BUMN: IndiHome

  • Peta Persaingan XLSmart, Telkomsel, dan Indosat, Siapa Lebih Unggul?

    Peta Persaingan XLSmart, Telkomsel, dan Indosat, Siapa Lebih Unggul?

    Jakarta

    Operator seluler dalam negeri semakin sengit usai beroperasinya XLSmart, perusahaan gabungan XL Axiata dan Smartfren. Lantas, bagaimana peta persaingan antara Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, dan XLSmart?

    Jumlah operator seluler Indonesia kian tahun semakin mengerucut yang pada akhirnya kini menyisakan tiga pemain. Hal itu yang membuat penyelenggara telekomunikasi ini akan semakin inovatif dalam memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.

    detikINET telah merangkum jumlah pelanggan, base transceiver station (BTS), hingga total pelanggan yang dimiliki masing-masing operator seluler saat ini.

    Indosat Ooredoo Hutchison

    Indosat terbilang agresif memperluas infrastruktur jaringan dengan menambah jumlah base transceiver station (BTS) 4G hingga menyentuh 196 ribu di berbagai pelosok Tanah Air. Keberadaan infrastruktur telekomunikasi itu untuk mengakomodir kebutuhan 94,7 juta pada akhir 2024.

    Pada tahun lalu, belanja modal Indosat mencapai Rp 9,937 triliun dengan 82,7% dialokasikan untuk peningkatan jaringan seluler guna memenuhi kebutuhan yang terus meningkat terhadap layanan digital berbasis AI. Sementara, sisa belanja modal untuk MIDI dan IT guna memperkokoh posisi Indosat sebagai perusahaan telekomunikasi berbasis AI.

    Beralih soal spektrum frekuensi, saat ini digunakan Indosat Ooredoo Hutchison ini mengoperasikan total 135 MHz.

    Telkomsel

    Dalam laporan keuangan terbaru Telkom, anak perusahannya, Telkomsel, masih menjadi penyumbang terbesar dengan mencatatkan pendapatan Rp 113,3 triliun sepanjang tahun 2024. Pendapatan tersebut mengalami pertumbuhan 10,7% dari tahun ke tahun.

    Telkom telah mengalihkan bisnis consumer ke Telkomsel, itu ditandai dengan pindahnya IndiHome ke operator seluler yang identik warna merah ini. Tercatat, total pelanggan Telkomsel mencapai 159,4 juta. Sedangkan, IndiHome punya 9,6 juta pelanggan (B2C). Secara total, keseluruhan pelanggan IndiHome B2C dan B2B sebanyak 10,8 juta pelanggan.

    Telkomsel gencar memperluas cakupan dan meningkatkan kualitas layanan hingga ke pelosok daerah. Desember 2024, Telkomsel mengoperasikan 271.040 BTS, mencakup 221.290 BTS 4G dan 975 BTS 5G, memastikan kesiapan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan digital bagi seluruh masyarakat Indonesia yang semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan lalu lintas data (data payload) sepanjang tahun 2024 yang naik double digit sebesar 13,9% YoY menjadi 20.386.475 TB.

    Total spektrum frekuensi yang dipakai Telkomsel mencapai 165 MHz.

    XLSmart

    Bergabungnnya XL Axiata dan Smartfren menjadi kekuatan baru di industri saat ini. Perusahaan yang sudah beroperasi dengan nama XLSmart mulai mengarungi layanan telekomunikasi dalam negeri pada tiga bulan kedua tahun ini.

    Dengan pangsa pasar gabungan 25%, proyeksi pendapatan proforma Rp 45,8 triliun, dan basis pelanggan lebih dari 94,5 juta, XLSmart menargetkan menjadi perusahaan yang paling dicintai di Indonesia pada 2027. Adapun, total BTS XLSmart 211.000.

    “Fokus kami tetap sama dan sangat jelas: pelanggan,” tegas Presiden Direktur dan CEO XLSmart Rajeev Sethi. “Kami membangun perusahaan yang lebih mendengarkan, lebih gesit bergerak, dan lebih cerdas dalam melayani. Baik di kota besar maupun wilayah pelosok, XLSmart hadir untuk memastikan setiap orang Indonesia memiliki akses terhadap teknologi, jaringan, dan pengalaman yang benar-benar bermakna.”

    Setelah mengembalikan spektrum dengan lebar pita 2 x 7,5 MHz di pita frekuensi 900 MHz ke pemerintah, XLSmart sekarang mengoperasikan uplink dan downlink 107 MHz yang berada di pita frekuensi 850 MHz, frekuensi 1800 MHz, frekuensi 2100 MHz, dan frekuensi 2300 MHz.

    (agt/fyk)

  • Pelanggan IndiHome (Telkomsel) Tembus 10,8 Juta, Pendapatan Rp26,3 Triliun 2024

    Pelanggan IndiHome (Telkomsel) Tembus 10,8 Juta, Pendapatan Rp26,3 Triliun 2024

    Bisnis.com, JAKARTA — IndiHome, layanan digital internet, telepon rumah, dan TV interaktif/IPTV milik Telkomsel, telah melayani total 10,8 juta pelanggan pada 2024 atau bertambah sekitar 769.000 pelanggan (7,7%) dibandingkan dengan 2023.

    Telkom, induk Telkomsel, menyampaikan dalam laporannya bahwa IndiHome terus memperluas kepemimpinan pasar. Untuk ritel, IndiHome memiliki basis pelanggan sebanyak 9,6 juta pelanggan dengan rerata pendapatan per pelanggan (ARPU) sebesar Rp238.000. 

    Adapun secara total pelanggan terlayani, termasuk sektor korporasi, mencapao 10,8 juta pelanggan dengan pendapatan yang diraup selama 2024 sebesar Rp26,3 triliun. 

    “Gerai ritel kami memberikan keuntungan distribusi yang strategis, meningkatkan aksesibilitas dan adopsi fixed mobile convergence (FMC). Kami telah mencapai tonggak integrasi FMC utama, terutama penyelesaian integrasi satu tagihan – peningkatan penting yang menyatukan layanan seluler dan tetap, mengurangi hambatan dalam transaksi pelanggan,” tulis dalam Info Memo dikutip Senin (21/4/2025).

    Fixed Mobile Convergence (FMC) adalah integrasi jaringan telekomunikasi tetap dan seluler. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk beralih antara jaringan tetap dan seluler tanpa kehilangan kualitas koneksi.  

    FMC memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah peningkatan daya tangkap sinyal dan kecepatan serta keandalan layanan yang lebih tinggi. 

    Telkom menyampaikan strategi FMC yang dijalankan juga mendorong efisiensi operasional, pengurangan churn, dan retensi pelanggan yang lebih kuat.

    Pendekatan pertumbuhan jalur ganda Telkom menyeimbangkan perluasan pelanggan dengan maksimalisasi nilai, memastikan penetrasi yang lebih luas, sekaligus meningkatkan monetisasi layanan. 

    “Melalui bundling konten yang ditargetkan, penjualan silang, dan pengiriman layanan terintegrasi, kami menangkap sinergi biaya sekaligus memperkuat ekonomi akuisisi dan loyalitas pelanggan,” tulis Telkom. 

    Adapun sebanyak 57% dari total pelanggan IndiHome saat ini telah menggunakan layanan seluler dan internet mobile. Porsi pengguna FMC IndiHome pada 2024 meningkat dari 2023 yang sebesar 53%.

    Sebelumnya, Vice President Home Broadband & FMC Consumer Marketing Juliana mengatakan pada 2024 Telkomsel melalui IndiHome berkomitmen untuk terus meningkatkan kepuasan pelanggan melalui produk unggulan perusahaan yaitu Telkomsel One.  

    Telkomsel One adalah layanan konvergensi (fixed mobile convergence) yang menghadirkan konektivitas unggulan jaringan fixed (IndiHome) dan mobile broadband (Telkomsel) dalam satu layanan, untuk pengalaman broadband yang seamless dan pengalaman digital yang lebih baik, tanpa terikat pada satu teknologi jaringan tertentu.

    “Kami fokus pada aggressive selling untuk speed di atas 50 Mbps dalam rangka memberikan nilai lebih untuk pelanggan dan para stakeholders, dengan tetap menjaga customer experience terbaik bagi seluruh pelanggannya,” kata Juliani.

  • Telkom (TLKM) Raup Rp2,3 Triliun dari Bisnis Data Center 2024, Naik Dua Digit

    Telkom (TLKM) Raup Rp2,3 Triliun dari Bisnis Data Center 2024, Naik Dua Digit

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) membukukan pendapatan sebesar Rp2,3 triliun dari bisnis data center dan komputasi awan (cloud). Pencapaian tersebut tumbuh 21% dibandingkan dengan 2023 yang sebesar Rp1,9 triliun.

    Telkom mengungkapkan pertumbuhan bisnis data center terjadi sejalan dengan upaya perusahaan dalam memperkuat infrastruktur digital termasuk pengembangan kapasitas dan kapabilitas data center.

    “Guna memenuhi kebutuhan infrastruktur digital yang makin meningkat, pada  2024, Telkom mengoperasikan total kapasitas sekitar 38 megawatt (MW) dan 2.420 rack di 35 data center yang dikelola oleh NeutraDC, NeuCentrIX, dan Telin” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dikutip Minggu (20/4/2025).

    Lebih rinci, kata Ririek, sebanyak 30 data center berlokasi di Indonesia dan 5 data center lainnya berlokasi di luar negeri, meliputi Singapura, Timor Leste, dan Hongkong.

    Diketahui, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp150 triliun atau tumbuh 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari pendapatan tersebut, laba bersih perseroan tercatat Rp23,6 triliun dengan margin 15,8%.

    Bisnis Data, Internet & IT Services menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan kontribusi Rp90,5 triliun, naik 3,5% YoY. Pendapatan jaringan dan layanan telekomunikasi lainnya tumbuh signifikan 17,4% YoY menjadi Rp13,4 triliun.

    Telkomsel mencatat pendapatan Rp113,3 triliun (tumbuh 10,7% YoY) dengan 159,4 juta pelanggan seluler dan 9,6 juta pelanggan IndiHome residensial. Implementasi Fixed-Mobile Convergence (FMC) berhasil meningkatkan penetrasi konvergensi menjadi 57%.

    Ririek mengatakan tahun 2024 merupakan periode yang penuh tantangan bagi sektor telekomunikasi di Indonesia, dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi yang melemah akibat ketidakstabilan global, serta persaingan industri yang makin meningkat.

    “Namun, Telkom dapat menutup tahun dengan kinerja dan capaian yang positif. Ini mencerminkan bahwa strategi transformasi perusahaan yang dijalankan sudah berada pada koridor yang benar,” ujarnya.

    Sebelumnya, Telkom melakukan beberapa improvisasi dalam pembangunan data center Neutra DC di Batam. Rencananya, data center tersebut akan mendapat sentuhan kecerdasan buatan (AI). 

    Untuk menyiapkan infrastruktur AI yang mumpuni, maka data center perlu mengalami sedikit perubahan. Direktur Group Business Development Telkom, Honesti Basyir mengatakan lantai satu pusat data Batam ini bakal rampung pada kuartal 1/2025.

    “Batam yang kampus (gedung) 1 untuk lantai 1, ini target kita mungkin sekitar first quarter tahun depan, ya lantai 1 itu siap,” kata Honesti saat ditemui di Jakarta, Rabu (30/10/2024).

  • Telkom Catat Pendapatan Konsolidasi Rp 150 T Sepanjang 2024

    Telkom Catat Pendapatan Konsolidasi Rp 150 T Sepanjang 2024

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah dinamika industri telekomunikasi global dan kondisi makroekonomi yang mengalami tekanan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil menutup tahun 2024 dengan mencatat kinerja keuangan yang positif. Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp150,0 triliun atau tumbuh 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya.

    EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasi tercatat sebesar Rp75,0 triliun dengan margin EBITDA tetap terjaga pada 50,0%, meskipun terdampak oleh program Pensiun Dini (Early Retirement Program/ERP) yang dilaksanakan pada kuartal II-2024. Selain itu, Perseroan juga mencatat laba bersih sebesar Rp23,6 triliun dengan margin laba bersih pada 15,8%.

    Sedangkan untuk laba bersih operasional tercatat sebesar Rp24,1 triliun dengan margin laba bersih operasional 16,1%. Pada kuartal IV 2024, Telkom mencatat pertumbuhan pendapatan positif sebesar 2,2% QoQ menjadi Rp37,7 triliun. Sementara itu, pada periode ini laba bersih meningkat sebesar 1,0% QoQ menjadi Rp6,0 triliun, dengan margin laba bersih sebesar 15,8%.

    Pencapaian positif ini didorong oleh peningkatan bisnis Data, Internet & IT Services yang tumbuh 3,5% YoY menjadi Rp90,5 triliun di sepanjang tahun 2024. Bisnis ini terus menjadi salah satu pendorong utama bagi pertumbuhan kinerja Telkom.

    Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan layanan teknologi informasi (TI) dan konten digital, serta peningkatan lalu lintas data (data payload) yang semakin mengonfirmasi tingginya permintaan data oleh pelanggan di Indonesia. Pendapatan interkoneksi pada tahun 2024 juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,3% YoY menjadi Rp9,2 triliun yang didukung oleh meningkatnya peluang bisnis layanan suara wholesale internasional.

    Selain itu, pendapatan jaringan dan layanan telekomunikasi lainnya sepanjang 2024 tumbuh double digit sebesar 17,4% YoY menjadi Rp13,4 triliun, di mana bisnis ini pada kuartal IV-2024 tumbuh sebesar 12,8% QoQ yang didorong oleh bisnis layanan satelit dan manage solutions.

    “Tahun 2024 merupakan periode yang penuh tantangan bagi sektor telekomunikasi di Indonesia, dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi yang melemah akibat ketidakstabilan global, serta persaingan industri yang semakin meningkat. Namun Telkom dapat menutup tahun dengan kinerja dan capaian yang positif,” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam keterangannya, Sabtu (19/4/2025).

    Dia melanjutkan capaian ini menjadi cerminan bahwa strategi transformasi perusahaan yang dijalankan sudah berada pada koridor yang benar. Melalui optimalisasi infrastruktur, inovasi layanan digital, serta penguatan kemitraan strategis, Telkom juga terus berupaya untuk menghadirkan solusi yang relevan bagi pelanggan dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

    “Ke depan, kami akan terus mengakselerasi implementasi 5 Bold Moves guna meningkatkan daya saing, memperkuat ekosistem digital, dan menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata dia.

    Sementara itu, pada segmen Consumer (Mobile dan Fixed Broadband), Telkomsel selaku anak usaha Telkom mencatat kinerja yang solid dengan pendapatan sebesar Rp113,3 triliun atau tumbuh 10,7% YoY. Pertumbuhan positif ini didukung oleh Digital Business yang masih menjadi pendorong utama pada segmen ini, dengan pendapatan sebesar RP78,3 triliun.

    Telkomsel juga terus berfokus pada peningkatan penetrasi pasar dengan total pelanggan seluler sebanyak 159,4 juta dan 9,6 juta pelanggan IndiHome residensial (B2C) atau tumbuh 10,6%. Sedangkan total keseluruhan pelanggan IndiHome B2C dan B2B sebanyak 10,8 juta atau tumbuh 7,7% YoY.

    Telkomsel senantiasa memperluas cakupan dan meningkatkan kualitas layanan hingga ke pelosok nusantara. Hingga Desember 2024, Telkomsel mengoperasikan 271.040 BTS, mencakup 221.290 BTS 4G dan 975 BTS 5G, memastikan kesiapan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan digital bagi seluruh masyarakat Indonesia yang semakin meningkat.

    Hal ini ditandai dengan pertumbuhan lalu lintas data (data payload) sepanjang tahun 2024 yang naik double digit sebesar 13,9% YoY menjadi 20,386,475 TB.

    Transformasi FMC Buahkan Hasil Positif

    Implementasi Fixed-Mobile Convergence (FMC) semakin menunjukkan hasil yang positif. Telkomsel berhasil menyelesaikan integrasi One-Billing untuk mempermudah transaksi pelanggan sekaligus menjadi pencapaian operasional. Keberhasilan ini semakin memperkuat kapabilitas FMC, serta menjadi fondasi bagi pertumbuhan pendapatan perusahaan.

    Hingga Desember 2024, penetrasi konvergensi atau total pelanggan seluler dan fixed broadband yang kini terintegrasi meningkat menjadi 57% dari sebelumnya 53% pada kuartal III 2024. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi Telkomsel dalam menghadirkan layanan digital terintegrasi melalui produk bundling.

    Kemudian untuk segmen Enterprise, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp20,6 triliun atau tumbuh 5,6% YoY yang didorong oleh bisnis Indibiz, layanan satelit, dan e-Payment. Enterprise Connectivity dan Digital IT Services menjadi kontributor terbesar pada segmen ini.

    Telkom terus memperkuat kapabilitasnya dalam bisnis Cloud, Digital IT Services, dan Cybersecurity, termasuk membangun kemitraan strategis dengan para pelaku teknologi global untuk menghadirkan solusi digital yang lebih inovatif.

    Telkom semakin menegaskan perannya dalam mengakselerasi transformasi digital di berbagai sektor bisnis, melalui pengembangan platform digital di segmen pemerintahan, penyediaan solusi vertikal dan ekosistem bagi segmen Enterprise, serta Indibiz untuk menjangkau pasar UKM melalui Telkom Regional di seluruh Indonesia.

    Dengan strategi ini, Telkom berkomitmen untuk mendukung transformasi digital bagi pelanggan B2B, mendorong inovasi, dan memperkuat daya saing bisnis. Selanjutnya pada segmen Wholesale and International, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp18,0 triliun atau tumbuh 6,4% YoY yang didorong oleh bisnis infrastruktur digital dan pertumbuhan bisnis layanan suara wholesale international.

    Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai anak usaha Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp9,3 triliun atau tumbuh 7,2% YoY, didorong oleh peningkatan pendapatan dari bisnis penyewaan menara. EBITDA dan laba bersih masing-masing tumbuh 10,2% dan 4,8% YoY, dengan margin EBITDA meningkat menjadi 82,7% dan margin laba bersih mencapai 22,6%.

    Mitratel juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri dengan menambah 1.390 menara sepanjang tahun 2024, sehingga total kepemilikan menara mencapai 39.404 unit. Pencapaian ini sejalan dengan ekspansi jaringan operator seluler yang didorong oleh meningkatnya permintaan layanan data di seluruh Indonesia.

    Selama periode tersebut, Mitratel juga berhasil meningkatkan tenancy ratio menjadi 1,52x dibandingkan 1,51x pada tahun sebelumnya. Selain itu, Mitratel memiliki diversifikasi lokasi menara dengan 59% berada di luar pulau Jawa dan 41% di pulau Jawa.

    Sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat portofolio bisnis, Mitratel terus memperluas bisnis Fiber-to-the-Tower (FTTT). Pada Desember 2024, Mitratel melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi PT Utra Mandiri Telekomunikasi (UMT) yang memiliki lebih dari 8.000 km jaringan fiber optic. Secara keseluruhan, pada 2024, Mitratel menambah 18.518 km fiber optic, baik secara organik maupun anorganik, sehingga total panjang jaringan fiber optic yang dimiliki mencapai 51.039 km.

    Telkom terus mengakselerasi langkah transformasi perusahaan melalui strategi utama 5 Bold Moves guna memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia. Sebagai upaya untuk mewujudkan hal tersebut, Telkom memperkuat infrastruktur digital termasuk pengembangan kapasitas dan kapabilitas data center. Bisnis Data Center dan Cloud Telkom mencatat kinerja baik dengan pendapatan sebesar Rp2,3 triliun.

    Guna memenuhi kebutuhan infrastruktur digital yang semakin meningkat, pada tahun 2024, Telkom memiliki total kapasitas sekitar 38 MW dan 2.420 rack di 35 data center yang dikelola oleh NeutraDC, NeuCentrIX, dan Telin. 30 data center berlokasi di Indonesia dan 5 data center lainnya berlokasi di luar negeri, meliputi Singapura, Timor Leste, dan Hong Kong.

    Selain itu, Telkom tengah mengembangkan Hyperscale Data Center (HDC) di Batam dan melakukan ekspansi Hyperscale Data Center (HDC) di Cikarang untuk mendukung meningkatnya permintaan terhadap layanan Cloud dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Selain itu, Data center ini juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan daya berskala besar, termasuk untuk teknologi AI.

    Langkah ini dilakukan dengan tetap mengedepankan prinsip ESG melalui pemanfaatan energi terbarukan dari panel surya, serta kombinasi teknologi pendingin air-based dan liquid-based untuk meningkatkan efisiensi energi. Telkom juga terus menjajaki dan membuka peluang kemitraan strategis untuk mempercepat pertumbuhan dan pengembangan infrastruktur digital.

    Perseroan mendirikan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) sebagai anak usaha baru untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan aset infrastruktur jaringan Telkom. Setelah berhasil menyelesaikan transisi operasional jaringan end-to-end pada Agustus 2024 dengan baik, TIF kini memasuki fase komersialisasi guna mempercepat monetisasi aset, serta memperkuat posisinya sebagai penyedia konektivitas netral melalui kemitraan strategis.

    Pada November 2024, TIF berhasil memperoleh dua lisensi utama, yaitu JARTAPLOK (Jaringan Tetap Lokal) dan JARTUP (Jaringan Tetap Tertutup) Terrestrial. Kedua lisensi ini menjadi landasan bagi pengembangan kapabilitas layanan TIF, sekaligus memperkuat kemampuannya dalam menyediakan solusi konektivitas yang andal bagi pelaku industri.

    Kemudian pada Desember 2024, TIF menjalin kerja sama strategis dengan salah satu penyedia layanan internet (ISP) untuk meningkatkan layanan Fiber-to-The-Home (FTTH). Kolaborasi ini semakin menegaskan peran TIF sebagai katalis utama dalam mendorong pengembangan sektor telekomunikasi di Indonesia.

    Sepanjang tahun 2024, Telkom menginvestasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp24,5 triliun atau 16,3% dari total pendapatan guna memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Realisasi Capex yang relatif lebih rendah pada tahun ini sejalan dengan inisiatif strategis Telkom dalam optimalisasi belanja modal.

    Mayoritas anggaran belanja modal dialokasikan untuk pengembangan konektivitas digital, termasuk perluasan jaringan fiber optic, menara telekomunikasi, satelit, dan kabel bawah laut. Sementara itu, investasi lainnya digunakan untuk mendukung pengembangan platform digital seperti pusat data dan cloud, serta layanan digital lainnya.

    Dengan berfokus pada penguatan infrastruktur dan inovasi berkelanjutan, Telkom terus mendorong transformasi digital dan meningkatkan pengalaman pelanggan di seluruh Indonesia.

    Telkom terus berupaya mengintegrasikan prinsip keberlanjutan atau ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh lini bisnis dan entitas perusahaan. Pada November 2024, Telkom meluncurkan “GoZero – Sustainability Action by Telkom Indonesia” untuk semakin memperkuat komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab lingkungan, inklusi sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik.

    Inisiatif GoZero% berlandaskan pada tiga pilar utama, meliputi Save Our Planet, berfokus pada efisiensi energi, pengurangan jejak karbon sebesar 20% pada tahun 2030, serta pengelolaan limbah elektronik yang komprehensif. Kemudian Empower Our People, menargetkan peningkatan partisipasi tenaga kerja perempuan dan inklusi bagi penyandang disabilitas, serta memastikan keselamatan kerja sebagai prioritas utama.

    Selanjutnya Elevate Our Business, memperkuat transparansi pelaporan ESG, meningkatkan keamanan data, serta memastikan kepatuhan terhadap standar anti-penyuapan ISO 37001. Melalui GoZero, Telkom semakin menegaskan perannya dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.

    (rah/rah)

  • Telkom (TLKM) Catat Pelanggan Seluler & IndiHome Tembus 170 Juta

    Telkom (TLKM) Catat Pelanggan Seluler & IndiHome Tembus 170 Juta

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) mencatatkan pertumbuhan dari sisi basis pelanggan sepanjang 2024, dengan total pengguna layanan baik seluler maupun broadband mencapai 170,2 juta. 

    Dalam keterangan resmi perusahaan, anak usaha Telkom yakni Telkomsel telah melayani 159,4 juta pelanggan seluler sampai dengan akhir Desember 2024.

    Adapun layanan fixed broadband melalui IndiHome mencatat jumlah pelanggan mencapai 10,8 juta. Jumlah ini terdiri dari pelanggan residensial (B2C) 9,6 juta atau tumbuh 10,6% secara tahunan dan pelanggan korporasi (B2B) 1,2 juta.

    Sementara itu, untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan, TLKM juga telah mengoperasikan 271.040 BTS yang terdiri atas 221.290 BTS 4G dan 975 BTS 5G sampai dengan akhir tahun lalu. 

    Lalu lintas data (payload) turut meningkat 13,9% year on year (YoY) menjadi lebih dari 20 juta TB. Hal ini menandakan tingginya permintaan layanan digital dari pengguna.

    Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah menyatakan bahwa tahun 2024 merupakan periode penuh tantangan bagi sektor telekomunikasi. Sebab, industri dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi global dan persaingan yang semakin ketat. 

    “Namun, Telkom dapat menutup tahun dengan kinerja positif. Ini mencerminkan bahwa strategi transformasi perusahaan sudah berada pada jalur yang tepat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (19/4/2025).

    Dari sisi kinerja keuangan, TLKM menutup tahun buku 2024 dengan pertumbuhan pendapatan yang relatif datar dan laba bersih yang sedikit tertekan.

    Sepanjang 2024, Telkom membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp149,9 triliun, naik tipis 0,5% dibandingkan 2023 yang sebesar Rp149,2 triliun. Sumber utama pendapatan masih berasal dari segmen data, internet, dan layanan teknologi informasi yang menyumbang Rp90,5 triliun, naik 3,5% dari tahun sebelumnya.

    Beberapa lini bisnis turut mengalami tekanan. Pendapatan dari layanan IndiHome tercatat turun 8,8% YoY menjadi Rp26,2 triliun, sedangkan layanan sms, fixed, and cellular voice juga membukukan penurunan 15,5% YoY menjadi Rp10,5 triliun. 

    Di sisi lain, beberapa pos mencatat kinerja positif. Pendapatan dari layanan interkoneksi naik 1,3% YoY menjadi Rp9,18 triliun, sementara layanan jaringan dan jasa telekomunikasi lainnya tumbuh signifikan 17,4% YoY menjadi Rp13,4 triliun.

    Seiring dengan kenaikan pendapatan, TLKM mencatatkan total beban konsolidasian sebesar Rp107 triliun, naik 2% dibandingkan 2023 yang sebesar Rp104,8 triliun.

    Di sisi lain, EBITDA konsolidasian TLKM turun 3,3% YoY menjadi Rp75 triliun, dengan margin EBITDA sebesar 50,0% karena terdampak oleh Program Pensiun Dini (early retirement program/ERP) yang dilakukan pada kuartal II/2024.

    Setelah menghitung beban dan pendapatan lainnya, laba bersih TLKM mengalami penurunan 3,7% YoY dari posisi Rp24,56 triliun menjadi Rp23,6 triliun pada 2024. 

    __________________

    Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

  • Telkom Tutup Tahun 2024 dengan Kinerja Positif, Pendapatan Konsolidasi Sebesar Rp 150 Triliun

    Telkom Tutup Tahun 2024 dengan Kinerja Positif, Pendapatan Konsolidasi Sebesar Rp 150 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Di tengah dinamika industri telekomunikasi global dan kondisi makroekonomi yang mengalami tekanan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil menutup tahun 2024 dengan mencatat kinerja keuangan yang positif. Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 150,0 triliun atau tumbuh 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya. EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasi tercatat sebesar Rp75,0 triliun dengan margin EBITDA tetap terjaga pada 50,0%, meskipun terdampak oleh program Pensiun Dini (Early Retirement Program/ERP) yang dilaksanakan pada kuartal II 2024. Selain itu, Perseroan juga mencatat laba bersih sebesar Rp23,6 triliun dengan margin laba bersih pada 15,8%. Sedangkan untuk laba bersih operasional tercatat sebesar Rp24,1 triliun dengan margin laba bersih operasional 16,1%.

    Pada kuartal IV 2024, Telkom mencatat pertumbuhan pendapatan positif sebesar 2,2% QoQ menjadi Rp37,7 triliun. Sementara itu, pada periode ini laba bersih meningkat sebesar 1,0% QoQ menjadi Rp6,0 triliun, dengan margin laba bersih sebesar 15,8%.

    Pencapaian positif ini didorong oleh peningkatan bisnis Data, Internet & IT Services yang tumbuh 3,5% YoY menjadi Rp90,5 triliun di sepanjang tahun 2024. Bisnis ini terus menjadi salah satu pendorong utama bagi pertumbuhan kinerja Telkom sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan layanan teknologi informasi (TI) dan konten digital, serta peningkatan lalu lintas data (data payload) yang semakin mengonfirmasi tingginya permintaan data oleh pelanggan di Indonesia. Pendapatan interkoneksi pada tahun 2024 juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,3% YoY menjadi Rp9,2 triliun yang didukung oleh meningkatnya peluang bisnis layanan suara wholesale internasional. Selain itu, pendapatan jaringan dan layanan telekomunikasi lainnya sepanjang tahun 2024 tumbuh double digit sebesar 17,4% YoY menjadi Rp13,4 triliun, di mana bisnis ini pada kuartal IV 2024 tumbuh sebesar 12,8% QoQ yang didorong oleh bisnis layanan satelit dan manage solutions.

    Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, tahun 2024 merupakan periode yang penuh tantangan bagi sektor telekomunikasi di Indonesia, dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi yang melemah akibat ketidakstabilan global, serta persaingan industri yang semakin meningkat. 

    “Namun demikian Telkom dapat menutup tahun dengan kinerja dan capaian yang positif. Ini mencerminkan bahwa strategi transformasi perusahaan yang dijalankan sudah berada pada koridor yang benar. Melalui optimalisasi infrastruktur, inovasi layanan digital, serta penguatan kemitraan strategis, kami terus berupaya untuk menghadirkan solusi yang relevan bagi pelanggan dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Ke depan, kami akan terus mengakselerasi implementasi 5 Bold Moves guna meningkatkan daya saing, memperkuat ekosistem digital, dan menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya.

    Pada segmen Consumer (Mobile dan Fixed Broadband), Telkomsel selaku anak usaha Telkom mencatat kinerja yang solid dengan pendapatan sebesar Rp113,3 triliun atau tumbuh 10,7% YoY. Pertumbuhan positif ini didukung oleh Digital Business yang masih menjadi pendorong utama pada segmen ini, dengan pendapatan sebesar RP 78,3 triliun. Telkomsel juga terus berfokus pada peningkatan penetrasi pasar dengan total pelanggan seluler sebanyak 159,4 juta dan 9,6 juta pelanggan IndiHome residensial (B2C) atau tumbuh 10,6%. Sedangkan total keseluruhan pelanggan IndiHome B2C dan B2B sebanyak 10,8 juta atau tumbuh 7,7% YoY.

    Telkomsel senantiasa memperluas cakupan dan meningkatkan kualitas layanan hingga ke pelosok nusantara. Hingga Desember 2024, Telkomsel mengoperasikan 271.040 BTS, mencakup 221.290 BTS 4G dan 975 BTS 5G, memastikan kesiapan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan digital bagi seluruh masyarakat Indonesia yang semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan lalu lintas data (data payload) sepanjang tahun 2024 yang naik double digit sebesar 13,9% YoY menjadi 20,386,475 TB.

    Transformasi FMC Buahkan Hasil Positif

    Implementasi Fixed-Mobile Convergence (FMC) semakin menunjukkan hasil yang positif. Telkomsel berhasil menyelesaikan integrasi One-Billing untuk mempermudah transaksi pelanggan sekaligus menjadi pencapaian operasional. Keberhasilan ini semakin memperkuat kapabilitas FMC, serta menjadi fondasi bagi pertumbuhan pendapatan perusahaan. Hingga Desember 2024, penetrasi konvergensi atau total pelanggan seluler dan fixed broadband yang kini terintegrasi meningkat menjadi 57% dari sebelumnya 53% pada kuartal III 2024. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi Telkomsel dalam menghadirkan layanan digital terintegrasi melalui produk bundling.

    Kemudian untuk segmen Enterprise, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp20,6 triliun atau tumbuh 5,6% YoY yang didorong oleh bisnis Indibiz, layanan satelit, dan e-Payment. Enterprise Connectivity dan Digital IT Services menjadi kontributor terbesar pada segmen ini. Telkom terus memperkuat kapabilitasnya dalam bisnis Cloud, Digital IT Services, dan Cybersecurity, termasuk membangun kemitraan strategis dengan para pelaku teknologi global untuk menghadirkan solusi digital yang lebih inovatif.

    Telkom semakin menegaskan perannya dalam mengakselerasi transformasi digital di berbagai sektor bisnis, melalui pengembangan platform digital di segmen pemerintahan, penyediaan solusi vertikal dan ekosistem bagi segmen Enterprise, serta Indibiz untuk menjangkau pasar UKM melalui Telkom Regional di seluruh Indonesia. Dengan strategi ini, Telkom berkomitmen untuk mendukung transformasi digital bagi pelanggan B2B, mendorong inovasi, dan memperkuat daya saing bisnis.

    Selanjutnya pada segmen Wholesale and International, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp18,0 triliun atau tumbuh 6,4% YoY yang didorong oleh bisnis infrastruktur digital dan pertumbuhan bisnis layanan suara wholesale international.

    Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai anak usaha Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp 9,3 triliun atau tumbuh 7,2% YoY, didorong oleh peningkatan pendapatan dari bisnis penyewaan menara. EBITDA dan laba bersih masing-masing tumbuh 10,2% dan 4,8% YoY, dengan margin EBITDA meningkat menjadi 82,7% dan margin laba bersih mencapai 22,6%. Mitratel juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri dengan menambah 1.390 menara sepanjang tahun 2024, sehingga total kepemilikan menara mencapai 39.404 unit. Pencapaian ini sejalan dengan ekspansi jaringan operator seluler yang didorong oleh meningkatnya permintaan layanan data di seluruh Indonesia. Selama periode tersebut, Mitratel juga berhasil meningkatkan tenancy ratio menjadi 1,52x dibandingkan 1,51x pada tahun sebelumnya. Selain itu, Mitratel memiliki diversifikasi lokasi menara dengan 59% berada di luar pulau Jawa dan 41% di pulau Jawa.

    Sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat portofolio bisnis, Mitratel terus memperluas bisnis Fiber-to-the-Tower (FTTT). Pada Desember 2024, Mitratel melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi PT Utra Mandiri Telekomunikasi (UMT) yang memiliki lebih dari 8.000 km jaringan fiber optic. Secara keseluruhan, pada tahun 2024, Mitratel menambah 18.518 km fiber optic, baik secara organik maupun anorganik, sehingga total panjang jaringan fiber optic yang dimiliki mencapai 51.039 km.

    Telkom terus mengakselerasi langkah transformasi perusahaan melalui strategi utama 5 Bold Moves guna memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia. Sebagai upaya untuk mewujudkan hal tersebut, Telkom memperkuat infrastruktur digital termasuk pengembangan kapasitas dan kapabilitas data center. Bisnis Data Center dan Cloud Telkom mencatat kinerja baik dengan pendapatan sebesar Rp2,3 triliun.

    Guna memenuhi kebutuhan infrastruktur digital yang semakin meningkat, pada tahun 2024, Telkom memiliki total kapasitas sekitar 38 MW dan 2.420 rack di 35 data center yang dikelola oleh NeutraDC, NeuCentrIX, dan Telin. 30 data center berlokasi di Indonesia dan 5 data center lainnya berlokasi di luar negeri, meliputi Singapura, Timor Leste, dan Hong Kong.

    Selain itu, Telkom tengah mengembangkan Hyperscale Data Center (HDC) di Batam dan melakukan ekspansi Hyperscale Data Center (HDC) di Cikarang untuk mendukung meningkatnya permintaan terhadap layanan Cloud dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Selain itu, Data center ini juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan daya berskala besar, termasuk untuk teknologi AI, dengan tetap mengedepankan prinsip ESG melalui pemanfaatan energi terbarukan dari panel surya, serta kombinasi teknologi pendingin air-based dan liquid-based untuk meningkatkan efisiensi energi. Telkom juga terus menjajaki dan membuka peluang kemitraan strategis untuk mempercepat pertumbuhan dan pengembangan infrastruktur digital.

    Perseroan mendirikan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) sebagai anak usaha baru untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan aset infrastruktur jaringan Telkom. Setelah berhasil menyelesaikan transisi operasional jaringan end-to-end pada Agustus 2024 dengan baik, TIF kini memasuki fase komersialisasi guna mempercepat monetisasi aset, serta memperkuat posisinya sebagai penyedia konektivitas netral melalui kemitraan strategis.

    Pada November 2024, TIF berhasil memperoleh dua lisensi utama, yaitu JARTAPLOK (Jaringan Tetap Lokal) dan JARTUP (Jaringan Tetap Tertutup) Terrestrial. Kedua lisensi ini menjadi landasan bagi pengembangan kapabilitas layanan TIF, sekaligus memperkuat kemampuannya dalam menyediakan solusi konektivitas yang andal bagi pelaku industri. Kemudian pada Desember 2024, TIF menjalin kerja sama strategis dengan salah satu penyedia layanan internet (ISP) untuk meningkatkan layanan Fiber-to-The-Home (FTTH). Kolaborasi ini semakin menegaskan peran TIF sebagai katalis utama dalam mendorong pengembangan sektor telekomunikasi di Indonesia.

    Sepanjang tahun 2024, Telkom menginvestasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp24,5 triliun atau 16,3% dari total pendapatan guna memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Realisasi Capex yang relatif lebih rendah pada tahun ini sejalan dengan inisiatif strategis Telkom dalam optimalisasi belanja modal. Mayoritas anggaran belanja modal dialokasikan untuk pengembangan konektivitas digital, termasuk perluasan jaringan fiber optic, menara telekomunikasi, satelit, dan kabel bawah laut. Sementara itu, investasi lainnya digunakan untuk mendukung pengembangan platform digital seperti pusat data dan cloud, serta layanan digital lainnya. Dengan berfokus pada penguatan infrastruktur dan inovasi berkelanjutan, Telkom terus mendorong transformasi digital dan meningkatkan pengalaman pelanggan di seluruh Indonesia.

    Telkom terus berupaya mengintegrasikan prinsip keberlanjutan atau ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh lini bisnis dan entitas perusahaan. Pada November 2024, Telkom meluncurkan “GoZero – Sustainability Action by Telkom Indonesia” untuk semakin memperkuat komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab lingkungan, inklusi sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik.

    Inisiatif GoZero% berlandaskan pada tiga pilar utama, meliputi Save Our Planet, berfokus pada efisiensi energi, pengurangan jejak karbon sebesar 20% pada tahun 2030, serta pengelolaan limbah elektronik yang komprehensif. Kemudian Empower Our People, menargetkan peningkatan partisipasi tenaga kerja perempuan dan inklusi bagi penyandang disabilitas, serta memastikan keselamatan kerja sebagai prioritas utama. Selanjutnya Elevate Our Business, memperkuat transparansi pelaporan ESG, meningkatkan keamanan data, serta memastikan kepatuhan terhadap standar anti-penyuapan ISO 37001. Melalui GoZero%, Telkom semakin menegaskan perannya dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.

  • Pendapatan Konsolidasi Sebesar Rp150 Triliun, Telkom Tutup Tahun 2024 dengan Kinerja Positif – Page 3

    Pendapatan Konsolidasi Sebesar Rp150 Triliun, Telkom Tutup Tahun 2024 dengan Kinerja Positif – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil menutup tahun 2024 dengan mencatat kinerja keuangan yang positif. Capaian ini didapatkan Telkom di tengah dinamika industri telekomunikasi global dan kondisi makroekonomi yang mengalami tekanan. Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp150,0 triliun atau tumbuh 0,5% dibandingkan tahun sebelumnya. EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasi tercatat sebesar Rp75,0 triliun dengan margin EBITDA tetap terjaga pada 50,0%, meskipun terdampak oleh program Pensiun Dini (Early Retirement Program/ERP) yang dilaksanakan pada kuartal II 2024. Selain itu, Perseroan juga mencatat laba bersih sebesar Rp23,6 triliun dengan margin laba bersih pada 15,8%. Sedangkan untuk laba bersih operasional tercatat sebesar Rp24,1 triliun dengan margin laba bersih operasional 16,1%.

    Pada kuartal IV 2024, Telkom mencatat pertumbuhan pendapatan positif sebesar 2,2% QoQ menjadi Rp37,7 triliun. Sementara itu, pada periode ini laba bersih meningkat sebesar 1,0% QoQ menjadi Rp6,0 triliun, dengan margin laba bersih sebesar 15,8%.

    Pencapaian positif ini didorong oleh peningkatan bisnis Data, Internet & IT Services yang tumbuh 3,5% YoY menjadi Rp90,5 triliun di sepanjang tahun 2024. Bisnis ini terus menjadi salah satu pendorong utama bagi pertumbuhan kinerja Telkom sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan layanan teknologi informasi (TI) dan konten digital, serta peningkatan lalu lintas data (data payload) yang semakin mengonfirmasi tingginya permintaan data oleh pelanggan di Indonesia. Pendapatan interkoneksi pada tahun 2024 juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,3% YoY menjadi Rp9,2 triliun yang didukung oleh meningkatnya peluang bisnis layanan suara wholesale internasional. Selain itu, pendapatan jaringan dan layanan telekomunikasi lainnya sepanjang tahun 2024 tumbuh double digit sebesar 17,4% YoY menjadi Rp13,4 triliun, di mana bisnis ini pada kuartal IV 2024 tumbuh sebesar 12,8% QoQ yang didorong oleh bisnis layanan satelit dan manage solutions.

    Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, “Tahun 2024 merupakan periode yang penuh tantangan bagi sektor telekomunikasi di Indonesia, dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi yang melemah akibat ketidakstabilan global, serta persaingan industri yang semakin meningkat. Namun demikian Telkom dapat menutup tahun dengan kinerja dan capaian yang positif. Ini mencerminkan bahwa strategi transformasi perusahaan yang dijalankan sudah berada pada koridor yang benar. Melalui optimalisasi infrastruktur, inovasi layanan digital, serta penguatan kemitraan strategis, kami terus berupaya untuk menghadirkan solusi yang relevan bagi pelanggan dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Ke depan, kami akan terus mengakselerasi implementasi 5 Bold Moves guna meningkatkan daya saing, memperkuat ekosistem digital, dan menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.”

    Pada segmen Consumer (Mobile dan Fixed Broadband), Telkomsel selaku anak usaha Telkom mencatat kinerja yang solid dengan pendapatan sebesar Rp113,3 triliun atau tumbuh 10,7% YoY. Pertumbuhan positif ini didukung oleh Digital Business yang masih menjadi pendorong utama pada segmen ini, dengan pendapatan sebesar RP78,3 triliun. Telkomsel juga terus berfokus pada peningkatan penetrasi pasar dengan total pelanggan seluler sebanyak 159,4 juta dan 9,6 juta pelanggan IndiHome residensial (B2C) atau tumbuh 10,6%. Sedangkan total keseluruhan pelanggan IndiHome B2C dan B2B sebanyak 10,8 juta atau tumbuh 7,7% YoY.

    Telkomsel senantiasa memperluas cakupan dan meningkatkan kualitas layanan hingga ke pelosok nusantara. Hingga Desember 2024, Telkomsel mengoperasikan 271.040 BTS, mencakup 221.290 BTS 4G dan 975 BTS 5G, memastikan kesiapan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan digital bagi seluruh masyarakat Indonesia yang semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan lalu lintas data (data payload) sepanjang tahun 2024 yang naik double digit sebesar 13,9% YoY menjadi 20,386,475 TB.

    Transformasi FMC Buahkan Hasil PositifImplementasi Fixed-Mobile Convergence (FMC) semakin menunjukkan hasil yang positif. Telkomsel berhasil menyelesaikan integrasi One-Billing untuk mempermudah transaksi pelanggan sekaligus menjadi pencapaian operasional. Keberhasilan ini semakin memperkuat kapabilitas FMC, serta menjadi fondasi bagi pertumbuhan pendapatan perusahaan. Hingga Desember 2024, penetrasi konvergensi atau total pelanggan seluler dan fixed broadband yang kini terintegrasi meningkat menjadi 57% dari sebelumnya 53% pada kuartal III 2024. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi Telkomsel dalam menghadirkan layanan digital terintegrasi melalui produk bundling.

    Kemudian untuk segmen Enterprise, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp20,6 triliun atau tumbuh 5,6% YoY yang didorong oleh bisnis Indibiz, layanan satelit, dan e-Payment. Enterprise Connectivity dan Digital IT Services menjadi kontributor terbesar pada segmen ini. Telkom terus memperkuat kapabilitasnya dalam bisnis Cloud, Digital IT Services, dan Cybersecurity, termasuk membangun kemitraan strategis dengan para pelaku teknologi global untuk menghadirkan solusi digital yang lebih inovatif.

    Telkom semakin menegaskan perannya dalam mengakselerasi transformasi digital di berbagai sektor bisnis, melalui pengembangan platform digital di segmen pemerintahan, penyediaan solusi vertikal dan ekosistem bagi segmen Enterprise, serta Indibiz untuk menjangkau pasar UKM melalui Telkom Regional di seluruh Indonesia. Dengan strategi ini, Telkom berkomitmen untuk mendukung transformasi digital bagi pelanggan B2B, mendorong inovasi, dan memperkuat daya saing bisnis.

    Selanjutnya pada segmen Wholesale and International, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp18,0 triliun atau tumbuh 6,4% YoY yang didorong oleh bisnis infrastruktur digital dan pertumbuhan bisnis layanan suara wholesale international.

    Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai anak usaha Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp9,3 triliun atau tumbuh 7,2% YoY, didorong oleh peningkatan pendapatan dari bisnis penyewaan menara. EBITDA dan laba bersih masing-masing tumbuh 10,2% dan 4,8% YoY, dengan margin EBITDA meningkat menjadi 82,7% dan margin laba bersih mencapai 22,6%. Mitratel juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri dengan menambah 1.390 menara sepanjang tahun 2024, sehingga total kepemilikan menara mencapai 39.404 unit. Pencapaian ini sejalan dengan ekspansi jaringan operator seluler yang didorong oleh meningkatnya permintaan layanan data di seluruh Indonesia. Selama periode tersebut, Mitratel juga berhasil meningkatkan tenancy ratio menjadi 1,52x dibandingkan 1,51x pada tahun sebelumnya. Selain itu, Mitratel memiliki diversifikasi lokasi menara dengan 59% berada di luar pulau Jawa dan 41% di pulau Jawa.

    Sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat portofolio bisnis, Mitratel terus memperluas bisnis Fiber-to-the-Tower (FTTT). Pada Desember 2024, Mitratel melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi PT Utra Mandiri Telekomunikasi (UMT) yang memiliki lebih dari 8.000 km jaringan fiber optic. Secara keseluruhan, pada tahun 2024, Mitratel menambah 18.518 km fiber optic, baik secara organik maupun anorganik, sehingga total panjang jaringan fiber optic yang dimiliki mencapai 51.039 km.

    Telkom terus mengakselerasi langkah transformasi perusahaan melalui strategi utama 5 Bold Moves guna memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia. Sebagai upaya untuk mewujudkan hal tersebut, Telkom memperkuat infrastruktur digital termasuk pengembangan kapasitas dan kapabilitas data center. Bisnis Data Center dan Cloud Telkom mencatat kinerja baik dengan pendapatan sebesar Rp2,3 triliun.

    Guna memenuhi kebutuhan infrastruktur digital yang semakin meningkat, pada tahun 2024, Telkom memiliki total kapasitas sekitar 38 MW dan 2.420 rack di 35 data center yang dikelola oleh NeutraDC, NeuCentrIX, dan Telin. 30 data center berlokasi di Indonesia dan 5 data center lainnya berlokasi di luar negeri, meliputi Singapura, Timor Leste, dan Hong Kong.

    Selain itu, Telkom tengah mengembangkan Hyperscale Data Center (HDC) di Batam dan melakukan ekspansi Hyperscale Data Center (HDC) di Cikarang untuk mendukung meningkatnya permintaan terhadap layanan Cloud dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Selain itu, Data center ini juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan daya berskala besar, termasuk untuk teknologi AI, dengan tetap mengedepankan prinsip ESG melalui pemanfaatan energi terbarukan dari panel surya, serta kombinasi teknologi pendingin air-based dan liquid-based untuk meningkatkan efisiensi energi. Telkom juga terus menjajaki dan membuka peluang kemitraan strategis untuk mempercepat pertumbuhan dan pengembangan infrastruktur digital.

    Perseroan mendirikan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) sebagai anak usaha baru untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan aset infrastruktur jaringan Telkom. Setelah berhasil menyelesaikan transisi operasional jaringan end-to-end pada Agustus 2024 dengan baik, TIF kini memasuki fase komersialisasi guna mempercepat monetisasi aset, serta memperkuat posisinya sebagai penyedia konektivitas netral melalui kemitraan strategis.

    Pada November 2024, TIF berhasil memperoleh dua lisensi utama, yaitu JARTAPLOK (Jaringan Tetap Lokal) dan JARTUP (Jaringan Tetap Tertutup) Terrestrial. Kedua lisensi ini menjadi landasan bagi pengembangan kapabilitas layanan TIF, sekaligus memperkuat kemampuannya dalam menyediakan solusi konektivitas yang andal bagi pelaku industri. Kemudian pada Desember 2024, TIF menjalin kerja sama strategis dengan salah satu penyedia layanan internet (ISP) untuk meningkatkan layanan Fiber-to-The-Home (FTTH). Kolaborasi ini semakin menegaskan peran TIF sebagai katalis utama dalam mendorong pengembangan sektor telekomunikasi di Indonesia.

    Sepanjang tahun 2024, Telkom menginvestasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp24,5 triliun atau 16,3% dari total pendapatan guna memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Realisasi Capex yang relatif lebih rendah pada tahun ini sejalan dengan inisiatif strategis Telkom dalam optimalisasi belanja modal. Mayoritas anggaran belanja modal dialokasikan untuk pengembangan konektivitas digital, termasuk perluasan jaringan fiber optic, menara telekomunikasi, satelit, dan kabel bawah laut. Sementara itu, investasi lainnya digunakan untuk mendukung pengembangan platform digital seperti pusat data dan cloud, serta layanan digital lainnya. Dengan berfokus pada penguatan infrastruktur dan inovasi berkelanjutan, Telkom terus mendorong transformasi digital dan meningkatkan pengalaman pelanggan di seluruh Indonesia.

    Telkom terus berupaya mengintegrasikan prinsip keberlanjutan atau ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh lini bisnis dan entitas perusahaan. Pada November 2024, Telkom meluncurkan “GoZero – Sustainability Action by Telkom Indonesia” untuk semakin memperkuat komitmen perusahaan terhadap tanggung jawab lingkungan, inklusi sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik.

    Inisiatif GoZero% berlandaskan pada tiga pilar utama, meliputi Save Our Planet, berfokus pada efisiensi energi, pengurangan jejak karbon sebesar 20% pada tahun 2030, serta pengelolaan limbah elektronik yang komprehensif. Kemudian Empower Our People, menargetkan peningkatan partisipasi tenaga kerja perempuan dan inklusi bagi penyandang disabilitas, serta memastikan keselamatan kerja sebagai prioritas utama. Selanjutnya Elevate Our Business, memperkuat transparansi pelaporan ESG, meningkatkan keamanan data, serta memastikan kepatuhan terhadap standar anti-penyuapan ISO 37001. Melalui GoZero%, Telkom semakin menegaskan perannya dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.

  • Komdigi Siapkan Internet Murah 100 Mbps Rp100 Ribu, Telkomsel Mau Ikut

    Komdigi Siapkan Internet Murah 100 Mbps Rp100 Ribu, Telkomsel Mau Ikut

    Jakarta, CNBC Indonesia –  Frekuensi ini ditujukan untuk layanan internet murah kecepatan 100 Mbps dengan harga Rp 100 ribu.

    Menanggapi rencana tersebut, Telkomsel menyatakan minatnya untuk mengikuti seleksi pengguna pita frekuensi 1,4 GHz.

    “Telkomsel pada prinsipnya berminat untuk mengikuti seleksi pengguna pita frekuensi 1,4 GHz,” ujar Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel Saki Hamsat Bramono kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/4/2025).

    Lebih lanjut, Saki mengatakan bahwa perusahaan akan menghormati serta mengikuti aturan yang akan ditetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia dalam rangkaian proses tersebut.

    Telkomsel memandang tambahan alokasi frekuensi dapat menjadi peluang penting bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi jaringan broadband terbaru yang relevan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat memperkuat layanan telekomunikasi digital di seluruh Indonesia.

    “Telkomsel berharap agar keseluruhan rangkaian proses seleksi dapat berlangsung sesuai tahapan dan jadwal yang tepat demi mendorong penguatan industri telekomunikasi serta mempercepat transformasi dan pertumbuhan ekonomi digital nasional sesuai target yang dicanangkan pemerintah,” ujarnya.

    Telkomsel sendiri tahun lalu merilis layanan internet kabel dengan harga murah bernama EZnet, harganya mulai dari Rp 150 ribu.

    Dalam situs resminya, Telkomsel menyebut EZnet sebagai internet rumah yang mudah dan murah. Internet akan disediakan mulai dari 10 Mbps dengan harga dibanderol mulai Rp 150 ribu.

    “Internetan di rumah kini makin mudah dan murah! Mulai dari Rp150.000 saja, bisa internetan 10Mbps sekeluarga. Untuk berlangganan, hubungi agen sales Telkomsel atau kunjungi GraPARI terdekat,” tulis Telkomsel dalam situsnya.

    Dalam kolom Informasi Tambahan, Telkomsel menjelaskan harga Rp 150 ribu/bulan khusus untuk wilayah Jawa dan Bali. Untuk Sumatra senilai Rp 170 ribu/bulan dan Rp 200 ribu/bulan untuk Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara.

    Telkomsel juga menjelaskan kecepatan EZnet masih terbatas 10 Mbps saja. Perusahaan meminta untuk berlangganan Indihome jika ingin kecepatan internet rumah yang lebih tinggi dengan minimalnya 30 Mbps.

    “Untuk berlangganan EZnet by Telkomsel, Anda harus berada di area yang jaringannya terlayani paket ini. Anda dapat berlangganan EZnet dengan menghubungi agen sales Telkomsel ataupun mengunjungi GraPARI terdekat di daerah Anda,” tulis Telkomsel.

    Berbeda dengan EZnet yang tersambung langsung ke rumah lewat kabel fiber optik, layanan internet murah yang didorong oleh pemerintah adalah layanan internet tanpa kabel langsung ke rumah. Namun tidak seperti layanan seluler yang bisa tersambung internet di mana saja, layanan broadband wireless access (BWA) di frekuensi 1,4 GHz terbatas di lokasi tertentu seperti rumah.

    (dem/dem)

  • Mudik Gratis BUMN 2025, TelkomGroup Berangkatkan 35 Bus buat 2.300 Pemudik

    Mudik Gratis BUMN 2025, TelkomGroup Berangkatkan 35 Bus buat 2.300 Pemudik

    Jakarta

    Demi mendukung perjalanan yang aman dan nyaman, TelkomGroup berpartisipasi dalam program Mudik Gratis BUMN 2025. Mudik Gratis ini diperuntukkan bagi pelanggan setia melalui Mudik Bersama BUMN dan Mudik Hepi Telkomsel Poin.

    Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah menyampaikan bahwa Telkom menyediakan 35 bus untuk pemudik ke berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera.

    “Jadi kali ini seperti biasanya, kita di TelkomGroup sama Telkomsel menyediakan fasilitas untuk mudik bersama. Jadi kita sediakan 35 bus untuk para mitra kita, pelanggan kita untuk mudik ke berbagai tujuan di berbagai kota di Pulau Jawa dan Sumatera,” ujar Ririek dalam acara Flag Off Mudik BUMN di Jakarta, Kamis (27/3/2025).

    Mudik BUMN 2025 Foto: dok. Nanda Sekar Ayu Alifah/detikcom

    Sebanyak 35 bus di antaranya, yaitu 5 bus untuk pelanggan Indibiz, 10 bus untuk pelanggan Telkomsel Poin, dan 20 bus untuk pelanggan Telkomsel Lite dan IndiHome, serta 3 kapal laut untuk pelanggan Telkomsel Poin.

    TelkomGroup memberangkatkan 2.300 pemudik menggunakan moda transportasi darat dan laut. Kota tujuan jalur darat meliputi Surakarta, Yogyakarta, Sleman, Magelang, Klaten, Semarang, Madiun, Ponorogo, Ngawi, Surabaya, dan Malang. Sementara rute jalur laut meliputi Batam ke Tanjung Priok, Balikpapan ke Surabaya, dan Makassar ke Surabaya.

    Mudik BUMN 2025 Foto: dok. Nanda Sekar Ayu Alifah/detikcom

    Ririek juga menegaskan bahwa TelkomGroup tidak hanya menyediakan transportasi mudik gratis, tetapi juga memastikan kualitas layanan telekomunikasi tetap optimal selama periode mudik.

    “Kita menyiapkan berbagai infrastruktur agar kita bisa memastikan bahwa layanan kita berjalan dengan baik, dengan lancar sehingga membuat lebih nyaman bagi para pemudik itu. Nah khusus tahun ini ada yang spesial, yaitu telkomsel akan menggelar banyak layanan 5G,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi juga menyampaikan apresiasinya terhadap program Mudik Gratis BUMN.

    “Dari tahun ke tahun, saya melihat seolah-olah ada peningkatan animo masyarakat yang mengikuti program-program ini dan saya berharap bahwa ke depannya akan semakin berubah dan akan lebih banyak lagi masyarakat yang bisa dilayani,” jelasnya.

    Mudik BUMN 2025 Foto: dok. Nanda Sekar Ayu Alifah/detikcom

    Menteri BUMN, Erick Thohir juga hadir dan menyampaikan bahwa ia telah melaksanakan beberapa tugas penting untuk mendukung kegiatan pelayanan publik ini.

    “Alhamdulillah, sesuai dengan arahan Bapak Presiden, bagaimana BUMN terus harus meningkatkan performanya, tetapi tidak lupa pelayanan publik terus harus ditingkatkan. Alhamdulillah, tadi disampaikan oleh Bapak Menhub, kami berdua sebagai menteri daripada Kabinet Merah Putih telah melaksanakan beberapa tugas penting yang diminta oleh Bapak Presiden untuk mendukung kegiatan pelayanan publik ini,” tutup Erick.

    (prf/ega)

  • Peta Persaingan Internet Murah, Wifi-Indihome-Linknet-MyRepublic

    Peta Persaingan Internet Murah, Wifi-Indihome-Linknet-MyRepublic

    Bisnis.com, JAKARTA — Persaingan internet rumah diperkirakan mengarah pada perang harga untuk mendapat pelanggan baru. PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) memulainya dengan menawarkan internet rumah berkecepatan 200 Mbps seharga Rp100.000.

    Tarif tersebut cukup menarik karena berada di bawah harga layanan internet rumah untuk kecepatan 100 Mbps pada umumnya, yang harganya di atas Rp300.000.

    Persaingan internet rumah saat ini paling terasa pada segmen harga Rp100.000 hingga Rp300.000. Jumlah pelanggan fixed broadband pada rentang harga itu menjadi yang terbesar yakni mencapai 67,40% menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

    Masih dari Survei APJII, kecepatan internet rumah yang paling banyak diminati ialah di atas 10 Mbps dan di bawah 30 Mbps atau sebesar 42,42% dari total responden.

    Daniel Widjaja dan Wilbert Arifin, analis Mirae Asset Securities pada risetnya awal Maret 2025 menyatakan inisiatif pemerintah lewat “Internet Murah” semakin menekan pelaku usaha untuk mempertahankan keterjangkauan harga sambil bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar. 

    “Dengan makin ketatnya persaingan harga, risiko perang harga muncul, yang berpotensi mengikis profitabilitas dalam lanskap industri yang sudah penuh tantangan,” jelasnya. 

    Diketahui, WIFI menyatakan menyasar segmen internet rumah (fiber to the home/FTTH) dengan target ambisius. WIFI menargetkan jumlah pelanggan internet rumah sebanyak 5 juta pada 2025, bertambah sebanyak 4,8 juta pelanggan dibandingkan posisi 200.000 pada Maret 2025. 

    Direktur Utama WIFI Yune Marketatmo untuk mengejar target tersebut, WIFI akan menyiapkan produk internet dengan kecepatan 200 Mbps dengan harga Rp100.000.

    Menurutnya, saat ini dengan pengguna internet sebanyak 220 juta dan penetrasi di industri ini baru 15%, maka masih ada ruang 85% persen yang masih sangat terbuka lebar. 

    “Segmen menengah bawah ini terbuka lebar. Jadi engine of growth ini terbuka lebar. Asal kita sebetulnya tajam dan harus fokus ke masyarakat pengguna bawah teknologi. Nah ini yang jadi misinya kami,” ujar dalam keterangan resminya, Jumat (21/3/2025).

    Di sisi lain, pemain lama seperti IndiHome dari Telkomsel, Grup Telkom (TLKM), MyRepublic Grup Sinar Mas , dan Link Net (LINK) yang telah diakuisisi XL Axiata (EXCL) juga tercatat agresif. 

    IndiHome, penguasa pasar fixed broadband Tanah Air, tercatat telah melayani 9,4 juta pelanggan pada kuartal III/2024 atau bertambah 682.000 pelanggan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

    Dari sisi pendapatan, IndiHome mencatatkan peningkatan hingga 200% year on year (YoY) pada kuartal III/2024 menjadi Rp19,84 triliun. Peningkatan pendapatan tersebut terjadi setelah terjadi integrasi. Rerata pendapatan yang dibukukan Telkomsel dari pelanggan IndiHome mencapai Rp239.200. 

    Kemudian, MyRepublic, layanan TV berbayar dan Internet dari PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) melaporkan telah menambah lebih dari 3 juta homepass baru di berbagai wilayah di Indonesia. 

    Merujuk pada paparan publik DSSA, MyRepublic telah mencapai 6,41 juta home pass pada akhir 2024, tumbuh 90,9% dibandingkan 3,35 juta pada akhir 2023. 

    Pemain internet rumah lainnya, PT Link Net Tbk. (LINK) yang terafiliasi XL Axiata menargetkan penambahan 1 juta hingga 1,5 juta homepass  pada 2025. 

    “Dari target tersebut, kami tengah melakukan finalisasi untuk rencana bisnis kami. Kami belum dapat memberikan komentar untuk target kinerja tahun depan untuk saat ini,” ucap Direktur Link Net Kanishka Gayan Wickrama dalam paparan publik LINK, Senin (16/12/2024). 

    Sementara itu, sampai kuartal III/2024 LINK mencatatkan penambahan jaringan homepass menjadi 4,03 juta. Jaringan homepass ini bertambah sebanyak 482.000 homepass sejak awal tahun. 

    Di sisi lain, LINK sampai akhir September 2024 masih mencatatkan kerugian bersih. Rugi LINK membengkak 192,5% menjadi Rp801,5 miliar pada periode 9 bulan 2024, dari sebelumnya sebesar Rp274 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Pendapatan LINK juga tercatat melemah 14,41% menjadi Rp1,64 triliun sampai akhir September 2024. Pendapatan ini turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,92 triliun. 

    Wickrama menuturkan saat ini fokus bisnis LINK adalah melakukan investasi untuk ekspansi jaringan. Dengan hal tersebut, LINK mengasumsikan perusahaan akan berbalik laba pada periode 2027-2028. 

    “Tetapi, hal itu akan bergantung pada seberapa banyak ekspansi jaringan yang akan kami lakukan selama periode tersebut,” ujarnya.

    Daftar Harga Internet 100 Mbps WIFI, IndiHome, XL Satu, Biznet, MyRepublic ….