TRIBUNNEWS.COM – Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan serangan roket ke Israel, Rabu (2/4/2025).
Brigade al-Quds menargetkan pemukiman Kota Sderot, Nir Am, dan Kfar Aza.
Sirene berbunyi di permukiman ilegal Israel di wilayah Gaza.
Termasuk Sderot, Ivim, Nir Am, dan Kfar Aza.
Selain itu, media Israel mengklaim bahwa dua roket yang ditembakkan dari Gaza menuju pemukiman ini berhasil dicegat.
Peluncuran roket tersebut terjadi setelah rezim Israel mengumumkan akan memperluas agresinya di Jalur Gaza.
Israel juga diketahui berupaya menduduki wilayah tambahan.
Menteri Keamanan Israel, Israel Katz menyebut pasukan zionis akan maju untuk membersihkan wilayah Gaza dan merebutnya.
“Wilayah luas yang akan ditambahkan ke wilayah keamanan Negara Israel,” ujarnya mengutip The Times of Israel, Kamis (3/4/2025).
Pengumuman ini menyusul pengeboman hebat di berbagai wilayah di Jalur Gaza oleh pasukan Israel.
Menurut media Israel, pasukan pendudukan Israel berupaya mengepung Kota Rafah dan memisahkannya dari Khan Younis.
Tujuan yang dinyatakan untuk menambah tekanan pada Perlawanan Palestina agar membebaskan tawanan yang ditahannya sejak 7 Oktober 2023.
Israel Perluas Serangan
Diberitakan sebelumnya, Israel mengumumkan perluasan operasi militernya di Jalur Gaza dengan tujuan untuk merebut lebih banyak wilayah dalam rangka perang genosida di daerah kantong Palestina tersebut, Rabu (2/4/2025).
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengklaim bahwa tentaranya memperluas serangannya terhadap kelompok Hamas, yang mana ia mengatakan bahwa tentaranya akan membersihkan wilayah itu.
Katz menambahkan bahwa operasi militer tersebut akan diperluas dan mencakup evakuasi besar-besaran warga Palestina di wilayah operasi tentaranya.
Dalam dua hari terakhir, tentara Israel mengeluarkan beberapa perintah evakuasi kepada warga Palestina dari wilayah di Gaza utara dan selatan, yang memperburuk kondisi kemanusiaan warga.
Israel memulai operasi udara mendadak di Gaza pada tanggal 18 Maret dan telah menewaskan lebih dari 1.000 korban dan melukai lebih dari 2.000 orang, yang menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada bulan Januari, mengutip Anadolu Agency.
Sebelum dimulainya kembali genosida di Gaza, Israel juga menutup perlintasan Gaza pada awal Maret, mencegah masuknya bantuan dan barang kemanusiaan bagi orang-orang di daerah kantong Palestina tersebut.
Lebih dari 50.300 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan militer Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)