BUMN: IndiHome

  • Telkom Catat Pendapatan Rp 36,6 T di Q1 2025, Ini yang Bikin Cuan

    Telkom Catat Pendapatan Rp 36,6 T di Q1 2025, Ini yang Bikin Cuan

    Jakarta

    Menghadapi kondisi ekonomi yang penuh tantangan di awal 2025, Telkom mampu mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 36,6 triliun di kuartal pertama 2025. Pertumbuhan tersebut seiring positifnya kinerja pada segmen enterprise, wholesale and international, termasuk bisnis menara telekomunikasi

    Pada kuartal I 2025, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp36,6 triliun. EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasi tercatat sebesar Rp18,2 triliun dengan margin EBITDA pada 49,8%. Perseroan juga mencatat laba bersih sebesar Rp5,8 triliun dengan margin laba bersih pada 15,9%.

    “Fokus kami pada pengembangan infrastruktur dan bisnis digital, penyediaan solusi yang relevan, serta simplifikasi produk guna meningkatkan pengalaman terbaik bagi pelanggan, menjadi kunci dalam menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah.

    Pada segmen Consumer (Mobile dan Fixed Broadband), Telkomsel selaku anak usaha membukukan pendapatan sebesar Rp 27,2 triliun. Digital Business terus menunjukkan kinerja yang kuat dengan menyumbang kontribusi sebesar 90,3% terhadap total pendapatan pada segmen ini. Selain itu, pendapatan dari IndiHome residensial (B2C) mengalami pertumbuhan sebesar 1,3% YoY.

    Hasil positif dari implementasi FMC juga ditunjukkan dengan meningkatnya total pelanggan IndiHome residensial (B2C) menjadi 9,8 juta pelanggan atau tumbuh double digit sebesar 10,4% YoY. Sedangkan total keseluruhan pelanggan IndiHome B2C dan B2B juga mengalami pertumbuhan sebesar 7% YoY menjadi 11 juta pelanggan. Sementara itu, total pelanggan seluler sebanyak 158,8 juta pelanggan.

    Telkomsel juga terus memperluas cakupan jaringannya dan memastikan kualitas layanan tetap terjaga. Hingga Maret 2025, jumlah Base Transceiver Station (BTS) yang dimiliki mencapai 278.100 unit, termasuk 227.454 BTS 4G dan 1.910 BTS 5G.

    Di segmen Enterprise, menunjukkan kinerja positif dengan pendapatan sebesar Rp 5,0 triliun atau tumbuh 2,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh layanan Indibiz, satelit, serta bisnis pembayaran digital. Kontributor terbesar dalam segmen ini adalah layanan konektivitas (Enterprise Connectivity) dan solusi Digital IT Services.

    Kemudian untuk segmen Wholesale and International, perusahaan plat merah ini membukukan pendapatan sebesar Rp 4,8 triliun atau tumbuh 0,6% YoY yang didorong oleh bisnis infrastruktur digital dan peningkatan bisnis layanan suara internasional (International Wholesale Voice).

    Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai anak usaha Telkom mencatat pendapatan positif sebesar Rp2,3 triliun atau tumbuh 1,4% YoY. Berkat efektivitas pengelolaan biaya yang baik, Mitratel berhasil membukukan EBITDA sebesar Rp1,9 triliun dan laba bersih sebesar Rp526 miliar, dengan margin EBITDA dan margin laba bersih yang stabil masing-masing di angka 83,0% dan 23,3%.

    Bisnis penyewaan menara (Tower Leasing) tetap menjadi penopang utama dengan kontribusi sebesar 82% terhadap total pendapatan Mitratel. Hal ini dibuktikan dengan terus bertambahnya penyewa (tenants) dengan total tenant mencapai 60.259. Guna meningkatkan kapabilitasnya, pada kuartal I 2025, Mitratel menambah 189 menara baru, sehingga total kepemilikan menara mencapai 39.593 unit.

    Sebagai upaya memperkuat portofolio bisnis, Mitratel juga menambah jaringan fiber optik secara organik sepanjang 2.505 km, sehingga total panjang fiber optik yang dimiliki menjadi 53.544 km.

    Sedangkan untuk bisnis Data Center dan Cloud, Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp446 miliar. Pada kuartal I 2025, Telkom mengoperasikan 35 data center dengan total kapasitas 38 MW untuk melayani segmen enterprise dan hyperscale di dalam dan luar negeri. Selain itu, Telkom juga memiliki 2.420 rack untuk edge data center yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Sepanjang tiga bulan pertama tahun 2025, Telkom merealisasikan belanja modal sebesar Rp 5 triliun atau 13,5% dari total pendapatan perusahaan. Lebih dari 50% belanja modal tersebut dialokasikan untuk memperluas konektivitas digital, seperti pembangunan jaringan fiber optik, menara telekomunikasi, satelit, dan kabel bawah laut.

    (agt/agt)

  • Telkom Cetak Pendapatan Rp36,6 Triliun Kuartal I/2025, Segmen Enterprise Naik

    Telkom Cetak Pendapatan Rp36,6 Triliun Kuartal I/2025, Segmen Enterprise Naik

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp36,6 triliun pada kuartal I/2025. Bisnis enterprise tetap tumbuh di tengah kondisi makro yang menantang.

    Dalam laporan info memo, Manajemen Telkom menyampaikan pendapatan dari layanan Data, Internet & TI tercatat sebesar Rp21,3 triliun pada kuartal I/2025, mengalami penurunan sebesar 5,4% secara year-on-year (YoY) dan 5,7% secara quarter-on-quarter (QoQ). 

    Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh melemahnya Bisnis Digital yang terkoreksi sebesar 5,9% YoY. Penurunan disebabkan tantangan ekonomi yang lebih luas dan penurunan belanja konsumen selama musim perayaan Lebaran. 

    Perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut menyiapkan sejumlah langkah dalam menghadapi tantangan tersebut, salah satunya dengan menyederhanakan produk. 

    “Telkom tetap fokus pada kualitas jaringan, memperkuat keterlibatan pelanggan, penyederhanaan produk, dan memperkaya pengalaman digital,” tulis Manajemen Telkom dikutip dari Info Memo, Jumat (2/5/2025). 

    Telkom mengungkap di tengah penurunan tersebut, Bisnis Enterprise perusahaan tetap tumbuh sebesar 2,9% YoY, yang didorong oleh layanan High-Speed Internet (HSI). 

    Di sisi lain, pendapatan konsolidasi IndiHome menunjukkan kinerja yang positif dengan peningkatan sebesar 3,4% YoY menjadi Rp6,7 triliun pada kuartal I/2025. 

    Secara khusus, pendapatan IndiHome B2C juga tumbuh sebesar 1,3% YoY menjadi Rp6,7 triliun, menunjukkan ketahanan di tengah kontraksi ekonomi yang lebih luas, terutama di Jawa. Telkom berhasil mencatatkan penambahan bersih sekitar 230.000 pelanggan IndiHome selama kuartal ini.

    Pendapatan konsolidasi dari layanan SMS, Telepon Tetap, dan Suara Seluler meningkat sebesar 2,4% YoY menjadi Rp2,6 triliun pada kuartal I/2025, terutama disebabkan oleh perlakuan akuntansi keuangan.

    Pendapatan Interkoneksi mengalami penurunan sebesar 7,0% YoY menjadi Rp2,4 triliun pada kuartal I/2025, yang mencerminkan moderasi berkelanjutan dalam pendapatan SMS hubbing. 

    Tren ini sejalan dengan pergeseran preferensi komunikasi pengguna ke platform pesan over-the-top (OTT) berbasis data. Namun, secara kuartalan, pendapatan interkoneksi tumbuh sebesar 3,6% QoQ, didukung oleh peningkatan aktivitas dalam bisnis suara wholesale internasional.

    Layanan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi Lainnya mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 9,5% YoY menjadi Rp3,7 triliun pada kuartal I/2025. 

    Secara kuartalan, pendapatan pada kuartal I/2025 tumbuh sebesar 4,4% QoQ, terutama didorong oleh layanan satelit dan bisnis solusi pembayaran.

  • Telkom (TLKM) Cetak Laba Rp5,8 Triliun Kuartal I/2025, IndiHome Tumbuh

    Telkom (TLKM) Cetak Laba Rp5,8 Triliun Kuartal I/2025, IndiHome Tumbuh

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mencatat laba bersih sebesar Rp5,81 triliun pada kuartal I/2025. Layanan internet bergerak menjadi kontributor utama pertumbuhan tersebut, dengan layanan internet tetap IndiHome menorehkan kinerja positif.

    Berdasarkan data info memo, Kamis (1/5/2025) laba bersih Telkom pada 3 bulan pertama 2025 sedikit terkoreksi 4% dibandingkan dengan Rp 6,05 triliun pada kuartal I/2024.

    Pendapatan Telkom pada kuartal I/2025 tercatat sebesar Rp 36,63 triliun dengan beban operasional perusahaan yang turun tipis sebesar 1% menjadi Rp 26,15 triliun dari Rp 26,42 triliun pada 2024.

    Manajemen mengungkap kuartal pertama  2025 menyajikan lanskap ekonomi yang beragam bagi Indonesia. Meskipun terjadi penurunan dalam belanja konsumen selama periode perayaan Lebaran, TelkomGroup menunjukkan ketahanan dan ketangkasan strategis.

    “Kami terus mendapatkan momentum dalam bisnis Konsumen kami, didukung oleh pertumbuhan payload data yang sehat dan peningkatan penetrasi broadband, sementara segmen Wholesale & International dan Enterprise kami mendapat manfaat dari meningkatnya permintaan akan infrastruktur dan solusi digital,” tulis manajemen.

    Dari sisi ritel, pada Kuartal I/2025, Telkomsel mempertahankan basis pelanggan seluler berkualitas tinggi dan mencatatkan pertumbuhan payload data sebesar 19,8% year on year (YoY). Bisnis Digital tetap kuat, menyumbang 90,3% dari pendapatan seluler, yang menggarisbawahi komitmen Telkom terhadap monetisasi digital yang berkelanjutan di tengah normalisasi musiman.

    IndiHome B2C mengalami penurunan dengan penetrasi konvergensi yang melambat menjadi 55%, mencerminkan pendekatan yang hati-hati dan selektif terhadap tantangan makro yang persisten. Meskipun demikian, pendapatan IndiHome B2C masih tumbuh 1,3% YoY, dengan penambahan pelanggan bersih sekitar 230.000 pelanggan pada Kuartal I/2025.

    Jumlah pelanggan IndiHome meningkat 7.0% YoY, dari 10,3 juta pelanggan pada kuartal I/2024 menjadi 11,03 juta pelanggan pada kuartal I/2025.

    Sementara itu, pada segmen seluler, Telkomsel Halo (pascabayar) mencatatkan pertumbuhan pelanggan sebesar 6.2%, dengan jumlah pelanggan mencapai 7,99 juta. Namun, Telkomsel Prabayar mengalami penurunan jumlah pelanggan sebesar 0,9%, dengan total pelanggan 150,81 juta sejalan dengan strategi perusahaan yang mengincar pelanggan berkualitas.

  • Pendapat Analis Trimegah Sekuritas Tentang Kinerja TLKM di 2024 – Halaman all

    Pendapat Analis Trimegah Sekuritas Tentang Kinerja TLKM di 2024 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kinerja keuangan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan positif hingga akhir 2024 menjadi Rp150,0 triliun. 

    Selain pertumbuhan pendapatan tahunan, perseroan juga membukukan pertumbuhan kinerja keuangan kuartalan 2,2 persen QoQ menjadi Rp37,7 triliun. Laba bersih perseroan juga meningkat sebesar 1,0% QoQ menjadi Rp6,0 triliun.

    Menurut analis saham telekomunikasi PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, Sabrina, kinerja keuangan tersebut terbilang cukup baik saat industri telekomunikasi nasional tengah menghadapi tantangan akibat meningkatnya volatilitas global karena geo politik dan meningkatnya dinamika persaingan industri telekomunikasi karena maraknya layanan OTT (Over The Top) global yang beroperasi di Indonesia.

    “Kinerja Telkom lumayan. Laba bersihnya masih bisa tumbuh. Kinerja keuangan ini sudah sesuai dengan ekspektasi pasar terhadap Telkom. Sampai saat ini Telkomsel masih menjadi penyumbang terbesar kinerja keuangan PT Telkom,” ungkap Sabrina dalam laporan analisisnya dikutip Minggu , 27 April 2025.

    Kontribusi Telkomsel terhadap kinerja Telkom nilainya masih signifikan yaitu lebih dari 70 persen.

    Menurut Sabrina, hingga saat ini Telkomsel masih mempertahankan dominasi pasar dengan pangsa pendapatan tertinggi di 2024.

    Hingga akhir 2024, Telkomsel masih empertahankan dominasinya di pasar telekomunikasi Indonesia dengan menjaga pangsa pasar pendapatan seluler tertinggi di industri sebesar 51,8 persen.

    Mengutip data dari laporan keuangan keuangan yang dipublikasikan oleh para operator telekomunikasi, pangsa pasar laba bersih Telkomsel pada industri telekomunikasi tanah air mencapai 75,6 persen di 2024.

    Capaian ini menegaskan keberhasilan Telkomsel dalam mempertahankan posisi sebagai pemimpin pangsa pasar laba bersih selama lebih dari 10 tahun berturut-turut.

    Hasil riset yang dikeluarkan Trimegah menyatakan, segmen seluler Telkomsel masih memberikan kontribusi cukup besar. ARPU seluler gabungan pada 4Q24 meningkat menjadi Rp44,0 ribu (+2,0% QoQ).

    Sementara total pelanggan Telkomsel meningkat menjadi 159,4 juta (+0,6% QoQ). Pertumbuhan positif ini menurut Sabrina dipengaruhi oleh inisiatif penetapan harga yang tepat, faktor musiman, dan migrasi prabayar ke pascabayar yang berhasil.

    Selain itu, Telkomsel terus meningkatkan produktivitas pelanggan, yang tercermin dari pertumbuhan payload data tahunan sebesar 13,9%.

    Sabrina juga mencatat, ARPU IndiHome B2C pada 4Q24 mencapai Rp 233 ribu. Hal ini menunjukkan kemampuan Telkomsel dalam menjaga ARPU IndiHome B2C kuartalan di tengah inisiatif strategis Telkomsel untuk mengakselerasi penetrasi fixed broadband.

    Hal itu tercermin dari sekitar 1 juta pertambahan pelanggan IndiHome B2C di tahun 2024 menjadi 9,6 juta (+2,5% QoQ / +10,6% YoY).

    “Saya melihat pendapatan IndiHome B2C meningkat menjadi Rp6,8 triliun (+1,8% QoQ / +101,2%YoY). Keberhasilan ini membuktikan keberhasilan implementasi FMC yang telah diterapkan Telkomsel.,” ujarnya.

    Dia menilai, Telkomsel dapat memberikan penawaran harga gabungan antara selular dan FTTH sebagai bagian dari implementasi strategi FMC.

    Berdasar laporan keuangan perseroan, TLKM menutup 2024 dengan membukukan pendapatan konsolidasi Rp150,0 triliun atau tumbuh 0,5% dibandingkan 2023.

    Sementara, EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasi adalah Rp75,0 triliun dengan margin EBITDA 50,0 persen.

    Laba bersih perseroan tercatat Rp23,6 triliun dengan margin laba bersih di 15,8 persen, serta laba bersih operasional Rp24,1 triliun dengan margin laba bersih operasional 16,1 persen.

  • Mengupas Bisnis FMC Telkomsel yang Bikin Telkom Tetap Cuan

    Mengupas Bisnis FMC Telkomsel yang Bikin Telkom Tetap Cuan

    Jakarta

    Berdasarkan laporan keuangan 2024, Telkomsel menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan Telkom. Layanan fixed mobile convergence (FMC) memberikan kontribusi penting di tengah tantangan global dan persaingan yang kian kompleks.

    Dalam laporan hingga akhir tahun 2024, kinerja keuangan Telkom mencatat pertumbuhan pendapatan positif menjadi Rp 150 triliun. Perusahaan plat merah ini juga membukukan pertumbuhan kinerja keuangan kuartalan 2,2% QoQ menjadi Rp 37,7 triliun. Laba bersih perseroan juga meningkat sebesar 1,0% QoQ menjadi Rp 6 triliun.

    Menurut analis saham telekomunikasi PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, Sabrina, kinerja keuangan Telkom ini terbilang cukup baik di saat industri telekomunikasi nasional tengah menghadapi tantangan akibat meningkatnya volatilitas global karena geo politik dan meningkatnya dinamika persaingan industri telekomunikasi akibat maraknya layanan OTT (Over The Top) global yang beroperasi di Indonesia.

    “Kinerja Telkom lumayan. Laba bersihnya masih bisa tumbuh. Kinerja keuangan ini sudah sesuai dengan ekspektasi pasar terhadap Telkom. Sampai saat ini Telkomsel masih menjadi penyumbang terbesar kinerja keuangan Telkom. Kontribusi Telkomsel terhadap kinerja Telkom nilainya masih signifikan yaitu lebih dari 70%. Hingga saat ini Telkomsel masih mempertahankan dominasi pasar dengan pangsa pendapatan tertinggi di 2024,” terang Sabrina.

    Hingga akhir tahun 2024, Telkomsel masih mampu mempertahankan dominasinya di pasar telekomunikasi Indonesia dengan menjaga pangsa pasar pendapatan seluler tertinggi di industri mencapai 51,8%. Berdasarkan data dari laporan keuangan keuangan yang dipublikasikan oleh para operator telekomunikasi, pangsa pasar laba bersih Telkomsel pada industri telekomunikasi tanah air mencapai 75,6% pada tahun 2024.

    Adapun, capaian tersebut menegaskan keberhasilan Telkomsel dalam mempertahankan posisi sebagai pemimpin pangsa pasar laba bersih selama lebih dari 10 tahun berturut-turut.

    Dalam research yang dikeluarkan Trimegah, segmen seluler Telkomsel masih memberikan kontribusi cukup besar. ARPU seluler gabungan pada 4Q24 meningkat menjadi Rp 44 ribu. Sementara total pelanggan Telkomsel meningkat menjadi 159,4 juta.

    Pertumbuhan positif tersebut, menurut Sabrina, dipengaruhi oleh inisiatif penetapan harga yang tepat, faktor musiman, dan migrasi prabayar ke pascabayar yang berhasil. Selain itu, Telkomsel terus meningkatkan produktivitas pelanggan, yang tercermin dari pertumbuhan payload data tahunan sebesar 13,9%.

    Sabrina mencatat, ARPU IndiHome B2C pada 4Q24 mencapai Rp 233 ribu. Hal ini menunjukkan kemampuan Telkomsel dalam menjaga ARPU IndiHome B2C kuartalan di tengah inisiatif strategis Telkomsel untuk mengakselerasi penetrasi fixed broadband, yang tercermin dari sekitar 1 juta pertambahan pelanggan IndiHome B2C di tahun 2024 menjadi 9,6 juta.

    “Saya melihat pendapatan IndiHome B2C meningkat menjadi Rp 6,8 triliun. Keberhasilan ini membuktikan keberhasilan implementasi FMC yang telah diterapkan Telkomsel. Telkomsel dapat memberikan penawaran harga gabungan antara selular dan FTTH sebagai bagian dari implementasi strategi FMC,” pungkasnya.

    (agt/agt)

  • FMC Menunjukkan Hasil Positif dan Berdampak Pada Telkom – Halaman all

    FMC Menunjukkan Hasil Positif dan Berdampak Pada Telkom – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hingga akhir tahun 2024 kinerja keuangan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan positif menjadi Rp 150 triliun. 

    Selain pertumbuhan pendapatan tahunan, perseroan juga membukukan pertumbuhan kinerja keuangan kuartalan 2,2 persen QoQ menjadi Rp 37,7 triliun. Laba bersih perseroan juga meningkat sebesar 1,0 persen QoQ menjadi Rp 6,0 triliun.

    Menurut analis saham telekomunikasi PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk Sabrina, kinerja keuangan Telkom ini terbilang cukup baik di saat industri telekomunikasi nasional tengah menghadapi tantangan akibat meningkatnya volatilitas global karena geo politik dan meningkatnya dinamika persaingan industri telekomunikasi akibat maraknya layanan OTT (Over The Top) global yang beroperasi di Indonesia.

    “Kinerja Telkom lumayan. Laba bersihnya masih bisa tumbuh. Kinerja keuangan ini sudah sesuai dengan ekspektasi pasar terhadap Telkom. Sampai saat ini Telkomsel masih menjadi penyumbang terbesar kinerja keuangan PT Telkom. Kontribusi Telkomsel terhadap kinerja Telkom nilainya masih signifikan yaitu lebih dari 70 persen. Hingga saat ini Telkomsel masih mempertahankan dominasi pasar dengan pangsa pendapatan tertinggi di 2024,” terang Sabrina dalam keterangan yang dikutip, Jumat (25/4/2025).

    Hingga akhir tahun 2024, operator seluler tersebut masih mampu mempertahankan dominasinya di pasar telekomunikasi Indonesia dengan menjaga pangsa pasar pendapatan seluler tertinggi di industri mencapai 51,8 persen. 

    Berdasarkan data dari laporan keuangan keuangan yang dipublikasikan oleh para operator telekomunikasi, pangsa pasar laba bersih perusahaan pelat merah itu pada industri telekomunikasi tanah air mencapai 75,6 persen pada tahun 2024.

    Capaian ini menegaskan keberhasilannya dalam mempertahankan posisi sebagai pemimpin pangsa pasar laba bersih selama lebih dari 10 tahun berturut-turut.

    Dalam research yang dikeluarkan Trimegah, segmen seluler tersebut masih memberikan kontribusi cukup besar. ARPU seluler gabungan pada 4Q24 meningkat menjadi Rp44,0 ribu (+2,0 persen QoQ). Sementara total pelanggan Telkomsel meningkat menjadi 159,4 juta (+0,6% QoQ).

    Pertumbuhan positif ini menurut Sabrina dipengaruhi oleh inisiatif penetapan harga yang tepat, faktor musiman, dan migrasi prabayar ke pascabayar yang berhasil. Selain itu, Telkomsel terus meningkatkan produktivitas pelanggan, yang tercermin dari pertumbuhan payload data tahunan sebesar 13,9%.

    Sabrina juga mencatat, ARPU IndiHome B2C pada 4Q24 mencapai Rp 233 ribu. Hal ini menunjukkan kemampuan dalam menjaga ARPU IndiHome B2C kuartalan di tengah inisiatif strategis Telkomsel untuk mengakselerasi penetrasi fixed broadband, yang tercermin dari sekitar 1 juta pertambahan pelanggan IndiHome B2C di tahun 2024 menjadi 9,6 juta (+2,5% QoQ / +10,6% YoY).

    “Saya melihat pendapatan IndiHome B2C meningkat menjadi Rp6,8 triliun (+1,8% QoQ / +101,2%YoY). Keberhasilan ini membuktikan keberhasilan implementasi FMC ( Fixed-Mobile Convergence ) yang telah diterapkan,”  terang Sabrina.

    Fixed Mobile Convergence (FMC) adalah konvergensi atau penggabungan jaringan telekomunikasi tetap (misalnya, telepon rumah, internet kabel) dan jaringan seluler (misalnya, internet seluler).

  • Telkom Catat Kinerja Positif Sepanjang 2024, Pendapatan Tembus Rp150 Triliun

    Telkom Catat Kinerja Positif Sepanjang 2024, Pendapatan Tembus Rp150 Triliun

    Jakarta: Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ketatnya persaingan di industri telekomunikasi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berhasil menutup tahun 2024 dengan capaian yang solid. 
     
    Sepanjang tahun lalu, Telkom mencatatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp150 triliun, tumbuh tipis 0,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
    Margin tetap stabil meski ada pensiun dini
    EBITDA konsolidasi Telkom tercatat sebesar Rp75 triliun dengan margin EBITDA stabil di angka 50 persen. Laba bersih mencapai Rp23,6 triliun, dengan margin 15,8 persen, sementara laba operasional tercatat Rp24,1 triliun (margin 16,1 persen). 
     
    Kuartal IV 2024 juga menunjukkan kinerja positif dengan pendapatan Rp37,7 triliun dan laba bersih Rp6 triliun, masing-masing naik 2,2 persen dan 1,0 persen secara kuartalan.

    Bisnis digital dan internet jadi andalan
     
    Pertumbuhan bisnis Telkom terutama ditopang oleh segmen Data, Internet & IT Services yang naik 3,5 persen menjadi Rp90,5 triliun. Permintaan data yang terus meningkat turut mengangkat lalu lintas data (payload), serta kebutuhan layanan teknologi informasi dan konten digital.
     
    Pendapatan dari layanan jaringan dan telekomunikasi lainnya juga tumbuh signifikan, yakni 17,4 persen YoY menjadi Rp13,4 triliun. Kontribusi besar datang dari layanan satelit dan managed solutions.
     

    Transformasi berjalan di jalur yang tepat

    Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengatakan tahun 2024 merupakan periode yang penuh tantangan bagi sektor telekomunikasi di Indonesia, dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi yang melemah akibat ketidakstabilan global, serta persaingan industri yang semakin meningkat. Namun demikian Telkom dapat menutup tahun dengan kinerja dan capaian yang positif. 
     
    “Ini mencerminkan bahwa strategi transformasi perusahaan yang dijalankan sudah berada pada koridor yang benar,” kata Ririek dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 April 2025.
     
    Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa Telkom akan terus mengakselerasi implementasi 5 Bold Moves untuk memperkuat ekosistem digital dan menciptakan nilai tambah berkelanjutan.
    Kinerja Telkomsel makin solid, IndiHome terus tumbuh
    Telkomsel mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 10,7 persen YoY menjadi Rp113,3 triliun, didorong oleh bisnis digital yang menyumbang Rp78,3 triliun. Pelanggan seluler Telkomsel mencapai 159,4 juta, dan pelanggan IndiHome B2C tumbuh 10,6 persen menjadi 9,6 juta.
     
    Sepanjang 2024, trafik data meningkat 13,9 persen menjadi 20,3 juta TB. Telkomsel mengoperasikan lebih dari 271 ribu BTS, termasuk 975 BTS 5G.
    FMC dan integrasi layanan membawa dampak nyata
    Inisiatif Fixed-Mobile Convergence (FMC) mulai menunjukkan hasil. Salah satu keberhasilan utamanya adalah implementasi sistem One-Billing. Penetrasi konvergensi mencapai 57 persen di akhir 2024, meningkat dari 53 persen di kuartal sebelumnya.
     

    Segmen enterprise dan B2B semakin kuat
    Pendapatan dari segmen Enterprise tumbuh 5,6 persen menjadi Rp20,6 triliun, disokong oleh layanan Indibiz, satelit, dan e-payment. Telkom juga agresif mengembangkan bisnis cloud, digital IT services, dan keamanan siber.
     
    Segmen Wholesale & International mencatat pertumbuhan pendapatan 6,4 persen YoY menjadi Rp18 triliun. Sementara itu, Mitratel sebagai anak usaha menara membukukan Rp9,3 triliun pendapatan dengan kenaikan EBITDA dan laba bersih masing-masing 10,2 persen dan 4,8 persen.
     
    Sepanjang tahun 2024, Mitratel menambah 1.390 menara dan memperluas jaringan fiber optic menjadi 51.039 km, termasuk akuisisi PT Utra Mandiri Telekomunikasi (UMT).
    Capex efisien

    Capex Telkom pada 2024 mencapai Rp24,5 triliun atau 16,3 persen dari pendapatan. Sebagian besar digunakan untuk penguatan infrastruktur jaringan, ekspansi fiber optic, satelit, dan pengembangan platform digital.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Siapa Penguasa Pasar Operator Seluler Indonesia? Ini Jawabannya

    Siapa Penguasa Pasar Operator Seluler Indonesia? Ini Jawabannya

    Jakarta

    Persaingan operator seluler kini tinggal menyisakan tiga pemain, yaitu Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, dan XLSmart yang baru saja beroperasi usai resmi merger yang terjadi pada XL Axiata dan Smartfren. Lalu, siapa yang saat ini memimpin pangsa pasar seluler dalam negeri?

    Hingga akhir tahun 2024, Telkomsel masih mampu mempertahankan dominasinya di pasar telekomunikasi Indonesia dengan pencapaian pangsa pasar pendapatan tertinggi di industri (51,8%).

    Pakar telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, mengatakan seluruh pencapaian tersebut dicapai Telkomsel karena komitmen pembangunan yang kuat untuk menjadi kepanjangan tangan negara dalam menyediakan layanan telekomunikasi baik itu selular maupun Fiber to the Home (FTTH) melalui brand Telkomsel Indihome.

    Selain itu, tanpa dukungan jaringan handal yang dimiliki oleh induk perusahaan, Telkom, menurut Agung, Telkomsel juga tak akan mungkin menyediakan jaringan telekomunikasi yang andal di seluruh wilayah Indonesia.

    Telkomsel secara konsisten mempertahankan kepemimpinannya dalam pangsa pasar laba bersih selama lebih dari 10 tahun berturut-turut, mencapai 75,6% di tahun 2024, yang mencerminkan kinerja keuangan yang solid dan eksekusi yang disiplin.

    Operator yang identik warna merah ini pun terus meningkatkan produktivitas pelanggan, yang tercermin dari pertumbuhan payload data tahunan sebesar 13,9% dan ARPU mobile kuartalan sebesar 2,0%, menegaskan komitmen dalam memenuhi kebutuhan digital yang terus berkembang serta mendukung transformasi digital Indonesia.

    “Karena jaringannya yang handal dan tersebar luas di seluruh Indonesia, membuat hingga saat ini mayoritas masyarakat Indonesia masih mempercayakan kebutuhan layanan telekomunikasinya pada Telkomsel. Ini dapat dibuktikan dengan payload Telkomsel terbilang tinggi dan ARPU yang masih baik dibandingkan kompetitornya di industri telekomunikasi,” tutur Agung

    Pada tahun 2024, Telkomsel berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 10,7%, didorong oleh inisiatif strategis integrasi layanan bisnis fixed broadband IndiHome B2C ke dalam Telkomsel. Sejalan dengan hal ini, porsi kontribusi digital business Telkomsel mengalami peningkatan dari 88,0% menjadi 90,3%, menegaskan perannya sebagai faktor utama pertumbuhan pendapatan seluler.

    Dalam upaya mendukung digitalisasi di Indonesia, Telkomsel hadir sebagai pemain kunci dalam mengakselerasi penetrasi fixed broadband, tercermin dari penambahan hampir 1 juta pelanggan sepanjang tahun 2024. Komitmen ini diperkuat dengan penyelesaian integrasi sistem one-billing, yang menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

    Langkah ini membuka peluang lebih luas bagi Telkomsel untuk menghadirkan layanan bundling dengan konten digital terlengkap untuk mendorong adopsi layanan konvergensi, demi menghadirkan pengalaman digital yang lebih menyeluruh bagi pelanggan di seluruh Indonesia.

    “Dengan berbagai langkah tersebut saya yakin Telkomsel masih akan terus mendominasi layanan telekomunikasi di Indonesia. Karena Telkomsel merupakan penyedia layanan telekomunikasi dengan kualitas terbaik dan terluas di Indonesia,” pungkas Agung.

    (agt/fay)

  • Payload Data Telkomsel Naik 14%, Tembus 20,38 Juta TB pada 2024

    Payload Data Telkomsel Naik 14%, Tembus 20,38 Juta TB pada 2024

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mencatatkan pertumbuhan data payload atau muatan data hingga 13,9% pada 2024 dibandingkan dengan 2023. 

    Adapun total payload data yang diangkut sebesar 20,38 juta tera byte (TB), naik signifikan dibandingkan dengan 2023 yang sebesar 17,9 juta TB. 

    Selain gaya hidup masyarakat yang makin digital, pertumbuhan data payload juga didorong oleh penetrasi layanan Telkomsel yang makin luas dan makin kuat.

    Telkomsel mengoperasikan 271.040 BTS, termasuk 221.290 4G BTS and 975 5G BTS pada 2024. Jumlah tersebut bertambah 23.568 unit dibandingkan dengan 2023, dengan perincian 23.452 unit BTS 4G dan 321 unit BTS 5G. Sisanya BTS 2G. 

    Pakar Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Agung Harsoyo mengatakan pencapaian tersebut juga menunjukkan komitmen pembangunan yang kuat untuk menjadi kepanjangan tangan negara dalam menyediakan layanan telekomunikasi.

    Di sisi lain, tanpa dukungan jaringan andal yang dimiliki oleh Telkom, kata Agung, Telkomsel juga tak akan mungkin menyediakan jaringan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia.

    “Karena jaringannya yang andal dan tersebar luas di seluruh Indonesia, membuat mayoritas masyarakat Indonesia masih mempercayakan kebutuhan layanannya pada Telkomsel,” kata Agung, Rabu (23/4/2025). 

    Pada tahun 2024, Telkomsel berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 10,7%, didorong oleh inisiatif strategis integrasi layanan bisnis fixed broadband IndiHome B2C ke dalam Telkomsel. 

    Sejalan dengan hal ini, porsi kontribusi digital business Telkomsel mengalami peningkatan dari 88,0% menjadi 90,3%.

    Dalam upaya mendukung digitalisasi di Indonesia, Telkomsel juga terus mengakselerasi penetrasi fixed broadband, tercermin dari penambahan hampir 1 juta pelanggan sepanjang tahun 2024. 

    IndiHome, layanan digital internet, telepon rumah, dan TV interaktif/IPTV milik Telkomsel, telah melayani total 10,8 juta pelanggan pada 2024.

    Telkom, induk Telkomsel, menyampaikan dalam laporannya bahwa IndiHome terus memperluas kepemimpinan pasar. Untuk ritel, IndiHome memiliki basis pelanggan sebanyak 9,6 juta pelanggan dengan rerata pendapatan per pelanggan (ARPU) sebesar Rp238.000. 

    Adapun secara total pelanggan terlayani, termasuk sektor korporasi, mencapao 10,8 juta pelanggan dengan pendapatan yang diraup selama 2024 sebesar Rp26,3 triliun. 

    “Gerai ritel kami memberikan keuntungan distribusi yang strategis, meningkatkan aksesibilitas dan adopsi fixed mobile convergence (FMC). Kami telah mencapai tonggak integrasi FMC utama, terutama penyelesaian integrasi satu tagihan – peningkatan penting yang menyatukan layanan seluler dan tetap, mengurangi hambatan dalam transaksi pelanggan,” tulis dalam Info Memo dikutip Senin (21/4/2025).

    Fixed Mobile Convergence (FMC) adalah integrasi jaringan telekomunikasi tetap dan seluler. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk beralih antara jaringan tetap dan seluler tanpa kehilangan kualitas koneksi.  

    FMC memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah peningkatan daya tangkap sinyal dan kecepatan serta keandalan layanan yang lebih tinggi. 

    Telkom menyampaikan strategi FMC yang dijalankan juga mendorong efisiensi operasional, pengurangan churn, dan retensi pelanggan yang lebih kuat.

    Sebanyak 57% dari total pelanggan IndiHome saat ini telah menggunakan layanan seluler dan internet mobile. Porsi pengguna FMC IndiHome pada 2024 meningkat dari 2023 yang sebesar 53%.

  • Diperkuat Jaringan Telkom, Telkomsel Masih Jadi Pemimpin Operator Seluler di Indonesia – Page 3

    Diperkuat Jaringan Telkom, Telkomsel Masih Jadi Pemimpin Operator Seluler di Indonesia – Page 3

    Di sisi lain, Telkomsel membukukan pertumbuhan pendapatan tahunan 10,7% year-on-year (YoY) dengan profitabilitas yang sehat. Kinerja ini didorong oleh akselerasi pendapatan segmen Business-to-Consumer (B2C) IndiHome yang melonjak hingga Rp 26,6 triliun atau tumbuh 101,2% YoY.

    Dikutip dari laporan ‘Full Year 2024 Result’ perusahaan yang telah diaudit, Rabu (23/4/2025), akselerasi ini dipengaruhi oleh efek pengalihan IndiHome ke Telkomsel pada semester II-2023.

    Meskipun demikian, bisnisLegacy (layanan suara dan SMS) Telkomsel terus mengalami penurunan sebesar 20,8% YoY pada tahun 2024. Di sisi lain, kontribusi Bisnis Digital semakin dominan, mencapai 90,3% dari total Pendapatan Seluler.

    Secara tahunan, Average Revenue Per User (ARPU) seluler tercatat menurun menjadi Rp 44.400 (-6,6% YoY). Namun, tren ARPU mulai menunjukkan titik balik positif pada kuartal IV-2024 dengan pertumbuhan 2,0% quarter-on-quarter (QoQ).

    Peningkatan ini didukung oleh inisiatif harga strategis, faktor musiman, serta keberhasilan migrasi pelanggan dari prabayar ke pascabayar.

    Pertumbuhan payload (muatan data) dua digit YoY pada kuartal IV-2024 juga mencerminkan kuatnya konsumsi data di kalangan pelanggan.

    Basis pelanggan seluler Telkomsel stabil di angka 159,4 juta pada akhir tahun 2024, dengan peningkatan produktivitas pelanggan melalui penawaran platform konten yang dipersonalisasi.

    Sementara itu, basis pelanggan IndiHome B2C tumbuh 10,6% YoY menjadi 9,6 juta pelanggan, dengan penambahan bersih sekitar 1 juta pelanggan sepanjang tahun 2024.

    Pertumbuhan ini didorong oleh strategi peningkatan keterlibatan pelanggan dan penawaran bundling yang bertujuan untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas.