BUMN: BRI

  • Petani Mangga Bondowoso Mampu Raup Puluhan Juta/Bulan

    Petani Mangga Bondowoso Mampu Raup Puluhan Juta/Bulan

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan UMKM, terutama bagi para petani di daerah pedesaan. Abu Sufyan, seorang petani mangga dari Desa Botolinggo, Kecamatan Botolingo, Bondowoso, Jawa Timur telah berhasil meningkatkan skala usahanya secara signifikan berkat dukungan pemberdayaan dari BRI.

    Mangga Alpukat dari Desa Botolingo menjadi komoditas unggulan dengan ciri khas rasa yang manis, kadar air yang rendah, tekstur lembut, serta cara unik dalam menikmatinya, yaitu daging buahnya dapat langsung disendok seperti alpukat. Keunggulan-keunggulan ini membuat Mangga Botolingo diminati di pasar lokal dan menarik perhatian di luar daerah.

    Mengenal BRI melalui teman-teman sesama petani yang tergabung dalam Kelompok Sumber Mangga, Abu Sufyan mulai mendapatkan dukungan modal usaha melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. Modal awal yang diperolehnya dari BRI telah membantunya dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.

    Tidak hanya dukungan modal, Abu Sufyan dan teman-teman petani di kelompoknya juga mendapatkan pendampingan dan edukasi dari pihak BRI, mulai dari pengelolaan keuangan hingga penggunaan metode pembayaran modern seperti QRIS dan aplikasi BRImo.

    “BRI sangat membantu usaha saya. Prosesnya cepat, dan saya juga dibimbing untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Transaksi jual beli jadi lebih praktis dan efisien dengan BRImo,” ujar Abu Sufyan dalam keterangan tertulis, Minggu (24/11/2024).

    Melalui bimbingan yang diberikan oleh BRI, Abu Sufyan kini mampu memasarkan produknya hingga ke luar daerah. Sistem pemasaran yang diterapkan bukan hanya secara lokal, tetapi juga secara daring ke wilayah lain seperti DKI Jakarta. Meskipun pemasaran utama masih dilakukan secara langsung di sekitar desanya, pendampingan yang diberikan telah membuka peluang bagi Abu Sufyan untuk memperluas jangkauan pasarnya.

    Dengan pendapatan bersih mencapai puluhan juta rupiah per bulannya, Abu Sufyan kini mampu memperbaiki taraf hidup keluarganya. Pendapatan dari usaha mangga ini digunakan untuk biaya pendidikan anak, menopang ekonomi keluarga, hingga pembelian aset berupa tanah.

    Total luas lahan yang dikelolanya kini mencapai hampir 5 hektar, dan ia mempekerjakan sekitar 10 orang pekerja lokal yang membantu dalam berbagai aktivitas, termasuk pemeliharaan, pemetikan, hingga pengemasan buah mangga sebelum siap dipasarkan.

    Pada kesempatan terpisah, Senior Executive Vice President Ultra Mikro BRI M. Candra Utama menyatakan bahwa keberhasilan Abu Sufyan adalah bukti nyata dari bagaimana kemitraan berkelanjutan dan dukungan teknologi dapat meningkatkan kesejahteraan petani lokal serta menciptakan lapangan pekerjaan di daerah. Menurutnya, dukungan BRI tidak hanya mencakup pembiayaan, tetapi juga edukasi dan teknologi yang memberdayakan petani untuk mengelola bisnisnya dengan lebih profesional dan efisien.

    “Abu Sufyan adalah contoh nyata bagaimana inovasi, teknologi, dan kolaborasi dapat mengubah kehidupan. Melalui kemitraan dengan BRI, kami ingin melihat lebih banyak petani yang bukan hanya tumbuh, tetapi juga mampu menjadi motor penggerak ekonomi di wilayahnya, serta membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Dengan pendekatan pendampingan yang tepat, kami percaya usaha seperti yang dijalankan Abu Sufyan tidak hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang lebih besar, membawa manfaat bagi keluarga dan masyarakat,” imbuhnya.

    Lihat juga video: Masak Spesial Hari Susu Nasional: Puding Mangga & Mi Kuah Susu Kari

    (akd/ega)

  • BRImo Permudah Transkaksi Jual Beli Petani Mangga di Bondowoso

    BRImo Permudah Transkaksi Jual Beli Petani Mangga di Bondowoso

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan UMKM, terutama bagi para petani di daerah pedesaan. Abu Sufyan, seorang petani mangga dari Desa Botolinggo, Kecamatan Botolingo, Bondowoso, Jawa Timur telah berhasil meningkatkan skala usahanya secara signifikan berkat dukungan pemberdayaan dari BRI.

    Mangga Alpukat dari Desa Botolingo menjadi komoditas unggulan dengan ciri khas rasa yang manis, kadar air yang rendah, tekstur lembut, serta cara unik dalam menikmatinya, yaitu daging buahnya dapat langsung disendok seperti alpukat. Keunggulan-keunggulan ini membuat Mangga Botolingo diminati di pasar lokal dan menarik perhatian di luar daerah.

    Mengenal BRI melalui teman-teman sesama petani yang tergabung dalam Kelompok Sumber Mangga, Abu Sufyan mulai mendapatkan dukungan modal usaha melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. Modal awal yang diperolehnya dari BRI telah membantunya dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.

    Tidak hanya dukungan modal, Abu Sufyan dan teman-teman petani di kelompoknya juga mendapatkan pendampingan dan edukasi dari pihak BRI, mulai dari pengelolaan keuangan hingga penggunaan metode pembayaran modern seperti QRIS dan aplikasi BRImo.

    “BRI sangat membantu usaha saya. Prosesnya cepat, dan saya juga dibimbing untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Transaksi jual beli jadi lebih praktis dan efisien dengan BRImo,” ujar Abu Sufyan dalam keterangan tertulis, Minggu (24/11/2024).

    Melalui bimbingan yang diberikan oleh BRI, Abu Sufyan kini mampu memasarkan produknya hingga ke luar daerah. Sistem pemasaran yang diterapkan bukan hanya secara lokal, tetapi juga secara daring ke wilayah lain seperti DKI Jakarta. Meskipun pemasaran utama masih dilakukan secara langsung di sekitar desanya, pendampingan yang diberikan telah membuka peluang bagi Abu Sufyan untuk memperluas jangkauan pasarnya.

    Dengan pendapatan bersih mencapai puluhan juta rupiah per bulannya, Abu Sufyan kini mampu memperbaiki taraf hidup keluarganya. Pendapatan dari usaha mangga ini digunakan untuk biaya pendidikan anak, menopang ekonomi keluarga, hingga pembelian aset berupa tanah.

    Total luas lahan yang dikelolanya kini mencapai hampir 5 hektar, dan ia mempekerjakan sekitar 10 orang pekerja lokal yang membantu dalam berbagai aktivitas, termasuk pemeliharaan, pemetikan, hingga pengemasan buah mangga sebelum siap dipasarkan.

    Pada kesempatan terpisah, Senior Executive Vice President Ultra Mikro BRI M. Candra Utama menyatakan bahwa keberhasilan Abu Sufyan adalah bukti nyata dari bagaimana kemitraan berkelanjutan dan dukungan teknologi dapat meningkatkan kesejahteraan petani lokal serta menciptakan lapangan pekerjaan di daerah. Menurutnya, dukungan BRI tidak hanya mencakup pembiayaan, tetapi juga edukasi dan teknologi yang memberdayakan petani untuk mengelola bisnisnya dengan lebih profesional dan efisien.

    “Abu Sufyan adalah contoh nyata bagaimana inovasi, teknologi, dan kolaborasi dapat mengubah kehidupan. Melalui kemitraan dengan BRI, kami ingin melihat lebih banyak petani yang bukan hanya tumbuh, tetapi juga mampu menjadi motor penggerak ekonomi di wilayahnya, serta membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Dengan pendekatan pendampingan yang tepat, kami percaya usaha seperti yang dijalankan Abu Sufyan tidak hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang lebih besar, membawa manfaat bagi keluarga dan masyarakat,” imbuhnya.

    (akd/akd)

  • Petani Mangga Bondowoso Mampu Raup Puluhan Juta/Bulan

    Diberdayakan BRI, Petani Mangga Mampu Perluas Lahan-Perbaiki Taraf Hidup

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan UMKM, terutama bagi para petani di daerah pedesaan. Abu Sufyan, seorang petani mangga dari Desa Botolinggo, Kecamatan Botolingo, Bondowoso, Jawa Timur telah berhasil meningkatkan skala usahanya secara signifikan berkat dukungan pemberdayaan dari BRI.

    Mangga Alpukat dari Desa Botolingo menjadi komoditas unggulan dengan ciri khas rasa yang manis, kadar air yang rendah, tekstur lembut, serta cara unik dalam menikmatinya, yaitu daging buahnya dapat langsung disendok seperti alpukat. Keunggulan-keunggulan ini membuat Mangga Botolingo diminati di pasar lokal dan menarik perhatian di luar daerah.

    Mengenal BRI melalui teman-teman sesama petani yang tergabung dalam Kelompok Sumber Mangga, Abu Sufyan mulai mendapatkan dukungan modal usaha melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. Modal awal yang diperolehnya dari BRI telah membantunya dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.

    Tidak hanya dukungan modal, Abu Sufyan dan teman-teman petani di kelompoknya juga mendapatkan pendampingan dan edukasi dari pihak BRI, mulai dari pengelolaan keuangan hingga penggunaan metode pembayaran modern seperti QRIS dan aplikasi BRImo.

    “BRI sangat membantu usaha saya. Prosesnya cepat, dan saya juga dibimbing untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Transaksi jual beli jadi lebih praktis dan efisien dengan BRImo,” ujar Abu Sufyan dalam keterangan tertulis, Minggu (24/11/2024).

    Melalui bimbingan yang diberikan oleh BRI, Abu Sufyan kini mampu memasarkan produknya hingga ke luar daerah. Sistem pemasaran yang diterapkan bukan hanya secara lokal, tetapi juga secara daring ke wilayah lain seperti DKI Jakarta. Meskipun pemasaran utama masih dilakukan secara langsung di sekitar desanya, pendampingan yang diberikan telah membuka peluang bagi Abu Sufyan untuk memperluas jangkauan pasarnya.

    Dengan pendapatan bersih mencapai puluhan juta rupiah per bulannya, Abu Sufyan kini mampu memperbaiki taraf hidup keluarganya. Pendapatan dari usaha mangga ini digunakan untuk biaya pendidikan anak, menopang ekonomi keluarga, hingga pembelian aset berupa tanah. Total luas lahan yang dikelolanya kini mencapai hampir 5 hektar, dan ia mempekerjakan sekitar 10 orang pekerja lokal yang membantu dalam berbagai aktivitas, termasuk pemeliharaan, pemetikan, hingga pengemasan buah mangga sebelum siap dipasarkan.

    Pada kesempatan terpisah, Senior Executive Vice President Ultra Mikro BRI M. Candra Utama menyatakan bahwa keberhasilan Abu Sufyan adalah bukti nyata dari bagaimana kemitraan berkelanjutan dan dukungan teknologi dapat meningkatkan kesejahteraan petani lokal serta menciptakan lapangan pekerjaan di daerah. Menurutnya, dukungan BRI tidak hanya mencakup pembiayaan, tetapi juga edukasi dan teknologi yang memberdayakan petani untuk mengelola bisnisnya dengan lebih profesional dan efisien.

    “Abu Sufyan adalah contoh nyata bagaimana inovasi, teknologi, dan kolaborasi dapat mengubah kehidupan. Melalui kemitraan dengan BRI, kami ingin melihat lebih banyak petani yang bukan hanya tumbuh, tetapi juga mampu menjadi motor penggerak ekonomi di wilayahnya, serta membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Dengan pendekatan pendampingan yang tepat, kami percaya usaha seperti yang dijalankan Abu Sufyan tidak hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang lebih besar, membawa manfaat bagi keluarga dan masyarakat,” imbuhnya.

    Tonton juga video: Cara Gaet Petani Milenial: Andika Beri Insentif, Luthfi ‘Petani Gajian’

    (akd/akd)

  • Kementerian BUMN Target Setor Deviden Sebesar Rp90 Triliun pada 2025, Erick Thohir Sangat Optimis

    Kementerian BUMN Target Setor Deviden Sebesar Rp90 Triliun pada 2025, Erick Thohir Sangat Optimis

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kementerian BUMN yang terus mencatatkan kinerja positif ditargetkan akan memberikan setoran dalam bentuk deviden kepada negara meningkat dibanding tahun sebelumnya.

    Pada 2025 mendatang, Kementerian BUMN menargetkan setoran dividen ke negara bisa naik mencapai Rp 90 triliun. Adapun tahun ini besaran dividen yang telah disetor sebesar Rp85,5 triliun.

    “Untuk target dividen tahun 2025 yang telah diputuskan oleh Pemerintah dan DPR RI sebesar Rp90 triliun,” kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangannya, Minggu (24/11).

    Erick menyampaikan, kenaikan dividen ini nantinya akan sejalan dengan pemerintahan era Prabowo Subianto yang ingin menaikkan pemasukan negara di berbagai sektor. Tak hanya itu, kenaikan dividen ini juga membuktikan konsistensi peningkatan kinerja bisnis BUMN yang semakin baik, terutama pasca pandemi Covid-19.

    Erick optimistis bahwa Kementerian BUMN bisa mencapai target pada tahun 2025 mendatang. Salah satunya dengan melihat kinerja BUMN sampai dengan November 2024.

    “Kementerian BUMN optimistis dapat mencapai target tersebut jika memperhatikan kinerja BUMN sampai dengan November 2024 yang terus mencatat angka positif,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Kementerian BUMN melaporkan per 7 November 2024 telah menyetorkan dividen sebesar Rp 85,5 triliun ke negara, sehingga pendapatan negara dari dividen BUMN tercapai 100 persen. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 81,2 triliun.

    Adapun dividen paling besar disetor oleh PT Bank Rakyat Indonesia dengan angka Rp 25,7 triliun. Kemudian diikuti Bank Mandiri sebesar Rp 17,1 triliun.

  • Tokenisasi Bakal Jadi Tren Baru di Sektor Keuangan?

    Tokenisasi Bakal Jadi Tren Baru di Sektor Keuangan?

    Jakarta: Adopsi teknologi blockchain yang semakin pesat di sektor keuangan mendorong pengembangan tokenisasi aset oleh pelaku industri, tidak hanya fintech tetapi juga institusi keuangan tradisional.
     

    Dalam laporan Project Wira berjudul Peluang Tokenisasi Aset Indonesia yang diterbitkan BRI Ventures (BVI), Saison Capital, D3 Labs, dan Tiger Research, permintaan untuk aset tokenisasi di Indonesia diprediksi mencapai USD88 miliar pada 2030. Tokenisasi membuka peluang bagi investor ritel dengan menurunkan batas investasi minimum, yang diharapkan mampu meningkatkan inklusi keuangan secara signifikan.
     
    Tokenisasi, yang merupakan proses mengkonversi aset fisik atau riil menjadi aset digital melalui jaringan blockchain, menciptakan apa yang kemudian disebut sebagai tokenisasi aset dunia nyata (Real World Asset).
     
    Meskipun masih dalam tahap awal, tokenisasi RWA semakin menarik perhatian institusi keuangan karena menawarkan potensi besar dalam meningkatkan efisiensi, transparansi, dan likuiditas, sekaligus mendorong inklusi keuangan dan pendalaman pasar keuangan (financial deepening).
    Co-CEO D3 Labs,Tigran Adhiwirya, menjelaskan Tokenisasi bukan semata gimmick, tetapi membawa nilai tambah nyata untuk industri keuangan, khususnya dalam aspek likuiditas dan inklusivitas.
     
    “Dengan minat pasar yang tinggi terhadap solusi dari tokenisasi dan dukungan regulator yang progresif terhadap blockchain, antara lain melalui pelaksanaan regulatory sandbox (ruang uji coba), potensi pengembangan tokenisasi di Indonesia masih sangat besar. Bahkan, kami melihat sektor tokenisasi kita bisa menjadi yang terdepan di kawasan Asia Tenggara dan dapat menjadi salah satu motor penting bagi ekonomi nasional.” jelas dia dikutip Minggu, 24 November 2024.
     
    Untuk itu, Tigran menekankan pentingnya kolaborasi antar semua pelaku di ekosistem ini guna membawa best practise tokenisasi di Indonesia.
     
    Salah satu contoh implementasi tokenisasi di Indonesia adalah kolaborasi BTN bersama D3 Labs dalam mengembangkan produk tokenisasi aset properti pertama di Indonesia. Melalui skema Dana Investasi Real Estat (DIRE) berbasis teknologi blockchain, BTN mempersiapkan tokenisasi aset properti.

    Berkontribusi tinggi kepada ekonomi nasional

    Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo menjelaskan implementasi tokenisasi di sektor properti bisa berdampak pada kontribusi industri yang lebih signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
     
    Ia mencontohkan bagaimana tokenisasi RWA dapat mendukung pendanaan program strategis pemerintah seperti target membangun tiga juta rumah per tahun, karena memungkinkan likuiditas yang tinggi.
     
    “Sebagai banker, pendanaan bisa kita dapatkan, antara lain dari third party fund, time deposit, dan current account, yang pertumbuhannya rata-rata paling tinggi di kisaran 10-12 persen per tahun. Karena itu, diperlukan pendanaan dari instrumen pasarseperti Mortgage Backed Securities (MBS) atau DIRE. Lewat tokenisasi, perluasan akses ke instrumen seperti MBS bisa dilakukan sehingga mendukung pendalaman pasar (financial deepening).” tegas dia.

    Mempermudah kepemelikan emas

    Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi dan Digital PT Pegadaian Teguh Wahyono mengungkapkan bahwa tokenisasi akan mempermudah masyarakat dalam memiliki aset emas.
     
    “Permintaan terhadap emas itu tinggi, untuk itu tokenisasi menjadi penting karena dapat membuat prosesnya lebih mudah, efisien, dan juga lebih likuid.” tegas dia.
     
    Selain memudahkan masyarakat dalam hal membeli dan menyimpan emas, tokenisasi memungkinkan perusahaan untuk menjangkau pasar lebih luas.
     
    ”Karena dipecah lewat tokenisasi, denominasi bisa lebih kecil. Suatu produk yang nilainya milyaran bisa dipecah-pecah menjadi lebih kecil, sehingga dapat lebih terjangkau oleh masyarakat. Untuk saat ini (tokenisasi) kami masih siapkan, berkoordinasi dengan OJK.” jelas dia.
     
    Saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan pendalaman potensi pengembangan tokenisasi dalam surat hutang, emas, dan real estate, yang beririsan dengan pengawasan lembaga jasa keuangan lainnya.
     
    Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Djoko Kurnijanto menjelaskan pentingnya keseimbangan antara inovasi dan regulasi untuk memastikan kemajuan blockchain di Indonesia, termasuk tokenisasi.
     
    “Kedepan teknologi ini akan mewarnai semua ranah kehidupan. Tokenisasi, khususnya, meningkatkan likuiditas dan inklusivitas karena investor bisa membeli dalam jumlah kecil karena aset sudah bisa dipecah. Tantangan kedepan adalah bagaimana meningkatkan literasi keuangan digital. Kolaborasi dan kerja sama jadi kunci,” ungkap Djoko.
     
    Djoko menuturkan ada sekitar 18,5 juta orang Indonesia atau 6,7 persen dari populasi yang memiliki aset digital, melampaui investor saham yang berjumlah lebih dari 6 juta investor. Hal ini menjadi fondasi kuat bagi perkembangan tokenisasi di Indonesia.
     
    Di luar industri keuangan, tokenisasi juga memiliki potensi untuk dikembangkan di sektor strategis lain, seperti komoditas. Terlebih, Indonesia merupakan eksportir terbesar dunia untuk komoditas seperti minyak sawit dan batu bara. Tokenisasi mampu memangkas inefisiensi yang menjadi salah satu tantangan besar dalam supply chain di sektor komoditas.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SAW)

  • Simak Cara Perluasan Uji Emisi dengan Menggandeng Siswa SMK

    Simak Cara Perluasan Uji Emisi dengan Menggandeng Siswa SMK

    Jakarta: Upaya pengendalian polusi udara terus dilakukan dengan memperluas pengujian emisi. Salah satunya, memberikan pelatihan kepada siswa SMK.

    “Kami berharap para peserta dapat memanfaatkan ilmu yang didapat untuk turut serta dalam upaya menjaga kualitas udara di Jakarta” kata Kepala Desk Sekretariat Perusahaan BRI Finance, Aditia Fakhri Ramadhani, melalui keterangan tertulis, Minggu, 24 November 2024.

    Pelatihan dilakukan BRI Finance dengan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Jakarta. Pelatihan dilakukan di SMKN 26 Jakarta.

    Aditia menyampaikan pihaknya memiliki tanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Sebab, tugas tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah.

    “Sebagaimana kami perusahaan multifinance yang otomatis sebagai kontributor penambahan jumlah kendaraan di Indonesia, kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam memperhatikan lingkungan khususnya kualitas udara di kota-kota besar seperti Jabodetabek ini” ujar dia.
     

    Sementara itu, Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, mengapresiasi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan SMK Negeri 26 Jakarta atas kerja sama yang terjalin. Diyakini, pelatihan uji emisi dapat mengurangi dampak polusi udara.

    “Semoga siswa-siswa yang telah mengikuti pelatihan ini dapat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat serta mempraktikkan uji emisi dengan standar profesional,” kata Wahyudi.

    Pelatihan uji emisi merupakan rangkaian program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) BRI Finance. Adapun puncak kegiatan yaitu Uji Emisi Gratis yang akan dilakukan awal Desember 2024.

    Pelatihan yang berlangsung pada hari Rabu, 20 November 2024, itu bertujuan untuk memperkenalkan para peserta terhadap dasar-dasar uji emisi kendaraan bermotor. Materi pelatihan meliputi Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara, Dasar Dasar Uji Emisi Kendaraan Bermotor, Prosedur Uji Emisi Kendaraan Bermotor, serta Tata Cara Penggunaan Aplikasi Uji Emisi. 

    Kegiatan ini sejalan dengan program Pemprov DKI Jakarta dalam melakukan uji emisi terhadap kendaraan bermotor. Penerapan uji emisi yang efektif sangat bergantung pada adanya SDM yang terlatih dan memiliki integritas. 

    Melalui kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup, BRI Finance berharap dapat memperluas ruang lingkup pelatihan dalam menjaga lingkungan hidup. Harapannya, semakin banyak teknisi yang siap dalam memenuhi standar uji emisi dapat mengurangi tingkat pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor di Jakarta. 

    Selain itu, pelatihan ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan sertifikat. Diharapkan, hal itu dapat mendukung karier mereka di masa depan. 

    Jakarta: Upaya pengendalian polusi udara terus dilakukan dengan memperluas pengujian emisi. Salah satunya, memberikan pelatihan kepada siswa SMK.
     
    “Kami berharap para peserta dapat memanfaatkan ilmu yang didapat untuk turut serta dalam upaya menjaga kualitas udara di Jakarta” kata Kepala Desk Sekretariat Perusahaan BRI Finance, Aditia Fakhri Ramadhani, melalui keterangan tertulis, Minggu, 24 November 2024.
     
    Pelatihan dilakukan BRI Finance dengan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Jakarta. Pelatihan dilakukan di SMKN 26 Jakarta.
    Aditia menyampaikan pihaknya memiliki tanggung jawab dalam menjaga lingkungan. Sebab, tugas tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah.
     
    “Sebagaimana kami perusahaan multifinance yang otomatis sebagai kontributor penambahan jumlah kendaraan di Indonesia, kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam memperhatikan lingkungan khususnya kualitas udara di kota-kota besar seperti Jabodetabek ini” ujar dia.
     

    Sementara itu, Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, mengapresiasi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan SMK Negeri 26 Jakarta atas kerja sama yang terjalin. Diyakini, pelatihan uji emisi dapat mengurangi dampak polusi udara.
     
    “Semoga siswa-siswa yang telah mengikuti pelatihan ini dapat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat serta mempraktikkan uji emisi dengan standar profesional,” kata Wahyudi.
     
    Pelatihan uji emisi merupakan rangkaian program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) BRI Finance. Adapun puncak kegiatan yaitu Uji Emisi Gratis yang akan dilakukan awal Desember 2024.
     
    Pelatihan yang berlangsung pada hari Rabu, 20 November 2024, itu bertujuan untuk memperkenalkan para peserta terhadap dasar-dasar uji emisi kendaraan bermotor. Materi pelatihan meliputi Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara, Dasar Dasar Uji Emisi Kendaraan Bermotor, Prosedur Uji Emisi Kendaraan Bermotor, serta Tata Cara Penggunaan Aplikasi Uji Emisi. 
     
    Kegiatan ini sejalan dengan program Pemprov DKI Jakarta dalam melakukan uji emisi terhadap kendaraan bermotor. Penerapan uji emisi yang efektif sangat bergantung pada adanya SDM yang terlatih dan memiliki integritas. 
     
    Melalui kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup, BRI Finance berharap dapat memperluas ruang lingkup pelatihan dalam menjaga lingkungan hidup. Harapannya, semakin banyak teknisi yang siap dalam memenuhi standar uji emisi dapat mengurangi tingkat pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor di Jakarta. 
     
    Selain itu, pelatihan ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan sertifikat. Diharapkan, hal itu dapat mendukung karier mereka di masa depan. 

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ABK)

  • BRI Bantu UMKM Keripik Kentang Albaeta Perluas Pasar di Dunia Digital – Page 3

    BRI Bantu UMKM Keripik Kentang Albaeta Perluas Pasar di Dunia Digital – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta BRI komitmen melakukan pemberdayaan UMKM secara menyeluruh, tidak hanya dalam memberikan akses keuangan tetapi juga melalui promosi, perluasan akses pasar, dan layanan transaksi digital. Layanan digital yang dimaksud adalah BRImo dan QRIS memudahkan pelanggan untuk bertransaksi dengan mudah dan aman.

    Salah satu contoh UMKM yang berkembang setelah mendapatkan pemberdayaan dari BRI misalnya dari sektor pertanian adalah usaha keripik kentang “Albaeta” milik Nafi yang berlokasi di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

    Kini, keripik kentang Albaeta juga tersedia di platform e-commerce, membuka akses yang lebih luas bagi konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Berkat usaha yang terus berkembang, kini usahanya mencapai omzet puluhan juta rupiah per bulan.

    Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan UMKM seperti Albaeta adalah contoh bagaimana usaha lokal dapat berkembang pesat dengan pemberdayaan yang tepat.

    Kami di BRI hadir bukan hanya sekedar sebagai bank, tetapi sebagai mitra yang membantu menghubungkan usaha kecil dengan peluang besar, baik melalui dukungan finansial maupun pemberdayaan lainnya,” ujarnya.

     

    Albaeta bermula dari melimpahnya hasil panen kentang yang di hasilkan kelompok petani kentang di daerah dataran tinggi Dieng. Dari hasil panen Kelompok petani kentang tersebut, awalnya kentang jenis agria ini diolah sekadar untuk suguhan tamu.

    Seiring berjalannya waktu, keripik kentang Albaeta kemudian berkembang menjadi bisnis yang kini memiliki produk unggulan seperti varian keripik kentang original yang populer. Kini usaha tersebut telah mempekerjakan 12 orang karyawan.

    “Awalnya, kami hanya mencoba-coba untuk suguhan tamu saat Lebaran, tetapi mendapat banyak saran dari keluarga dan teman untuk mengembangkan ini sebagai usaha. Sejak saat itu, Albaeta mulai berkembang, dan produk kami diterima baik oleh masyarakat,” ujarnya. 

    Sejak awal, BRI hadir memberikan pemberdayaan melalui layanan transaksi digital seperti BRImo dan QRIS dan juga edukasi dalam memperluas akses penjualan. Edukasi yang diberikan oleh BRI membantu usaha Albaeta mengenalkan produk mereka di ranah digital, sehingga konsumen dari luar daerah pun dapat mengakses produk ini dengan mudah.

     

    (*)

  • Usaha Keripik Kentang Albaeta Berkembang Pesat Berkat Pemberdayaan BRI – Page 3

    Usaha Keripik Kentang Albaeta Berkembang Pesat Berkat Pemberdayaan BRI – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau (BRI) terus berupaya menunjukkan komitmennya dalam mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Salah satu UMKM yang berhasil berkembang berkat pemberdayaan BRI dari sektor pertanian, yaitu usaha keripik kentang “Albaeta” milik Nafi, yang berlokasi di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

    Albaeta bermula dari begitu melimpahnya hasil panen kentang yang dihasilkan kelompok petani kentang di daerah dataran tinggi Dieng. Dari hasil panen tersebut, awalnya kentang jenis agria ini diolah sekadar untuk suguhan tamu. Namun, seiring berjalannya waktu, keripik kentang Albaeta kemudian berkembang menjadi bisnis yang kini memiliki produk unggulan seperti varian keripik kentang original yang populer.

    Nafi mengatakan usaha kripik kentang Albaeta ini telah mempekerjakan 12 orang karyawan.

    “Awalnya, kami hanya mencoba-coba untuk suguhan tamu saat Lebaran, tetapi mendapat banyak saran dari keluarga dan teman untuk mengembangkan ini sebagai usaha. Sejak saat itu, Albaeta mulai berkembang, dan produk kami diterima baik oleh masyarakat,” ujarnya. 

    Sejak awal, BRI hadir memberikan pemberdayaan tidak hanya melalui layanan transaksi digital tetapi juga edukasi dalam memperluas akses penjualan. Layanan digital seperti BRImo dan QRIS memudahkan pelanggan untuk bertransaksi dengan mudah dan aman.

    Edukasi yang diberikan oleh BRI membantu usaha Albaeta mengenalkan produk mereka di ranah digital, sehingga konsumen dari luar daerah pun dapat mengakses produk ini dengan mudah.

  • Upaya Lembaga Keuangan Inklusi Kendalikan Pencemaran Udara di Jakarta Melalui Pelatihan Teknisi Uji Emisi

    Upaya Lembaga Keuangan Inklusi Kendalikan Pencemaran Udara di Jakarta Melalui Pelatihan Teknisi Uji Emisi

    Liputan6.com, Jakarta Menggandeng Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, PT BRI Multifinance Indonesia sebagai perusahaan induk BRI Finance, menggelar pelatihan teknisi uji emisi untuk mengendalikan pencemaran udara di wilayah Jakarta.

    Kegiatan yang diikuti perwakilan para siswa SMK se-DKI Jakarta itu, dipusatkan di SMK Negeri 26 Jakarta sebagai rangkaian kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan. Rencannya, puncak acara bakal digelar kegiatan Uji Emisi Gratis awal Desember mendatang.

    Kepala Desk Sekretariat Perusahaan BRI Finance, Aditia Fakhri Ramadhani mengatakan kehadiran kegiatan itu diharapkan mampu bekontribusi nyata dalam mengatasi pencemaran udara yang semakin parah di wilayah DKI Jakarta.

    “Kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam memperhatikan lingkungan khususnya kualitas udara di kota-kota besar seperti Jabodetabek ini,” papar dia, Rabu (20/11/2024) lalu.

    Menurutnya, pendidikan dan pelatihan uji emisi para siswa, merupakan langkah awal untuk menciptakan generasi yang peduli terhadap lingkungan. “Kami berharap para peserta dapat memanfaatkan ilmu yang didapat untuk turut serta dalam upaya menjaga kualitas udara di Jakarta,” ujar dia.

    Selama pelatihan berlangsung, seluruh siswa bakal mendapatkan ragam materi mulai kebijakan pengendalian pencemaran udara, dasar dasar uji emisi kendaraan bermotor, prosedur uji emisi kendaraan bermotor, serta tata cara penggunaan aplikasi uji emisi.

    “Dengan pelatihan ini, BRI Finance berupaya menciptakan SDM yang handal dan profesional dalam bidang pengendalian pencemaran lingkungan,” ujar dia menambahkan.

    Tidak hanya itu, para peserta mendapatkan pengetahuan tambahan literasi keuangan dasar, sehingga memiliki pemahaman mengenai perencanaan keuangan yang baik, sekaligus motivasi untuk berkontribusi di bidang lingkungan.

    Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, mengapresiasi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan SMK Negeri 26 Jakarta, atas kerjasama pelatihan teknisi uji emisi yang telah mereka lakukan.  

    “Dengan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, kami yakin kontribusi kami dalam mengurangi dampak polusi dapat terwujud dengan baik,” ujarnya.

    Ia berharap semoga seluruh siswa yang telah mengikuti pelatihan uji emisi, memperoleh pengetahuan yang bermanfaat serta mempraktikkan uji emisi dengan standar professional.

    “BRI Finance berkomitmen untuk berkontribusi secara aktif agar masyarakat mendapatkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” kata dia.

    Dengan upaya itu, perusahaan berharap mampu memperluas ruang lingkup pelatihan dan menginspirasi lebih banyak individu, turut serta dalam menjaga lingkungan hidup.

    “Harapannya, semakin banyak teknisi yang siap dalam memenuhi standar uji emisi sehingga dapat mengurangi tingkat pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor di Jakarta,” ujar dia berharap.

  • Posisi 1 & 2 Dipegang Bank, Ini 10 BUMN Penyumbang Dividen Terbesar

    Posisi 1 & 2 Dipegang Bank, Ini 10 BUMN Penyumbang Dividen Terbesar

    Jakarta

    Menteri BUMN Erick Thohir melaporkan BUMN berhasil menyetorkan dividen sebesar Rp 85,5 triliun pada 2024. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dividen pada 2023 sebesar Rp 81,2 triliun.

    Atas pencapaian pemberian dividen 2024 itu, Erick Thohir turut menyampaikan mengapresiasi kinerja positif BUMN yang mampu meningkatkan setoran Dividen. Namun menurutnya performa ini bisa semakin baik seiring dengan sejumlah upaya transformasi yang terus dilakukan BUMN.

    “Terima kasih atas kinerja yang positif yang selama ini telah ditorehkan oleh BUMN-BUMN. Tapi, saya yakin bahwa performa ini bisa semakin baik seiring dengan semangat BUMN untuk memaksimalkan potensi yang telah ada sekaligus mengeksplorasi peluang baru,” terang Erick dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/11/2024).

    “Jadi, kuncinya tak hanya memanfaatkan sumber pendapatan yang telah eksis, tetapi juga mengeksplorasi dan berinovasi untuk membuka potensi pendapatan baru,” sambung Erick

    Lebih lanjut ia mengatakan kenaikan dividen ini menjadi suntikan positif bagi pemerintahan era Prabowo Subianto yang ingin menaikkan pemasukan negara di berbagai sektor. Kenaikan dividen ini juga membuktikan konsistensi peningkatan kinerja bisnis BUMN yang semakin baik, terutama pasca pandemi COVID-19.

    Dari data ada, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memberikan dividen terbesar dengan nilai Rp 25,715 triliun. Kemudian, disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 17,179 triliun dan PT Mineral Industri Indonesia sebesar Rp 11,214 triliun.

    Daftar 10 BUMN Penyumbang Dividen Terbesar

    1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Rp 25,715 triliun
    2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rp 17,179 triliun
    3. PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID Rp 11,214 triliun
    4. PT Pertamina (Persero) Rp 9,357 triliun
    5. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Rp 9,211 triliun
    6. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp 6,277 triliun
    7. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rp 3,090 triliun
    8. PT Pupuk Indonesia (Persero) Rp 1,213 triliun
    9. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Rp 1,000 triliun
    10. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Rp 420 miliar

    (hns/hns)