Bukan karena Bom, Apa yang Terjadi Saat Ledakan Hebat di Pamulang? Megapolitan 14 September 2025

Bukan karena Bom, Apa yang Terjadi Saat Ledakan Hebat di Pamulang?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 September 2025

Bukan karena Bom, Apa yang Terjadi Saat Ledakan Hebat di Pamulang?
Editor
TANGERANG, KOMPAS.com
– Penyebab ledakan hebat yang memecah keheningan permukiman di Pamulang, Tangerang Selatan, Jumat (12/9/2025) pagi, akhirnya terungkap. 
Komandan Satuan Gegana Sat Brimob Polda Metro Jaya Kompol Nofriyansah memastikan penyebab ledakan bukan oleh bom maupun jenis bahan peledak lainnya.
“Setelah dilakukan sterilisasi di TKP, tidak ditemukan unsur bom atau bahan peledak lainnya,” jelas Nofriyansah kepada wartawan, Jumat.
Pemeriksaan di lokasi turut melibatkan sepuluh personel dari Unit Penjinak Bom (Jibom) Polda Metro Jaya.
Selain itu, tim khusus dari Satuan Kimia, Biologi, Radioaktif, dan Nuklir (KBRN) juga diturunkan untuk memastikan ada atau tidaknya kandungan zat kimia berbahaya di sekitar titik ledakan.
“Kami juga mengerahkan tim KBRN untuk memastikan adanya kandungan kimia,” kata Nofriansyah.
“Selain itu, alat deteksi bahan peledak turut digunakan, dan hasilnya tidak ditemukan adanya unsur peledak,” tambah dia.
Setelah diteliti lebih jauh oleh Detasemen Gegana Brimob Polda Metro Jaya, ternyata sumber ledakan berasal dari tabung elpiji.
Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan, ledakan dipicu akumulasi gas dalam ruangan tertutup yang tersambar percikan api.
“Hasil olah TKP menunjukkan bahwa ledakan gas disebabkan oleh akumulasi gas dalam ruangan tertutup yang terpicu percikan api,” kata Nofriyansah.
Polisi menemukan sejumlah kondisi yang memperkuat dugaan tersebut, mulai dari regulator gas dalam keadaan rusak dan dililit isolasi hitam.
Ia juga menyebut tabung gas 12 kilogram dalam kondisi kosong, serta tuas kompor gas yang masih berada dalam posisi menyala.
Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang menyampaikan, ledakan yang terjadi mengakibatkan delapan rumah warga rusak.
“Rumah yang rusak terdampak itu ada total ada delapan rumah, empat rumah itu mengalami kerusakan yang berat, kemudian empat rumah mengalami kerusakan yang ringan,” ujar Victor.
Selain kerusakan rumah, ledakan juga melukai tujuh warga.
Dari jumlah tersebut, tiga orang masih dirawat intensif di rumah sakit, sedangkan sisanya sudah diperbolehkan pulang.
Korban bernama Agus (45) mengalami luka bakar 90 persen dan telah dirujuk ke RS Tarakan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/9/2025).
Sementara korban Riski Raditia Pratama (18) masih dirawat di ruang isolasi dengan kondisi stabil.
Korban Rini Andriani (39) mengalami luka bakar 70 persen. Ia masih mendapat perawatan intensif di RS Hermina, meski kondisinya dilaporkan stabil.
Terakhir, korban berinisial T (83) mengalami memar di kepala dan menjalani operasi.
Ledakan mengagetkan warga sekitar, salah satunya Irma (bukan nama sebenarnya) yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian. 
“Itu rumah tapi emang berdempetan. Tiga rumah itu emang berdempetan-dempetan. Kayaknya rumah dijadikan satu gitu, ya. Rumah lama satu itu dijadikan dipetak-petak,” kata Irma.
Menurut Irma, suara ledakan terdengar aneh dan berbeda dari biasanya.
“Suaranya jauh ke mana-mana. Bukan kayak yang nyaring. Kayak yang dari bawah tanah gitu, tapi bukan yang nyaring banget, ya kayak mendem gitu suaranya, ya,” ujarnya.
Meski rumahnya berjarak tidak begitu dekat dari titik ledakan, plafon di rumahnya ikut terkena dampak.
“Ini aja rumah saya, tuh. Turun semua itu, kotoran dari atas dari plafon-plafon. Kalau yang dekat (lokasi) malah plafonnya pada hancur. Kita agak berapa meter, kan, ya. Cuma kotoran-kotorannya pada jatuh,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.