BUMN: Baznas

  • Cak Imin Ingin 210.000 Orang yang Tak Lagi Miskin Kian Sejahtera

    Cak Imin Ingin 210.000 Orang yang Tak Lagi Miskin Kian Sejahtera

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 mengalami penurunan 210.000 orang dibandingkan September 2024.

    Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, pihaknya terus memperkuat upaya pemberdayaan masyarakat menyusul angka kemiskinan di Indonesia yang menunjukkan penurunan.

    “Sebanyak 210.000 orang yang telah keluar dari belenggu kemiskinan akan kita fokuskan untuk menjadi berdaya dan sejahtera,” kata Menko Muhaimin Iskandar dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/7/2025).

    Dia mengatakan, Kemenko Pemberdayaan Masyarakat akan mempercepat transformasi masyarakat miskin menjadi sejahtera dan mandiri. Muhaimin Iskandar menjelaskan, upaya pemberdayaan juga akan difokuskan terhadap 2,38 juta orang yang termasuk dalam kemiskinan ekstrem.

    Cak Imin pun menjelaskan, upaya pemberdayaan terus dilakukan dengan mengkoordinasikan kementerian/lembaga sebagaimana amanat Inpres 8/2025 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

    “Model-model upaya pengentasan kemiskinan terus kami perkuat dan kembangkan dengan mengorkestrasikan kementerian/lembaga terkait agar target kemiskinan ekstrem 0% pada 2026 dapat tercapai,” katanya.

    Berdasarkan Inpres tersebut, model pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan yang dilakukan antara lain dengan optimalisasi dana keumatan melalui kerja sama dengan lembaga filantropi seperti Baznas dan Forum Zakat, serta kerja sama dengan swasta/perusahaan untuk optimalisasi program tanggung jawab sosial (CSR) berdampak.

    Muhaimin Iskandar menambahkan, angka kemiskinan terbaru akan menjadi landasan data bagi Kemenko Pemberdayaan Masyarakat dalam membuat kebijakan pengentasan kemiskinan yang lebih terpadu, tepat sasaran, dan berkelanjutan.

    Menurutnya, pengambilan kebijakan berbasis data krusial agar upaya pengentasan kemiskinan, utamanya mengurangi kantong kemiskinan dan peningkatan ekonomi masyarakat, berjalan tepat sasaran.

  • Ketua Komisi VIII DPR Minta Kemenag Bentuk Ditjen Pondok Pesantren
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 Juli 2025

    Ketua Komisi VIII DPR Minta Kemenag Bentuk Ditjen Pondok Pesantren Nasional 26 Juli 2025

    Ketua Komisi VIII DPR Minta Kemenag Bentuk Ditjen Pondok Pesantren
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ketua Komisi VIII DPR RI,
    Marwan Dasopang
    , meminta agar
    Kementerian Agama
    (Kemenag) segera membentuk
    Direktorat Jenderal Pondok Pesantren
    .
    Upaya pembentukan Dirjen Pondok Pesantren terus dilakukan sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pesantren menjadi Undang-Undang (UU) melalui Rapat Paripurna DPR yang berlangsung pada 24 September 2019.
    “Kami lagi berjuang mendorong pemerintah supaya lahir Ditjen Pondok Pesantren. Dan ke depannya akan ada anggaran khusus untuk Pondok Pesantren,” kata Marwan saat Kunjungan Kerja Reses di Pekanbaru, Riau, dikutip dari keterangannya, Sabtu (26/7/2025).
    Marwan menyampaikan bahwa lingkup kerja Kementerian Agama saat ini semakin mengecil setelah zakat, halal, dan haji menjadi badan sendiri.
    Oleh karena itu, Komisi VIII DPR RI terus mendorong terbentuknya Pondok Pesantren sekelas Dirjen (Eselon I).
    “Pesantren telah menjadi warisan Indonesia, dan tetap eksis sampai sekarang,” imbuh Marwan.
    Menurut Marwan, lahirnya Sekolah Rakyat pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi langkah strategis dan menjadikan Pondok Pesantren yang sudah lama untuk terus dapat eksis.
    “Kami butuh dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan program-program pendidikan di Pesantren, termasuk di Riau ini,” ucap dia.
    Politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini menilai, pondok pesantren memiliki kekhasan untuk meningkatkan perekonomian bangsa.
    “Kami juga akan mendorong dan mendukung Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Kemenag selaku mitra, untuk melaksanakan program wakaf tunai. Jika setiap santri memberi wakaf Rp 1.000, itu akan berefek luar biasa,” kata dia.
    Marwan menuturkan, potensi wakaf di pesantren akan jauh melebihi Baznas sehingga dapat menjadi kekuatan ekonomi yang sangat besar bagi negara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Legislator DKI tinjau penanganan pascabencana kebakaran di Tambora

    Legislator DKI tinjau penanganan pascabencana kebakaran di Tambora

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Hilda Kusuma Dewi meninjau penanganan pascabencana kebakaran di RW 02 Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, Rabu.

    “Peninjauan hari ini di RW 2, RT 11 sampai RT 14 Duri Utara, Tambora yang terkena musibah kebakaran pada tanggal 21 Juli lalu. Tujuannya untuk memastikan apakah kondisi bantuan di lapangan itu cukup dan sudah memadai untuk korban kebakaran,” kata Hilda kepada wartawan di lokasi, Rabu.

    Dalam tinjauannya, Hilda menyebut bahwa instansi-instansi terkait sudah bergerak merespons bencana kebakaran dengan menyalurkan bantuan-bantuan logistik.

    “Sembako saya rasa sudah cukup banyak dari teman-teman Dinas Sosial, BPBD dan PMI. Warga sekitar cukup antusias bergotong-royong untuk memenuhi kebutuhan warga yang terkena dampak kebakaran,” ujarnya.

    Hilda mengatakan bahwa pihaknya masih mengasistensi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang belum tersalurkan, khususnya perlengkapan sekolah anak-anak.

    “Tentunya saya berduka, sedih melihat adik-adik ini yang sampai saat ini mungkin ada yang belum bisa sekolah karena buku-bukunya semua ikut terbakar. Kami juga mengumpulkan buku-buku tulis, kebutuhan-kebutuhan sekolah yang nantinya akan kita serahkan kepada warga yang membutuhkan,” tuturnya.

    Pantauan di lokasi, Hilda bersama timnya nampak membagikan bantuan berupa voucher dan makanan ringan kepada sebagian korban.

    Ratusan korban kebakaran pun masih menempati tenda-tenda pengungsian. Sejumlah instansi, seperti Baznas Bazis, BPBD, Dinsos, Dinkes, PMI serta warga sekitar juga berjibaku memenuhi kebutuhan para korban.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Baznas perbaiki 13 rumah tak layak huni Kepulauan Seribu

    Baznas perbaiki 13 rumah tak layak huni Kepulauan Seribu

    Bupati Kepulauan Seribu Muhammad Fadjar Churniawan melakukan peletakan batu pertama rehabilitasi rumah tak layak huni di Jakarta, Kamis (18/7/2025). ANTARA/HO-Pemkab Kepulauan Seribu

    Baznas perbaiki 13 rumah tak layak huni Kepulauan Seribu
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 18 Juli 2025 – 12:15 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional Badan Zakat Infak Sedekah (Baznas Bazis) DKI Jakarta memperbaiki sebanyak 13 rumah tidak layak huni milik warga yang ada di Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara. Kepala Bidang III Baznas Bazis DKI Jakarta Mufti Dulloh mengatakan program bedah rumah ini selaras dengan misi Pemprov DKI Jakarta untuk membantu memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat.

    “Program tersebut merupakan prioritas yang melibatkan semua pihak,” katanya di Jakarta, Jumat.

    Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Wilayah Baznas Bazis Kabupaten Kepulauan Seribu Lukman Hakim mengatakan program ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang dihimpun dari dana zakat, infak dan sedekah Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat.

    Selain melakukan peletakan batu pertama rehabilitasi rumah, Baznas Bazis juga menyerahkan santunan kepada 341 anak yatim dan 60 guru mengaji di Kepulauan Seribu dengan nominal sebesar Rp500 ribu.

    “Kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab kami dalam menyalurkan hasil visi yang dibentuk,” kata Lukman.

    Bupati Kepulauan Seribu Muhammad Fadjar Churniawan mengapresiasi program prioritas Baznas Bazis DKI Jakarta di wilayah Kepulauan Seribu untuk membedah 13 rumah warga kurang layak huni. 

    “Kami merasa bangga dan terima kasih adanya program ini. Semoga kita semua bisa terus bersinergi dalam memaksimalkan perolehan zakat di Kepulauan Seribu,” kata dia.

    Fadjar berharap bantuan ini dapat membantu masyarakat untuk tinggal dengan nyaman, aman dan layak. Ia juga meminta agar program bedah rumah tersebut bisa terus berkelanjutan.

    “Kepada penerima saya harap bisa menjaga dan merawat rumahnya. Semoga kehidupan mereka lebih berkah dan hubungan keluarga tambah harmonis,” kata Fadjar.

    Sumber : Antara

  • Tumbuhkan kepedulian masyarakat, Boyolali gelar Bulan Bakti Pekerja Sosial

    Tumbuhkan kepedulian masyarakat, Boyolali gelar Bulan Bakti Pekerja Sosial

    Sumber foto: Sarwoto/elshinta.com.

    Tumbuhkan kepedulian masyarakat, Boyolali gelar Bulan Bakti Pekerja Sosial
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 16 Juli 2025 – 22:10 WIB

    Elshinta.com – Dinas Sosial Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menggelar Bulan Bakti Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Tahun 2025 dengan tema `Bersama IPSM, Wujudkan Boyolali Peduli dan Inklusi`. Kegiatan dilaksanakan di halaman Kantor Dinsos setempat, Rabu (16/7).

    Kepala Dinsos Kabupaten Boyolali, Sumarno mengatakan, kegiatan Bulan Bakti PSM ini diikuti 100 peserta dengan melakukan berbagai kegiatan, antara lain, penyaluran bantuan sembako untuk dhuafa sebanyak 50 paket, bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Boyolali, pemeriksanaan kesehatan gratis kerjasama dengan Puskesmas Boyolali, khitan gratis, pendampingan peserta khitan ceria, dan kunjungan ke Panti Asuhan Pamardi Utomo Boyolali.

    “Tujuan Bulan Bakti Pekerja Sosial Masyarakat yakni untuk meningkatkan peran aktif PSM dalam pembangunan kesejahteraan sosial di Kabupaten Boyolali, menumbuhkan kepedulian sosial dalam masyarakat, memberikan layanan sosial langsung kepada masyarakat, serta mempererat kolaborasi antara pemerintah, PSM dan masyarakat,” kata Sumarno seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Sarwoto.

    Sementara itu Asisten Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Boyolali, Muhammad Arief Wardianta mengatakan, Bulan Bakti Pekerja Sosial Masyarakat harus dilaksanakan dengan sebaik baiknya, karena PSM salah satu wujud sinergitas antara pemerintah dengan masyarakat.

    “Salah satu wujud sinergitas antara pemerintah dengan masyarakat sebagai bentuk nyata peran aktif masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Pekerja sosial memiliki peran penting dalam kesejahteraan masyarakat baik di desa maupun di kota,” kata Arif Wardianta.

    Diinformasikan, PSM merupakan masyarakat yang secara sukarela mengabdi untuk kesejahteraan sosial, dan bakti sosial adalah salah satu bentuk kegiatannya. Di Kabupaten Boyolali, terdapat 425 orang PSM yang sudah terlatih yang mengabdi untuk kesejahteraan sosial.

    Sumber : Radio Elshinta

  • 2
                    
                        Akhir 75 Tahun Kemenag Urus Haji, Ditutup dengan Permintaan Maaf
                        Nasional

    2 Akhir 75 Tahun Kemenag Urus Haji, Ditutup dengan Permintaan Maaf Nasional

    Akhir 75 Tahun Kemenag Urus Haji, Ditutup dengan Permintaan Maaf
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tahun ini menjadi ujung 75 tahun Kementerian Agama (
    Kemenag
    ) memegang mandat sebagai pelaksana ibadah
    haji
    di Indonesia.
    Sesuai Peraturan Presiden No 154 Tahun 2024, penyelenggara ibadah haji akan beralih dari Kemenag ke Badan Penyelenggara (BP)
    Haji
    yang akan bertugas mulai 2026.
    Dalam sambutan penutupan Operasional Ibadah
    Haji 2025
    , Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan bahwa penyelenggaraan haji bukan hanya soal teknis, tetapi bentuk pengabdian.
    Dalam rentang panjang selama 75 tahun, Kemenag berusaha memberikan pelayanan terbaik meski tak dipungkiri, selalu muncul dinamika pada setiap tahun pelaksanaan ibadah haji.
    Terobosan baru (5B) dan lima pengembangan atau progresifitas (5P) menjadi kunci kesuksesan
    haji 2025
    yang diwarnai dengan berbagai tantangan.
    Lima terobosan baru (5B) yang dilakukan dalam
    penyelenggaraan ibadah haji
    adalah penurunan Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH) dari BPIH 2024 sebesar Rp 93,4juta menjadi rerata BPIH sebesar Rp 89,4 juta.
    Terobosan ini juga mencakup pencegahan praktik monopoli dengan penerapan skema layanan haji yang melibatkan delapan syarikah, publikasi awal daftar jemaah haji khusus berhak lunas, pembayaran Dam melalui Adahi dan Baznas, serta pelibatan tiga maskapai penerbangan (Garuda Indonesia, Saudi Arabia Airlines, dan Lion Air) dalam layanan penerbangan haji.
    Sementara lima hal progresif (5H) yang dilakukan adalah peningkatan ekosistem ekonomi haji, salah satunya dengan peningkatan jumlah ekspor bumbu Nusantara senilai 450 ton.
    Kemudian, pengembangan skema murur, optimalisasi Kawal Haji sebagai sistem pelaporan cepat, Fast Track pada tiga Embarkasi di Indonesia, dan pengembangan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).
    Ibadah haji, sebagai salah satu rukun Islam, memang penuh dengan tantangan yang harus dihadapi selama perjalannya demi meraih pahala dan meningkatkan kualitas keimanan.
    Nasaruddin mengakui bahwa ibadah haji tahun ini tidak luput dari permasalahan. Ia pun menyampaikan permintaan maaf kepada jemaah atas ketidaknyamanan yang terjadi.
    “Saya selaku pribadi maupun sebagai Menteri Agama, selaku Amir Hajj juga memohon maaf kepada Bapak Ibu semuanya, terutama jemaah haji, mungkin ada pelayanan kami yang kurang baik,” ujar Nasaruddin di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2025).
    “Dari lubuk hati kami yang sangat dalam, bersama kami mewakili teman-teman petugas, termasuk Amirul Hajj, memohon maaf,” sambungnya.
    Dengan berakhirnya operasional ibadah haji 2025, Nasaruddin berharap pelaksanaan haji tahun berikutnya semakin membaik.
    Mulai tahun depan, mekanisme pelaksanaan ibadah haji akan dipegang sepenuhnya oleh Badan Penyelenggara (BP) Haji.
    Menag yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal ini berharap
    BP Haji
    dapat menjadikan pelaksanaan ibadah haji lebih sempurna.
    “Sekarang ini akan beralih kepada BPH, Badan Penyelenggara Haji, dan kita berdoa sekaligus membantu ya, bukan hanya mendoakan, tapi kita bantu bersama bagaimana pelaksanaan haji yang akan datang itu akan lebih sempurna,” ucapnya.
     
    Saat ini, masa transisi pengalihan sedang berproses melalui perubahan UU No 8 Tahun 2019 tentang
    Penyelenggaraan Ibadah Haji
    .
    Nasaruddin menuturkan bahwa kemungkinan ini tahun terakhir Kemenag mengemban tugas nasional penyelenggaraan ibadah haji.
    Ada lima harapan yang disampaikan Nasaruddin. Pertama, percepatan penyiapan regulasi haji.
    Menurutnya, perlu percepatan dalam penyelesaian regulasi haji di Indonesia. Sebab, penyelenggaraan haji juga terikat dengan
    timeline
    yang dibuat oleh Arab Saudi.
    “Bulan Juli 2025 sudah harus ada transfer dana awal, lalu di Agustus harus konfirmasi penggunaan lokasi tenda musim haji dan mulai kontrak layanan dasar, hotel, transportasi, dan maskapai,” sebut Menag.
    Harapan kedua, percepatan proses transisi dari dari Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag ke Badan Penyelenggara Haji.
    Kemudian, Nasaruddin juga berharap segera dimulainya transformasi layanan haji yang responsif dan adaptif di Arab Saudi.
    “Harapan keempat penguatan komitmen istitha’ah kesehatan. Karena pemerintah Arab Saudi tahun ini sangat konsern terhadap isu kesehatan jemaah,” kata Menag.
    Terakhir, Nasaruddin berharap BP Haji mewujudkan haji yang berdampak positif, baik secara spiritual, sosial, maupun ekonomi.
    “Mari kita doakan bersama, semoga ke depan kualitas jemaah dan penyelenggaraan haji Indonesia semakin baik. BPH hadir secara khusus untuk mengurus haji. Semoga dapat menghasilkan layanan yang semakin baik,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkot Tangsel Bersama Baznas Salurkan Beasiswa Bagi Penghafal Al-Quran

    Pemkot Tangsel Bersama Baznas Salurkan Beasiswa Bagi Penghafal Al-Quran

    Tangerang: Pemerintah Kota Tangerang Selatan bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meenyalurkanb beasiswa bagi para penghafal Al-Qur’an. Melalui program satu keluarga satu sarjana (skss), beasiswa disalurkan ke 35 orang terpilih.

    Program beasiswa ini merupakan hasil seleksi dari 80 orang yang mendaftar dengan persyaratan di antaranya mampu hafal Al-Qur’an minimal lima juz.

    “Ini merupakan apresiasi dan penghargaan kepada para penghafal Al-Qur’an di Tangsel,” kata 
    Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan.

    Pilar meminta beasiswa tersebut dimanfaatkan untuk menunjang pendidikan. Bukan dimanfaatkan untuk hal-hal yang justru bersifat konsumtif.

    Secara keseluruhan para penerima beasiswa tersebut melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang berada di Tangsel. 

    Pilar mengungkapkan, pembangunan Kota Tangsel membutuhkan nilai-nilai moral, sesuai dengan motto Tangsel yakni cerdas, modern, dan religius.

    “Ada religius di sana, jadi pendidikan agamanya harus kuat. Saya yakin orang penghafal Al-Qur’an itu, insyaallah anak-anaknya soleh soleha,” katanya.

    Wakil Ketua 2 Baznas Tangsel Ahmad Rifai mengatakan, beasiswa yang disalurkan melalui tahapan maupun proses seleksi yang ketat. 

    “Jadi dari bulan lalu terdaftar 80 orang untuk mahasiswa, dan penerimanya atau yang berhak menerimanya hanya 35 orang,” katanya.

    Bahkan penerima beasiswa ada yang penghafal Al-Qur’an hingga 30 juz. Tidak hanya program satu keluarga satu sarjana, program beasiswa juga sudah disalurkan untuk penghafal Al-Qur’an tingkat sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 70 penerima.

    Tangerang: Pemerintah Kota Tangerang Selatan bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meenyalurkanb beasiswa bagi para penghafal Al-Qur’an. Melalui program satu keluarga satu sarjana (skss), beasiswa disalurkan ke 35 orang terpilih.
     
    Program beasiswa ini merupakan hasil seleksi dari 80 orang yang mendaftar dengan persyaratan di antaranya mampu hafal Al-Qur’an minimal lima juz.
     
    “Ini merupakan apresiasi dan penghargaan kepada para penghafal Al-Qur’an di Tangsel,” kata 
    Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan.

    Pilar meminta beasiswa tersebut dimanfaatkan untuk menunjang pendidikan. Bukan dimanfaatkan untuk hal-hal yang justru bersifat konsumtif.
     
    Secara keseluruhan para penerima beasiswa tersebut melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang berada di Tangsel. 
     
    Pilar mengungkapkan, pembangunan Kota Tangsel membutuhkan nilai-nilai moral, sesuai dengan motto Tangsel yakni cerdas, modern, dan religius.
     
    “Ada religius di sana, jadi pendidikan agamanya harus kuat. Saya yakin orang penghafal Al-Qur’an itu, insyaallah anak-anaknya soleh soleha,” katanya.
     
    Wakil Ketua 2 Baznas Tangsel Ahmad Rifai mengatakan, beasiswa yang disalurkan melalui tahapan maupun proses seleksi yang ketat. 
     
    “Jadi dari bulan lalu terdaftar 80 orang untuk mahasiswa, dan penerimanya atau yang berhak menerimanya hanya 35 orang,” katanya.
     
    Bahkan penerima beasiswa ada yang penghafal Al-Qur’an hingga 30 juz. Tidak hanya program satu keluarga satu sarjana, program beasiswa juga sudah disalurkan untuk penghafal Al-Qur’an tingkat sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 70 penerima.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)

  • 6
                    
                        Cerita Avan, Anak Penjual Es di Ponorogo yang Rumahnya Penuh Piala, Mengaku Tak Pernah Dapat Beasiswa Pemda
                        Surabaya

    6 Cerita Avan, Anak Penjual Es di Ponorogo yang Rumahnya Penuh Piala, Mengaku Tak Pernah Dapat Beasiswa Pemda Surabaya

    Cerita Avan, Anak Penjual Es di Ponorogo yang Rumahnya Penuh Piala, Mengaku Tak Pernah Dapat Beasiswa Pemda
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Rumah Avan Ferdiansyah Hilmi (19) di Kelurahan Mankujayan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo terlihat sesak dengan
    piala
    dan trofi yang dia kumpulkan dari TK, SD, dan SMA.
    Avan merupakan salah satu
    siswa berprestasi
    . Ia berhasil masuk Institut Teknologi Bandung (
    ITB
    ) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
    Saat
    Kompas.com
    mengunjungi rumah Avan pada Selasa (8/7/2025), tampak lemari kayu sederhana yang menempel pada dinding di kamar tamu berukuran 3×4 meter terasa sesak dengan ratusan piala yang disusun rapi di dalam dan di atasnya.
    Meja kursi tamu sederhana ditempatkan mepet dengan dinding bagian depan ruangan karena di tengah ruangan terdapat kasur dan meja kecil untuk belajar.
    “Avan itu ikut lomba sejak sebelum masuk SD di salah satu mal di Madiun. Dan dia langsung jadi juara. Sejak saat itu kadang sebulan 2 kali dia ikut lomba dan pasti membawa pulang piala maupun trofi juara,” ujar Umi Latifah, ibunda Avan, yang ditemui di rumahnya, Selasa (8/7/2025).
    Meski belum masuk sekolah dasar, Avan sudah pandai membaca dan berhitung dari kegemarannya mengamati gambar dan poster tentang abjad dan nomor.
    Sejak bisa membaca, Avan gemar sekali membaca buku “Why”, buku bergambar yang berisi pengetahuan dasar.
    “Satu buku harganya bisa Rp 100.000. Karena suka membaca mau tidak mau kita belikan,” ujar Umi Latifah.
    Umi Latifah mengaku penghasilannya dari menjual minuman dingin di alun-alun dan jualan es kocok yang dilakukan suaminya, Eko Yudianto, tak seberapa.
    Namun, dia memahami bahwa anaknya, Avan, memiliki kelebihan dalam memahami ilmu pengetahuan dasar.
    Dari pemahaman yang didapat dari anaknya, dia kemudian memberi kebebasan kepada Avan untuk mengikuti berbagai perlombaan.
    “Kadang di sekitar Madiun, kadang sampai di Kediri. Kalau yang ngantar pasti bapaknya, kalau jauh, saya tetap jualan. Kalau bapaknya kan jualan keliling di wilayah pinggiran kota jadi ya libur nggak jualan,” katanya.
    Meski berhasil mengumpulkan lebih dari 100 trofi dan piala kejuaraan, bahkan kejuaraan OSN tingkat nasional, tak sekalipun Avan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
    Ayah Avan, Eko Yudianto mengaku sering meminta keringanan biaya kepada pihak sekolah.
    “Biasanya untuk meringankan biaya sekolah saya minta keringanan biaya ke sekolah. Umpama ada biaya urunan Rp 200.000, saya minta bayar separuhnya,” katanya.
    Meski tak pernah mendapatkan beasiswa dari pemerintah daerah setempat, Eko mengaku bersyukur karena sejumlah yayasan mengulurkan bantuan untuk membantu kebutuhan seragam, buku, dan sejumlah keperluan sekolah anaknya.
    Sayangnya, bantuan dari pihak ketiga tak lagi diterima sejak Avan masuk di SMA N 1 Ponorogo.
    “SD-nya dulu dapat dari PLN. Kemudian SMP-nya dapat bantuan dari Baznas, tetapi masuk SMA sama sekali tidak ada bantuan,” ucap Eko.
    Bukan hanya itu, keluarga Avan tak pernah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
    Sampai saat ini pun keluarganya tak terdaftar sebagai peserta BPJS karena alasan perekonomian.
    “Yang kita khawatirkan adalah kesehatan Avan kalau nanti kuliah keluar kota, karena dia tidak memiliki BPJS,” ujar Eko.
    Ia menceritakan, saat Avan masuk SMAN 1 dari jalur prestasi, dia melakukan riset warga Ponorogo yang berhasil mendapat beasiswa di bidang ilmu bumi berkat mengikuti O2SN, dan kebetulan orang tersebut adalah alumnus dari SMA N 1 Ponorogo.
    Sejak saat itu, dia bertekad harus mengikuti lomba O2SN agar bisa mendapatkan beasiswa kuliah ke ITB sebagai perguruan tinggi favoritnya.
    “Kelas 1 SMA ikut O2SN tapi hanya sampai di tingkat provinsi. Kemudian belajar keras untuk mengejar O2SN di kelas 2 karena ini kesempatan terakhir untuk mengikuti lomba. Kalau ikutnya kelas 12, finalnya itu kelas 13.
    Alhamdulillah
    terpilih untuk final,” katanya.
    Keinginan Avan untuk kuliah di ITB semakin menguat ketika diundang oleh ITB sebagai finalis lomba ilmu bumi.
    Sayangnya, keinginan untuk membawa pulang trofi juara dari Kampus ITB saat itu gagal.
    Avan juga sempat patah semangat untuk meneruskan mimpinya berkuliah di ITB.
    Namun, pembinanya saat itu mendorong Avan untuk terus maju dan tak perlu memikirkan biaya. 
    Avan akhirnya kembali bersemangat untuk mendaftar di ITB melalui
    jalur SNBP
    dan akhirnya lolos. 
    Mengenai biaya kuliah, ia mengajukan keringanan ke ITB. Berbekal surat keterangan tidak mampu karena tak terdaftar sebagai keluarga miskin di DTKS, Avan mendapat beasiswa. 
    Usahanya kali ini disetujui oleh Paragon selaku penyedia
    beasiswa berprestasi
    dari keluarga kurang mampu.
    Tim dari ITB pun melakukan validasi pengajuan beasiswa siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu yang diajukan oleh Avan dengan mendatangi langsung rumahnya.
    Saat mendatangi rumah Avan yang diterima di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB itu, tim ITB terkejut dengan koleksi pialanya. 
    “Itu serius piala? Kirain toko piala,” ujar suara salah satu dosen ITB yang menyambangi rumah Avan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 417 juta dana Baznas disalurkan untuk mustahik Langkat

    417 juta dana Baznas disalurkan untuk mustahik Langkat

    Sumber foto: M Salim/elshinta.com.

    417 juta dana Baznas disalurkan untuk mustahik Langkat
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 10 Juli 2025 – 15:26 WIB

    Elshinta.com – Bupati Langkat Syah Afandin, memimpin kegiatan pendistribusian dana Baznas Kabupaten Langkat,.Sumatera Utara, triwulan II tahun 2025, yang dilaksanakan di Jentera Malay, Rumah Dinas Bupati Langkat, Rabu (9/7).

    Sebanyak Rp417.000.000 disalurkan kepada para mustahik atau masyarakat penerima manfaat di Kabupaten Langkat. Dana tersebut diperuntukkan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan kemanusiaan, sebagai wujud nyata kepedulian sosial pemerintah daerah melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Langkat.

    Dalam sambutannya, Bupati Syah Afandin menyampaikan rasa terima kasih kepada Baznas Langkat atas kinerja dan kontribusinya dalam membantu masyarakat. Menurutnya, pendistribusian zakat ini sejalan dengan program nasional Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam rangka pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem secara tepat sasaran.

    “Program ini mendukung strategi pengurangan beban pengeluaran masyarakat, peningkatan pendapatan, serta penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan,” tegas Syah Afandin seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Kamis (10/7). 

    Bupati juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung program Baznas Langkat dengan menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui lembaga resmi. “Apa yang diberikan hari ini bukanlah hadiah, melainkan bentuk tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat. Allah lebih menyayangi hamba-Nya yang tangannya di atas, yakni yang gemar memberi,” tutur Afandin di hadapan para mustahik.

    Lebih lanjut, Bupati menegaskan komitmennya untuk terus mendukung Baznas Langkat agar semakin optimal dalam melayani masyarakat. “Baznas Langkat jangan pernah lelah dalam mengemban amanah. Saya akan menjadi garda terdepan untuk mendukung Baznas demi kesejahteraan masyarakat Langkat,” tegasnya.

    Ketua Baznas Langkat Thantawi Jauhari, dalam laporannya, mengungkapkan bahwa dana yang disalurkan berasal dari pengumpulan zakat, infak, dan sedekah masyarakat Langkat. Dana tersebut diharapkan dapat membantu meringankan beban mustahik dan mendorong peningkatan kualitas hidup mereka.

    Kegiatan pendistribusian berjalan dengan tertib dan penuh rasa kebersamaan. Para mustahik penerima bantuan terlihat antusias dan mengaku bersyukur atas perhatian yang diberikan oleh pemerintah daerah dan Baznas Langkat.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Jelang tahun ajaran murid baru, Baznas berikan bantuan ke anak yatim

    Jelang tahun ajaran murid baru, Baznas berikan bantuan ke anak yatim

    Foto: Heru Lianto/Reporter Elshinta

    Jelang tahun ajaran murid baru, Baznas berikan bantuan ke anak yatim
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 08 Juli 2025 – 22:12 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI memberikan bantuan perlengkapan sekolah kepada puluhan ribu anak yatim dalam acara Lebaran Yatim di kantor Baznas RI, Matraman Raya, Jakarta Timur, Selasa (8/7). 

    Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Saidah Sakwan mengatakan Lebaran Yatim diikuti secara serentak di seluruh Indonesia, baik di tingkat provinsi maupun di Kabupaten/Kota yang dilaksanakan secara offline maupun daring.

    “Alhamdulillah kita bisa menyantuni 51.108 anak yatim seluruh Indonesia. Santunan berupa peralatan sekolah dan seragam,” kata Saidah di Kantor Baznas RI, seperti dilaporkan Reporter Elshinta, Heru Lianto.

    Saidah menjelaskan bantuan perlengkapan sekolah dengan anggaran 1 juta per anak diberikan kepada anak yatim dengan tujuan untuk membantu para anak yatim jelang memasuki tahun ajaran murid baru.

    “Karena kita ingin anak-anak yatim ketika masuk sekolah itu mereka cukup confident, cukup pe-de dengan tas, seragam, sepatu baru dan semua peralatan (sekolah),” jelasnya. 

    Lebih lanjut Saidah menerangkan agenda program Lebaram Yatim akan menjadi agenda tahunan Baznas RI. Pihaknya pun telah memiliki program untuk memuliakan anak yatim, salah satunya Gerakan Orang Tua Anak Yatim. 

    Pasalnya, jumlah anak yatim di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena sudah menyentuh angka 4 juta jiwa dari 284,4 juta jiwa penduduk Indonesia di tahun 2025.

    ‘Jadi nanti akan ada gerakan untuk menjadi orang tua asuh anak yatim, dan ini akan menjadi kebijakan secara nasional,” terangnya.

    Langkah itu, kata Saidah, dilakukan agar para anak yatim nantinya mendapatkan bimbingan dan pendampingan serta kasih sayang dari orang tua asuh.

    “Kalau dulu ada GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh), kini kita akan melanjutkan Gerakan Orang Tua Anak Yatim,” pungkasnya.

    Sumber : Radio Elshinta