kabupaten Sleman). Total ada empat, dan itu milik satu orang,” bebernya.
Mengetahui adanya praktik kecurangan ini, Hiswana Migas telah melakukan beberapa langkah untuk antisipasi ke depannya.
“Kami sudah koordinasi dengan Pertamina dan Petrologi. Semua SPBU sudah kami cek, alhamdulillah yang lain tidak ada yang memakai alat itu,” kata Aryanto.
“Kami sudah koordinasi dengan Pertamina dan Petrologi. Semua SPBU sudah kami cek, alhamdulillah yang lain tidak ada yang memakai alat itu,” imbuhnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
BUMN: Pertamina Patra Niaga
-
/data/photo/2024/11/18/673b318ed8cc3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 4 SPBU Yogyakarta Ditutup karena Curang, Semuanya Berkode 44 Yogyakarta
-
/data/photo/2024/11/18/673b318ed8cc3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 4 SPBU di Yogyakarta Tutup, Ternyata Pakai Alat untuk Curangi Takaran Yogyakarta
4 SPBU di Yogyakarta Tutup, Ternyata Pakai Alat untuk Curangi Takaran
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (
Hiswana Migas
) DIY, Aryanto Sukoco, mengungkapkan bahwa terdapat empat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang ditutup.
Penutupan ini dilakukan karena keempat SPBU tersebut terbukti melakukan kecurangan dengan menambahkan alat tertentu untuk mengurangi takaran bahan bakar.
Adapun keempat SPBU tersebut dimiliki oleh satu orang yang sama.
“Menyalahgunakan dengan melakukan penambahan alat sehingga mengurangi takaran literan,” ujar Aryanto saat dihubungi pada Rabu (20/11/2024).
Aryanto menjelaskan bahwa keempat SPBU yang ditutup tersebut tersebar di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
Lokasi-lokasi yang dimaksud adalah:
“Yang semuanya merupakan milik satu orang,” kata Aryanto.
Aryanto juga menambahkan bahwa sanksi bagi keempat SPBU tersebut cukup berat, yaitu penutupan selama enam bulan.
“Nanti selanjutnya sistemnya dengan KSO (Kerja Sama Operasional),” ujarnya.
Menanggapi praktik kecurangan ini, Hiswana Migas telah mengambil langkah antisipatif.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina dan Petrologi. Semua SPBU sudah kami cek, alhamdulillah yang lain tidak ada yang memakai alat itu,” kata Aryanto.
Secara keseluruhan, terdapat 125 SPBU di DIY, dan dari jumlah tersebut, semua telah dibekali dengan penyuluhan dan sosialisasi untuk mencegah kecurangan.
Sebelumnya, beberapa hari terakhir, isu mengenai penutupan beberapa SPBU di DIY ramai dibahas di media sosial.
Pertamina Patra Niaga juga memberikan sanksi pada salah satu SPBU di wilayah Yogyakarta yang terbukti melakukan kecurangan.
Temuan ini diperoleh setelah inspeksi mendadak yang dilakukan Tim Pertamina Patra Niaga pada Selasa (12/11/2024), di mana setelah itu beberapa SPBU lainnya juga ikut ditutup.
Salah satu SPBU yang ditutup adalah SPBU di Jalan Kaliurang Km 5,7.
Dari pengamatan
Kompas.com
pada Senin (18/11/2024), SPBU tersebut tidak beroperasi, dengan jalan masuk dan keluar ditutup menggunakan rantai.
Di pintu masuk, terdapat spanduk bertuliskan, ”
Mohon Maaf SPBU Sedang Dalam Masa Perbaikan
“, dan suasana di dalam SPBU tampak sepi tanpa aktivitas.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/20/673d65ecee334.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Viral, Foto Pengendara Pelat Merah Tempeleng Operator SPBU di Semarang, Ini Penjelasan Pertamina Regional 20 November 2024
Viral, Foto Pengendara Pelat Merah Tempeleng Operator SPBU di Semarang, Ini Penjelasan Pertamina
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Unggahan foto pengendara sepeda motor pelat merah yang melakukan kekerasan fisik ke
operator SPBU
di Jalan Sultan Agung Semarang, Jawa Tengah viral di media sosial.
Berdasarkan unggahan foto yang beredar, pengendara sepeda motor pelat merah itu terlihat antre di jalur pengisian Pertalite atau BBM bersubsidi.
Pengendara tersebut tampak mengendarai sepeda motor CBR dengan pelat nomor H 6279 XH.
Peristiwa tersebut ramai setelah diunggah oleh akun Instagram @beritasemarang*** belum lama ini
”
Pria tersebut memukul kepala operator SPBU
,” tulis akun tersebut dalam unggahannya.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?Saat dikonfirmasi, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho membenarkan adanya kejadian tersebut.
“Kejadian itu terjadi kemarin (Selasa, Red) sekitar pukul 8.40 WIB di SPBU depan Akpol Semarang,” kata Brasto kepada
Kompas.com
melalui pesan singkat, Rabu (20/11/2024).
Infomasi yang dia dapatkan, pengendara sepeda motor pelat merah tersebut hendak mengisi Pertalite.
Mengetahui sepeda motor yang dikendarai pelat merah, operator SPBU mengarahkan agar pengendara tersebut mengisi BBM yang nonsubsidi.
“Operator mengarahkan untuk mengisi BBM nonsubsidi namun justru mendapatkan penganiayaan di kepala oleh oknum pengendara sepeda motor tersebut,” ungkap dia.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Pemotor Pelat Merah Arogan usai Tak Boleh Isi Pertalite, Dorong Operator SPBU Hingga Sakit Kepala
TRIBUNJATIM.COM – Pengendara motor pelat merah atau dinas instansi pemerintah arogan melakukan kekerasan ke operator SPBU.
Akibat perlakuan pengendara motor tersebut, operator pompa pengisian bahan bakar di SPBU 41.502.02 atau SPBU Sultan agung Semarang, Afrida mengalami sakit di kepala, Selasa (19/11/2024).
Pengendara sepeda motor itu nekat melakukan penganiayaan kepada Afrida operator Selasa (19/11/2024).
Awal mula dari peristiwa itu adalah Afrida yang tak mau melayani permintaan pemotor pelat merah yang ingin mengisi BBM Pertalite.
Padahal, motor pelat merah tidak boleh mengisi pertalite.
Berdasarkan rekaman CCTV pelaku menggunakan sepeda motor CBR warna putih plat nomor merah H6279XH.
Pelaku menggunakan jaket bertuliskan UBER.
Pemukulan terjadi jalur pengisian sepeda motor pertalite.
elaku turun dari sepeda motor dan mendorong operator lainnya yang mendatanginya.
Hingga akhirnya pelaku mengikuti korban dan memukul kepalanya.
Saat ditemui Tribun Jateng, wajah Afrida masih terlihat trauma.
Kekerasan itu terjadi pada pukul 08.30 WIB.
“Awalnya ada bapak-bapak mau membeli Pertalite nominal Rp 15 ribu. Tapi bapak itu pakai plat merah,” tuturnya.
Dia memberitahukan ke pelaku jika sepeda motor pelat merah tidak diperbolehkan mengisi Pertalite tetapi Pertamax.Namun pelaku tetap memaksa untuk mengisi pertalite.
“Aku bilang tak panggilin pengawasku. Terus yang datang kepala shift saya,” ujarnya.
Lanjutnya, ketika dihampiri pelaku mendorong kepala shiftnya.
Pelaku kemudian berjalan mendatanginya meminta uang Rp 15 ribu yang dibawanya.
“Belum dikasihkan pelaku malah mendorong kepalaku ke belakang hampir terjatuh,” jelasnya.
Saat terkena kekerasan, dia spontan menyebut akan melaporkan pelaku.
Hal itu membuat tambah semakin marah.
“Saya bilang tak laporin lho pak. Malah tambah marah datangi saya tetapi sudah dihalangi KA shiftnya. Teman saya langsung merangkul saya,” terangnya.
Dia merasakan kepalanya pusing saat kejadian itu.
Rencananya dirinya akan memeriksakan kepalanya ke dokter akibat dipukul pelaku.
“Setelah ini saya mau periksa ke dokter. Saat kejadian saya langsung istirahat,” imbuhnya.
Afrida mengaku baru delapan bulan bekerja menjadi operator SPBU.
Dirinya selama bekerja baru pertama mengalami kekerasan yang dilakukan konsumen.
“Baru kali ini sampai main tangan. Saya sekarang trauma,” kata dia dengan mata yang berkaca-kaca.
Ia berencana akan melaporkan kejadian itu ke polisi.
Dirinya berharap kejadian serupa tidak terjadi di rekan-rekannya yang sesama operator.
“Saya tidak ingin kejadian ini terulang ke orang lain,” tandasnya.
Sementara itu, kisah viral SPBU juga pernah terjadi karena truk yang ditolak mengisi solar di SPBU.
Berikut ini klarifikasi Pertamina soal viral di media sosial video truk ditolak isi solar di SPBU karena bukan milik bos.
Terkait viralnya video tersebut, Pertamina memberikan penjelasan.
Media sosial Instagram diramaikan dengan video sopir truk ditolak petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina ketika hendak mengisi bahan bakar minyak jenis solar.
Dalam video yang diunggah akun @andr*** pada Jumat (8/11/2024), awalnya sopir truk merasa heran dengan petugas SPBU yang mengatakan solar habis, namun masih ada truk lain yang mengisi bahan bakar.
Sopir truk kemudian bertanya kepada petugas SPBU kenapa truk lain masih bisa mengisi solar.
Petugas SPBU kemudian mengatakan, solar tersebut milik atau kepunyaan bos. Jawaban petugas SPBU sontak membuat sopir truk menjadi kesal.
“Kok itu ngisi? Bos? Oh berarti harus pakai bos, kok gitu peraturannya Mas? POM Bensin Sengeti. Yen ndak pakai bos ndak diisi,” ujar sopir truk.
Namun, tidak dijelaskan siapa bos yang dimaksud petugas SPBU, apakah pemilik truk lain atau pimpinan sebuah perusahaan yang sudah memesan solar.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, peristiwa di video viral tersebut terjadi di SPBU 24.363.34, Sengeti, Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Video truk ditolak mengisi solar karena bukan milik bos sudah ditayangkan sebanyak 33.700 kali hingga Jumat (15/11/2024).
Penjelasan Pertamina soal video beli solar harus pakai bos
Area Manager Communication, Relation, and CSR Pertamina Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) Tjahyo Nikho Indrawan buka suara perihal video beli solar harus pakai bos.
Ia membenarkan, lokasi SPBU yang terekam di dalam video benar terjadi di SPBU 24.363.34 Muaro Jambi.
Namun, ia membantah bahwa pembelian solar di wilayah tersebut harus menggunakan bos, seperti yang dikatakan sopir truk.
Menurut Tjahyo, peristiwa yang sebenarnya terjadi adalah salah komunikasi antara petugas SPBU yang bertugas sebagai operator dengan sopir truk.
Kata bos yang dimaksud petugas SPBU sebenarnya adalah truk operasional milik pengusaha SPBU itu sendiri
Sebelum sopir truk bertanya kenapa ia ditolak mengisi solar, petugas SPBU sudah memasang pengumuman bahwa solar habis.
Pengumuman tersebut disampaikan karena stok solar di tangki SPBU sudah hampir habis sekitar +1.400 liter.
“Namun masih ada yang antri dan mau beli. Yang sedang diisi itu truk operasional milik pengusaha SPBU. Jadi hanya salah komunikasi saja antara pelanggan dan operator,” ujar Tjahyo kepada Kompas.com, Kamis (14/11/2024).
“Nggak ada (kongkalikong antara petugas SPBU dengan pihak lain yang memesan solar). Gak ada itu,” tandasnya.
Pertamina minta maaf
Terkait video yang beredar di media sosial, Tjahyo mewakili Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan yang dilakukan petugas SPBU.
Pihaknya juga sudah menginstruksikan pihak SPBU supaya memberikan arahan terkait prosedur operasional dapat dilakukan dengan baik.
Ia menegaskan, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel terus memastikan distribusi Energi untuk masyarakat tetap aman dan tidak mengalami kendala.
Bagi masyarakat yang membutuhkan informasi lebih tentang berbagai layanan dan produk Pertamina dapat menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135.
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
-

Ternyata Plat Merah CBR Pelaku Penganiaya SPBU Sultan Agung Semarang Tak Sesuai
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Pertamina ungkap plat nomor merah yang digunakan di kendaraan CBR pelaku pemukul operator pompa bensin di SPBU Sultan Agung tidak sesuai.
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengatakan setelah dilakukan penelusuran plat merah H6279XH yang terpasang di sepeda motor CBR digunakan pelaku tidak sesuai.
Plat nomor yang digunakan pelaku merupakan plat nomor sepeda motor Suzuki tahun 2008.
“Pengecekan sementara, plat yang digunakan tidak sesuai dengan kendaraannya. Ada indikasi digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” jelasnya kepada tribunjateng.com, Selasa (19/11/2024).
Brasto menyebut bahwa pelaku datang ke SPBU Sultan Agung menggunakan motor. Pelaku datang ke SPBU hendak mengisi pertalite.
“Operator mengarahkan untuk mengisi BBM nonsubsidi,” ujarnya.
Menurutnya, saat mengarahkan ke BBM non subsidi, operator SPBU bukannya mendapat respon yang baik. Operator itu justru mendapat penganiayaan di bagian kepala.
“Operator mengarahkan untuk mengisi BBM nonsubsidi namun justru mendapatkan penganiayaan di kepala oleh oknum pengendara sepeda motor tersebut,” jelasnya.
Ia mengatakan imbauan operator kepada pelaku telah benar. Operator itu telah menghimbau pelaku menggunakan plat merah untuk mengisi BBM non Subsidi.
“Kami menyayangkan aksi penganiayaan tersebut,” tandasnya (rtp)
-

Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut terima Anugerah Mitra Media 2024
Sumber foto: Diurnawan/elshinta.com.
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut terima Anugerah Mitra Media 2024
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Senin, 18 November 2024 – 22:10 WIBElshinta.com – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun sinergi positif dengan media. Pada Malam Anugerah Serikat Perusahaan Pers (SPS) Sumatera Utara (Sumut) 2024, PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut menerima Anugerah Mitra Media 2024 di Medan, Kamis (14/11/2024).
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Sumbagut, Susanto August Satria mengatakan penghargaan tersebut merupakan apresiasi dari SPS Sumut atas komitmen Pertamina Patra Niaga dalam membangun hubungan yang baik dan terbuka dengan media.
“Kami berterima kasih kepada SPS Sumut atas apresiasi ini dan kami berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi kami dengan media ke depannya. Penghargaan ini juga akan menjadi motivasi bagi kami untuk terus meningkatkan layanan serta berkontribusi bagi masyarakat,” ujar Satria, Minggu (17/11).
Sebelumnya, penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua SPS Pusat Januar P Ruswita didampingi Ketua SPS Sumut H. Farianda Putra Sinik kepada Section Head Comm & Relations Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, T. Muhammad Rum di Medan, Kamis (14/11).
Farianda mengatakan perusahaan yang menerima Anugerah Mitra Media 2024 selama ini telah bekerja sama dengan baik. Menurutnya, Pertamina Patra Niaga komunikatif dan mempunyai kontribusi besar kepada media sehingga SPS Sumut memberikan penghargaan kepada Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut.
“Selamat kepada Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut karena telah terpilih mendapatkan Anugerah Mitra Media. Semoga kedepannya Pertamina tetap menjalin kerja sama yang baik dengan media,” ucap Farianda seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Diurnawan, Senini (18/11).
Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading dari PT Pertamina (Persero) melakukan penyaluran produk BBM, LPG, pelumas dan petrokimia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun di luar negeri. Dengan jaringan infrastruktur yang kuat dan luas, PT Pertamina Patra Niaga mendukung kelancaran distribusi energi ke berbagai sektor penting yakni retail, industri, aviasi dan maritim.
Bagi masyarakat dan pelanggan setia Pertamina yang membutuhkan informasi terkait produk dari Pertamina dapat mengakses web MyPertamina dan dapat memanfaatkan layanan Pertamina Call Center di nomor 135.
Sumber : Radio Elshinta
-

Di COP 29, Pertamina Patra Niaga Beberkan Jurus Kurangi Emisi Penerbangan
Jakarta: Pertamina Patra Niaga memaparkan strategi inovatif perusahaan dalam mendukung dekarbonisasi penerbangan menggunakan Used Cooking Oil (UCO) sebagai bahan bauran nabati pada Sustainable Aviation Fuel (SAF). Hal ini disampaikan di ajang The 29th Conference of the Parties (COP29) Baku, Azerbaijan.
Direktur Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menjelaskan SAF berbasis UCO tidak hanya memberikan alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga memanfaatkan bahan baku yang selama ini dianggap limbah. Ini sejalan dengan proposisi untuk menjadi The Energy Solution Provider and The Carbonization Partner.
“Kami di sektor hilir membentuk strategi yang kami sebut Pertamina One Solution, melalui Pertamina One Solution ini, kami meningkatkan potensi volume SAF berbasis UCO dan membantu pelanggan kami untuk mengurangi emisi hingga 84 persen dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional,” jelas Riva, Senin, 18 November 2024.
Pertamina Patra Niaga telah memulai memasarkan SAF berbasis UCO ini pada ajang Bali International Air Show September lalu dan telah mengantongi sejumlah kerjasama dengan beberapa pelanggan maskapai di sekitar Asia Tenggara sebagai bagian dari pra-pemasaran sebelum SAF akan mulai diproduksi oleh kilang pada kuartal I-2025.
Nantinya, peran Pertamina Patra Niaga dalam bisnis UCO ini sebagai hub bagi pengumpulan UCO yang berasal dari berbagai industri kuliner maupun konsumsi rumah tangga, dengan memanfaatkan sebaran titik unit penjualan milik Pertamina Patra Niaga yang tersebar di seluruh Indonesia.
UCO yang terkumpul akan dikirimkan untuk diolah menjadi biofuel oleh anak perusahaan Pertamina lainnya yaitu Kilang Pertamina Internasional. Adapun SAF yang dihasilkan dari UCO diharapkan dapat mengurangi jejak karbon pada industri penerbangan domestik, yang selama ini menjadi salah satu sektor penyumbang emisi terbesar.
“Langkah ini adalah upaya kami mendukung produksi SAF dengan meningkatkan dan memperoleh sisi positif dari pengumpulan UCO dari 0,3 juta ton pada 2023 yang diharapkan menjadi 1,5 juta metrik ton per tahun pada 2030 nanti,” tambah Riva.
COP 29 adalah pertemuan internasional terbesar yang diselenggarakan oleh PBB untuk membahas masalah perubahan iklim global. COP29, yang digelar pada tahun 2024 mendiskusikan langkah-langkah konkret dalam mengatasi perubahan iklim, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mempercepat transisi menuju energi terbarukan.
“Sebagai perusahaan energi nasional kami berperan aktif dalam mempercepat transisi energi menuju sumber-sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan. Melalui program Pertamina One Solution, kami terus berinovasi untuk menyediakan solusi energi yang mendukung keberlanjutan, baik di Indonesia maupun global,” tutup Riva.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id(END)
-
/data/photo/2024/11/18/673b318ed8cc3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Daftar SPBU di Yogyakarta yang Tidak Beroperasi, Ada di Sleman dan Kota Jogja Yogyakarta
Daftar SPBU di Yogyakarta yang Tidak Beroperasi, Ada di Sleman dan Kota Jogja
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
Beberapa hari terakhir, ramai di media sosial terkait beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar (
SPBU
) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang tutup.
Sebelumnya dalam keterangan tertulis, Pertamina Patra Niaga memberikan sanksi pada salah satu SPBU di wilayah Yogyakarta yang terbukti melakukan kecurangan.
Temuan ini didapat pada sidak yang dilakukan Tim Pertamina Patra Niaga pada Selasa (12/11/2024).
Setelah sidak tersebut, beberapa hari kemudian sejumlah SPBU ikut menyusul.
Lantas, SPBU mana saja yang tutup di Yogyakarta?
Dari pengamatan Kompas.com pada Senin (18/11/2024), SPBU di Jalan Kaliurang Km 5,7 Kabupaten Sleman tidak beroperasi.
Tampak jalan masuk dan keluar ditutup dengan rantai. Selain itu di pintu masuk terdapat spanduk dengan tulisan “Mohon Maaf SPBU Sedang Dalam Masa Perbaikan”.
Di dalam SPBU juga tampak sepi tidak ada aktivitas.
Selain itu, SPBU di Jalan Laksda Adisucipto di sisi selatan jalan, sebelah barat flyover Janti juga terlihat tidak beroperasi.
Jalan masuk maupun keluar SPBU juga tampak ditutup ditutup. Terdapat juga spanduk di pintu keluar SPBU yang menginformasikan sedang dalam masa perbaikan.
Situasi di dalam SPBU tersebut juga tampak sepi. Tidak terlihat adanya aktivitas di area dalam SPBU.
Kemudian, SPBU di utara Tugu Pal Putih, atau di Jalan AM Sangaji, Kota Yogyakarta.
Pantauan Kompas.com SPBU, SPBU tersebut ditutup dengan rantai agar pengendara roda dua maupun roda empat tidak memasuki area SPBU.
Selain itu nampak
banner
berwarna merah bertuliskan ‘Maaf SPBU sedang dalam masa perbaikan’ berwarna putih.
Lampu yang biasanya menerangi tempat pengisian BBM juga mati. Tidak hanya itu lampu penunjuk harga jenis BBM juga nampak mati.
Kompas.com telah mencoba menghubungi UPTD Metrologi Legal Sleman melalui chat WhatsApp (WA) ataupun telepon WhatsApp (WA) untuk konfirmasi terkait tutupnya dua SPBU apakah terkait dengan akan dilakukan sidak.
Namun sampai dengan pukul 18.45 WIB belum ada jawaban.
Sebelumnya dalam keterangan tertulis, Pertamina Patra Niaga memberikan sanksi pada salah satu SPBU di wilayah Yogyakarta yang terbukti melakukan kecurangan.
Temuan ini didapat pada sidak yang dilakukan Tim Pertamina Patra Niaga pada Selasa (12/11/2024).
Langkah ini tersebut sebagai bentuk dari komitmen Pertamina Patra Niaga untuk menindak tegas setiap SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang terbukti melanggar aturan.
Dalam keterangan resminya, Heppy Wulansari Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga menyatakan bahwa Pertamina Patra Niaga tidak dapat mentolerir SPBU – SPBU yang melanggar ketentuan dan melakukan kecurangan dalam pelayanan kepada konsumen.
“Di Yogyakarta ada 1 SPBU yang sudah kami kenakan sanksi penghentian operasi dan terus kami evaluasi sanksinya karena terbukti melakukan kecurangan, paralel ada 3 SPBU di wilayah Yogyakarta yang juga sedang dilakukan investigasi,” ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari dalam keterangan tertulis pada 13 November 2024.
Dikatakan Heppy di dalam sidak tersebut, tim Pertamina Patra Niaga didampingi oleh tim dari Direktorat Metrologi Kementrian Perdagangan atau Dinas setempat melakukan berbagai uji dan pemeriksaan seperti uji tera dan uji density untuk melihat kualitas dan kuantitas produk BBM telah sesuai dengan standar Pertamina Patra Niaga.
Upaya penertiban ini merupakan inisiasi Pertamina Patra Niaga dan menjadi bagian dari persiapan Satuan Tugas (Satgas) Nataru.
Pertamina Patra Niaga melakukan pemantauan langsung terhadap kondisi SPBU di seluruh wilayah.
“Sidak telah dilakukan di Yogyakarta dan akan diperluas ke seluruh wikayah di Indonesia khususnya yang berpotensi mengalami peningkatan kebutuhan pada Nataru nanti,” info Heppy.
Selama SPBU tersebut sedang diberikan sanksi atau investigasi, Pertamina Patra Niaga akan memaksimalkan agar SPBU pendukung di sekitar SPBU tersebut bisa mengcover kebutuhan BBM di lapangan.
“Apabila masyarakat menemukan bukti kecurangan atau keluhan terkait produk dan layanan, dapat menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

