BUMN: BSI

  • Penyebab BLT Kesra Rp900.000 Belum Cair dan Cara Mengatasinya

    Penyebab BLT Kesra Rp900.000 Belum Cair dan Cara Mengatasinya

    Bisnis.com, JAKARTA – Inilah beberapa alasan mengapa BLT Kesra Rp900.000 belum juga cair ke rekening Anda.

    Sebagaimana diketahui, Kementerian Sosial menyatakan bantuan langsung tunai sementara kesejahteraan rakyat (BLTS Kesra) triwulan IV senilai Rp900 ribu.

    Penyaluran bantuan ini dijadwalkan mulai Senin, 20 Oktober 2025, melalui bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yakni Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, serta Bank Syariah Indonesia (BSI), dan juga lewat PT Pos Indonesia.

    Total bantuan yang diterima masyarakat sebesar Rp900.000 untuk tiga bulan, dengan rincian Rp300.000 per bulan yang akan diberikan sekaligus.

    Sasaran dari BLT Kesra ini adalah keluarga yang masuk dalam kategori desil 1 hingga 4 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

    Meski sudah mulai dicairkan sejak 20 Oktober lalu, tapi mungkin beberapa di antara Anda belum juga mendapat transferan BLT Kesra Rp900.000 dari pemerintah.

    Ada beberapa alasan mengapa BLT Kesra Rp900.000 belum juga cair ke rekening Anda:

    1. Bertahap

    Disebutkan sebelumnya, penyaluran bantuan ini dijadwalkan mulai Senin, 20 Oktober 2025, melalui bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yakni Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, serta Bank Syariah Indonesia (BSI), dan juga lewat PT Pos Indonesia.

    Namun yang perlu diketahui, penyalurannya bertahap jadi kemungkinan Anda masih dalam antrean.

    Alasan Lain yang Lebih Penting Ada di Halaman 2…

  • Sistem Pembayaran Digital RI Digenjot, QRIS Tap-Tarik Tunai Tanpa Kartu

    Sistem Pembayaran Digital RI Digenjot, QRIS Tap-Tarik Tunai Tanpa Kartu

    Jakarta

    PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) memperkuat kolaborasi strategis dengan perbankan dan fintech di Indonesia untuk mempercepat transformasi digital nasional. Salah satunya dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam pengembangan layanan Cash Deposit Machine (CDM).

    Kolaborasi ini terjadi dalam Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) x Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 beberapa waktu lalu. Direktur Komersial Jalin, Eko Dedi Rukminto mengatakan kolaborasi ini dilakukan untuk memperluas jangkauan perbankan syariah di jaringan agen ritel.

    Kemudian dengan BNI, Jalin memperluas fitur Cardless Cash Withdrawal (CCW) agar bank dan fintech dapat melakukan penarikan tunai di seluruh kanal transaksi yang dimiliki BNI. Kolaborasi juga dijalankan dengan BRI dan GoPay untuk layanan tarik tunai tanpa kartu bagi pengguna GoPay di ATM BRI.

    “Serta dengan BTN melalui penyediaan Cash Management System (CMS) guna meningkatkan efisiensi pengelolaan uang kas,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (6/11/2025).

    Dalam FEKDI x IFSE 2025 juga menjadi panggung bagi inovasi strategis nasional yang memperkuat konektivitas sistem pembayaran Indonesia. Salah satunya adalah peluncuran QRIS Tanpa Pindai (Tap In-Tap Out) di lima moda transportasi publik dan fasilitas parkir Jabodetabek yang memungkinkan masyarakat melakukan pembayaran cukup dengan satu sentuhan tanpa perlu memindai kode QR.

    Di saat bersamaan, BI juga memulai uji coba QRIS Cross-Border Indonesia-Korea Selatan, melanjutkan ekspansi konektivitas pembayaran lintas negara setelah sebelumnya diterapkan bersama Thailand, Malaysia, Singapura, dan Jepang.

    Saat ini, QRIS telah menjangkau hampir 60 juta pengguna di seluruh Indonesia, dengan sekitar 93% di antaranya merupakan pelaku UMKM, mencerminkan bahwa digitalisasi keuangan nasional tumbuh secara organik dari masyarakat dan menjadi fondasi utama inklusi ekonomi digital.

    (ara/ara)

  • Gratis PPN rumah, bisnis properti diperkirakan semakin baik

    Gratis PPN rumah, bisnis properti diperkirakan semakin baik

    Jakarta (ANTARA) – Bisnis properti di Indonesia diperkirakan terus membaik menyusul adanya kebijakan pemerintah yang memperpanjang insentif bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pembelian rumah hingga 2027.

    “Saya rasa pasar akan membaik karena pemerintah sudah sangat ‘aware’ (perhatian), bahwasanya properti ini sebagai lokomotif ekonomi nasional,” kata Founder Cikarang Internasional City (Cinity) Asmat Amin di HNI Plaza Ballroom, Jakarta Timur, Kamis.

    Apalagi, lanjut dia, saat ini banyak bank yang sudah melakukan “gimmick” agar masyarakat bisa membeli properti. “Saya rasa ke depannya akan lebih baik, akan lebih bagus, dengan adanya insentif-insentif yang diberikan oleh pemerintah,” ujarnya.

    Bahkan, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa juga sangat perhatian dan mendukung sektor properti.

    “Dia (Purbaya) tahu untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, mau tidak mau sektor properti harus bergerak. Karena di bawah properti sektor ini ada 180 industri,” katanya.

    Cinity merupakan mega proyek dari PT Sri Pertiwi Sejati (SPS) Group untuk menghadirkan sebuah kawasan menjadi pusat bisnis, komersil, hiburan dan hunian di atas lahan seluas 500 hektare (ha).

    Cinity juga bekerjasama dengan empat “tenant” dan merek (brand) seperti Kopi Kenangan, Inspire Health&Wellness (IHW) Nursing Academy Singapore, Sempvrna Clinic by Euromedica Group dan Cinity Padel Arena.

    Penandatangan kerja sama dilakukan di HNI Plaza, Jakarta, Kamis. Momentum ini menandai babak baru bagi pengembangan “township” seluas 500 ha pertama di Cikarang yang dirancang sebagai kota mandiri berkelas dunia dengan ekosistem lengkap untuk hidup, bekerja dan berinvestasi.

    “Kami berharap setelah ‘tenant’ dan ‘brand’ ternama ini berdiri, maka dampak ekonomi akan terus terasa dan semakin menunjukkan eksistensi Cinity sebagai ‘township’ dengan ‘one stop solution’,” ujarnya.

    Ke depannya beragam “tenant” dan “brand’ ternama yang lain akan segera bergabung yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar (market).

    CEO Cinity, Ming Liang menyampaikan bahwa kerja sama dengan merek ternama ini menjadi bagian penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Bekasi, khususnya di Cikarang.

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memperpanjang fasilitas Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100 persen untuk pembelian properti hingga 31 Desember 2027.

    “Fasilitas ini diberikan hingga 31 Desember 2026 awalnya, sekarang diperpanjang lagi hingga 31 Desember 2027,” kata Purbaya di Jakarta, Selasa (14/10).

    Fasilitas itu akan dinikmati oleh sekitar 40 ribu unit properti per tahun. Dia memutuskan untuk memperpanjang insentif ini demi menjaga daya beli kelas menengah dan mendukung sektor properti yang memiliki efek berganda (multiplier effect) besar.

    Pemerintah pun telah mendorong perbankan menurunkan suku bunga kredit atau pembiayaan dengan menempatkan Rp200 triliun dana pemerintah dari Bank Indonesia ke lima bank milik negara, yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN dan BSI.

    Ketika uang yang dikucurkan pemerintah ke lima bank pelat merah itu masuk sektor properti, dia meyakini pembelian bahan-bahan bangunan, misalnya semen, akan melonjak. Begitu pula dengan tingkat konsumsi makanan dan minuman turut naik.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bank Mandiri & BRI Minta Tambahan Dana Pemerintah, Bakal Dikasih Kemenkeu?

    Bank Mandiri & BRI Minta Tambahan Dana Pemerintah, Bakal Dikasih Kemenkeu?

    Jakarta

    Sejumlah bank telah menyelesaikan penyaluran dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah yang ditempatkan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ke deposito Himbara. Bank-bank tersebut berharap bisa mendapatkan tambahan.

    Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. Katanya, ada dua bank yang telah menyelesaikan penyaluran, antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

    “Kita lihat Mandiri dan BRI kenceng juga nih, pak. BRI sama Mandiri ini udah langsung 100% mereka udah minta lagi,” kata Febrio dalam acara Economic Outlook di Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (5/11/2025).

    Secara rinci, dana yang ditempatkan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dialokasikan untuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rp 55 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp 55 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Rp 55 triliun, PT Bank Tabungan Negara Tbk Rp 25 triliun, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Rp 10 triliun.

    Berdasarkan bahan paparan yang disajikan Febrio, tercatat Bank Mandiri dan BRI telah menyelesaikan penyaluran kreditnya 100%. Lalu, BNI telah menyalurkan 68% atau sebesar Rp 37,4 triliun, BTN 41% atau sebesar Rp 10,3 triliun, dan BSI 99% atau sebesar Rp 9,9 triliun.

    Namun Febrio mengaku belum menyetujui permintaan Bank Mandiri dan BRI untuk menambah dana pemerintah di deposito. Kementerian Keuangan akan mengevaluasi secara menyeluruh untuk menentukan langkah lanjutan.

    Febrio menambahkan, evaluasi perlu dilakukan mengingat masih terdapat bank yang belum menyelesaikan penyalurannya. Selain itu, penambahan dana juga akan mempertimbangkan kondisi kas pemerintah.

    “Kita nanti coba evaluasi, tentunya kita juga melihat kondisi kas pemerintah. Kita tahu bahwa pemerintah itu punya pasar SBN dan juga pasar SPN. Kita pastikan bahwa kebutuhan operasional kas untuk pemerintah itu tidak akan terganggu, tetapi begitu kita punya ada potensi untuk kas yang berlebih, dalam waktu tertentu kita bisa selalu letakkan di perbankan. Jadi, kita akan lakukan dengan manajemen kas yang semakin efisien,” jelas Febrio usai acara.

    Di samping itu, ia juga menyebut kalau pemerintah tidak memberikan sanksi atau target tertentu kepada perbankan untuk menyalurkan kreditnya. Meski begitu, pihaknya berharap penempatan dana pemerintah di deposito perbankan akan berdampak pada pertumbuhan bunga kredit.

    “Nggak ada kontrak tertentu. Kita hanya memindahkan kas, ingat, tanpa kita bilang ‘oh minimal Anda harus begini’, nggak juga, tapi kita tahu karena bunganya murah, mereka harus bekerja. Karena nggak mungkin mereka bayar bunga tetapi tidak menghasilkan penghasilan. Makanya, begitu kita letakkan dengan bunga yang lebih murah, itu mendorong mereka untuk menciptakan kredit, karena cost of fund-nya ikut turun dan likuiditasnya bertambah untuk ample,” terang dia.

    Tonton juga video “Kerja Sama dengan Bank Mandiri, CT: Ada Sejarahnya, Ibarat Pulang Kampung”

    (shc/ara)

  • Bank Mandiri & BRI Minta Tambahan Dana Pemerintah, Bakal Dikasih Kemenkeu?

    Dana Purbaya di Bank Sudah Terserap Rp 167 T, Mandiri & BRI Tuntas 100%

    Jakarta

    Kementerian Keuangan mencatatkan realisasi penyaluran dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah Rp 200 triliun yang ditempatkan di bank telah mencapai 84% atau sebesar Rp 167,6 triliun per 22 Oktober. Sejumlah bank juga melaporkan telah menyelesaikan penyaluran kreditnya.

    Secara rinci, dana yang ditempatkan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dialokasikan untuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rp 55 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp 55 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Rp 55 triliun, PT Bank Tabungan Negara Tbk Rp 25 triliun, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Rp 10 triliun.

    “Apa yang sudah terjadi dengan 200 triliun tersebut? Perbankan mengklaim sudah menyalurkan paling tidak 84 persennya. Nah, per tanggal 22 Oktober ini sudah Rp 167,6 triliun,” kata Dirjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, Economic Outlook di Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (5/11/2025).

    Berdasarkan bahan paparan yang disajikan Febrio, Bank Mandiri dan BRI telah menyelesaikan penyaluran kreditnya 100%. Selanjutnya, BNI telah menyalurkan 68% atau sebesar Rp 37,4 triliun, BTN 41% atau sebesar Rp 10,3 triliun, dan BSI 99% atau sebesar Rp 9,9 triliun.

    “Kita lihat Mandiri dan BRI kenceng juga nih, pak. BRI sama Mandiri ini udah langsung 100% mereka udah minta lagi. Nah, kita bilang ya kita evaluasi deh,” ujar Febrio.

    Menurut Febrio, sebelumnya Bank Mandiri dan BRI menghadapi kondisi biaya dana atau cost of fund yang tinggi. Kondisi ini dipengaruhi oleh special rate yang makin tinggi.

    “Sampai lebih dari 30% komponen dari cost of fund perbankan itu datangnya dari deposit dengan special rate. Nah ini kita secara tidak langsung dengan kita letakkan Rp 200 triliun dengan bunga 3,8% langsung mengalahkan banyak sekali special rate tersebut, sehingga perbankan sekarang khususnya kredit bank yang kredit performance bagus itu punya ruang lebih banyak. Jadi, tidak heran kalau Bank Mandiri dan BRI bisa langsung menyalurkan, karena ini murah sekali, 3,8% cost-nya dibandingkan dengan banyak special rate yang mereka punya,” ujar Febrio.

    Febrio bilang, sebelumnya sejumlah bank menerapkan bunga 7%. Setelah penempatan dana pemerintah Rp 200 triliun, bunga tersebut sudah mengalami penyesuaian dan hanya sedikit yang menerapkan bunga di atas 6%.

    “Ini yang kita harapkan menjadi fenomena yang akan terus kita pelajari sehingga kita melihat momentum untuk ke depannya apa yang akan kita lakukan. Kalau cost of fund sudah turun, pertumbuhan kreditnya sudah meningkat, konsumsi dan investasi meningkat, pertumbuhan akan meningkat untuk perekonomiannya,” kata dia.

    Tonton juga video “Lihat Pedagang Thrifting Marah di TikTok, Purbaya Ungkap Solusi Ini”

    (shc/ara)

  • Alasan BLT Kesra Rp900.000 Belum Cair Meski Sudah Terdaftar Jadi Penerima

    Alasan BLT Kesra Rp900.000 Belum Cair Meski Sudah Terdaftar Jadi Penerima

    Bisnis.com, JAKARTA – Bantuan langsung tunai kesejahteraan rakyat (BLT Kesra) masih terus diberikan secara bertahap kepada masyarakat hingga November 2025.

    Bantuan tersebut bernilai Rp300.000 yang diberikan secara rapel untuk tiga bulan (Oktober, November, Desember). Sehingga masing-masing penerima akan mendapat Rp900.000.

    Pencairan BLT Kesra dibagi menjadi dua cara, yakni melalui rekening Bank Himbara (Mandiri, BNI, BRI, BTN, dan BSI) dan PT Pos Indonesia.

    Sejak 20 Oktober 2025, pemerintah telah menyalurkan bantuan secara langsung ke rekening-rekening Bank Himbara.

    Sisanya diberikan melalui Kantor Pos, yang dimulai sejak 27 Oktober 2025.

    BLT Kesra diberikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, memperluas kesempatan dan pengalaman kerja, serta memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.

    Bantuan ini diberikan juga untuk tambahan di luar BLT reguler yang selama ini disalurkan melalui Kementerian Sosial kepada 20,88 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dalam program keluarga harapan dan bantuan sembako.

    Mengapa BLT Kesra Belum Cair?

    Meski sudah diberikan sejak Oktober lalu, namun banyak masyarakat yang mempertanyakan bantuan tak kunjung turun.

    Padahal mereka sudah terdaftar sebagai calon penerima bantuan sosial (bansos) tersebut.

    Terdapat beberapa sebab mengapa BLT Kesra Rp900.000 belum cair meski masyarakat sudah terdaftar sebagai penerima.

    Beberapa alasan di antaranya yakni masih proses validasi dan pencairan dilakukan secara bertahap. Kemudian untuk pencairan melalui Kantor Pos, baru akan dilaksanakan mulai Senin depan, 26 Oktober 2025.

    Faktor lain yang menjadi penyebab seseorang tak mendapatkan bantuan ini yakni karena ditemukan ketidaksesuaian data dalam sistem Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

    Cara Laporkan BLT Kesra Rp900.000 Tidak Kunjung Cair

    Cara melaporkan BLT Kesra tak kunjung cair yakni melalui situs resmi Kementerian Sosial, di antaranya:

    Hotline bansos Kemensos: 0811-10-222-10
    SMS: 1708 (provider Telkomsel, Indosat, dan 3)
    X: @lapor1708
    Email: bansos@kemensos.go.id

    Masyarakat juga bisa memantau informasi terbaru di media sosial resmi Kemensos seperti akun Instagram @kemensosri.

    Cek Daftar Penerima BLT Kesra RP900.000 di Sini

  • Menko Airlangga Yakin Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2025 jadi yang Tertinggi Tahun Ini

    Menko Airlangga Yakin Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2025 jadi yang Tertinggi Tahun Ini

    JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV 2025 atau periode Oktober-Desember menjadi yang tertinggi di tahun ini.

    “Kalau berbagai program pemerintah dijalankan secara optimal maka kami yakin kuartal IV akan menjadi yang tertinggi selama tahun ini,” kata Airlangga di Jakarta, dikutip Antara, Selasa, 4 November.

    Program yang dimaksud oleh Menko Airlangga yakni program magang bagi lulusan baru, perluasan insentif Pajak Penghasilan (PPh) 21, Bantuan Pangan Oktober-November, bantuan iuran jaminan kecelakaan kerja, tambahan manfaat perumahan BPJS Ketenagakerjaan, padat karya tunai, deregulasi perizinan dan peningkatan kualitas permukiman.

    Selain itu, program berupa penguatan hilirisasi dan investasi juga menjadi faktor penopang pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2025.

    Sementara untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2025, akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (5/11) pukul 11.00 WIB.

    “Pertumbuhan ekonomi di kuartal II sebesar 5,12 persen, kuartal III tunggu pengumuman besok jam 11, di kuartal IV saya yakin lebih tinggi dari 5,12 persen,” ucap dia.

    Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yakin konsumsi rumah tangga bakal mencetak pertumbuhan 5,5 persen pada kuartal IV-2025.

    “(Pertumbuhan konsumsi rumah tangga) Sekitar 5,5 persen atau lebih sedikit,” kata Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (21/10).

    Purbaya optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2025 dapat mencapai 5,67 persen, seiring menguatnya konsumsi masyarakat dan dampak stimulus pemerintah yang mulai berdampak di akhir tahun.

    Ia menilai proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 4,8 persen tahun ini tidak sepenuhnya mencerminkan tren pemulihan yang sedang terjadi.

    Salah satu indikator perbaikan ekonomi ia soroti, terlihat dari peningkatan konsumsi rumah tangga. Proporsi belanja masyarakat untuk konsumsi mencapai 75,1 persen pada September 2025, naik dari 74,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

    Menurut Bendahara Negara itu, kenaikan tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang mulai menempatkan dana Rp200 triliun ke dalam sistem keuangan sejak 13 September 2025.

    Sebagaimana diketahui, rincian penempatan dana dilakukan di Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Negara Indonesia (BNI) masing-masing sebesar Rp55 triliun, Bank Tabungan Negara (BTN) Rp25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp10 triliun.

  • 2
                    
                        Pengemudi Mobil Terjebak Macet Dua Jam di Cengkareng: Enggak Gerak Sama Sekali
                        Megapolitan

    2 Pengemudi Mobil Terjebak Macet Dua Jam di Cengkareng: Enggak Gerak Sama Sekali Megapolitan

    Pengemudi Mobil Terjebak Macet Dua Jam di Cengkareng: Enggak Gerak Sama Sekali
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah kendaraan terjebak macet parah di Jalan Lingkar Luar Jakarta, Cengkareng, Jakarta Barat, selama berjam-jam, Jumat (31/10/2025) sore.
    Salah satu pengemudi mobil boks, Taufik (36) asal Meruya mengaku terjebak kemacetan selama dua jam lebih.
    Padahal, jarak yang berhasil ditempuhnya kurang dari 5 kilometer dari kawasan Puri Indah hingga depan kampus Bina Sarana Informatika (BSI), Cengkareng.
    “Dari Puri tadi macetnya sampai sini (Cengkareng) dua jam lebih. Pas di flyover tadi tuh enggak gerak sama sekali,” kata Taufik kepada Kompas.com, Jumat.
    Menurut dia, kondisi paling parah terjadi di sekitar flyover Jalan Lingkar Luar yang mengarah ke persimpangan Cengkareng.
    “Tadi tuh isinya mobil gede-gede, truk semua. Terus turun flyover itu kan banyak yang motong dari kanan mau keluar ke kiri, malah makin macet,” ucapnya.
    Taufik mengaku rute pengantaran barang dari Meruya, Kembangan ke Kapuk, Cengkareng merupakan keseharian rutin baginya.
    Biasanya, dia bisa menyelesaikan pengantaran barang hanya dalam waktu satu jam.
    Namun, hari ini dia bahkan belum menempuh setengah perjalanan dalam waktu dua jam.
    “Biasa lah ini tuh, hari-hari emang suka macet. Tapi paling banter 1,5 jam lah nyampe. Ini udah dua jam baru nyampe sini,” kata dia.
    Dia mengaku sudah mendengar adanya kemacetan pada pagi hari akibat truk anjlok, tetapi tak menduga kemacetan itu berimbas hingga sore hari.
    “Dari pagi temen-temen udah bilangin, awas arah Dadap macet parah, truk mogok katanya. Tapi saya kira enggak bakal segininya, sampai udah malem ini,” kata dia.
    Hal serupa juga dialami Zidan (23), pengendara motor yang hendak pulang dari arah Mangga Besar, Jakarta Barat, menuju Menceng, Cengkareng.
    Zidan, yang berangkat pukul 16.00 WIB, terpaksa beristirahat di depan Mal Taman Palem, Cengkareng setelah dua jam terjebak di jalan.
    “Biasanya cuma 30 menit kalau lancar, paling 40-50 menit kalau macet. Tapi ini udah dua jam di jalan, ini akhirnya nyerah enggak kuat, minggir dulu,” kata Zidan.
    Ia menceritakan, kemacetan tidak hanya terjadi di jalan utama, tetapi juga di jalur alternatif di area perkampungan Jalan Fajar Baru, Cengkareng Timur.
    “Di dalem jalan kampung juga macet banget parah. Soalnya banyak mobil masuk ke daerah Bedeng situ. Kalau motor sih masih bisa lewat gang kecil, tapi kalau mobil udah enggak bisa gerak,” ungkapnya.
    KBO Satlantas Polres Metro Jakarta Barat, AKP Sudarmo, menjelaskan bahwa biang kerok kemacetan di Cengkareng karena truk pengangkut alat berat yang anjlok di kawasan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
    “Truk itu dari pagi, macetnya berimbas sampai sore. Rodanya anjlok, masuk ke parit,” kata Sudarmo.
    Hingga pukul 18.15 WIB, Sudarmo menyebut truk tersebut belum berhasil dievakuasi sejak anjlok pukul 07.15 WIB.
    Satlantas Tangerang Kota tengah berupaya mendatangkan alat berat berupa crane ke lokasi kejadian (TKP)
    “Sampai saat ini belum berhasil dievakuasi. Satlantas Tangerang Kota sedang mengarahkan alat berat crane ke TKP,” kata Sudarmo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNI Life Buka Lowongan Kerja di Asuransi Syariah, Cek Selengkapnya di Sini

    BNI Life Buka Lowongan Kerja di Asuransi Syariah, Cek Selengkapnya di Sini

    Liputan6.com, Jakarta – BNi Life Insurance membuka kesempatan berkarier bagi masyarakat yang ingin berkembang di industri asuransi syariah. Melalui lowongan kerja di posisi Bancassurance Specialist Syariah (BASS), kandidat terpilih akan ditempatkan di seluruh cabang Bank Syariah Indonesia (BSI). Posisi ini memiliki peran penting dalam memperkenalkan dan memasarkan produk-produk asuransi jiwa berbasis syariah kepada nasabah BSI.

    Sebagai  perwakilan BNI Life di cabang BSI, karyawan akan berfokus pada kegiatan pemasarran produk asuransi, membangun hubungan baik dengan pihak internal bank, serta memberikan solusi perlindungan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.

    Tugas dan Tanggung Jawab

    BNI Life menugaskan posisi Bancassurance Specialist Syariah untuk menjalankan beberapa tanggung jawab utama, antara lain:

    1. Membuat perencanaan penjualan produk asuransi jiwa syariah di dalam cabang bank BSI,

    2. Melakukan aktivitas penjualan langsung dan presentasi kepada calon nasabah,

    3. Membangun serta menjaga hubungan kerja sama dengan pihak internal Bank BSI dan nasabah eksternal.

    Dengan peran ini, BNI Life berharap kandidat dapat menjadi penggerak utama dalam meningkatkan literasi keuangan syariah di masyarakat melalui layanan perlindungan jiwa yang profesional.

    Kualifikasi dan Persyaratan Pelamar

    BNI Life menetapkan beberapa kualifikasi penting bagi pelamar posisi Bancassurance Specialist Syariah (BASS), antara lain:

    1. Usia Maksimal 45 tahun.

    2. Pendidikan minimal D3 atau S1 dari semua jurusan

    3. Lulusan SMA diperbolehkan, dengan syarat minimal 23 tahun dan memiliki pengalaman di bidang pemasaran.

    4. Pengalaman minimal dua tahun di bidang pemasaran asuransi atau perbankan menjadi nilai tambah.

    5. Berpenampilan rapi dan sopan

    6. Memiliki kemampuan komunikasi, presentasi, dan negoisasi yang baik

    7. Memiliki minat tinggi di bidang marketing

    8. Tidak terdaftar aktif di Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI)

    Kriteria ini disusun guna memastikan kandidat yang terpilih memiliki kemampuan profesional dan dedikasi tinggi di bidang pemasaran asuransi syariah.

  • BSI targetkan kelola 53 ton emas dari kegiatan usaha bulion pada 2030

    BSI targetkan kelola 53 ton emas dari kegiatan usaha bulion pada 2030

    Kinerja bisnis emas BSI cukup kinclong hingga triwulan III-2025. (Sektor) ini masih cukup besar potensinya untuk terus bertumbuh.

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Bob Tyasika Ananta mengatakan bahwa pihaknya menargetkan jumlah produk emas yang dikelola oleh bisnis bulion perseroan dapat mencapai 53 ton pada lima tahun mendatang.

    Pihaknya optimis target tersebut dapat terealisasi seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi emas sebagai instrumen keuangan syariah yang aman dan stabil.

    “Kinerja bisnis emas BSI cukup kinclong hingga triwulan III-2025. (Sektor) ini masih cukup besar potensinya untuk terus bertumbuh. Pada September 2025, emas yang dikelola BSI itu baru mencapai 19 ton,” kata Bob Tyasika Ananta, di Jakarta, Rabu.

    Perseroan mencatat, hingga akhir September 2025, pertumbuhan bisnis emas, baik dari layanan cicil emas maupun gadai emas, mencapai 72,82 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp18,76 triliun. Pembiayaan cicil emas mencapai Rp10,32 triliun, sementara gadai emas tercatat senilai Rp8,45 triliun.

    Selain emas, bank syariah yang merupakan bagian dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) tersebut, juga berupaya memperkuat lini bisnis tabungan haji yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun.

    Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengungkapkan, saldo tabungan haji meningkat 18,59 persen yoy menjadi Rp15,84 triliun pada triwulan III-2025.

    Ia menuturkan peningkatan tersebut ditopang dengan jumlah pendaftar baru yang mencapai lebih dari 100 ribu orang per bulan pada tahun ini, melonjak dari rata-rata 50 ribu nasabah per bulan di tahun sebelumnya.

    “Tentu ini keunikan lainnya yang kami yakini bakal menjadi modal buat BSI untuk terus tumbuh dan berkembang,” kata Ade Cahyo Nugroho.

    Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menambahkan, pertumbuhan bisnis emas dan tabungan haji tersebut tidak lepas dari peran jaringan BSI Agen yang kini mencapai 127 ribu agen di seluruh Indonesia.

    Dari total tersebut, 2.964 agen telah menjadi mitra gadai emas dengan outstanding mencapai Rp1,24 triliun, sementara 396 agen sudah menjadi mitra tabungan haji dengan outstanding mencapai Rp8,9 miliar.

    “BSI Agen yang tersebar di seluruh Indonesia sudah mencapai 127 ribu agen, ini cukup banyak jumlahnya, dengan transaksi mencapai 25 juta transaksi, dan volume transaksinya itu di angka Rp345 triliun posisi per September 2025, dan insya Allah akan terus meningkat,” kata Anton Sukarna.

    Pewarta: Uyu Septiyati Liman
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.