BUMN: Citilink

  • Bos Danantara Pede Garuda Sehat Usai Disuntik Rp 23,67 T

    Bos Danantara Pede Garuda Sehat Usai Disuntik Rp 23,67 T

    Jakarta

    PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) (DAM) melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

    Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria optimistis suntikan modal ini akan membuat Garuda Indonesia masuk ke fase perusahaan yang sehat dan bisa mulai mendapatkan keuntungan.

    Pasalnya, suntikan modal sebesar Rp 23,67 triliun akan digunakan untuk pemulihan armada pesawat yang telah lama berhenti beroperasi dan penambahan pesawat yang bisa menambah rute penerbangan.

    Selain itu, suntikan modal ini juga merupakan bagian dari transformasi bisnis Garuda yang diharapkan bisa mulai dirasakan tahun depan.

    “Kami sangat yakin bahwa tahun depan Garuda Indonesia akan positif dan membukukan keuntungan, sehingga dengan demikian kita akan masuk ke fase sehat,” katanya di Garuda Sentra Operasi, Cengkareng, Tangerang, Kamis (13/11/2025).

    Agar suntikan modal ini sesuai dengan yang diharapkan, Dony menegaskan tim dari Danantara juga akan terlibat langsung dalam proses transformasi bisnis Garuda Indonesia. Hal ini juga untuk memastikan setiap investasi yang dilakukan Danantara berjalan baik.

    “Di samping memberikan tambahan daripada modal Danantara juga saya dan tim terlibat langsung dalam lakukan proses transformasi ini bersama dengan Pak Dirut yang tujuannya adalah bagaimana kemudian kita membuat Garuda Indonesia ke depan menjadi jauh lebih baik lagi.

    “Dan tentu saja setiap penggunaan daripada Investasi atau suntikan yang kita berikan kepada Garuda Indonesia dimonitor penggunaannya dan kita pastikan sejalan dengan keinginan,” tambahnya.

    Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Glenny H Kairupan mengatakan suntikan modal ini menjadi momentum penting untuk mempercepat pemulihan perusahaan serta menyelesaikan permasalahan yang ada.

    “Kesempatan yang diberikan pemerintah melalui Danantara ini membuka peluang untuk memenuhi arahan-arahan dari Pak Dony tadi bagaimana kita bisa me-recovery permasalahan-permasalahan lalu,” katanya.

    Dengan begitu, Glen optimis dalam waktu dua tahun ke depan Garuda akan kembali sehat dan mewujudkan cita-cita pendiri bangsa dalam membangun Garuda Indonesia.

    “Sehingga dengan sudah barang tentu dengan waktu-waktu tertentu dengan harapan bahwa paling tidak dua tahun ke depan kita bisa sehat dan kembali seperti cita-cita pendiri bangsa ini dalam mendirikan Garuda,” katanya.

    Sebagai informasi, suntikan modal Rp 23,67 triliun, ini rencananya sekitar Rp 8,7 triliun (37%) akan dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia, meliputi pemeliharaan dan perawatan pesawat.

    Sementara itu, Rp 14,9 triliun (63%) akan mendukung operasional Citilink yang terdiri atas Rp 11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp 3,7 triliun untuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar kepada Pertamina periode 2019-2021.

    (acd/acd)

  • RUPSLB Garuda Indonesia Setujui Tambahan Modal Rp23,67 Triliun dari Danantara

    RUPSLB Garuda Indonesia Setujui Tambahan Modal Rp23,67 Triliun dari Danantara

    JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mendapatkan tambahan modal sebesar Rp23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM. Keputusan tersebut disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Garuda Indonesia.

    Adapun RUPSLB tersebut digelar di Auditorium Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Tangerang pada Rabu, 12 November 2025. Rapat dihadiri pemegang saham yang mewakili 75,88 persen dari total saham atau sekitar 69,42 miliar lembar.

    Tambahan modal itu terdiri atas setoran tunai Rp17,02 triliun dan konversi utang pinjaman pemegang saham sebesar Rp6,65 triliun melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).

    Dari total dana Rp23,67 triliun, sekitar Rp8,7 triliun atau 37 persen akan dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia, meliputi pemeliharaan dan perawatan pesawat. Sementara itu, Rp14,9 triliun atau 63 persen akan mendukung operasional Citilink.

    Rinciannya yakni terdiri atas Rp11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp3,7 triliun untuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar kepada Pertamina periode 2019–2021.

    Penyertaan modal tersebut dilakukan melalui penerbitan 315.610.920.000 lembar saham Seri D dengan harga pelaksanaan Rp75 per lembar saham, sebagaimana telah disetujui dalam RUPSLB.

    Langkah ini juga memastikan keberlanjutan pencatatan saham Garuda Indonesia di Bursa Efek Indonesia serta memperkuat posisi keuangan perusahaan untuk mendukung akselerasi transformasi jangka panjang.

    Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny Kairupan mengatakan DAM sebagai bagian dari inisiatif pemerintah mencerminkan kepercayaan terhadap arah strategis dan visi jangka panjang perseroan dalam mewujudkan maskapai nasional yang sehat, tangguh, dan berkelas dunia.

    Dengan langkah ini, sambung Glenny, diharapkan posisi ekuitas perusahaan secara konsolidasi akan kembali positif yang turut ditunjang berbagai inisiatif strategis penguatan fundamental keuangan sebagai fondasi kokoh bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.

    “Persetujuan pemegang saham terhadap penyertaan modal ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan pemulihan dan transformasi Garuda Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, 13 November.

    Glenny bilang penyertaan modal ini akan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan kapasitas operasional, serta mempercepat agenda transformasi Garuda Indonesia Group, termasuk anak usaha Citilink.

    “Dengan permodalan yang lebih kuat, kami dapat memperkokoh keandalan operasional, meningkatkan kesiapan armada, serta menghadirkan layanan penerbangan yang modern dan andal bagi masyarakat,” ucapnya.

    Glenny bilang setiap langkah strategis yang diambil perusahaan memerlukan proses pengambilan keputusan yang prudent, tidak hanya dari aspek tata kelola korporasi yang baik (good corporate governance), tetapi juga dari perspektif keberlangsungan bisnis jangka panjang (business sustainability outlook).

    “Kami meyakini bahwa setiap kebijakan yang diambil harus berpijak pada keseimbangan antara pemulihan kinerja jangka pendek dan daya tahan bisnis jangka panjang. Dengan fondasi keuangan yang kini lebih sehat, Garuda Indonesia siap melangkah ke fase pertumbuhan yang lebih berkelanjutan,” ujar Glenny.

    Sementara itu, Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Oentoro menambahkan tambahan modal ini akan digunakan untuk mempercepat efisiensi dan transformasi di seluruh lini bisnis.

    “Momentum ini menjadi awal baru bagi Garuda Indonesia untuk mengakselerasi transformasi menyeluruh di seluruh lini bisnis. Dengan dukungan permodalan yang solid, kami akan berfokus pada tata kelola operasional yang lebih efektif, optimalisasi jaringan penerbangan, serta peningkatan kualitas layanan yang berorientasi pada pengalaman pelanggan,” ucapnya.

    Thomas bilang langkah tersebut juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang Garuda Indonesia untuk memperkuat dua pilar utama bisnisnya yakni Garuda Indonesia dan Citilink sebagai satu ekosistem penerbangan nasional yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan.

  • InJourney aktifkan kembali operasional Terminal 1C Bandara Soetta

    InJourney aktifkan kembali operasional Terminal 1C Bandara Soetta

    Terminal 1C kini siap melayani
    seluruh penerbangan domestik Citilink secara terpusat

    Tangerang (ANTARA) – PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) mengoperasikan kembali Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, secara penuh mulai 12 November 2025 setelah selesainya seluruh tahap revitalisasi.

    General Manager Kantor Cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta Heru Karyadi di Tangerang, Senin, mengatakan bahwa pengoperasian Terminal 1C ini menjadi bagian dari peningkatan kapasitas layanan terminal di Bandara Soekarno-Hatta.

    “Terminal 1C kini siap melayani
    seluruh penerbangan domestik Citilink secara terpusat. Kami melihat ini bukan sekadar penataan operasional, tetapi bagian dari upaya menghadirkan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman, lancar dan berkesan bagi seluruh pengguna jasa,” jelasnya.

    Ia mengatakan sebelumnya Terminal 1C telah melayani sebagian penerbangan domestik Citilink sejak 22 Agustus 2025.

    Mulai bulan ini terminal kembali akan melayani seluruh penerbangan domestik maskapai tersebut sehingga seluruh aktivitas keberangkatan dan kedatangan Citilink terpusat di satu area.

    “Langkah ini juga sejalan dengan kebijakan rebalancing yang dijalankan di Bandara Soekarno-Hatta, yaitu pemerataan beban operasional dan pelayanan antar terminal,” ujarnya.

    Dia mengatakan, melalui pengelolaan ini setiap terminal dapat berfungsi secara optimal serta memberikan alur perjalanan yang lebih lancar dan nyaman bagi seluruh pengguna jasa.

    Sebagai wujud peningkatan kualitas layanan, Terminal 1C kini tampil dengan wajah baru yang memadukan unsur modern dan sentuhan tradisional khas Indonesia.

    Desain interior yang modern dan berkarakter, elemen arsitektur khas Terminal 1 seperti bata terakota dan ornamen lokal, berpadu dengan tata ruang modern serta dukungan teknologi terkini pada berbagai fasilitas pelayanan penumpang.

    “Pengoperasian penuh Terminal 1C menjadi langkah penting dalam peningkatan kualitas layanan bagi pengguna jasa bandara,” ucapnya.

    Heru menambahkan pembaruan Terminal 1C juga mencerminkan semangat Bandara Soekarno-Hatta dalam menghadirkan fasilitas yang modern tanpa meninggalkan
    karakter khas Indonesia.

    “Desain terminal yang menggabungkan unsur modern dan tradisional ini bukan hanya memperindah tampilan, tapi juga menjadi cerminan kehangatan khas Indonesia yang ingin kami hadirkan agar setiap penumpang dapat merasakan kenyamanan dan karakter yang menjadi ciri khas bandara kita,” ungkapnya.

    Dalam hal ini, PT Angkasa Pura Indonesia Kantor Cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta memastikan seluruh aspek operasional dan pelayanan di Terminal 1C siap mendukung kelancaran aktivitas penerbangan.

    Bandara Soekarno-Hatta juga mengimbau pengguna jasa, khususnya penumpang
    maskapai Citilink, untuk memperhatikan jadwal keberangkatan dan kedatangan seiring dengan perubahan lokasi layanan penerbangan ke Terminal 1C mulai 12 November 2025.

    “Langkah ini diharapkan dapat mendukung perjalanan yang lancar dan nyaman di Bandara Soekarno-Hatta,” kata dia.

    Pewarta: Azmi Syamsul Ma’arif
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Terminal 1C Beroperasi Penuh, Kapasitas Bandara Soetta Capai 96 Juta Penumpang

    Terminal 1C Beroperasi Penuh, Kapasitas Bandara Soetta Capai 96 Juta Penumpang

    JAKARTA – PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) mengoperasikan Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) secara penuh.

    Pengoperasian tersebut berdampak pada kapasitas total bandara menjadi 96 juta penumpang per tahun.

    Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) Mohammad R. Pahlevi mengatakan 1C Bandara Soetta akan beroperasi secara penuh atau full operation mulai 12 November 2025 setelah selesainya seluruh tahap revitalisasi.

    Pahlevi bilang sejalan dengan selesainya seluruh tahapan revitalisasi, kapasitas Terminal 1C meningkat dari 3 juta menjadi 10 juta penumpang per tahun, sehingga berdampak pada meningkatnya kapasitas total Bandara Soekarno-Hatta menjadi mencapai 96 juta penumpang per tahun.

    Lebih lanjut, Pahlevi mengatakan Bandara Soetta melayani penumpang melalui Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3. Menurut dia, eningkatan kapasitas ini turut memperkuat daya saing bandara tersebut di dunia.

    “Kapasitas Bandara Soekarno-Hatta kini telah mendekati 100 juta penumpang per tahun, dan ini menegaskan bahwa Bandara Soekarno-Hatta memastikan kesiapan dalam mengantisipasi pertumbuhan trafik penerbangan serta memperkuat posisi sebagai salah satu bandara terbesar dunia,” ucapnya dalam keterangan resmi, Minggu, 9 November.

    Pahlevi mengatakan langkah ini sekaligus menjadi salah satu pencapaian strategis dan penting dalam transformasi bandara yang tengah dijalankan InJourney Airports.

    Kata Pahlevi, pengoperasian kembali secara penuh Terminal 1C juga mendukung program rebalancing dengan melakukan realokasi maskapai dari satu terminal ke terminal lainnya, agar trafik penerbangan dapat terdistribusi merata sehingga fasilitas di setiap terminal dapat optimal dalam memberikan kenyamanan.

    “Hal ini juga menjadi salah satu upaya traffic management di sisi darat bandara yang sebelumnya padat menjadi lebih nyaman. Sebelumnya, Terminal 2F Khusus Haji dan Umrah juga sudah dioperasikan setelah proses revitalisasi,” katanya.

    Sejak Agustus 2025, Terminal 1C sudah melayani penumpang pesawat Citilink untuk sejumlah rute penerbangan. Pada 12 November 2025, rencananya seluruh penerbangan Citilink di Bandara Soekarno-Hatta akan dilayani melalui Terminal 1C.

    Lebih lanjut, Pahlevi bilang, Terminal 1C  dapat memberikan journey experience yang lebih baik bagi penumpang pesawat dengan desain yang memadukan budaya dan modernitas.

    “Mengusung desain yang memadukan modernitas dan budaya Indonesia, hasil revitalisasi Terminal 1C menghadirkan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan berkarakter. Elemen khas seperti bata merah terakota, lampu gantung, serta ornamen ikonik Terminal 1 tetap dipertahankan, dipadukan dengan tata ruang dan teknologi mutakhir,” ujar Pahlevi.

    Sekadar informasi, Terminal 1C mengadopsi konsep pemeriksaan keamanan desentralisasi, dalam artian titik security check point (SCP) untuk pemeriksaan penumpang dan barang bawaan ke kabin dilakukan di masing-masing gate keberangkatan. Terminal 1C juga dilengkapi dengan 40 check-in counter serta 7 unit baggage conveyor.

    Revitalisasi Terminal 1C merupakan bagian dari Program Transformasi pada pilar Premises untuk menghadirkan infrastruktur bandara yang berkelas dunia.

    Transformasi dijalankan InJourney Airports untuk membawa Bandara Soekarno-Hatta berada di dalam daftar 10 bandara terbaik dunia pada 2029 dari saat ini di peringkat 25.

  • Garuda-Citilink Bakal Pakai Bioavtur untuk Penerbangan ke Singapura Mulai 2026

    Garuda-Citilink Bakal Pakai Bioavtur untuk Penerbangan ke Singapura Mulai 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dan Citilink Indonesia segera menggunakan bahan bakar berkelanjutan atau sustainable aviation fuel/SAF untuk penerbangan internasional ke Singapura pada 2026. 

    Environmental Management System Division Head Garuda Indonesia Muhammad Oki Zuheimi mengungkapkan, secara umum belum semua negara menerapkan kewajiban penggunaan SAF alias bioavtur di bandaranya. 

    Untuk Garuda Indonesia, baru rute Amsterdam—CGK yang menerapkan kebijakan blending 2%. Menyusul Singapura dengan kebijakan SAF 1% mulai 1 Januari 2026. 

    “Jadi penerbangan yang dari Singapura otomatis akan menggunakan SAF yang disediakan dari fuel provider di airport setempat. Citilink tentunya akan mengikuti,” ujarnya dalam FGD Life Cycle Assessment Produksi Sustainable Aviation Fuel Berbasis Refined, Kamis (30/10/2025). 

    Oki memaparkan, mandat penggunaan SAF akan bertahap dalam beberapa tahun ke depan, baik di Indonesia maupun di negara-negara lainnya. 

    Indonesia merencanakan kewajiban penggunaan SAF 1% untuk penerbangan internasional, paling cepat pada tahun depan atau 2026. Sementara Korea Selatan—khususnya ke Incheon International Airport (ICN)—juga akan menerapkan kebijakan serupa pada 2027, dan meningkat menjadi 3%—5% pada 2030, dan 7%—10% pada 2035 mendatang. 

    Berbeda dengan Jepang, untuk rute Bandara Internasional Tokyo Haneda (HND)—CGK dan Bandara Internasional Narita (NRT)—I Gusti Ngurah Rai Bali (DPS) baru akan menerapkan wajib SAF 10% pada 2030 mendatang. 

    Oki tak menampik bahwa penggunaan bioavtur yang saat ini digunakan untuk penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam terbukti mengerek naik biaya bahan bakar hingga 8%. 

    Adapun, untuk mendorong penggunaan SAF oleh maskapai di Indonesia, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah menggodok kebijakan pemberian insentif untuk mendorong penggunaan SAF.

    Perwakilan Indonesia dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub untuk Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) Feschilia Nidya mengungkapkan, pihaknya akan bertanggung jawab untuk menyediakan permintaan atau demand, melalui penyediaan insentif. 

    “Kami sedang menyusun kebijakan untuk memastikan seluruh pemangku kepentingan memperoleh insentif yang tepat untuk mendorong penggunaan SAF. Contohnya untuk para maskapai, bandara, atau pelaku-pelaku di dunia penerbangan,” ujarnya. 

    Dalam peta jalan atau roadmap SAF, pemerintah berencana untuk menerapkan kewajiban SAF 1% pada 2027 dan mencapai 50% pada 2060 mendatang. Meski demikian, penahapan implementasi rencananya mulai dilakukan pada 2026 untuk penerbangan internasional. 

  • Bandara Dhoho Kediri Beroperasi Kembali 10 November, Ini Maskapai dan Rutenya

    Bandara Dhoho Kediri Beroperasi Kembali 10 November, Ini Maskapai dan Rutenya

    Bisnis.com, JAKARTA – Bandara Dhoho Kediri, Jawa Timur, dijadwalkan kembali beroperasi setelah maskapai Super Air Jet memastikan membuka rute penerbangan Jakarta-Kediri pada 10 November 2025.

    Senior Vice President PT Surya Dhoho Investama (SDhI) Okky Riana Hartadi mengemukakan penerbangan kembali di Bandar Udara Dhoho ini bisa membuka peluang lebih luas untuk masyarakat.

    “Diharapkan beroperasinya kembali penerbangan ini dapat menjadi katalis dalam menggerakkan perekonomian dan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat di wilayah Kediri Raya dan sekitarnya,” kata Okky dalam keterangannya di Kediri, Jumat.

    Ia menambahkan penerbangan ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yakni Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten dan Kota Kediri, TNI AU Lanud Iswahyudi, serta seluruh pemangku kebijakan terkait.

    Direktur Utama Super Air Jet Ari Azhari mengemukakan pembukaan rute ini dilakukan sebab manajemen melihat potensi Kediri merupakan salah satu daerah yang cukup berpotensi secara ekonomi dan pariwisata.

    “Pembukaan rute Jakarta–Kediri ini merupakan langkah strategis kami untuk memperluas jaringan penerbangan dan mendukung pemerataan konektivitas udara nasional,” katanya.

    Untuk maskapai ini rencananya membuka rute penerbangan langsung dari Jakarta (Soekarno–Hatta Terminal 2E) – Kediri (Bandara Dhoho/DHX) pada 10 November 2025.

    “Kami ingin menjadi bagian dari semangat Hari Pahlawan dengan menghadirkan kemudahan bagi masyarakat untuk terbang dan terhubung,” ujar Ari.

    Pembukaan rute ini, kata dia, menjadi langkah strategis dalam memperkuat konektivitas udara menuju kawasan selatan Jawa Timur, sekaligus memperluas akses bagi masyarakat, pelaku usaha, dan wisatawan yang ingin menjelajahi potensi Kediri Raya dan wilayah sekitarnya.

    Penerbangan Super Air Jet rute Jakarta–Kediri tersebut dijadwalkan beroperasi tiga kali setiap pekan, yaitu setiap Senin, Rabu dan Jumat.

    Pesawat dengan nomor penerbangan IU-356 dijadwalkan berangkat dari Jakarta pukul 10.20 WIB dan tiba di Kediri pukul 11.50 WIB.

    Untuk rute sebaliknya, penerbangan IU-357 berangkat dari Kediri pukul 12.30 WIB dan tiba di Jakarta pukul 14.00 WIB. Seluruh penerbangan dilayani menggunakan Airbus A320-200, lengkap dengan fasilitas bagasi gratis 10 kilogram bagi setiap penumpang.

    Pihaknya mengungkapkan dengan kehadiran maskapai ini diharapkan bisa semakin mempertegas posisi Bandara Kediri, sebagai pintu gerbang udara baru untuk wilayah selatan Jawa Timur yang meliputi Kediri, Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan Nganjuk.

    Rute tersebut menjadi alternatif perjalanan yang lebih efisien dari Jakarta tanpa perlu transit di Surabaya.

    Ia menambahkan dengan jaringan penerbangan Super Air Jet dan mitra strategisnya, penumpang dari Kediri dapat melanjutkan perjalanan ke lebih dari 30 kota tujuan domestik dan internasional, di antaranya Penang, Kuala Lumpur, Singapura, Perth, serta Jeddah untuk penerbangan umrah.

    Sementara itu, untuk rute domestik, penumpang dapat terkoneksi ke berbagai kota besar seperti Banda Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Palembang, Pontianak, Balikpapan, Makassar, Manado, Sorong hingga Jayapura.

    Sebelumnya, maskapai PT Citilink Indonesia juga sudah memulai beroperasi di Bandara Kediri. Namun, sempat berhenti karena ada maintenance.

    Awalnya, proses maintenance akan berlangsung hingga akhir Juli 2025, namun hingga Oktober 2025 juga belum kembali beroperasi di Bandara Kediri.

  • Resmi! Citilink Turunkan Harga Tiket Pesawat hingga 17 Persen untuk Libur Nataru 2025/2026 – Page 3

    Resmi! Citilink Turunkan Harga Tiket Pesawat hingga 17 Persen untuk Libur Nataru 2025/2026 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Maskapai penerbangan Citilink mengumumkan kesiapannya untuk menerapkan kebijakan penurunan harga tiket pesawat menjelang periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026). Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026, mencakup periode peak season akhir tahun.

    Penurunan harga tiket ini merupakan langkah konkret maskapai dalam menindaklanjuti dan mematuhi aturan pemerintah. Direktur Utama Citilink, Darsito Hendroseputro, menjelaskan bahwa implementasi ini sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KM 50 Tahun 2025.

    “Kami menyambut baik kebijakan pemerintah terkait penurunan harga tiket penerbangan sebagai langkah untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan transportasi udara, terutama pada periode libur panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026,” kata Darsito dikutip dari Antara, Kamis (23/10/2025).

    Langkah ini menegaskan komitmen Citilink untuk mendukung kebijakan pemerintah sekaligus memastikan bahwa layanan transportasi udara dapat dijangkau oleh masyarakat luas.

    Darsito menambahkan, pihaknya akan tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kualitas pelayanan meskipun harga tiket mengalami penyesuaian.

    Hal ini juga selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya penguatan langkah strategis untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional pada semester II 2025. Fokus utama arahan tersebut adalah peningkatan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.

     

  • Insentif Diskon Tiket Pesawat Diramal Tak Efektif Kerek Jumlah Penumpang

    Insentif Diskon Tiket Pesawat Diramal Tak Efektif Kerek Jumlah Penumpang

    Bisnis.com, JAKARTA — Insentif yang diberikan pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat diproyeksi tidak signifikan menggenjot jumlah penumpang maskapai pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

    Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi), Alvin Lie memprediksi pemberian insentif yang dilakukan pemerintah tersebut hanya meningkatkan jumlah penumpang maksimal 15% dibandingkan dengan hari biasa dalam 3 bulan terakhir.

    “Dampaknya tidak signifikan. Justru yang terjadi hanya pergeseran penumpang dari LCC [maskapai berbiaya murah/low cost carrier] ke FSC [layanan penuh/full service],” kata Alvin, Sabtu (18/10/2025).

    Dia berpendapat maskapai layanan penuh seperti Garuda Indonesia dan Batik Air yang paling diuntungkan dalam skema insentif tersebut. Sementara, maskapai berbiaya murah seperti Citilink dan Lion Air justru menjadi kurang diminati.

    Menurutnya, penumpang yang biasanya menggunakan LCC akan beralih ke FSC. Terlebih, selisih harga untuk kedua jenis layanan maskapai tersebut untuk kelas dan rute yang sama hanya 15% .

    Alvin menuturkan ketika pemerintah memaksakan harga turun 13-14%, akan terjadi pergeseran penumpang ke kelas layanan penerbangan yang lebih tinggi. Penumpang berusaha mendapatkan layanan terbaik dengan biaya terjangkau, bukan lagi mencari tiket paling murah.

    Kendati demikian, lanjutnya, momen Nataru tidak akan signifikan meningkatkan jumlah keterisian kursi penumpang (seat load factor/SLF) maskapai.

    Dia menjelaskan penyebab utamanya masih dipengaruhi melemahnya daya beli masyarakat. Selain itu, lambannya pengumuman pemberian insentif dari pemerintah jelang peak season.

    “Pengumuman hanya berjarak 2-4 pekan sebelum peak season. Padahal penumpang yang berlibur sudah rencanakan jauh hari dan sudah beli tiket 1-3 bulan sebelumnya,” ujarnya.

    Adapun, perpindahan penumpang yang biasanya naik moda transportasi darat seperti bus, kereta api dan kendaraan pribadi hingga angkutan laut hanya sekitar 3% yang akan beralih ke moda transportasi udara.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 71/2025, dikutip Sabtu (18/10/2025), pemerintah memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah terhadap harga tiket pesawat untuk menjaga daya beli masyarakat dan menggerakkan perekonomian nasional selama periode Nataru.

    Beleid yang diteken Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tersebut berlaku untuk periode pembelian tiket pesawat kelas ekonomi yang dilakukan sejak 22 Oktober 2025 hingga 10 Januari 2026 dan periode penerbangan yang dilakukan sejak 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.

    Pemerintah hanya menanggung PPN sebesar 6% dari nilai penggantian. Sementara, masyarakat masih membayar PPN sebesar 5% yang akan ditagih melalui maskapai.

    Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menurunkan biaya tambahan bahan bakar (fuel surcharge), yang menjadi komponen harga tiket pesawat, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 50/2025.

    Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menetapkan besaran fuel surcharge ditetapkan untuk jenis pesawat bermesin jet dan propeller (baling-baling ganda) dengan masing-masing maksimal 2% dan 20% dari tarif batas atas sesuai kelompok pelayanan maskapai.

    “Penurunan fuel surcharge tersebut berlaku untuk pelaksanaan penerbangan pada 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026 dan periode pemesanan tiket penerbangan mulai 22 Oktober 2025 hingga 10 Januari 2026,” seperti dikutip dalam beleid yang diteken sejak 8 Oktober 2025.

  • Bandara Haji Jadi Solusi Optimalisasi Dhoho dan Kertajati

    Bandara Haji Jadi Solusi Optimalisasi Dhoho dan Kertajati

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengambil strategi khusus berupa penetapan Bandara Haji untuk mengoptimalkan Bandara Dhoho di Kediri dan Kertajati di Majalengka, yang menghadapi tantangan serius, yakni sepi penerbangan.

    Dua gerbang udara di Pulau Jawa padahal telah naik statusnya menjadi internasional. Meski demikian, jumlah penerbangan domestik pun masih dalam hitungan jari.

    Melansir laman resmi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, hanya ada dua rute penerbangan di Bandara Dhoho (IATA: DHX).

    Citilink melayani rute domestik yakni Kediri-Jakarta (Bandara Internasional Soekarno-Hatta) dengan frekuensi tiga kali per minggu. Sedangkan Super Air Jet melayani rute Kediri-Balikpapan (Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan) dengan frekuensi empat kali seminggu.

    Sementara Bandara Kertajati (IATA: KJT) memiliki empat rute penerbangan domestik. Citilink terpantau melayani satu rute, yakni Kertajati—Balikpapan dengan frekuensi empat kali seminggu.

    Maskapai dari Lion Air Group, yakni Super Air Jet, melayani penerbangan lainnya. Mulai dari Kertajati—Balikpapan, Kertajati—Sumatra Utara (Kualanamu Internasional), dan Kertajati—Bali (I Gusti Ngurah Rai) dengan frekuensi penerbangan setiap hari.

    Kontribusi dua bandara ini terhadap trafik penumpang domestik pada 2024 pun minim. Dari 65,95 juta orang, penumpang yang menggunakan Dhoho sebanyak 14.160 (0,02%) dan Kertajati sebanyak 230.830 (0,64%).

    Bandara Haji jadi Solusi

    Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi memberikan perhatian khusus untuk mengoptimalkan bandara di Jawa Barat. Di mana Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati rencananya akan digunakan untuk penerbangan Haji dan Umrah.

    Pihaknya pun berdialog dengan para pelaku usaha dan penyelenggara travel Haji dan Umrah se-Jawa Barat. Menurutnya, dialog ini penting untuk memperkuat sinergi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para jamaah yang akan berangkat haji maupun umrah.

    Harapannya, bandara akan berfungsi secara optimal apabila ada pergerakan yang berkelanjutan, penerbangan yang teratur, dan dukungan dari pemerintah daerah, pengelola bandara, maskapai penerbangan, dan para pelaku travel.

    “Dengan sinergi yang baik dari semua pihak, saya berharap Bandara Kertajati dapat menjadi pintu gerbang bagi masyarakat Jawa Barat yang akan berangkat ke tanah suci,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Jumat (10/10/2025).

    Bahkan, Pertemuan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Republik Indonesia dan ASEAN Y.M. Abdulla Salem AlDhaheri pada awal Oktober lalu, telah membuka peluang investasi di Kertajati.

    Serupa, Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) pun telah membidik Bandara Dhoho di Kediri menjadi bandara keberangkatan haji dengan target operasional pada 2026 atau paling lambat pada musim haji 2027.

    Manuver juga dilakukan dengan dalih Bandara Juanda di Surabaya telah terlalu padat sebagai pintu gerbang menuju Makkah maupun Madinah. Alhasil, perlu alternatif untuk mengurai volume jemaah.

    “Tim kami juga sudah melakukan site visit ke Dhoho beberapa waktu lalu untuk mengumpulkan, melakukan evaluasi dan penilaian terkait feasibility,” jelas Deputi Bidang Koordinasi Pelayanan Haji Dalam Negeri Kementerian Haji dan Umrah Puji Raharjo kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (5/10/2025).

    Hanya Butuh Konektivitas

    Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno justru memandang kunci trafik pada kedua bandara tersebut adalah konektivitas dan integrasi moda transportasi.

    Saat ini, kedua bandara tersebut dapat dikatakan minim akses. Namun, Djoko menilai keberadaan Tol Cileunyi—Sumedang—Dawuan (Cisumdawu) setidaknya telah sedikit menambah akses ke Kertajati. Sayangnya, berbeda dengan Dhoho.

    Saat ini belum ada akses tol menuju Dhoho, hanya sebatas jalan protokol. Pemerintah bersama badan usaha, termasuk PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), memang telah memulai konstruksi jalan Tol Kediri—Tulungagung. Namun, pembangunan tersebut diprediksi molor.

    “Itu masalah akses. Kalau Kertajati dulu jaringan tolnya belum ada, sekarang sudah ada. Dhoho tolnya belum ada,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (13/10/2025).

    Sekalipun akses sudah tersedia, langkah selanjutnya adalah integrasi moda melalui keberadaan angkutan umum yang memiliki rute rutin menuju masing-masing bandara.

    Djoko berpandangan, penyedia angkutan harus berani melayani rute tersebut dengan headway satu jam sekali, misalnya. Hal terpenting lainnya, yakni penambahan trafik penerbangan.

    Menurutnya, tantangan ini bukan sebatas urusan pemerintah pusat maupun maskapai. Namun, juga peran pemerintah daerah dalam mempromosikan pariwisata yang ada.

    Mengambil contoh Banyuwangi, kata Djoko, pemerintah daerah berhasil mendorong pariwisata di ujung Timur Pulau Jawa sehingga hadir bandar udara. Meski hanya melayani empat rute, tetapi trafik penerbangan maupun penumpang jauh lebih tinggi dari Kertajati.

    Dengan demikian, ambisi pemerintah perlu menyesuaikan dengan realitas di lapangan. Sebab, sebaik apa pun bandara dibangun, tak akan optimal tanpa akses yang mumpuni dan manfaat yang benar-benar dirasakan masyarakat di sekitarnya.

  • Dony Oskaria Rangkap Jabatan, Bos Danantara Buka Suara – Page 3

    Dony Oskaria Rangkap Jabatan, Bos Danantara Buka Suara – Page 3

    Karier profesional Dony dimulai di Bank Universal sebagai staf call center. Dari titik awal sederhana tersebut, ia menapaki perjalanan yang penuh tantangan hingga akhirnya dipercaya menjadi Direktur Utama di sejumlah anak perusahaan CT Corp, termasuk PT Bank Mega Tbk pada 2004.

    Seiring waktu, Dony menempati berbagai posisi penting, mulai dari CEO Trans Kalla Makassar, AntaVaya, Trans Studio, Trans Mall, hingga Trans Hotel. Pada 2014, ia masuk ke jajaran Dewan Komisaris Garuda Indonesia setelah adanya investasi CT Corp di maskapai tersebut.

    Dua tahun kemudian, tepatnya Januari 2016, Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai anggota Dewan Penasihat Presiden Bidang Ekonomi dan Industri di Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN). Dalam peran itu, ia dipercaya memimpin kelompok kerja pengembangan industri pariwisata.

    Dedikasinya di sektor pariwisata membuat Dony kemudian menduduki posisi Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia pada 2020–2021. Setelah itu, pada 2021–2024, ia dipercaya menjadi Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia sekaligus Komisaris Citilink.

    Pada 20 Oktober 2024, Dony resmi dilantik sebagai Wakil Menteri BUMN. Selanjutnya, di 2025, ia juga menjabat Direktur Operasional Danantara. Hingga akhirnya pada Jumat (19/9/2025), Presiden Prabowo Subianto menunjuknya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri BUMN.