BUMN: PDAM

  • MPP Bontang di Jantung Pasar, Inovasi Unik di Kaltim

    MPP Bontang di Jantung Pasar, Inovasi Unik di Kaltim

    Liputan6.com, Bontang – Kota Bontang menghadirkan gebrakan baru dalam dunia pelayanan publik melalui Mall Pelayanan Publik (MPP) yang tak biasa. Berbeda dari kebanyakan MPP yang berdiri di gedung-gedung formal pemerintahan, MPP Bontang justru hadir di tengah hiruk-pikuk Pasar Rawa Indah, menjadikannya satu-satunya di Kaltim yang berlokasi di pasar.

    Inisiatif cerdas ini digagas oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) Kota Bontang untuk membawa kemudahan langsung ke masyarakat. Kepala DPMTSP Kota Bontang, Muhammad Aspiannur, menuturkan bahwa keunikan MPP ini terletak pada lokasinya yang strategis.

    “Kami sengaja memilih pasar sebagai pusat layanan karena di sinilah masyarakat beraktivitas sehari-hari. Ini memudahkan mereka mengurus berbagai keperluan tanpa harus jauh-jauh ke kantor pemerintahan,” ujarnya pada Rabu (12/3/2025).

    Berlokasi di lantai 4 Pasar Rawa Indah, Jalan Ir. H. Juanda, Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan, MPP ini resmi memulai langkahnya dengan soft launching pada 11 Oktober 2022, diresmikan oleh Wakil Gubernur Kaltim.

    MPP Bontang bukan sekadar inovasi lokasi, tetapi juga menjadi pusat layanan terpadu yang menawarkan lebih dari 274 jenis pelayanan dari berbagai instansi. Mulai dari urusan kesehatan, pendidikan, pekerjaan umum, ketenagakerjaan, hingga layanan kepolisian. Termasuk pajak, PDAM, Baznas, dan BUMD BPD Kaltimtara.

    Dengan 38 gerai layanan yang tersedia, masyarakat tak perlu lagi pontang-panting ke berbagai kantor. Benar-benar semua jadi satu dalam satu tempat.

    “Dengan konsep satu pintu, kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan yang cepat, mudah, dan efisien,” tambah Aspiannur.

    Di Kaltim sendiri, MPP Bontang adalah yang ketiga beroperasi setelah Samarinda dan Balikpapan, diikuti Kutai Kartanegara yang baru memulai pada Desember 2022.

    Keberadaan MPP ini bukan tanpa dasar. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 89 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri PAN RB Nomor 92 Tahun 2021, pemerintah daerah didorong untuk menciptakan pelayanan publik yang lebih berkualitas. Komitmen ini diperkuat dengan penandatanganan kesepakatan antara Pemkot Bontang dan Kementerian PAN RB pada 2 Maret 2021, menegaskan tekad untuk menghadirkan transformasi birokrasi yang nyata.

    Tak hanya soal lokasi, MPP Bontang juga mengintegrasikan teknologi digital untuk mempercepat pelayanan. Sistem antrian online memungkinkan masyarakat mengatur jadwal kunjungan, mengurangi waktu tunggu, dan menjadikan proses lebih terorganisir.

    “Kami ingin warga merasakan pelayanan yang tidak hanya dekat, tetapi juga modern dan efisien,” jelas Aspiannur.

    Sebagai pelopor MPP di pasar di Kaltim, kehadiran MPP Bontang di Pasar Rawa Indah menjadi simbol komitmen pemerintah dalam mendekatkan layanan kepada rakyat.

    “Kami berharap ini menjadi langkah besar untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, tidak hanya di Bontang tetapi juga di Kaltim secara keseluruhan,” tuturnya penuh optimisme.

    Dengan lebih dari 270 layanan dalam satu atap, MPP Bontang membuktikan bahwa inovasi sederhana seperti memanfaatkan pasar sebagai pusat layanan bisa memberikan dampak besar. Masyarakat kini memiliki akses yang lebih mudah, cepat, dan terjangkau untuk mengurus segala kebutuhan administrasi.

    Inilah wajah baru pelayanan publik: praktis, inklusif, dan berbasis kebutuhan rakyat.

  • Bontang siagakan 274 jenis layanan publik dalam pasar

    Bontang siagakan 274 jenis layanan publik dalam pasar

    Bontang, Kaltim (ANTARA) – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) Kota Bontang Kalimantan Timur membuka Mal Pelayanan Publik (MPP) untuk menyiagakan 274 macam layanan publik di dalam pasar tradisional.

    “MPP Bontang berfungsi sebagai pusat layanan satu pintu, menyediakan lebih dari 274 jenis layanan dari berbagai instansi baik di lingkup Pemkot Bontang maupun instansi vertikal,” ujar Kepala DPMPTSP Kota Bontang Muhammad Aspiannur di Bontang, Rabu.

    Sebanyak ratusan layanan yang tersedia tersebut mencakup berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, PUPR, ketenagakerjaan, serta layanan dari Polres Bontang, Kantor Pelayanan Pajak, PDAM, Baznas, dan BUMD Bank Pembangunan Daerah Kaltimtara.

    MPP yang berada dalam Pasar Rawa Indah ini terdapat 38 gerai untuk 274 layanan yang tersebar di dalam bangunan MPP sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses berbagai layanan yang diinginkan tanpa harus berpindah-pindah lokasi.

    Keberadaan MPP tidak hanya menjadi pionir dalam pelayanan publik di Kaltim, tetapi juga menjadi yang pertama membuka lokasi yang langsung menyentuh masyarakat.

    Lokasi MPP di lantai 4 Pasar Rawa Indah di Kecamatan Bontang Selatan, dan menjadi satu-satunya MPP yang berada dalam pasar di Kaltim.

    Ia menjelaskan keberadaan MPP ini sudah lama beroperasi, sejak dibuka pada 11 Oktober 2022 oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur hingga kini tetap beroperasi dengan normal untuk memberikan kemudahan dan kecepatan dalam akses layanan publik ke masyarakat.

    “Berbeda dari MPP lain yang biasanya berada di gedung-gedung pemerintah, lokasi MPP Kota Bontang yang strategis di pusat pasar memberikan akses mudah bagi masyarakat yang sering beraktivitas di kawasan tersebut,” kata ia.

    Aspiannur juga mengatakan jika dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Kaltim, MPP Kota Bontang menjadi MPP yang beroperasi ketiga setelah Kota Samarinda dan Balikpapan, kemudian disusul Kabupaten Kutai Kartanegara yang dibuka pada 2 Desember 2022.

    Pembentukan MPP Bontang berlandaskan pada Peraturan Presiden Nomor 89/2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik, bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan publik.

    Mengacu pula pada Peraturan Menteri PAN RB Nomor 92/2021 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Publik, sehingga regulasi ini menjadi pedoman dalam mewujudkan MPP.

    MPP bertujuan sebagai salah satu upaya mempercepat transformasi birokrasi dan memudahkan akses masyarakat terhadap layanan pemerintah.

    Pewarta: M.Ghofar
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • 7
                    
                        Bayang-bayang Bencana dari Tangki Air Raksasa Miring di Permukiman Depok
                        Megapolitan

    7 Bayang-bayang Bencana dari Tangki Air Raksasa Miring di Permukiman Depok Megapolitan

    Bayang-bayang Bencana dari Tangki Air Raksasa Miring di Permukiman Depok
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Pemasangan tangki air raksasa atau
    water tank
    dengan kapasitas 10 juta liter milik PT Tirta Asasta Depok ditolak oleh warga RW 26,
    Kelurahan Mekar Jaya
    , Sukmajaya, Kota Depok.
    Penolakan ini sudah disampaikan melalui unjuk rasa yang berlangsung di depan kantor PT Tirta Asasta Depok pada Selasa, 11 Maret 2025.
    Sejak 2021, warga setempat telah menyuarakan penolakan terhadap proyek water tank raksasa tersebut.
    “Memang dari awal sudah kami lihat tidak ada transparansi dalam pembangunannya. Tiba-tiba sudah berdiri bangunan seperti ini, jadi tidak ada sosialisasi kepada warga,” ujar Catur Banuaji, Ketua RW 26, Selasa.
    Catur menekankan, pihak pengelola tidak memberikan informasi yang jelas mengenai pembangunan.
    Padahal, jarak antara tangki air dan permukiman warga hanya sekitar 6-7 meter. Artinya, warga akan menjadi pihak terdampak pertama jika tangki bermasalah.
    Kekhawatiran warga semakin meningkat ketika mereka melaporkan bahwa fondasi tangki sudah mulai longsor.
    Bahkan terjadi kebocoran tanah yang menyebabkan banjir lumpur di sekitar permukiman.
    “Pondasi itu sudah longsor, ada bocor tanah. Kami juga enggak tahu ada apa, tapi tiba-tiba kebanjiran,” keluh Catur.
    Dengan situasi yang mengkhawatirkan, warga menuntut relokasi
    water tank
    yang direncanakan akan mulai dioperasikan pada pertengahan 2025.
    “Sikap kami masih satu, kami ingin relokasi karena ini enggak layak berada di tengah-tengah permukiman, menolak apa pun kegiatan di atasnya, di
    water tank,
    ” tegas Catur.
    Menanggapi keluhan warga, Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah mengimbau warga untuk mengirim surat resmi kepada Pemerintah Kota (Pemkot).
    “Langkah ini diambil supaya Pemkot dapat mengkaji penghentian sementara pembangunan
    water tank.
    Terlebih,
    water tank
    memang masih dalam tahapan finalisasi,” ungkap Chandra setelah meninjau lokasi.
    Masalah lain yang muncul adalah fakta bahwa
    water tank
    tersebut terkonfirmasi miring sekitar 25 sentimeter.
    Temuan itu berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia (Lemtek UI).
    “Kalau hasil Lemtek UI (kajian penelitian) kemiringannya itu sekitar 25 sentimeter dan ada penurunan fondasi,” kata Chandra.
    Kemiringan ini terjadi karena fondasi tanah yang kurang padat.
    “Memang kata warga itu bekas tanah urukan, dulu orang pernah buang sampah di sana jadi bukan tanah solid. Maka ini akan kita cek semua,” ujar Chandra.
    Sebagai langkah selanjutnya, Pemkot Depok akan melakukan pengkajian ulang dan audit terhadap pembangunan w
    ater tank
    ini dengan melibatkan konsultan ahli independen.
    “Kan sudah ada hasil dari Lemtek UI juga, sudah ada juga konsultasi PDAM. Kalau memang ini perlu, kami akan cari juga jalan tengah dari konsultan independen, nanti kami sama-sama kaji,” terang Chandra.
    Chandra memastikan hasil kajian nantinya akan lebih komprehensif untuk menemukan solusi yang sesuai dengan keluhan warga RW 26, Kelurahan Mekar Jaya, Sukmajaya, Kota Depok.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Emak-emak Geruduk PDAM Depok, Tolak Water Tank Tirta Asasta, Wakil Wali Kota Kasih Solusi Ini

    Emak-emak Geruduk PDAM Depok, Tolak Water Tank Tirta Asasta, Wakil Wali Kota Kasih Solusi Ini

    TRIBUNJAKARTA.COM – Sejumlah emak-emak menggeruduk Kantor PDAM Kota Depok, Jawa Barat pada Selasa (11/3/2025). 

    Mereka menggelar unjuk rasa menolak pembangunan water tank atau tangki berkapasitas 10 juta liter air milik PT Tirta Asasta Depok. 

    Penolakan terjadi karena warga menilai bangunan water tank di Depok itu miring dan membahayakan.

    Maka dari itu, warga meminta tangki air raksasa itu dipindahkan.

    Sembari membentangkan spanduk, sejumlah emak-emak berdiri menyerukan penolakan di depan gerbang kantor PDAM. 

    “Tolak water tank, tolak water tank, tolak water tank,” teriak emak-emak serentak berulang kali.

    Sejumlah petugas sekuriti telah berjaga di sekitar lokasi unjuk rasa. 

    Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah datang ke lokasi untuk merespons adanya penolakan dari warga tersebut. 

    Chandra mengajak pihak PDAM Tirta Asasta dan warga untuk berdiskusi.

    “Tadi masih banyak perdebatan tapi tadi kami berencana untuk silakan warga merekomendasikan konsultan independen untuk sama-sama melihat dari aspek keamanannya bagaimana, seperti yang ditakutkan warga,” ungkapnya di lokasi. 

    Melalui konsultan independen tersebut, diharapkan dapat memberikan jalan tengah bagi warga dan PDAM Tirta Asasta.

    Selain itu, Lembaga Teknologi Fakultas Teknik (Lembek) Universitas Indonesia (UI) juga telah melakukan penelitian terkait keberadaan water tank tersebut.

    “Kalau terkait audit mungkin nanti dengan konsultan, sambil berproses,” ujarnya.

    Saat ini, Pemkot Depok belum dapat memutuskan nasib water tank apakah perlu direlokasi atau tidak karena harus dikaji secara komprehensif.

    “Kemungkinan relokasi ada, kemungkinan tetap di sini juga tetap ada, nanti melalui kajian yang komprehensif dan dibahas bersama-sama antara masyarakat, pemerintah kota dan juga pihak PDAM sendiri,” ungkapnya.

    “Karena sebenarnya apapun itu, yang dilakukan PDAM juga untuk kepentingan masyarakat, kepentingan warga,” ujarnya. 

    Menurut Chandra, dari segi pelayanan PDAM Tirta Asasta sudah terbilang baik.

    Meski demikian, cakupan saluran air PDAM Tirta Asasta perlu ditingkatkan lagi karena sekarang masih menjangkau 21 persen wilayah Kota Depok.

    “Tingkatkan karena cakupan air kita saat ini 21 persen, ini harus kita kejar untuk menjadi 100 persen,” kata Chandra.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Wakil Wali Kota Depok Sidak Water Tank PDAM Miring yang Sempat Diprotes Warga – Page 3

    Wakil Wali Kota Depok Sidak Water Tank PDAM Miring yang Sempat Diprotes Warga – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi Water Tank di Jalan Legong Raya, Sukmajaya, Depok. Hal ini merespons keluhan warga terkait kemiringan bangunan tersebut.

     

     

    Chandra menjelaskan, sidak ini bertujuan untuk melihat langsung pembangunan Water Tank PDAM serta memahami keluhan dan penolakan warga. Ia juga mengunjungi PDAM Tirta Asasta guna mengecek operasional pelayanan dan pembangunan Water Tank.

    “Untuk Water Tank memang ada penolakan warga, khususnya warga dari Perumahan Pesona Depok tadi sudah berdiskusi di lapangan antara kami pihak Pemda, pihak PDAM, dan juga warga,” ujar Chandra kepada Liputan6.com, Selasa (1/3/2025).

    Chandra menjelaskan, pembangunan Water Tank bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air kepada masyarakat. Diketahui cakupan air Kota Depok baru mencapai 21 persen dari kebutuhan masyarakat Kota Depok.

    “Ini harus kita pelajari untuk menjadi 100 persen, kalau di Surabaya sudah 100 persen kenapa Depok nggak bisa?,” jelas Chandra.

    Chandra mengakui, pada diskusi antara warga dengan PDAM Tirta Asasta, terdapat sejumlah perdebatan. Pemerintah Kota Depok mempersilahkan warga untuk merekomendasikan konsultan independen terkait pembangunan Water Tank.

    “Ini untuk sama-sama melihat dari aspek keamanannya bagaimana seperti yang ditakutkan warga,” ucap Chandra.

     

  • PT WTJJ masuk top 3 skor ESG tertinggi di dunia untuk sektor air

    PT WTJJ masuk top 3 skor ESG tertinggi di dunia untuk sektor air

    Sumber foto: Radio Elshinta/ Ari dwi Prasetyo

    PT WTJJ masuk top 3 skor ESG tertinggi di dunia untuk sektor air
    Dalam Negeri   
    Editor: Valiant Izdiharudy Adas   
    Senin, 10 Maret 2025 – 15:58 WIB

    Elshinta.com – PT WIKA Tirta Jaya Jatiluhur (PT WTJJ) mencetak prestasi membanggakan dengan meraih skor ESG (Environmental, Social, and Governance) dari S&P Global. Capaian ini menegaskan komitmen kuat PT WTJJ dalam menerapkan prinsip keberlanjutan dan tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab di seluruh aspek operasionalnya.

    Dalam penilaian terbaru S&P Global, PT WTJJ meraih skor ESG sebesar 52. Capaian ini membawa PT WTJJ masuk dalam top 3 Skor ESG Tertinggi di dunia untuk sektor air (water sector) dan lebih tinggi dari rata-rata industri dengan skor 37. 

    Raihan Skor ESG ini membuat PT WTJJ bersaing dengan perusahaan UK, United Utilities Group PLC yang meraih skor 68 dan Servern Trent PLC yang meraih skor sama dengan PT WTJJ. 

    Selain itu PT WTJJ juga lebih baik dari sejumlah perusahaan air global, seperti American States Water Company (AS) yang meraih Skor 33, dan Manila Water Company Inc (Filipina) dengan Skor 48.

    Untuk diketahui PT WIKA Tirta Jaya Jatiluhur (PT WTJJ) merupakan Badan Usaha Pelaksana dari Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Proyek Strategis Nasional SPAM Regional Jatiluhur I dengan kapasitas 4.750 liter per detik (SPAM KPBU Terbesar di Indonesia berdasarkan Museum Rekor Indonesia). PT WTJJ mengolah air baku dari saluran Bendung Jatiluhur, menjadi air bersih berkualitas air minum untuk dipasok ke PAM Jaya (DKI Jakarta), PDAM Tirta Patriot (Kota Bekasi), PDAM Tirta Bhagasasi (Kabupaten Bekasi), dan PDAM Tirta Tarum (Kabupaten Karawang), yang kemudian didistribusikan kepada masyarakat.

    Direktur Utama PT WTJJ, Rendy Ardiansyah, mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas pencapaian ESG Score perdana perusahaan ini.

    Menurutnya, skor ESG ini merupakan hasil dari kolaborasi, inovasi, dan komitmen konsisten yang telah diterapkan PT WTJJ dalam operasionalnya.

    Selama empat tahun beroperasi, PT WTJJ telah menjalankan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kinerja ESG-nya. Beberapa langkah strategis yang telah diterapkan meliputi pemanfaatan energi terbarukan, efisiensi energi & pengurangan emisi karbon, dan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab. 

    Selain itu, terkait program sosial berkelanjutan, WTJJ telah melakukan inisiatif seperti penanaman pohon, pemberian bantuan alat kesehatan, serta inisiatif sosial lainnya yang berdampak langsung bagi masyarakat.

    Menurut Rendy, keberlanjutan bukan hanya sekadar kepatuhan regulasi, tetapi bagian dari DNA bisnis WTJJ.

    “Kami akan terus mengembangkan berbagai inisiatif keberlanjutan dan tata kelola perusahaan yang baik. Harapannya, PT WTJJ dapat menjadi pemimpin dalam industri air minum yang berkualitas dan berkelanjutan,” lanjutnya.

    Capaian ESG yang positif ini mencerminkan komitmen PT WTJJ dalam menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Skor ini juga menunjukkan bahwa perusahaan terus berupaya meningkatkan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola guna menghadapi tantangan industri di masa depan.

    Seiring dengan meningkatnya perhatian global terhadap ESG dalam pengambilan keputusan investasi, PT WTJJ terus memperkuat posisinya sebagai perusahaan yang mengedepankan prinsip keberlanjutan.

    “Kami percaya bahwa keberlanjutan adalah kunci dalam pengelolaan industri air ke depan. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menjalin sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk investor dan mitra strategis, dalam upaya bersama membangun masa depan industri air yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tutup Rendy. (ADP)

    Sumber : Radio Elshinta

  • Eksekusi di Pulosari Surabaya, Warga Beberkan Kronologi Pembangunan Rumah

    Eksekusi di Pulosari Surabaya, Warga Beberkan Kronologi Pembangunan Rumah

    Surabaya (beritajatim.com) – Sidang gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang diajukan 44 warga Pulosari melalui tim kuasa hukumnya melawan PT Patra Jasa di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya kembali berlanjut.

    Kuasa hukum warga yakni Luvino Siji Samura, SH., MH, Ananta Rangkugo, SH dan Muhammad Ruwanda Sakhya, SH mendatangkan tiga warga untuk menjadi saksi. Mereka adalah Bayu Prianto, Vera Wijayanti, dan Topan Tri Wibowo.

    Di hadapan majelis hakim yang diketuai I Ketut Kimiarsa, banyak fakta terungkap yang diterangkan tiga orang saksi.

    Berdasarkan pengakuan ketiga saksi di muka persidangan, ketika mereka menempati lahan yang dilakukan eksekusi tersebut, pada awalnya berupa lahan kosong yang tidak dikelola sama sekali.

    Saksi Bayu Prianto yang membangun rumah sejak 2010, saksi Topan Tri Wibowo yang membangun rumah sejak 2013 dan saksi Vera Wijayanti yang membangun rumahnya pada tahun 2016. Mereka tidak pernah melihat adanya papan resplang yang bertuliskan tanah ini milik PT. Patra Jasa, atau adanya papan peringatan yang berisi larangan untuk memasuki atau mendirikan bangunan diatas tanah tersebut.

    Ketiga saksi ini di dalam persidangan juga mengaku tidak mengetahui alas hak atau adanya sertifikat yang dimiliki PT. Patra Jasa untuk menguasai tanah tersebut.

    “Jika tanah yang kami tempat itu milik PT. Patra Jasa, harusnya ada papan pengumuman atau papan peringatan sehingga tidak ada seorangpun yang berani mendirikan rumah di atas tanah itu,” ungkap saksi Vera Wijayanti.

    Dihadapan majelis hakim, ketiga saksi ini juga mengaku bahwa sebelum mereka mendirikan rumah diatas tanah tersebut, sudah ada beberapa rumah milik warga yang berdiri dan sudah ditempati.

    Saksi Bayu Prianto yang kelahiran 1973 dan asli warga Pulosari IIIB menjelaskan, kedua orang tuanya sudah memiliki rumah terlebih dahulu di Pulosari Bawah.

    “Orangtua saya asli Pulosari. Awalnya, saya tinggal bersama orangtua. Ketika melihat banyak orang mendirikan rumah di Pulosari Bukit, saya pun ikut ikutan,” papar Bayu Prianto.

    Untuk membangun rumahnya, saksi Bayu Prianto mengaku bahwa semua biaya yang dikeluarkan, murni hasil jerih payahnya sendiri, bukan dibangunkan kedua orangtuanya. Begitu juga dengan rumah yang ditempati Vera Wijayanti dan saksi Topan Tri Wibowo.

    Hal lain yang dijelaskan ketiga saksi dimuka persidangan adalah mengenai Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Rumah yang ditempati ketiga saksi ini tidak pernah dimintakan IMB, baik ke kelurahan maupun kecamatan.

    Meski begitu, pihak kelurahan maupun kecamatan tidak pernah melakukan larangan, menghentikan proses pembangunan rumah ataupun teguran.

    Tiga saksi ini dalam kesaksiannya menjelaskan, bahwa rumah yang mereka bangun dan akhirnya ditempati itu pernah dimohonkan listrik ke PLN dan air ke PDAM.

    Saksi Bayu Prianto dalam kesaksiannya menjelaskan, ketika ia mengajukan ke PLN supaya rumahnya dialiri listrik, pihak PLN terlebih dahulu melakukan survey.

    Begitu selesai survey, tak lama setelah itu, rumahnya pun akhirnya teraliri listrik, begitu juga dengan air PDAM.

    “Jadi, ketika saya mau membangun rumah di Pulosari Bukit, saya terlebih dahulu bertanya ke beberapa warga mengenai syarat untuk membangun rumah disini,” kata saksi Bayu Prianto.

    Bahkan, lanjut saksi Bayu Prianto, dia juga sempat berkonsultasi dengan beberapa sesepuh disana. Begitu dipersilahkan, barulah proses pembangunan rumah dilakukan.

    Saksi Bayu Prianto kembali menjelaskan, ketika rumahnya dibangun, tidak pernah ada teguran, larangan maupun perintah untuk menghentikan pembangunan dari pihak manapun, termasuk dari PT. Patra Jasa.

    Para saksi yang dihadirkan dimuka persidangan ini kemudian menceritakan adanya eksekusi yang dilakukan PN Surabaya ditahun 2018 lalu.

    Ketiga saksi yang diperiksa tidak bersamaan ini kembali bercerita, sejak menempati rumah di Pulosari Bukit, PT. Patra Jasa tidak pernah sekalipun mengunjungi warga, apalagi memberitahukan bahwa lahan yang telah ditempati banyak rumah tersebut akan dieksekusi.

    Begitu pula dengan aparat terkait mulai kelurahan, kecamatan, Satpol PP Kota Surabaya dan pihak internal PT. Patra Jasa, tidak pernah melakukan sosialisasi, pemberitahuan, mengajak musyawarah warga supaya nantinya ketika rencana eksekusi terhadap lahan itu dilakukan, warga pun tahu dan menyadari.

    Saksi Bayu Prianto kepada majelis hakim kembali menerangkan, di tahun 2014 dan tahun 2017, secara tiba-tiba ada surat dari PN Surabaya.

    “Ada surat yang ditujukan ke Suhartono, paman saya adik kandung ibu saya. Surat itu ternyata anmaning. Namun, surat itu tidak digubris paman saya karena merasa tidak memiliki kaitan maupun tidak punya apa-apa di Pulosari Atas,” terang saksi Bayu Prianto.

    Masih berkaitan dengan adanya surat dari PN Surabaya dan akhirnya diketahui jika surat itu adalah Anmaning.

    Saksi Vera Wijayanti juge menjelaskan, di tahun 2014, ada surat dari PN Surabaya yang ditujukan ke Supartam.

    “Yang menerima surat itu adalah Siami ibu kandung saya, putri dari Supartam. Namun hanya satu kali itu saja. Kami tidak tahu apa maksud dari surat PN Surabaya tersebut,” ujar saksi Vera Wijayanti.

    Walaupun pengadilan pernah berkirim surat ke beberapa warga, namun pelaksanaan eksekusi tak pernah diberitahukan ke warga.

    Beberapa warga Pulosari Atas yang merasa tidak ada kaitannya dengan eksekusi, merasa tidak terjadi apa-apa. Mereka pun beraktivitas sebagaimana biasanya.

    Warga pun terlihat panik begitu tim dari pengadilan mulai menghancurkan rumah warga tersebut satu per satu. Bahkan, rumah warga di Pulosari Atas yang sebenarnya tidak masuk dalam obyek sengketa, ikut dirobohkan.

    Saksi Topan Tri Wibowo dimuka persidangan bahkan bercerita, ketika eksekusi itu terjadi, di atas kepalanya sudah ada mesin bego.

    Ia yang hendak menyelamatkan beberapa barangnya bahkan harus berlomba-lomba dengan alat berat yang mulai menghancurkan rumah-rumah warga satu persatu.

    Ditemui usai persidangan, Luvino Siji Samura, SH., MH dan Ananta Rangkugo,.SH secara bergantian menerangkan, dari beberapa saksi yang dihadirkan dipersidangan termasuk tiga warga yang dihadirkan pada persidangan ini, semakin terang benderang, bagaimana sejarahnya tanah itu.

    “Makin nampak ketidakadilan yang dirasakan 44 warga yang rumahnya ikut dirobohkan pada pelaksanaan eksekusi di tahun 2018 lalu,” ungkap Ananta Rangkugo.

    Dalam perkara ini, lanjut Ananta, makin terlihat pula adanya skenario, dugaan rekayasa, yang dilakukan pihak tertentu.

    “Hal itu bisa dilihat dari anmaning baik yang diterima Suhartono maupun Watim di tahun 2014 dan 2017,” terang Ananta.

    Apakah mungkin, lanjut Ananta, Watim yang meninggal tahun 2003, di dalam surat Anmaning itu diberi penjelasan, yang bersangkutan sedang sakit sehingga tidak bisa menandatangani surat-surat.

    Bukan hanya itu. Ananta kembali menjelaskan, hal paling janggal dan terlihat ada kebohongan di perkara nomor 333 tersebut adalah mengenai luasan tanah, baik yang dimiliki Supartam dan Watim.

    Menurut Ananta, berdasarkan data yang ada, Supartam dan Watim tidak memiliki tanah maupun bangunan di Pulosari Atas.

    Namun, di dalam dokumen pengajuan ganti kerugian kepada PT. Patra Jasa, yang ketika itu dikuasakan kepada Badrus dan Ali Sultan Hasibuan, disebutkan bahwa Supartam dan Watim memiliki tanah di Pulosari atas dengan luasan 1300 meter persegi dan 2 ribuan meter persegi.

    Ananta secara tegas menerangkan, perkara ini error in persona. Dan yang lebih tragis lagi, akibat error in persona ini, 415 rumah milik warga Pulosari harus dieksekusi dan dirobohkan. [uci/but]

     

  • Banjir Bekasi Timur Makin Parah: Ketinggian Air Naik dari 60 Cm Jadi 120 Cm
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Maret 2025

    Banjir Bekasi Timur Makin Parah: Ketinggian Air Naik dari 60 Cm Jadi 120 Cm Megapolitan 4 Maret 2025

    Banjir Bekasi Timur Makin Parah: Ketinggian Air Naik dari 60 Cm Jadi 120 Cm
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Ketinggian air di Perumahan Duren Jaya, Kelurahan Duren Jaya, Bekasi Timur, mencapai sekitar 120 sentimeter pada Selasa (4/3/2025) sore.
    Hal ini disaksikan langsung oleh Rio (36), salah seorang warga yang saat ini masih bertahan di lantai dua rumahnya.
    Padahal, kata Rio, pada pukul 05.00 WIB ketinggian air masih berada di kisaran 60-70 sentimeter pada pukul 05.00 WIB.
    “Sekarang tuh airnya sudah semakin naik ya. Kalau sekarang tuh sudah mencapai 120 sentimeter mungkin,” ucapnya saat dihubungi
    Kompas.com,
    Selasa.
    Air mulai masuk ke rumah Rio sekitar pukul 07.30 WIB dan terus meningkat seiring berjalannya waktu.
    “Kalau di jalan sih itu (tinggi air) sudah sedada kali ya. Kalau di dalam rumah bisa sepaha, di atas itu,” ungkapnya.
    Rio menjelaskan, air luapan dari Kali Duren Jaya, yang berlokasi tepat di belakang rumahnya, mengakibatkan ketinggian banjir di perumahan tempat tinggalnya terus meningkat.
    Perumahan Duren Jaya, yang merupakan kawasan tempat tinggal lama dengan perkiraan sekitar 200-300 rumah, kini hampir seluruhnya terendam banjir.
    “Rumah saya termasuk perumahan tua sih ya, karena dari tahun ’90-an, mungkin. Jadi lebih ada di kisaran 200-300 rumah,” tambah Rio.
    Saat ini, Rio bersama mertuanya sedang mengemas barang-barang di rumahnya dan berencana segera mengungsi.
    “Listik dan PDAM juga sudah mati dari pukul 10.00 WIB,” terangnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8 Kecamatan di Depok Terdampak Penghentian Pasokan Air PDAM
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Maret 2025

    8 Kecamatan di Depok Terdampak Penghentian Pasokan Air PDAM Megapolitan 3 Maret 2025

    8 Kecamatan di Depok Terdampak Penghentian Pasokan Air PDAM
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Sebanyak delapan kecamatan di wilayah Kota Depok terdampak penghentian sementara distribusi pasokan air oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Senin (3/3/2025).
    “(Situasi ini) mengakibatkan gangguan pada pelayanan air bersih kepada sejumlah wilayah pelayanan yakni di Kecamatan Beji, Cilodong, Cimanggis, Cipayung, Pancoran Mas, Sukmajaya, Tapos, dan sebagian Kecamatan Sawangan,” kata Direktur Operasional PDAM Tirta Asasta Depok, Sudirman dalam keterangannya, Senin.
    Pasokan air PDAM gangguan karena curah hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor sejak Minggu (2/3/2025) dan membuat Bendung Katulampa berstatus siaga 1 dengan ketinggian 220 sentimeter.
    Setelahnya, debit air yang masuk dari Kali Ciliwung memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi akibat sampah dan lumpur yang mengendap di instalasi pengolahan.
    Sampah dan lumpur itu merupakan bawaan dari air yang mengalir dari luapan Kali Ciliwung.
    “Dengan tingkat kekeruhan air yang tinggi yakni >5000 NTU sehingga tidak dapat diproses sebagai bahan baku air,” ungkap Sudirman.
    Oleh karena itu, pengolahan air menjadi tidak maksimal dan sampai saat ini masih dalam proses pembersihan
    screen
    dan
    maintenance
    pompa.
    Di samping itu, PDAM mencoba mensiasati kendala ini dengan menyediakan tangki air bagi warga terdampak selagi menunggu pengolahan air kembali normal.
    Para pelanggan dapat memperolehnya dengan cara menghubungi 081252559000.
    “Selain itu, pihak kami juga sudah mengupayakan pengiriman air bersih kepada masyarakat terdampak,” ucap Sudirman.
    Terpisah, Direktur Utama PDAM Tirta Asasta Depok Muhammad Olik Abdul Holik memperkirakan pasokan debit air kepada warga akan kembali normal pada Senin (3/3/2025) pukul 16.00 WIB.
    “Pukul 16.00 WIB ya (kembali normal). Kan pengolahan dulu (air yang masuk), habis itu distribusi ke pelanggan,” ucap Olik kepada Kompas.com, Senin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Distribusi Air PDAM di Surabaya Selatan Berpotensi Terdampak, Imbas Pekerjaan Koneksi Pipa

    Distribusi Air PDAM di Surabaya Selatan Berpotensi Terdampak, Imbas Pekerjaan Koneksi Pipa

    Surabaya (beritajatim.com) – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada melalui akun Instagram resminya mengumumkan bahwa akan ada pekerjaan koneksi pipa yang berdampak pada pasokan air di wilayah Surabaya Selatan.

    Warga diharapkan untuk menampung air sebagai langkah antisipasi menghadapi kemungkinan air mengecil atau bahkan tidak mengalir pada Minggu, 23 Februari 2025, mulai pukul 21.00 WIB hingga selesai (estimasi sekitar enam jam).

    Pekerjaan yang dilakukan PDAM Surya Sembada melibatkan koneksi pipa Out Uprating Karangpilang 1 ke Forwarding Utama Karangpilang I. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi distribusi air di Surabaya Selatan dalam jangka panjang.

    Adapun warga di beberapa kelurahan diperkirakan akan mengalami gangguan aliran air. Beberapa daerah yang terdampak antara lain, Warugunung, Sawunggaling, Wiyung, Gunungsari, Lidah Wetan, Jajar Tunggal, Kedurus, Babatan, Pradah Kali, Kendal, dan sekitarnya.

    Bagi warga yang terdampak dan membutuhkan air, PDAM Surya Sembada menyediakan layanan air tangki gratis. Setiap satu tangki dapat digunakan oleh 5-7 kepala keluarga (KK). Warga yang ingin mendapatkan layanan ini dapat menghubungi: Call Center (bebas pulsa 24 jam): 0-800-192-6666 atau WhatsApp Center (Chat Only): 08123316666.

    Untuk pemesanan air tangki gratis, warga diminta untuk berkoordinasi melalui Ketua RT/RW setempat agar pendistribusian dapat berjalan dengan lebih efisien.

    PDAM Surya Sembada meminta masyarakat untuk mempersiapkan tampungan air secukupnya sebelum waktu pekerjaan dimulai guna mengantisipasi gangguan pasokan. Pihak PDAM juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi selama proses. {fyi/suf]