Kisah Nissi Taruli Felicia, Bangun Ruang Aman untuk Teman Tuli
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Diskriminasi dan kekerasan masih dialami oleh anak, terutama penyandang disabilitas. Padahal, konstitusi Indonesia, yakni Pasal 28B ayat (2) Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, telah mengamanatkan untuk memberikan perlindungan.
Diskriminasi terhadap anak dengan penyandang disabilitas paling kentara terlihat dalam hal pendidikan.
Berdasarkan Survei Kesejahteraan Indonesia (SKI) 2024, jumlah anak penyandang disabilitas sebesar 1 juta dari total populasi anak yang mencapai 83 juta jiwa.
Dikutip dari Statistik Pendidikan 2024 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 4,51 persen anak dengan disabilitas tidak pernah sekolah; 12,04 persen tidak tamat SD; 31,66 persen memiliki ijazah SD atau sederajat; 24,03 persen berijazah SMP atau sederajat; 22,17 persen tamat SMA atau sederajat; dan 5,58 persen lulus perguruan tinggi.
Biaya,
learned helplessness
, dan penolakan dari sekolah menjadi penyebab anak dengan disabilitas tidak menempuh pendidikan.
Selain diskriminasi, anak penyandang disabilitas juga rentan terhadap kekerasan. Data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) pada 2021 mengungkap bahwa terdapat 1.025 kasus kekerasan terhadap anak dengan disabilitas.
Rinciannya adalah kekerasan fisik (2,6 persen dari seluruh laporan kekerasan anak, baik penyandang disabilitas maupun non-penyandang disabilitas), kekerasan emosional (2,3 persen), kekerasan seksual (5,7 persen), eksploitasi (1,5 persen), perdagangan orang (2,6 persen), penelantaran (2,3 persen), dan lain-lain (3,7 persen).
Kondisi tersebut menjadi perhatian serius Co-Founder dan sekaligus Direktur Eksekutif FeminisThemis Nissi Taruli Felicia, penyandang Tuli yang sejak kecil telah merasakan stigma negatif.
Terpilih sebagai salah satu anak muda dalam program Every U Does Good Heroes Unilever Indonesia pada 2021, ia aktif menyuarakan serta memperjuangkan hak-hak perempuan Tuli melalui kanal digital dan berbagai program.
Sejak kecil, ia harus berjuang keras agar bisa belajar di sekolah umum. Ia lahir di keluarga yang bisa mendengar dan baru saat duduk di kelas 1 SD, guru wali kelasnya menyadari Nissi tidak merespons suara sebagaimana teman-temannya. Kenangan masa kecilnya itu masih lekat di ingatan.
“Saya baru tahu tidak bisa mendengar ketika usia 7 tahun. Waktu itu saya diperiksa di rumah sakit besar di Jakarta dan baru mendapat diagnosis,” ujar Nissi kepada Kompas.com, Rabu (24/9/2025).
Nissi melanjutkan, kala itu, dokter bahkan menyarankan Nissi agar pindah ke sekolah luar biasa (SLB). Meski begitu, ibunya kukuh menyekolahkan dirinya di sekolah umum.
“Mama saya bilang, ‘Saya yakin anak saya bisa mengikuti pembelajaran di sekolah umum’,” tutur Nissi.
Pilihan itu membuat Nissi tetap bersekolah di sekolah umum Katolik, meski menghadapi banyak tantangan. Ia sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman sebaya. Namun, kata-kata ibunya menjadi penyemangat.
“Mama pernah bilang, ‘Kamu tunjukkan prestasi, jangan pikirkan orang-orang yang mau menjatuhkan kamu’. Itu dorongan saya sampai sekarang untuk terus berkarya,” ujarnya.
Sehari-hari Nissi menggunakan alat bantu dengar dan mengikuti terapi wicara sepulang sekolah. Ia belajar memahami dunia lewat cerita dan visual dari orang tuanya, tanpa pernah diajari bahasa isyarat.
Setelah dewasa, Nissi menyadari arti identitas sebagai Tuli. Kala itu, ia bertemu dengan teman-teman yang memiliki pengalaman serupa. Perjumpaan pertama itu merupakan momen penting bagi hidupnya.
“Baru di usia 21 tahun saya bertemu dengan teman-teman Tuli. Pada 2019 saya mulai memahami arti identitas Tuli dan mulai belajar Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Dari situ, saya merasa keresahan saya terjawab: (ternyata) saya tidak sendirian,” katanya.
Sejak saat itu, perspektifnya berubah. Ia melihat pengalaman masa kecilnya sebagai proses panjang yang membentuk panggilan hidupnya.
Dari pengalaman pribadinya itu, Nissi pun terdorong untuk menciptakan ruang aman bagi orang-orang yang mengalami keterbatasan seperti dirinya.
Bersama dua teman lain yang juga penyandang Tuli, Nissi mendirikan FeminisThemis pada 2021, bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional.
“Awalnya, kami berdiskusi saat pandemi 2020. Kami resah karena konten edukasi pandemi tidak aksesibel, apalagi edukasi kesehatan reproduksi dan isu kekerasan seksual,” terang Nissi.
Mulanya, FeminisThemis hanya akun Instagram yang menyajikan informasi sederhana. Kini, komunitas tersebut berkembang menjadi wadah edukasi, kampanye, dan kelas-kelas pemberdayaan bagi perempuan penyandang Tuli dan kelompok minoritas gender.
“Kami ingin semakin banyak perempuan penyandang Tuli berani bersuara, berdaya, dan mengambil ruangnya sendiri,” kata Nissi.
FeminisThemis juga menginisiasi berbagai program, seperti #TuliBijakBerdigital, #TuliTangguhBencana, hingga kelas bahasa isyarat kolaborasi bersama sektor swasta.
Mereka aktif menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga masyarakat sipil, seperti KOMPAKS dan API. Nissi juga berupaya memperkuat FeminisThemis lewat berbagai jalur pendanaan dan kemitraan.
Nissi menjelaskan, dengan berbagai program yang telah memberi dampak bagi sekitar seribu penyandang Tuli, FeminisThemis memiliki potensi untuk berkelanjutan. FeminisThemis diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penyandang Tuli agar lebih berdaya, berani, dan melawan kekerasan seksual di lingkungannya.
Ia juga menginginkan FeminisThemis menjadi sumber informasi dan mitra diskusi yang kredibel tentang dunia Tuli bagi perusahaan, pemerintah, maupun pemangku kepentingan lain.
“Kami percaya kolaborasi adalah kunci inklusivitas. Suara kami perlu menggema lebih luas, bukan hanya di lingkup Tuli,” imbuh Nissi.
Perjuangkan hak dan perlindungan anak Tuli
Pada momen Hari Bahasa Isyarat Internasional yang diperingati tiap 23 September, Nissi turut menekankan pentingnya pemenuhan hak dan perlindungan bagi anak-anak penyandang Tuli dengan empat prinsip utama, yakni non-diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak hidup dan keberlangsungan hidup, serta penghargaan terhadap pendapat anak.
Adapun Hari Bahasa Isyarat Internasional menjadi momentum untuk menegaskan perlindungan identitas linguistik dan keragaman budaya bagi penyandang Tuli ataupun pengguna bahasa isyarat lain.
Menurut Nissi, pengakuan terhadap bahasa isyarat dan cara komunikasi yang berbeda merupakan bagian krusial dari penghargaan terhadap pendapat anak.
“Anak-anak penyandang Tuli memiliki beragam cara berkomunikasi. Tidak semua menggunakan bahasa isyarat atau berbicara verbal. Karena itu, pendapat mereka tetap harus dihargai, meski cara komunikasinya berbeda,” jelas Nissi.
Dengan pemahaman ini, Nissi mengingatkan bahwa menghargai suara anak berarti menjunjung prinsip inklusivitas sejak dini.
Anak dengar ataupun orangtua dengan anak tipikal perlu diajarkan untuk tidak mendiskriminasi teman sebaya yang memiliki keterbatasan pendengaran agar semua anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang adil dan setara.
Nissi menjelaskan, anak-anak penyandang Tuli memiliki keragaman cara berkomunikasi. Tidak semua dari mereka menggunakan bahasa isyarat atau berbicara secara verbal. Oleh karena itu, menurut dia, pendapat anak, apa pun bentuk komunikasinya, harus tetap dihargai.
Bagi Nissi, anak dengan disabilitas berhak atas kehidupan, pendidikan, dan pertemanan yang layak.
Ia juga mendorong pemerintah untuk mengakui bahasa isyarat sebagai bagian dari identitas budaya dan bahasa penyandang Tuli serta memberikan akses pendidikan bagi semua penyandang disabilitas agar potensinya berkembang.
Hal tersebut sesuai dengan konvensi PBB tentang Hak Penyandang Disabilitas (UN Convention on the Rights of Persons with Disabilities/UNCRPD).
“Dalam konteks pendidikan, saya berharap, para praktisi menjunjung tinggi prinsip-prinsip ini dan memastikan anak-anak Tuli memiliki akses terhadap pendidikan yang beragam dan inklusif tanpa diskriminasi,” katanya.
Menurut Nissi, pemerintah dapat menerapkan praktik pedagogis berbasis bukti serta melibatkan penyandang Tuli dalam penyusunan kebijakan pendidikan. Salah satunya adalah dengan memasukkan bahasa isyarat Indonesia dalam kurikulum nasional.
Bagi Nissi, bahasa isyarat bukan sekadar alat komunikasi. Ia melihatnya sebagai jembatan keadilan yang akan memudahkan masyarakat memahami keberagaman.
“Kita harus ingat bahwa bahasa pertama yang kuat berperan penting mendukung kemampuan anak-anak Tuli untuk belajar dan berkembang maksimal. Tanpa akses ini, hak-hak anak-anak Tuli tidak dapat terpenuhi,” ungkapnya.
Ia pun menyambut baik rencana pemerintah memasukkan bahasa isyarat ke dalam kurikulum nasional dan menjadikannya salah satu syarat seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) atau sekolah kedinasan.
“Ini terobosan besar untuk layanan publik yang setara dan inklusif. Bayangkan jika layanan publik di bidang kesehatan, pendidikan, hingga darurat bisa berkomunikasi dengan Tuli. Tidak ada lagi hambatan komunikasi yang menghalangi hak dasar mereka. Saya akan terus memantau keseriusan pemerintah,” kata Nissi.
Ia melanjutkan, bahasa isyarat juga sebaiknya dikenalkan sejak dini agar anak-anak tumbuh dengan empati.
“Generasi yang terbiasa berinteraksi dengan penyandang Tuli akan lebih mudah membangun masyarakat yang inklusif,” ujarnya.
Sebagai warga negara, Nissi berharap, Indonesia memandang disabilitas sebagai bagian penting dari keberagaman, bukan obyek belas kasihan.
Akses pendidikan, kesehatan reproduksi, kesempatan kerja, hingga ruang partisipasi pengambilan keputusan bagi perempuan penyandang Tuli harus diperluas.
“Inklusivitas bukan hadiah. Akses bukan pilihan. Inklusivitas dan akses adalah hak,” tegasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
brand merek: Unilever
-
/data/photo/2025/09/29/68da0bf137803.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Nissi Taruli Felicia, Bangun Ruang Aman untuk Teman Tuli Nasional 29 September 2025
-

Telkom Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi, Posisi Wadirut Dihapus
JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Salah satu agenda rapat yakni perubahan susunan komisaris dan direksi.
Sekadar informasi, RUPSLB Telkom seharusnya dijadwalkan pada 3 September 2025. Namun, ditunda tanpa alasan yang jelas.
Hasil RUPSLB ini, pemegang saham meniadakan posisi Wakil Direktur Utama (Wadirut) dan mencopot Muhammad Awaluddin dari posisi tersebut. Adapun Awaluddin baru menjabat selama kurang lebih tiga bulan terhitung sejak 27 Mei 2025.
Selain itu, pemegang saham menambah nomenklatur direksi baru yakni Direktur Legal & Compliance yang dijabat oleh Andy Kelana.
Manajemen juga mengangkat dua orang dari Unilever Indonesia, yaitu Willy Salean menjadi Direktur Capital menggantikan Henry Christiadi dan Ira Noviarti di kursi Komisaris menggantikan Ismail.
Sekadar informasi, Ira merupakan mantan Presiden Direktur Unilever Indonesia, sementara Willy Salean sebelumnya menjabat sebagai Direktur HR Unilever Indonesia.
“Pemegang saham menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan yang diharapkan memperkuat arah strategis Telkom Group dalam mengakselerasi transformasi digital,” ujar SVP Group Sustainability & Corporate Communication Telkom Indonesia Ahmad Reza, dikutip dari keterangan resmi, Selasa, 16 September.
Reza bilang perubahan pengurus ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat fondasi kepemimpinan Telkom dalam menghadapi dinamika industri digital.
“Dengan struktur pengurus yang semakin solid, kami optimistis dapat mempercepat langkah transformasi, menghadirkan nilai tambah berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, serta memperkuat kontribusi Telkom bagi bangsa dan negara,” ucapnya.
Berikut susunan Dewan Komisaris dan Jajaran Direksi:
Dewan Komisaris
– Komisaris Utama: Angga Raka Prabowo
– Komisaris: Rionald Silaban
– Komisaris Independen: Rizal Mallarangeng
– Komisaris: Ossy Dermawan
– Komisaris: Silmy Karim
– Komisaris Independen: Deswandhy Agusman
– Komisaris Independen: Ira Noviarti
– Komisaris Independen: Yohanes Surya
Jajaran Direksi
– Direktur Utama: Dian Siswarini
– Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: Arthur Angelo Syailendra
– Direktur Human Capital Management: Willy Saelan
– Direktur Wholesale & International Service: Honesti Basyir
– Direktur Enterprise & Business Service: Veranita Yosephine
– Direktur Strategic Business Development & Portfolio: Seno Soemadji
– Direktur Network: Nanang Hendarno
– Direktur IT Digital: Faizal Rochmad Djoemadi
– Direktur Legal & Compliance: Andy Kelana
-

Pemerintah paparkan perkembangan sejumlah KEK
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah memaparkan perkembangan terkini Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dinilai dapat memacu pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan investasi, hilirisasi industri, hingga penguatan ekspor.
“Hingga 30 Juni 2025, terdapat 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar di berbagai daerah dengan fokus sektor industri, manufaktur, digital, pariwisata dan kesehatan, serta jasa lainnya seperti Maintenance Repair Overhaul (MRO),” kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Hingga pertengahan tahun, total realisasi investasi di KEK mencapai Rp294,4 triliun, termasuk tambahan Rp40,48 triliun pada semester I 2025. KEK sektor manufaktur menjadi penyumbang terbesar, seperti Gresik, Galang Batang, Kendal, Tanjung Sauh, dan Sei Mangkei.
Dari sisi ketenagakerjaan, KEK menyerap 28.094 tenaga kerja baru pada semester I, sehingga totalnya menjadi 187.376 orang dengan 442 pelaku usaha. Sementara itu, kontribusi ekspor dari beberapa KEK antara lain Sei Mangkei, Palu, Bitung, Arun Lhokseumawe, Galang Batang, Kendal, dan Gresik mencapai Rp20,33 triliun.
Susiwijono mengatakan sejumlah proyek strategis juga telah berjalan.
Di KEK Gresik, PT Freeport Indonesia meresmikan smelter tembaga terbesar di dunia yang mampu menghasilkan 52 ton emas per tahun. Kemudian, KEK Kendal meluncurkan pabrik anoda baterai berkapasitas 80 ribu ton per tahun yang mendukung pasokan 1,5 juta mobil listrik.
Di bidang hilirisasi kelapa sawit, KEK Sei Mangkei menyerap investasi Rp6,5 triliun dari PT Unilever Oleochemical Indonesia, sementara KEK Nongsa mengamankan investasi Rp5,8 triliun untuk pembangunan pusat data.
Sementara itu, KEK Sanur menghadirkan Bali International Hospital yang diproyeksikan menghemat devisa hingga Rp86 triliun.
Selain itu, KEK Singhasari mulai beroperasi dengan menghadirkan King’s College London, dan akan diperkuat oleh Queen Mary University of London pada 2026 dengan target 10.000 mahasiswa.
“Untuk sektor pendidikan, KEK Singhasari telah memulai perkuliahan di kampus King’s College London (KCL) dengan target 5 program studi dan 750 mahasiswa hingga 2030,” ucap Susiwijono.
Di sektor mineral, KEK Galang Batang telah mengekspor 2 juta ton Smelter Grade Alumina per tahun, dengan target peningkatan menjadi 4 juta ton.
Lebih lanjut, ia menegaskan keberadaan KEK merupakan bagian dari strategi mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan visi Indonesia Emas 2045.
“Salah satu prioritas nasional kita adalah melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri. Sejalan dengan RPJMN tersebut, ke depan KEK akan terus kita kembangkan, salah satunya dengan mendorong ekspor sekaligus memperkuat substitusi impor,” ujar dia.
Pemerintah saat ini juga menyiapkan enam KEK baru yang tengah menunggu penetapan, termasuk KEK Industri Halal di Sidoarjo, Jawa Timur, yang diharapkan dapat memperkuat rantai pasok global industri halal.
Sebagai bagian dari promosi internasional, Dewan Nasional KEK juga akan menggelar Indonesia Special Economic Zone Investment Summit and Awards (SEZ-ISA) 2025 pada 11-12 November mendatang di Jakarta, yang mengundang ratusan investor global dan pemangku kepentingan lintas sektor.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Prospek Unilever di Tengah Tekanan Daya Beli dan Fenomena Rohana-Rojali
Jakarta –
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menguat 0,57% pada penutupan perdagangan Selasa (12/8). Saham UNVR tercatat menguat 3,17% pada perdagangan enam bulan terakhir dengan harga Rp 1.790 per lembar.
Di tengah tekanan daya beli dan perubahan perilaku konsumen menyusul fenomena rombongan hanya nanya (rohana) dan rombongan jarang beli (rojali), Unilever mampu membukukan penjualan bersih mencapai Rp 18,2 triliun sepanjang semester I 2025 dengan perolehan laba bersih tercatat sebesar Rp 2,2 triliun.
Meski tercatat koreksi, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih, Unilever meyakini capaian fundamental semester I dapat memperbaiki kinerja fundamental perseroan di paruh kedua tahun ini. Presiden Direktur Unilever Indonesia, Banjie Yap, optimisme perbaikan kinerja akan terjadi lantaran sejumlah merek perseroan memiliki portofolio yang baik di paruh pertama tahun ini.
“Merek-merek kami-yang mewakili 55% dari portofolio-telah mencatat pertumbuhan, menunjukkan penerimaan konsumen yang lebih baik dan ketangguhan portofolio,” ujar Banjie, Kamis (31/7/2025).
Perseroan akan memfokuskan merek-merek inti yang dikelola Unilever. Dalam hal ini, Unilever mengadopsi perbaikan dengan prinsip 6P, yakni Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), Prepositions (Preposisi) and Pack (Pengemasan).
Banjie menyebut, pertumbuhan merek inti perseroan menegaskan relevansi dan ketangguhan merek-merek tersebut di tengah lanskap pasar yang dinamis. Perseroan juga berkomitmen untuk menciptakan pasar dengan cara proaktif, mendorong premiumisasi, dan melakukan eksekusi cemerlang di pasar.
Sejauh ini, Unilever tidak terpengaruh oleh perubahan perilaku konsumen. Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Neeraj Lal, menyebut fenomena rohana-rojali tidak terlalu mempengaruhi portofolio merek inti. Sementara untuk produk kecantikan dan perawatan pribadi Unilever, terang Neeraj, sering kali dibeli konsumen bukan dari mal atau toko ritel modern.
Terlepas dari fenomena tersebut, Neeraj menegaskan, yang penting dilakukan Unilever adalah memastikan ketersediaan produk di sejumlah ritel modern yang ramai dikunjungi. Ketersediaan produk juga perlu dipastikan tidak hanya di toko fisik, melainkan juga di e-commerce.
Ia menilai, fenomena Rojali seringkali terjadi karena daya saing produk. Neeraj juga menilai, Rojali dan Rohana ini menjadi tanggung jawab perusahaan, bagaimana menarik minat konsumen untuk membeli produknya.
“Saya rasa sebagian besar portofolio kami tidak terpengaruh dengan hal tersebut. Jadi saya pikir penting untuk menyadari bahwa ketika kita berbicara tentang window shopping (Rojali), mal dan semua hal tersebut, sebagian besar portofolio kami tidak terpengaruh dengan hal itu. Saya rasa itu salah satunya,” terang Neeraj dalam konferensi persnya secara virtual, Kamis (31/7/2025).
Prospek Saham Unilever
Sebagai upaya mengembalikan kepercayaan investor, Unilever berencana melakukan pembelian kembali saham atau buyback senilai Rp 2 triliun yang ditargetkan rampung Oktober 2025. Buyback ini dilakukan tidak lebih dari 20% total saham dari modal yang disetor perseroan.
Langkah buyback ini juga diambil untuk memberi nilai tambah jangka panjang bagi investor UNVR. Adapun buyback ini akan dilakukan dengan harga yang adil dan layak, yakni sebesar Rp 1.700 per lembar saham. Keputusan ini ditetapkan berdasarkan ketentuan pasar dan mempertimbangkan kepentingan para pemegang saham UNVR.
Adapun pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (13/8), saham Unilever terbang 1,12% ke harga Rp 1.810 per lembar. Unilever mencatat volume perdagangan yang positif di awal pembukaan, yakni sebesar 2,14 juta dengan nilai transaksi sebesar Rp 3,89 miliar.
Mirae Asset Sekuritas dalam analisis pasarnya menyebut peluang bullish untuk saham UNVR. Bahkan ia memprediksi harga saham perseroan mencapai Rp 2.200 per lembar kendati terkoreksi di semester I 2025.
“Setidaknya kenaikan harga saham Unilever tercermin dari adanya peningkatan demand yang terjadi sebelumnya kan. Harga saham Unilever sudah mengalami uptrend selama beberapa bulan terakhir,” ungkap Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama, kepada detikcom, Rabu (13/8/2025).
Nafan menyebut, kenaikan harga saham sejalan dengan perbaikan makro ekonomi domestik. Di sisi lain, para investor juga mengapresiasi aksi korporasi Unilever yang melakukan buyback hingga Rp 2 triliun.
Lihat juga Video: Apresiasi Penerapan Bisnis Berkelanjutan Dalam Inisiatif ED&I Untuk Unilever Indonesia
(kil/kil)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5312207/original/096074800_1754908599-WhatsApp_Image_2025-08-11_at_4.44.48_PM.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Lengkap, 100 Perusahaan Terbesar di Indonesia versi Fortune – Page 3
1. Pertamina
Pendapatan (miliar) Rp 1.217.434,44
2.Perusahaan Listrik Negara
Pendapatan (miliar): Rp 545.380,99
3. Astra International
Pendapatan (miliar): Rp 330.920,00
4.Bank Rakyat Indonesia
Pendapatan (miliar): Rp 274.566,55
5.Bank Mandiri
Pendapatan (miliar): Rp 206.502,31
6.Telkom Indonesia
Pendapatan (miliar): Rp 149.967,00
7. MIND ID
Pendapatan (miliar): Rp 145.211,53
8. Bank Central Asia
Pendapatan (miliar): Rp 120.838,83
9. Sumber Alfaria Trijaya
Pendapatan (miliar): Rp118.227,03
10.HM Sampoerna
Pendapatan (miliar): Rp117.880,02
11. Indofood Sukses Makmur
Pendapatan (miliar): Rp115.786,53
12. Gudang Garam
Pendapatan (miliar): Rp 98.655,48
13. Bank Negara Indonesia
Pendapatan (miliar): Rp 95.635,33
14. Adaro Andalan Indonesia
Pendapatan (miliar): Rp 85.975,08
15. Pupuk Indonesia
Pendapatan (miliar): Rp 81.616,21
16. Sinar Mas Agro Resources and Technology
Pendapatan (miliar): Rp 78.835,44
17. Charoen Pokphand Indonesia
Pendapatan (miliar): Rp 67.477,99
18. Erajaya Swasembada
Pendapatan (miliar): Rp 65.279,68
19. Indosat Ooredoo Hutchison
Pendapatan (miliar): Rp 55.886,87
20. Japfa Comfeed Indonesia
Pendapatan (miliar): Rp55.800,85
21. Bayan Resources
Pendapatan (miliar): Rp 55.697,73
22. Garuda Indonesia
Pendapatan (miliar): Rp 55.217,89
23. Indah Kiat Pulp & Paper
Pendapatan (miliar): Rp 51.649,40
24. Dian Swastatika Sentosa
Pendapatan (miliar): 48.773,62
25. Amman Mineral Internasional
Pendapatan (miliar): Rp 43.049,59
26. Indika Energy
Pendapatan (miliar): Rp 39.543,24
27. Medco Energi Internasional
Pendapatan (miliar): Rp 38.775,71
28. AKR Corporindo
Pendapatan (miliar): Rp 38.729,49
29. Barito Pacific
Pendapatan (miliar): Rp 38.578,61
30. Mitra Adiperkasa
Pendapatan (miliar): Rp 37.835,89
31. Indo Tambangraya Megah
Pendapatan (miliar): Rp 37.245,28
32. Merdeka Copper Gold
Pendapatan (miliar): Rp 36.187,22
33. Semen Indonesia (SIG Group)
Pendapatan (miliar): Rp 36.186,13
34. Kereta Api Indonesia
Pendapatan (miliar): Rp 36.108,22
35.Mayora Indah
Pendapatan (miliar): Rp 36.072,95
36. Unilever Indonesia
Pendapatan (miliar): Rp 35.138,64
37.Pelindo
Pendapatan (miliar): Rp 34.833,87
38. XL Axiata
Pendapatan (miliar): Rp 34.391,60
39.Bank Tabungan Negara
Pendapatan (miliar): Rp 34.117,51
40. Alamtri Resources Indonesia/ADRO
Pendapatan (miliar): Rp 33.595,77
41. Kalbe Farma
Pendapatan (miliar): Rp 32.627,78
42. Pindo Deli Pulp and Paper Mills
Pendapatan (miliar): Rp 32.504,71
43. InJourney
Pendapatan (miliar): Rp 30.539,35
44. Hutama Karya
Pendapatan (miliar): Rp 30.252,29
45. Indomobil Sukses Internasional
Pendapatan (miliar): Rp 29.318,22
46. Bank CIMB Niaga
Pendapatan (miliar): Rp28.926,25
47.Jasa Marga
Pendapatan (miliar): Rp28.703,21
48. BUMA Internasional Grup
Pendapatan (miliar): Rp 28.385,50
49. Indonesia Financial Group (IFG)
Pendapatan (miliar): Rp 28.297,19
50. Bank Danamon Indonesia
Pendapatan (miliar): Rp 27.415,51
-

6 Aplikasi Saham AS untuk Investor Indonesia
Jakarta –
Investasi saham Amerika Serikat (AS) kian diminati investor Indonesia yang ingin mendiversifikasi portofolio dan menangkap peluang di pasar global. Dengan banyaknya aplikasi yang mendukung trading saham AS, investor kini memiliki akses mudah ke bursa seperti NYSE dan NASDAQ.
Berikut adalah daftar 8 aplikasi saham AS yang dapat dipertimbangkan investor Indonesia, dengan fitur dan keunggulan masing-masing.
1. Reku
Reku dikenal sebagai aplikasi trading crypto terpercaya di Indonesia yang terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kini, Reku juga menawarkan investasi saham Amerika dengan akses ke 800+ aset saham dan ETF, termasuk saham perusahaan ternama seperti saham Apple, Tesla, Microsoft, Google, Nvidia, Starbucks, McDonalds, Grab, Roblox, Spotify, Unilever, Coca-Cola dan Amazon. Fitur unggulan Reku meliputi:
Biaya Transaksi Rendah: Biaya transaksi 0,25% tanpa biaya tersembunyi, dengan konversi IDR ke USD Gratis.Modal Terjangkau: Mulai investasi hanya dengan modal $1, cocok untuk pemula hingga investor berpengalaman.Jam Trading Luas: Fitur 24-Hour Trading mendukung transaksi hingga 24 jam selama 5 hari, mencakup sesi Overnight, Pre-Market, Regular, dan After-Hours.Keamanan Terjamin: Transaksi saham AS melalui JFX dan dijamin oleh Kliring Berjangka Indonesia (KBI).Fitur Reku Insight: Fitur yang hanya di Reku yang menyediakan metrik Quality Score, Buzz Score, dan Valuation dalam satu tempat berisi semua metrik yang kamu butuhkan dalam menentukan aset saham mana yang akan kamu beli.Manajemen Portofolio: Pantau harga rata-rata, untung/rugi, dan pertumbuhan investasi secara real-time.Tampilan aplikasi yang ramah pengguna, mulai investor pemula hingga investor berpengalaman.Layanan CS bersama tim ahli yang tersedia 24/7 untuk membantu memberi solusi terbaik.
Untuk pemula, aplikasi Reku juga menghadirkan Reku Packs. Dengan fitur ini, pengguna bisa menggunakan strategi investasi otomatis yang dikurasi oleh tim ahli berdasarkan profil risiko dan tujuan finansialmu.
Pengguna juga bisa berinvestasi langsung dalam satu paket yang berisi berbagai saham unggulan tanpa perlu memilih satu per satu. Reku Packs juga mendukung rebalancing otomatis agar portofolio tetap optimal seiring waktu. Cocok untuk investor pemula maupun yang ingin hemat waktu tapi tetap terdiversifikasi.
Foto: Reku
2. eToro
eToro adalah platform global dengan fitur social trading yang memungkinkan pengguna meniru strategi investor berpengalaman. Aplikasi ini menyediakan akses ke saham AS, Inggris, dan Eropa, dengan antarmuka yang intuitif. eToro cocok untuk investor yang ingin belajar dari komunitas, meskipun perlu memperhatikan biaya konversi mata uang.
3. Interactive Brokers
Interactive Brokers menawarkan alat analisis canggih dan akses ke berbagai pasar global, termasuk saham AS. Platform ini ideal untuk investor berpengalaman yang membutuhkan data mendalam dan fleksibilitas trading, meskipun antarmukanya mungkin sedikit kompleks untuk pemula.
4. TD Ameritrade
TD Ameritrade dikenal dengan platform thinkorswim yang kaya akan fitur analisis teknikal dan edukasi. Aplikasi ini mendukung investasi saham AS dengan alat riset yang kuat, cocok untuk trader yang fokus pada strategi berbasis data.
5. Mirae HOTS
Mirae HOTS, dikembangkan oleh Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menawarkan platform cepat untuk trading saham, termasuk saham AS. Fitur analisis teknikalnya mendukung investor yang mengutamakan kecepatan transaksi dan data pasar real-time.
6. BCAS Best Mobile
BCAS Best Mobile, dari BCA Sekuritas, menyediakan fitur Quick Order untuk transaksi cepat di pasar saham, termasuk saham AS. Aplikasi ini cocok untuk investor yang menginginkan kemudahan akses dengan dukungan ekosistem BCA.
Tips Investasi Saham AS untuk Pemula
Diversifikasi Portofolio: Sebarkan investasi ke berbagai saham atau sektor untuk mengurangi risiko.Pahami Nilai Tukar: Fluktuasi IDR-USD dapat mempengaruhi keuntungan, jadi perhatikan biaya konversi.Manfaatkan Fitur Analisis: Gunakan alat riset dari aplikasi untuk membuat keputusan berdasarkan data.Pilih Platform Terpercaya: Pastikan aplikasi terdaftar di otoritas seperti BAPPEBTI atau OJK untuk keamanan dana.
Investasi saham Amerika Serikat menawarkan peluang besar bagi investor Indonesia untuk mendiversifikasi portofolio dan menangkap potensi keuntungan di pasar global. Dengan berbagai aplikasi trading yang tersedia, investor memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan, mulai dari fitur analisis canggih hingga kemudahan untuk pemula. Penting untuk memilih platform yang tidak hanya menawarkan akses luas ke saham AS, tetapi juga keamanan, biaya kompetitif, dan fitur yang mendukung strategi investasi Anda.
Untuk pengalaman investasi yang praktis, terjangkau, dan terpercaya, Reku bisa menjadi salah satu pilihan yang patut dipertimbangkan. Dengan modal mulai dari $1 dan berbagai fitur unggulannya, Reku memudahkan investor pemula maupun berpengalaman untuk memulai perjalanan di pasar saham AS. Pilih platform yang sesuai dengan tujuan finansial Anda dan mulailah berinvestasi dengan bijak!
(ads/ads)



