BUMN: Bank Mandiri

  • Daya Beli Masyarakat RI Masih Rendah, Pemerintah Perlu Genjot Sektor Riil

    Daya Beli Masyarakat RI Masih Rendah, Pemerintah Perlu Genjot Sektor Riil

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 54,04% terhadap pertumbuhan ekonomi 2024 dan tumbuh 4,94%. Pertumbuhan ini lebih baik jika dibandingkan 2023 yang tumbuh 4,82%. Namun konsumsi rumah tangga RI ini dinilai masih rendah.

    Ekonom senior INDEF Tauhid Ahmad berpendapat, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di bawah 5% ini mencerminkan daya beli masyarakat Indonesia masih lemah.

    “Kalau kita lihat, mengacu ke laporannya BPS, konsumsi rumah tangga kita belum bisa tembus di atas 5%” kata Tauhid dalam acara Outlook Ekonomi DPR dipersembahkan oleh Komisi XI DPR RI bersama detikcom dan didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Jakarta, Rabu (5/2/2024).

    Tauhid berpendapat untuk bisa menaikkan konsumsi masyarakat ini, pemerintah harus menggenjot sektor-sektor riil. Sebab sektor inilah yang bisa secara langsung meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga daya beli bisa ikut meningkat.

    “Saya kira ini yang kemudian menjadi poin bagaimana pendekatan lain yang kemudian bisa meningkatkan daya beli. Daya beli ini yang perlu tadi mungkin disampaikan Pak CT (Chairul Tanjung), sektor riil ini yang seharusnya bisa bekerja,” terangnya.

    “Kita bersyukur memang ini ada upaya efisiensi (anggaran K/L), cuma kan alokasi ke sektor riil-nya ini belum disampaikan. Baru kita efisiensi ya. Memang sudah ada buat makan berisi gratis, tapi kalau nilainya hanya segitu, rasanya buat sektor riil belum tumbuh lebih besar,” sambung Tauhid.

    Tauhid mencontohkan pemerintah bisa memberikan bantuan atau tambahan insentif untuk sektor industri dalam negeri yang saat ini masih dalam tekanan. Contohnya industri tekstil dan alas kaki ataupun sektor padat karya lainnya.

    “Misalnya apa, untuk industri atau untuk apa yang kemudian bisa menumbuhkan lapangan pekerjaan baru atau pendapatan. Ini yang kemudian mungkin bisa dikeluarkan kebijakan-kebijakan baru dari yang sudah ada,” terang Tauhid.

    “Memang kemarin sudah ada paket insentif, tapi rasanya masih kurang untuk mendorong daya beli masyarakat tumbuh, terutama di menengah bawah. Apalagi bagi beberapa industri yang sekarang ini layoff. Tekstil kemudian alas kaki dan sebagainya,” jelasnya lagi.

    Belum lagi sejumlah sektor padat karya ini diperkirakan akan semakin tertekan imbas perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan sejumlah negara seperti Kanada, Meksiko, dan China. Membuat dorongan di sektor riil ini menjadi semakin penting untuk dilakukan.

    “Ini harus dibangkitkan lagi yang kemudian bisa (daya beli) tumbuh begitu. Jadi saya kira itu yang perlu dilakukan ya. Mungkin melalui mitra kerjanya, Komisi XI dengan pemerintah bagaimana ini bisa memperkuat pertumbuhan ya,” jelas Tauhid.

    Secara terpisah, sebelumnya Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung menilai sektor riil perlu lebih diikutsertakan dalam bauran kebijakan ekonomi nasional. Terutama jika pemerintah saat ini benar-benar ingin mengejar target Indonesia Emas 2045.

    “Akan bagus kalau bauran kebijakan itu juga mengikutsertakan sektor riil. Jadi bauran kebijakan antara fiskal, moneter dan sektor riil inilah yang bisa membuat orkestrasi Indonesia menuju era emas 2045,” ujar CT.

    Pria yang akrab disapa CT ini mengungkapkan bahwa keikutsertaan sektor riil tersebut perlu dilakukan lantaran selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih banyak didorong oleh sektor rill dan investasi. Sementara itu, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2025 hanya berkontribusi sebanyak 6-8%.

    (fdl/fdl)

  • DPR Sarankan Cari Sumber Pembiayaan Baru di Tengah Pemangkasan Anggaran

    DPR Sarankan Cari Sumber Pembiayaan Baru di Tengah Pemangkasan Anggaran

    Jakarta

    Wakil Ketua Komisi XI periode 2024-2029 Mohamad Hekal menyampaikan Presiden Prabowo Subianto akan mencari sumber pembiayaan baru di tengah efesiensi anggaran hingga Rp 306 triliun. Salah satunya, melalui Danantara.

    “Yang kita harapkan malah sumber-sumber baru juga akan dikerahkan begitu. Nanti akan kita sama-sama saksikan, seperti yang kemarin Undang-Undang BUMN di ketok palu itu salah satunya nanti tujuannya juga bagaimana mendatangkan sumber-sumber pencahayaan baru supaya bisa mewujudkan kesejahteraan,” kata Hekal dalam Outlook Ekonomi DPR dipersembahkan oleh Komisi XI DPR RI bersama detikcom dan didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Jakarta, Rabu (5/2/2024).

    Hekal menjelaskan efesiensi anggaran merupakan salah satu cara Prabowo agar anggaran negara berdampak ke masyarakat. Salah satu anggaran yang terkena potong, yakni alokasi anggaran alat tulis kantor sebesar Rp 44 triliun dan perjalanan dinas yang memakan anggaran Rp 40 triliun. Dia menekankan, efesiensi anggaran itu tanpa mengurangi tugas dan fungsi setiap kementerian/lembaga.

    “Memang keluhannya ini selalu kalau nanti kita nggak bisa. Padahal yang diminta itu mengurangi acara seminar yang nggak seberapa banyak yang pengaruhnya kepada KPI. Sebab setiap rupiah yang di-spend ke situ itu nggak seberapa berdampaknya terhadap masyarakat,” tambah Hekal.

    Hekal menjelaskan efisiensi anggaran ini nantinya akan digunakan untuk mengakselerasi program yang lebih produktif, seperti menghidupkan UMKM dan dan makan bergizi gratis. Haikal menyebut untuk makan bergizi gratis ada tambahan sebesar Rp 100 triliun.

    “Makan bergizi itu menjadi salah satu juga pertaruhan kita untuk kita sama-sama jalankan, supaya sukses. Semua mengharapkan Indonesia ini misalnya menjadi pasar pasar yang kuat kalau kita juga bukan pasar yang kuat,” imbuh dia.

    (acd/acd)

  • Bahaya Perang Dagang AS-China, RI Bisa Kena Getahnya

    Bahaya Perang Dagang AS-China, RI Bisa Kena Getahnya

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah kenaikan tarif impor terhadap Kanada, Meksiko, dan China. Kondisi ini dinilai akan memberikan dampak secara tidak langsung terhadap ekonomi Indonesia. Apa dampaknya?

    Ekonom senior INDEF Tauhid Ahmad menjelaskan, imbas perang dagang ini komoditas ekspor China berpotensi tidak akan diterima di sejumlah negara maju, termasuk AS. Akibatnya, Negeri Tirai Bambu itu harus mencari pasar baru di negara-negara berkembang.

    Menurutnya salah satu negara yang paling berpotensi menjadi sasaran pasar ekspor produk China adalah Indonesia. Jika itu benar terjadi, Tauhid mengatakan Indonesia bisa kebanjiran sejumlah komoditas impor.

    Parahnya, menurut Tauhid, China tidak akan segan-segan menjual produksi mereka dengan harga yang sangat murah. Akibatnya produksi dalam negeri akan kalah saing.

    “Ketika trade war, tentu terutama China yang akan banyak korban, itu dia akan mengeksplorasi banyak negara-negara berkembang yang produknya itu akan kalah punya daya saing,” kata Tauhid dalam acara Outlook Ekonomi DPR dipersembahkan oleh Komisi XI DPR RI bersama detikcom dan didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Jakarta, Rabu (5/2/2024).

    “Bayangkan misalnya dia punya 100 juta ton besi baja, itu kalau di Amerika ditolak, di Meksiko ditolak, larinya ke kita dengan harga yang sangat murah,” sambungnya.

    Menurutnya, untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah bisa memperkuat kebijakan anti-dumping. Begitu juga dengan upaya pengetatan impor ilegal oleh lembaga terkait seperti Bea Cukai.

    “Nah apakah kita siap memperkuat kebijakan anti-dumping atau produk lain? Saya kira sisi itu yang kemudian kita perkuat ya, dari sisi perdagangan,” ucapnya.

    “Bagaimana kemudian Bea Cukai juga berperan yang kemudian, ya semi-semi katakan legal ataupun ilegal ini, seringkali masuk dalam arus jasa atau rangkai nilai yang masuk dalam kehidupan sosial,” tambah Tauhid lagi.

    (fdl/fdl)

  • CT Bicara Pentingnya Sektor Riil Digenjot demi Capai Indonesia Emas 2045

    CT Bicara Pentingnya Sektor Riil Digenjot demi Capai Indonesia Emas 2045

    Jakarta

    Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung menilai sektor rill diikutsertakan dalam bauran kebijakan ekonomi Indonesia.

    Pasalnya selama ini pemerintah Indonesia hanya pada kebijakan fiskal dan moneter saja. Hal ini dilakukan agar dapat mencapai Indonesia Emas 2045.

    “Akan bagus kalau bauran kebijakan itu juga mengikutsertakan sektor rill. Jadi bauran kebijakan antara fiskal, moneter dan sektor rill inilah yang bisa membuat orkestrasi Indonesia menuju era emas 2045,” ujar CT di acara Outlook Ekonomi DPR dipersembahkan oleh Komisi XI DPR RI bersama detikcom dan didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jakarta, Rabu (5/2/2025).

    Pria yang akrab disapa CT ini mengungkapkan bahwa keikutsertaan sektor rill tersebut perlu dilakukan lantaran selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih banyak didorong oleh sektor rill dan investasi.

    Sementara itu, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2025 hanya berkontribusi sebanyak 6-8%.

    “Jadi APBN tidak menjadi core sektor utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” terang CT.

    CT menambahkan APBN juga memberikan sinyal kepada pasar. Di mana kata CT, jika sinyal APBN 2025 ke arah yang kurang pas, maka reaksi pasar akan tidak bagus dan begitu juga sebaliknya.

    “Karena ini terkait juga dengan apakah dengan domestik konsumsi, investasi. Karena kita tahu namanya investasi dari pemerintah kecil dan yang besar itu dari swasta, BUMN dan lainnya,” tutur CT.

    (hns/hns)

  • Harga Penutupan IHSG hari ini, 05 Feb 2025

    Harga Penutupan IHSG hari ini, 05 Feb 2025

    Jakarta, FORTUNE– Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) melemah -47.84 poin atau -0.01 persen ke level 7025.62 pada penutupan perdagangan 05 Feb 2025. Tercatat ada 16 saham yang mengalami kenaikan dan 16 yang mengalami penurunan.

    Top Gainers & Top Loser Saham Hari Ini 05 Feb 2025

    ilustrasi pergerakan saham (unsplash.com/Wance Paleri)

    Dengan pelemahan IHSG hari ini, berikut ini saham-saham yang menjadi Top Gainer dan Top Loser pada perdagangan hari ini:

    Saham TPIA – Chandra Asri Pacific Tbk. naik 3.51%Saham BRPT – Barito Pacific Tbk. naik 2.70%Saham JPFA – Japfa Comfeed Indonesia Tbk. naik 2.46%Saham BUKA – Bukalapak.com Tbk. naik 1.68%Saham PGAS – Perusahaan Gas Negara Tbk. naik 1.58%Saham BBNI – Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. turun -3.62%Saham BMRI – Bank Mandiri (Persero) Tbk. turun -3.08%Saham TOWR – Sarana Menara Nusantara Tbk. turun -2.38%Saham TBIG – Tower Bersama Infrastructure Tbk. turun -2.38%Saham MNCN – Media Nusantara Citra Tbk. turun -2.17%

    Meskipun beberapa saham mengalami kenaikan, ada juga saham yang mengalami penurunan. Maka dari itu, penting bagi investor untuk melakukan analisis dengan cermat dan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental serta sentimen pasar sebelum membuat keputusan Investasi.

  • 6 Rekomendasi Saham Hari Ini Saat IHSG Dibuka Menguat

    6 Rekomendasi Saham Hari Ini Saat IHSG Dibuka Menguat

    Jakarta: Sejumlah saham emiten direkomendasikan untuk perdagangan hari ini, disaat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah.
     
    Mengacu data RTI, Rabu, 5 Februari 2025, IHSG turun 18,46 poin atau 0,26 persen ke posisi 7.055,00. 
     
    Namun, secara teknikal, IHSG memiliki potensi untuk kembali menguat dan menguji level resistensi di 7.120.

    Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman memprediksi IHSG akan mengat hari ini dan mencoba break resist kuat di 7.120. 
     
    “Katalis hari ini: data GDP Indonesia yang akan rilis jam 11 pagi,” ucap dia dalam riset harian.
     
    Dia memprediksi pergerakan IHSG akan berada di level support 6.980-7.000 dan resistance 7.120-7.180
     

    Rekomendasi saham hari ini
    Bagi investor dan trader yang mencari peluang di pasar saham, berikut adalah beberapa saham pilihan dengan strategi beli yang direkomendasikan:
     
    1. BMRI (Bank Mandiri)
    Strategi: Spec Buy
    Area beli: 5.650
    Cut loss: Jika break di bawah 5.600
    Target harga: 5.775 – 5.850 (jangka pendek)
     
    2. DEWA (Darma Henwa)
    Strategi: Buy on Weakness
    Area beli: 114 – 116
    Cut loss: Jika break di bawah 112
    Target harga: 118 – 121 (jangka pendek)
     
    3. BRMS (Bumi Resources Minerals)
    Strategi: Spec Buy
    Area beli: 374
    Cut loss: Jika break di bawah 368
    Target harga: 384 – 390 (jangka pendek)
     
    4. MLPL (Multipolar)
    Strategi: Spec Buy
    Area beli: 117
    Cut loss: Jika break di bawah 113
    Target harga: 123 – 126 (jangka pendek)
     
    5. HRTA (Hartadinata Abadi)
    Strategi: Buy on Weakness
    Area beli: 436
    Cut loss: Jika break di bawah 430
    Target harga: 444 – 460 (jangka pendek)
     
    6. AMMN (Amman Mineral)
    Strategi: Spec Buy
    Area beli: 6.900
    Cut loss: Jika break di bawah 6.850
    Target harga: 7.100 – 7.300 (jangka pendek)
     
    Dengan potensi pergerakan IHSG yang masih terbuka ke arah positif, investor bisa mempertimbangkan saham-saham di atas sebagai peluang trading harian. 
     
    Namun, tetap perhatikan faktor risiko dan batas cut loss agar tetap disiplin dalam berinvestasi.
     
    Pantau terus perkembangan pasar dan data ekonomi untuk mengambil keputusan yang tepat. Selamat berinvestasi!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Bank Mandiri: Nilai transaksi Livin’ tembus Rp4.027 triliun pada 2024

    Bank Mandiri: Nilai transaksi Livin’ tembus Rp4.027 triliun pada 2024

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatat nilai transaksi super app Livin’ by Mandiri menembus Rp4.027 triliun sepanjang 2024 atau tumbuh 23 persen year on year (yoy) ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp3.271 triliun.

    “Livin’ by Mandiri di tahun 2024 ini terus menunjukkan pertumbuhan yang solid. Di antaranya jumlah pengguna mencapai 29,3 juta atau tumbuh 29 persen year on year,” kata Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Timothy Utama dalam “Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal IV 2024 Bank Mandiri” di Jakarta, Rabu.

    Kinerja yang positif melalui super app tersebut juga terlihat dari sisi jumlah pengguna, frekuensi transaksi, hingga kontribusi terhadap pendapatan nonbunga yang sama-sama meningkat dibandingkan tahun 2023.

    Frekuensi transaksi Livin’ by Mandiri mencapai 3,9 miliar transaksi, tumbuh 38 persen yoy dibandingkan tahun lalu yang mencapai 2,8 miliar transaksi. Di samping itu, Livin’ by Mandiri menyumbang pendapatan nonbunga sebesar Rp2,62 triliun pada 2024, tumbuh 21 persen yoy dari sebelumnya Rp2,17 triliun pada 2023.

    Timothy menyampaikan, 99 transaksi retail nontunai telah dilakukan di dalam super app Livin’ by Mandiri. Hal ini, ujar dia, menunjukkan bahwa Livin’ telah menjadi kanal utama transaksi nasabah dan berdampak pada pertumbuhan tabungan, di mana pertumbuhan tabungan Bank Mandiri selalu berada di atas pertumbuhan industri.

    Salah satu fitur unggulan yaitu fitur QRIS di Livin’ by Mandiri yang menyediakan berbagai pilihan sumber dana pembayaran. Nilai transaksi QRIS Livin’ pada 2024 tercatat mencapai tiga kali lipat ketimbang 2023. Menurut Timothy, angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan industri.

    Fitur lain di Livin’ by Mandiri yakni transfer valuta asing (valas) untuk 18 valas. Nilai transaksi valas telah tumbuh dua kali lipat dalam setahun terakhir. Adapun fitur jual-beli saham yang terintegrasi langsung di Livin’ juga telah mendorong pertumbuhan pembukaan rekening RDN saham di Livin’ by Mandiri, tumbuh 10 kali lipat dibandingkan sebelumnya ada fitur ini.

    Kinerja beberapa produk pinjaman retail antara lain konversi transaksi kartu kredit menjadi cicilan telah 90 persen dilakukan melalui Livin’. Selain itu, pencairan limit kartu kredit di dalam pinjaman tunai sudah 65 persen dilakukan melalui Livin’.

    Untuk buy now pay later (BNPL), total pengguna saat ini tercatat lebih dari 160 ribu nasabah dengan nilai pencarian pada semester II 2024 tumbuh lebih dari dua kali lipat dibandingkan semester I 2024.

    Selain Livin’ by Mandiri yang diperuntukkan bagi nasabah retail, Bank Mandiri juga mencatatkan kinerja yang baik melalui wholesale digital super platform Kopra by Mandiri.

    Bank Mandiri mencatat, Kopra telah mengelola transaksi senilai Rp22.700 triliun hingga Desember 2024, tumbuh 17 persen yoy. Menurut Timothy, pertumbuhan ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan pertumbuhan yang progresif sebagai platform transaksi wholesale pilihan utama nasabah Bank Mandiri.

    Sementara frekuensi transaksi Kopra by Mandiri mencapai 1,3 miliar transaksi atau tumbuh 21 persen yoy. Kopra juga mendorong pertumbuhan fee based income, di mana fee based income yang dihasilkan Kopra mencapai Rp2,4 triliun pada 2024 atau tumbuh 8 persen yoy.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bank Mandiri proyeksikan penurunan suku bunga acuan berlanjut di 2025

    Bank Mandiri proyeksikan penurunan suku bunga acuan berlanjut di 2025

    Apalagi, regulator (BI) telah memberikan isyarat yang jelas untuk mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) memproyeksikan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate masih akan terus berlanjut sepanjang tahun 2025, setelah pada Januari yang lalu BI-Rate dipangkas menjadi 5,75 persen.

    Penurunan suku bunga pada beberapa minggu lalu yang diputuskan oleh BI tersebut dilakukan sesaat setelah laju inflasi nasional yang mencatatkan level yang cukup rendah di level 1,57 persen pada Desember 2024.

    “Penurunan tersebut kami proyeksikan masih akan terus berlanjut sepanjang 2025. Apalagi, regulator (BI) telah memberikan isyarat yang jelas untuk mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat agar lebih bergairah kembali dengan tingkat inflasi yang lebih sehat bagi perekonomian di tahun 2025,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal IV 2024 Bank Mandiri di Jakarta, Rabu.

    Sejalan dengan potensi penurunan BI-Rate tersebut, Darmawan menyampaikan bahwa Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional akan semakin terakselerasi pada tahun 2025. Dengan demikian, hal ini semakin dekat dengan aspirasi nasional menuju Indonesia emas 2045.

    Adapun tantangan bagi sebagian besar perbankan, pertumbuhan dana masyarakat secara nasional tertinggal dari pertumbuhan kredit dan menekan rasio kredit terhadap pendanaan perbankan.

    Namun, menurut Darmawan, tantangan ini bukan penghambat bagi Bank Mandiri untuk dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara optimal.

    “Sebagai bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan tidak berlebihan apabila kita katakan Bank Mandiri adalah bank utama yang secara konsisten menopang pertumbuhan kredit nasional sepanjang tahun 2024,” kata dia.

    Darmawan mengatakan, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari dua kali lipat pertumbuhan industri. Pertumbuhan yang sangat baik ini tersebar dengan merata dapat dijumpai di setiap daerah di seluruh penjuru Nusantara.

    Hingga Desember 2024, kredit Bank Mandiri (bank only) tumbuh 20,7 persen year on year (yoy), jauh di atas pertumbuhan industri perbankan nasional yang berada di kisaran 10,4 persen yoy.

    Dalam mendukung masyarakat untuk dapat memiliki rumah, Bank Mandiri membantu ribuan masyarakat dan pekerja di Indonesia mewujudkan hunian impian mereka dengan kredit pemilikan rumah (KPR) Bank Mandiri yang tumbuh pada level 16,9 persen yoy. Hal ini sejalan dengan aspirasi strategis nasional di perumahan masyarakat.

    Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki fokus dalam pengembangan ekonomi masyarakat dan penguatan usaha yang berpihak pada masyarakat secara luas atau padat karya, yaitu segmen mikro dan menengah atau UMKM.

    Pada 2024, baki debet kredit UMKM Bank Mandiri telah mencapai Rp135 triliun atau tumbuh 6 persen yoy dan menjangkau kepada lebih dari 1.250 mitra atau debitur UMKM. Penyaluran kredit ini pun diiringi dengan rasio non-performing loan (NPL) UMKM yang terjaga dengan optimal di level 1,36 persen.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Livin’ dan Kopra Jadi Andalan Digitalisasi Bank Mandiri, Kamu Sudah Pakai?

    Livin’ dan Kopra Jadi Andalan Digitalisasi Bank Mandiri, Kamu Sudah Pakai?

    Jakarta: Bank Mandiri terus melaju dalam transformasi digital dengan dua aplikasi andalan yaitu Livin’ by Mandiri untuk layanan perbankan ritel dan Kopra by Mandiri bagi segmen bisnis dan korporasi. 
     
    Tak hanya memudahkan transaksi, kedua platform ini sukses mencatatkan pertumbuhan fantastis hingga akhir 2024.
    Livin’ by Mandiri tembus 29,3 juta pengguna
    Aplikasi Livin’ by Mandiri menjadi favorit bagi nasabah ritel dengan jumlah pengguna yang sudah mencapai 29,3 juta hingga akhir 2024. 
     
    Frekuensi transaksi di platform ini juga melonjak hingga 3,9 miliar transaksi, naik 38 persen secara tahunan (YoY).
    Kopra by Mandiri andalan korporasi 
    Sementara itu, Kopra by Mandiri menjadi solusi digital bagi segmen bisnis. Sepanjang 2024, platform ini berhasil mengelola transaksi hingga Rp22.700 triliun dengan volume transaksi naik 17 persen YoY dan frekuensi mencapai 1,3 miliar transaksi (naik 21 persen YoY).
     

    Bank Mandiri Makin Cuan dari Digitalisasi
    Keberhasilan transformasi digital ini turut berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan Bank Mandiri. Sepanjang 2024, fee-based income Bank Mandiri mencapai Rp42,32 triliun, meningkat 4,12 persen YoY.

    Tak hanya itu, Bank Mandiri juga mencetak laba bersih konsolidasi Rp 55,8 triliun, tumbuh 1,31 persen YoY, berkat strategi digitalisasi yang semakin matang.
     
    “Transformasi digital adalah kunci daya saing dan penguatan ekosistem bisnis di Indonesia,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, dalam konferensi pers, 5 Februari 2025.

    Keunggulan Livin’ dan Kopra
    Livin’ by Mandiri menawarkan kemudahan dalam berbagai layanan, beberapa diantara seperti:
     
    – Transfer antarbank dan antarnegara.
    – Pembayaran tagihan dan top-up saldo.
    – Fitur investasi dan tabungan otomatis.
    – QR payment dan kartu digital.
     
    Sedangkan Kopra by Mandiri hadir untuk mendukung efisiensi transaksi bisnis dengan layanan unggulan seperti:
     
    – Cash Management untuk mengelola keuangan perusahaan.
    – Value Chain guna mempermudah pembayaran dan pembiayaan supplier.
    – Trade Solution untuk layanan ekspor-impor yang lebih praktis.
     
    Dengan berbagai inovasi yang terus berkembang, Bank Mandiri semakin mempermudah nasabah individu maupun korporasi dalam mengelola keuangan.
     
    Apakah kamu sudah menggunakan Livin’ by Mandiri untuk transaksi harian atau Kopra by Mandiri untuk bisnis kamu? 

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Bank Mandiri bukukan laba bersih konsolidasi Rp55,8 triliun pada 2024

    Bank Mandiri bukukan laba bersih konsolidasi Rp55,8 triliun pada 2024

    Akselerasi dengan strategi yang tepat telah mendorong pertumbuhan Bank Mandiri

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (kode saham: BMRI) membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun pada akhir tahun 2024, naik 1,31 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    “Akselerasi dengan strategi yang tepat telah mendorong pertumbuhan Bank Mandiri yang kuat, sehat dan berkualitas di tahun 2024, sekaligus menjadi modal yang sangat berharga bagi Bank Mandiri untuk mempertahankan dan melanjutkan performa yang baik tersebut di 2025,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal IV 2024 Bank Mandiri di Jakarta, Rabu.

    Kinerja positif tersebut didukung realisasi kredit secara konsolidasi mencapai Rp1.670,55 triliun hingga akhir tahun 2024 atau naik 19,5 persen yoy. Perseroan mencatat, kredit wholesale atau korporasi yang menjadi core business perseroan terus menjadi pendorong utama penyaluran kredit.

    Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan mencapai 25,5 persen yoy menjadi Rp 913,3 triliun pada akhir tahun 2024. Sementara kredit segmen retail dan anak perusahaan mencapai Rp757,2 triliun atau tumbuh 113 persen yoy.

    Khusus segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), segmen ini juga terus mendapatkan perhatian perseroan dengan mencatatkan pertumbuhan mencapai 6 persen yoy menjadi Rp135 triliun per akhir 2024.

    Terkait dengan kualitas aset perseroan, pada 2024 rasio loan at risk (LAR) secara bank only menunjukkan perbaikan dengan penurunan sebesar 51 bps secara yoy menjadi 6,81 persen.

    Kualitas kredit menjadi perhatian utama Bank Mandiri, tercermin dari upaya perseroan dalam menjaga rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bank only tetap terkendali di level 0,97 persen pada akhir 2024, turun 5 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya. Adapun posisi rasio pencadangan atau coverage ratio Bank Mandiri berada di level 304 persen pada akhir 2024.

    Kinerja kredit Bank Mandiri yang baik tersebut diikuti dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp1.699 triliun hingga akhir 2024 atau tumbuh sebesar 7,73 persen yoy.

    Porsi dana murah atau current account savings account (CASA) mencapai 80,3 persen dari total DPK. Pertumbuhan CASA terutama didorong oleh peningkatan tabungan yang tumbuh 13,4 persen yoy menjadi Rp665 triliun, serta giro yang mengalami ekspansi sebesar 3,6 persen yoy menjadi Rp606 triliun.

    Perseroan menyampaikan, kinerja yang baik ini tidak lepas dari kontribusi kinerja perusahaan anak perseroan. Secara konsolidasi, keseluruhan perusahaan anak juga membukukan total laba bersih sebesar Rp11,8 triliun atau tumbuh 9,28 persen yoy pada 2024. Di samping itu, total aset dari perusahaan anak juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan sehat sebesar 13,5 persen yoy.

    Bank Mandiri menyampaikan, pihaknya memperkuat strategi bisnis melalui peningkatan kualitas aset secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi kredit dan penguatan manajemen risiko.

    Kemudian, Bank Mandiri juga terus mengoptimalkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) sebagai bagian dari strategi diversifikasi sumber pendapatan.

    Fee-based income Bank Mandiri sepanjang tahun 2024 menunjukkan tren positif, didorong oleh peningkatan transaksi perbankan digital, layanan treasury, trade finance, serta jasa pengelolaan dana dan investasi.

    Hasilnya, pendapatan non-bunga Bank Mandiri pun berhasil mencapai Rp42,32 triliun per akhir 2024, tumbuh 4,12 persen secara yoy secara konsolidasi.

    Bank Mandiri mencatat bahwa profitabilitas juga terjaga dengan baik yang ditunjukkan oleh return on equity (ROE) tier-1 (bank only) yang mencapai 24,2 persen.

    Adapun rasio permodalan atau CAR secara bank only terjaga dengan baik di level 20,1 persen, menunjukkan Bank Mandiri memiliki basis permodalan yang kuat untuk dapat mendukung bisnis ke depan.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025