BUMN: PD Pasar Jaya

  • Kerugian Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Ditanggung Asuransi

    Kerugian Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Ditanggung Asuransi

    Diketahui, kebakaran Pasar Induk Kramat Jati yang terjadi pada Senin (15/12/2025) pagi ini telah menghanguskan ratusan kios pedagang.

    Direktur Utama (Dirut) Pasar Jaya Agus Himawan memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun terdata 350 kios hangus terbakar.

    “Total 350 kios (terbakar),” kata Agus.

    Soal dugaan penyebab, Agus enggan untuk berspekulasi. Dia mengatakan, penyelidikan tengah dilakukan oleh pihak kepolisian dan pemadam kebakaran.

    “Kita tunggu penyelidikan dari kepolisian ya pak, kami belum berani menyimpulkan,” jelas dia.

    Sementara itu, Kasi Ops Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Abdul Wahid menambahkan, kerugian akibat kebakaran tersebut sebesar Rp 10 miliar.

    “Luas area terbakar ± 6196 m2, pemilik PD Pasar Jaya, kerugian -+Rp10.000.000.000 miliar,” kata Wahid.

  • Satpol PP Jakbar awasi penjualan hewan penular rabies di Cengkareng

    Satpol PP Jakbar awasi penjualan hewan penular rabies di Cengkareng

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat melakukan pengawasan terhadap penjualan hewan penular rabies (HPR) di Pasar Jaya Cengkareng, Cengkareng Timur, pada Selasa.

    Kepala Satpol PP Jakarta Barat, Herry Purnama mengungkapkan, pengawasan itu dilakukan dalam rangka menegakkan aturan serta memastikan kepatuhan masyarakat dan para pelaku usaha terhadap ketentuan perundang-undangan terkait pengendalian HPR.

    “Untuk melindungi kesehatan masyarakat serta mencegah penyebaran penyakit rabies di wilayah Jakarta Barat,” ujar Herry di Jakarta.

    Pengawasan melibatkan sekitar 42 personel gabungan Satpol PP setempat, pengelola PD Pasar Jaya, Puskesmas, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) serta unsur lainnya.

    Dalam kegiatan ini, kata dia, petugas masuk, lalu keliling pasar membawa pengeras suara sambil membentangkan spanduk terkait sosialisasi pengendalian HPR.

    Kegiatan itu mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 36 Tahun 2025 tentang Pengendalian Hewan Penular Rabies di wilayah DKI Jakarta, khususnya Pasal 27 a.

    “Larangan untuk memperjualbelikan HPR untuk tujuan pangan baik dalam bentuk hewan hidup maupun berupa daging atau produk lainnya baik mentah maupun dalam olahan,” kata dia.

    Kemudian, pada Pasal 27 b yang melarang kegiatan penjagalan atau pembunuhan HPR yang ditujukan untuk tujuan pangan.

    Dalam kegiatan itu, petugas memantau langsung aktivitas perdagangan di pasar, lalu memberikan imbauan kepada para pedagang.

    “Kita lakukan langkah-langkah preventif untuk memastikan tidak ditemukan praktik yang melanggar ketentuan yang berlaku,” ujar dia.

    Melalui pengawasan itu, pihaknya berharap kesadaran masyarakat semakin meningkat dalam mendukung upaya pengendalian rabies serta menciptakan lingkungan yang aman dan sehat di DKI Jakarta khususnya wilayah Jakarta Barat (Jakbar).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dekat Stasiun Lenteng Agung, Pramono Harap Lokasi Baru Pedagang Pasar Barito Ramai Pengunjung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 September 2025

    Dekat Stasiun Lenteng Agung, Pramono Harap Lokasi Baru Pedagang Pasar Barito Ramai Pengunjung Megapolitan 13 September 2025

    Dekat Stasiun Lenteng Agung, Pramono Harap Lokasi Baru Pedagang Pasar Barito Ramai Pengunjung
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan merelokasi Pasar Burung Barito, Jakarta Selatan, ke kawasan Lenteng Agung.
    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung optimistis lokasi baru tersebut akan lebih ramai karena berdekatan dengan Stasiun Lenteng Agung.T
    “Tempatnya dekat banget dengan stasiun kereta. Tempat berhenti banyak orang, sehingga mudah-mudahan pasar burungnya lebih ramai di Lenteng Agung,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat (12/9/2025).
    Pramono menjelaskan, secara hukum Pemprov bisa memindahkan pedagang kapan pun.
    Namun, ia menekankan pentingnya menyiapkan lokasi relokasi yang layak agar pedagang tidak dirugikan.
    Relokasi ini juga menjadi bagian dari rencana penataan kawasan Barito yang akan dijadikan Taman Bendera Pusaka.
    Meski pemerintah sudah menyiapkan rencana, pedagang Pasar Burung Barito menolak dipindahkan sementara ke pasar mana pun yang dikelola Perumda Pasar Jaya.
    “Semua pedagang kalau ditawarkan ke Pasar Jaya tidak ada yang mau. Di mana pun, Mampang kek, Pondok Labu, Mayestik, kalau bentuknya PD Pasar Jaya ini menolak semuanya, enggak ada yang enggak,” ujar Kepala Paguyuban Pedagang Pasar Burung Barito, Karno (64), Senin (4/8/2025).
    Pedagang menilai pasar yang dikelola Pasar Jaya tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
    Selain itu, lokasi alternatif yang dijanjikan di Lenteng Agung juga belum bisa digunakan karena masih berupa lahan kosong.
    Para pedagang menyatakan ingin tetap bertahan di lokasi saat ini yang berada di samping Taman Langsat.
    Selain sudah dikenal luas oleh masyarakat, mereka juga memiliki pelanggan tetap yang setia datang ke Pasar Burung Barito.
    Ke depan, keberhasilan relokasi akan sangat ditentukan oleh kesiapan fasilitas di Lenteng Agung, termasuk aksesibilitas, infrastruktur, dan daya tarik bagi pengunjung baru.
    Pemprov DKI diharapkan mampu menghadirkan solusi yang tidak hanya menata kota, tetapi juga melindungi keberlangsungan usaha para pedagang.
    (Reporter: Ruby Rachmadina | Editor: Akhdi Martin Pratama) 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Operasi pasar murah di Pademangan diserbu warga

    Operasi pasar murah di Pademangan diserbu warga

    reporter arie dwi prasetyo

    DPRD PKB Jakarta Janjikan Rutin Tiap Pekan

    Operasi pasar murah di Pademangan diserbu warga
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 23 Agustus 2025 – 12:15 WIB

    Elshinta.com – Ratusan warga berbondong-bondong memadati Pasar Pademangan Barat, Jakarta Utara, pada Sabtu (23/8/2025) pagi untuk mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau melalui Operasi Pasar Murah yang digagas Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PKB, Hengki Wijaya.

    Acara ini terselenggara berkat kerja sama DPRD DKI Jakarta dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara, PD Pasar Jaya, serta perusahaan swasta minyak goreng. Dalam kesempatan itu, Hengky Wijaya mengatakan operasi pasar murah kali ini, disediakan 2.400 liter minyak goreng dengan harga sesuai HET pemerintah, yakni Rp15.700 per liter, dan 2,5 Ton beras medium dengan kemasan 5 kg seharga Rp50.000.

    “Kegiatan ini kami adakan karena banyaknya aspirasi masyarakat terkait tingginya harga beras dan minyak goreng. Alhamdulillah, antusias warga luar biasa tinggi, bahkan melebihi ekspektasi kami. Karena itu, ke depan kegiatan ini akan kami gelar lebih sering,” ujar Hengki Wijaya.

    Hengky menambahkan operasi pasar murah akan digelar rutin sekali dalam sepekan di lokasi yang berbeda-beda. Program ini pun terbuka bagi seluruh masyarakat yang tinggal di Jakarta, tanpa harus menunjukkan KTP.

    “Siapa saja yang tinggal di Jakarta boleh ikut tujuannya jelas, untuk meringankan beban masyarakat tanpa ada aturan yang mempersulit mereka,” tegasnya.

    Dalam kesempatan itu, Kasudin KPKP Jakarta Utara, Unang Rustanto turut mengapresiasi kegiatan operasi pasar murah tersebut.

    “Pak Hengki sangat peka terhadap kebutuhan masyarakat. Harapan kami, kegiatan ini tidak hanya di Pademangan, tetapi juga menjangkau wilayah lain agar aduan masyarakat bisa kita antisipasi bersama,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala PD Pasar Jaya Pademangan Barat Hikmah Hayati berharap program ini bisa digilir ke pasar-pasar lain agar lebih banyak warga yang terbantu.

    “Alhamdulillah pedagang juga menyambut baik kegiatan ini. Semoga berjalan lancar dan terus berlanjut,” ujarnya

    Sumber : Elshinta.Com

  • Jakarta diprediksi tumbuh hingga 5,4 persen, inflasi tetap terkendali

    Jakarta diprediksi tumbuh hingga 5,4 persen, inflasi tetap terkendali

    Jakarta (ANTARA) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi DKI Jakarta memproyeksi pertumbuhan ekonomi Jakarta pada tahun 2025 berkisar di angka 4,6 persen hingga 5,4 persen, dengan inflasi sebesar 2,5 plus minus 1 persen.

    Pertumbuhan ekonomi Jakarta yang solid, menurut Deputi Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta Iwan Setiawan, bertumpu pada empat kontributor, yakni faktor konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor dan lapangan usaha.

    “Konsumsi rumah tangga didukung daya beli yang relatif lebih berdaya tahan, tingginya sektor formal di Jakarta serta masih tetap maraknya event baik skala nasional maupun internasional,” katanya di Jakarta, Jumat.

    Dari sisi investasi, berlanjutnya pembangunan proyek strategis yang bersifat tahun berjangka, seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, kawasan hunian berbasis transportasi (transit oriented development/TOD), kawasan hunian dan gedung bertingkat turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini.

    Sementara itu, tren membaiknya kinerja ekspor juga diyakini dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini.

    Terlebih, ekonomi negara tujuan utama ekspor seperti Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah yang masih tumbuh kuat pada 2025 diharapkan bisa mendongkrak kinerja ekspor nasional.

    Demikian pula pertumbuhan sektor perdagangan, jasa keuangan, konstruksi, infokom, serta jasa lainnya, diproyeksi akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

    “Mesin pertumbuhan, di Jakarta ada digitalisasi, ada keunggulan infrastruktur. Kami berkeyakinan hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik lagi,” imbuh Iwan.

    Sementara itu, inflasi Jakarta juga diproyeksi masih bisa terjaga sesuai target di angka 2,5 plus minus 1 persen.

    Ia menyoroti salah satu aspek yang perlu jadi perhatian karena sangat mempengaruhi inflasi, yakni komoditas pangan yang tidak stabil (volatile food).

    “Sebetulnya yang perlu dijaga adalah volatile food. Tapi kami yakin Jakarta bisa jaga inflasi sesuai target karena Jakarta mampu mengelola pasokan pangan. Ada Food Station, PD Pasar Jaya. Kalau ini bisa dipertahankan, kita bisa jaga inflasi tersebut,” kata Iwan.

    Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta merilis perekonomian Jakarta tumbuh sebesar 5,18 persen pada triwulan II-2025 yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,12 persen.

    DKI Jakarta juga tercatat menjadi penyumbang tertinggi struktur perekonomian nasional pada triwulan II-2025 yakni sebesar 16,61 persen.

    Pewarta: Ade irma Junida
    Editor: M Razi Rahman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jaksel tawarkan sewa lapak gratis bagi pedagang Barito yang direlokasi

    Jaksel tawarkan sewa lapak gratis bagi pedagang Barito yang direlokasi

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menawarkan sewa lapak gratis selama tiga bulan bagi pedagang di lokasi sementara (loksem) Barito yang direlokasi ke sejumlah pasar di bawah naungan Perumda Pasar Jaya.

    “Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan memberikan penawaran kepada para pedagang Barito untuk memilih lokasi pasar yang diinginkan dengan menggratiskan sewa lapak pasar selama tiga bulan,” kata Wali Kota Jakarta Selatan Muhammad Anwar dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Dia mengatakan penawaran tersebut bertujuan membantu para pedagang tetap dapat mencari nafkah sembari menunggu lokasi usaha di Lenteng Agung selesai dibangun.

    Pihaknya pun menegaskan untuk terus berkomitmen membantu para pedagang mendapatkan tempat berjualan yang layak dan sesuai.

    “Silahkan pedagang pilih pasar mana yang menurut mereka representatif. Selama pasarnya di bawah naungan PD Pasar Jaya, kita akan bantu fasilitasi,” ujar Anwar.

    Tak sekedar pemindahan lokasi, Pemkot Jaksel juga bersedia membantu pedagang untuk memindahkan barang-barang mereka ke lokasi yang diinginkan dengan menggunakan fasilitas dari pemerintah.

    Maka dari itu, dia meminta agar para pedagang berkomitmen dengan perjanjian tertulis yang sudah ditandatangani pada 28 Juli 2025, yang menyatakan bahwa pedagang bersedia secara sukarela mengosongkan kios dengan batas waktu Minggu (3/8) pukul 23.00 WIB.

    “Kemudian, pedagang menyatakan bersedia menunggu proses pembangunan kios-kios di kawasan Lenteng Agung hingga selesai dan siap digunakan untuk berjualan,” ucap Anwar.

    Sebelumya, Pemkot Jaksel telah melakukan sosialisasi dan mengimbau pedagang di loksem Barito agar mengosongkan kios mereka secara sukarela untuk dilakukan penataan.

    Para pedagang kemudian diberikan pilihan lokasi pindah sementara ke sejumlah pasar binaan Perumda Pasar Jaya, antara lain di Mampang, Pondok Indah, Pondok Labu, Tebet Barat, Tebet Timur, Bata Putih dan Kebayoran Lama.

    Relokasi tersebut berkaitan dengan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggabungkan tiga taman di Jakarta Selatan, yakni Taman Leuser, Taman Ayodhya dan Taman Langsat menjadi Taman Utama ASEAN, yang ditargetkan rampung pada Desember 2025.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Perlawanan Pedagang Pasar Barito Tolak Direlokasi ke Tempat Baru
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Agustus 2025

    Perlawanan Pedagang Pasar Barito Tolak Direlokasi ke Tempat Baru Megapolitan 5 Agustus 2025

    Perlawanan Pedagang Pasar Barito Tolak Direlokasi ke Tempat Baru
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan memberikan tenggat waktu hingga Minggu (3/8/2025) kepada para pedagang Pasar Barito untuk mengosongkan kios mereka.
    Namun, sehari setelah tenggat waktu pengosongan, sejumlah pedagang masih beraktivitas seperti biasa. Mereka bersikeras menolak relokasi, baik ke salah satu pasar milik PD Pasar Jaya maupun ke Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
    Salah satunya Yati (60), pemilik warung bakso. Ia sengaja membuka warungnya lebih pagi meski pengunjung sepi sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama pedagang.
    “Untuk memperjuangkan tempat ini, untuk solidaritas juga buat pedagang yang lain, makanya saya buka dari pagi sekalian,” ujar Yati saat ditemui
    Kompas.com
    di lapaknya, Senin (4/8/2025).
    Yati biasanya membuka warung pukul 14.00 WIB. Namun, pada Senin kemarin ia berangkat dari rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, lebih pagi dan sudah berjualan pukul 09.00 WIB.
    “Ada yang ngosongin, rata-rata mereka takut, karena selama mereka dagang enggak pernah ada konflik, tiba-tiba dihadapin sama yang kayak begini, jadinya ya takut, enggak bisa disalahin juga,” ujarnya.
    sebagian besar pedagang memilih bertahan karena mempersoalkan lokasi baru di Lenteng Agung, Jagakarsa, yang masih berupa lahan kosong.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , lahan seluas 7.000 meter persegi itu memang belum dibangun apa-apa. Permukaannya tak rata, hanya menyisakan lantai bekas gedung perkantoran di bagian depan.
    Plang putih besar terpasang di sana, bertuliskan rencana pembangunan Kantor Satpol PP Jagakarsa.
    Sementara itu, bekas bangunan indekos di bagian belakang sudah tak ada. Lahan di bagian bawah masih ditumbuhi rerumputan dan beberapa pohon.
    Di ujung kanan terdapat lapangan olahraga milik warga, sementara di ujung kiri ada kebun yang dirawat ibu-ibu PKK RW 007 Lenteng Agung.
    Oleh karena itu, tak heran apabila pedagang menolak direlokasi ke tempat yang berlokasi di sisi timur Stasiun Lenteng Agung. Mereka juga tak tahu kapan bisa pindah ke sana karena belum adanya bangunan yang bisa mereka gunakan.
    “Harusnya dari sebelum digembar-gembor itu sudah ada pembangunannya, pedagang tinggal ngisi, bukannya masih hutan begitu,” kata Yati.
    Pemkot Jakarta Selatan memberikan sejumlah opsi relokasi sementara untuk para pedagang sembari menunggu pasar baru di Lenteng Agung dibangun, antara lain Mampang Prapatan, Pondok Labu, Pondok Indah, Tebet Barat, Tebet Timur, Bata Putih, dan Kebayoran Lama.
    Namun, setelah meninjau, pedagang menilai fasilitas pasar tersebut kurang memadai, apalagi bagi pedagang lanjut usia (lansia).
    Yati mengatakan, di Pasar Jaya Mampang Prapatan, kios berada di lantai dua, sedangkan toilet hanya di lantai satu. Hal ini dinilai menyulitkan pedagang karena harus mengangkut air melalui tangga ke lantai atas.
    “Minimal toilet lah, supaya enggak susah naik-naik bawa air, di sini kan banyak yang sepuh pedagangnya,” ucap Yati.
    Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Barito, Karno (64), menjelaskan, para pedagang kerap membawa barang berat. Fasilitas berupa tangga dinilai tidak memadai bagi pedagang lansia.
    “Kalau yang sudah disurvei, posisinya itu ada di lantai 2 atau 3. Kalau kayak saya, disuruh angkat-angkat pasir kucing keburu pingsan ya,” tutur Karno.
    Advokat dari Solidaritas Pemasok dan Pedagang Pasar (SP3), Doly Daely, menilai karakteristik Pasar Jaya tidak cocok dengan komoditas pedagang Pasar Barito yang menjual hewan dan perlengkapannya.
    “Di Pasar Jaya itu identiknya kan para pedagang sembako. Bagaimana kami mencampurkan pedagang sembako dengan pedagang burung? Nah itu,” kata Doly.
    Saat pedagang masih beraktivitas, sejumlah petugas Kelurahan Pela Mampang mendatangi kios mereka untuk meminta tanda tangan persetujuan pengosongan.
    Awalnya dua petugas meminta pedagang mengisi nama dan tanda tangan di kertas kosong dengan alasan pendataan. Lalu, mereka menempelkan surat persetujuan pengosongan kios pada toko yang tutup.
    Aksi ini diketahui tim advokat. Bersama pedagang, mereka menolak. Salah satu pedagang bahkan meminta Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menemui mereka.
    “Gubernur belum turun di sini, Pak! Peduliin masyarakat, Pak! Kami UMKM juga!” teriak salah satu pedagang.
    Petugas akhirnya mundur dan menghentikan kegiatan. Surat yang ditempel dicopot pedagang dan tim advokat, lalu disimpan untuk dilaporkan ke Ombudsman karena terdapat kalimat pembongkaran pasar oleh pihak kelurahan di akhir surat itu.
    “(Surat) akan kami laporkan ke Ombudsman,” kata Doly.
    Pedagang berharap relokasi ditunda hingga pasar baru di Lenteng Agung siap digunakan. Namun, mereka ingin tetap berdagang di Pasar Burung Barito karena nilai historis dan popularitasnya.
    Sebagai informasi, relokasi ini berkaitan dengan proyek pembangunan Taman ASEAN atau Taman Bendera Pusaka yang akan menggantikan Pasar Barito. Proyek ini merupakan bagian dari rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperluas ruang terbuka hijau (RTH).
    Taman Bendera Pusaka nantinya akan menggabungkan tiga taman yang sudah ada sebelumnya, yakni Taman Leuser, Taman Ayodhya, dan Taman Langsat. Proyek taman Bendera Pusaka tersebut ditargetkan rampung pada Desember 2025.
    Pemerintah menyebut taman ini akan menjadi ruang publik baru yang ikonik. Saat Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota negara, Taman Bendera Pusaka diharapkan menjadi simbol identitas baru Jakarta sebagai Ibu Kota ASEAN, mengingat gedung Sekretariat ASEAN berada di kawasan tersebut.
    “Jadi, ini adalah untuk menjadikan kawasan Blok M sebagai pusat transportasi dan perbelanjaan, dan yang kedua sebagai City ASEAN. Jadi, rencananya taman itu akan menunjang taman-taman di ASEAN yang ada di wilayah Jakarta Selatan,” kata Walikota Jakarta Selatan, M. Anwar, di Jakarta, Selasa (1/7/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mengunjungi Koperasi Merah Putih di Blok M, Ada Apa Saja?

    Mengunjungi Koperasi Merah Putih di Blok M, Ada Apa Saja?

    Jakarta

    Pemerintah telah meluncurkan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Salah satu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih terletak di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

    Dengan papan nama Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta, lokasinya tak jauh dari sekitar terminal dan Mal Blok M. Tepatnya, di kawasan Blok M Hub.

    Saat pertama kali detikcom menginjakkan kaki ke gerai Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai, rasa dingin menyapa, meskipun terletak di Blok M Hub yang cenderung panas.

    Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai menjajakan aneka macam sembako, seperti beras, Minyakita, gula pasir, susu UHT, tepung terigu, hingga telur. Berbagai macam sembako ini disuplai dari Food Station.

    Untuk harganya, masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Misalnya, untuk beras premium dijual dengan di kisaran harga Rp 73.000-Rp 74.000/5 kg. Untuk HET beras premium Rp 14.900/kg. Tak ketinggalan beras SPHP juga dijual di sini dengan harga Rp 62.500/5 kg.

    Kemudian minyak goreng seperti Minyakita dibanderol dengan harga sesuai HET, yakni Rp 15.700/kg. Lalu, rata-rata gula pasir dibanderol dengan harga Rp 17.000/kg. Harga ini di bawah harga acuan penjualan (HAP) di tingkat konsumen Rp 17.500/kg.

    Adapun aneka makanan ringan juga tak ketinggalan, seperti keripik singkong, bumbu-bumbu instan untuk nasi goreng hingga ayam bumbu. Sebagian besar dipasok dari UMKM. Hal ini dapat dilihat dari kemasan, merek yang dijajakan sekaligus dikonfirmasi oleh petugas koperasi yang sedang berjaga.

    “Kita banyak jual produk UMKM di sini,” katanya kepada detikcom.

    Lalu ada pula lemari pendingin untuk daging-daging segar serta aneka bakso dan seafood. Untuk harganya pun dibanderol bervariasi. Misalnya, daging giling reguler dijual Rp 29.000/500 gram, daging potong rendang premium Rp 75.000/500 gram, daging ayam Rp 29.000/ekor, serta daging giling ayam Rp 30.000/500 gram.

    Petugas mengatakan untuk pasokan daging serta makanan beku sendiri berasal dari kemitraan yang telah disetujui oleh setiap koperasi.

    “Biasanya kita kemitraan untuk pasoknya,” jelas dia.

    Kemudian, dijual juga gas LPG ukuran 3 kg, 5,5 kg, serta 12 kg. Untuk pembelian gas LPG ukuran 3 kg wajib menggunakan KTP dan harganya dibanderol Rp 20.000 per tabung untuk isi ulang. Sementara, pembelian isi ulang gas LPG 5,5 kg Rp 105.000 per tabung dan gas LPG 12 kg Rp 205.000 per tabung.

    Selain dari UMKM, Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai juga bekerja sama dengan PD Pasar Jaya untuk memasok makanan dan minuman lainnya, seperti biskuit, wafer, serta aneka makanan ringan.

    Namun, di Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru belum menyediakan unit bisnis koperasi simpan pinjam. Menurut petugas, hal ini karenakan masih baru berdiri, yakni kurang lebih seminggu.

    “Tapi tidak menutup kemungkinan ke depan akan dibuka,” jelas dia.

    Untuk jam operasionalnya, Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru mulai dari pukul 10.00-17.00 WIB setiap Senin hingga Sabtu. Untuk metode pembayarannya, saat ini sudah bisa melalui QRIS dan uang tunai.

    Tonton juga video “Kopdes Merah Putih Juga Ada di Blok M Lho!” di sini:

    (rea/kil)

  • DKI bakal lakukan “groundbreaking” empat pasar baru bulan depan

    DKI bakal lakukan “groundbreaking” empat pasar baru bulan depan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Jakarta bakal melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) empat pasar baru yang dibangun oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD Pasar Jaya pada bulan depan.

    Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyebutkan pembangunan empat pasar ini sebagai bagian dari realisasi janji politik 100 hari kerja dan fokus pemerintah provinsi (pemprov) untuk memperkuat ekonomi rakyat.

    “Alhamdulillah dari 100 hari kerja, hampir 40 program sudah terpenuhi. InsyaAllah bulan depan akan ada 4 ‘groundbreaking’ pasar dari PD Pasar Jaya,” kata Rano di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Kamis

    Salah satu pasar yang akan dibangun berkonsep modern terpadu dengan hunian berupa rumah susun (rusun) di atasnya. Lokasi tersebut berada di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

    “Cukup besar, bahkan di atas pasar itu ada rumah susun. Di Pasar Minggu yang telah kita siapkan,” kata Rano.

    Selain pasar, Rano juga memaparkan rencana pembangunan infrastruktur lain seperti rumah sakit bertaraf internasional di Cakung hingga beberapa jalan layang (flyover) di titik rawan kemacetan.

    “Kemudian kita juga akan membangun Rumah Sakit Batavia di Cakung, rumah sakit internasional. Kemudian ‘flyover’ di beberapa tempat akan kita lakukan,” katanya.

    Rano berharap seluruh pembangunan ini dapat menjadi fondasi kuat bagi Jakarta di masa transisi. Ia pun berharap pekerjaan itu akan segera dimulai.

    “Kami membangun fondasi besar untuk Jakarta ke depan. InsyaAllah semua pekerjaan ini bulan depan sudah mulai terlihat dan bisa kita saksikan bersama,” kata Rano.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Insiden di Pasar Induk Kramat Jati, BPPKB Banten minta maaf

    Insiden di Pasar Induk Kramat Jati, BPPKB Banten minta maaf

    Jakarta (ANTARA) – Pengurus Badan Pembinaan Potensi Keluarga Besar (BPPKB) Banten meminta maaf terkait insiden yang terjadi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Sabtu (10/5).

    “Kami atas nama pengurus dan anggota BPPKB Banten Unit Pasar Induk yang baru saja dikukuhkan sekitar sebulan lalu meminta maaf atas insiden yang terjadi pada Sabtu malam di Pasar Induk Kramat Jati,” kata Ketua BPPKB Banten Unit Pasar Induk Kramat Jati, Rapiudin.

    Dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu, Rapiudin menjelaskan, secara khusus dirinya juga meminta maaf kepada Kepala Keamanan atau Sekuriti Pasar Induk Kramat Jati, Teguh yang juga purnawirawan Polri.

    “Kami juga meminta maaf kepada Pak Teguh, Kepala Sekuriti Pasar Induk Kramat Jati, atas peristiwa yang tidak mengenakkan tersebut,” katanya.

    Selain itu, dia juga menegaskan bahwa ormas yang dipimpinnya akan selalu tunduk dan taat terhadap aturan yang berlaku.

    Ilustrasi – Kondisi Los C Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, yang tidak layak dan dipenuhi PKL. ANTARA/Handout/am

    Menurut dia, selama ini BPPKB Banten Unit Pasar Induk Kramat Jati selalu bersinergi dengan PD Pasar Jaya selaku pengelola maupun PT Rafik Karya Mandiri (RKM).

    Sebelum insiden tersebut, pihaknya telah menemui pengelola Pasar Induk Kramat Jati untuk menyampaikan permohonan dari para pedagang kali lima (PKL) agar dapat beroperasi, setidaknya mulai pukul 17.00-05.00 WIB.

    “Dalam pertemuan tersebut, pihak pengelola Pasar Induk Kramat Jati belum memberikan keputusan karena masih harus merapatkan hal tersebut dengan jajaran pimpinan,” katanya.

    Usai pertemuan, pengurus BPPKB Banten sempat menemui Teguh dan beberapa sekuriti lainnya untuk membicarakan hal tersebut.

    “Ketika itu, kondisi pasar tetap kondusif. Sampai akhirnya terjadi insiden dimana PP alias Pendi marah-marah kepada Teguh. Diduga, PP mendapat informasi yang tidak akurat sehingga membuat emosinya terbakar,” kata Rapiudin.

    Ilustrasi – Warga membeli bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur. ANTARA/HO

    Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menjelaskan, oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) berinisial PP (44) yang melakukan intimidasi di Jakarta Timur ditangkap di rumah kontrakan pada Rabu dini hari atau sekitar pukul 00.30 WIB.

    “Ditangkap pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2025 sekira pukul 00.30 WIB di kontrakan di Jalan Kramat Barat 21, Jalan Tengah Nomor 4, RT 2/ RW 4, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur,” kata Kasubdit 3 Resmob Polda Metro Jaya, AKBP Resa Fiardi Marasabessy dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (14/5).

    Viral di media sosial adanya dugaan intimidasi yang dialami seorang pria yang disebut sebagai purnawirawan Polri. Korban diteriaki hingga didorong oleh pelaku yang diduga oknum dari ormas.

    Terlihat pria yang diduga diintimidasi tersebut tengah memegang telepon genggam didampingi seorang petugas sekuriti. Saat itu, terdengar suara teriakan yang mengarah ke pria tersebut hingga aksi mendorong badan oleh salah satu pria lainnya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025