BUMN: Garuda Indonesia

  • Kecelakaan di Suruh Semarang: Bus Rem Blong Tabrak Mobil dan Motor, 1 Tewas

    Kecelakaan di Suruh Semarang: Bus Rem Blong Tabrak Mobil dan Motor, 1 Tewas

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Suruh-Karanggede, tepatnya di Dusun Kalisat, Desa Medayu, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Rabu (30/4/2025) pukul 15.30 WIB.

    Kecelakaan melibatkan sebuah bus, mobil pribadi, dan sepeda motor.

    Satu orang meninggal dunia.

    Kasat Lantas Polres Semarang AKP Lingga Ramadhani menjelaskan, dugaan awal penyebab kecelakaan adalah gangguan pada sistem pengereman bus atau rem blong.

    “Dari keterangan awal, bus PO Garuda Mas B 7236 UGA yang dikemudikan Samto (37), warga Tangerang, mengalami disfungsi pada rem bus yang dikemudikannya,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

    Lingga menambahkan bahwa ketiga kendaraan—bus, mobil, dan sepeda motor—bergerak searah dari Suruh menuju Karanggede, Kabupaten Boyolali.

    “Saat di lokasi kejadian, kondisi jalan menurun. Sesuai penuturan dari pengemudi bus, saat hendak melakukan pengereman, tidak berfungsi normal dan menabrak kendaraan mobil dan sepeda motor di depannya,” ungkapnya.

    Bus pertama-tama menabrak mobil Honda CRV B 8822 QI yang dikemudikan Faisal (41), warga Bekasi, dan kemudian menghantam sepeda motor Yamaha Jupiter yang dikendarai Nurul (58), warga Reksosari, Kecamatan Suruh, yang berboncengan dengan istrinya, Ismiyati (50).

    Bus akhirnya berhenti setelah pengemudi membanting setir ke kanan dan menabrak rumah milik warga.

    Dalam peristiwa tersebut, satu orang dinyatakan meninggal dunia, yaitu Ismiyati (50), pembonceng sepeda motor.

    Lingga mengatakan bahwa untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut, seluruh kendaraan yang terlibat telah diamankan oleh Sat Lantas Polres Semarang.

    “Terkait kondisi rem bus ini masih kami periksa kembali. Karena saat dievakuasi, kondisi rem berfungsi sehingga nanti akan kami periksa lebih lanjut dengan pihak terkait,” tutupnya. (*)

     

  • 10 Barang Antik Mahal yang Diburu Kolektor, Cek Disini!

    10 Barang Antik Mahal yang Diburu Kolektor, Cek Disini!

    JABAR EKSPRES – Barang-barang antik selalu memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi para kolektor yang menganggapnya sebagai investasi yang menguntungkan. Di Indonesia maupun dunia, koleksi barang antik bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga bisa menjadi sebuah aset yang nilainya terus meningkat seiring berjalannya waktu. Beberapa barang antik bahkan memiliki harga yang sangat fantastis, mencapai miliaran bahkan triliunan rupiah.

    Berikut adalah barang antik mahal yang sering diburu kolektor dan bisa bernilai hingga triliunan rupiah.

    10 barang antik mahal yang diburu kolektor:

    1. Guci Kuno Qianlong

    Guci kuno Qianlong merupakan salah satu barang antik termahal yang pernah ada.

    Guci ini merupakan peninggalan Kaisar Qianlong dari Dinasti Qing yang memiliki sejarah dan seni luar biasa. Salah satu guci kecil setinggi 40 cm ini terjual dengan harga mencapai Rp612 miliar.

    BACA JUGA: Harga Koin Kuno Emas Sudirman dan Rp100 Rumah Gadang yang Laku Puluhan Juta, Cek di Sini!

    BACA JUGA: Uang Kuno Rp100 Bisa Bikin Tajir? Ini Daftar Harga Jualnya

    Kelangkaan dan nilai sejarah yang melekat pada guci ini membuatnya menjadi incaran utama para kolektor barang antik.

    2. Kamera Susse Freres Daguerreotype 

    Kamera Susse Freres Daguerreotype adalah salah satu kamera tertua yang masih ada hingga saat ini. Dengan usia hampir 173 tahun, kamera ini memiliki nilai sejarah yang luar biasa.

    Kamera ini pernah dipamerkan di Austria dan dihargai sekitar 1,17 triliun rupiah. Selain sebagai barang antik yang langka, kamera ini juga menjadi simbol sejarah fotografi.

    3. Uang Kuno 

    Uang kuno menjadi salah satu barang antik yang paling banyak dicari. Uang kertas atau koin yang sudah tidak beredar lagi dan memiliki nilai sejarah sangat dihargai.

    Sebagai contoh, uang kertas Rp100 yang diterbitkan pada tahun 1948 dengan gambar Soekarno dapat mencapai harga lebih dari Rp100 juta jika kondisinya masih mulus.

    BACA JUGA: 9 Daftar Perangko Mahal Bernilai Milyaran Rupiah, Lengkap dengan Cara Jualnya!

    BACA JUGA: 3 Tempat Jual Koin Kuno Gambar Garuda Rp750, Harganya hingga Rp38 Juta

    Nilai uang kuno ini sangat dipengaruhi oleh kelangkaan dan kondisi fisiknya.

  • Sekolah dalam Bayang Kasta

    Sekolah dalam Bayang Kasta

    Jakarta – Dalam upaya mengejar visi Indonesia Emas 2045, pemerintah memperkenalkan dua kebijakan pendidikan yang secara sekilas tampak menjanjikan: Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat. Sekolah Garuda ditujukan bagi siswa-siswa berprestasi tinggi, dengan tujuan menyiapkan mereka untuk menembus universitas-universitas kelas dunia. Sementara itu, Sekolah Rakyat menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, dengan janji pemenuhan kebutuhan dasar serta pembinaan karakter.

    Kedua inisiatif ini terlihat seperti dua strategi paralel untuk mencapai kemajuan dan pemerataan pendidikan. Namun, di balik wajah progresifnya, tersembunyi potensi bahaya yang justru bisa memperlebar jurang kesenjangan sosial dalam dunia pendidikan Indonesia. Alih-alih menjembatani kesenjangan dan memperkuat keadilan sosial, kebijakan ini malah dapat memperkuat dikotomi kelas yang sudah lama menghantui sistem pendidikan nasional kita.

    Sekolah Garuda, dengan fasilitas unggulannya dan proses seleksi ketat, menjadi simbol eksklusivitas yang mengangkat siswa “terpilih” ke puncak piramida pendidikan. Sebaliknya, Sekolah Rakyat mencerminkan narasi penyelamatan terhadap kelompok termarjinalkan, yang diberi bekal cukup untuk bertahan hidup namun tidak cukup untuk menyaingi rekan-rekannya di medan kompetisi global. Di titik ini, pendidikan bukan lagi ruang bersama, melainkan arena segregasi berbasis ekonomi dan potensi.

    Kondisi ini memperlihatkan gejala polarisasi yang kian tajam: satu sisi mencerminkan elite intelektual dengan akses menuju dunia global, sementara sisi lain menggambarkan keterbatasan yang dibungkus dengan semangat kerakyatan. Pendekatan yang terlalu berbeda dalam satu sistem kebijakan justru menciptakan batas-batas sosial yang kian sulit ditembus. Pendidikan, yang seharusnya menjadi alat mobilitas sosial, berubah menjadi alat pengukuhan posisi kelas.

    Yang lebih mengkhawatirkan adalah kemungkinan munculnya stigma yang melekat seumur hidup. Seorang lulusan Sekolah Rakyat, meskipun berprestasi, akan tetap dibayangi oleh label sebagai “produk bantuan sosial”. Label ini, meski tak terucap, bisa melekat dalam proses penerimaan kerja, interaksi sosial, bahkan dalam persepsi diri anak itu sendiri. Pendidikan yang memisahkan berdasarkan latar belakang justru merampas hak anak untuk tumbuh dengan rasa percaya diri dan keyakinan bahwa dirinya setara dengan siapa pun.

    Di sisi lain, Sekolah Garuda pun tidak lepas dari masalah. Dengan segala eksklusivitas dan label prestisius yang melekat, sekolah ini bisa membentuk generasi yang terisolasi dari realitas sosial di sekitarnya. Anak-anak dari Sekolah Garuda mungkin memiliki pengetahuan dan keterampilan tinggi, tetapi tanpa pemahaman mendalam tentang keberagaman sosial dan dinamika ketimpangan, mereka tumbuh dalam gelembung elit yang rapuh. Ini adalah konsekuensi dari pemisahan sistemik yang tidak hanya memisahkan akses, tapi juga pengalaman hidup.

    Dampaknya sangat luas. Anak-anak dari latar belakang ekonomi rendah yang masuk Sekolah Rakyat tumbuh dengan realitas yang dibingkai sebagai “penerima manfaat”, sedangkan anak-anak Sekolah Garuda dibentuk menjadi “pemimpin masa depan”. Narasi ini bukan hanya tidak adil, tapi juga merusak. Ia menciptakan dua generasi yang berjalan di jalur berbeda—satu dibimbing menuju pusat kekuasaan dan pengaruh, dan yang lain diarahkan untuk sekadar bertahan dalam batasan yang ditentukan.

    Dalam konteks ideologi bangsa, pemisahan ini mencederai Pancasila, terutama sila kedua dan kelima. Pendidikan yang berkeadilan tidak mengenal pemisahan berdasar status ekonomi. Semua anak bangsa, tanpa kecuali, harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang dalam sistem pendidikan yang inklusif dan setara. Ketika pemerintah memisahkan anak-anak berdasarkan ekonomi dan potensi intelektual, maka itu bukan hanya persoalan kebijakan—itu adalah pengkhianatan terhadap dasar negara.

    Sekolah bukanlah tempat untuk membedakan siapa yang layak masuk ke universitas top dunia dan siapa yang hanya pantas mendapat pelatihan keterampilan dasar. Sekolah adalah tempat menyemai mimpi, membangun solidaritas, dan menyatukan perbedaan. Ketika pendidikan justru menjadi alat klasifikasi sosial, maka yang hilang bukan hanya kesetaraan, tapi juga semangat kebersamaan yang menjadi jantung dari bangsa ini.

    Kebijakan semacam ini seharusnya diganti dengan pendekatan afirmatif yang lebih inklusif. Artinya, semua sekolah publik harus dibangun dengan kualitas yang merata, fasilitas yang layak, guru yang kompeten, dan sistem pendukung yang kuat bagi siswa dari latar belakang ekonomi rendah. Tidak perlu membangun sekolah khusus untuk anak miskin—cukup membuat semua sekolah yang bisa merangkul mereka.

    Beasiswa, bimbingan belajar gratis, dan pelatihan pedagogi kritis bagi guru adalah contoh kebijakan yang lebih humanis dan menjangkau. Dengan pendekatan ini, siswa miskin tetap berada dalam ruang yang sama dengan siswa lain, namun mereka diberikan dukungan ekstra agar bisa mengejar ketertinggalan dan berkembang sesuai potensinya. Inilah bentuk keadilan sosial yang tidak merendahkan martabat manusia.

    Membangun sekolah elit dan sekolah rakyat secara terpisah juga mengirim pesan yang keliru tentang apa arti kecerdasan dan kesuksesan. Seakan-akan kecerdasan hanya milik mereka yang sejak awal terdeteksi unggul, sementara yang lain cukup diajarkan untuk “menjadi baik”. Padahal, potensi manusia tidak bisa diukur secara sempit lewat tes akademik. Banyak siswa dari latar belakang miskin yang unggul, hanya saja mereka belum diberi ruang untuk menunjukkan kemampuan mereka.

    Alih-alih memisahkan, mengapa tidak menyatukan? Bayangkan jika seluruh SMA di Indonesia menjadi “Sekolah Garuda”, bukan dalam kemewahan fisik, tapi dalam semangat: semangat mutu, inklusivitas, dan kebersamaan. Pendidikan semacam ini akan menciptakan ruang belajar yang penuh keragaman dan saling pengertian, di mana anak-anak dari berbagai latar belakang saling mengenal dan bertumbuh bersama.

    Penting untuk diingat bahwa niat baik tidak selalu menghasilkan kebijakan baik. Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat mungkin dilahirkan dengan semangat memperbaiki, namun jika arah kebijakannya memisahkan dan membatasi, maka itu bukan perbaikan, melainkan perpecahan. Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas, pendidikan harus menjadi alat untuk menyatukan, bukan membelah.

    Kita membutuhkan sistem pendidikan yang membebaskan semua anak dari belenggu kemiskinan, diskriminasi, dan stereotip. Keadilan dalam pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai memberi sesuai kelas, tapi memastikan semua anak, dari mana pun asalnya, bisa tumbuh sebagai anak bangsa yang bermartabat. Semua anak Indonesia adalah anak Garuda—dan setiap dari mereka pantas mendapat sayap untuk terbang setinggi mungkin.

    Roy Martin Simamora pengajar Filsafat Pendidikan PSP, ISI Yogyakarta

    (mmu/mmu)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jadwal Pembagian Dividen Garuda Food, Rp350,22 Miliar Siap Disalurkan

    Jadwal Pembagian Dividen Garuda Food, Rp350,22 Miliar Siap Disalurkan

    PIKIRAN RAKYAT – PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD), emiten makanan ringan dan minuman terkemuka di Indonesia, kembali menunjukkan komitmennya terhadap pemegang saham dengan mengumumkan pembagian dividen tunai yang cukup besar untuk tahun buku 2024.

    Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, perusahaan menyetujui pembagian dividen senilai Rp350,33 miliar, setara 56,10 persen dari laba bersih perusahaan yang mencapai Rp687,19 miliar.

    Kapan Dividen Tunai Dibayar?

    Pembagian dividen ini menjadi salah satu bentuk apresiasi perusahaan terhadap kepercayaan para investor, terutama setelah Garudafood mencetak rekor laba bersih tertinggi sepanjang sejarah operasionalnya.

    “2024 menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan Garudafood. Pencapaian laba bersih tertinggi sepanjang sejarah mencerminkan efektivitas strategi kami dalam menjaga keseimbangan antara inovasi, efisiensi operasional, dan komitmen terhadap keberlanjutan,” tutur Direktur Utama Garudafood, Hardianto Atmadja.

    Adapun jadwal penting pembagian dividen yang wajib dicatat oleh investor:

    Tanggal pencatatan pemegang saham (Recording Date): 7 Mei 2025 Tanggal pembayaran dividen tunai: 21 Mei 2025

    Dengan total laba bersih Rp687,19 miliar yang meningkat 14,25 persen (year-on-year), pembagian dividen sebesar Rp350,33 miliar menandakan pengelolaan keuangan yang sehat sekaligus konsistensi dalam memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

    Kontribusi Penjualan Domestik

    Kinerja keuangan Garudafood ditopang oleh pertumbuhan kuat pada segmen makanan dalam kemasan yang memberikan kontribusi sebesar 87,76 persen terhadap total penjualan. Segmen ini mencatat pertumbuhan 14,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Sementara itu, pasar domestik masih menjadi tulang punggung utama Garudafood. Penjualan dalam negeri menyumbang 96,88 persen dari total pendapatan bersih, atau meningkat 16,37 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan merek dan distribusi Garudafood di pasar lokal masih sangat dominan dan efektif.

    Aksi Buyback Saham Rp50 Miliar Disetujui

    Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Garudafood juga menyetujui aksi pembelian kembali (buyback) saham senilai maksimum Rp50 miliar. Diperkirakan, buyback ini akan mencakup sebanyak 130.562.827 lembar saham atau setara dengan 0,35 persen dari total saham yang beredar.

    Aksi ini dinilai sebagai langkah strategis untuk menstabilkan harga saham dan meningkatkan kepercayaan investor di tengah dinamika pasar.

    Perombakan Komisaris: Haijiang Gu Gantikan Donald Reginald Gadsden

    RUPSLB juga menyetujui pengangkatan komisaris baru, yakni Haijiang Gu yang menggantikan Donald Reginald Gadsden. Perubahan ini diharapkan membawa perspektif baru dalam pengawasan dan tata kelola perusahaan.

    Susunan Lengkap Dewan Komisaris dan Direksi Garudafood 2025

    Komisaris Utama: Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto Pangayoman Adi Soenjoto Soeharto Sunjoto Hartono Atmadja Swen Neufeldt Haijiang Gu Komisaris Independen: Dorodjatun Kuntjoro Jakti Komisaris Independen: Fitra Dewata Teramihardja Komisaris Independen: Andi Chandra Direktur Utama: Hardianto Atmadja Fransiskus Johny Soegiarto Paulus Tedjosutikno Robert Chandrakelana Adjie Johannes Setiadharma Swadheen Sharma Fokus Garudafood di 2025: Inovasi dan Teknologi AI

    Menghadapi tantangan dan peluang di 2025, Direktur Garudafood Fransiskus Johny Soegiarto menegaskan bahwa perusahaan akan terus mendorong inovasi dan transformasi digital.

    “Garudafood akan melanjutkan fokus pada inovasi produk, proses bisnis, intensifikasi pasar, penetrasi ke sektor jasa makanan, dan transformasi digital melalui pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk menunjang operasional bisnis,” ujarnya.

    Selain itu, optimalisasi rantai pasok, penguatan praktik berkelanjutan, dan kepatuhan terhadap regulasi menjadi agenda utama perusahaan demi menjaga daya saing dan memperkuat pertumbuhan jangka panjang.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 3 Tempat Jual Koin Kuno Gambar Garuda Rp750, Harganya hingga Rp38 Juta

    3 Tempat Jual Koin Kuno Gambar Garuda Rp750, Harganya hingga Rp38 Juta

    JABAR EKSPRES – Koin kuno bergambar Garuda senilai Rp750, koin langka ini berhasil mencuri perhatian setelah terjual dengan harga hingga Rp38 juta dalam ajang Nusantara Auction, salah satu tempat lelang bergengsi di Indonesia.

    Tapi apa sebenarnya yang membuat nilai koin ini melonjak tinggi hingga menyamai harga barang mewah?

    Baca juga : 5 Uang Kertas Kuno Indonesia yang Memiliki Harga Ratusan Juta dan Diburu Kolektor

    Kunci utama dari nilai selangit koin ini terletak pada kualitas dan kelangkaannya.

    Koin tersebut memiliki penilaian (grading) dari NGC, sebuah lembaga grading koin internasional yang dihormati dengan nilai PF 69 Ultra Cameo.

    Angka ini menunjukkan bahwa koin berada dalam kondisi hampir sempurna, nyaris tanpa cacat.

    Grading PF 69 termasuk salah satu tingkat tertinggi dalam sistem penilaian numismatik.

    Artinya, permukaan koin sangat bersih, desainnya tajam, dan tidak ada noda yang merusak tampilan.

    Ditambah lagi, koin ini menyandang status Top Pop, yakni peringkat teratas dalam kategori kelangkaan dan kualitas.

    Status ini menandakan bahwa jumlah koin serupa dengan kondisi sebaik ini sangat terbatas, menjadikannya incaran langka para kolektor.

    Tidak mengherankan jika para pemburu koin antik saling berlomba dalam lelang untuk mendapatkannya.

    Faktor kelangkaan, kualitas prima, dan permintaan tinggi adalah kombinasi sempurna yang membuat koin ini melambung ke harga puluhan juta.

    Koleksi koin kuno kini tak lagi hanya diminati kalangan senior. Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, mulai melirik dunia numismatik sebagai bentuk investasi jangka panjang yang bernilai.

    Koin bukan hanya dianggap sebagai benda bersejarah, tetapi juga sebagai aset yang dapat meningkat nilainya seiring waktu.

    Koin-koin seperti 750 Rupiah Silver Coin Garuda Bird menjadi favorit karena tak hanya menggambarkan warisan sejarah Indonesia, tetapi juga menampilkan simbol kuat seperti Burung Garuda, yang erat dengan identitas dan kebanggaan nasional.

    Nilai historis dan sentimen nasionalisme ini memberikan lapisan makna tambahan yang membuat koin tersebut lebih bernilai secara emosional maupun finansial.

    Di tengah tren investasi alternatif, banyak anak muda kini mulai menyadari bahwa koin kuno bisa menjadi instrumen keuangan yang menjanjikan.

  • Pesawat China Butuh Waktu 6 Tahun untuk Kantongi Sertifikasi Eropa

    Pesawat China Butuh Waktu 6 Tahun untuk Kantongi Sertifikasi Eropa

    Bisnis.com, JAKARTA – Pesawat narrow body (lorong tunggal) C919 buatan Perusahaan China, Commercial Aircraft Corp of China Ltd. (Comac) disebut membutuhkan waktu 3-6 tahun untuk mendapatkan sertifikasi dari badan regulator penerbangan Eropa (EASA). 

    Mengutip pemberitaan Reuters, Direktur Eksekutif EASA, Florian Guillermet mengatakan pesawat C919 tidak dapat mengantongi sertifikasi dari EASA tahun ini. Sertifikasi tersebut membutuhkan waktu 3-6 tahun. 

    “Seperti yang sudah kami sampaikan secara resmi, C919 tidak dapat disertifikasi pada 2025. Kami perkirakan proses sertifikasi akan memakan waktu 3 hingga 6 tahun,” kata Florian, dikutip Selasa (29/4/2025). 

    Florian mengungkapkan pihaknya harus memvalidasi desain dan komponen pesawat C919. Selain itu, EASA juga perlu melakukan uji terbang pesawat. 

    C919 produksi Comac sendiri telah mendapatkan sertifikasi keselamatan domestik pada 2022. Pesawat ini juga telah beroperasi mulai 2023 lalu. Saat ini, C919 hanya terbang di wilayah Tiongkok dan Hong Kong. Comac sendiri menargetkan sertifikasi dari Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) tahun ini agar dapat mulai menjual pesawatnya secara internasional. 

    Adapun, sebagian besar negara mewajibkan maskapai mereka untuk mengoperasikan model pesawat yang telah disetujui oleh regulator utama seperti EASA atau Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA). Industri dari perusahaan penyewa dan maskapai non-Tiongkok secara konsisten menyatakan bahwa mereka menginginkan validasi dari EASA sebelum mempertimbangkan untuk menggunakan C919.

    Pada perkembangan lain, Perusahaan pesawat komersial China ini juga dikabarkan tengah menjalin pembicaraan dengan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) untuk memasarkan pesawat jet C919 berlorong tunggal. 

    Mengutip Bloomberg, Comac telah berdiskusi dengan beberapa petinggi maskapai penerbangan salah satunya Wamildan Tsani Panjaitan, Direktur Utama GIAA. 

  • Pertamina Siapkan Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2025

    Pertamina Siapkan Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2025


    PIKIRAN RAKYAT –
    Jelang musim haji 2025, Pertamina Patra Niaga memastikan stok Avtur dan sarana fasilitas (sarfas) dalam kondisi aman untuk mendukung kelancaran penerbangan Haji 2025 di 13 bandara embarkasi Haji seluruh Indonesia.

    “Sebanyak 95.700 kiloliter (KL) avtur disiapkan untuk mengantisipasi kebutuhan penerbangan haji selama dua fase operasional, yakni keberangkatan 2 Mei – 1 Juni dan kepulangan 10 Juni – 11 Juli 2025,” jelas Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari

    Selain memastikan ketersediaan stok dan sarfas, Pertamina Patra Niaga juga akan bersiaga 24 jam selama masa pemberangkatan dan kepulangan jemaah haji Indonesia dari tanah suci.

    Lebih dari 150 armada pengisian dan ratusan tenaga kerja bersertifikasi telah dikerahkan untuk memastikan pelayanan maksimal selama periode operasional Haji. Seluruh proses juga didukung sistem after-sales 24/7 untuk memastikan kelancaran di setiap titik.

    “Dengan segala kesiapan ini, kami berharap para jemaah haji tidak terkendala pada proses keberangkatan dan kepulangan sehingga bisa menjalankan ibadah haji dengan tenang,” tambah Heppy.

    Tahun ini, penerbangan Haji dilayani oleh Garuda Indonesia, Saudia Airlines, dan Lion Air, melalui 13 bandara, yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Batam, Palembang, Jakarta, Kertajati, Solo, Surabaya, Lombok, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makassar.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina melalui Subholding Commercial & Trading, jamin ketersediaan energi terpenuhi untuk mendukung kelancaran pemberangkatan dan kepulangan jemaah haji Indonesia dari tanah suci. Seluruh stok avtur dan sarfas kondisi aman.,” terang Fadjar. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • TransNusa Naik Kelas ke Medium Service, Cek Perbedaan Kelas Maskapai Penerbangan!

    TransNusa Naik Kelas ke Medium Service, Cek Perbedaan Kelas Maskapai Penerbangan!

    Bisnis.com, JAKARTA — TransNusa baru saja naik kelas menjadi maskapai medium service carrier atau maskapai pelayanan standar menengah mulai 25 April 2025. Sebelumnya, TransNusa merupakan maskapai kelas penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier). 

    Maskapai penerbangan umumnya dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan jenis layanan yang ditawarkan, yaitu low cost carrier (LCC), medium service carrier  (MSC), dan full service airline. Klasifikasi ini mencerminkan perbedaan harga tiket serta fasilitas yang disediakan untuk penumpang.

    LCC adalah maskapai yang menawarkan tiket dengan harga murah dan layanan yang minimal. Maskapai ini umumnya tidak menyertakan fasilitas seperti bagasi tercatat, makanan dan minuman, serta hiburan di pesawat dalam harga tiket. Penumpang dapat memilih untuk membeli layanan tambahan jika diperlukan. Beberapa contoh maskapai LCC adalah AirAsia, Citilink, dan Lion Air.

    LCC cocok bagi penumpang yang mengutamakan harga tiket yang terjangkau, terutama untuk perjalanan singkat atau wisata hemat. Meskipun fasilitas terbatas, maskapai jenis ini banyak dipilih oleh mereka yang tidak memerlukan layanan tambahan selama penerbangan.

    Lalu, maskapai MSC menawarkan layanan yang lebih lengkap dibandingkan LCC. Namun, tetap dengan harga yang terjangkau. Maskapai MSC biasanya menyediakan bagasi gratis dengan batasan tertentu, makanan ringan, serta hiburan sederhana di pesawat. Layanan ini memberikan kenyamanan tambahan tanpa mengorbankan harga tiket yang masih cukup bersaing.

    Teranyar, maskapai TransNusa mengumumkan perubahan kelas menjadi MSC dan mengeklaim transformasi tersebut menjadikan layanan penerbangan lebih nyaman. Pelayanan MSC tersebut termasuk bagasi gratis 20 kilogram hingga 30 kilogram tergantung dari kelas dan rute penerbangan. Selain itu, terdapat makanan ringan dan air mineral tanpa biaya tambahan untuk seluruh penerbangan domestik. 

    Sementara itu, maskapai full service airline adalah maskapai yang menawarkan layanan penuh kepada penumpang, termasuk fasilitas seperti bagasi tercatat, makanan dan minuman, hiburan di pesawat, serta akses ke lounge bandara. Maskapai jenis ini juga sering menawarkan program loyalitas bagi penumpang setia. 

    Garuda Indonesia, Singapore Airlines, dan Cathay Pacific adalah contoh maskapai full service. Maskapai ini lebih cocok bagi penumpang yang mengutamakan kenyamanan maksimal, baik dalam hal layanan di pesawat maupun fasilitas di bandara.

    Dari sisi harga, tiket LCC biasanya yang paling ekonomis, sedangkan MSC menawarkan harga menengah dengan fasilitas tambahan. Sementara itu, full service airline menawarkan harga lebih tinggi sesuai dengan kelengkapan layanan yang diberikan. Setiap jenis maskapai dirancang untuk memenuhi kebutuhan penumpang dengan berbagai preferensi perjalanan.

  • Pertamina Pastikan Stok Avtur Aman untuk Kebutuhan Haji, Sediakan 95.700 KL

    Pertamina Pastikan Stok Avtur Aman untuk Kebutuhan Haji, Sediakan 95.700 KL

    Jakarta

    Jelang musim haji 2025, Pertamina Patra Niaga memastikan stok avtur dan sarana fasilitas (sarfas) dalam kondisi aman untuk mendukung kelancaran penerbangan Haji 2025 di 13 bandara embarkasi haji di seluruh Indonesia.

    “Sebanyak 95.700 kiloliter (KL) avtur disiapkan untuk mengantisipasi kebutuhan penerbangan haji selama dua fase operasional, yakni keberangkatan 2 Mei-1 Juni dan kepulangan 10 Juni-11 Juli 2025,” jelas Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari dalam siaran persnya, Selasa (29/4/2025).

    Selain memastikan ketersediaan stok dan sarfas, Pertamina Patra Niaga juga akan bersiaga 24 jam selama masa pemberangkatan dan kepulangan jemaah haji Indonesia dari Tanah Suci.

    Lebih dari 150 armada pengisian dan ratusan tenaga kerja bersertifikasi telah dikerahkan untuk memastikan pelayanan maksimal selama periode operasional haji. Heppy juga mengatakan seluruh proses didukung sistem after-sales 24/7 untuk memastikan kelancaran di setiap titik.

    “Dengan segala kesiapan ini, kami berharap para jemaah haji tidak terkendala pada proses keberangkatan dan kepulangan sehingga bisa menjalankan ibadah haji dengan tenang,” tambah Heppy.

    Tahun ini, penerbangan haji dilayani oleh Garuda Indonesia, Saudia Airlines, dan Lion Air, melalui 13 bandara, yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Batam, Palembang, Jakarta, Kertajati, Solo, Surabaya, Lombok, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makassar.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina melalui Subholding Commercial & Trading menjamin ketersediaan energi terpenuhi untuk mendukung kelancaran pemberangkatan dan kepulangan jemaah haji Indonesia dari tanah suci.

    “Seluruh stok avtur dan sarfas kondisi aman,” terang Fadjar.

    (prf/ega)

  • Erick Thohir Isyaratkan Larangan Suporter Tim Tamu di Liga 1 Lanjut Musim Depan

    Erick Thohir Isyaratkan Larangan Suporter Tim Tamu di Liga 1 Lanjut Musim Depan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan bahwa larangan kehadiran suporter tim tamu di Liga 1 Indonesia kemungkinan akan tetap diberlakukan pada musim depan.

    Pernyataan tersebut disampaikan Erick ketika ditemui oleh awak media di Jakarta Pusat, Selasa, dalam acara kerja sama antara PSSI melalui PT Garuda Sepak Bola Indonesia (GSI) dan Djarum Foundation untuk menggelar turnamen Piala Pertiwi U-14 dan U-16.

    “FIFA bersama kami melihat masih banyak kejadian, home dan away ini tingkat tentu kritikalnya masih tinggi. Jadi saya tentu gini, bila terjadi ada hal-hal di sebuah liga, itu yang bertanggung jawab penuh siapa? Kok PSSI semua?” ujar Erick menjawab pertanyaan awak media terkait larangan suporter tim tamu.

    Erick menjelaskan bahwa pengelolaan liga tidak hanya menjadi tanggung jawab PSSI. PSSI berkewajiban menjaga agar kompetisi berlangsung bersih dan profesional, bebas dari match fixing, dan memastikan jadwal liga tidak bentrok dengan agenda tim nasional.

    Namun, Erick menegaskan, penyelenggaraan liga itu tentu tanggung jawab liga. Sepakat dulu ya. Dan tentu kompetisi tanggung jawab liga. Klub bertanggung jawab dengan pertandingannya.

    Lebih lanjut, Erick menekankan bahwa jika terjadi kerusuhan yang menyebabkan korban jiwa, maka liga dan klublah yang harus bertanggung jawab sepenuhnya.

    “Artinya, kalau ada peristiwa kerusuhan-kerusuhan yang mengakibatkan korban jiwa, liga dan klub bertanggung jawab sepenuhnya.”

    Dengan alasan tersebut, Erick mengungkapkan bahwa kehadiran suporter tim tamu di musim depan “masih rawan.” Namun, jika liga dan klub dapat bertanggung jawab penuh terhadap semua risiko yang ada, maka ia tidak keberatan jika aturan tersebut dihapuskan pada musim depan.