brand merek: Unilever

  • Harga Penutupan IHSG hari ini, 20 Jan 2025

    Harga Penutupan IHSG hari ini, 20 Jan 2025

    Jakarta, FORTUNE– Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) menguat 16.08 poin atau 0.00 persen ke level 7170.74 pada penutupan perdagangan 20 Jan 2025. Tercatat ada 23 saham yang mengalami kenaikan dan 24 yang mengalami penurunan.

    Top Gainers & Top Loser Saham Hari Ini 20 Jan 2025

    ilustrasi pergerakan saham (unsplash.com/Wance Paleri)

    Dengan penguatan IHSG hari ini, berikut ini saham-saham yang menjadi Top Gainer dan Top Loser pada perdagangan hari ini:

    Saham MDKA – Merdeka Copper Gold Tbk. naik 5.59%Saham JPFA – Japfa Comfeed Indonesia Tbk. naik 5.39%Saham AKRA – AKR Corporindo Tbk. naik 4.17%Saham BBNI – Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. naik 3.36%Saham BBRI – Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. naik 3.18%Saham INDF – Indofood Sukses Makmur Tbk. turun -2.96%Saham BBCA – Bank Central Asia Tbk. turun -2.78%Saham ICBP – Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. turun -2.77%Saham UNVR – Unilever Indonesia Tbk. turun -2.23%Saham ADRO – Alamtri Resources Indonesia Tbk. turun -2.08%

    Meskipun beberapa saham mengalami kenaikan, ada juga saham yang mengalami penurunan. Maka dari itu, penting bagi investor untuk melakukan analisis dengan cermat dan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental serta sentimen pasar sebelum membuat keputusan Investasi.

  • Rekomendasi 10 Saham yang Bagus untuk Jangka Panjang

    Rekomendasi 10 Saham yang Bagus untuk Jangka Panjang

    Berikut adalah rekomendasi 10 saham yang memiliki potensi bagus untuk investasi jangka panjang berdasarkan analisis fundamental, pertumbuhan industri, dan kinerja masa lalu.

    1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

    Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BBCA dikenal karena manajemen risikonya yang baik dan pertumbuhan laba yang konsisten. Dengan basis nasabah yang kuat dan strategi digital yang progresif, BBCA menjadi pilihan utama untuk investasi jangka panjang.

    2. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)

    Dengan pertumbuhan teknologi dan digitalisasi di Indonesia, TLKM terus menjadi pemain utama di sektor telekomunikasi. Diversifikasi bisnis, termasuk layanan internet dan data center, menjadikan saham ini menarik untuk masa depan.

    3. PT Astra International Tbk (ASII)

    Sebagai konglomerat terbesar di Indonesia, ASII memiliki diversifikasi bisnis di berbagai sektor, seperti otomotif, agribisnis, dan infrastruktur. Saham ini cocok untuk mereka yang mencari stabilitas dan potensi pertumbuhan.

    4. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

    Perusahaan barang konsumsi ini tetap menjadi pilihan favorit investor jangka panjang. Dengan portofolio produk yang kuat dan kehadiran yang luas di pasar Indonesia, UNVR menawarkan stabilitas dalam investasi.

    5. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

    ICBP adalah pemimpin pasar di sektor makanan dan minuman. Produk-produk ikonik seperti Indomie menjadikan perusahaan ini sangat resilient, bahkan di tengah kondisi ekonomi yang sulit.

    6. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

    Sebagai bank yang fokus pada segmen UMKM, BBRI terus menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Dengan strategi digital yang semakin matang, BBRI memiliki prospek yang cerah untuk jangka panjang.

    7. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)

    Saham sektor energi ini menarik karena permintaan batu bara yang stabil, terutama dari pasar ekspor. Selain itu, diversifikasi ke energi terbarukan memberikan prospek jangka panjang yang positif.

    8. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)

    Sebagai pemimpin pasar di industri semen, SMGR diuntungkan oleh pembangunan infrastruktur yang terus berkembang di Indonesia. Hal ini menjadikannya pilihan menarik untuk investasi jangka panjang.

    9. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)

    Perusahaan farmasi ini terus berkembang dengan fokus pada produk kesehatan dan inovasi. Dengan populasi Indonesia yang terus bertambah, KLBF memiliki pasar yang stabil untuk masa depan.

    10. PT United Tractors Tbk (UNTR)

    Sebagai penyedia alat berat terbesar di Indonesia, UNTR diuntungkan oleh pertumbuhan sektor pertambangan dan infrastruktur. Dengan manajemen yang solid, UNTR adalah pilihan yang layak untuk investasi jangka panjang.
     

  • Harga Penutupan IHSG hari ini, 20 Jan 2025

    Harga Penutupan IHSG hari ini, 16 Jan 2025

    Jakarta, FORTUNE– Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) menguat 27.96 poin atau 0.00 persen ke level 7107.52 pada penutupan perdagangan 16 Jan 2025. Tercatat ada 22 saham yang mengalami kenaikan dan 18 yang mengalami penurunan.

    Top Gainers & Top Loser Saham Hari Ini 16 Jan 2025

    ilustrasi pergerakan saham (unsplash.com/Wance Paleri)

    Dengan penguatan IHSG hari ini, berikut ini saham-saham yang menjadi Top Gainer dan Top Loser pada perdagangan hari ini:

    Saham WIKA – Wijaya Karya (Persero) Tbk. naik 3.31%Saham UNVR – Unilever Indonesia Tbk. naik 2.88%Saham BMRI – Bank Mandiri (Persero) Tbk. naik 2.17%Saham BBNI – Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. naik 2.04%Saham INKP – Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. naik 1.92%Saham AKRA – AKR Corporindo Tbk. turun -1.64%Saham INCO – Vale Indonesia Tbk. turun -1.64%Saham BUKA – Bukalapak.com Tbk. turun -1.63%Saham INDF – Indofood Sukses Makmur Tbk. turun -1.62%Saham KLBF – Kalbe Farma Tbk. turun -1.59%

    Meskipun beberapa saham mengalami kenaikan, ada juga saham yang mengalami penurunan. Maka dari itu, penting bagi investor untuk melakukan analisis dengan cermat dan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental serta sentimen pasar sebelum membuat keputusan Investasi.

  • Unilever Indonesia Kenalkan Jajaran Direksi Baru, Ini Sosoknya

    Unilever Indonesia Kenalkan Jajaran Direksi Baru, Ini Sosoknya

    Jakarta

    PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan susunan direksi baru dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Kamis (14/1). Rapat tersebut menyetujui pengangkatan Alejandro Meinardo Jr Santos Concha, Vandana Suri, dan Neeraj Lal sebagai direksi baru perusahaan.

    Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap mengucapkan selamat kepada jajaran direksi baru yang diangkat. Dia juga menyampaikan apresiasi dan harapan kepada para mantan direktur.

    “Atas nama Perseroan, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan hormat kami kepada Hernie Raharja, Ainul Yaqin, dan Vivek Agarwal atas kontribusi dan dedikasi mereka yang luar biasa selama masa menjabat. Kepemimpinan, visi, dan komitmen mereka telah memainkan peran penting dalam mendorong strategi dan rencana aksi perseroan,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (16/1/2025).

    “Semoga sukses dan bahagia dalam langkah-langkah selanjutnya, warisan rekan-rekan kami ini akan tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan Unilever Indonesia,” imbuhnya.

    Profil Direksi Baru Unilever Indonesia

    Adapun susunan Direksi baru Unilever Indonesia berdasarkan hasil RUPSLB sebagai berikut

    Alejandro Meinardo Jr Santos Concha

    Berpengalaman 30 tahun di Filipina, Myanmar, dan Indonesia. Ia memulai kariernya di Unilever Filipina dan telah memegang berbagai posisi di bidang General Trade, Modern Trade, Customer Marketing, Brand, dan Operations. Ia memulai perjalanan di Indonesia sebagai Ice Cream General Manager, dan mulai menjabat sebagai VP Customer Development (Sales) Indonesia pada 1 Agustus 2024.

    Vandana Suri

    Pemimpin pemasaran berpengalaman lebih dari 20 tahun. Baru-baru ini, Vandana menjabat sebagai Global Brand Vice President Pond’s di mana ia memimpin kesuksesan rebranding dan peluncuran kembali merek Pond’s pada 2023. Vandana bergabung dengan Unilever lebih dari 12 tahun lalu, dari Hindustan Unilever Limited pada 2011, dan telah bekerja di semua divisi utama Perseroan, termasuk Home Care, Beauty & Wellbeing, dan Nutrition.

    Neeraj Lal

    Dengan 22 tahun pengalaman global, termasuk 17 tahun di Unilever, ia memegang beberapa posisi senior di berbagai pasar utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Terakhir, beliau menjabat sebagai Head of Commercial Experience di Unilever Operations, yang bertanggung jawab atas Global Finance dan Procurement Operations.

    Peran Baru Mantan Direksi

    Adapun dua mantan direksi, yakni Vivek Agarwal dan Ainul Yaqin akan mengemban peran baru sebagai bagian dari tim manajemen global Unilever. Vivek Agarwal akan mengawasi Southeast Asia (SEA) Portfolio Development, sementara Ainul Yaqin akan memimpin Personal Care Digital Marketing Transformation and Capability, dengan fokus khusus pada pasar Asia. Sementara itu, Hernie Raharja memutuskan untuk meraih peluang di luar perseroan.

    Benjie meyakini keputusan-keputusan strategis ini adalah bagian penting dari komitmen Unilever untuk membangun bisnis yang terus bertumbuh secara jangka panjang di Indonesia.

    “Inisiatif strategis perseroan dalam memfokuskan kembali bisnis juga akan mendorong inovasi yang lebih berdampak, memastikan bahwa bisnis tetap tangguh dan berada pada posisi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan,” jelas Benjie.

    Sebagai informasi, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dan rapat umum pemegang saham independen PT Unilever Indonesia Tbk kemarin juga menyetujui langkah divestasi bisnis es krim kepada PT The Magnum Ice Cream Indonesia seharga Rp 7 triliun.

    Adapun nilai total dari rencana penjualan bisnis es krim ini bernilai Rp 7 triliun (belum termasuk PPN). Hasil penjualan direncanakan akan didistribusikan sebagai dividen tunai bagi pemegang saham setelah transaksi selesai. Dalam jangka pendek, transaksi ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung kepada para pemegang saham.

    Benjie berharap divestasi ini juga dapat memperkuat posisi kas perusahaan dan mengurangi ketergantungan pada pendanaan eksternal. Setelah ini, perseroan akan berfokus pada bisnis intinya yaitu home and personal care (terdiri dari home care, beauty & wellbeing, dan personal care) dan nutrition.

    “Unilever Indonesia bermaksud merampingkan operasional, meningkatkan efisiensi, dan mendorong inovasi dengan mengembalikan fokus pada area bisnis inti kami. Pendekatan strategis ini memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih baik, memperkuat posisi kami di pasar, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja keuangan,” tukasnya.

    Tonton juga Video: Apresiasi Penerapan Bisnis Berkelanjutan Dalam Inisiatif ED&I Untuk Unilever Indonesia

    (akn/ega)

  • RUPSLB Unilever setujui divestasi bisnis es krim hingga rombak direksi

    RUPSLB Unilever setujui divestasi bisnis es krim hingga rombak direksi

    Nilai total dari rencana penjualan bisnis es krim (tidak termasuk PPN) adalah sebesar Rp7 triliun

    Jakarta (ANTARA) – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dan rapat umum pemegang saham independen PT Unilever Indonesia Tbk menyetujui langkah divestasi bisnis es krim hingga rombak jajaran direksi.

    “Keputusan strategis ini mencerminkan komitmen kami untuk memperkuat posisi perseroan dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham independen atas dukungan dan persetujuannya terhadap rencana perseroan untuk mendivestasikan bisnis es krim,” ujar Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

    Dalam usulan pertama, para pemegang saham Unilever menyepakati untuk menjual bisnis es krim kepada PT The Magnum Ice Cream Indonesia.

    Nilai total dari rencana penjualan bisnis es krim (tidak termasuk PPN) adalah sebesar Rp7 triliun.

    “Dalam jangka pendek, transaksi ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung kepada para pemegang saham, karena perseroan berencana akan mendistribusikan hasil penjualan sebagai dividen tunai pada saat transaksi selesai. Selain itu, transaksi ini diharapkan dapat memperkuat posisi kas perseroan dan mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan eksternal,” jelasnya.

    Setelah transaksi selesai, lanjut Benjie, perseroan akan berfokus pada bisnis intinya yaitu home and personal care (terdiri dari home care, beauty & wellbeing, dan personal care) dan nutrition.

    “Unilever Indonesia bermaksud merampingkan operasional, meningkatkan efisiensi, dan mendorong inovasi dengan mengembalikan fokus pada area bisnis inti kami. Pendekatan strategis ini memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih baik, memperkuat posisi kami di pasar, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja keuangan,” terang Benjie.

    Sementara, General Manager Ice Cream Indonesia Amaryllis Esti Wijono menuturkan hal ini membuka babak baru yang menarik bagi bisnis es krim miliknya di Indonesia, yang memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada industri es krim.

    “Dengan peningkatan ketangkasan dan pendekatan yang lebih terdedikasi, kami berada di posisi tepat untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan yang signifikan di sektor yang dinamis ini. Kami tetap berkomitmen untuk mendorong inovasi dan memberikan produk yang istimewa untuk memenuhi kebutuhan konsumen kami yang terus berkembang,” katanya.

    Lebih lanjut, Unilever juga mengumumkan perubahan kepemimpinan. Lewat RUPSLB, direksi baru yang diangkat adalah Alejandro Meinardo Jr Santos Concha, Vandana Suri, dan Neeraj Lal.

    Alejandro memiliki latar belakang di bidang penjualan dan manajemen umum dengan pengalaman berkarir selama 30 tahun di Filipina, Myanmar, dan Indonesia.

    Ia memulai karirnya di Unilever Filipina dan telah memegang berbagai posisi di bidang General Trade, Modern Trade, Customer Marketing, Brand, dan Operations.

    Alejandro memulai perjalanan di Indonesia sebagai Ice Cream General Manager, dan mulai menjabat sebagai VP Customer Development (Sales) Indonesia pada 1 Agustus 2024.

    Kemudian, Vandana adalah pemimpin dalam bidang pemasaran yang berpengalaman, dikenal piawai membangun merek hingga skala besar dan mengembangkan segmen pasar yang baru.

    Dengan pengalaman karier lebih dari 20 tahun, ia telah memimpin berbagai kategori utama seperti skin care & laundry. Baru-baru ini, Vandana menjabat sebagai Global Brand Vice President Pond’s yang mana ia memimpin rebranding dan peluncuran kembali merek Pond’s pada 2023.

    Vandana bergabung dengan Unilever lebih dari 12 tahun yang lalu, dimulai dari Hindustan Unilever Limited pada 2011, dan telah bekerja di semua divisi utama perseroan, termasuk Home Care, Beauty & Wellbeing, dan Nutrition.

    Direksi lainnya, Neeraj berpengalaman selama 22 tahun, termasuk 17 tahun di Unilever, yang mana ia memegang beberapa posisi senior di berbagai pasar utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Terakhir, ia menjabat sebagai Head of Commercial Experience di Unilever Operations, yang bertanggung jawab atas Global Finance dan Procurement Operations.

    Benjie menyampaikan apresiasi dan harapan kepada para mantan direktur.

    “Atas nama perseroan, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan hormat kami kepada Hernie Raharja, Ainul Yaqin, dan Vivek Agarwal atas kontribusi dan dedikasi mereka yang luar biasa selama masa menjabat. Kepemimpinan, visi, dan komitmen mereka telah memainkan peran penting dalam mendorong strategi dan rencana aksi Perseroan. Semoga sukses dan bahagia dalam langkah-langkah selanjutnya, warisan rekan-rekan kami ini akan tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan Unilever Indonesia,” ungkapnya.

    Adapun Vivek dan Ainul akan mengemban peran baru sebagai bagian dari tim manajemen global Unilever.

    Vivek akan mengawasi Southeast Asia (SEA) Portfolio Development, sementara Ainul akan memimpin Personal Care Digital Marketing Transformation and Capability, dengan fokus khusus pada pasar Asia. Sementara, Hernie memutuskan untuk meraih peluang di luar perseroan.

    “Kami yakin keputusan-keputusan strategis ini adalah bagian penting dari komitmen kami untuk membangun bisnis yang terus bertumbuh secara jangka panjang di Indonesia. Inisiatif strategis perseroan dalam memfokuskan kembali bisnis juga akan mendorong inovasi yang lebih berdampak, memastikan bahwa bisnis tetap tangguh dan berada pada posisi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan,” sebut Benjie.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kata Dua Analis Soal Tujuan Strategis UNVR Lepas Bisnis Es Krim Rp 7 T – Halaman all

    Kata Dua Analis Soal Tujuan Strategis UNVR Lepas Bisnis Es Krim Rp 7 T – Halaman all

    Kata Dua Analis Soal Tujuan Strategis UNVR Lepas Bisnis Es Krim Rp 7 T

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Langkah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjual bisnis es krimnya disambut positif.

    Sambutan positif itu terlihat saat usulan tersebut disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dan Rapat Umum Pemegang Saham Independen (RUPS Independen), UNVR menjual bisnis es krim mereka seharga Rp 7 triliun, Selasa (14/1/2025).

    Penjualan ini dipandang sebagai langkah strategis yang tidak hanya memperkuat posisi kas perusahaan, tetapi juga membuka peluang baru untuk fokus pada bisnis intinya.

    “Investor meyakini kalau dengan penjualan bisnis es krim Unilever ke PT The Magnum Ice Cream Indonesia akan memberikan pendanaan bagi perusahaan untuk ekspansi dan membantu percepatan pertumbuhan perusahaan dari segi kinerja keuangannya,” ujar Abdul Haq Alfaruqy, pengamat dari Stocknow, Selasa(14/1/2025).

    Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas menyebut langkah tersebut adalah keputusan strategis yang cerdas.

    Mengingat persaingan ketat di industri Fast Moving Consumer Good(FMCG), langkah strategis ini menunjukkan kesiapan Unilever untuk memperkuat daya saingnya. 

    Fokus baru ini tidak hanya mencerminkan efisiensi, tetapi juga mengindikasikan potensi pertumbuhan yang lebih besar bagi sektor konsumer di Indonesia.

    Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Benjie Yap menyebut langkah ini sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk terus mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan. 

    “Keputusan strategis ini mencerminkan komitmen kami untuk memperkuat posisi perseroan dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan,” ujarnya.

    Benjie juga menyampaikan bahwa setelah melepas bisnis es krim, Unilever akan mengarahkan sumber dayanya ke bisnis inti, yakni Home and Personal Care serta Nutrition. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong inovasi produk.

    “Unilever Indonesia bermaksud merampingkan operasional, meningkatkan efisiensi, dan mendorong inovasi dengan mengembalikan fokus pada area bisnis inti kami,” tambah Benjie.

     

  • Unilever Dapat Restu Pemegang Saham Lepas Bisnis Es Krim

    Unilever Dapat Restu Pemegang Saham Lepas Bisnis Es Krim

    RUPSLB hari ini menyetujui susunan direksi perseroan yang baru. Direksi baru yang diangkat itu di antaranya adalah Alejandro Meinardo Jr Santos Concha, Vandana Suri, dan Neeraj Lal.

    Alejandro Meinardo Jr Santos Concha memiliki latar belakang yang kuat di bidang penjualan dan manajemen umum dengan pengalaman berkarir selama 30 tahun di Filipina, Myanmar, dan Indonesia. 

    Ia memulai karirnya di Unilever Filipina dan telah memegang berbagai posisi di bidang General Trade, Modern Trade, Customer Marketing, Brand, dan Operations. Beliau memulai perjalanan di Indonesia sebagai Ice Cream General Manager, dan mulai menjabat sebagai VP Customer Development (Sales) Indonesia pada 1 Agustus 2024.

    Sedangkan, Vandana Suri adalah pemimpin dalam bidang pemasaran yang berpengalaman, dikenal piawai membangun merek hingga skala besar dan mengembangkan segmen pasar yang baru. Dengan pengalaman karier lebih dari 20 tahun Ia telah memimpin berbagai kategori utama seperti Skin Care & Laundry.

    Belum lama ini, Vandana menjabat sebagai Global Brand Vice President Pond’s di mana ia memimpin kesuksesan rebranding dan peluncuran kembali merek Pond’s pada 2023. Vandana bergabung dengan Unilever lebih dari 12 tahun yang lalu, dimulai dari Hindustan Unilever Limited pada 2011, dan telah bekerja di semua divisi utama Perseroan, termasuk Home Care, Beauty & Wellbeing, dan Nutrition.

    Adapun, Neeraj Lal berpengalaman selama 22 tahun, termasuk 17 tahun di Unilever, di mana ia memegang beberapa posisi senior di berbagai pasar utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Terakhir, beliau menjabat sebagai Head of Commercial Experience di Unilever Operations, yang bertanggung jawab atas Global Finance dan Procurement Operations.

    Benjie menyampaikan apresiasi dan harapan kepada para mantan direktur. Dia berterima kasih kepada Hernie Raharja, Ainul Yaqin, dan Vivek Agarwal atas kontribusi dan dedikasi mereka yang luar biasa selama masa menjabat.

    “Kepemimpinan, visi, dan komitmen mereka telah memainkan peran penting dalam mendorong strategi dan rencana aksi Perseroan. Semoga sukses dan bahagia dalam langkah-langkah selanjutnya, warisan rekan-rekan kami ini akan tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan Unilever Indonesia,” ujarnya.

    Vivek Agarwal dan Ainul Yaqin akan mengemban peran baru sebagai bagian dari tim manajemen global Unilever. Vivek Agarwal akan mengawasi Southeast Asia (SEA) Portfolio Development.

    Sementara Ainul Yaqin akan memimpin Personal Care Digital Marketing Transformation and Capability, dengan fokus khusus pada pasar Asia. Hernie Raharja memutuskan untuk meraih peluang di luar Perseroan.

    “Inisiatif strategis Perseroan dalam memfokuskan kembali bisnis juga akan mendorong inovasi yang lebih berdampak, memastikan bahwa bisnis tetap tangguh dan berada pada posisi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan,” pungkas Benjie.
     

  • Kata Pakar soal Tujuan Strategis Unilever Jual Lini Bisnis Es Krim Rp 7 Triliun – Halaman all

    Kata Pakar soal Tujuan Strategis Unilever Jual Lini Bisnis Es Krim Rp 7 Triliun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Langkah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) untuk melepas unit bisnis es krim senilai Rp 7 triliun dinilai memiliki tiga tujuan strategis.

    Langkah strategis itu antara lain bertujuan untuk fokus pada penguatan lini bisnis inti, optimalisasi kinerja, dan kemampuan meningkatkan dividen dalam jangka pendek. 

    Seperti dilaporkan, perseroan menyatakan akan mendistribusikan hasil bersih dari transaksi tersebut langsung kepada Pemegang Saham sebagai dividen tunai setelah penyelesaian transaksi. 

    Investment Analyst Lead Stockbit Sekuritas, Edi Chandren, dalam risetnya, dikutip Senin (13/1), menilai penjulan unit bisnis es krim sebagai langkah positif.

    “Kami menilai rencana transaksi penjualan bisnis es krim ini sebagai hal yang positif bagi UNVR. Di tengah berbagai tantangan yang sedang dihadapi perseroan – termasuk di bisnis es krim hingga saat ini – divestasi ini dapat membuat perseroan menjadi lebih fokus dalam menjalankan bisnisnya,”ucap Edi.

    Dengan penjualan unit bisnis es krim, UNVR dapat memanfaatkan momen ini untuk memfokuskan sumber daya pada bisnis inti dengan potensi margin dan pertumbuhan yang lebih baik.

    Langkah ini juga tepat untuk menjaga efisiensi operasional dan meningkatkan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham.

     
    Keputusan ini juga dipandang sebagai cara untuk meningkatkan fleksibilitas keuangan perusahaan.

    Dengan memperkuat posisi kas, Unilever dapat mengurangi ketergantungan pada utang, memungkinkan pengalokasian modal yang lebih terfokus pada inovasi produk dan ekspansi pasar dalam kategori bisnis utama.
     
    Sementara itu, Ekonom Keuangan dan Praktisi Pasar Modal, Hans Kwee beberapa waktu lalu menyampaikan, langkah yang diambil perseroan dengan menjual unit bisnis es krim sebagai bagian dari strategi untuk kembali merebut pasar akan berpotensi memacu kinerja UNVR ke depan. 
     
    Pasalnya, dengan divestasi, perusahaan mendapat dana segar, yang dapat digunakan untuk ekspansi bisnis inti.  Jika pun tidak dipakai ekspansi, dana tersebut dipakai untuk membayar deviden, sehingga menguntungkan bagi pemegang saham. Yang pasti, langkah ini dinilai strategis untuk meningkatkan kinerja. 

    Sementara, ekonom yang juga pengamat pasar modal, Dodi Arifianto menyatakan, 
    dengan melepaskan unit bisnis es krim yang memiliki volatilitas pasar tersendiri, diyakini perusahaan dapat lebih memusatkan perhatian pada kategori utama yang lebih relevan dengan strategi pertumbuhan global.

    Hal ini juga memperbaiki efisiensi operasional perusahaan secara keseluruhan.
     
    Pelepasan bisnis es krim ini juga mengurangi eksposur perusahaan terhadap risiko operasional di sektor tersebut.

    Dalam jangka panjang, langkah ini diharapkan memperkuat cadangan kas dan memberikan peluang bagi peningkatan dividen secara konsisten, menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi para pemegang saham.
     
    Pasar telah memberikan respons beragam terhadap langkah ini, tetapi para pemegang saham utama terlihat tetap optimis dengan terus menambah kepemilikan mereka di UNVR.
     
    Langkah ini dinilai memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi perusahaan untuk merespons tantangan pasar dengan lebih cepat dan terarah.
     
    Keputusan ini juga dipandang sebagai langkah strategis yang tidak hanya berdampak positif pada likuiditas perusahaan tetapi juga pada efisiensi operasional.

    Dengan alokasi sumber daya yang lebih terfokus, Unilever Indonesia dapat memperkuat daya saingnya di pasar domestik maupun internasional. 
     
    Dengan mengintegrasikan strategi bisnis yang berorientasi pada fokus inti dan efisiensi, langkah pelepasan unit bisnis ini menempatkan Unilever Indonesia pada jalur pertumbuhan yang lebih stabil, memprioritaskan nilai jangka panjang bagi pemegang saham, dan menciptakan peluang yang lebih besar untuk peningkatan dividen secara konsisten.

     

  • Kata Pakar soal Tujuan Strategis Unilever Jual Lini Bisnis Es Krim Rp 7 Triliun – Halaman all

    Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel Bikin Pangsa Pasar Unilever Makin Merosot – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Suasana di Palestina yang memanas akibat eskalasi Israel berpengaruh buruk pada perusahaan yang diduga terafiliasi dengan negara di bawah pimpinan Benjamin Netanyahu.

    Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak di Asia Tenggara memboikot produk yang dianggap memberikan dukungan diam-diam terhadap serangan militer Israel ke Gaza melalui aktivitas bisnis.

    Unilever menjadi satu dari sekian perusahaan yang terdampak dari aksi boikot tersebut. Pada Oktober 2024, pangsa pasar perusahaannya di Indonesia turun ke angka 34,9 persen pada kuartal ketiga, dari 38,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

    Bisnis Unilever di Indonesia menghasilkan 2,39 miliar dolar AS sepanjang tahun 2023, berkontribusi 3,8 persen terhadap penjualan grup secara global, dikutip dari Reuters.

    Unilever mengakui pada bulan Oktober bahwa boikot telah berdampak pada penjualan, meskipun belum memberikan rinciannya.

    PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR.JK), membuka tab baru pada bulan Oktober 2024 melaporkan penurunan 18,2 persen dalam penjualan pokok triwulanan menjadi Rp 8,4 triliun.

    Sekitar 87 persen dari 280 juta penduduk Indonesia beragama Islam dan kelompok, serta aplikasi pro-Palestina telah muncul yang mendesak orang untuk memboikot merek, termasuk yang dibuat oleh Unilever.

    Aplikasi ini memungkinkan pembeli di banyak negara untuk memindai kode batang produk dan merekomendasikan keputusan pembelian berdasarkan tindakan perusahaan induk terkait perang.

    Kemudian, minat masyarakat terhadap produk Unilever juga bergeser. Meskipun memiliki merek-merek besar termasuk deodoran Axe, es krim Cornetto dan bubuk penyedap Royco, Unilever telah berjuang untuk meningkatkan pangsa pasar selama hampir satu dekade karena pembeli beralih ke merek lokal yang lebih murah.

    Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada 2020, produk kesehatan Unilever seperti Lifebuoy, Sunlight hingga Royco menempati 10 merek teratas pilihan konsumen.

    Sayangnya, pada tahun 2023 hanya Royco yang bertahan di 10 teratas dan bersaing ketat dengan produsen deterjen lokal seperti SoKlin dari Wings Group dan biskuit Roma dari Mayora Indah, menurut firma riset Kantar.

    Unilever juga menghadapi persaingan dari perusahaan kecantikan halal lokal Wardah, Aice yang membuat es krim, dan pemain internasional baru seperti Skintific dari Tiongkok.

    Di toko daring lokal, sebotol sabun cair ukuran 400 mililiter yang dibuat oleh merek Nuvo milik Wings Group dijual dengan harga sekitar 20 persen lebih murah daripada sabun cair Lifebuoy milik Unilever dengan ukuran yang sama.

    Sebotol deterjen cair SoKlin milik Wings ukuran 700 ml dijual dengan harga sekitar 7 persen lebih murah daripada deterjen Rinso milik Unilever.

    Konsumen Berubah

    Menurunnya masyarakat kelas menengah di Indonesia sejak 2019-2024 akibat PHK, juga menjadi faktor pendukung sulitnya Unilever mempertahankan pangsa pasar.

    Selain itu, perubahan cara belanja masyarakat yang memilih jalur online untuk mencari harga terbaik menambah sulit perusahaan ini.

    Presiden Unilever Indonesia Benjie Yap, mengatakan pihaknya sedang menghadapi situasi yang penuh dengan tantangan, tetapi perusahaan memahami dengan jelas langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya sambil terus beradaptasi dengan lanskap pasar yang berkembang pesat.

    “Penurunan pangsa pasar terjadi di hampir semua kategori karena beberapa hal, salah satunya adalah sentimen konsumen yang negatif,” kata Yap kepada Reuters.

    Unilever tengah berupaya untuk memberikan harga yang lebih konsisten, menempatkan produknya di toko yang lebih banyak dan lebih baik, serta meningkatkan cara mengelola inventaris, serta menjual dan mendistribusikan produk secara daring.

    Para pesaing menikmati pertumbuhan yang kuat di sebagian besar kategori Unilever, termasuk makanan kemasan, kecantikan dan perawatan rumah.

    Pasar perawatan rumah di Indonesia diperkirakan tumbuh tahun ini sebesar 11,5 persen menjadi 3,4 miliar dolar AS dan pasar makanan kemasan diperkirakan tumbuh sekitar 11,7 persen menjadi 21,8 miliar dolar AS, menurut data Euromonitor International.

    Sementara itu, penjualan pokok untuk unit perawatan rumah dan barang pribadi Unilever di Indonesia turun 20,8 persen pada kuartal ketiga. Penjualan pokok makanan dan minuman turun 13,3 persen.

    “Merek lokal dan asing memanfaatkan peluang ini, dengan meningkatkan promosi agresif, khususnya pada platform e-commerce,” kata Analis DBS Bank Cheria Widjaja.

    Bulan lalu, perusahaan pialang tersebut menurunkan peringkat bisnis Unilever di Indonesia dari hold menjadi fully valued.

  • Kata Pakar soal Tujuan Strategis Unilever Jual Lini Bisnis Es Krim Rp 7 Triliun – Halaman all

    Unilever Jual Bisnis Es Krim Senilai Rp 7 T, Ini Kata Ekonom – Halaman all

     
    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) secara resmi mengumumkan keputusan strategis untuk melepas unit bisnis es krim senilai Rp 7 triliun.

    Ekonom  yang juga pengamat pasar modal, Dodi Arifianto menilai langkah ini adalah strategi yang sejalan dengan dinamika ekonomi saat ini.

    Menyikapi situasi ekonomi yang bergerak dinamis, langkah korporasi ini dinilai sebagai strategi yang tepat untuk memperkuat fokus pada bisnis inti perusahaan, mengoptimalkan kinerja, dan memberikan manfaat langsung kepada pemegang saham.

    Dana hasil penjualan ini akan didistribusikan dalam bentuk dividen tunai, memberikan keuntungan signifikan bagi investor dalam jangka pendek.

    “Dalam kondisi ekonomi yang dinamis, korporasi besar seperti Unilever seringkali melakukan evaluasi terhadap unit bisnis mereka. Jika ada unit bisnis yang memiliki return on investment (RoI) kecil, lebih baik dialihkan atau dilepas agar sumber daya dapat difokuskan pada bisnis dengan potensi pertumbuhan lebih besar,” ujarnya, dikutip Kamis (9/1/2024).
     
    Dodi menambahkan bahwa keputusan Unilever untuk melepas divisi es krim adalah langkah logis. 

    “Bisnis es krim, jika dibandingkan dengan produk rumah tangga seperti sabun, deterjen, dan produk FMCG lainnya, memang memiliki kontribusi yang lebih kecil terhadap total pendapatan perusahaan. Dengan dilepasnya unit bisnis ini, Unilever dapat mengurangi beban operasional dan meningkatkan efisiensi,” jelasnya.

    Penjualan unit bisnis ini juga membuka peluang besar bagi Unilever untuk memperkuat posisi keuangan perusahaan.

    Dengan tambahan dana segar, perusahaan dapat mengurangi ketergantungan pada utang dan meningkatkan fleksibilitas keuangan. Menurut Dodi, hal ini memberi ruang bagi Unilever untuk melakukan inovasi produk dan ekspansi pasar di kategori bisnis utama mereka.
     
    “Setiap perusahaan besar pasti memiliki siklus, ada masa untung dan rugi. Langkah Unilever ini sudah benar. Mereka memanfaatkan momentum untuk memperkuat bisnis inti yang memang lebih relevan dengan kebutuhan pasar saat ini,” kata Dodi.
     
    Unilever Indonesia sendiri telah mengonfirmasi bahwa penjualan divisi es krim ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk fokus pada lini produk utama di kategori FMCG, seperti produk rumah tangga, perawatan tubuh, dan kebutuhan sehari-hari. Langkah ini diyakini akan memberikan nilai tambah jangka panjang bagi para pemegang saham.
     
    Dodi juga mencatat bahwa dana hasil penjualan dapat digunakan untuk mendukung berbagai inisiatif strategis. “Dengan posisi kas yang kuat, Unilever memiliki peluang besar untuk mengakuisisi bisnis baru yang lebih relevan atau mengembangkan produk unggulan mereka,” tambahnya.
     
    Eksperimen bisnis seperti yang dilakukan pada divisi es krim sudah menjadi hal biasa di perusahaan besar seperti Unilever.

    “Setiap unit bisnis memiliki neraca sendiri-sendiri, dan perusahaan pasti melakukan evaluasi berkala. Jika unit tersebut tidak memberikan hasil yang optimal, maka dilepas untuk efisiensi,” kata Dodi.
     
    Penjualan divisi es krim ini juga dinilai sebagai langkah yang mendukung efisiensi operasional. Dengan fokus pada produk rumah tangga dan FMCG lainnya, Unilever dapat meningkatkan margin keuntungan secara keseluruhan.

    “Bisnis es krim memang tidak bisa dibandingkan dengan sabun, deterjen, atau produk-produk FMCG lainnya yang memiliki kontribusi besar terhadap pendapatan. Ini adalah langkah yang wajar dan strategis,” ujar Dodi.
     
    Dalam jangka panjang, fokus pada bisnis inti diyakini akan memberikan dampak positif bagi kinerja Unilever Indonesia.

     “Fokus pada kategori bisnis utama akan memperkuat posisi pasar mereka, meningkatkan efisiensi, dan memberikan nilai lebih kepada para pemegang saham,” kata Dodi.
     
    Langkah strategis ini juga mencerminkan bagaimana perusahaan besar seperti Unilever terus beradaptasi dengan dinamika pasar dan kebutuhan konsumen. Dengan memperkuat bisnis inti, Unilever Indonesia diproyeksikan akan semakin kompetitif di pasar FMCG.
     
    “Pada akhirnya, keputusan seperti ini adalah bagian dari siklus bisnis. Tidak mungkin sebuah perusahaan terus memaksakan unit bisnis yang tidak menguntungkan. Dengan fokus pada lini bisnis utama, Unilever akan lebih siap menghadapi tantangan pasar di masa depan,” tutup Dodi. (oln/kontan)