BUMN: Pertamina Patra Niaga

  • Jangan Buang Minyak Jelantah, Jual di Pertamina Rp6 Ribu per Liter

    Jangan Buang Minyak Jelantah, Jual di Pertamina Rp6 Ribu per Liter

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pertamina Patra Niaga menerima penjualan minyak jelantah atau yang sudah terpakai. Harga jualnya Rp 6 ribu per liter.

    Selain uang Ro6 ribu dalam bentuk e-wallet. Penjual juga bisa mendapat tambahan lima poin MyPertamina per liternya.

    Itu dibenarkan Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari. Ia menyebut program Green Movement UCO yang telah diluncurkan sejak 21 Desember 2024 dan telah berhasil mengumpulkan 1.162 liter minyak jelantah di 6 titik.

    Selain itu, program Green Movement UCO ini disebut sebagai langkah Pertamina menerapkan prinsip ekonomi sirkular. Dia memastikan minyak jelantah itu nantinya diolah menjadi biofuel seperti HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) dan SAF (Sustainable Aviation Fuel).

    “Program ini merupakan adaptasi kami untuk implementasi ekonomi sirkular dimana UCO yang selama ini dianggap sebagai limbah rumah tangga ini setelah dikumpulkan maka akan kami bawa ke anak perusahaan Pertamina Group untuk diolah menjadi biofuel seperti HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) dan SAF (Sustainable Aviation Fuel),” jelas Heppy dalam keterangannya, Selasa (14/1).

    “Sehingga inisiatif ini tidak hanya mengurangi limbah rumah tangga tetapi menjadi bagian dari solusi energi bersih yang lebih ramah lingkungan,” lanjut Heppy.

    Dia memastikan, Program Green Movement UCO ini merupakan bagian dari pilot project yang akan berlangsung selama setahun ke depan bekerjasama dengan noovoleum sebagai penyedia

    UCOllect Box yang telah tersertifikasi internasional sebagai pengumpul minyak jelantah atau UCO.

  • Tekan Bahan Bakar Fosil, BBM B40 Mulai Disalurkan Secara Bertahap – Halaman all

    Tekan Bahan Bakar Fosil, BBM B40 Mulai Disalurkan Secara Bertahap – Halaman all

    BBN biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 40 persn atau B40 mulai disalurkan secara bertahap di beberapa daerah.

    Tayang: Jumat, 17 Januari 2025 17:26 WIB

    istimewa

    Pertamina Patra Niaga 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bahan Bakar Nabati (BBN) biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 40 persn atau B40 mulai disalurkan secara bertahap di beberapa daerah.

    Hal ini menindaklanjuti keputusan Pemerintah melalui Kementerian ESDM terkait kebijakan penyaluran Biosolar yang semula memiliki kandungan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) 35 persen atau dikenal dengan sebutan B35 menjadi B40 dengan kandungan FAME 40 persen.

    Corporate Secretary Heppy Wulansari menjelaskan, berdasarkan Kepmen ESDM No. 345.K/EK.01/MEM.E/2024 tanggal 30 Desember 2024 terdapat 24 Badan Usaha BBN yang ditunjuk pemerintah sebagai supplier FAME.

    Di mana, ada  28 Badan Usaha BBN yang diwajibkan untuk melakukan bauran nabati pada produk BBM jenis gasoilnya atau menjual B40, di antaranya Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga. 

    “Hingga saat ini Pertamina Patra Niaga sudah menerima FAME dari BU BBN di 34 titik serah atau sekitar 80 persen dari target titik serah B40. FAME yang telah kami terima langsung di proses di Terminal BBM dan kami salurkan ke SPBU secara bertahap dan telah dimulai pada minggu pertama Januari 2025,” ungkap Heppy dikutip Jumat (17/1/2025).

    Dengan penyaluran B40, Ia berharap dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil, serta mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. 

    Diketahui pada 2025, pemerintah menetapkan alokasi B40 sebanyak 15,6 juta kiloliter (kl) biodiesel dengan rincian, 7,55 juta kl diperuntukkan bagi Public Service Obligation atau PSO. Sementara 8,07 juta kl dialokasikan untuk non-PSO.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’4′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Pengumuman! Pertamina Mulai Salurkan BBM Baru B40 Secara Bertahap

    Pengumuman! Pertamina Mulai Salurkan BBM Baru B40 Secara Bertahap

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina Patra Niaga mulai menyalurkan Bahan Bakar Nabati (BBN) biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 40% atau B40 secara bertahap di beberapa wilayah.

    Hal tersebut menindaklanjuti keputusan Pemerintah melalui Kementerian ESDM terkait kebijakan penyaluran Biosolar yang semula memiliki kandungan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) 35% atau B35 menjadi B40.

    Corporate Secretary Heppy Wulansari menjelaskan berdasarkan Kepmen ESDM No. 345.K/EK.01/MEM.E/2024 tanggal 30 Desember 2024 terdapat 24 Badan Usaha BBN yang ditunjuk pemerintah sebagai supplier FAME.

    Selain itu, terdapat 28 Badan Usaha BBM yang diwajibkan untuk melakukan bauran nabati pada produk BBM jenis gasoil nya atau menjual B40, diantaranya Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga.

    “Hingga saat ini Pertamina Patra Niaga sudah menerima FAME dari BU BBN di 34 titik serah atau sekitar 80% dari target titik serah B40. FAME yang telah kami terima langsung di proses di Terminal BBM dan kami salurkan ke SPBU secara bertahap dan telah dimulai pada minggu pertama Januari 2025,” ujar Heppy dalam keterangan tertulis, Jumat (17/1/2025).

    Menurut dia, dengan adanya penyaluran B40 ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil, serta mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon.

    Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa mandatori bahan BBM jenis solar dengan campuran bahan bakar nabati biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 40% atau B40 mulai berlaku 1 Januari 2025.

    Dengan diberlakukannya kebijakan B40, kuota biodiesel pada 2025 naik menjadi 15,6 juta kilo liter (kl). Dari kuota itu pemerintah bakal mengalokasikan 7,55 juta KL untuk PSO dan sisanya kepada Non-PSO.

    “Nah dari sini kalau untuk yang non-PSO kan dibebankan kepada konsumen saat ini kalau yang non-PSO harganya itu sudah sekitar Rp 13 ribuan. Rp 13 ribuan nanti bertambah sekitar antara Rp 1.500-2.000,” kata Eniya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (7/1/2025).

    Lebih lanjut, Eniya menjelaskan meskipun dibebankan kepada konsumen, pemerintah memastikan bahwa kebijakan ini tidak akan mempengaruhi inflasi. Hal tersebut berdasarkan studi yang sudah dilakukan sebelum kebijakan ini diberlakukan.

    “Ini kita sebelum kita melakukan mandatori kemarin studinya sudah selesai dan dalam kajian kita melihat bahwa tidak mempengaruhi inflasi,” ujarnya.

    Sebagaimana diketahui, pada tahun 2025, pemerintah menetapkan alokasi B40 sebanyak 15,6 juta kiloliter (kl) biodiesel dengan rincian, 7,55 juta kl diperuntukkan bagi Public Service Obligation atau PSO. Sementara 8,07 juta kl dialokasikan untuk non-PSO.

    (pgr/pgr)

  • Pertamina Perkuat Ekosistem Sustainable Aviation Fuel Indonesia

    Pertamina Perkuat Ekosistem Sustainable Aviation Fuel Indonesia

    Bisnis.com, CILACAP – Pertamina semakin solid memperkuat ekosistem Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar penerbangan ramah lingkungan melalui sinergi bisnis hulu ke hilir.

    ”Komitmen Pertamina sesuai dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia untuk mendukung swasembada energi melalui roadmap Sustainable Aviation Fuel,” ujar Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Salyadi Saputra pada acara Penandatanganan dan Kick Off Ekosistem Pengembangan Sustainable Aviation Fuel Pertamina, di Cilacap, Kamis, 16 Januari 2025.

    SAF memang berpotensi sebagai salah satu solusi paling efektif menurunkan emisi di industri penerbangan, dengan adanya pertumbuhan perjalanan transportasi dan kargo udara di periode mendatang. Maka, di awal tahun 2025, Pertamina bersama subholding dan anak usahanya yakni PT Kilang Pertamina Internasional, PT Pertamina Patra Niaga, serta Pelita Air Service melakukan kerja sama penguatan ekosistem SAF bertempat di Kilang Hijau Cilacap.

    Mengenal Sinergi Bisnis Pertamina

    Pertamina memiliki lini bisnis hulu ke hilir yang mampu mendukung rantai pasok SAF secara komprehensif. Sinergi ini mencakup riset dan inovasi, produksi SAF, pemasaran SAF, penggunaan SAF, hingga menciptakan multiplier effect dengan pemberdayaan masyarakat.

    Dari sisi riset dan inovasi, sejak tahun 2010, Pertamina telah mengembangkan katalis yang mampu mengolah Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah untuk diolah sebagai SAF sesuai standar American Society for Testing and Materials (ASTM) Internasional. Pada tahun 2024, katalis ini telah terbukti secara teknis melalui uji coba skala pilot di laboratorium Technology Innovation.

    Dari sisi produksi SAF, Pertamina melalui Kilang Pertamina Internasional (KPI), sudah melakukan aktivitas pengembangan SAF sejak tahun 2020 termasuk melalui Kilang Hijau Cilacap. Tahun 2023, SAF yang diproduksi di Kilang Cilacap dipakai dalam joy flight pada penerbangan komersial Garuda tujuan Jakarta – Solo. Tahun 2024, Kilang Cilacap yang akan memproduksi SAF sukses memperoleh sertifikasi internasional “ISCC CORSIA” (International Sustainability and Carbon Certification – Carbon Offsetting and Reduction Scheme For International Aviation) di tingkat regional Asia Tenggara.

    Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman menegaskan bahwa sebagai pelopor produsen SAF berkualitas, SAF produksi KPI akan memberikan multiplier effect antara lain mendukung katalis berkelanjutan, memperkuat produksi katalis dalam negeri dan menjadi SAF pertama yang diproduksi di Indonesia dan tersertifikasi secara internasional.

    Dari sisi pemasaran SAF, Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga (PPN), terus meningkatkan kapabilitas dalam bisnis trading SAF. PPN telah memperoleh sertifikasi sustainability internasional ISCC CORSIA dan EU sebagai trader. Puncaknya, pada event Bali International Air Show, September 2024, PPN melakukan trial penjualan SAF kepada customer airline di event tersebut.

    Di sektor pengguna aviasi, Pertamina melalui maskapai Pelita Air Service (PAS) turut berkomitmen menggunakan SAF sebagai implementasi aksi dekarbonisasi yang berkontribusi mengurangi industri penerbangan secara umum. Beberapa program yang didukung PAS antara lain zero emission flight menggunakan carbon credit, efisiensi operasional dan program carbon offset lainnya.

    Perbesar

    Sinergi bisnis Pertamina untuk perkuat ekosistem SAF juga dijalankan dengan pemberdayaan masyarakat. Melalui kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan, KPI kelola program “Bank Sampah Beo Asri”, tak kurang dari 2978 Kepala Keluarga di Cilacap diberdayakan sebagai pengumpul minyak jelantah. Hasil minyak jelantah yang dikumpulkan akan diproses lanjut dengan filtrasi untuk mengurangi kandungan pengotor sebelum diproses menjadi SAF. Pengumpulan juga dilakukan di lingkungan rumah dinas pekerja Kilang Cilacap.

    Selain itu, mulai pertengahan Desember 2024, PPN pun melakukan inisiasi sebagai komitmen energi berkelanjutan dengan menggagas program Green Movement UCO dengan pengelolaan collection box minyak jelantah di 7 titik yang tersebar di rumah sakit jaringan Pertamina Bina Medika – Indonesia Healthcare Corporation, termasuk RS Pelni serta SPBU di wilayah Jabodetabek & Bandung yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menukar minyak jelantah rumah tangga.

    Melalui semua upaya tersebut, Pertamina optimistis dapat berkontribusi untuk mencapai visi Net Zero Emission di industri penerbangan. Ke depannya, Pertamina akan proaktif melakukan sinergi dengan stakeholder untuk terus menjaga Asta Cita swasembada energi dengan berorientasi pada energi ramah lingkungan.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina Group aktif dalam melakukan inovasi menciptakan produk energi berkualitas dan ramah lingkungan. Hal ini dilakukan untuk mencapai swasembada energi sesuai target Asta Cita, sekaligus mendukung target Net Zero Emission Pemerintah. “Pertamina Sustainable Aviation Fuel menjadi produk unggulan dalam industri aviasi. Dengan adanya pengakuan internasional melalui sertifikasi ISCC untuk produk hijau SAF ini, Pertamina mewujudkan ketahanan dan kedaulatan energi Indonesia, sekaligus ikut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan di Tanah Air,” pungkas Fadjar.

    Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

  • Tukar Minyak Jelantah ke Pertamina Dapat Rp 6.000/Liter, Ini Caranya..

    Tukar Minyak Jelantah ke Pertamina Dapat Rp 6.000/Liter, Ini Caranya..

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga melanjutkan program Green Movement UCO, yang berhasil mengumpulkan 1.162 liter minyak jelantah di 6 titik UCOllect Box dan program pengumpulan Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah di sejumlah SPBU dan rumah sakit IHC Pertamina.

    Program ini dilanjutkan dengan mengikutsertakan masyarakat untuk mengelola limbah minyak jelantah hasil konsumsi rumah tangga ini.

    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari mengungkapkan bahwa Green Movement UCO menerapkan prinsip ekonomi sirkular.

    “Program ini merupakan adaptasi kami untuk implementasi ekonomi sirkular dimana UCO yang selama ini dianggap sebagai limbah rumah tangga ini setelah dikumpulkan maka akan kami bawa ke anak perusahaan Pertamina Group untuk diolah menjadi biofuel seperti HVO (Hydro Treated Vegetable Oil) dan SAF (Sustainable Aviation Fuel) sehingga inisiatif ini tidak hanya mengurangi limbah rumah tangga tetapi menjadi bagian dari solusi energi bersih yang lebih ramah lingkungan,” ungkap Heppy dalam siaran persnya, dikutip Kamis (16/1/2025).

    Lebih lanjut Heppy menjelaskan bahwa program pengumpulan minyak jelantah yang dilakukan oleh perusahaan hilir migas telah menjadi tren global dalam mendukung transisi energi bersih.

    “Di Indonesia sendiri, konsumsi minyak goreng di sektor rumah tangga mencapai 2,66 juta ton per tahun sehingga insiasi Green Movement UCO ini adalah upaya kami untuk membawa Indonesia sejalan dengan tren global perusahaan migas yang terbukti efektif mendukung pengelolaan limbah UCO dan membantu mempercepat transisi energi bersih serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” jelas Heppy.

    Program Green Movement UCO ini merupakan program pilot project yang akan berlangsung selama setahun kedepan, bekerjasama dengan noovoleum sebagai penyedia UCOllect Box yang telah tersertifikasi internasional sebagai pengumpul minyak jelantah atau UCO.

    Saat ini titik pengumpulan berada di 6 titik yaitu di Kantor Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat di Jakarta Pusat, Rumah Sakit Pertamina Pusat di Jakarta Selatan, SPBU 31.401.01 Dago Bandung, SPBU 31.128.02 MT Haryono Jakarta Selatan, SPBU 31.134.02 Kalimalang Jakarta Timur, dan SPBU 31.153.01 BSD Tangerang Selatan, keenam titik tersebut akan terus di evaluasi berkelanjutan untuk ekspansi ke lokasi lainnya di Indonesia.

    Dapat Reward Rp 6.000 per liter

    Pertamina Patra Niaga menawarkan beragam keuntungan yang akan di dapatkan masyarakat bila berpartisipasi pada program dimana UCOllector atau masyarakat yang mengumpulkan minyak jelantah di UCollect Box akan memperoleh rewards berupa saldo e-wallet sebesar mulai dari Rp6.000/liter dan akan memperoleh tambahan poin MyPertamina sebanyak 5 poin/liter

    Info terkait Program Green Movement UCO dan lokasi UCollect Box terdekat dapat dilihat melalui aplikasi MyPertamina.

    (pgr/pgr)

  • Sah! Daftar Harga LPG 3 kg Melon dan Bright Gas Pertamina Terbaru per Kamis 16 Januari 2025

    Sah! Daftar Harga LPG 3 kg Melon dan Bright Gas Pertamina Terbaru per Kamis 16 Januari 2025

    Sah! Daftar Harga LPG 3 kg Melon dan Bright Gas Pertamina Terbaru per Kamis 16 Januari 2025

    TRIBUNJATENG.COM- Berikut adalah pembaruan terbaru mengenai harga elpiji tabung 5,5 kg dan 12 kg di seluruh wilayah Indonesia untuk bulan Januari 2025.

    Mengutip Kompas.com, Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menyatakan, harga elpiji 5,5 kg dan 12 tidak berubah. 

    Harga elpiji 5,5 kg dan 12 kg masih sama dengan tahun 2024. 

    Sementara itu tabung gas melon 3 kg tetap di harga Rp18.000 per tabung.

    Sebelumnya di bulan September 2024 sempat naik, namun bulan Oktober hingga tahun 2025 kini masih sama.  

    Sumarno menyebutkan, perubahan HET itu bukanlah kenaikan, tetapi hanya menyesuaikan saja.  

    “Sebetulnya bukan naik, tapi menyesuaikan saja,” ungkap Sumarno mengutip Kompas.com, Senin (9/9/2024). 

    Menurutnya, penyesuaian HET LPG 3 kg itu telah melalui pertimbangan yang matang dari berbagai pihak.  

    Dia menambahkan, HET LPG 3 kg tidak pernah mengalami kenaikan sejak 2015 silam. 

    Namun terjadinya inflasi turut menjadi faktor kenaikan HET LPG 3 kg.  

    Sementara untuk harga gas non subsidi Bright Gas hari ini Kamis 16 Januari 2025 sebagai berikut:

    1. Aceh (Aceh Besar, Langsa, dan Lhokseumawe)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    2. Sumatera Utara (Binjai, Deli Serdang, Labuhanbatu Selatan, Medan, dan Simalungun)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    3. Sumatera Barat (Padang dan Payakumbuh)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    4. Riau (Dumai dan Pekanbaru)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    5. Kepulauan Riau (Batam dan Bintan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    6. Jambi (Jambi)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    7. Sumatera Selatan (Lubuk Linggau, Ogan Ilir, dan Palembang)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    8. Bengkulu (Bengkulu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    9. Lampung (Bandar Lampung dan Metro)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    10. Bangka Belitung (Bangka, Bangka Barat, dan Belitung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    11. Banten (Serang dan Tangerang)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    12. DKI Jakarta (Jakarta Barat dan Jakarta Utara)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    13. Jawa Barat (Bandung, Bekasi, Bogor, Cianjur, Garut, Indramayu, Karawang, Sukabumi, dan Tasikmalaya)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    14. Jawa Tengah (Boyolali, Cilacap, Demak, Kudus, Pemalang, Semarang, Solo, dan Tegal)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    15. Daerah Istimewa Yogyakarta (Bantul dan Sleman)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    16. Jawa Timur (Banyuwangi, Gresik, Kediri, Malang, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, dan Tulungagung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    17. Bali (Badung, Denpasar, dan Tabanan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    18. Nusa Tenggara Barat (Lombok)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 90.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 192.000.

    19. Kalimantan Barat (Pontianak)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    20. Kalimantan Tengah (Palangkaraya dan Kotawaringin Timur)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    21. Kalimantan Selatan (Banjar, Banjarbaru, Tabalong, dan Tanah Bumbu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    22. Kalimantan Timur (Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Samarinda)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    23. Kalimantan Utara (Tarakan)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 107.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 229.000.

    24. Sulawesi Selatan (Makassar dan Pare-Pare)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    25. Sulawesi Selatan (Palu)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 94.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 194.000.

    26. Gorontalo (Gorontalo)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    27. Sulawesi Utara (Bitung)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    28. Sulawesi Tenggara (Kendari)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 97.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 202.000.

    29. Maluku (Ambon)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 117.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 249.000.

    30. Papua (Jayapura)

    Harga elpiji 5,5 kg: Rp 117.000
    Harga elpiji 12 kg: Rp 249.000.

     

  • Mudahkan warga peroleh LPG sesuai HET, Pertamina perluas pangkalan resmi

    Mudahkan warga peroleh LPG sesuai HET, Pertamina perluas pangkalan resmi

    Sumber foto: Andik Setyobudi/elshinta.com.

    Mudahkan warga peroleh LPG sesuai HET, Pertamina perluas pangkalan resmi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 15 Januari 2025 – 16:27 WIB

    Elshinta.com – Menyikapi penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG subsidi 3 kg di wilayah Jawa Timur, Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus memastikan bahwa stok LPG dalam rantai distribusi Pertamina sampai dengan Pangkalan Resmi LPG 3kg dalam keadaan aman. 

    Penyesuaian harga LPG subsidi 3kg yang mulai berlaku hari ini (15/1) sesuai dengan SK Pj. Gubernur Jawa Timur No. 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024 dengan kenaikan dari Rp 16.000,- menjadi Rp 18.000,-. Pemberlakuan HET baru tersebut murni keputusan Pj. Gubernur Jawa Timur tanpa campur tangan Pertamina dengan mempertimbangkan beberapa kondisi salah satunya adalah HET di Provinsi Tetangga yakni Bali dan Jateng DIY sudah naik dengan harga yang sama.  

    Area Manager Comm, Rel & CSR, Ahad Rahedi mengatakan, dengan adanya penyesuaian HET ini masyarakat tidak perlu panic buying. 

    “Kami terus melakukan upaya untuk mengajak pengecer naik kelas menjadi pangkalan agar dapat melayani masyarakat lebih luas lagi. Pengecer sendiri bukan merupakan rantai jalur distribusi yang diawasi karena tidak berkontrak dengan Agen atau Pangkalan, sehingga apabila ingin melakukan pembelian tabung 3 kg disarankan untuk membeli di pangkalan, karena ketika ada salah satu ketentuan yang tidak dipatuhi oleh pihak pangkalan maka akan diberikan sanksi berupa stop alokasi sampai dengan Pemutusan Hubungan Usaha (PHU). Saat ini sudah ada lebih dari 2 pangkalan di seluruh desa/kelurahan di wilayah Jatim, nantinya dengan semakin banyak pengecer yang beralih status menjadi pangkalan resmi tentu akan semakin mudah dan nyaman bagi masyarakat untuk  mendapatkan LPG Bersubsidi 3 Kg,” jelas Ahad. 

    Ahad menambahkan, dengan adanya penyesuaian HET LPG subsidi 3 kg sesuai arahan pemerintah Provinsi Jawa Timur ini, Pertamina telah melakukan beberapa giat pelaksanaan sosialisasi, mulai dari sosialisasi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan OPD terkait, Hiswana Migas, SPBE hingga Agen LPG PSO. Selanjutnya untuk memastikan harga LPG sesuai dengan HET, seperti yang sudah dilaksanakan secara berkala, Pertamina rutin melakukan monev dan sidak untuk memastikan pangkalan Pertamina memberikan harga sesuai HET.

    Sani saat ini total pangkalan LPG 3 kg se-Jatim mencapai 34.739 pangkalan dengan jumlah 142 pengecer yang sudah naik kelas menjadi pangkalan dan masih ada lebih dari 400 pengecer yang sedang berproses menjadi pangkalan. Untuk stok LPG di Jawa Timur dalam keadaan aman di posisi 9.010 metrik ton dengan rata-rata konsumsi harian 4.668 metrik ton. 

    “Unfuk selanjutnya sebagai bentuk pengawasan, kami juga akan terus melaksanakan pendataan pembelian LPG bersubsidi 3 kg untuk memastikan adanya data penyaluran dan kewajaran penggunaan terhadap barang bersubsidi,” tambah Ahad seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Andik Setyobudi, Rabu (15/1). 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Cara Jual Minyak Jelantah ke Pertamina, Per Liter Dibanderol Rp 6.000 – Halaman all

    Cara Jual Minyak Jelantah ke Pertamina, Per Liter Dibanderol Rp 6.000 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  PT Pertamina (Persero), melalui anak usaha PT Pertamina Patra Niaga, membuka program pengumpulan minyak jelantah atau used cooking oil (UCO).

    Program yang dinamakan Green Movement UCO digelar dalam rangka mendukung komitmen perusahaan terhadap energi berkelanjutan.

    Sekaligus penerapan prinsip ekonomi sirkular yang dapat mengurangi limbah rumah tangga sembari mendukung transisi ke energi bersih.

    Mengingat saat ini konsumsi minyak goreng di sektor rumah tangga mencapai 2,66 juta ton per tahun

    Dengan diterapkannya program ini, diharap bisa membawa Indonesia sejalan dengan tren global dalam mendukung pengelolaan limbah UCO.

    Serta mempercepat transisi energi bersih, sambil mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

    Sejak diluncurkan pada 21 Desember 2024, setidaknya sudah ada 1.162 liter minyak jelantah yang ditukarkan ke Pertamina.

    Informasi lebih lanjut mengenai program Green Movement UCO ini, termasuk lokasi UCOllect Box terdekat, dapat diakses melalui aplikasi MyPertamina, situs resmi di https://mypertamina.id/ucollect-green-movement, atau melalui media sosial @mypertamina.

    Cara Jual Minyak Jelantah ke Pertamina

    Bagi masyarakat yang ingin menjual minyak jelantah ke Pertamina bisa langsung mengunjungi tempat khusus yang disebut UCollect Box. 

    Namun sebelum melakukan proses jual beli, masyarakat diimbau untuk mengunduh aplikasi MyPertamina terlebih dahulu.

    Nantinya minyak jelantah yang dikumpulkan di tempat tersebut akan dihargai Rp6.000 per liter.

    Untuk minyak jelantah yang berhasil dijual akan masuk ke dalam bentuk saldo e-wallet masing-masing pembeli.

    Tak hanya saldo, masyarakat juga bisa  mendapatkan tambahan 5 poin di aplikasi MyPertamina untuk setiap liter yang disetorkan. Simak berikut cara jualnya.

    Unduh dan Instal Aplikasi MyPertamina di Google Play Store atau App Store dan pasang di perangkat Anda.
    Buat Akun: Klik menu “Registrasi” pada aplikasi, lalu masukkan informasi yang diperlukan seperti nama lengkap, nomor ponsel, dan PIN keamanan 6 digit.
    Setujui Ketentuan Setelah berhasil membuat akun, centang pernyataan persetujuan dan klik “Lanjut”.

    Pilih Menu: Setelah akun aktif, buka menu “Dari Minyak Jelantah jadi Rupiah” pada aplikasi.
    Pindai QR Code: Klik “Info Lebih Lanjut” dan pilih “Lanjut”.
    Setelah itu, Anda perlu memberikan persetujuan (consent), lalu aplikasi akan mengarahkan ke halaman UCOllect.
    Setorkan Minyak Jelantah ke dalam UCOllect Box yang ada di lokasi terdekat dan pindai kode QR yang tertera di kotak tersebut menggunakan aplikasi MyPertamina.

    Daftar Lokasi UCollect Box Minyak Jelantah Pertamina

    Sejauh ini Pertamina telah menyediakan UCollect Box di enam lokasi, diantaranya :

    Kantor Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat di Jakarta Pusat.
    Rumah Sakit Pertamina Pusat di Jakarta Selatan.
    SPBU 31.401.01 Dago, Bandung.
    SPBU 31.128.02 MT Haryono, Jakarta Selatan.
    SPBU 31.134.02 Kalimalang, Jakarta Timur.
    SPBU 31.153.01 BSD, Tangerang Selatan.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Kadisdagkom Bojonegoro: Kenaikan Harga LPG 3 Kilogram Masih Terjangkau

    Kadisdagkom Bojonegoro: Kenaikan Harga LPG 3 Kilogram Masih Terjangkau

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Kadisdagkom) Pemkab Bojonegoro Sukaemi menyebut, kenaikan harga LPG subsidi 3 Kg masih terjangkau. Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG melon itu naik dari Rp 16 ribu menjadi Rp 18 ribu.

    Kenaikan harga LPG 3 Kg sebesar Rp2 ribu itu sehingga tidak akan mempengaruhi daya beli masyarakat. “Insyaallah masyarakat masih menjangkaunya,” ujar Sukaemi, Rabu (15/1/2025).

    Penerapan kenaikan harga LPG Subsidi 3kg itu sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024 tentang Harga Eceran Tertinggi Liquiefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram di Provinsi Jawa Timur.

    Sementara Communication Relation Officer Pertamina Patra NIaga Regional Jatimbalinus, Mutiara Evy Junita mengatakan, meski ada perubahan harga pihaknya mengaku siap menyalurkan sesuai dengan kebijakan dan kuota yang ditetapkan pemerintah.

    “Pada dasarnya Pertamina siap menyalurkan sesuai dengan kebijakan dan kuota yg ditetapkan Pemerintah,” ujarnya. [lus/aje]

  • Peringati Bul an K3, Pertamina Patra Niaga Sumbagut luncurkan layanan HOSS

    Peringati Bul an K3, Pertamina Patra Niaga Sumbagut luncurkan layanan HOSS

    Sumber foto: Diurnawan/elshinta.com.

    Peringati Bul an K3, Pertamina Patra Niaga Sumbagut luncurkan layanan HOSS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 14 Januari 2025 – 15:23 WIB

    Elshinta.com – Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara menggelar acara Opening Ceremony Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tahun 2025, mengangkat tema `Skilled, Safe, Sustainable` dibuka secara resmi oleh Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Freddy Anwar, pada Senin (13/1) di Medan.

    Dalam sambutannya Freddy Anwar menegaskan, pentingnya peringatan bulan K3 secara rutin diadakan sebagai momentum Pertamina Patra Niaga Sumbagut untuk meningkatkan budaya Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), upaya menciptakan operasional yang aman dan berkelanjutan.

    “Rangkaian peringatan bulan K3 ini tentu kita harapkan akan menjadi langkah konsisten kita dalam penerapan aspek K3 HSSE secara berkelanjutan. Untuk itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dijunjung tinggi ini kami harapkan dapat mendorong aspek keselamatan dan juga kinerja dari setiap pekerja Pertamina yang bekerja di area operasinya agar energi dapat selalu tersalurkan ke Masyarakat,” ucap Freddy, Senin (13/1).

    Freddy juga menambahkan bahwa bulan K3 sendiri bukan semata-mata hanya diperingati tiap tahunnya saja, namun juga harus diaplikasikan pada praktik kehidupan sehari-hari.
     
    “Pada akhirnya, dengan adanya agenda rutin K3 ini para pekerja maupun mitra kerja semakin menyadari pentingnya aspek HSSE dan semakin bertambah tingkat keahliannya dalam menghadapi keadaan darurat,” tambahnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Diurnawan, Selasa (14/1). 

    Region Manager HSSE (Health, Safety, Security, Environment) Sumbagut, Harris Siantoro mengatakan, bulan K3 di Pertamina Patra Niaga Sumbagut akan berlangsung pada Januari – Februari dengan rangkaian kegiatan seperti HSSE Compliance League, Safetyman Competition, First Aider, Safetyman & Operation SPBU, Safety for Kids, Safety for PWP (Persatuan Wanita Patra), Driving Behavior Monitoring, Lomba Video SPBE, HSSE Goes to School, Bimbingan Teknis HSSE, serta HSSE Warrior.

    Menurutnya, kegiatan ini nantinya tidak hanya melibatkan pekerja internal, tetapi juga mitra kerja, keluarga, serta masyarakat sekitar, guna membangun dan mengingatkan kesadaran kolektif tentang pentingnya penerapan K3 di semua sektor.

    “Rangkaian peringatan bulan K3 diharapkan dapat menjadi langkah konsisten dalam penerapan K3 HSSE secara berkelanjutan untuk mencapai zero accident di lingkungan kerja perusahaan.”, ujarnya.

    Dalam menyemarakkan bulan K3 tahun ini, pihaknya juga telah meluncurkan layanan HOSS atau “HSSE One Stop Service” yang merupakan peningkatan layanan dan dukungan kepada stakeholders HSSE.

    Layanan ini akan mengintegrasikan seluruh proses, mulai dari konsultasi mengenai hazard dan risiko, CSMS (Contractor Safety Management System), pelatihan bagi operator lembaga penyalur di wilayah Medan, penerbitan HSSE Passport, hingga penerbitan izin kerja. Dengan demikian, customer HSSE akan mendapatkan pelayanan secara menyeluruh hanya dengan datang ke satu tempat.

    “Lewat layanan ini, sekaligus bisa melakukan transfer knowledge, edukasi, induksi, pemantauan Fit to Work serta monitoring database pekerja khusus yang berada di area dengan resiko tinggi,” ujar Harris. 

    Sumber : Radio Elshinta