BUMN: Bank Mandiri

  • KUR Mandiri 2025 Cair, Ajukan Pengajuan Pinjaman Pakai Cari Ini

    KUR Mandiri 2025 Cair, Ajukan Pengajuan Pinjaman Pakai Cari Ini

    PIKIRAN RAKYAT – Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program pinjaman yang didukung oleh pemerintah Indonesia untuk membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mendapatkan modal dengan suku bunga yang lebih rendah.

    Bank Mandiri menjadi salah satu bank yang dipercaya untuk menyalurkan KUR dengan berbagai skema yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha.

    Tujuan Penyaluran KUR Mandiri 2025

    Penyaluran KUR tidak hanya bertujuan memberikan akses keuangan bagi UMKM tetapi juga berfungsi untuk:

    Meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif. Meningkatkan daya saing UMKM agar lebih kompetitif. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di berbagai sektor. Jenis KUR Bank Mandiri 2025

    Bank Mandiri menawarkan beberapa jenis KUR dengan limit kredit dan suku bunga yang berbeda, antara lain:

    KUR Super Mikro

    Plafon kredit: Hingga Rp10 juta Jangka waktu: Maksimal 3 tahun untuk Kredit Modal Kerja (KMK) dan 5 tahun untuk Kredit Investasi (KI) Suku bunga: 3% efektif per tahun

    KUR Mikro

    Plafon kredit: Rp10 juta hingga Rp100 juta Jangka waktu: Maksimal 3 tahun untuk KMK dan 5 tahun untuk KI Suku bunga: 6% efektif per tahun

    KUR Kecil

    Plafon kredit: Rp100 juta hingga Rp500 juta Jangka waktu: Maksimal 4 tahun untuk KMK dan 5 tahun untuk KI Suku bunga: 6% efektif per tahun

    KUR Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (KUR TKI)

    Plafon kredit: Hingga Rp100 juta Jangka waktu: Maksimal 4 tahun Suku bunga: 6% efektif per tahun

    KUR Khusus

    Plafon kredit: Hingga Rp500 juta Suku bunga: 6% efektif per tahun Syarat Pengajuan KUR Mandiri 2025

    Untuk mendapatkan KUR Mandiri, pemohon harus memenuhi persyaratan berikut:

    Syarat Umum

    Warga Negara Indonesia (WNI). Usaha telah berjalan minimal 6 bulan. Tidak sedang memiliki kredit produktif di bank lain kecuali KPR dan KKB. Memiliki riwayat kredit yang lancar. Tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia.

    Syarat Dokumen

    Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dibuktikan dengan e-KTP. Nomor Induk Berusaha (NIB) atau Surat Keterangan Usaha (SKU) dari pejabat berwenang. NPWP untuk pengajuan pinjaman di atas Rp50 juta. Salinan Kartu Keluarga (KK). Salinan Akta Nikah atau Surat Cerai bagi yang sudah menikah atau bercerai. Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan (khusus untuk KUR Kecil dan KUR Khusus dengan plafon di atas Rp100 juta). Cara Pengajuan KUR Mandiri 2025

    Pengajuan KUR Mandiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah berikut:

    Mengunjungi Kantor Cabang Bank Mandiri Datang ke kantor cabang Bank Mandiri terdekat dengan membawa dokumen yang diperlukan. Mengisi formulir pengajuan yang diberikan oleh petugas bank. Bank Mandiri akan melakukan verifikasi data dan survei usaha. Jika pengajuan disetujui, dilakukan penandatanganan perjanjian kredit. Dana pinjaman akan dicairkan ke rekening Bank Mandiri.

    Pengajuan Secara Online

    Mengakses platform resmi Bank Mandiri untuk KUR. Melengkapi formulir pengajuan dan mengunggah dokumen persyaratan. Menunggu proses verifikasi dan persetujuan dari pihak bank. Manfaat KUR Mandiri 2025 Bunga rendah: Dibandingkan dengan pinjaman komersial lainnya, suku bunga KUR lebih ringan karena mendapat subsidi dari pemerintah. Tanpa jaminan untuk limit tertentu: KUR Super Mikro dan KUR Mikro tidak memerlukan agunan tambahan. Mendorong pertumbuhan UMKM: Modal tambahan memungkinkan usaha berkembang lebih cepat dan lebih kompetitif. Proses mudah dan cepat: Bank Mandiri memiliki prosedur yang lebih sederhana dibandingkan pinjaman komersial lainnya.

    Dengan adanya KUR Mandiri 2025, pelaku usaha memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan bisnis dengan dukungan finansial yang lebih terjangkau dan mudah diakses.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Bank Mandiri Perkuat Ekosistem Wholesale – Halaman all

    Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Bank Mandiri Perkuat Ekosistem Wholesale – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bank Mandiri terus memperkuat perannya dalam mengoptimalkan ekosistem wholesale guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menekankan bahwa strategi ini merupakan bagian dari upaya perseroan dalam memperluas jangkauan ke sektor-sektor potensial yang masih dapat dikembangkan, khususnya dalam hal penyaluran kredit di berbagai daerah di Indonesia.

    Hingga akhir tahun 2024, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp 1.670,55 triliun naik 19,5 persen secara year on year (YoY), dengan pertumbuhan yang tetap solid di beberapa segmen utama. Kredit wholesale yang menjadi core business perseroan terus menjadi pendorong utama penyaluran kredit.

    Darmawan menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit dan tabungan Bank Mandiri tersebar secara merata di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini merupakan wujud komitmen perseroan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Sepanjang tahun 2024, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari 2 kali lipat pertumbuhan industri, dan pertumbuhan yang sangat baik ini tersebar dengan merata di seluruh Indonesia,” kata Darmawan.

    Sementara itu, kualitas kredit tetap menjadi perhatian utama Bank Mandiri, tercermin dari upaya perseroan dalam menjaga rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di level 0,97 persen pada akhir 2024, turun 5 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya.

    “Kami terus berupaya mengoptimalkan potensi di sektor wholesale agar dapat menjangkau lebih banyak sektor ekonomi yang membutuhkan akses permodalan. Ekosistem ini tidak hanya memberikan peluang pertumbuhan bagi bisnis tetapi juga mendukung stabilitas ekonomi secara lebih luas,” ujar Darmawan dalam Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2024 Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (5/2).

    Dalam strategi ekspansi kredit, Bank Mandiri tetap fokus pada sektor-sektor strategis seperti pertanian & perkebunan, energi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang tersebar di berbagai wilayah. Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan mencapai 25,5 persen secara YoY menjadi Rp913,3 triliun pada akhir tahun 2024. 

    Selain itu, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terus mendapatkan perhatian dengan pertumbuhan mencapai 6 persen yoy menjadi Rp 135 triliun per akhir 2024. Realisasi ini menurut Darmawan, sejalan dengan komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan.

    Bank Mandiri juga memperkuat strategi bisnisnya melalui peningkatan kualitas aset secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) dalam ekspansi kredit dan penguatan manajemen risiko. 

    Tercermin dari posisi rasio pencadangan atau coverage ratio Bank Mandiri yang berada di level 304 persen pada akhir 2024. “Melalui upaya ini, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mempertahankan keberlanjutan bisnis yang sehat serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan,” imbuh Darmawan.

    Dorong Inklusi Keuangan dengan Transformasi Digital

    Sebagai bagian dari strategi penguatan ekosistem wholesale dan perluasan inklusi keuangan, Bank Mandiri terus berinovasi melalui transformasi digital. Platform digital unggulan perseroan, Super App Livin’ by Mandiri dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, terus mengalami perkembangan yang pesat.

    Hingga akhir tahun 2024, jumlah pengguna Livin’ by Mandiri telah menembus 29,3 juta dengan frekuensi transaksi mencapai 3,9 miliar transaksi atau tumbuh 38 persen secara tahunan.

    Sementara itu, Kopra by Mandiri telah mengelola transaksi senilai Rp22.700 triliun dengan pertumbuhan volume transaksi sebesar 17 persen YoY, dengan frekuensi mencapai 1,3 miliar transaksi, naik 21 persen secara YoY. Platform ini terus dikembangkan untuk memberikan layanan yang lebih luas kepada segmen korporasi dan bisnis dengan berbagai fitur yang semakin terintegrasi.

    Darmawan menegaskan bahwa digitalisasi menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing dan memperkuat ekosistem bisnis di Indonesia.

    “Kami terus mendorong inovasi digital agar dapat memberikan layanan perbankan yang lebih efisien, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Transformasi ini menjadi peran kami untuk memperluas akses keuangan bagi lebih banyak pelaku usaha di Indonesia,” tambahnya.

    Di tengah tantangan ekonomi yang dinamis, Bank Mandiri terus mengoptimalkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) sebagai bagian dari strategi diversifikasi sumber pendapatan.

    Sepanjang tahun 2024, fee-based income Bank Mandiri menunjukkan tren positif, didorong oleh peningkatan transaksi perbankan digital, layanan treasury, trade finance, serta jasa pengelolaan dana dan investasi. 

    Hasilnya, pendapatan non-bunga Bank Mandiri berhasil mencapai Rp42,32 triliun per akhir 2024, tumbuh 4,12 persen secara yoy secara konsolidasi. Bank berkode emiten BMRI ini menyatakan, sejalan dengan optimalisasi ekosistem bisnis dan penguatan strategi digital, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun pada akhir tahun 2024. Pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi ekspansi berbasis digital, peningkatan efisiensi operasional, serta diversifikasi sumber pendapatan yang semakin kokoh. 

    “Kami terus mengembangkan solusi layanan yang lebih inovatif dan memberikan nilai tambah kepada nasabah, untuk memastikan pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan secara jangka panjang,” ujar Darmawan. 

    Selain itu, kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri turut mengalami pertumbuhan yang solid, didukung oleh peningkatan dana murah atau Current Account Savings Account (CASA).

    Hingga akhir 2024, DPK Bank Mandiri tercatat tumbuh sebesar 7,73 persen YoY menjadi Rp1.699 triliun, didorong oleh kenaikan signifikan pada segmen giro dan tabungan. Porsi CASA mencapai 80,3 persen dari total DPK, mencerminkan efektivitas strategi perseroan dalam mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah.

    Pertumbuhan CASA tersebut terutama didorong oleh peningkatan tabungan yang tumbuh 13,4 persen YoY menjadi Rp 665 triliun, serta giro yang mengalami ekspansi sebesar 3,6 persen YoY menjadi Rp606 triliun.

    “Keberhasilan ini tidak terlepas dari optimalisasi layanan digital seperti Livin’ by Mandiri, yang semakin mempermudah transaksi dan perencanaan keuangan bagi nasabah ritel, serta Kopra by Mandiri, yang memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan bagi segmen wholesale,” terangnya.

    Pada saat yang sama, Bank Mandiri terus berkomitmen mendukung Program Strategis Nasional melalui ekspansi kredit berkelanjutan, salah satunya dengan meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM yang mencapai Rp135 triliun dengan pertumbuhan di kisaran 6 persen YoY, dengan kualitas kredit yang terjaga.

    Langkah ini lanjut Darmawan, sejalan dengan upaya perseroan dalam memperkuat ekosistem ekonomi berbasis kerakyatan, sekaligus mendorong ketahanan ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

    Selain itu, melalui kehadiran platform digital, Bank Mandiri memastikan kemudahan akses keuangan bagi pelaku usaha serta masyarakat luas. Digitalisasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi transaksi, tetapi juga mendukung berbagai sektor strategis seperti energi, pangan, dan pendidikan dalam rangka mencapai target pertumbuhan GDP 8 persen pada 2028-2029.

    “Dengan berbagai inisiatif ini, kami optimis dapat memperluas peran Bank Mandiri dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi,” tegas Darmawan.

    Komitmen pada Keberlanjutan dan ESG

    Dalam menjalankan strategi bisnisnya, Bank Mandiri juga terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG). Sepanjang tahun 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp293 triliun.

    Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,2 persen YoY mencapai Rp149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan.

    Salah satunya lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir tahun 2024 telah mencapai Rp11,8 triliun naik 21 persen YoY. Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

    Bank Mandiri juga mengukuhkan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung inovasi produk berbasis ESG yang semakin relevan dengan tren global.

    “Ke depan, kami akan terus memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak. Kami optimis strategi jangka panjang yang telah kami terapkan akan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional secara keseluruhan,” jelas Darmawan.

    Selain itu, Bank Mandiri terus berusaha meningkatkan jangkauan pembiayaan berkelanjutan ke berbagai sektor strategis dengan potensi pertumbuhan tinggi. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang yang lebih besar dalam memperkuat ketahanan ekonomi sekaligus mempercepat transisi menuju ekonomi hijau di Indonesia.

    Bank Mandiri tidak hanya fokus pada sektor pembiayaan, tetapi juga terus memperluas inisiatif ESG ke seluruh rantai bisnisnya. Hal ini mencakup penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), peningkatan efisiensi energi di kantor cabang, serta edukasi keuangan bagi masyarakat. Melalui berbagai langkah tersebut, Bank Mandiri optimis dapat menjadi pelopor dalam mendorong transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan di Indonesia. (*)

  • Bank Mandiri Perkuat Wholesale dan Kredit Berkelanjutan 2024

    Bank Mandiri Perkuat Wholesale dan Kredit Berkelanjutan 2024

    Jakarta

    Bank Mandiri terus memperkuat perannya dalam mengoptimalkan ekosistem wholesale untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

    Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menegaskan bahwa langkah strategis ini menjadi bagian dari upaya perseroan dalam menjangkau sektor potensial yang masih dapat dimaksimalkan, terutama dari sisi penyaluran kredit di berbagai wilayah Indonesia.

    Hingga akhir tahun 2024, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp 1.670,55 triliun naik 19,5% secara year on year (YoY), dengan pertumbuhan yang tetap solid di beberapa segmen utama. Kredit wholesale yang menjadi core business perseroan terus menjadi pendorong utama penyaluran kredit.

    Dermawan melanjutkan, Pertumbuhan kredit dan tabungan Bank Mandiri tersebar merata di berbagai daerah Indonesia yang menjadi bagian dari komitmen kami dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Sepanjang tahun 2024, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari 2 kali lipat pertumbuhan industri, dan pertumbuhan yang sangat baik ini tersebar dengan merata di seluruh Indonesia,” ujar Darmawan dalam keterangannya, Kamis (6/2/2025).

    Sementara itu, kualitas kredit tetap menjadi perhatian utama Bank Mandiri. Hal ini tercermin dari upaya perseroan dalam menjaga rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di level 0,97% pada akhir 2024, turun 5 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya.

    “Kami terus berupaya mengoptimalkan potensi di sektor wholesale agar dapat menjangkau lebih banyak sektor ekonomi yang membutuhkan akses permodalan. Ekosistem ini tidak hanya memberikan peluang pertumbuhan bagi bisnis tetapi juga mendukung stabilitas ekonomi secara lebih luas,” ujar Darmawan dalam Paparan Kinerja Keuangan Tahun 2024 Bank Mandiri di Jakarta.

    Dalam strategi ekspansi kredit, Bank Mandiri tetap fokus pada sektor-sektor strategis seperti pertanian & perkebunan, energi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang tersebar di berbagai wilayah.

    Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan mencapai 25,5% secara yoy menjadi Rp 913,3 triliun pada akhir tahun 2024.

    Selain itu, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terus mendapatkan perhatian dengan pertumbuhan mencapai 6% yoy menjadi Rp 135 triliun per akhir 2024. Menurut Darmawan, realisasi ini sejalan dengan komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan.

    Bank Mandiri juga memperkuat strategi bisnisnya melalui peningkatan kualitas aset secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (Prudential Banking) dalam ekspansi kredit dan penguatan manajemen risiko serta tercermin dari posisi rasio pencadangan atau coverage ratio Bank Mandiri yang berada di level 304% pada akhir 2024.

    “Melalui upaya ini, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mempertahankan keberlanjutan bisnis yang sehat serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan,” imbuh Darmawan.

    Dorong Inklusi Keuangan dengan Transformasi Digital

    Sebagai bagian dari strategi penguatan ekosistem wholesale dan perluasan inklusi keuangan, Bank Mandiri terus berinovasi melalui transformasi digital. Platform digital unggulan perseroan, Super App Livin’ by Mandiri dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, terus mengalami perkembangan yang pesat.

    Hingga akhir tahun 2024, jumlah pengguna Livin’ by Mandiri telah mencapai 29,3 juta dengan frekuensi transaksi mencapai 3,9 miliar transaksi atau tumbuh 38% secara tahunan.

    Sementara itu, Kopra by Mandiri telah mengelola transaksi senilai Rp 22.700 triliun dengan pertumbuhan volume transaksi sebesar 17% YoY, dengan frekuensi mencapai 1,3 miliar transaksi, naik 21% secara YoY. Platform ini terus dikembangkan untuk memberikan layanan yang lebih luas kepada segmen korporasi dan bisnis dengan berbagai fitur yang semakin terintegrasi.

    Darmawan menegaskan bahwa digitalisasi menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing dan memperkuat ekosistem bisnis di Indonesia.

    “Kami terus mendorong inovasi digital agar dapat memberikan layanan perbankan yang lebih efisien, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Transformasi ini menjadi peran kami untuk memperluas akses keuangan bagi lebih banyak pelaku usaha di Indonesia,” tambahnya.

    Di tengah tantangan ekonomi yang dinamis, Bank Mandiri terus mengoptimalkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income) sebagai bagian dari strategi diversifikasi sumber pendapatan. Sepanjang tahun 2024, fee-based income Bank Mandiri menunjukkan tren positif, didorong oleh peningkatan transaksi perbankan digital, layanan treasury, trade finance, serta jasa pengelolaan dana dan investasi.

    Hasilnya, pendapatan non-bunga Bank Mandiri berhasil mencapai Rp 42,32 triliun per akhir 2024, tumbuh 4,12% secara yoy dan secara konsolidasi.

    Bank berkode emiten BMRI ini menyatakan, sejalan dengan optimalisasi ekosistem bisnis dan penguatan strategi digital, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 55,8 triliun pada akhir tahun 2024. Pencapaian ini mencerminkan efektivitas strategi ekspansi berbasis digital, peningkatan efisiensi operasional, serta diversifikasi sumber pendapatan yang semakin kokoh.

    “Kami terus mengembangkan solusi layanan yang lebih inovatif dan memberikan nilai tambah kepada nasabah, untuk memastikan pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan secara jangka panjang,” ujar Darmawan.

    Selain itu, kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri turut mengalami pertumbuhan yang solid, didukung oleh peningkatan dana murah atau Current Account Savings Account (CASA).

    Hingga akhir 2024, DPK Bank Mandiri tercatat tumbuh sebesar 7,73% yoy menjadi Rp 1.699 triliun, didorong oleh kenaikan signifikan pada segmen giro dan tabungan. Porsi CASA mencapai 80,3% dari total DPK, mencerminkan efektivitas strategi perseroan dalam mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah.

    Pertumbuhan CASA tersebut terutama didorong oleh peningkatan tabungan yang tumbuh 13,4% YoY menjadi Rp 665 triliun, serta giro yang mengalami ekspansi sebesar 3,6% YoY menjadi Rp 606 triliun.

    “Keberhasilan ini tidak terlepas dari optimalisasi layanan digital seperti Livin’ by Mandiri, yang semakin mempermudah transaksi dan perencanaan keuangan bagi nasabah ritel, serta Kopra by Mandiri, yang memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan bagi segmen wholesale,” terangnya.

    Pada saat yang sama, Bank Mandiri terus berkomitmen mendukung Program Strategis Nasional melalui ekspansi kredit berkelanjutan, salah satunya dengan meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM yang mencapai Rp 135 triliun dengan pertumbuhan di kisaran 6% YoY, dengan kualitas kredit yang terjaga.

    Darmawan mengatakan bahwa langkah ini sejalan dengan upaya perseroan dalam memperkuat ekosistem ekonomi berbasis kerakyatan, sekaligus mendorong ketahanan ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

    Selain itu, melalui kehadiran platform digital, Bank Mandiri memastikan kemudahan akses keuangan bagi pelaku usaha serta masyarakat luas. Digitalisasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi transaksi, tetapi juga mendukung berbagai sektor strategis seperti energi, pangan, dan pendidikan dalam rangka mencapai target pertumbuhan GDP 8% pada 2028-2029.

    “Dengan berbagai inisiatif ini, kami optimis dapat memperluas peran Bank Mandiri dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi,” tegas Darmawan.

    Komitmen pada Keberlanjutan dan ESG

    Dalam menjalankan strategi bisnisnya, Bank Mandiri juga terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG). Sepanjang tahun 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 293 triliun.

    Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,2% YoY mencapai Rp 149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan.

    Salah satunya lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir tahun 2024 telah mencapai Rp 11,8 triliun naik 21% YoY. Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

    Bank Mandiri juga mengukuhkan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung inovasi produk berbasis ESG yang semakin relevan dengan tren global.

    “Ke depan, kami akan terus memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak. Kami optimis strategi jangka panjang yang telah kami terapkan akan memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional secara keseluruhan,” jelas Darmawan.

    Selain itu, Bank Mandiri terus berupaya memperluas penetrasi pembiayaan berbasis keberlanjutan ke sektor-sektor strategis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang yang lebih signifikan dalam memperkuat ketahanan ekonomi dan mempercepat peralihan ke ekonomi hijau di Indonesia.

    Tidak hanya dalam sektor pembiayaan, Bank Mandiri juga memperluas inisiatif ESG di seluruh rantai nilai bisnisnya, termasuk dalam penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), peningkatan efisiensi energi di kantor-kantor cabang, serta edukasi keuangan bagi masyarakat luas.

    Dengan berbagai upaya ini, Bank Mandiri optimis dapat menjadi salah satu bank yang memimpin transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan di Indonesia.

    Tentang Bank Mandiri

    Bank Mandiri merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan layanan finansial kepada nasabah yang meliputi segmen usaha Corporate, Hubungan Kelembagaan, Commercial, Micro & SME, Consumer Banking, Treasury dan International Banking.

    Bank Mandiri pada saat ini bersinergi dengan beragam perusahaan anggota konglomerasi keuangan Mandiri Group untuk menyediakan bermacam produk dan jasa serta mendukung bisnis utamanya, antara lain Mandiri Sekuritas (jasa dan layanan pasar modal), Bank Syariah Indonesia (perbankan syariah), Bank Mandiri Taspen/Mantap (kredit UMKM), AXA-Mandiri Financial Services (asuransi jiwa), Mandiri Tunas Finance (jasa pembiayaan), Mandiri Utama Finance (jasa pembiayaan), Mandiri International Remittance (remitansi), Mandiri Europe (treasury & financial institution), Mandiri Capital Indonesia (pembiayaan modal ventura), dan Mitra Transaksi Indonesia (payment point online bank).

    Melalui kolaborasi ini, seluruh anggota grup keuangan Mandiri Group memiliki kinerja solid dan menjadi pemain utama di segmen bisnis masing-masing.

    Dalam ekspansi bisnis, Bank Mandiri terus mengembangkan layanan dan produk perbankan digital yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan nasabah korporasi dan retail.

    Kopra by Mandiri merupakan solusi digital bagi industri nasional yang menyatukan para korporasi sampai pelaku usaha kecil menengah dalam suatu ekosistem digital single access yang sangat mudah dan solutif seperti layanan Cash Management, Forex, Trade & Guarantee, Supply Chain Management, Virtual Account sampai solusi keuangan terintegrasi berbasis Application Programming Interface (API).

    Sedangkan layanan digital retail meliputi aplikasi Livin’ by Mandiri, kartu prabayar Mandiri e-money, serta layanan informasi berbasis kecerdasan buatan Mandiri Intelligent Assistant (MITA) pada akun resmi WhatsApp Bank Mandiri di +62 811-84-14000.

    Hingga Desember 2024, jaringan Bank Mandiri telah tersebar di seluruh Indonesia yang meliputi 139 Kantor Cabang (KC) dan 2.053 Kantor Cabang Pembantu (KCP).
    Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 6306 unit ATM, 6563 unit CRM, dan 290 unit CSM yang terhubung dalam jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima dan Visa/Plus, 253.528 unit Electronic Data Capture (EDC) serta jaringan e-banking yang meliputi Livin’ by Mandiri, SMS Banking, dan Call Center 14000.

    Informasi detail tentang Bank Mandiri bisa diakses melalui www.bankmandiri.co.id.

    (ega/ega)

  • BPNT Februari 2025 Cair Rp400.000, Cek Info Pencairan dan Status Penerima

    BPNT Februari 2025 Cair Rp400.000, Cek Info Pencairan dan Status Penerima

    PIKIRAN RAKYAT – Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk bulan Februari 2025 kabarnya resmi cair kepada masyarakat. Kabar baik tersebut telah diinformasikan oleh akun INFO Bansos PKH.

    “Alhamdulillah cair, masih validasi,” tulisnya sambil membagikan foto struk pencairan bansos pangan atau BPNT.

    Diketahui, pada struk tersebut BPNT telah cair Rp400.000 untuk 2 bulan periode Januari-Februari 2025.

    Meskipun sudah cair, tetapi masih banyak yang belum mendapatkan BPNT Februari 2025.

    Masyarakat yang belum mendapatkan BPNT Februari 2025 harap bersabar karena pasti akan mendapatkan bansos Rp400.000.

    Sebagai informasi, BPNT bulan Februari 2025 ini akan langsung disalurkan via KKS Bank Himbara.

    Masyarakat penerima bansos bisa cek berkala saldo Bank Mandiri, BNI, BSI, BRI, dan BTN bisa di aplikasi atau di mesin ATM terdekat.

    BPNT Februari 2025 akan terus disalurkan hingga bansos Rp400.000 diterima secara merata oleh masyarakat.

    Setiap bulannya BPNT akan disalurkan kepada 18,8 juta masyarakat yang tergolong miskin dan kurang mampu.

    Akan tetapi, tentu masyarakat yang ingin mendapatkan BPNT Februari 2025 harus terdaftar terlebih dahulu di DTKS Kemensos.

    Cara Mencairkan BPNT Februari 2025

    Masyarakat yang sudah mendapatkan BPNT untuk bulan Februari 2025 bisa langsung mendatangi ATM terdekat.

    Untuk mencairkannya, jangan lupa untuk membawa KKS Bank Himbara (rekening) untuk tarik tunai.

    Sedangkan, untuk masyarakat yang belum mendapatkan bansos Rp400.000 bisa cek pencairan sekaligus di penerima di link cekbansos.kemensos.go.id.

    Berikut cara mudahnya login di link cekbansos.kemensos.go.id:

    Login cekbansos.kemensos.go.id Isi kolom wilayah dan nama lengkap Salin ulang kode dan verifikasi Klik cari data

    Tunggu sampai layar menampilkan beberapa informasi pencairan bansos hingga nama penerima BPNT Februari 2025.

    Demikian tentang BPNT Februari 2025 yang sudah cair Rp400.000 via KKS, segera cek pencairan sekarang.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pengusaha Minta Harga DMO Batu Bara Naik, ESDM Matangkan Skema MIP

    Pengusaha Minta Harga DMO Batu Bara Naik, ESDM Matangkan Skema MIP

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mematangkan skema pungut salur dana kompensasi domestic market obligation (DMO) batu bara lewat format mitra instansi pengelola (MIP). Hal ini tak lepas dari adanya permintaan pengusaha batu bara yang menginginkan harga DMO naik. 

    Adapun, perusahaan tambang saat ini diwajibkan untuk memasok batu bara minimal 25% dari total produksi ke dalam negeri. Harga DMO dipatok sebesar US$70 per metrik ton untuk ketenagalistrikan dan US$90 per metrik ton untuk bahan baku industri.

    Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) ESDM Tri Winarno mengaku pihaknya saat ini masih membahas permintaan kenaikan harga batu bara untuk DMO.

    “Tapi untuk DMO itu akan ada aturan terkait gimana DMO yang pas, kira-kira gitu lah,” kata Tri di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (5/2/2025).

    Menurutnya, permintaan pengusaha terkait penyesuaian harga DMO itu akan difasilitasi lewat format mitra instansi pengelola (MIP). Di sisi lain, skema tersebut hingga saat ini belum diberlakukan.

    Tri pun mengatakan pembentukan MIP segera dilakukan. Saat ini, pihaknya masih akan melakukan pembahasan.

    “Ini akan dilakukan pembahasan, dalam waktu dekat,” katanya.

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa perusahaan batu bara sebenarnya bersedia untuk memasok batu bara ke PT PLN (Persero). Namun, yang menjadi masalah adalah harga DMO batu bara untuk PLN berada di bawah harga pasar. 

    “Begitu masuk di PLN dihargai di bawah harga pasar. Makanya dibutuhkan satu lembaga mediasi untuk menghimpun antara dana ekspor selisih dengan yang masok DMO agar harganya seimbang,” ujar Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI, Senin (3/2/2025).

    Bahlil menegaskan, hingga saat ini, pemerintah belum menaikkan harga DMO lantaran ingin menjaga keberlangsungan PLN.

    “Justru saya melindungi PLN, maka sekalipun pengusaha batu bara meminta naik harga, kami belum naikkan. Kalau nggak, PLN lewat itu,” kata

    Adapun, Kementeiran ESDM tengah menggodok skema pungut salur dana kompensasi DMO batu bara lewat format MIP. Dalam menjalankan skema tersebut, Kementerian ESDM telah menunjuk tiga bank BUMN sebagai mitra instansi pengelola yang bertugas memungut dan menyalurkan dana kompensasi batu bara untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

    Ketiga bank tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). 

    Dalam pelaksanaan skema pungut salur dana kompensasi batu bara (DKB) ini, seluruh pemegang izin usaha pertambangan (IUP)/IUP khusus (IUPK)/perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) membayar dana kompensasi ke pengelola DKB. 

    Nantinya, pengelola DKB menyalurkan kepada IUP/IUPK/PKP2B yang melakukan kontrak atau transaksi DMO setelah dikurangi kewajiban PPN, biaya operasional, dan imbal jasa (fee), serta dana cadangan.

    Adapun, sistem eDKB akan diintegrasikan dengan sistem ePNBP dalam skema pelaksanaan pemungutan dan penyaluran DKB.

  • Bank Mandiri optimis pertumbuhan DPK dapat topang kebutuhan likuiditas

    Bank Mandiri optimis pertumbuhan DPK dapat topang kebutuhan likuiditas

    Namun demikian, kami juga terus monitor kondisi likuiditas dan juga menyesuaikan strategi pendanaan yang secara taktis kalau kita perlukan.

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) optimis pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri masih dapat menopang kebutuhan likuiditas untuk menunjang kebutuhan ekspansi bisnis.

    Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo membenarkan bahwa tantangan likuiditas masih terus terjadi pada waktu-waktu mendatang. Namun, pihaknya tetap optimis pertumbuhan DPK bisa menyokong likuiditas Bank Mandiri.

    “Namun demikian, kami juga terus monitor kondisi likuiditas dan juga menyesuaikan strategi pendanaan yang secara taktis kalau kita perlukan,” kata Sigit dalam “Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal IV 2024 Bank Mandiri”, di Jakarta, Rabu.

    Dari sisi penghimpunan DPK, Sigit mengatakan bahwa Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk menjaga pertumbuhan DPK di atas rata-rata industri. Perseroan juga ingin pertumbuhan DPK berada di atas pertumbuhan kredit untuk menjaga posisi likuiditas pada level yang optimal.

    “Selain itu, kami akan fokus pada CASA transaksional dengan mendorong transaksi nasabah, baik wholesale maupun retail, untuk menjaga cost of fund (CoF) yang tetap rendah terutama melalui strategi pertumbuhan yang berbasis ekosistem dan juga optimalisasi dari digital platform yang kami miliki, Livin’ dan Kopra,” kata dia pula.

    DPK Bank Mandiri tercatat mencapai Rp1.699 triliun hingga akhir 2024, tumbuh sebesar 7,73 persen year on year (yoy). Porsi dana murah atau current account savings account (CASA) mencapai 80,3 persen dari total DPK.

    Pertumbuhan CASA terutama didorong oleh peningkatan tabungan yang tumbuh 13,4 persen yoy menjadi Rp665 triliun, serta giro yang mengalami ekspansi sebesar 3,6 persen yoy menjadi Rp606 triliun.

    Sigit menyampaikan, Bank Mandiri juga memiliki beberapa opsi pendanaan non-DPK seperti transaksi bilateral maupun penerbitan surat utang. Saat ini, Bank Mandiri masih mempunyai sisa plafon atas surat utang yang masih dapat diutilisasikan.

    Misalnya, Bank Mandiri memiliki plafon obligasi berwawasan lingkungan atau Green Bond Berkelanjutan I sebesar Rp5 triliun dari total plafon yang sudah dimiliki yakni Rp10 triliun. Selain itu, bank ini juga masih memiliki sisa plafon untuk Euro Medium Term Notes (EMTN) sebesar 2,9 miliar dolar AS dari total plafon yang dimiliki 4 miliar dolar AS.

    Selain likuiditas yang masih ketat, Sigit mengatakan bahwa Bank Mandiri juga memahami adanya tantangan lainnya pada tahun ini termasuk proyeksi penurunan suku bunga acuan yang akan terus berlanjut.

    Meski begitu, Bank Mandiri tetap optimis terhadap strategi penghimpunan DPK maupun penyaluran kredit yang akan dilakukan dengan tetap menjaga rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang stabil.

    Terkait dengan proyeksi kinerja pada tahun ini, Sigit memproyeksikan laba Bank Mandiri akan tetap tumbuh positif. Selanjutnya, perseroan juga memastikan bahwa pertumbuhan laba yang tumbuh berkelanjutan akan difokuskan berasal dari keseimbangan antara ekspansi bisnis yang sehat serta profitabilitas yang terjaga.

    Sepanjang tahun 2024, Bank Mandiri membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun atau naik 1,31 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Perseroan mencatat, profitabilitas terjaga dengan baik yang ditunjukkan oleh return on equity (ROE) tier-1 (bank only) yang mencapai 24,2 persen. Adapun rasio permodalan atau CAR (bank only) juga terjaga dengan baik di level 20,1 persen, menunjukkan Bank Mandiri memiliki basis permodalan yang kuat untuk dapat mendukung bisnis ke depan.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bank Mandiri salurkan kredit Rp185,2 triliun ke industri pengolahan

    Bank Mandiri salurkan kredit Rp185,2 triliun ke industri pengolahan

    kredit ini digunakan untuk membiayai pembangunan secara operasional smelter dan refinery mineral seperti nikel, emas, tembaga

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyalurkan kredit sebesar Rp185,2 triliun kepada industri pengolahan, termasuk hilirisasi mineral dan batubara (minerba), hingga akhir tahun 2024 atau tumbuh 14,3 persen secara year on year (yoy).

    “Secara khusus di hilirisasi minerba, (penyaluran kredit) meningkat 61,4 persen secara year on year. Di mana kredit ini digunakan untuk membiayai pembangunan secara operasional smelter dan refinery mineral seperti nikel, emas, tembaga dan logam mineral lainnya,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal IV 2024 Bank Mandiri di Jakarta, Rabu.

    Dalam penyaluran kredit ini, Darmawan menekankan bahwa Bank Mandiri tetap mengedepankan manajemen risiko yang robust untuk pembiayaan ke sektor hilirisasi.

    Hal ini mengingat proyek yang dibiayai tersebut harus dipastikan telah beroperasi secara komersial dan memiliki kontrak kerja yang jelas.

    Bank Mandiri juga merancang mitigasi risiko secara spesifik yang embedded terhadap proyek tersebut. Darmawan mencontohkan hilirisasi mineral yang perlu dipastikan kecukupan dari suplai bahan baku serta availability dari produk off taker setelah perusahaan tersebut berproduksi.

    “Ke depan kami terus mendukung percepatan dan peningkatan dari program strategis pemerintah di hilirisasi ini yang akan terus memberikan dampak bagi perekonomian nasional secara signifikan, dengan terciptanya lapangan kerja yang semakin besar, peningkatan volume ekspor maupun juga memberikan penguatan daya saing industri nasional,” kata Darmawan.

    Secara konsolidasi, Bank Mandiri merealisasikan penyaluran kredit dengan total Rp1.670,55 triliun hingga akhir tahun 2024 atau naik 19,5 persen yoy.

    Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan mencapai 25,5 persen yoy menjadi Rp913,3 triliun pada akhir tahun 2024.

    Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyampaikan Bank Mandiri akan tetap mengukuhkan dominasi di industri perbankan dengan menjaga pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri yang didorong oleh segmen wholesale maupun ritel.

    Bank Mandiri, imbuh Sigit, juga menargetkan pertumbuhan pada sektor-sektor prospektif dan resilien sesuai dengan loan portfolio guideline internal perseroan seperti industri makanan, industri minuman, jasa kesehatan, telekomunikasi serta energi.

    Kualitas aset yang terjaga dengan baik menjadi prioritas Bank Mandiri. Dalam hal ini, perseroan akan terus memperkuat penerapan manajemen risiko seperti pendekatan yang lebih selektif serta memastikan diversifikasi yang lebih baik untuk mengurangi risiko konsentrasi.

    “Oleh karena itu, kami juga menerapkan atau menargetkan rasio NPL yang tetap terjaga stabil di tahun 2025 dan ini sangat penting untuk kami menjaga aset yang berkualitas sebagai komponen penting untuk menopang profitabilitas yang sustain ke depan,” kata Sigit.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • DPR Ungkap Belanja Barang Impor Pemerintah Pernah Tembus Rp 600 T

    DPR Ungkap Belanja Barang Impor Pemerintah Pernah Tembus Rp 600 T

    Jakarta

    Wakil Ketua Komisi XI periode 2024-2029 Mohamad Hekal menyampaikan belanja barang impor pemerintah Rp 600 triliun, termasuk alat tulis kantor (ATK). Hal tersebut disampaikan oleh Hekal saat bicara efesiensi anggaran.

    Hekal mengatakan pemerintah ingin memperkuat belanja dalam negeri. Sebab, sebesar Rp 500-600 triliun digunakan untuk belanja barang-barang impor.

    “Kita ingin memperkuat belanja sebagaimana diamanahkan Pesiden sebelumnya dan sekarang, belanja pemerintah dalam negeri. Karena dulu sekitar Rp 500-600 triliun belanja barang-barang impor, termasuk ATK dan lain-lain ini,” kata Hekal dalam Outlook Ekonomi DPR dipersembahkan oleh Komisi XI DPR RI bersama detikcom dan didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Jakarta, Rabu (5/2/2024).

    Hekal menilai anggaran sebesar itu dapat digunakan untuk menggerakkan program-program yang bersifat produktif, misalnya menghidupkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Menurut Hekal, apabila anggaran tersebut dialokasikan untuk UMKM, dapat meningkatkan produktivitas masyarakat. Dengan begitu, pemerintah tidak bergantung pada program-program yang dibatalkan karena efesiensi anggaran.

    “Ini kan bisa menggerakkan atau menghidupkan UMKM. Kita berharap dengan adanya ini, kita menggerakkan UMKM. Ini banyak sekali peluang yang mereka bisa bekerja,” imbuh Hekal.

    Hekal menerangkan efisiensi anggaran ini nantinya akan digunakan untuk mengakselerasi program yang lebih produktif, seperti menghidupkan UMKM dan dan makan bergizi gratis. Hekal menyebut untuk makan bergizi gratis ada tambahan sebesar Rp 100 triliun.

    “Makan bergizi itu menjadi salah satu juga pertaruhan kita untuk kita sama-sama jalankan, supaya sukses. Semua mengharapkan Indonesia ini misalnya menjadi pasar pasar yang kuat kalau kita juga bukan pasar yang kuat,” imbuhnya.

    (acd/acd)

  • CT Soroti APBN Tak Ada Perubahan, Wanti-wanti Dunia Usaha Bisa Gamang

    CT Soroti APBN Tak Ada Perubahan, Wanti-wanti Dunia Usaha Bisa Gamang

    Jakarta

    Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung menyoroti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2025 pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Menurut pria yang akrab disapa CT ini APBN 2025 masih sangat erat kaitannya dengan pemerintahan Jokowi, karena dibahas era pemerintahan Jokowi, sementara kondisi di awal pemerintahan Prabowo ini ada sejumlah perubahan. Contohnya penambahan Kementerian, Asta Cita dan sebagainya.

    “Tapi kali ini tidak dilakukan APBN Perubahan. Nah, kalau tidak dilakukan, ini menjadi hal yang dilematis. Diskresi kementerian keuangan menjadi sangat besar. Nah, apalagi sekarang keluar Inpres 1 tahun 2025 ini membuat pasar ini menjadi gamang terhadap sinyal yang diberikan,” ujar CT di acara Outlook Ekonomi DPR dipersembahkan oleh Komisi XI DPR RI bersama detikcom dan didukung oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jakarta, Rabu (5/2/2025).

    Padahal, menurut CT APBN ini berperan sebagai sinyal bagi pasar untuk melihat pemerintahan ini membawa negara ke arah yang menjanjikan atau malah merugikan pasar.

    “Sinyal ini berpengaruh sangat signifikan kepada, ya tadi, konsumsi domestik dan investasi. Karena kalau pasar tidak yakin, mereka akan setop spending. Ya, kalau investor tidak yakin, dia berhenti berinvestasi,” katanya.

    Oleh karena itu dengan APBN 2025 yang ada dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang berisi tentang efisiensi belanja negara dalam pelaksanaan APBN dan APBD Tahun 2025 ia meminta pemerintah dan DPR untuk melakukan sosialisasi terkait adanya perubahan anggaran kepada pasar.

    “Saya berharap juga pemerintah dan DPR lebih aktif untuk memberikan sosialisasi tentang perubahan-perubahan ini. Karena kalau tidak pasar bingung itu, mau dibawa ke mana kita. Tadi saya katakan, APBN itu kecil untuk driving pertumbuhan, tapi dia memberikan sinyal,” tutur CT.

    (hns/hns)

  • Paylater Bank Mandiri & BCA Diminati, Siapa Paling Besar?

    Paylater Bank Mandiri & BCA Diminati, Siapa Paling Besar?

    Jakarta, FORTUNE – Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau Paylater di perbankan ramai diminati masyarakat antara lain seperti produk milik Bank Mandiri dan BCA. 

    Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri, Timothy Utama menyatakan lini bisnis paylater miliknya yang tersematkan dalam aplikasi Livin’ masih tumbuh signifikan hingga akhir 2024. 

    “Jumlah pengguna Livin’ paylater sudah mencapai lebih dari 160 ribu, atau pertumbuhan 23 persen dibandingkan kuartal sebelumnya,” kata Timothy dalam Paparan Kinerja Keuangan 2024 Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (5/2). 

    Meski pengguna meningkat tajam, pihaknya memastikan kualitas kredit masih tetap terjaga sehat dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang masih jauh di bawah NPL industri. Secara keseluruhan, NPL dari bank dengan kode saham BMRI ini tercatat di level 0,97 persen pada akhir 2024.

    Pengguna paylater BCA lebih dari 150 ribu

    ilustrasi berbelanja menggunakan paylater (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

    Di sisi lain, kinerja moncer paylater BCA juga masih mengalami peningkatan. Bank swasta ini mencatatkan jumlah pengguna paylater lebih dari 150 ribu hingga September 2024. 

    Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyatakan, jumlah pengguna paylater naik 183 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2023. 

    “Secara outstanding, paylater BCA telah mencapai Rp308 miliar per September 2024, tumbuh 169 persen dibandingkan posisi Desember 2023,” kata Hera. 

    Seperti diketahui,  paylater Bank Mandiri dan BCA baru diluncurkan pada akhir 2023 dan awal 2024 dengan limit pinjaman Rp1 juta hingga Rp20 juta. 

    Nilai total paylater bank dan pinjol capai Rp30,36 triliun

    ilustrasi melunasi utang paylater (pexels/shvets production)

    Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total utang paylater warga di bank & pinjol mencapai Rp30,36 triliun hingga akhir 2024. 

    Untuk utang paylater warga di perusahaan pembiayaan atau Fintech peer to peer lending nilainya mencapai Rp8,59 triliun atau mengalami pertumbuhan 61,90 persen (yoy).  Sementara itu, baki debet kredit BNPL di perbankan juga tumbuh 42,68 persen yoy menjadi Rp21,77 triliun.