BUMN: Bank Mandiri

  • Pola Konsumsi per Oktober 2025: Kelas Menengah Impulsif, Masyarakat Bawah Belum Pulih

    Pola Konsumsi per Oktober 2025: Kelas Menengah Impulsif, Masyarakat Bawah Belum Pulih

    Bisnis.com, JAKARTA — Pola konsumsi masyarakat menunjukkan perubahan menarik pada awal Kuartal IV/2025.

    Laporan Mandiri Spending Index (MSI) per 19 Oktober 2025 yang dirilis Office of Chief Economist Bank Mandiri mencatat adanya decoupling behavior atau pola perilaku yang berbeda arah, di mana masing-masing kelompok masyarakat menunjukkan respons konsumsi yang berbeda terhadap kondisi ekonomi terkini.

    Berdasarkan laporan, kelas menengah mulai menunjukkan perilaku impulsif, kelompok atas kembali percaya diri dalam berbelanja, sedangkan kelompok bawah belum menunjukkan pemulihan.

    Kelompok bawah tercatat masih memprioritaskan barang-barang esensial seperti kebutuhan rumah tangga dan supermarket. Laporan menunjukkan kelompok ini mempertahankan porsi belanja tertinggi untuk kebutuhan dasar, sementara belanja hiburan menjadi yang terendah sejak November 2024.

    Perilaku ini sejalan dengan penurunan indeks tabungan kelompok bawah yang mencapai 72,8 per September 2025, terendah dalam dua tahun terakhir. Kelompok bawah masih berhati-hati terhadap pengeluaran.

    Berbeda dengan kelompok bawah, kelas menengah mulai memperlihatkan pola belanja impulsif. Mandiri Institute mencatat kelompok ini melakukan kombinasi antara belanja esensial dan gaya hidup, dengan peningkatan pada kategori handphone, fashion, dan restoran.

    Perubahan ini berjalan seiring dengan meningkatnya indeks tabungan kelompok menengah menjadi 101,1 per September 2025, naik dari 100,9 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tabungan ini mencerminkan semakin besarnya ruang bagi kelompok menengah untuk meningkatkan konsumsi non-esensial.

    Sementara itu, kelompok atas menunjukkan tanda-tanda pemulihan kepercayaan diri dalam konsumsi. Laporan mencatat peningkatan proporsi belanja pada barang tahan lama, terutama peralatan rumah tangga dan handphone, diikuti oleh aktivitas makan di luar (restoran) yang mulai meningkat.

    Konsumen di kelompok ini juga memperlihatkan pola belanja yang lebih seimbang antara kebutuhan primer dan sekunder, dengan indeks tabungan relatif stabil di 94,4.

    “Kelompok bawah masih defensif ditunjukkan dengan belanja esensial yang stabil tinggi. Sementara itu, kelompok menengah menunjukkan pola impulsif ditandai dengan masih tingginya belanja esensial diiringi belanja gaya hidup. Adapun kelompok atas mulai menunjukkan kepercayaan diri dalam konsumsi, prioritas belanja untuk barang tahan lama paling terlihat di kelompok ini,” simpul laporan tersebut, dikutip Minggu (2/11/2025).

    Konsumsi Mulai Membaik

    Mandiri Institute mencatat indeks belanja masyarakat mencapai 290,5 atau tumbuh 2,3% secara mingguan (week-on-week/WoW). Kinerja ini melanjutkan tren positif dari minggu sebelumnya yang tumbuh 2,9% WoW.

    Secara tahunan, pertumbuhan konsumsi selama tiga minggu pertama Oktober 2025 tercatat rata-rata 34,5% year-on-year (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan mingguan di kuartal III/2025 yang sebesar 28,7% YoY.

    “Kombinasi antara meningkatnya konfiden masyarakat, berbagai program diskon akhir tahun yang dilakukan oleh peritel, dan dukungan stimulus pemerintah, akan mendorong belanja masyarakat tumbuh lebih tinggi pada Kuartal IV/2025,” tulis laporan tersebut.

    Adapun kenaikan konsumsi pada Oktober mulai didorong oleh kelompok barang tahan lama (durable goods), yang meningkat 1,5 poin persentase dibandingkan dengan September 2025. Sementara itu, kelompok barang esensial yang memiliki proporsi belanja tertinggi (17,6%) masih tumbuh stabil 1,4% WoW.

    Peningkatan konsumsi barang tahan lama juga terlihat dari lonjakan belanja handphone atau gawai yang tumbuh 7,8% WoW, diikuti peralatan elektronik 7,6% WoW, dan peralatan rumah tangga 5,9% WoW.

    Mandiri Institute mencatat, peningkatan belanja gawai paling besar terjadi pada Generasi Z dan Milenial, masing-masing dengan pertumbuhan 339% YoY dan 210% YoY pada September–Oktober 2025. Kenaikan ini sejalan dengan peluncuran sejumlah tipe handphone kelas menengah hingga atas, seperti iPhone 17 dan Vivo X300.

    Secara spasial, peningkatan belanja terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Sulawesi mencatat pertumbuhan mingguan tertinggi sebesar 4,2%, diikuti Bali–Nusa Tenggara (2,6%), Kalimantan (2,5%), Jawa (2,3%), Sumatra (1,7%), dan Maluku–Papua (1,4%).

    Mandiri Institute mencatat bahwa belanja di Kalimantan meningkat seiring dengan kenaikan harga batu bara sejak awal September 2025, sementara di Balnusra (Bali-Nusa Tenggara), pengeluaran masyarakat tetap kuat sejalan dengan periode puncak wisata.

  • Gaya Hidup Gen Z dan Milenial Dorong Belanja Masyarakat Oktober 2025

    Gaya Hidup Gen Z dan Milenial Dorong Belanja Masyarakat Oktober 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas konsumsi masyarakat menunjukkan perbaikan pada Oktober 2025. Berdasarkan generasi, Gen Z dan Milenial menjadi pendorong peningkatan konsumsi pada awal kuartal IV/2025.

    Dalam laporan Mandiri Spending Index (MSI) per 19 Oktober 2025 yang dirilis Office of Chief Economist Bank Mandiri, indeks belanja masyarakat mencapai 290,5 atau tumbuh 2,3% secara mingguan (week-on-week/WoW). Kinerja ini melanjutkan tren positif dari minggu sebelumnya yang tumbuh 2,9% WoW.

    Secara tahunan, pertumbuhan konsumsi selama 3 minggu pertama Oktober 2025 tercatat rata-rata 34,5% year on year (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan mingguan di kuartal III/2025 yang sebesar 28,7% YoY.

    “Kombinasi antara meningkatnya confidence masyarakat, berbagai program diskon akhir tahun yang dilakukan oleh peritel, dan dukungan stimulus pemerintah, akan mendorong belanja masyarakat tumbuh lebih tinggi pada Kuartal IV/2025,” tulis laporan tersebut, dikutip Minggu (Minggu (2/11/2025).

    Adapun, kenaikan konsumsi pada Oktober mulai didorong oleh kelompok barang tahan lama (durable goods), yang meningkat 1,5 poin persentase dibandingkan dengan September 2025. Sementara itu, kelompok barang esensial yang memiliki proporsi belanja tertinggi (17,6%) masih tumbuh stabil 1,4% WoW.

    Peningkatan konsumsi barang tahan lama juga terlihat dari lonjakan belanja ponsel atau gawai yang tumbuh 7,8% WoW, diikuti peralatan elektronik 7,6% WoW, dan peralatan rumah tangga 5,9% WoW.

    Mandiri Institute mencatat, peningkatan belanja gawai paling besar terjadi pada Generasi Z dan Milenial, masing-masing dengan pertumbuhan 339% YoY dan 210% YoY pada September–Oktober 2025. Kenaikan ini sejalan dengan peluncuran sejumlah tipe handphone kelas menengah hingga atas, seperti iPhone 17 dan Vivo X300.

    Secara spasial, peningkatan belanja terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Sulawesi mencatat pertumbuhan mingguan tertinggi sebesar 4,2%, diikuti Bali–Nusa Tenggara (2,6%), Kalimantan (2,5%), Jawa (2,3%), Sumatra (1,7%), dan Maluku–Papua (1,4%).

    Mandiri Institute mencatat bahwa belanja di Kalimantan meningkat seiring dengan kenaikan harga batu bara sejak awal September 2025, sementara di Balnusra (Bali-Nusa Tenggara), pengeluaran masyarakat tetap kuat sejalan dengan periode puncak wisata.

    Laporan juga menunjukkan adanya perbedaan perilaku konsumsi antar kelompok pendapatan. Kelompok bawah masih mempertahankan pola belanja defensif dengan porsi besar pada kebutuhan pokok seperti supermarket.

    Kelompok menengah menunjukkan kombinasi antara belanja esensial dan gaya hidup, yang mencerminkan perilaku impulsive spending. Sementara kelompok atas mulai meningkatkan pengeluaran untuk barang tahan lama, yang menunjukkan kepercayaan diri yang membaik dalam konsumsi.

    Perubahan pola ini juga sejalan dengan pergerakan tabungan. Per 30 September 2025, indeks tabungan kelompok bawah tercatat 72,8, kelompok menengah 101,1, dan kelompok atas 94,4.

  • Dari AC Hingga Kulkas, Aneka Elektronik Banting Harga di Transmart

    Dari AC Hingga Kulkas, Aneka Elektronik Banting Harga di Transmart

    Jakarta, CNBC Indonesia – Transmart kembali menggelar pesta diskon Transmart Full Day Sale, dimana pengunjung bisa mendapatkan berbagai produk elektronik dengan harga bersahabat.

    Pertama Polytron AC Split 1 PK dengan harga Rp 3.359.200 dari harga normal Rp 4.549.000. Untuk pembelian produk ini pelanggan bisa mendapatkan gratis pipa breket instalasi AC. Ada juga Polytron Fridge SBS 436L yang dibanderol dengan harga Rp 6.879.200 dari harga normal Rp 9.299.000.

    Sementara untuk produk televisi, ada Polytron 50″ yang dibanderol dengan harga Rp 4.639.200 dari harga normal Rp 6.219.000. Terakhir ada Sharp Mesin Cuci Front Load 7kg yang bisa didapatkan dengan harga Rp 3.919.200 dari harga normal Rp 5.689.000.

    Diskon besar-besaran hingga 50%+20% ini hadir pada Minggu, 2 November 2025. Promo berlangsung mulai dari toko buka hingga tutup pukul 22.00 di seluruh Transmart di Indonesia.

    Diskon besar-besaran dari Transmart berlaku bagi para pelanggan yang menggunakan Allo Bank atau kartu kredit Bank Mega, kartu kredit Bank Mega Syariah, kartu kredit Bank Syariah Indonesia, dan kartu kredit Bank Mandiri.

    Diskon tersebut berlaku untuk berbagai produk, mulai dari kebutuhan sehari-hari, pakaian, hingga produk segar.

    Berikut Syarat dan Ketentuan Transmart Full Day Sale:

    1. Diskon tambahan 20% berlaku untuk Kartu Kredit Bank Mega, Bank Mega Syariah, Allo Prime, Allo Paylater, dengan minimum pembelanjaan 300 ribu. Tidak berlaku Kartu Mega Corporate, Mega Groserindo, dan Mega Wholesale.

    2. Kategori Televisi, Kulkas, AC, dan Mesin Cuci, maksimal pembelian masing-masing kategori adalah 2 unit per kartu/akun per hari.

    3. Tidak berlaku untuk IT, Laptop dan Gadget, serta produk bertanda “Tidak berlaku Promo FDS”.

    Jadi, tunggu apa lagi? Ayo serbu Transmart Full Day Sale dan berburu diskon menarik di seluruh gerai Transmart se-Indonesia pada Minggu ini. Jangan sampai ketinggalan beragam diskonnya!

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ayam Boiler Murah Cuma di Transmart Full Day Sale

    Ayam Boiler Murah Cuma di Transmart Full Day Sale

    Jakarta, CNBC Indonesia-  Untuk memenuhi kebutuhan ayam broiler, Transmart kembali menggelar diskon besar-besaran di Transmart Full Day Sale pada Minggu, 2 November 2025.

    Bukan hanya di Jakarta, Transmart Full Day Sale juga digelar di seluruh gerai Transmart se-Indonesia, mulai dari toko buka hingga tutup pukul 22.00. Diskon besar-besaran dari Transmart berlaku bagi para pelanggan yang menggunakan Allo Bank atau kartu kredit Bank Mega, kartu kredit Bank Mega Syariah, kartu kredit Bank Syariah Indonesia, dan kartu kredit Bank Mandiri.

    Dalam program ini, para pengunjung bisa mendapatkan diskon besar-besaran untuk sejumlah produk. Salah satunya adalah daging ayam.

    Berikut harga ayam broiler per ekor di Transmart Full Day Sale untuk setiap wilayah:

    Makassar Rp 30.900
    Jabodetabek Rp 31.920
    Jawa Timur Rp 35.200
    Jawa Tengah Rp 35.200
    Jawa Barat Rp 31.920
    Padang Rp 31.920
    Palembang Rp 28.720
    Lampung Rp 27.600
    Pangkal Pinang Rp 28.720
    Medan Rp 34.000
    Denpasar Rp 33.600
    Balikpapan Rp 30.680

    Adapun diskon tersebut juga berlaku untuk berbagai produk, mulai dari kebutuhan sehari-hari, pakaian, hingga barang-barang elektronik.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BRI Tuntas Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah

    BRI Tuntas Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah

    Liputan6.com, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melaporkan realisasi penyaluran dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang disalurkan oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. 

    Bank pelat merah dengan kode saham BBRI ini menerima Rp 55 triliun dari total Rp 200 triliun dana milik pemerintah yang disimpan di simpanan Bank Indonesia (BI).

    Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengatakan, pihaknya telah menuntaskan penyaluran dana Rp 55 triliun kepada berbagai sektor. Adapun segmen mikro yang jadi portofolio kredit terbesar BRI jadi kelompok yang paling banyak menerima aliran dana tersebut. 

    “Jadi pada tanggal 16 Oktober 2025 yang lalu, dana tersebut telah dialokasikan penuh, sudah disalurkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan ke sektor produktif,” ujar Hery dalam konferensi pers Laporan Kinerja Keuangan BBRI Triwulan III 2025, Kamis (30/10/2025).

    “Dengan segmen pembiayaan kita alokasikan untuk segmen mikro sebesar Rp 28,08 triliun, kemudian korporasi mencapai Rp 11,07 triliun, komersial sebesar Rp 10,13 triliun, dan terakhir konsumer juga kita dorong sebesar Rp 6,58 triliun,” ia menambahkan.

    BRI jadi salah satu Himbara penerima dana SAL tertinggi. Bersama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri, ketiganya masing-masing menerima porsi Rp 55 triliun.

    Kinerja Keuangan BRI

    Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) secara konsolidasi membukukan laba bersih senilai Rp 41,23 triliun hingga kuartal III 2025. Adapun nilai tersebut masih lebih kecil dibandingkan laba bersih perseroan di periode sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 45,36 triliun. 

    “BRI berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 41,2 triliun hingga akhir triwulan ketiga 2025,” ujar Direktur Utama BRI Hery Gunardi dalam konferensi pers Laporan Kinerja Keuangan BBRI Triwulan III 2025.

    Hery melaporkan, kinerja keuangan positif BRI secara konsolidasi turut menopang pertumbuhan aset perseroan. Total aset BRI tumbuh 8,2 persen menjadi sekitar Rp 2.123,4 triliun.

     

  • Purbaya Pastikan Kopdes Merah Putih Sudah Bisa Akses Kredit Himbara, Total Rp240 Triliun!

    Purbaya Pastikan Kopdes Merah Putih Sudah Bisa Akses Kredit Himbara, Total Rp240 Triliun!

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan bahwa Koperasi Desa Merah Putih atau KDMP sudah bisa mengakses kredit melalui himpunan bank milik negara (himbara) senilai total Rp240 triliun.

    Purbaya mengatakan bahwa total kredit yang disediakan melalui himbara itu sudah disiapkan tergantung dengan kesiapan Kopdes. 

    “Kalau semuanya disiapkan Rp240 triliun untuk berapa tahun, tetapi tergantung seberapa siapnya koperasi. Jadi uangnya cukup,” kata Purbaya kepada wartawan di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (27/10/2025). 

    Purbaya tidak memerinci lebih lanjut mengenai ratusan triliun uang yang telah disiapkan pemerintah untuk Kopdes. 

    Namun, dia menjabarkan bahwa sebelumnya pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.63/2025 telah menyuntik himbara dengan saldo anggaran lebih (SAL) pemerintah di Bank Indonesia (BI) senilai Rp16 triliun. PMK itu ditandatangani saat Menkeu masih dijabat Sri Mulyani Indrawati. 

    Kemudian, pada September 2025 lalu, Purbaya kembali menempatkan Rp200 triliun di himbara tepatnya di Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN dan BSI. Kas pemerintah itu juga bisa digunakan bagi masyarakat yang ingin membangun Kopdes. 

    “Langsung bisa dicairkan kalau mereka pakai untuk program Koperasi itu bunganya langsung tinggal 2% dari 4%,” terangnya.

    Adapun pemerintah melalui himbara sudah bisa mulai mengucurkan kredit untuk pembiayaan Kopdes setelah Purbaya secara resmi menandatangani persetujuan penjaminan kredit dengan APBN, tepatnya Dana Desa. 

    “Jadi, ketika himbara tahu bahwa pinjamannya dijamin pemerintah, mereka bisa menyalurkan pinjaman,” ucapnya. 

    Adapun total kredit dengan plafon Rp3 miliar disediakan melalui himbara tidak hanya untuk modal kerja Kopdes, melainkan juga untuk pembangunan fisik. 

    Pemerintah melalui Kementerian Koperasi memberikan penugasan kepada PT Agrinas Pangan Nusantara untuk membangun fisik KDMP yang akan dibangun di desa maupun kelurahan. Penugasan itu tertuang pada Instruksi Presiden (Inpres) No.17/2025 tentang Percepatan Pembangunan Fisik Koperasi Desa Merah Putih. 

    Menteri Desa Yandri Susanto mengatakan bahwa Menkeu Purbaya akan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) sebagai aturan turunan mengenai pembiayaan, sebagaimana diatur pada Inpres yang diteken Presiden Prabowo Subianto itu.

    “Kita tunggu dulu detailnya bagaimana, nah dari Peraturan Menteri Keuangan nanti, kalau itu ada menyangkut dengan Kemendes ya tentu kami akan follow-up melalui Peraturan Menteri Desa,” terang Yandri usai rapat koordinasi di kantor Kemenko Pangan, jakarta, Senin (27/10/2025).

  • Harusnya Gratis, 90% Pemobil di Jepang Malah Tetap Mau Bayar saat Tol Ada Gangguan

    Harusnya Gratis, 90% Pemobil di Jepang Malah Tetap Mau Bayar saat Tol Ada Gangguan

    Osaka

    Bayangkan jalan tol yang padat kendaraan, tapi tanpa antrean mengular. Itulah pemandangan yang langsung menarik perhatian detikOto saat berkunjung ke Jepang bersama PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Padahal volume kendaraannya tak kalah padat dari Indonesia, tapi kemacetan di gerbang tol nyaris tak terlihat. Apa rahasianya?

    Ternyata oh ternyata, Jepang punya sistem pembayaran tol yang benar-benar berbeda. Di sini, pengendara tidak perlu berhenti untuk bayar atau tapping kartu di gerbang tol. Semua berjalan mulus dengan sistem Electronic Toll Collection (ETC) yang sudah digunakan secara menyeluruh.

    “Alat ETC biasanya ditaruh di dashboard mobil. Di dalamnya ada kartu yang mencatat semua riwayat keluar-masuk tol,” ungkap Stephani, pemandu tur detikOto di Jepang.

    Yang bikin sistem ini makin praktis, semua bank menggunakan kartu ETC yang sama. Tak perlu repot punya banyak kartu dari bank berbeda. Cukup satu kartu untuk semua kebutuhan tol di seluruh Jepang.

    Sistem pembayarannya pun tak kalah unik. Berbeda dengan sistem prabayar ala Flazz dari Bank BCA atau e-Money dari Bank Mandiri di Indonesia, Jepang malah pakai sistem pascabayar.

    “Di sini pakai dulu, nanti akhir bulan baru bayar. Sistem sudah bisa lacak rute mana saja yang kita lewati,” tambah Stephani.

    Cerdas banget! Ini cara Jepang bikin jalan tol lancar dan bebas macet Foto: Muhammad Hafizh Gemilang/detikOto

    Dengan cara seperti ini, gerbang tol bebas dari antrean panjang. Tak ada drama saldo habis atau proses top-up yang memakan waktu.

    Cerita lain yang bikin terkesan adalah tentang integritas masyarakat Jepang. Stephani bercerita saat sistem ETC nasional sekali waktu mengalami gangguan. Data perjalanan hari itu tidak terekam, dan sebenarnya pengendara bisa saja numpang gratis.

    “Kalau di Indonesia kan kita bilang ‘rezeki anak sholeh’,” canda Stephani.

    Tapi yang terjadi justru bikin terkesan. Operator tol membuka pelaporan sukarela, dan hasilnya luar biasa karena 90% pengguna ternyata melaporkan perjalanan mereka dan mau membayar.

    (mhg/dry)

  • Bank Mandiri Salurkan Rp 41 T Dana Pemerintah

    Bank Mandiri Salurkan Rp 41 T Dana Pemerintah

    Jakarta

    PT Bank Mandiri (Perseroan) Tbk (BMRI) terus menyalurkan kredit dari saldo anggaran lebih (SAL) Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Diketahui, Bank Mandiri menerima SAL hingga Rp 55 triliun dari total dana yang guyurkan Kemenkeu ke bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rp 200 triliun.

    Direktur Commercial Banking Bank Mandiri Totok Priyambodo, mengaku telah menyalurkan dana tersebut sebesar Rp 41 triliun atau sekitar 74% dari total Rp 55 triliun. Ia menyebut penyaluran dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

    “Kami salurkan secara efektif sebesar Rp 41 triliun atau setara dengan 74% dari total penempatan hingga akhir September 2025 atau hanya dalam waktu kurang lebih 15 hari,” jelasnya dalam konferensi pers Bank Mandiri secara virtual, Senin (27/10/2025).

    Totok menjelaskan, SAL ini disalurkan kepada segmen UMKM dan padat karya. Selain itu, penyaluran kredit ini diberikan kepada lebih dari 15 sektor strategis nasional, di antaranya sektor-sektor yang berperan penting dalam ketahanan pangan dan energi.

    “Melalui penyaluran yang terarah ini, Bank Mandiri berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan daya saing ekspor, sekaligus memperluas penciptaan lapangan kerja,” jelasnya.

    Totok menambahkan, SAL ini memperkuat fungsi intermediasi Bank Mandiri dan struktur likuiditas. Selain itu, SAL ini juga menjaga biaya dana tetap efisien.

    “Di mana mengingat sumber pendanaan berasal dari penempatan pemerintah dengan cost of fund yang relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata pasar,” pungkasnya.

    Tonton juga video “Kerja Sama dengan Bank Mandiri, CT: Ada Sejarahnya, Ibarat Pulang Kampung” di sini:

    (acd/acd)

  • Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 37,7 T

    Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 37,7 T

    Jakarta

    PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membukukan laba mencapai Rp 37,7 triliun hingga kuartal III 2025. Kemudian untuk pendapatan bunga bersih tercatat tumbuh 4,9% secara tahunan menjadi Rp 78,3 triliun dengan pendapatan non-bunga naik 7,97% menjadi Rp 33,2 triliun.

    Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini memaparkan, total aset konsolidasi Bank Mandiri meningkat jadi Rp 2.563 triliun atau naik 10,3% secara secara tahunan. Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp 1.764,32 triliun, tumbuh 11% secara tahunan.

    “Laba bersih sebesar Rp 37,7 triliun dan total aset mencapai Rp 2,563 triliun. Kinerja yang baik dari Bank Mandiri didukung juga oleh pertumbuhan transaksi digital yang berkelanjutan,” ungkap Novita dalam konferensi persnya secara virtual, Senin (27/10/2025).

    Kemudian untuk posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 13% menjadi Rp 1.884 triliun hingga kuartal III 2025. Sementara untuk CASA, tetap dominan sebesar 69,3%. Menurut Novita, capaian ini mencerminkan keberhasilan strategi dalam menjaga efisiensi biaya dana dan memperkuat likuiditas.

    Pertumbuhan DPK yang solid tersebut didorong oleh peningkatan transaksi digital melalui Super App Livin’ by Mandiri, Livin’ Merchant, dan Kopra by Mandiri. Hingga saat ini, Novita menyebut pengguna layanan digital banking Mandiri melalui platform Livin by Mandiri mencapai 35,1 juta nasabah.

    Sementara itu, frekuensi transaksi meningkat 25% secara tahunan dengan nilai transaksi mencapai Rp 3.220 triliun atau naik 10% dalam sembilan bulan pertama 2025.

    “Kapabilitas digital Bank Mandiri juga hadir mendukung usaha para pelaku bisnis melalui solusi merchant, di mana sebagian besar pengguna Livin Merchant merupakan pedagang atau pelaku usaha mikro,” pungkasnya.

    Tonton juga video “Kerja Sama dengan Bank Mandiri, CT: Ada Sejarahnya, Ibarat Pulang Kampung” di sini:

    (acd/acd)

  • Catat! Ekonom Ungkap 5 Capaian Prabowo di Tahun Pertama

    Catat! Ekonom Ungkap 5 Capaian Prabowo di Tahun Pertama

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto masih memiliki tiga PR besar dalam perekonomian, meskipun mampu menyelesaikan setidaknya lima tantangan selama setahun masa kepemimpinannya sejak 20 Oktober 2025.

    Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, lima tantangan perekonomian yang berhasil diselesaikan Prabowo dalam satu tahun masa kepemimpinannya ini pertama terkait dengan mengembalikan laju pertumbuhan ekonomi di atas 5%.

    Sebagaimana diketahui, pada kuartal II-2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) berhasil tumbuh di level 5,12% secara tahunan atau year on year (yoy), dari sebelumnya pada kuartal I-2025 mengalami kemerosotan ke level 4,87%.

    “Tentu saja pertumbuhan ekonomi 5% ini dicapai tidak dengan mudah di tengah tadi yang Pak Presiden sampaikan, konflik geopolitik dan juga instability dalam global financial situation saat ini,” kata Andry dalam Squawk Box CNBC Indonesia, dikutip Senin (27/10/2025).

    Tantangan kedua, yang berhasil dilalui oleh Pemerintahan Prabowo, menurut Andry ialah menjaga tekanan inflasi di level target Bank Indonesia (BI) kisaran 2,5% plus minus 1%. Per September 2025, tekanan inflasi tercatat di level 2,65% yoy.

    “Tingkat inflasi yang ada saat ini memberikan dua hal. Yang pertama adalah tetap menjaga living cost, biaya hidup masyarakat di Indonesia, terutama kalau kita lihat yang perlu dijaga juga inflasi tingkat pangan,” ucap Andry.

    “Yang kedua juga tetap memberikan insentif bagi dunia usaha, karena kalau inflasinya terlalu rendah juga, misalnya ke arah misalnya di bawah 1%, tentu saja buat dunia usaha tidak ada insentif kemudian untuk memproduksi,” tegasnya.

    Masalah ketiga, kata Andry terkait dengan stabilitas pasar keuangan yang cenderung terjaga dari gejolak ketidakpastian dan tekanan ekonomi global selama era pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Stabilitas itu terjadi di nilai tukar rupiah, pasar modal, dan pasar surat berharga negara (SBN).

    “Dan volatilitas kalau lihat di tiga indikator situasi di global, yakni currency, global equity dan juga bond market, itu jauh lebih volatile di Trump 2.0 ini. Jadi stabilitas di sektor keuangan ini tentu saja kinerja yang hebat dari para otoritas, otoritas fiskal, otoritas moneter dan juga perbankan,” paparnya.

    Keempat, Andry melanjutkan, tantangan yang berhasil diatasi pemerintahan Prabowo Subianto terkait dengan upaya memperbaiki ketimpangan masyarakat. Pada Maret 2025, BPS mencatat ketimpangan yang tercermin dari gini ratio menjadi yang terendah dalam periode 2019-2025, yakni di level 0,375.

    Terakhir, capaian kelima terbesar masa pemerintahan Prabowo Subianto kata Andry ialah keberhasilan menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan sejumlah kelompok ekonomi besar, seperti Eropa maupun Afrika, di tengah tekanan narasi proteksionisme yang di bawah pemerintah AS melalui kebijakan tarif resiprokal Donald Trump.

    Dengan Eropa, misalnya, pemerintah berhasil mencapai kesepakatan substansial Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) pada September lalu. Padahal, perundingan itu sudah dilakukan hampir satu dekade yang lalu.

    “Ini sudah membuka suatu jalan untuk kemudian bagi kita mendiversifikasi tujuan ekspor dan juga kemudian bisa meningkatkan ekspor kita ke depan.
    Di tengah tadi tantangan tarif Trump, bahkan juga kemudian kita juga mendekati negara-negara di benua Afrika yang sebenarnya kita punya ruang untuk meningkatkan produk-produk dari UMKM kita untuk didorong untuk diekspor ke sana,” tutur Andry.

    PR yang Belum Selesai

    Andry mengingatkan, setelah berhasil menyelesaikan lima tantangan itu, Prabowo masih memiliki tiga PR yang harus dikerjakan untuk memperkuat struktur perekonomian Indonesia supaya bisa tumbuh ke level 8% sesuai target selama lima tahun masa pemerintahannya.

    PR pertama kata Andry adalah memperbaiki struktur produksi PDB agar lebih berkelanjutan. Caranya dengan fokus perbaikan pada sektor-sektor industri yang selama ini berkontribusi besar terhadap PDB namun belum mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat.

    Sektor itu di antaranya ialah pertanian, perkebunan, dan perikanan memiliki kontribusi hingga 14% terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia. Lalu, makanan dan minuman, yang kontribusinya ke PDB kisaran 19%, serta perdagangan besar dan eceran mencapai 13%. Meski kontribusi besar, tiga sektor itu pertumbuhannya selalu di bawah 5%. Sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan bahkan tumbuhnya hanya 2,2%.

    “Jadi kisaran 2,2% misalnya, kalau kita bisa dua kali lipatkan pertumbuhannya, ini tentu saja akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara struktural lebih baik lagi ke depannya dan juga dalam hal penyerapan tenaga kerja,” paparnya.

    Kedua, PR yang mesti diselesaikan Prabowo kata Andry terkait dengan perbaikan industri manufaktur yang dalam satu dekade terakhir mengalami periode deindustrialisasi dini, yakni kontribusinya kian menyusut terhadap PDB.

    Untuk mengatasi masalah itu, Andry menganggap, tidak ada opsi lain selain mendorong percepatan investasi yang berkualitas dengan menggerakkan penciptaan iklim investasi yang kondusif di tingkat pusat maupun daerah.

    “Jadi semua kepala daerah dan pemerintah daerah bersama pemerintah pusat itu juga kemudian bisa saling bersaing untuk mengundang foreign investors, direct investors, karena kita membutuhkan direct investment yang luar biasa besar. Karena kita negara yang masih menghadapi tantangan saving investment gap yang cukup besar,” tegas Andry.

    Terakhir, masalah yang harus segera diselesaikan Presiden, kata Andry ialah kembali memperbaiki kondisi kelas menengah yang terus tertekan hingga 2024.

    Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kelas menengah yang menyusut di Indonesia dari posisi 2019 sebanyak 57,33 juta orang menjadi hanya 47,85 juta orang pada 2024 menyisakan tekanan daya beli pada tahun ini, yang tercermin dari lambatnya laju konsumsi rumah tangga.

    Laju konsumsi kini tak lagi mampu tumbuh di atas 5%. Pada Kuartal II-2025 konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97% yoy dengan kontribusi 54,25% ke PDB. Tak mengalami perubahan signifikan dari posisi kuartal I-2025 yang sebesar 4,95%, dan kuartal II-2024 sebesar 4,93%.

    “Kalau kita bisa kemudian mengembalikan dengan penciptaan lapangan kerja dan juga kemudian bisa dengan insentif buat kelas menengah, saya rasa ini juga akan mengembalikan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi dan investasi ke pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih baik lagi ke depannya,” kata Andry.

    Andry menjelaskan, pemerintah saat ini memang sangat berkepentingan untuk mempercepat pertumbuhan karena dalam satu dekade terakhir telah ketinggalan dibanding negara-negara tetangga dalam mencapai angka pertumbuhan di atas 5%. Akibatnya, banyak investor yang lebih memilih menanamkan modalnya atau foreign direct investment ke negara-negara seperti Vietnam.

    “Karena secara relatif negara-negara tetangga kita sudah mampu kemudian tumbuh lebih agresif lagi dan ini yang menjadi salah satu alasan dasar kenapa investasi asing langsung banyak masuk ke Vietnam misalnya, ke negara-negara yang lain. Karena mereka membaca narasi pertumbuhan yang relatif lebih baik dari negara-negara tersebut,” tutur Andry.

    (arj/mij)

    [Gambas:Video CNBC]