BNI Pastikan Aman Uang Dalam Mesin ATM yang Terbuka Sendiri di Baubau
Tim Redaksi
BAUBAU, KOMPAS.com
– PT Bank Negara Indonesia menyatakan, tak ada uang hilang dari mesin
ATM
yang terbuka sendiri di Jalan Muh Husni Thamrin, Kelurahan Bataraguru, Kecamatan Wolio, Kota
Baubau
, Sulawesi Tenggara.
BNI
menyatakan seluruh uang di dalam mesin ATM telah diamankan sepenuhnya oleh tim BNI yang turun langsung ke lokasi.
“Seluruh uang di dalam mesin ATM telah diamankan oleh tim BNI bekerja sama dengan pihak terkait dan setelah dilakukan perhitungan, ditemukan kesesuaian saldo dengan sistem,” kata Pimpinan BNI Wilayah 07 Makassar, Muhammad Arafat, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (18/1/2025) malam.
Arafat menjelaskan sebelumnya ia telah menerima laporan mengenai kejadian pintu mesin ATM yang terbuka dengan sendirinya, sehingga menurunkan tim dari kantor cabang BNI Baubau bersama tim keamanan ke lokasi.
“Berdasarkan identifikasi awal yang dilakukan bersama dengan pihak kepolisian, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan, vandalisme, atau tindakan kriminal pada mesin tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya, ATM tersebut dinonaktifkan sementara karena keperluan investigasi, perbaikan teknis, dan menjaga kenyamanan nasabah, namun saat ini ATM tersebut telah kembali beroperasi.
“Kami berkomitmen untuk terus menjaga keamanan dan kenyamanan transaksi nasabah di seluruh jaringan ATM kami,” ucap Arafat.
Sebelumnya diberitakan, pintu mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik salah satu bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cabang Baubau, Sulawesi Tenggara, ditemukan terbuka oleh warga pada Rabu (15/1/2025) sore.
Kejadian ini berlangsung di ATM bank BUMN yang berlokasi di Jalan Muh Husni Thamrin, Kelurahan Bataraguru, Kecamatan Wolio, Kota Baubau.
Saat seorang warga ingin menarik uang, pintu mesin ATM tempat penyimpanan uang itu terbuka dengan sendirinya.
“Dugaan sementara dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) adalah kelalaian vendor yang mengisi ATM. Kemungkinan pintu mesin tidak ditutup rapat oleh petugas tersebut,” ujar Kasi Humas
Polres Baubau
, Kompol Abdul Rahmad, Rabu malam.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
BUMN: BNI
-
/data/photo/2025/01/18/678bc475bbd14.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
BNI Pastikan Aman Uang Dalam Mesin ATM yang Terbuka Sendiri di Baubau Regional 18 Januari 2025
-

Presiden Prabowo Subianto Akan Resmi Berkantor di IKN pada 17 Agustus 2028
Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto akan resmi berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 17 Agustus 2028. Hal ini diungkap oleh Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono.
“Sarana dan prasarana di IKN sudah kami siapkan. Bapak Presiden Prabowo telah memberikan arahan untuk melaksanakan kegiatan eksekutif, legislatif, dan yudikatif di IKN pada Agustus 2028. Mulai Januari 2025, kami akan memetakan lokasi-lokasi untuk memulai pembangunan jalan,” ucap Basuki dikutip dari keterangannya, Sabtu (19/1/2025).
Terbaru, Otorita IKN mempercepat proses investasi sektor perbankan untuk mendukung pembangunan dan mengadakan pertemuan dengan industri perbankan Indonesia, seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bankaltimtara, Bank Tabungan Negara (BTN), serta Bank Central Asia (BCA).
“Pertemuan ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan kantor layanan jasa perbankan yang akan beroperasi di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN,” ucap Basuki.
Pembangunan layanan perbankan di Ibu Kota Negara (IKN) dipercepat sebagai salah satu langkah prioritas untuk melengkapi kebutuhan ekosistem bagi masyarakat yang akan bermigrasi ke Nusantara.
Kantor layanan perbankan ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal I 2026 untuk mendukung layanan keuangan yang cepat dan efektif sesuai kebutuhan penduduk di IKN.
Pembahasan progres ini diharapkan dapat mempercepat realisasi investasi di sektor perbankan sekaligus menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif untuk mendukung pengembangan IKN yang berorientasi modern.
-

10 Juta Orang Kaya Masih Belanja ke Luar Negeri, Airlangga: Harga Barang di Indonesia Lebih Mahal – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berpendapat, banyaknya orang kaya di Indonesia membeli barang dari luar negeri lantaran harga barang di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara-negara lain.
“Jadi dibandingkan misalnya dengan Singapura. Nah itu kan gak ada. Jadi secara otomatis barang di kita itu lebih mahal daripada di tempat lain,” kata Airlangga kepada wartawan di Gedung Ali Wardhana, Jumat (17/1/2025).
Airlangga menyadari bahwa orang-orang kaya itu memiliki pilihan belanja sendiri dan faktor yang mendasar adalah perbedaan harga.
Dia bilang, setiap barang masuk ke Indonesia perlu membayar bea masuk sebesar 25 persen. Belum lagi beban biaya Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Hal itu yang menjadi faktor pembeda daripada negara lain.
“Kalau kita lihat kan faktor yang membuat mereka belanja kan beberapa hal harganya lebih kompetitif. Nah tentu beda antara Indonesia yang katakanlah untuk barang-barang yang masuk di mal kan kena bea masuk 25 persen, kemudian kena PPH, kemudian kena PPN,” jelasnya.
Di satu sisi, Airlangga menyebut bahwa dampak kerugian atau potential loss dari hal tersebut tercatat Rp 324 triliun.
“Nah kita hitung kalau belanja itu katakanlah yang paling konservatif 2 ribu dolar ya. Jadi itu kira-kira Rp 324 triliun,” ungkapnya.
Sebelumnya, Airlangga menyinggung bahwa ada kelompok 10 juta orang terkaya banuak yang melakukan belanja di luar negeri. Untuk itu, dia mendorong konsumen kelas atas di Indonesia untuk lebih banyak berbelanja di dalam negeri. Hal ini diperlukan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih optimal.
“Daya beli dan daya dorong ada. Persoalan kita cuma yaitu di tier 1 paling atas yang 10 juta orang itu yang belanjanya kadang tidak di Indonesia,” ujar Airlangga dalam acara BNI Investor Daily Roundtable, Rabu (15/1).
Ia menambahkan, konsumen kelas atas ini sangat price-sensitive terhadap produk lokal, termasuk variasi dan jumlah barang yang tersedia.
Untuk itu, pemerintah berupaya menciptakan iklim belanja yang lebih menarik di dalam negeri guna menarik daya beli kelompok tersebut.
Airlangga mengatakan, pemerintah akan mendorong 10 juta kelompok kaya tersebut agar mau membelanjakan uangnya di dalam negeri.
“Ini kebanyakan mereka belanjanya tidak di Indonesia, padahal itu daya beli yang kuat. Nah itu sebetulnya yang perlu kita tarik juga,” katanya.
-

Saham Bank Menghijau saat BI Rate Turun, Ini Alasannya!
Bank Indonesia (BI) resmi memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada Rabu (15/1), dengan deposit facility dan lending facility masing-masing turun 25 bps menjadi 5% dan 6,5%.
Keputusan ini di luar ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan BI Rate akan tetap di level 6%. Setelah pengumuman tersebut, saham sektor keuangan mengalami penguatan sebesar 2,41%. Hal itu tecermin pada Saham Bank-bank besar yang semuanya mencatatkan kenaikan.
Saham bank besar kompak naik
Bertepatan dengan BI Rate turun, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tercatat menguat paling besar, yaitu naik 280 poin (6,78%) menjadi Rp4.410. Lalu, diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang naik 350 poin (6,48%) menjadi Rp5.750.
Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga melonjak 230 poin (6,05%) menjadi Rp4.030. Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 250 poin (2,62%) menjadi Rp9.775.
Analis dari MNC Sekuritas, Herditya T Wicaksana menjelaskan bahwa pemangkasan suku bunga ini bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang saat ini masih berada di kisaran Rp16.314.
“Secara teknikal, apabila melihat IDX Finance, terdapat potensi penguatan yang dapat menguji level 1.406–1.417. Untuk emiten-emiten seperti BBCA (9.800–10.000), BBNI (4.480–4.570), BMRI (5.775–5.875), dan BBRI (4.070–4.120),” jelas Herditya kepada Fortune Indonesia, dikutip Jumat (17/1).
Sementara itu, analis dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa IHSG mengalami kenaikan yang signifikan, melampaui 1,6% saat momentum penurunan BI Rate menuju level 7.063,98 pada pukul 15.53 WIB, dengan IDX Finance menguat lebih dari 2,6% akibat euforia keputusan BI tersebut.
“Jika euforia ini berlanjut, kemungkinan besar fenomena January Effect pada 2025 akan semakin terbuka,” ujar Nafan kepada Fortune Indonesia.
-

Saham perbankan lesu seiring asing antisipasi kebijakan Trump
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Analis: Saham perbankan lesu seiring asing antisipasi kebijakan Trump
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Rabu, 15 Januari 2025 – 18:11 WIBElshinta.com – Analis saham sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyampaikan bahwa pelemahan saham-saham perbankan di pasar saham Indonesia seiring dengan investor asing yang melakukan aksi jual bersih (foreign net sell), sebagai upaya mengantisipasi kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Ia menyebut, tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan pasar saham Indonesia, membuat investor asing lebih selektif dalam memilih saham terutama pada sektor yang rentan terhadap fluktuasi nilai tukar.
“Faktor-faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah Donald Trump, yang memperkuat dolar AS, turut mempengaruhi aksi jual beli asing,” ujar Hendra saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Rabu.
Selain itu, Hendra menjelaskan, pengetatan likuiditas pada sektor perbankan, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) mendekati 95 persen pada beberapa bank besar, meningkatkan kekhawatiran terhadap likuiditas dan biaya dana.
“Yang pada akhirnya mempengaruhi margin bunga bersih (NIM) dan profitabilitas bank,” ujar Hendra.
Secara spesifik, Ia menjelaskan untuk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang fokus pada pembiayaan segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sangat terpengaruh oleh kenaikan kredit macet pada segmen ini.
“Investor asing melihat risiko yang meningkat dari kredit bermasalah tersebut, sehingga mereka lebih memilih untuk menjual saham BBRI dalam jumlah besar, yang kemudian menekan harga saham dan mencerminkan sentimen negatif terhadap prospek keuangan bank ini,” ujar Hendra.
Untuk PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Ia menjelaskan menjadi target aksi jual investor asing akibat perlambatan laju pertumbuhan kredit dan peningkatan biaya pencadangan untuk kredit bermasalah.
“Kekhawatiran terhadap pertumbuhan laba yang lebih lambat dan potensi risiko yang masih membayangi sektor kredit menjadi alasan utama di balik aksi jual ini, yang pada akhirnya memberikan tekanan tambahan pada kinerja saham BBNI,” ujar Hendra.
Sementara itu, untuk PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Ia menyebut adanya kepercayaan investor asing terhadap kinerja dan prospek kedua bank tersebut.
Dengan eksposur yang lebih rendah terhadap segmen kredit yang berisiko tinggi seperti UMKM, Ia menyebut BMRI mampu menarik minat investor asing yang mencari stabilitas di tengah tantangan ekonomi global.
Terkait BBCA, Ia menyebut stabilitas dan manajemen risiko yang baik dari BBCA membuat saham bank tersebut menjadi pilihan utama bagi investor asing,
“Bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi, kepercayaan mereka terhadap kemampuan BBCA untuk tetap tumbuh dan mempertahankan profitabilitasnya menjadi alasan di balik pembelian bersih yang signifikan ini,” ujar Hendra.
Dalam kesempatan ini, Hendra berharap ke depan program-program baru dari pemerintah, seperti peningkatan daya beli masyarakat, insentif perpajakan, dan pembatalan kenaikan PPN 12 persen dapat memperbaiki kinerja perbankan di Tanah Air.
Lanjutnya, prediksi pertumbuhan kredit pada tahun 2025 di level 9-10 persen juga bisa menjadi katalis positif, terutama apabila likuiditas dapat dikelola dengan lebih baik.
“Hal ini menunjukkan bahwa meskipun beberapa bank besar mengalami aksi jual bersih oleh asing, potensi pemulihan tetap ada, tergantung pada bagaimana kebijakan dan strategi diimplementasikan untuk menghadapi tantangan yang ada,” ujar Hendra.
Sumber : Antara
-

Harga Penutupan IHSG hari ini, 16 Jan 2025
Jakarta, FORTUNE– Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) menguat 27.96 poin atau 0.00 persen ke level 7107.52 pada penutupan perdagangan 16 Jan 2025. Tercatat ada 22 saham yang mengalami kenaikan dan 18 yang mengalami penurunan.
Top Gainers & Top Loser Saham Hari Ini 16 Jan 2025
ilustrasi pergerakan saham (unsplash.com/Wance Paleri)
Dengan penguatan IHSG hari ini, berikut ini saham-saham yang menjadi Top Gainer dan Top Loser pada perdagangan hari ini:
Saham WIKA – Wijaya Karya (Persero) Tbk. naik 3.31%Saham UNVR – Unilever Indonesia Tbk. naik 2.88%Saham BMRI – Bank Mandiri (Persero) Tbk. naik 2.17%Saham BBNI – Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. naik 2.04%Saham INKP – Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. naik 1.92%Saham AKRA – AKR Corporindo Tbk. turun -1.64%Saham INCO – Vale Indonesia Tbk. turun -1.64%Saham BUKA – Bukalapak.com Tbk. turun -1.63%Saham INDF – Indofood Sukses Makmur Tbk. turun -1.62%Saham KLBF – Kalbe Farma Tbk. turun -1.59%
Meskipun beberapa saham mengalami kenaikan, ada juga saham yang mengalami penurunan. Maka dari itu, penting bagi investor untuk melakukan analisis dengan cermat dan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental serta sentimen pasar sebelum membuat keputusan Investasi.
-

Lampu Kuning, Nilai Ekspor RI ke China Mulai Menurun
Bisnis.com, JAKARTA — Nilai ekspor barang dari Indonesia ke China mengalami penurunan selama 2024. Padahal, setidaknya sejak 2020, ekspor ke China selalu meningkatkan secara tahunan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor ke China mencapai US$62,43 miliar selama 2024. Jumlah tersebut berkurang 3,84% dari realisasi nilai ekspor Indonesia ke China pada 2023 yaitu US$64,93 miliar.
Ini menjadi penurunan nilai ekspor Indonesia ke China pertama setidaknya dalam lima tahun terakhir. Secara tahunan, realisasi ekspor Indonesia ke China yaitu US$27,96 miliar pada 2019, US$31,78 miliar pada 2020, US$53,76 miliar pada 2021, US$65,83 miliar pada 2022, US$64,93 miliar pada 2023, dan US$62,43 miliar pada 2024.
Singkatnya, penurunan hanya terjadi pada 2024. Secara lebih terperinci, penurunan nilai ekspor Indonesia ke China pada 2024 disebabkan oleh tiga komoditas utama yaitu besi dan baja, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak nabati.
Tiga komoditas tersebut merupakan barang yang paling banyak diekspor Indonesia ke China selama 2023. Kendati demikian, nilai menurunnya selama 2024.
Nilai ekspor besi dan baja mencapai US$18,33 miliar pada 2023; menurun 12,35% menjadi US$16,33 miliar pada 2024.
Kemudian nilai ekspor bahan bakar mineral sebesar US$14,97 miliar pada 2023; menurun 7,27% menjadi US$13,88 miliar pada 2024.
Terakhir nilai ekspor lemak dan minyak nabati mencapai US$6,07 miliar pada 2023; menurun 16,14% menjadi US$5,09 miliar pada 2024.
Sebagai catatan, notabenenya berat ekspor barang Indonesia ke China meningkat pada 2024 dibandingkan 2023. Total, berat ekspor ke Indonesia mencapai 264,35 juta ton pada 2023; naik 7,11% menjadi 283,14 juta ton pada 2024.
Penurunan nilai ekspor meski beratnya meningkatkan bisa terjadi karena sejumlah faktor seperti penurunan harga komoditas, perubahan kurs mata uang, hingga perjanjian. Artinya, dinamika perekonomian global sangat berpengaruh.
Ketergantungan ke China
Data BPS juga mengungkapkan, ekspor barang Indonesia memang sangat tergantung kepada China. Selama 2024, total nilai ekspor barang non migas Indonesia mencapai US$248,82 miliar.
Dari jumlah tersebut, nilai ekspor non migas Indonesia paling banyak ke China yaitu mencapai US$60,22 miliar (24,2% dari total nilai ekspor non migas). Sementara itu, di posisi kedua ada Amerika Serikat (AS) dengan nilai ekspor non migas sebesar US$26,31 miliar (‘hanya’ setara 10,57% dari nilai total).
Data tersebut menunjukkan ketergantungan Indonesia ke China. Oleh sebab itu, jika tren penurunan nilai ekspor ke China—seperti yang terjadi selama 2024—berlanjut maka akan menjadi alarm untuk perekonomian Indonesia.
Masalahnya, ke depan perekonomian China menghadapi ketidakpastian. Belakangan, China dibayang-bayangi oleh perang dagang dengan AS hingga Uni Eropa.
Presiden terpilih AS Donald Trump misalnya yang telah mengancam akan mengenakan tarif hingga 60% untuk barang-barang impor China. Sementara itu, Uni Eropa memberlakukan tarif baru yang lebih tinggi hingga mencapai 45% untuk kendaraan listrik asal China.
Tak heran apabila banyak lembaga internasional yang menilai pertumbuhan ekonomi China akan melambat pada 2025. Bank Dunia alias World Bank misalnya.
Dalam laporan bertajuk World Bank East Asia and The Pacifix Economic Update October 2024, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi China tumbuh 4,3% pada 2025. Angka tersebut lebih rendah daripada proyeksi pada 2024 yaitu 4,8%.
Oleh sebab itu, tidak heran sejumlah pihak mewanti-wanti pemerintah agar ke depannya mengurangi ketergantungan kepada China ketika perekonomian Negeri Panda tersebut sedang gonjang-ganjing. Pemerintah sendiri sadar betul akan ancaman tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui bahwa banyak tantangan eksternal ke depan. Indonesia, sambungnya, tidak imun dari dampak negatif ketidakpastian perekonomian global.
Oleh sebab itu, agar tidak terlalu bergantung kepada satu pihak, Indonesia ingin bergabung ke sebanyak mungkin blok ekonomi multilateral.
“Sehingga dengan demikian dalam kesulitan global kita sudah kerja sama dengan berbagai pihak,” katanya dalam acara BNI Investor Daily Roundtable di Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).
Dia mencontohkan Indonesia sudah diterima di blok ekonomi BRICS. Saat ini, sambungnya, pemerintah juga sedang melakukan aksesi agar masuk ke OECD.
-

Airlangga soal Kemungkinan AS ‘Marah’ RI Gabung BRICS: Itu Relatif
Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan belum tentu Amerika Serikat alias AS marah dengan keputusan Indonesia bergabung ke BRICS.
Airlangga mengklaim pemerintah AS sudah paham dengan keputusan Indonesia bergabung ke blok ekonomi besutan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan tersebut.
“Amerika marah, tidak marah, itu relatif,” ujar Airlangga dalam acara BNI Investor Daily Roundtable di Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).
Politisi Partai Golkar itu mencontohkan dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden AS Joe Biden pada medio November 2024, pihak Gedung Putih sudah menyatakan akan menunggu Indonesia bergabung ke blok ekonomi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
AS sendiri merupakan salah satu ‘pendiri’ OECD. Saat dibentuk 1961, OECD merupakan lanjutan dari Organisation for European Economics Co-operation (OEEC) yang awalnya dibentuk untuk mengelola program Marshall Plan usulan AS.
“Jadi kita kan dalam proses aksesi OECD. Kemudian dengan Amerika per hari ini kita sudah mendatangani tiga dari empat pilar Indo-Pacific Economic Framework,” jelas Airlangga.
Oleh sebab itu, dia menegaskan bahwa keputusan pemerintah bergabung dengan BRICS bukan untuk memusuhi AS. Indonesia, sambungnya, juga ingin bergabung dengan blok ekonomi yang berdampingan dengan AS.
Dia mengingatkan bahwa Indonesia tidak imun dengan ketidakpastian ekonomi global seperti yang terjadi belakangan. Dengan demikian, Indonesia ingin berteman dengan siapa saja terutama dalam hal aktivitas ekonomi.
Sebelumnya, Center of Economic and Law Studies (Celios) mewanti-wanti pemerintah Indonesia agar berhati-hati kepada ancaman presiden terpilih AS Donald Trump usai resmi menjadi anggota tetap blok ekonomi BRICS.
Trump sendiri sempat mengancam akan menerapkan tarif bea impor 100% kepada barang-barang dari negara BRICS apabila melakukan dedolarisasi.
Direktur Desk China-Indonesia Celios Muhammad Zulfikar Rakhmat mengingatkan bahwa Trump merupakan pemimpin yang kerap membuktikan ucapannya. Jika benar maka ekonomi Indonesia akan gonjang-ganjing dalam jangka waktu pendek dan menengah.
“Hal ini juga akan menyebabkan penurunan tajam pada volume ekspor, terutama untuk produk-produk yang sangat bergantung pada pasar AS,” ungkap Zulfikar dalam keterangannya, Rabu (8/1/2025).
Apalagi, sambungnya, terpilihnya kembali Trump akan membuat perang dagang AS-China semakin memanas. Oleh sebab itu, ekonomi China diproyeksi masih akan melambat.

