Pertamina Patra Niaga Pasok 100 MB BBM ke Vivo
BUMN: Pertamina Patra Niaga
-

Pertamina Patra Niaga pasok 100 ribu barel BBM ke SPBU Vivo
Jakarta (ANTARA) – Pertamina Patra Niaga memasok 100 ribu barel bahan bakar minyak (BBM) ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Vivo, sebagai penerapan dari kesepakatan proses Business to Business pemenuhan pasokan BBM.
“Penyaluran pasokan BBM untuk BU Swasta Vivo ini sebanyak 100 ribu barel (MB) yang akan digunakan untuk SPBU-SPBU Vivo, setelah sebelumnya pada tahap pertama juga telah disalurkan pasokan BBM kepada PT APR (BP-AKR) sebanyak 100 MB,” ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Senin.
Langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk pemenuhan pasokan BBM bagi badan usaha swasta yang sudah kehabisan kuota impor.
Berdasarkan komitmen menjaga pasokan BBM untuk masyarakat, transparansi, serta sejalan dengan praktik Good Corporate Governance (GCG), Pertamina Patra Niaga membantu Vivo mendapatkan pasokan BBM sehingga dapat kembali mendistribusikan energi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Roberth menegaskan bahwa kolaborasi dengan badan usaha swasta ini menjadi bukti nyata bahwa menjaga energi adalah kerja bersama, demi ketahanan energi nasional.
Proses kolaborasi dalam membantu pasokan badan usaha swasta ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang menjunjung tinggi mekanisme compliance dan governance secara Business to Business (B2B).
Proses negosiasi dari sisi jumlah kebutuhan berdasarkan volume permintaan, pelaksanaan tender supplier yang dilakukan dengan aspek GCG dan konfirmasi berulang dengan Vivo, pelaksanaan join surveyor, sampai dengan mekanisme open book untuk negosiasi aspek komersial dilaksanakan, hingga akhirnya proses bongkar dilaksanakan dan diterima Vivo untuk disalurkan kepada masyarakat.
Komoditi BBM yang dipasok kepada Vivo ini, kata dia, telah memenuhi seluruh persyaratan dari Vivo sebagai bentuk komitmen tindak lanjut atas arahan pemerintah.
“Bagi kami pemenuhan energi untuk masyarakat adalah prioritas utama, energi adalah penggerak produktivitas kehidupan masyarakat. Kami akan terus berupaya memastikan pasokan BBM tetap aman, berkualitas, dan mudah dijangkau oleh masyarakat demi ketahanan energi nasional,” kata dia.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4147142/original/081559900_1662368602-bbm.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
SPBU Vivo Pulih, Stok BBM Revvo 92 Kembali Dijual Usai Ada Kesepakatan dengan Pertamina
Pemulihan stok BBM di SPBU Vivo erat kaitannya dengan adanya negosiasi pembelian BBM yang melibatkan Pertamina Patra Niaga. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, sebelumnya sempat menyampaikan informasi mengenai negosiasi tersebut.
Laode menyebut bahwa badan usaha pengelola SPBU Vivo mendekati kesepakatan untuk membeli bahan bakar minyak dengan volume yang cukup besar.
“Awalnya juga kan Vivo sudah minta 100 ribu barel. Harusnya, ini belum diputus, harusnya ya sama,” ujar Laode ketika ditemui di Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Isu kelangkaan BBM memang menjadi tantangan bagi sejumlah SPBU swasta. SPBU Vivo mengalami kelangkaan BBM pada pertengahan Oktober, menyusul SPBU Shell dan British Petroleum (BP) yang telah mengalami masalah stok serupa sejak pertengahan Agustus.
Untuk diketahui, pada Jumat (26/9/2025), Pertamina Patra Niaga sempat menjalin sebuah kesepakatan jual beli base fuel (bahan bakar murni) dengan PT Vivo Energy Indonesia. Dalam perjanjian awal, Vivo menyetujui pembelian 40 ribu barel base fuel dari total 100 ribu barel yang diimpor oleh Pertamina.
-

SPBU Vivo mengumumkan BBM jenis Revvo 92 kembali tersedia
Kabar gembira! Yang ditunggu sudah kembali! Kini, BBM Revvo 92 sudah tersedia kembali di SPBU Vivo secara bertahap mulai hari ini.
Jakarta (ANTARA) – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo mengumumkan bahan bakar minyak (BBM) RON 92, yakni Revvo 92, kembali tersedia setelah mengalami kelangkaan pada pertengahan Oktober 2025.
“Kabar gembira! Yang ditunggu sudah kembali! Kini, BBM Revvo 92 sudah tersedia kembali di SPBU Vivo secara bertahap mulai hari ini,” tulis manajemen Vivo melalui akun instagram resminya yang bernama pengguna spbuvivo, dikutip dari Jakarta, Minggu.
Manajemen Vivo juga mencantumkan tautan s.id/stokbbmvivo bagi para pelanggan yang ingin memeriksa ketersediaan produk BBM di SPBU Vivo.
Pulihnya ketersediaan BBM RON 92 di SPBU bernuansa biru tersebut, menyusul pernyataan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman yang menyampaikan badan usaha pengelola SPBU Vivo mendekati kesepakatan untuk membeli bahan bakar minyak dari Pertamina Patra Niaga dengan volume sekitar 100 ribu barel.
“Awalnya juga kan Vivo sudah minta 100 ribu barel. Harusnya, ini belum diputus, harusnya ya sama,” ujar Laode ketika ditemui di Jakarta, Jumat (7/11).
SPBU Vivo mengalami kelangkaan BBM pada pertengahan Oktober, menyusul SPBU Shell dan British Petroleum (BP) yang telah mengalami kelangkaan BBM sejak pertengahan Agustus.
Pada Jumat (26/9), Pertamina Patra Niaga menjalin sebuah kesepakatan jual beli bahan bakar murni (base fuel) dengan PT Vivo Energy Indonesia (Vivo).
Dalam kesepakatan tersebut, termaktub persetujuan Vivo ihwal pembelian 40 ribu barel base fuel dari 100 ribu barel yang diimpor oleh Pertamina Patra Niaga.
Akan tetapi, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, di Jakarta, Rabu (1/10), diungkapkan bahwa Vivo membatalkan kesepakatan tersebut karena temuan etanol sekitar 3,5 persen pada hasil uji lab base fuel.
Kemudian, pada Senin (6/10), Pertamina Patra Niaga mengatakan PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR)-AKR Corporindo Tbk (pengelola SPBU BP) sepakat menindaklanjuti kerja sama impor bahan bakar minyak (BBM) ke pembicaraan yang lebih teknis.
Hasilnya, stok BBM di SPBU swasta berangsur-angsur mulai pulih, dengan SPBU BP yang kembali menjual BP 92 sejak akhir Oktober, dan kini Vivo menyusul pemulihan stok BBM.
Pada sisi lain, BBM di SPBU Shell masih belum tersedia.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
Waspadai Cuaca Ekstrem, Pertamina Perlu Perkuat Armada Distribusi BBM
Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dinilai perlu memperkuat skenario mitigasi dalam menjaga keamanan pasokan dan kelancaran distribusi bahan bakar minyak (BBM) di tengah cuaca ekstrem menjelang akhir tahun.
Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Abra Talattov mengatakan, cuaca ekstrem seperti hujan lebat, gelombang tinggi, hingga potensi terhambatnya transportasi darat dan laut menjadi ancaman utama distribusi energi pada akhir tahun ini. Terlebih, terdapat potensi meningkatnya permintaan seiring periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Abra lantas menguraikan sejumlah langkah mitigasi yang perlu diperkuat Pertamina. Pertama, menambah stok dan buffer di titik kritis.
“Pertamina harus memastikan ketersediaan stok 10–15 hari di terminal BBM dan SPBU yang berada di jalur mobilitas utama, kawasan wisata, serta wilayah rawan cuaca buruk. Hal ini untuk mengantisipasi permintaan yang melonjak maupun potensi keterlambatan armada distribusi,” ujar Abra kepada Bisnis, dikutip Sabtu (22/11/2025).
Kedua, menjamin keandalan armada distribusi, terutama di Indonesia timur. Abra menuturkan, wilayah Indonesia timur rawan gelombang tinggi sehingga membutuhkan kesiapan khusus.
“Keandalan kapal tanker harus dijamin. Jika transportasi laut terganggu, harus ada alternatif diversifikasi moda distribusi,” jelasnya.
Ketiga, memperkuat layanan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), termasuk menyiapkan SPBU mobile. Abra mengingatkan agar Pertamina menambah SPBU mobile seperti pada musim mudik Lebaran. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi kepadatan di rest area atau jalur wisata.
Keempat, layanan 24 jam di titik rawan macet. Abra menyebut, pada masa libur Nataru ada potensi kendaraan terjebak macet dan kehabisan bensin di tengah jalan. Oleh karena itu, Pertamina harus sigap.
“Ada potensi kendaraan kehabisan BBM di tengah kemacetan. Jadi layanan siaga dan jemput bola harus disiapkan, terutama di jalur tol,” katanya.
Sementara itu, Pertamina telah membentuk Satuan Tugas Natal 2025 dan Tahun Baru 2025 atau Satgas Nataru yang aktif mulai 13 November 2025 hingga 11 Januari 2026.
Jaffee Arizon Suardin, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, sekaligus Dewan Pengarah Satgas Nataru 2026 mengungkapkan bahwa keberadaan Satgas Nataru menjadi bukti nyata komitmen Pertamina untuk menghadirkan pelayanan terbaik dengan empati. Namun, tetap profesional.
“Pertamina harus melayani masyarakat dengan hati. Pertamina ingin memastikan seluruh kebutuhan energi mulai dari BBM, LPG, hingga energi lainnya dapat tersedia dengan baik untuk masyarakat,” ujarnya.
PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading yang menjalankan lini bisnis distribusi dan pemasaran energi, telah menyiagakan 117 terminal BBM (TBBM), 43 terminal LPG (TLPG), dan 72 depot pengisian pesawat udara (DPPU) dalam kondisi siap beroperasi penuh.
Selain itu, upaya penguatan juga dilakukan melalui peningkatan stok operasional di lokasi-lokasi yang berpotensi mengalami lonjakan permintaan, konsinyasi stok di daerah rawan, serta peningkatan keandalan alat laboratorium untuk memastikan kualitas produk. Pengawasan mutu di SPBU pun dilaksanakan secara rutin agar tidak terjadi penyimpangan kualitas (off-specification).
Untuk memastikan layanan pada masyarakat, Pertamina Patra Niaga juga menyediakan layanan energi pendukung di jalur potensial, yakni jalur tol, jalur wisata dan jalur lintas utama. Layanan energi di antaranya terdiri atas 1.866 unit SPBU yang beroperasi selama 24 jam sehari, 57 titik layanan BBM dan Kiosk Pertamina Siaga, serta 188 unit Motorist/Pertamina Delivery Service sebagai upaya cepat tanggap Pertamina menghampiri konsumen apabila dibutuhkan.
Di samping itu, Pertamina juga telah menyiagakan 1.819 Pertamina Delivery Service Bright Gas, serta 6.154 agen LPG. Pertamina juga menyediakan 209 unit mobil tangki BBM yang standby di sekitar SPBU, serta 26 unit Serambi MyPertamina atau lokasi beristirahat yang bisa digunakan masyarakat kala lelah berkendara.
-

Bahlil pastikan stok cadangan BBM cukup hingga 18 hari
“Saya harus meyakinkan bahwa sampai dengan hari ini stok BBM kita aman, cadangan kita di angka 18 hari, minimalnya itu kan 18 hari sampai dengan 19 hari dan clear,”
Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia memastikan stok cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional berada pada level aman untuk 18 hari.
“Saya harus meyakinkan bahwa sampai dengan hari ini stok BBM kita aman, cadangan kita di angka 18 hari, minimalnya itu kan 18 hari sampai dengan 19 hari dan clear,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Bahlil mengatakan dengan kondisi tersebut, pasokan BBM bagi masyarakat dipastikan tetap tersedia meskipun sejumlah SPBU swasta tidak menjalankan penjualan bensin.
“Artinya, sahabat-sahabat saya, pelaku usaha swasta sekalipun tidak menjalankan penjualan bensin khususnya, tetapi alhamdullilah rakyat kan tetap tersedia barang-barang yang dibutuhkan,” ucap dia.
Lebih lanjut Bahlil menjelaskan koordinasi dalam skema bisnis-ke-bisnis (B2B) antara badan usaha pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta dan Pertamina telah dilakukan, termasuk pembahasan mengenai ketersediaan BBM yang beredar di pasaran.
Dalam koordinasi tersebut, kata dia, perusahaan-perusahaan swasta dipersilakan menjalankan kolaborasi sesuai mekanisme yang berlaku.
“Kan konsep B2B sudah dilakukan, tadi juga saya rapat sama Pertamina. Silakan saja secara B2B dikolaborasikan dengan baik,” kata dia.
Diketahui, SPBU swasta BP AKR telah membeli base fuel (bahan bakar murni) dari Pertamina Patra Niaga pada akhir Oktober 2025.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, mengatakan selain BP AKR, SPBU swasta lainnya yaitu Vivo juga mendekati kesepakatan untuk membeli bahan bakar minyak dari Pertamina Patra Niaga dengan volume sekitar 100 ribu barel.
Di sisi lain, saat ini negosiasi dengan Shell masih berproses. Laode pun mengungkapkan akan bertemu dengan Shell untuk membahas soal kesepakatan BBM.
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Update Lokasi SPBU Swasta yang Ada Stok Bensin RON 92
Jakarta –
Beberapa SPBU swasta mengalami kekosongan stok bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin. Namun, kini SPBU swasta sudah ada yang memiliki stok bensin. Ini lokasinya.
BP, Shell, dan Vivo sempat mengalami kelangkaan stok bensin. Dari ketiga perusahaan SPBU swasta tersebut, sejauh ini baru BP yang mulai menyediakan stok bensin. Sekarang, BP sudah mulai menjual bensin BP 92 di sejumlah SPBU di Jabodetabek dan Jawa Timur.
Namun, tidak semua SPBU BP memiliki stok bensin RON 92. Menurut informasi di akun Instagram resmi BP Indonesia, untuk sementara BBM BP 92 hanya tersedia di SPBU tertentu.
Dikutip dari situs resmi BP, Rabu (20/11/2025), berikut lokasi SPBU BP yang sudah ada stok bensin RON 92:
JakartaCitra PalemKalideresPluit IndahBekasiBogorTangerangAsterra West BSDPuspitek RayaMalangProbolinggoRest Area KM 819ARest Area KM 833BSurabayaHR MuhammadKertajaya Indah.
Untuk harganya, BP 92 saat ini dijual seharga Rp 12.680 per liter. Harga itu berlaku di Jabodetabek dan Jawa Timur.
Sementara itu, berdasarkan situs resminya, Vivo dan Shell belum menyediakan bahan bakar jenis bensin. Shell mengatakan, saat ini mereka belum mencapai kesepakatan business-to-business (B2B) terkait aspek komersial untuk pasokan base fuel dari Pertamina Patra Niaga. Pembahasan B2B terkait pasokan impor base fuel masih terus berlanjut.
“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya agar produk BBM jenis bensin dapat tersedia kembali di jaringan SPBU Shell sesuai dengan standar keselamatan operasional, prosedur dan pedoman pengadaan BBM, serta standar bahan bakar berkualitas tinggi Shell secara global,” demikian dikutip dari akun Instagram Shell.
(rgr/din)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3232913/original/007192400_1599631839-Foto_01.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pelaku Usaha Kini Bisa Lebih Mudah Buka Bisnis di SPBU Pertamina
Liputan6.com, Jakarta Pertamina Patra Niaga membuka peluang bagi brand yang ingin mengembangkan bisnis di jaringan SPBU Pertamina dengan lebih mudah. Perusahaan menjadikan SPBU sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kemudahan diberikan di mana melalui platform Brightspace di https://brightspace.pertamina.com, brand memilih lokasi potensial serta mengembangkan bisnis di jaringan SPBU Pertamina.
Hal ini diperkenalkan pada ajang Bright Connect 2025 sebagai ajang temu bisnis yang mempertemukan tenant, brand partner, pelaku industri, dan calon mitra strategis dalam ekosistem Non-Fuel Retail (NFR).
Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga, Eko Ricky Susanto, menyampaikan bahwa SPBU Pertamina kini berkembang menjadi growth hub yang relevan dengan kebutuhan konsumen serta membuka ruang pertumbuhan bagi pelaku usaha.
Menurutnya, kehadiran Brightspace melengkapi langkah tersebut dengan menyediakan akses lebih luas bagi brand untuk masuk dan tumbuh bersama di jaringan luas SPBU yang dimiliki Pertamina.
“Kita saat ini sedang menyaksikan transformasi besar di jaringan SPBU Pertamina. SPBU bukan lagi sekadar fuel stop, SPBU kini adalah growth hub, titik di mana pelanggan, brand, dan inovasi bertemu. Kami ingin memastikan bahwa SPBU menjadi destinasi yang memberikan pengalaman baru bagi pelanggan, sekaligus menjadi ruang tumbuh bagi para pelaku usaha. Inilah babak baru perjalanan kita, menjadikan SPBU sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan gaya hidup,” tutur Eko Ricky.
Eko Ricky mengatakan bahwa keberhasilan ekosistem NFR hanya dapat tercapai melalui kolaborasi yang kuat antara Pertamina dan seluruh tenant (pelaku usaha). Dengan keterhubungan layanan lintas kategori bisnis dan inovasi, SPBU menjadi rumah bersama bagi bisnis untuk berkembang berdampingan.
“Inilah kekuatan terbesar kita yaitu ekosistem NFR. Satu jaringan SPBU, namun di dalamnya hidup berbagai kategori bisnis mulai dari F&B, retail, layanan mobilitas, laundry, hingga EV charging. Setiap kategori saling menguatkan, setiap mitra saling mendukung, dan setiap inovasi menciptakan nilai baru bagi pelanggan. Together, we grow stronger as one ecosystem. Pertamina Patra Niaga adalah rumah besar bagi semua brand untuk tumbuh berdampingan,” tambahnya.
Sebagai salah satu tenant yang telah lama bermitra dengan SPBU Pertamina, Kebab Turki Baba Rafi melihat kolaborasi ini sebagai bagian penting dalam menjaga keberlanjutan operasional mereka, terutama pada masa-masa penuh tantangan. CEO Baba Rafi Enterprise, Hendy Setiono, mengatakan bahwa kehadiran outlet Kebab Turki Baba Rafi di SPBU membantu bisnisnya bertahan dan kembali tumbuh.
“Kebab Turki Baba Rafi telah bermitra bersama SPBU Pertamina selama 10 tahun sejak 2015, kami ingat sekali tantangan yang kami lalui saat pandemi di mana kami harus menutup lebih dari setengah gerai. Kami bersyukur salah satu yang membantu kami adalah unit-unit outlet yang berada di SPBU Pertamina karena outlet kami beroperasi secara outdoor sehingga memungkinkan online delivery dan itu membantu sekali traffic dari transaksi penjualan kami. Selain itu, posisi outlet yang strategis di SPBU membuat visibilitas brand kami semakin terlihat. Adanya solusi Bright Connect ini akan mempermudah kami dalam melakukan ekspansi outlet di jaringan SPBU Pertamina ke depan,” jelas Hendy.
Sementara itu, Kopi Kenangan sebagai representasi tenant generasi baru juga melihat kemitraan dengan Pertamina sebagai peluang untuk menjaga konsistensi pertumbuhan jaringan gerai. AVP of Real Estate Kopi Kenangan, Yulianawati, mengatakan bahwa kehadiran Kopi Kenangan di SPBU Pertamina membuka peluang ekspansi yang lebih cepat berkat lokasi SPBU yang strategis dan dekat dengan mobilitas pelanggan sehari-hari.
“Sejak awal kami bergabung dengan Pertamina, kami memang ingin menjaga konsistensi pertumbuhan, dan banyaknya titik SPBU Pertamina sangat membantu kami menambah jumlah toko di seluruh Indonesia karena lokasi SPBU yang strategis. Untuk konsep di SPBU sendiri kami menerapkan model drive and go, mengikuti mobilisasi pelanggan sehingga mereka bisa mendapatkan Kopi Kenangan dengan lebih mudah,” ucap Yulianawati.
-

Pertamina Ungkap Kabar Terbaru soal Gabungkan 3 Anak Usaha
Jakarta –
PT Pertamina (Persero) mengungkap kabar terbaru terkait penggabungan tiga anak usaha yakni PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan PT Pertamina International Shipping (PIS). Penggabungan ditargetkan terlaksana tahun depan.
Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina Agung Wicaksono mengatakan proses penggabungan ini sedang dalam tahap pengkajian di internal perusahaan.
“Sebagai contoh, siang hari ini kami akan melanjutkan pembahasan dengan dewan komisaris untuk mendapatkan persetujuan atas detail teknis yang dilakukan dengan target persiapan go live-nya di tahun 2026,” katanya dalam RDP dengan Komisi VI DPR, Rabu (19/11/2025).
Agung mengatakan, Pertamina juga sedang melakukan konsolidasi terhadap empat sektor bisnis yang bukan pada inti bisnis Pertamina yakni minyak dan gas. Pertama, Pertamina Bina Medica IHC yang memiliki bisnis rumah sakit. Prosesnya saat ini tengah dilakukan pengkajian oleh Danantara.
Kedua yakni sektor perhotelan yang dimiliki oleh PT Patra Jasa ke PT Hotel Indonesia Natour (HIN). Progres konsolidasi ini masih dalam tahap kajian yang dikoordinir oleh HIN.
Ketiga, konsolidasi maskapai penerbangan Pelita Air Service (PAS) ke Garuda Indonesia.
“Dan terakhir adalah di sektor asuransi juga sedang dilakukan kajian implementasi konsolidasi perusahaan-perusahaan asuransi BUMN yang ada yang dipimpin oleh IFG sebagai holding BUMN asuransi, dan secara bertahap ini bukan hanya Pertamina tapi banyak sekali berbagai perusahaan asuransi di ekosistem BUMN yang akan dikonsolidasikan,” katanya.
(acd/acd)
-
Pertachem dan Pupuk Kaltim Sepakati Jual-Beli Soda Ash Produksi Lokal
Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Petrochemical Trading (Pertachem), salah satu entitas usaha dalam Group PT Pertamina Patra Niaga, bekerja sama dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terkait jual beli produk Soda Ash di pasar domestik.
Kesepakatan yang dituangkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) ini demi memperkuat rantai pasok industri kimia nasional dan mendukung upaya kemandirian bahan baku dalam negeri. Ini khususnya untuk kebutuhan industri kaca, deterjen, dan pengolahan air.
Produk Soda Ash dari Pupuk Kaltim juga akan disalurkan untuk mendukung kebutuhan sektor energi seperti Pertamina Hulu Rokan.
Pupuk Kaltim sendiri saat ini tengah membangun pabrik Soda Ash pertama di Indonesia dengan kapasitas 300 ribu ton per tahun serta produk samping Ammonium Chloride sebesar 300 ribu ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada Maret 2028.
Hadirnya fasilitas ini akan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan pasokan Soda Ash domestik yang berkelanjutan sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Petrochemical Trading (Pertachem), Oos Kosasih, dan Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), Gusrizal.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Pertachem Oos Kosasih menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat sinergi antar entitas BUMN serta mendukung kemandirian energi dan industri nasional.
“Kolaborasi ini merupakan wujud nyata sinergi antar entitas BUMN untuk memperkuat ekosistem industri petrokimia nasional. Kami optimistis, kerja sama ini tidak hanya memperluas portofolio Pertachem, tetapi juga berkontribusi pada kemandirian bahan baku dalam negeri serta efisiensi rantai pasok nasional,”*ujar Oos Kosasih.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3950884/original/083651300_1646234565-Gedung_Pertamina.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)