brand merek: Unilever

  • Digandeng Unilever Indonesia, Ini Cerita Para NGO Kurangi Sampah Plastik

    Digandeng Unilever Indonesia, Ini Cerita Para NGO Kurangi Sampah Plastik

    Jakarta

    Ada banyak cara sinergi lintas sektor untuk upaya bersama pengelolaan sampah plastik. Bagi komunitas-komunitas atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berurusan langsung dengan berbagai lapisan masyarakat, kerja sama dengan sektor swasta dapat memperkuat dan memperluas dampak dari gerakan masing-masing.

    Hal ini dialami LSM Lohjinawi dan Waste4Change yang sudah bertahun-tahun bermitra dengan Unilever Indonesia. Lohjinawi adalah organisasi pengelolaan sampah plastik, pemberdayaan UMKM dan pengembangan masyarakat asal Surabaya, sementara Waste4Change adalah perusahaan pengelolaan sampah dengan visi mengurangi jumlah sampah yang ada di Indonesia, terutama di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

    Ketua Yayasan Lohjinawi, Yasmin, mengatakan bahwa awal mula terbentuknya Lohjinawi adalah pantikan dari Unilever.

    “Dulunya saya ini bekerja sebagai salah satu agen dari Unilever untuk produk home care dan personal care,” ujar Yasmin dalam sesi bincang bersama detikcom Leaders Forum ‘Bebas Plastik 2040, Mimpi atau Misi?’, Senin (7/7/2025).

    “Tahun 2005 ada tawaran dari Unilever untuk menggerakan program Berantas Bersih, untuk pengelolaan sampah” sambungnya. Itulah awal mula keterlibatan Yasmin dalam gerakan pengelolaan sampah.

    Pada 2012, Yasmin membentuk Yayasan Lohjinawi di Surabaya dan kemudian berekspansi ke kota-kota lain seperti Banjarmasin. Meskipun sudah lebih dari 20 tahun, Yasmin berpendapat bahwa edukasi soal pengelolaan sampah kepada masyarakat bukanlah hal yang mudah dan kolaborasi lintas sektor seperti yang terus berjalan dengan Unilever Indonesia menjadi faktor yang sangat membantu dalam perjalanannya sebagai waste entrepreneur.

    Sama halnya dengan Waste4Change. Dikatakan oleh Founder Waste4Change Bijaksana Junerosano yang juga pendiri Greeneration Indonesia, Ecoxyztem, Unilever Indonesia mengajak pihaknya bekerja sama sejak 11 tahun yang lalu.

    “Sama dengan cerita mbak Yasmin dan Lohjinawi, waktu kami memulai di tahun 2014-2015, salah satu klien pertama yang percaya kepada Waste4Change itu adalah Unilever,” jelas Sano.

    “Gedungnya itu diizinkan untuk kemudian kami kelola secara bertanggung jawab, zero waste to landfill. Jadi menurut saya yang dibutuhkan sama kami entrepreneur-entrepreneur adalah trust, kepercayaan,” sambungnya.

    Sano mengatakan hal kedua yang dibutuhkan adalah kesempatan. Kemudian hal yang terakhir adalah pemanduan atau guidance.

    Setiap tahunnya, Unilever Indonesia melakukan audit ke kantor Waste4Change. Dikarenakan kinerjanya yang membaik dari tahun ke tahun, Waste4Change pun akhirnya terus berkembang hingga saat ini.

    “Yang tadinya cuma tiga orang, kami sekarang ada 700 orang. Per hari kita sudah mengelola sampah 100 ton per hari atau 3.000 ton per bulan,” kata Sano.

    Berbagai pencapaian dan upaya yang telah dilakukan oleh para komunitas dan LSM membuktikan akan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani masalah sampah plastik agar tujuan dapat dicapai lebih cepat dengan dampak yang berkelanjutan.

    (anl/anl)

  • Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor untuk Tangani Masalah Sampah

    Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor untuk Tangani Masalah Sampah

    Jakarta

    Sampah merupakan isu yang kompleks. Tak hanya dihadapi oleh Indonesia, banyak negara juga mengalami hal serupa.

    Dikutip dari Indonesia.go.id , jumlah timbunan sampah nasional mencapai 64 juta ton per tahun dengan sekitar 12 persennya atau 7,68 juta ton merupakan sampah plastik. Kondisi tersebut mendorong semua pihak untuk berkolaborasi agar masalah sampah bisa diatasi.

    Founder of Greeneration Indonesia Waste4Change, Ecoxyztem Bijaksana Junerosano mengatakan meskipun hampir semua negara mengalami isu tersebut, namun level masalahnya berbeda-beda.

    “Ini adalah krisis global. Semua negara-negara termasuk negara maju pun memiliki tantangan tersendiri di level yang berbeda. Nah, khusus di negara-negara berkembang seperti Indonesia itu tantangan utamanya adalah belum terbangunnya infrastruktur untuk memberikan pelayanan pengangkutan pengolahan sampah,” kata Bijaksana di acara detikcom Leaders Forum, beberapa waktu lalu.

    Meskipun begitu, dia menilai masalah infrastruktur bukan faktor utama yang menyebabkan pencemaran sampah terjadi. Minimnya kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarang dan mengelolanya dengan baik menjadi salah satu faktor penyumbang yang cukup besar.

    “Karena bakar di depan rumah gratis, buang sampah di sungai gratis. Jadi tidak ada kemudian alasan yang cukup untuk kemudian kita mengatasi masalah sampah,” tuturnya.

    Untuk itu, dia mengatakan peran pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat penting untuk dilakukan dalam mengatasi masalah sampah. Khusus untuk pemerintah, dia berharap agar para kepala daerah memberikan perhatian lebih terhadap masalah sampah.

    “Nah saya melihat di pemerintahan tahun ini topik penegakan hukum menjadi sangat kuat sekali dan saya mengapresiasi sekali karena dengan cara seperti itu semua kepala daerah tidak bisa duduk tenang. Karena mereka diminta untuk bertanggung jawab sesuai dengan amanah undang-undang. Jadi poin kritis itu adalah bagaimana memastikan para pemimpin di pemerintah kota atau kabupaten betul-betul menerapkan dan menjalankan perannya,” jelasnya.

    “Kenapa? Karena masyarakat adalah bagian dari yang dipimpin. Kawasan itu dalam Undang-Undang ada peraturannya, di peraturan pemerintah ada peraturannya. Setiap kawasan wajib membangun fasilitas pengolahan sampah,” ungkapnya.

    Tak hanya itu, dia pun mengingatkan pihak swasta pun harus mampu bertanggung jawab agar hasil produksinya tidak menjadi sampah dan mencemari lingkungan.

    “Setiap perusahaan wajib mempertanggungjawabkan produk atau kemasannya setelah pasca konsumsi. Semua produsen,” jelasnya.

    Dia pun mengatakan pentingnya kolaborasi banyak pihak agar masalah sampah bisa diatasi. Salah satu yang bisa dicontoh adalah kolaborasi Yayasan Lohjinawi dan Unilever Indonesia.

    “Sebuah perusahaan seperti Unilever Indonesia dari tahun 2005 sudah mendampingi, mengajak, membantu Mbak Yasmin (Ketua Yayasan Lohjinawi) konsisten selama 20 tahun dan berkembang menjadi waste entrepreneur,” tuturnya.

    “Sama, kami pada waktu memulai di tahun 2014-2015, salah satu klien pertama yang percaya kepada Waste4Change itu adalah Unilever Indonesia. Gedungnya itu diizinkan untuk kemudian kami kelola secara bertanggung jawab, zero waste to landfill. Jadi menurut saya yang dibutuhkan sama kami entrepreneur-entrepreneur adalah kepercayaan,” sambung Bijaksana.

    Sementara itu, Ketua Yayasan Lohjinawi, Yasmin mengakui kolaborasi dengan Unilever Indonesia untuk mengatasi masalah sampah sudah terjadi sejak tahun 2005 melalui Program Berantas Bersih yang mengajak masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan lingkungan yang bersih dan bebas sampah.

    Setelah mendirikan Yayasan Lohjinawi pada tahun 2012, kini Lohjinawi mampu mereduksi sampah hingga 20 ton per bulan.

    “Alhamdulillah kita kolaborasi dengan Unilever Indonesia itu memberikan banyak pelatihan-pelatihan kepada masyarakat. Dari situ, alhamdulillah setiap bulan sampai hari ini kita bisa mereduksi, membantu 20 ton per bulan. Jadi kedepannya kita mimpinya harus lebih banyak lagi, dan tidak hanya di kota Surabaya, tapi memang harus ada kota-kota lain yang kita bentuk bank-bank sampah yang ada di situ,” tutupnya.

    (anl/ega)

  • Festival Belanja Online Tak Ada Diskon, Pedagang Jujur Anggaran Seret

    Festival Belanja Online Tak Ada Diskon, Pedagang Jujur Anggaran Seret

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tarif ekspor yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berdampak pada pedagang e-commerce. Ini terlihat jelas saat pesta belanja pertengahan tahun Prime Day yang digelar Amazon.

    Prime Day 2025 yang dimulai Selasa ini selama empat hari berbeda dari gelaran sebelumnya. Banyak sejumlah merek yang dikabarkan tidak ikut serta dalam acara itu.

    Sementara itu pedagang e-commerce yang mewakili 60% produk di Amazon mengatakan tidak bisa menawarkan diskon pada Prime Day 2025. Mereka akan mencoba menaikkan harga jual produknya sebagai cara mengimbangi beban tarif baru.

    Salah satunya dilakukan oleh Upstream Brand yang menjual baki alumunium untuk es batu untuk menikmati koktail. Pada Prime Day sebelumnya, produk itu akan dijual dengan harga pokok.

    Namun produk Upstream Brand terkena tarif hingga 50%. Untuk kali pertama, tidak ada diskon bagi pembeli.

    “Kita lihat saja apa yang terjadi tahun ini. Tidak ada ruang untuk anggaran diskon Prime Day,” kata pemilik Upstream Brand, Dan Peskorse dikutip dari Financial Post, Rabu (9/7/2025).

    CEO Blueair, Andy Lu juga mengungkapkan mengurangi jumlah produk yang ditawarkan selama Prime Day kali ini. Blueair merupakan produsen pembersih dan pelembap udara dari Unilever Plc.

    Dia menjelaskan pihaknya ingin berhati-hati melangkah dan melihat pergerakan perekonomian sepanjang sisa tahun 2025.

    “Kami ingin berhati-hati melihat bagaimana perekonomian akan berjalan sepanjang sisa tahun ini. Prime Day punya arti sangat penting menjadi indikator bagi pemilik dan operator merek,” jelasnya.

    Beberapa analis mengatakan Prime Day kali ini bisa jadi tolak ukur selera konsumen. Khususnya pada beberapa kategori yang mengalami penurunan harga.

    “Prime Day jadi indikasi awal soal selera konsumen, terutama pada kategori pakaian, elektronik dan TV, diperkirakan mengalami penurunan harga paling dalam,” kata analis utama Adobe Inc, Vivek Pandya.

    CEO Akeneo, Romaian Fouache mengatakan Prime Day menjadi ujian cukup berat. Berdasarkan hasil survey perusahaannya pada 1.000 masyarakat AS, 1 dari 4 responden memutuskan melewatkan acara tersebut akibat tarif Trump, sementara 57% responden mengatakan mereka akan melihat harga lebih cermat terlebih dulu.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cari Kerja Makin Sulit, Profesi Ini Malah Panen Cuan

    Cari Kerja Makin Sulit, Profesi Ini Malah Panen Cuan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saat banyak pekerja kehilangan pekerjaan akibat gelombang PHK secara global, profesi influencer justru jadi yang menjanjikan. Dunia digital membuka peluang baru bagi siapa saja untuk tetap cuan di masa sulit.

    Profesi yang dulu kerap dianggap sebelah mata ini kini menjelma jadi primadona baru di dunia pemasaran global.

    Lonjakan ini terjadi berkat kemampuan mereka memengaruhi perilaku konsumen secara langsung lewat konten yang relatable. Bahkan, banyak dari mereka bukan selebritas, melainkan orang biasa yang viral di media sosial.

    Contohnya Ashton Hall, seorang influencer kebugaran yang videonya menjadi viral setelah menunjukkan rutinitas pagi dengan mencelupkan kepala ke dalam air mineral dingin merek Saratoga.

    Meski awalnya tidak bekerja sama dengan brand tersebut, aksi Hall langsung mendongkrak pamor Saratoga. CEO Primo Brands, pemilik Saratoga, bahkan menyampaikan terima kasih dalam panggilan pendapatan perusahaan.

    Fenomena ini bukan kasus satu-satunya. Sejumlah merek global seperti Coach, Dove, hingga Hellmann’s kini menjadikan influencer sebagai ujung tombak pemasaran mereka.

    TikTok menjadi ladang utama promosi, tempat tas Coach dengan hiasan ceri atau pretzel mendadak jadi tren Gen Z hingga mendorong lonjakan penjualan.

    Menurut data Statista, industri pemasaran influencer global diperkirakan tumbuh 36% tahun ini hingga mencapai US$33 miliar (Rp540 triliun).

    Deloitte mencatat, belanja merek terhadap konten kreator naik 49% secara global tahun lalu, dengan seperempat anggaran media sosial dialokasikan khusus untuk para influencer.

    “Ekonomi kreator justru melesat saat brand mulai menahan pengeluaran untuk iklan konvensional,” kata Kenny Gold dari Deloitte Digital, dikutip dari Taipei Times, Selasa (24/6/2025).

    Bahkan, Kate Scott-Dawkins dari WPP menyebut pendapatan iklan dari konten buatan pengguna tahun ini akan melampaui konten profesional, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Unilever pun ikut ke dalam tren ini. CEO Fernando Fernandez mengatakan, perusahaan akan merekrut influencer 20 kali lebih banyak demi strategi pemasaran berbasis media sosial, karena konsumen kini semakin curiga dengan branding korporat. Raksasa produk konsumen itu juga menaikkan porsi anggaran iklan di media sosial hingga 50%.

    “Influencer kini bukan sekadar pelengkap, tapi jadi pusat strategi pemasaran,” ujar Oliver Lewis, CEO agensi The Fifth yang baru diakuisisi Brave Bison.

    Selain lebih hemat daripada memasang iklan TV atau billboard, pendekatan influencer juga dinilai lebih fleksibel. Kampanye bisa diubah cepat, influencer bisa diganti, dan pesan bisa disesuaikan dengan respons audiens.

    Namun, strategi ini bukan berarti bebas risiko. Adidas, misalnya, pernah putus hubungan dengan Kanye West akibat kontroversi yang viral di media sosial.

    Kini, tren baru mulai muncul, yakni influencer buatan AI. Dengan kelebihan bisa dikendalikan penuh tanpa masalah di kemudian hari. Perusahaan kini mulai melirik AI untuk alasan keamanan merek.

    Meski begitu, nilai personal dan keaslian dari influencer manusia masih punya daya tarik kuat.

    “Orang lebih percaya orang daripada merek,” kata Rahul Titus dari Ogilvy.

    Untuk saat ini, pertumbuhan influencer untuk marketing ini masih belum jelas, akan sejauh apa ke depannya.

    “Apa yang dulunya dilihat sebagai sesuatu yang terpisah, kini berada di tengah-tengah,” kata Lewis.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 4 Perusahaan Ini dulu Sangat Terkenal, Kini Bangkrut di Indonesia

    4 Perusahaan Ini dulu Sangat Terkenal, Kini Bangkrut di Indonesia

    Jakarta

    Menjalankan sebuah bisnis memang perlu perhitungan yang matang. Jika tidak, perusahaan sebesar apapun bisa mengalami kebangkrutan.

    Dahulu, ada sejumlah perusahaan raksasa yang hadir di Indonesia. Namun sayangnya, perusahaan tersebut tak bertahan lama karena mengalami kebangkrutan yang disebabkan oleh sejumlah hal.

    Salah satu faktor yang membuat perusahaan bangkrut karena adanya utang yang besar. Selain itu, ada beberapa penyebab lain yang membuat bisnis harus gulung tikar.

    Lantas, apa saja perusahaan besar yang bangkrut di Indonesia? Simak daftar dan sejumlah penyebabnya dalam artikel ini.

    Perusahaan Besar yang Bangkrut di Indonesia

    Dalam catatan detikcom, ada sejumlah perusahaan raksasa yang mengalami bangkrut di Indonesia. Beberapa perusahaan tersebut di antaranya:

    1. PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA)

    PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) merupakan perusahaan teh yang telah berdiri sejak 1973. Perusahaan yang terkenal dengan produk teh celupnya ini dinyatakan pailit pada 2018 silam.

    Sariwangi dinyatakan pailit karena tak mampu membayar cicilan kredit utang ke Bank ICBC Indonesia. Diketahui total utang Sariwangi ke Bank ICBC saat itu mencapai US$ 20.505.166 atau sekitar Rp 316 miliar.

    Unilever sendiri hanya membeli merek Sariwangi, bukan perusahaannya pada 1989 lalu. Meski sebagai pemegang merek Sariwangi, Unilever masih mengambil pasokan dari SAEA.

    2. Nyonya Meneer

    Nyonya Meneer adalah perusahaan jamu terkenal di Tanah Air. Meski bisnisnya sudah besar, sayangnya Nyonya Meneer dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Semarang pada 2017 lalu.

    Ada sejumlah faktor yang menyebabkan bisnis Nyonya Meneer goyah, mulai dari perselisihan internal keluarga penerus, beban utang yang sangat besar, hingga kurangnya inovasi dalam produk-produknya.

    Pada 8 Juni 2015 lalu, Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) antara debitur dan 35 kreditur dinyatakan sah oleh hakim di Pengadilan Niaga Semarang.

    Dalam perkara ini, pihak Hendrianto Bambang Santoso yang merupakan salah satu kreditur asal Sukoharjo, menggugat pailit Nyonya Meneer karena tidak menyelesaikan utang sesuai proposal perdamaian. Hendrianto hanya menerima Rp 118 juta dari total utang sebesar Rp 7,04 miliar.

    3. 7-Eleven

    Bagi anak muda Jakarta, tentu sudah tak asing dengan 7-Eleven atau sering disebut Sevel. Convenience store ini begitu terkenal di era 2010-an karena menyajikan berbagai makanan dan minuman, salah satunya Slurpee. Namun sayang, Sevel tak bertahan lama di Tanah Air.

    Pada 2017 lalu, 7-Eleven resmi dinyatakan pailit. Anak usaha PT Modern Internasional Tbk (MDRN) itu menutup seluruh gerai Sevel di Indonesia. Alasan utamanya karena besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan.

    4. Kodak

    Bagi kamu pecinta fotografi tentu sudah tidak asing dengan merek yang satu ini. Kodak telah berdiri sejak 1892 dan merupakan salah satu perintis di industri fotografi.

    Sayangnya, nama besar Kodak harus sirna karena resmi dinyatakan pailit sejak 2012 lalu. Kodak tak mampu bersaing dengan para kompetitor yang menawarkan produk digital di tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat. Selain itu, Kodak juga enggan berinovasi untuk bisnisnya agar bisa meraih cuan.

    Penyebab Umum Perusahaan Bangkrut

    Ada sejumlah faktor umum yang membuat perusahaan mengalami bangkrut, baik itu perusahaan kecil ataupun besar. Dilansir situs OCBC, berikut penyebabnya:

    1. Utang yang Menggunung

    Faktor yang pertama dan paling banyak dialami perusahaan yakni karena terlilit utang. Terlalu banyak utang dengan tingkat bunga yang tinggi dapat membebani perusahaan.

    Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan harus melakukan pembayaran bunga yang besar, sehingga sangat menyulitkan perusahaan dalam mencapai keuntungan (laba) yang cukup untuk menutupi utang tersebut.

    2. Manajemen yang Buruk

    Faktor lainnya bisa disebabkan oleh manajemen perusahaan yang buruk. Soalnya, manajemen yang kurang kompeten dalam menyusun manajemen strategis, termasuk perencanaan keuangan, operasional, dan pengelolaan sumber daya dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian hingga berujung bangkrut.

    Perusahaan sebesar apapun bisa mengalami bangkrut jika angka penjualan terus menurun secara signifikan. Hal tersebut bisa mengganggu perusahaan dalam mencapai target laba bersih.

    Menurunnya angka penjualan juga bisa disebabkan oleh sejumlah hal, seperti persaingan bisnis yang ketat, kurangnya promosi, tidak mau berinovasi, hingga perubahan lingkungan.

    4. Ekonomi Global sedang Tidak Stabil

    Selain faktor internal, perusahaan bisa mengalami bangkrut karena ekonomi global yang sedang tidak stabil. Saat perekonomian global menurun maka dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, sehingga bisnis ikut melemah.

    Dalam kondisi itu, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk menyimpan uang di tabungan daripada membelanjakannya. Contohnya saat pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia, efeknya terhadap perekonomian sangat besar sehingga banyak perusahaan gulung tikar.

    Itu dia empat perusahaan besar yang bangkrut di Indonesia beserta penyebabnya. Semoga dapat membantu detikers.

    (fdl/fdl)

  • Cari Kerja Makin Susah, Profesi Ini Tiba-tiba Naik Daun

    Cari Kerja Makin Susah, Profesi Ini Tiba-tiba Naik Daun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah ketatnya persaingan kerja dan pemangkasan anggaran iklan akibat tekanan ekonomi global, profesi influencer justru melonjak. Bukan hanya artis, kini siapapun yang punya pengaruh di media sosial bisa jadi “mesin uang” bagi brand besar dunia.

    Contohnya Ashton Hall, seorang influencer kebugaran yang videonya menjadi viral setelah menunjukkan rutinitas pagi dengan mencelupkan kepala ke dalam air mineral dingin merek Saratoga.

    Meski awalnya tidak bekerja sama dengan brand tersebut, aksi Hall langsung mendongkrak pamor Saratoga. CEO Primo Brands, pemilik Saratoga, bahkan menyampaikan terima kasih dalam panggilan pendapatan perusahaan.

    Fenomena ini bukan kasus satu-satunya. Sejumlah merek global seperti Coach, Dove, hingga Hellmann’s kini menjadikan influencer sebagai ujung tombak pemasaran mereka.

    TikTok menjadi ladang utama promosi, di mana tas Coach dengan hiasan ceri atau pretzel mendadak jadi tren Gen Z hingga mendorong lonjakan penjualan.

    Menurut data Statista, industri pemasaran influencer global diperkirakan tumbuh 36% tahun ini hingga mencapai US$33 miliar (Rp540 triliun).

    Deloitte mencatat, belanja merek terhadap konten kreator naik 49% secara global tahun lalu, dengan seperempat anggaran media sosial dialokasikan khusus untuk para influencer.

    “Ekonomi kreator justru melesat saat brand mulai menahan pengeluaran untuk iklan konvensional,” kata Kenny Gold dari Deloitte Digital, dikutip dari Taipei Times, Kamis (19/6/2025).

    Bahkan, Kate Scott-Dawkins dari WPP menyebut pendapatan iklan dari konten buatan pengguna tahun ini akan melampaui konten profesional, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Unilever pun ikut ke dalam tren ini. CEO Fernando Fernandez mengatakan, perusahaan akan merekrut influencer 20 kali lebih banyak demi strategi pemasaran berbasis media sosial, karena konsumen kini semakin curiga dengan branding korporat. Raksasa produk konsumen itu juga menaikkan porsi anggaran iklan di media sosial hingga 50%.

    “Influencer kini bukan sekadar pelengkap, tapi jadi pusat strategi pemasaran,” ujar Oliver Lewis, CEO agensi The Fifth yang baru diakuisisi Brave Bison.

    Selain lebih hemat daripada memasang iklan TV atau billboard, pendekatan influencer juga dinilai lebih fleksibel. Kampanye bisa diubah cepat, influencer bisa diganti, dan pesan bisa disesuaikan dengan respons audiens.

    Namun, strategi ini bukan berarti bebas risiko. Adidas, misalnya, pernah putus hubungan dengan Kanye West akibat kontroversi yang viral di media sosial.

    Kini, tren baru mulai muncul, yakni influencer buatan AI. Dengan kelebihan bisa dikendalikan penuh tanpa masalah di kemudian hari. Perusahaan kini mulai melirik AI untuk alasan keamanan merek.

    Meski begitu, nilai personal dan keaslian dari influencer manusia masih punya daya tarik kuat.

    “Orang lebih percaya orang daripada merek,” kata Rahul Titus dari Ogilvy.

    Untuk saat ini, pertumbuhan influencer untuk marketing ini masih belum jelas, akan sejauh apa ke depannya.

    “Apa yang dulunya dilihat sebagai sesuatu yang terpisah, kini berada di tengah-tengah,” kata Lewis.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Prudential Bantah soal Situs Belum Terdaftar di Sistem PSE

    Prudential Bantah soal Situs Belum Terdaftar di Sistem PSE

    Bisnis.com, JAKARTA — Manajemen Prudential Indonesia memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang menyebut situs prudential.com masuk dalam daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang mendapat notifikasi dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). 

    Perusahaan menegaskan bahwa situs tersebut bukan bagian dari entitas mereka yang beroperasi di Indonesia.

    “Menanggapi pemberitaan dari Komdigi terkait PSE yang belum mutakhirkan data, bersama ini kami klarifikasi bahwa situs Prudential.com tidak memiliki hubungan dengan perusahaan kami, PT Prudential Life Assurance [Prudential Indonesia] dan PT Prudential Sharia Life Assurance [Prudential Syariah],” tulis Manajemen Prudential Indonesia saat dikonfirmasi pada Senin (9/6/2025). 

    Prudential Indonesia menyebut bahwa situs prudential.com merupakan milik perusahaan Prudential Financial Inc, sebuah perusahaan asuransi jiwa yang berbasis di Amerika Serikat. 

    Sementara itu, PT Prudential Life Assurance dan PT Prudential Sharia Life Assurance merupakan bagian dari Grup Prudential plc yang berbasis di Hong Kong.

    “Prudential Indonesia dan Prudential Syariah merupakan bagian dari group Prudential Plc yang berbasis di Hongkong dan bergerak di bidang asuransi jiwa dan kesehatan serta manajemen aset, dengan berfokus di Asia dan Afrika,” jelas Manajamen Prudential Indonesia. 

    Manajemen juga menyebutkan situs resmi yang mewakili entitas mereka:

        1.    PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia): prudential.co.id

        2.    PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah): prudentialsyariah.co.id

        3.    Group Prudential plc: prudentialplc.com

    “Dapat kami konfirmasikan bahwa Prudential Indonesia dan Prudential Syariah selalu mengikuti dan mematuhi semua peraturan dan hukum yang berlaku,” tegas manajemen.

    Sebelumnya, Komdigi menyampaikan peringatan kepada 36 entitas PSE Privat yang belum melakukan pendaftaran atau pemutakhiran data sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020.

    Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, mengatakan langkah ini merupakan bagian dari penguatan tata kelola ruang digital nasional.

    “Seluruh Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat [PSE Privat] baik dari dalam negeri [domestik] maupun luar negeri [asing], memiliki kewajiban untuk mendaftar dan memperbarui data pendaftaran guna menjaga akurasi dan keandalan data,” kata Alexander dalam keterangannya pada Kamis (29/5/2025).

    Komdigi mencatat terdapat 23 PSE Privat yang belum melakukan pendaftaran, dan 13 entitas lainnya belum memperbarui data. 

    Perusahaan-perusahaan yang disebut dalam daftar peringatan tersebut mencakup berbagai sektor, dari otomotif, teknologi, hingga makanan cepat saji. Komdigi mengimbau seluruh PSE Privat untuk segera melakukan pendaftaran melalui sistem Online Single Submission (OSS) jika belum terdaftar, dan memastikan seluruh data selalu diperbarui apabila terdapat perubahan pada entitas usaha atau layanan.

    “Pengaturan ini untuk menjamin kedaulatan digital nasional dan melindungi masyarakat sebagai pengguna layanan digital,” kata Alexander.

    Berikut Ini Daftar PSE Privat yang Belum Terdaftar:

        1.    PT Yamaha Musik Indonesia Distributor – yamaha.com

        2.    PT MNC Asia Holding Tbk – mncgrup.com

        3.    PT Philips Indonesia Commercial – philips.com

        4.    Electronic Arts, Inc. – ea.com

        5.    HP Inc. – hp.com

        6.    PT Daya Intiguna Yasa Tbk – mrdiy.com

        7.    PT Indofood Sukses Makmur Tbk – indofood.com

        8.    PT Dunia Luxindo – bathandbodyworks.co.id

        9.    PT Unilever Indonesia Tbk – unilever.com

        10.    PT Fast Food Indonesia Tbk – order.kfcku.co.id

        11.    WarnerMedia Global Digital Services, LLC – max.com dan aplikasi Max

        12.    ebay, Inc. – ebay.com

        13.    ASUSTek Computer Inc. – asus.com

        14.    Micro-Star International Co. Ltd. – msi.com

        15.    Nike, Inc. – nike.com

        16.    Microsoft Corporation – xbox.com

        17.    BYD Company Limited / PT BYD Motor Indonesia – byd.com

        18.    The Emirates Group – emirates.com

        19.    Harman International Industries, Inc. – id.jbl.com

        20.    KLM Royal Dutch Airlines – klm.com

        21.    Cathay Pacific Airways Limited – cathaypacific.com

        22.    DHL Group – dhl.com

        23.    PT Lenovo Indonesia – lenovo.com

    Berikut Daftar PSE Privat yang Harus Memperbarui Data:

        1.    Ecart Webportal Indonesia (Lazada) – lazada.com

        2.    Rekso Nasional Food (McDonald’s Indonesia) – aplikasi McDonald’s

        3.    Zurich LiveWell / Zurich Asuransi Indonesia / Zurich Topas Life – zurich.com

        4.    Google Indonesia – ads.google.com, play.google.com

        5.    Traveloka Indonesia – traveloka.com

        6.    TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) – aplikasi JNE

        7.    Apple Distribution International Limited – apple.com

        8.    Garmin Indonesia Distribution – garmin.com

        9.    Riot Games Services Pte. Ltd. – leagueoflegends.com

        10.    Epic Games International S.A.R.L – epicgames.com

        11.    PT Prudential Life Assurance – prudential.com

        12.    PT Kereta Api Indonesia – kai.id

  • Takut Diblokir, Banyak Platform Ramai-Ramai Mulai Daftar Ulang

    Takut Diblokir, Banyak Platform Ramai-Ramai Mulai Daftar Ulang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah platform atau Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang sebelumnya terancam diblokir sudah mulai mendaftarkan lagi ke pihak Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Dirjen Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar mengonfirmasi hal tersebut.

    Alex mengatakan beberapa platform sudah mendaftarkan lagi. Namun dia akan memberi informasi lebih lanjut berapa yang sudah melakukan registrasi.

    “Datanya belum saya update lagi, belum di-update lagi. Udah ada beberapa sih, kan masalahnya ini cuma administratif ya untuk registrasi ulang-ulang,” jelas Alex ditemui di kantor Komdigi, Kamis (5/6/2025).

    Sebelumnya 36 platform diminta melakukan registrasi dan pemutakhiran data. Ini terkait Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 tentang PSE Privat.

    Dari jumlah tersebut, 23 PSE terindentifikasi belum melakukan pendaftaran. Seluruh platform wajib mendaftar jika beroperasi dan menargetkan pasar Indonesia.

    Sementara sisanya 13 PSE diminta untuk memperbarui informasi pendaftaran.

    Berikut daftar 36 PSE yang diberikan notifikasi oleh Komdigi:

    23 PSE Belum Terdaftar

    • yamaha.com (PT Yamaha Musik Indonesia)
    • mncgroup.com (PT MNC Asia Holding Tbk)
    • philips.com (PT Philips Indonesia Commercial)
    • hp.com (HP Inc)
    • mrdiy.com (PT Daya Intiguna Yasa Tbk)
    • indofood.com (PT Indofood Sukses Makmur Tbk)
    • bathandbodyworks.co.id (PT Dunia Luxindo)
    • unilever.com dan unilever.id (PT Unilever Indonesia, Tbk)
    • order.kfcku.co.id dan aplikasi KFCku (PT Fast Food Indonesia Tbk)
    • max.com dan aplikasi Max (WarnerMedia Global Digital Services LLC)
    • ebay.com dan aplikasi eBay (eBay, inc)
    • asus.com dan aplikasi MyAsus (AsusTek Computer Inc)
    • msi.com, id.msi.com dan aplikasi MyMSI (Micro-Star International Co, LTD)
    • nike.com dan aplikasi Nike (Nike, Inc)
    • byd.com dan Aplikasi BYD BYD Company Limited, (PT BYD Motor Indonesia)
    • emirates.com dan aplikasi Emirates (The Emirates Group)
    • id.jbl.com dan jblstore.co.id (Harman International Industries, Inc)
    • klm.com dan aplikasi KLM (KLM Royal Dutch Airlines)
    • cathaypacific.com dan aplikasi Cathay Pacific (Cathay Pacific Airways Limited)
    • dhl.com, dhlexpresscommerce.com, mydhl.express.dhl dan aplikasi DHL Express Mobile (DHL Group)
    • lenovo.com dan aplikasi Lenovo (PT Lenovo Indonesia)
    • ea.com (Electronic Arts Inc)
    • xbox.com dan aplikasi (Xbox Microsoft Corporation)

    13 PSE Belum Update Data

    • lazada.com dan aplikasi Lazada (Ecart Webportal Indonesia)
    • Aplikasi McDonalds (Rekso Nasional Food)
    • zurich.com (Zurich LiveWell Services and Solutions Ltd / Zuric Asuransi Indonesia Zurich Topas Life)
    • ads.google.com (Google Indonesia)
    • play.google.com (Google Indonesia)
    • traveloka.com dan aplikasi Traveloka (Traveloka Indonesia)
    • Aplikasi MyJNE (Tiki Jalur Nugraha Ekakurir)
    • apple.com (Apple Distribution International Limited)
    • garmin.com (Garmin Indonesia Distribution)
    • leagueoflegends.com dan aplikasi-aplikasi dari Riot (RIOT Games Services PTE LTD)
    • epicgames.com (Epic Games International S.A.R.I, Bertrange, ROOT Branch/ Epic Games Entertainment International GMBH/ Epic Games Commerce GMBH)
    • prudential.com (Prudential Financial Inc.)
    • kai.id (Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api Indonesia)

    (npb/wur)

  • Menkomdigi Ingatkan Google-Apple Segera Daftar PSE Atau Diblokir

    Menkomdigi Ingatkan Google-Apple Segera Daftar PSE Atau Diblokir

    Jakarta

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memperingatkan 36 Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat untuk segera menyelesaikan pendaftaran dan pemutakhiran data. Jika tidak, maka akan terancam sanksi pemblokiran oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    “Mengingatkan mereka untuk segera mendaftar kembali,” ujar Meutya ditemui awak media di di BPPT Tapos, Depok, Rabu (4/5/2025).

    Sebelumnya, Komdigi telah mengungkapkan daftar 36 PSE Lingkup Privat, baik perusahaan asing maupun lokal, untuk memenuhi kewajiban mereka mendaftar dan memperbarui data pendaftaran guna menjaga akurasi dan keandalan data. Termasuk di antaranya ada nama Apple dan Google.

    Sebagai bagian dari upaya pengawasan aktif, Komdigi telah menyampaikan pemberitahuan resmi (notifikasi) kepada dua kelompok PSE Privat. Pertama, kepada 23 (dua puluh tiga) PSE Privat yang teridentifikasi belum memenuhi kewajiban pendaftaran meskipun ditemukenali telah beroperasi dan menargetkan pasar Indonesia. Kedua, kepada 13 (tiga belas) PSE Privat lainnya yang ditemukan belum memperbarui informasi pendaftaran mereka.

    Ketika ditanya terkait perkembangan PSE Lingkup Privat telah melengkapi datanya, Meutya mengaku belum menerima informasi terbarunya.

    “Saya belum update terakhir berapa banyak yang sudah melakukan updating. Itu nanti ke Dirjen Pengawasan Ruang Digital karena itu sangat teknis gitu ya, saya tidak tahu satu per satu mana yang sudah melakukan, mana yang belum melakukan,” jelasnya.

    Sebagai informasi, daftar 36 PSE Lingkup Privat yang sebelumnya diberi peringatan itu berasal dari berbagai bidang, di antaranya seperti di bawah ini:

    Daftar PSE Privat Terancam Diblokir KomdigiNoSistem EletronikNama PerusahaanKeterangan1.yamaha.comPT Yamaha Musik Indonesia DistributorBelum Terdaftar2.mncgroup.comPT MNC Asia Holding TbkBelum Terdaftar3.philips.comPT Philips Indonesia CommerciaBelum Terdaftar4.ea.comElectronics Arts IncBelum Terdaftar5.hp.comHP IncBelum Terdaftar6.mrdly.comPT Daya Intiguna Yasa TbkBelum Terdaftar7.indofood.comPT Indofood Sukses Makmur TbkBelum Terdaftar8.bathandbodyworks.co.idPT Dunia LuxindoBelum Terdaftar9.unilever.com dan unilever.idPT Unilever Indonesia, TbkBelum Terdaftar10.order.kfcku.co.id dan aplikasi KFCkuPT Fast Food Indonesia TbkBelum Terdaftar11.max.com dan aplikasi MaxWarnerMedia Global Digital Services LLCBelum Terdaftar12.ebay.com dan aplikasi eBayebay,incBelum Terdaftar13.Asus.com dan aplikasi MyAsusAsusTek Computer IncBelum Terdaftar14.msi.com, id.msi.com dan aplikasi MyMSIMicro-Star International Co, LTDBelum Terdaftar15.Nike.com dan aplikasi NikeNike, IncBelum Terdaftar16.xbox.com dan aplikasi XboxMicrosoft CorporationBelum Terdaftar17.byd.com dan Aplikasi BYDBYD Company Limited, PT BYD Motor Indonesia (Indonesia)Belum Terdaftar18.emirates.com dan aplikasi EmiratesThe Emirates GroupBelum Terdaftar19.id.jbl.com dan jblstore.co.idHarman International Industries IncBelum Terdaftar20.klm.com dan aplikasi KLMKLM Royal Dutch AirlinesBelum Terdaftar21.cathaypacific.com dan aplikasi Cathay PacificCathay Pacific Airways LimitedBelum Terdaftar22.dhl.com, dhlexpresscommerce.com, mydhl.express.dhl dan aplikasi DHL Express MobileDHL GroupBelum Terdaftar23.lenovo.com dan aplikasi LenovoPT Lenovo IndonesiaBelum Terdaftar24.Lazada.com dan aplikasi LazadaEcart Webportal IndonesiaPerlu Pembaruan Data25.Aplikasi McDonaldsRekso Nasional FoodPerlu Pembaruan Data26.Zurich.comZuric LiveWell Services and Solutions Ltd / Zuric Asuransi Indonesia Zurich Topas Life.Perlu Pembaruan Data27.ads.google.comGoogle IndonesiaPerlu Pembaruan Data28.play.google.comGoogle IndonesiaPerlu Pembaruan Data29.traveloka.com dan aplikasi TravelokaTraveloka IndonesiaPerlu Pembaruan Data30.Aplikasi MyJNETiki Jalur Nugraha EkakurirPerlu Pembaruan Data31.apple.comApple Ditribution International LimitedPerlu Pembaruan Data32.garmin.comGarmin Indonesia DistributionPerlu Pembaruan Data33.Leagueoflegends.com dan aplikasi-aplikasi dari RiotRIOT Games Services PTE LTDPerlu Pembaruan Data34.epicsgames.comEpic Games International S.A.R.I, Bertrance, ROOT Branch/ Epic Games Entertainment International GMBH/ Epic Games Commerce GMBHPerlu Pembaruan Data35.prudential.comPT Prudential Life AssurancePerlu Pembaruan Data36.kai.idPerusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api IndonesiaPerlu Pembaruan Data

    (agt/agt)

  • Komdigi Ancam Blokir 36 Perusahaan Buntut PSE: Google, BYD hingga Nike

    Komdigi Ancam Blokir 36 Perusahaan Buntut PSE: Google, BYD hingga Nike

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memberikan peringatan kepada 36 entitas Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat (PSE Privat) yang belum melakukan pendaftaran dan pemutakhiran data.

    Berdasarkan laporan Komdigi, terdapat beberapa perusahaan raksasa yang mendapatkan peringatan untuk segera mendaftar Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), beberapa entitas di antaranya yaitu BYD, Google, Yamaha, Indofood, hingga Nike.

    Adapun, hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 tentang PSE Privat sebagai aturan penguatan tata kelola sistem elektronik nasional. 

    Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi Alexander Sabar mengatakan pihaknya menegaskan kembali pentingnya pendaftaran dan pemutakhiran data oleh Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat (PSE Privat). 

    “Seluruh Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat (PSE Privat), baik dari dalam negeri (domestik) maupun luar negeri (asing), memiliki kewajiban untuk mendaftar dan memperbarui data pendaftaran guna menjaga akurasi dan keandalan data,” kata Alexander dalam keterangan resmi, Kamis (29/5/2025). 

    Langkah ini juga disebut sebagai upaya mewujudkan visi Indonesia untuk mewujudkan ruang digital yang aman, tertib, dan berdaulat, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap ekosistem digital nasional.

    Untuk itu, sebagai bagian dari upaya pengawasan aktif, pihaknya telah menyampaikan pemberitahuan resmi (notifikasi) kepada 23 PSE Privat yang teridentifikasi belum memenuhi kewajiban pendaftaran meskipun telah beroperasi dan menargetkan pasar Indonesia.

    Tak hanya itu, peringatan juga diberikan kepada 13 PSE Privat yang belum memperbarui informasi pendaftaran.

    “Komdigi telah melakukan pendekatan persuasif dan sosialisasi secara masif pengaturan ini untuk menjamin kedaulatan digital nasional dan melindungi masyarakat sebagai pengguna layanan digital,” jelasnya.

    Merujuk pada Pasal 2 dan Pasal 5 Peraturan Menteri Kominfo No 5/2020, setiap Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat wajib melakukan pendaftaran sebelum sistem elektronik mulai digunakan oleh Pengguna Sistem Elektronik serta secara aktif memperbarui informasi pendaftarannya apabila terjadi perubahan.

    “Bagi PSE Privat yang belum terdaftar namun termasuk dalam kategori wajib daftar dapat dikenakan sanksi administratif, termasuk pemutusan akses atau pemblokiran layanan (access blocking),” terangnya. 

    Oleh karena itu, pihaknya mengimbau seluruh PSE Privat yang masuk dalam kategori wajib daftar untuk segera melakukan proses pendaftaran melalui sistem Online Single Submission (OSS). 

    Sementara itu, dia menuturkan, bagi PSE yang telah terdaftar, sangat penting untuk memastikan bahwa data pendaftarannya selalu diperbarui dan akurat apabila terdapat perubahan layanan, entitas usaha, atau informasi lainnya.

    Berikut daftar PSE Privat yang diberikan peringatan Komdigi:

    1. PT Yamaha Musik Indonesia Distributor (belum terdaftar)

    2. PT MNC Asia Holding Tbk (belum terdaftar)

    3. PT Philips Indonesia Commercia (belum terdaftar)

    4. Electronic Arts, Inc (belum terdaftar)

    5. HP Inc (belum terdaftar)

    6. PT Daya Intiguna Yasa Tbk (belum terdaftar)

    7. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (belum terdaftar)

    8. PT Dunia Luxindo (belum terdaftar)

    9. PT Unilever Indonesia Tbk (belum terdaftar)

    10. PT Fast Food Indonesia Tbk (belum terdaftar)

    11. WarnerMedia Global Digital Services, LLC (belum terdaftar)

    12. ebay, Inc (belum terdaftar)

    13. ASUSTeK Computer Inc (belum terdaftar)

    14. Micro-Star International Co.,Ltd (belum terdaftar)

    15. Nike Inc (belum terdaftar)

    16. Microsoft Corporation (belum terdaftar)

    17. BYD Company Limited PT BYD Motor Indonesia (Indonesia)

    18. The Emirates Group (belum terdaftar)

    19. Harman International Industries (belum terdaftar)

    20. KLM Royal Dutch Airlines (belum terdaftar)

    21. Cathay Pacific Airways Limited (belum terdaftar)

    22. DHL Group (belum terdaftar)

    23. PT Lenovo Indonesia (belum terdaftar)

    24. Ecart Webportal Indonesia (perlu pembaruan data)

    25. Rekso Nasional Food (perlu pembaruan data)

    26. Zurich LiveWell Services and Solutions Ltd/Zurich Asuransi Indonesia Zurich Topas Life (perlu pembaruan data)

    27. Google Indonesia – ads.google.com (perlu pembaruan data)

    28. Google Indonesia – play.google.com (perlu pembaruan data)

    29. Traveloka Indonesia (perlu pembaruan data)

    30. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (perlu pembaruan data)

    31. Apple Distribution International Limited (perlu pembaruan data)

    32. Garmin Indonesia Distribution (perlu pembaruan data)

    33. Riot Games Services PTE LTD (perlu pembaruan data)

    34. Epic Games International S.A R.L, Bertrange, Rot Branch/Epic Games Entertainment International GMBH/Epic Games Commerce GMBH (perlu pembaruan data)

    35. PT Prudential Life Assurance (perlu pembaruan data)

    36. PT KAI (Persero) (perlu pembaruan data)