LINK Live Streaming Borneo FC vs Semen Padang Hari Ini, di Pekan Ke-18 BRI Liga 1 2024/2025
BUMN: BRI
-

Harga Saham BBRI Hari Ini, 15 January 2025
Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) hari ini 15 January 2025 mengalami kenaikan saat pembukaan pasar di sesi pertama. Harga saham BBRI dibuka naik 40 poin atau 1.05 persen ke posisi Rp. 3.840 per satu lembar saham.
Kenaikan ini terjadi ditengah laju IHSG yang sedang mengalami penurunan di sesi pertama pagi ini.
Di perdagangan bursa kemarin BBRI ditutup diharga Rp. 3.800.
Dengan pergerakan saham yang fluktuatif, BBRI tetap menjadi salah satu saham yang menarik perhatian investor di tengah dinamika pasar yang terus berkembang. Saat ini BBRI mempunyai total nilai market cap sebanyak Rp. 581T
Harga saham dapat berubah sewaktu-waktu, pastikan untuk selalu memantau pergerakan pasar secara real-time.
-

Mirae Asset beberkan lima saham utama pilihan tahun 2025
Jakarta (ANTARA) – Head of Proprietary Investment PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo menyatakan ada lima saham utama pilihan pihaknya dari 80 saham dengan dividen tinggi yang dapat menjadi prefensi baik untuk mendapatkan keuntungan investasi pada tahun ini di tengah ancaman potensi meluasnya dampak perang dagang global.
Dia menyampaikan bahwa 80 saham perusahaan dengan dividen tinggi itu tersebar di seluruh sektor usaha yang ada di bursa, kecuali sektor properti.
“Ada 80 saham yang dapat menjadi pilihan yang baik untuk mendapatkan keuntungan investasi ketika pasar saham penuh ketidakpastian tahun ini. Lima saham utama pilihan Mirae Asset dari 80 saham tersebut adalah PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA),” ujarnya dalam acara Media Day: January 2025 – Secure Greater Returns with Dividend Stocks in 2025, dikutip dari keterangan resmi, Jakarta, Rabu.
Kelima saham ini diprediksi bakal menjadi penyumbang terbesar dari prediksi total dividen perusahaan penghuni bursa saham tahun ini, yakni Rp322,4 triliun. Dividen 2025 diprediksi menurun dibanding tahun sebelumnya karena disebabkan adanya kejadian yang di luar kebiasaan pada tahun 2024, terutama dari dividen spesial PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp41,53 triliun.
Perusahaan-perusahaan dengan dividen tinggi tersebut dianggap berpotensi menawarkan dividen yang menarik tahun 2025, terutama berkaca pada catatan historis pembayaran dividen tahun 2024.
Handiman mencatat nilai dividen yang dibagikan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024 kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, yakni Rp364,2 triliun atau meningkat 1,9 persen year on year (yoy).
Nilai dividen Rp364,2 triliun yang dibagikan pada 2024 tersebut mencakup dividen tahun buku 2023, termasuk dividen interimnya.
“Untuk musim dividen, puncak musim dividen setiap tahunnya jatuh pada Maret-Juni dan di sepanjang kuartal IV,” kata dia.
Sepanjang 2024, lanjutnya, sektor keuangan dan energi masih menjadi dua sektor dengan kontribusi dividen terbesar dengan kontributor utama seperti ADRO, BBRI, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
“Hal ini mengonfirmasi kedua sektor tersebut masih menjadi sektor yang paling menarik bagi investor yang mengincar dividen,” ungkap Handiman.
Tahun lalu, jumlah perusahaan tercatat yang membagikan dividen juga semakin meningkat, yaitu sebanyak 342 perusahaan dari 323 perusahaan pada 2023, seiring dengan emiten baru bertambah di pasar saham. Meskipun naik secara jumlah, rasio perusahaan pembagi dividen dengan total perusahaan yang listing di bursa turun 38,3 persen pada 2024 dari 39,4 persen pada 2023 seiring dengan lebih sedikitnya perusahaan tercatat baru yang membagikan dividen.
Pada 2024, ADRO dan BBRI disebut menyandang predikat sebagai emiten pembagi dividen terbesar dari sisi nilai, masing-masing Rp54,4 triliun dan Rp48,1 triliun.
Meninjau dari sisi imbal hasil dividen (dividend yield), emiten pembagi dividen terbesar adalah ADRO sebesar 49,4 persen, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) 20,5 persen, dan PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) 19,8 persen.
Dengan setoran dividen yang besar dari BBRI beserta dividen perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BMN) lain, setoran dividen perusahaan pelat merah ke pemerintah hingga November 2024 telah melebihi target, yakni senilai Rp86,4 triliun. Berdasarkan jumlah tersebut, perusahaan BUMN dengan saham tercatat di bursa berkontribusi sebanyak 68,6 persen dari total dividen yang disetorkan kepada kas negara. Secara sektoral, BUMN perbankan masih dominan dengan kontribusi 57,4 persen.
“Mengingat target penerimaan dividen BUMN 2025 yang masih meningkat yaitu Rp90 triliun, kami meyakini BUMN yang listed akan tetap memberikan dividen yang besar tahun ini,” ucap dia.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025 -

Dorong Ekonomi Kerakyatan yang Inklusif, Ini 10 Bukti Nyata Kontribusi BRI untuk Negeri
Jakarta: Sepanjang tahun 2024, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil mencatatkan sejumlah pencapaian strategis yang semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu pilar utama ekonomi kerakyatan di Indonesia. Dengan fokus pada pemberdayaan UMKM dan penguatan inklusi keuangan, BRI terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan yang inklusif dan di saat bersamaan sekaligus memperkuat reputasinya di industri keuangan global.
Berikut adalah 10 pencapaian serta kontribusi BRI untuk negeri di sepanjang tahun 2024:
1. Ciptakan Sharing Economy lewat keberadaan 1 juta AgenBRILink
Hingga November 2024, AgenBRILink berhasil membukukan lebih dari 1,047 miliar transaksi, tumbuh 5,64% secara tahunan (year-on-year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun, pencapaian ini didukung oleh peningkatan jumlah AgenBRILink yang kini mencapai 1.047.502 agen, atau naik signifikan sebesar 45,68% yoy.
Keberadaan AgenBRILink tidak hanya membuka dan mendekatkan akses keuangan semata, namun menciptakan sharing economy bagi masyarakat. Melalui jaringan AgenBRILink, BRI berupaya menjangkau lapisan masyarakat yang sebelumnya tidak tersentuh layanan perbankan.
2. Perluas akses keuangan ekonomi grassroot, Holding Ultra Mikro BRI Group layani 36 juta debitur dan 180 juta tabungan
Tiga tahun setelah terbentuk pada 2021, Holding Ultra Mikro yang terdiri dari BRI, PNM, dan Pegadaian berhasil melayani 36,1 juta debitur ultra mikro dengan total penyaluran kredit lebih dari Rp627,6 triliun pada akhir September 2024. Holding UMi juga memperluas layanan melalui 1.025 Unit Senyum di seluruh Indonesia, memberikan akses kepada lebih dari 180 juta masyarakat ke tabungan mikro.
3. Dorong inklusi keuangan, super apps BRImo tembus 37,1 juta user
BRI terus memperkuat ekosistem super apps BRImo sebagai salah satu strategi transformasi digitalnya untuk memberikan berbagai kemudahan masyarakat dalam bertransaksi. Tercatat, sampai akhir September 2024, pengguna super app BRImo telah mencapai 37,1 juta, tumbuh 24,7% YoY. Nilai transaksi melalui BRImo pun naik signifikan mencapai Rp4.034,9 triliun, tumbuh 35,2% YoY.
4. Berdayakan UMKM melalui 33.804 klaster usaha
Tak hanya pembiayaan semata, BRI juga memiliki berbagai program pemberdayaan UMKM, di antaranya adalah pemberdayaan melalui program Klasterku Hidupku dan Desa BRILiaN. Pemberdayaan Klaster Usaha sendiri merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha, dalam satu wilayah sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya. Hingga akhir September 2024 tercatat BRI telah memiliki 33.804 klaster usaha yang tergabung dalam program Klasterku Hidupku.
(Foto: Dok. BRI)
5. Dorong ekosistem ekonomi desa, berdayakan 3.957 desa BRILiaN
Di samping itu juga ada program Desa BRILiaN. Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa yang diinisiasi BRI sebagai bentuk agent of development dalam mengembangkan desa. Hingga akhir September 2024 tercatat terdapat 3.957 desa yang telah mendapatkan pemberdayaan Desa BRILiaN.
6. Cetak laba Rp45,39T dalam 9 bulan, sekaligus jadi penyetor dividen terbesar ke negara
Hingga akhir Triwulan-III 2024, BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp45,36 triliun dan aset BRI tercatat meningkat 5,94% yoy menjadi sebesar Rp1.961,92 trilliun. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso pada press conference Kinerja Keuangan BRI Triwulan III-2024 di Jakarta, 30 Oktober 2024. Dalam paparannya, Sunarso menyampaikan bahwa ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan adalah hasil dari fundamental bisnis yang kuat.
“Capaian tersebut tidak terlepas dari fokus BRI yang secara konsisten memperkuat fundamental kinerja, serta melakukan strategic response yang tepat dalam menghadapi berbagai dinamika pasar,” ungkap Sunarso.
Kinerja solid perseroan juga menjadikan BRI sebagai BUMN dengan setoran dividen terbesar ke negara pada 2024. Pada 2023, BRI berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp60,4 triliun, atau tumbuh 16,5% yoy. Sebagai bentuk komitmen penciptaan economic value, BRI membagikan dividen sebesar 80 persen dari total laba bersih atau senilai Rp43,49 triliun kepada pemegang saham baik pemerintah maupun publik.
Atas pembagian dividen kepada pemegang saham tersebut, BRI menjadi perusahaan dengan setoran dividen terbesar di tahun 2024. Kementerian BUMN mencatat total dividen BUMN yang disetorkan ke negara mencapai Rp85,5 triliun, dan sebesar 30 persen di antaranya atau senilai Rp25,7 triliun merupakan kontribusi BRI.
7. Jadi penyalur kredit UMKM terbesar dengan porsi 81,21%
BRI terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui akses pembiayaan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Hingga akhir Triwulan III-2024, BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp1.353,36 triliun atau tumbuh 8,21% secara year on year (yoy), dan dari total penyaluran kredit tersebut, 81,70 persen di antaranya atau sekitar Rp1.105,70 triliun merupakan kredit kepada segmen UMKM.
8. Salurkan KUR Rp184,98 triliun kepada lebih dari 4 juta pelaku UMKM
Sepanjang tahun 2024, BRI berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp184,98 triliun, memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Penyaluran KUR BRI tersebut mencakup lebih dari 4 juta debitur atau pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia, dengan fokus pada sektor produktif seperti pertanian, perikanan, dan perdagangan. Program ini menjadi salah satu wujud nyata peran BRI dalam peningkatan lapangan kerja yang berkualitas serta mendorong kewirausahaan.
9. Terdepan dalam praktik Sustainable Banking di Indonesia
Hingga akhir Triwulan III 2024 BRI mencatatkan portofolio pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp764,8 triliun, setara 61,9 persen dari total kredit yang disalurkan dan portofolio investasi bond BRI. Penyaluran kredit berkelanjutan BRI tetap berfokus pada Kredit KKUB (Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan) sebesar total Rp764,8 triliun, yang terdiri dari penyaluran kredit ke sektor sosial sebesar Rp677,1 triliun, kredit KUBL (Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan) sebesar Rp83,3 triliun, dan pembiayaan sustainability bond sebesar Rp4,39 triliun.
Selain itu, pada penilaian Corporate Sustainability Assessment (CSA) tahunan oleh S&P Global, BRI mencatat peningkatan skor signifikan dari 63 pada tahun 2023 menjadi 75 pada tahun 2024. Dengan pencapaian skor ESG sebesar 75 tersebut, BRI berhasil menembus peringkat 5 persen teratas di sektor perbankan global, sekaligus menjadi pemimpin dalam industri perbankan Indonesia di bidang keuangan berkelanjutan.
10. Kumpulkan lebih dari 250 penghargaan dan wakili Indonesia di daftar perusahaan terbesar dunia
Sepanjang tahun 2024, BRI berhasil meraih 250 penghargaan bergengsi di tingkat domestik, regional, dan internasional. Pengakuan terhadap pencapaian BRI datang dari berbagai lembaga ternama, seperti Forbes Global 2000 yang menobatkan BRI sebagai ‘Largest Company in Indonesia’ atau perusahaan publik terbesar di Indonesia, sekaligus menempatkannya di peringkat 308 dunia.
Fortune South East Asia 500 juga mengakui BRI sebagai perusahaan finansial terbesar di Indonesia dan peringkat ke-15 di Asia Tenggara. Selain itu, The Banker Top 1000 Bank 2024 menempatkan BRI sebagai bank nomor satu di Indonesia dari 26 bank di Indonesia dan peringkat 110 dari 1.000 bank global.
Tak hanya itu, BRI juga menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia dalam daftar 500 merek paling bernilai dan terkuat di dunia berdasarkan laporan Brand Finance Global 500 tahun 2024. Dalam laporan tersebut, BRI berada di peringkat 446 dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id(ROS)
-

Mirae Asset Sebutkan Saham Berdividen Tinggi Tahun Ini
Jakarta, FORTUNE – PT Mirae Asset Sekuritas menyatakan di tengah adanya volatilitas pasar sebagai dampak dari perang dagang global, terdapat 80 Saham berDividen tinggi yang dapat menjadi pilihan bagi para investor.
Dari 80 pilihan saham, lima saham utama pilihan dari Mirae Asset adalah PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA).
Head of Propietary Investment Mirae Asset Sekuritas, Handiman Soetoyo, menyatakan kelima saham di atas akan menjadi penyumbang terbesar dari prediksi total dividen seluruh emiten yang tercatat di BEI pada 2025 sebesar Rp322,4 triliun.
“Kalau kita catat dividen tahun lalu itu mencapai rekor tertinggi Rp364,2 triliun atau naik 1,95% dari tahun sebelumnya. Angka ini jauh diatas perkiraan sebab ada dividen spesial dari PT Alamtri Resources Tbk (ADRO),” ujar Handiman dalam agenda Mirae Asset Media Day: Januari 2025, Selasa (14/1).
Di samping kelima saham di atas, sektor keuangan dan sektor energi menjadi sektor pilihan teratas yang masih akan memberikan kontribusi terbesar bagi pembagian dividen.
Sepanjang tahun ini, Mirae Asset Sekuritas menyebut sejumlah saham dari sektor energi yang berpotensi memberikan dividen terbesar, yaitu ADRO, AKRA, BSSR, ELSA, GEMS, ITMG, KKGI, MBAI, MCOL, PGAS, PTBA, TEBE, dan TPMA.
Sementara itu, dari sektor keuangan adalah BJTM, BJBR, BBRI, TUGU, ADMF, BTPS, ASDM, BNGA, AMOR, BBNI, BMRI, NISP, BFIN, dan PANS.
Hal ini disebabkan oleh data bahwa pada 2024, PT Alamtri Resources Tbk (ADRO) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi emiten pembagi dividen terbesar masing-masing Rp 54,4 triliun dan Rp 48,1 triliun pada 2024.
Karena itu, total setoran dividen perusahaan BUMN ke pemerintah hingga November 2024 telah melebihi target, yaitu Rp86,4 triliun.
“Mengingat target penerimaan dividen BUMN yang masih meningkat, yaitu Rp90 triliun, kami meyakini BUMN yang listed akan tetap memberikan dividen yang besar tahun ini,” katanya.
Untuk musim dividen, Handiman menyatakan puncak musim dividen setiap tahunnya terletak pada Maret-Juni dan sepanjang kuartal IV.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Research dan Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya, optimistis pasar saham Indonesia masih akan berada pada zona positif di tengah potensi perang dagang pada era pemerintahan Donald Trump.
“Meskipun sekarang para pelaku pasar masih menunggu berita positif dari global dan dalam negeri, kami masih optimistis terhadap pasar saham Indonesia karena dua faktor dalam negeri yaitu inflasi yang stabil dan daya beli yang terjaga,” ujarnya.
Rully mengatakan inflasi di Indonesia terlihat menunjukkan penurunan serta didorong oleh stabilitas harga makanan. Selain itu, pembatasan pemberlakuan PPN 12 persen juga akan menjadi sentimen positif dalam menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat Indonesia.
“Ekonomi Indonesia di tahun 2025 akan mencapai 5% dengan posisi suku bunga acuan 5,5% pada akhir tahun,” katanya.
Sementara itu, Bank Indonesia diproyeksi akan menurunkan suku bunga pada semester II-2024, imbas dari antisipasi terhadap efek kebijakan Trump.
-

Masih Dilego Asing, Saham BBRI Berpotensi Terkoreksi ke Level Rp 3.600
Jakarta, Beritasatu.com – Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI tergelincir ke level Rp 3.800 pada perdagangan hari ini, Selasa (14/1/2025), atau terendah sejak 2021. Penurunan ini dipicu oleh aksi jual (net sell) investor asing yang terus berlanjut sejak akhir 2024, sejalan dengan pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terkoreksi hingga kembali ke level 6.900.
Senior Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengungkapkan, saham BBRI saat ini berada dalam tekanan baik secara fundamental maupun teknikal.
“Secara fundamental, saham BBRI dinilai mixed di tengah turbulensi ekonomi yang melanda masyarakat kelas menengah dan bawah. Sebagai penyedia layanan kredit mikro, penurunan daya beli masyarakat dan inflasi menjadi tantangan besar bagi BBRI,” kata Felix kepada Beritasatu.com, Selasa (14/1/2025).
Dari sisi teknikal, Felix mencatat bahwa tren bearish saham BBRI semakin kuat setelah menembus level Rp 4.000.
“Jadi memang adanya peningkatan risiko dari investor asing yang cukup agresif untuk melakukan nett sell. Ini kemudian mengonfirmasi penurunan saham BBRI dalam beberapa bulan terakhir,” ujarnya.
Felix memprediksi tekanan terhadap saham BBRI masih akan berlanjut dalam waktu dekat. Ia memperkirakan level support berikutnya berada di kisaran Rp 3.600-Rp 3.700.
“Kita menilai BBRI ini masih bisa mengalami penurunan apabila memang tone negatif atau outflow dari investor asing ini masih masif. Saat ini masih belum tepat untuk masuk ke saham BBRI. Ke depan, level support-nya mungkin di Rp 3.600-Rp 3.700.” kata Felix.
Lebih lanjut, Felix merekomendasikan kepada para investor untuk dapat menahan transaksinya sampai situasi volatilitas pasar saham mereda.
Strategi terbaik saat ini menurutnya adalah menunggu hingga tekanan nett sell dari investor asing berkurang. Alternatif lain adalah membeli secara cicil sambil memantau perbaikan sentimen asing yang dapat memulihkan saham big caps seperti saham BBRI.
-

Update Kepailitan Sritex: Soal Opsi Going Concern hingga Total Tagihan Rp32,6 Triliun
Bisnis.com, JAKARTA — Tim Kurator PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex memaparkan perkembangan terbaru penanganan perkara kepailitan emiten tekstil berkode SRIL itu.
Tim kurator dalam proses kepailitan PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex buka suara terkait opsi going concern atau kelangsungan usaha Sritex.
Tim kurator menyebut opsi going concern tersebut belum bisa diambil lantaran belum adanya alasan yang cukup secara hukum.
“Para debitur pailit tidak kooperatif dan terbuka dalam memberikan informasi kepada tim kurator dan jelas hal tersebut melanggar ketentuan Pasal 98 UUK-PKPU,” jelas Denny Ardiansyah, anggota Tim Kurator Sritex.
Denny menyampaikan bahwa pembahasan mengenai opsi going concern telah dilakukan pada November 2024. Namun demikian, tim kurator tidak menerima data yang sebelumnya telah diminta kepada direktur keuangan dan direktur independen Sritex.
Sikap tidak kooperatif itu juga terlihat ketika tim kurator berusaha untuk mengecek bahan baku dan stok hasil produksi. Denny menuturkan, tim kurator dihalang-halangi dan tidak diperbolehkan mengambil dokumentasi dengan alasan perintah pemilik perusahaan.
“Kemarin kita cek, ada bahan baku yang banyak sekali di PT Bitratex Industries. Bahkan, saya kira bahan bakunya lebih banyak dari yang di PT Sritex,” jelas Denny.
Fakta yang ditemukan tim kurator tersebut berbanding terbalik dengan kabar yang disampaikan manajemen Sritex.
Dalam konferensi pers tersebut, tim kurator juga mengungkapkan dugaan upaya pemindahan barang yang dilakukan debitur secara ilegal. Aksi bongkar muat barang, baik barang jadi maupun bahan baku, dilakukan pada malam hari.
Hingga 1 Desember 2024, salah seorang pekerja gudang Sritex mengalami kecelakaan kerja dan dirawat di rumah sakit.
Sejumlah fakta tersebut menjawab pernyataan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan yang menyebut tim kurator mangkir dari mediasi going concern.
“Kami sangat bingung dengan pernyataan tersebut, mengingat kami tidak pernah diundang baik secara resmi maupun informal untuk mediasi going concern,” ungkap Denny.
Keluarga Lukminto Ikut Tagih Utang
Tim Kurator juga mencatat adanya tagihan utang sekitar Rp1,2 triliun oleh sejumlah perusahaan yang dimiliki keluarga pemilik raksasa tekstil tersebut. Adapun, Sritex dimiliki oleh keluarga Lukminto.
“Ada 11 perusahaan terafiliasi Sritex Group yang direkturnya adalah keluarga pemilik Sritex,” kata Denny Ardiansyah, anggota Tim Kurator Sritex, dikutip dari Antara, Selasa (14/1/2025).
Denny mengungkapkan, salah satu perusahaan yang mendaftarkan tagihan utang tersebut pemiliknya adalah Iwan Kurniawan Lukminto, Direktur Utama Sritex.
Hingga saat ini, menurut Denny, total tagihan utang Sritex yang telah diterima oleh kurator mencapai Rp32,6 triliun. Tagihan utang terbesar, berasal dari kreditur konkuren atau kreditur yang tidak memegang jaminan kebendaan apapun yang nilainya mencapai Rp24,7 triliun.
Kurator juga mencatat tagihan yang diajukan oleh empat bank pemerintah, yakni Bank BJB, BNI, Bank DKI, serta BRI. Total tagihan empat bank BUMN tersebut mencapai sekitar Rp4,8 triliun.
Jika dilihat dari data kepemilikan aset Sritex, kata Denny, nilainya yang hanya sekitar Rp10 triliun tidak akan bisa menutup total utang yang mencapai Rp32,6 triliun.
Dia menyebut salah satu kendala yang dihadapi tim kurator yakni adanya upaya menghalangi kerja kurator untuk mendapatkan data dan mengecek langsung kondisi perusahaan.
Kurator, lanjut dia, hingga saat ini belum pernah bertemu langsung dengan Direktur Utama Sritex Iwan Lukminto. Padahal, menurut dia, debitur pailit sudah tidak memilik hak apapun terhadap Sritex usai diputus pailit.
“Tim kurator menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU.
Total Tagihan Triliunan
Selain itu, tim Kurator juga memaparkan bahwa nilai tagihan yang didaftarkan kreditur mencapai Rp32,63 triliun itu.
Tim Kurator PT Sritex, PT Primayudha, PT Bitratex Industries, dan PT Sinar Pantja Djaya terdiri atas Denny Ardiansyah, Nurma C.Y. Sadikin, Fajar Romy Gumilar, dan Nur Hidayat sesuai dengan Putusan Pengadilan Niaga Pada Pengadilan Negeri Semarang dengan Nomor Perkara 2/Pdt.Sus- Homologasi/2024/PN Niaga Smg tertanggal 21 Oktober 2024.
“Sehingga total tagihan yang saat ini didaftarkan kepada Tim Kurator adalah sebesar Rp32.632.138.726.163 [Rp32,63 triliun],” tulis Tim Kurator.
Lebih lanjut, Tim Kurator juga menyampaikan bahwa Sritex Cs sebagai para debitor pailit telah melakukan upaya hukum baik kasasi dan telah mendapat informasi tentang upaya para debitor pailit untuk melakukan permohonan Peninjauan Kembali.
Meski demikian, Tim Kurator menyebut pihaknya tetap berwenang untuk melakukan pengurusan dan/atau pemberesan atas seluruh harta pailit para debitor pailit berdasarkan Pasal 16 Ayat (1) UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (KPKPU).
Tim Kurator juga menyatakan bahwa beberapa perbankan telah disurati untuk melakukan pemblokiran rekening demi mengamankan harta pailit.
“Nyatanya sampai dengan saat ini masih ada beberapa bank yang mengabaikan dan terus menjalankan transaksi perbankan sejak para debitor dinyatakan pailit sampai dengan saat ini,” ujarnya.
-

Pinjaman Online Bunga Rendah BRI Ceria, Bunga 2,5 Persen/bln
Pinjaman Online Bunga Ringan BRI Ceria, Bunga 2,5 Persen/bln
TRIBUNJATENG.COM- BRI Ceria adalah layanan kredit digital dari Bank BRI yang memudahkan pengguna untuk berbelanja atau membayar transaksi tertentu secara cicilan. Selain itu, BRI Ceria juga menyediakan fitur tarik tunai pinjaman online 5 menit langsung cair.
Dengan BRI Ceria, anda bisa mendapatkan pinjaman online bunga ringan 2,5 persen /bln.
Berikut tabel BRI Ceria pinjaman online bunga ringan Rp 500 Ribu – Rp 10 Juta :
tabel BRI Ceria pinjaman online bunga ringan Rp 500 Ribu – Rp 10 Juta
2. tabel BRI Ceria pinjaman online bunga ringan Rp 10 Juta – Rp 20 Juta
tabel BRI Ceria pinjaman online bunga ringan Rp 10 Juta – Rp 20 Juta
Syarat:
1. Memiliki rekening bank BRI
2. Mengupload KTP
3. Mengupload foto diri sambil memegang KTP
4. Mengupload NPWP jika punya
Download Aplikasi BRI Ceria
Untuk mengakses pinjaman online bunga rendah dari BRI Ceria, anda dapat mengunduh aplikasi Ceria di Play store.
Selain pinjaman online BRI bunga rendah dari aplikasi Ceria, jika anda membutuhkan dana tunai, anda juga bisa mempertimbangkan layanan BRI lainnya seperti:
Kredit Tanpa Agunan (KTA) BRI.
Pinjaman KUR BRI
Tarik tunai kartu kredit BRI.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi BRI Call Center 14017 atau WhatsApp BRI di 0812-1214-017.
(*)

