brand merek: Toyota

  • Perang Fitur dan Teknologi Suzuki Fronx vs Rocky-Raize, Honda WR-V, Siapa Paling Canggih?

    Perang Fitur dan Teknologi Suzuki Fronx vs Rocky-Raize, Honda WR-V, Siapa Paling Canggih?

    Jakarta

    Segmen compact SUV asal Jepang makin ramai dengan hadirnya Fronx. Jagoan terbaru Suzuki ini langsung berhadapan dengan Daihatsu Rocky, Toyota Raize, dan Honda WR-V. Lantas, siapa di antara mereka yang paling unggul dari sisi fitur dan teknologi?

    Suzuki Fronx

    Suzuki Fronx coba tampil beda lewat fitur-fitur yang terasa cukup berani di kelas harga Rp 250-300 jutaan. Di varian tertingginya, Fronx hadir dengan head unit besar 9 inci yang sudah mendukung Apple CarPlay dan Android Auto nirkabel. Bahkan ada juga fitur wireless charging.

    Untuk menunjang keasyikan berkendara Fronx dibekali dengan paddle shift, kombinasi yang pas dengan transmisi otomatis konvensionalnya. Selain itu ada juga Around View Monitor, Head-up Display, hingga ada fitur auto A/C.

    Desain interior Suzuki Fronx Foto: Pradita Utama

    Fitur keselamatannya juga tak main-main. Selain enam airbag, Fronx punya paket ADAS lengkap lewat Suzuki Safety Support yang mencakup Dual Sensor Brake Support II, Blind Spot Monitor, Rear Cross Traffic Alert, sampai Lane Departure Prevention dan Adaptive Cruise Control. Tak ketinggalan, dan struktur bodi TECT khas Suzuki yang sudah dilengkapi fitur pedestrian protection.

    Tampilan eksterior Suzuki Fronx Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Toyota Raize dan Daihatsu Rocky

    Toyota Raize dan Daihatsu Rocky juga datang dengan pendekatan fitur yang solid dan terukur. Raize GR Sport dan Rocky mulai tipe R menawarkan head unit besar 9 inci yang sudah bisa terhubung ke Apple CarPlay dan Android Auto.

    Sama halnya dengan Frox, Raize termahal juga punya fitur Auto A/C sementara Rocky hanya sampai Max Cool. hingga paddle shift. Lantas untuk Raize tipe termahal punya fitur Paddle Shift yang membuatnya bisa lebih adaptive.

    Toyota Raize Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Kendati ada beberapa fitur yang berbeda di sisi interior, kedua mobil ini sama-sama punya fitur keselamatan aktif lewat Toyota Safety Sense dan ASA. Fitur ADAS ini memungkinkan Raize-Rocky bisa punya Pre-Collision Warning, Lane Departure Warning and Prevention, Adaptive Cruise Control, hingga Blind Spot Monitoring dan Rear Cross Traffic Alert.

    Di sisi lain, fitur-fitur dasar seperti enam airbag, hill start assist, serta stability control juga tersedia. Meski secara jumlah fitur ADAS sedikit lebih terbatas dibanding Fronx atau WR-V, kombinasi kenyamanan dan teknologi Raize-Rocky tetap kompetitif.

    Honda WR-V

    Honda WR-V juga tak ketinggalan lengkap fiturnya. Honda Sensing jadi senjata utama di varian tertinggi WR-V, ini mencakup Collision Mitigation Braking System, Lane Keeping Assist, Road Departure Mitigation, hingga Adaptive Cruise Control dan Auto High Beam.

    Honda WR-V Foto: Ari Saputra

    Sedikit ketinggalan ketimbang rival-rivalnya, Honda masih mengandalkan head unit 7 inci untuk WR-V dan MID digital-nya juga paling kecil di antara ketiganya.

    Namun WR-V punya fitur menarik seperti Honda LaneWatch yang tidak dimiliki kompetitornya. Dengan adanya fitur ini, pengemudi WR-V bisa dengan mudah mengaktifkan kamera sebelah kiri, untuk melihat blind spot.

    WR-V juga punya Remote Engine Start, Walk-Away Auto Lock, dan struktur bodi G-CON + ACE yang dirancang menyerap energi tabrakan secara maksimal. Fitur keselamatan basic di mobil ini juga lengkap, ada 6 Airbags, Hill Start Assist, Vehicle Stability Assist (VSA), ABS, EBD & Brake Assist, Emergency Stop Signal, ISOFIX & Tether, hingga Brake Override System,

    Perang Fitur!

    Dari sini terlihat jelas bahwa masing-masing model punya kekuatan sendiri. Suzuki Fronx tampil paling lengkap dari sisi fitur konektivitas dan visibilitas berkendara, serta membawa ADAS yang sangat kompetitif.

    WR-V juga unggul dari segi kepraktisan penggunaan fitur. Sementara Raize-Rocky tetap solid sebagai pilihan mainstream dengan fitur yang matang dan cukup lengkap di kelasnya. Jika bicara soal value dan kelengkapan, Fronx bisa jadi pilihan menarik bagi konsumen yang mendambakan fitur premium dengan harga jual kompetitif.

    Namun dari penjabaran di atas, terlihat compact SUV asal Jepang di tipe termahalnya sudah dilengkapi dengan fitur yang tak kalah saing dengan pabrikan lainnya. Jadi, pilih yang mana, detikers?

    (mhg/riar)

  • Ini Daftar Peserta GIIAS 2025, Ada Polytron

    Ini Daftar Peserta GIIAS 2025, Ada Polytron

    Jakarta

    Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) akan diselenggarakan kembali tahun ini. GIIAS 2025 digelar pada 24 Juli hingga 3 Agustus 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Kabupaten Tangerang.

    Ketua Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) Yohannes Nangoi mengatakan, penyelenggaraan GIIAS mempunyai keunikan tersendiri di antara pameran otomotif dunia lainnya. Kehadiran merek mulai dari Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea, China, hingga Vietnam menjadikan GIIAS penyelenggaraan pameran otomotif yang memiliki variasi merek otomotif paling lengkap.

    “Merek-merek kendaraan bermotor global tersebut menghadirkan investasi dan menjadi sebuah potensi yang besar untuk industri otomotif Indonesia, dan kehadiran mereka pada pameran GIIAS juga menjadi sebuah kelebihan yang tak dimiliki banyak pameran otomotif lain di dunia, dan seluruh merek ini berlomba-lomba menampilkan teknologi terbaru mereka di GIIAS 2025, yang akan memberikan pilihan yang sangat luas bagi masyarakat Indonesia, dari variasi produk hingga pilihan teknologi terbaru,” ujar Nangoi dalam keterangan resminya.

    Nangoi menjelaskan, penyelenggaraan GIIAS adalah semangat positif bagi industri otomotif nasional, terutama di tengah tantangan ekonomi global. Antusiasme peserta dan pengunjung terhadap GIIAS menjadi dorongan besar buat menjaga dan mendorong geliat industri kendaraan bermotor di Indonesia. “GIIAS 2025 juga menjadi representasi dari konsistensi Gaikindo dalam membangun dan memajukan industri otomotif nasional. Tahun ini adalah kali ke-32 penyelenggaraan pameran Gaikindo dan kami akan terus menghadirkan yang terbaik untuk masyarakat dan pelaku industri,” sambung Nangoi.

    GIIAS 2025 Hadirkan Ragam Merek dan Teknologi

    GIIAS 2025 akan diikuti oleh 38 merek kendaraan penumpang, 4 merek kendaraan komersial, 15 merek kendaraan roda dua, 4 merek karoseri, serta lebih dari 100 merek dari industri pendukung otomotif. Dengan total exhibitor mencapai lebih dari 60 merek dari industri kendaraan bermotor, menjadikan GIIAS 2025 sebagai pameran otomotif terbesar dan terlengkap yang pernah diselenggarakan oleh Gaikindo.

    “Keberagaman dan keikutsertaan merek-merek ternama dunia menunjukkan kuatnya posisi GIIAS dalam peta otomotif nasional dan internasional,” tutur Rizwan Alamsjah selaku Ketua Penyelenggara Pameran Gaikindo.

    Memanfaatkan seluruh area ICE BSD City, GIIAS 2025 akan mengisi total 11 hall utama, yang masing-masing akan menampilkan oleh para peserta dari berbagai segmen industri otomotif. Berikut adalah distribusi penyebaran merek peserta GIIAS 2025:

    • Hall 1 hingga 3A
    – Kendaraan Komersial: Hino, Isuzu, Mitsubishi Fuso, UD Trucks
    – Kendaraan Penumpang: Aion, Aletra, Audi, Citroën, DFSK, GWM, Hyundai, Jaecoo, Jeep, Jetour, KIA, Maxus, Mercedes-Benz, Nissan, Seres, Subaru, VinFast, Volkswagen, Volvo dan Xpeng.

    • Convention Hall: BMW, Ford, Geely, MINI dan Polytron
    • Hall 5 hingga 10: BAIC, BYD, Chery, Daihatsu, Denza, Honda, Lexus, Mazda, MG, Mitsubishi Motors, Suzuki, Toyota dan Wuling.
    • Hall 11: Adiputro, Laksana, New Armada dan Tentrem serta ratusan merek industri pendukung otomotif.

    Lebih lanjut, Rizwan menyampaikan bahwa GIIAS bukan sekadar pameran otomotif, tetapi juga menjadi ajang penting bagi para merek untuk menampilkan inovasi mereka.

    “Teknologi dan produk otomotif terkini selalu mewarnai setiap penyelenggaraan GIIAS, tidak terkecuali juga ditahun ini, informasinya tahun ini hampir seluruh peserta akan memperkenalkan teknologi dan kendaraan terbarunya di GIIAS 2025,” tukas dia.

    (lua/riar)

  • Perang Harga Otomotif di China Memanas

    Perang Harga Otomotif di China Memanas

    Jakarta, Beritasatu.com – Dua raksasa otomotif, BYD dan Great Wall Motor saling sindir secara terbuka, menandakan ketegangan dalam perang harga mobil di China meningkat pada Jumat (30/5/2025).

    Bentrokan ini terjadi di tengah kekhawatiran yang terus meningkat tentang dampak perang diskon terhadap kesehatan finansial industri otomotif China.

    Konflik dipicu oleh pernyataan CEO Great Wall Motor, Wei Jianjun, yang menyebut bahwa kondisi industri otomotif China saat ini tidak sehat.

    Dalam komentarnya, Wei bahkan membandingkan situasi sektor otomotif dengan Evergrande, raksasa properti China yang kolaps akibat krisis utang, meskipun dia tidak menyebutkan nama perusahaan tertentu.

    Pernyataan ini langsung mendapat tanggapan keras dari  Manajer Umum Komunikasi dan Branding BYD, Li Yunfei. Dalam unggahan panjang di platform Weibo, Li membantah adanya krisis serupa di BYD, dan menyatakan bahwa rasio utang terhadap aset BYD yang mencapai 70% adalah akibat dari ekspansi cepat perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.

    Li juga membandingkan utang BYD yang kini melebihi 580 miliar yuan dengan perusahaan besar lain, seperti Ford, Boeing, dan Toyota, sambil menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan kondisi keuangan BYD.

    Ia menilai spekulasi online yang menyebut bahwa komentar Wei merujuk pada BYD sebagai sesuatu yang “membingungkan” dan tanpa dasar.

    Sebagai langkah lanjutan, BYD telah menyerahkan bukti kepada otoritas China untuk menindak pengguna internet yang menyebarkan rumor tersebut, dan berniat mengambil jalur hukum.

    Sementara itu, Great Wall Motor belum memberikan komentar resmi atas reaksi BYD. Namun, dukungan terhadap pandangan Wei datang dari petinggi perusahaan lain.

    CEO produsen mobil milik negara Changan, Zhu Huarongmengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa komentar Wei adalah peringatan penting bagi industri otomotif China agar lebih sadar terhadap potensi risiko jangka panjang dari perang harga.

    Harga saham sejumlah produsen mobil besar, termasuk BYD, Nio, dan XPeng, anjlok sepanjang pekan ini karena kekhawatiran investor atas dampak lanjutan dari strategi potong harga besar-besaran.

    Beberapa produsen bahkan mengikuti langkah BYD dengan kembali menawarkan insentif mobil listrik dalam upaya merebut pangsa pasar.

    Ketegangan antara BYD dan Great Wall Motor sebenarnya bukan hal baru. Pada tahun 2023, Great Wall sempat melaporkan dua model hibrida BYD ke regulator karena dugaan tidak memenuhi standar emisi.

    Sementara itu, pada akhir tahun yang sama, pernyataan BYD yang menyerukan persatuan industri otomotif China dan ajakan untuk “menghancurkan legenda lama” pasar global juga sempat memicu ketegangan dan kritik dari Great Wall.

    Persaingan sengit dalam industri otomotif China kini tidak hanya memunculkan gesekan pasar, tetapi juga menimbulkan konflik terbuka antarperusahaan.

    Meski diskon besar menarik konsumen, tekanan terhadap margin keuntungan dan stabilitas jangka panjang membuat para pelaku industri otomotif di China mulai mempertanyakan keberlanjutan strategi ini. – Dua raksasa otomotif, BYD dan Great Wall Motor saling sindir secara terbuka, menandakan ketegangan dalam perang harga mobil di China meningkat pada Jumat (30/5/2025).

    Bentrokan ini terjadi di tengah kekhawatiran yang terus meningkat tentang dampak perang diskon terhadap kesehatan finansial industri otomotif China.

    Konflik dipicu oleh pernyataan CEO Great Wall Motor, Wei Jianjun, yang menyebut bahwa kondisi industri otomotif China saat ini tidak sehat.

    Dalam komentarnya, Wei bahkan membandingkan situasi sektor otomotif dengan Evergrande, raksasa properti China yang kolaps akibat krisis utang, meskipun dia tidak menyebutkan nama perusahaan tertentu.

    Pernyataan ini langsung mendapat tanggapan keras dari  Manajer Umum Komunikasi dan Branding BYD, Li Yunfei. Dalam unggahan panjang di platform Weibo, Li membantah adanya krisis serupa di BYD, dan menyatakan bahwa rasio utang terhadap aset BYD yang mencapai 70% adalah akibat dari ekspansi cepat perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.

    Li juga membandingkan utang BYD yang kini melebihi 580 miliar yuan dengan perusahaan besar lain, seperti Ford, Boeing, dan Toyota, sambil menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan kondisi keuangan BYD.

    Ia menilai spekulasi online yang menyebut bahwa komentar Wei merujuk pada BYD sebagai sesuatu yang “membingungkan” dan tanpa dasar.

    Sebagai langkah lanjutan, BYD telah menyerahkan bukti kepada otoritas China untuk menindak pengguna internet yang menyebarkan rumor tersebut, dan berniat mengambil jalur hukum.

    Sementara itu, Great Wall Motor belum memberikan komentar resmi atas reaksi BYD. Namun, dukungan terhadap pandangan Wei datang dari petinggi perusahaan lain.

    CEO produsen mobil milik negara Changan, Zhu Huarongmengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa komentar Wei adalah peringatan penting bagi industri otomotif China agar lebih sadar terhadap potensi risiko jangka panjang dari perang harga.

    Harga saham sejumlah produsen mobil besar, termasuk BYD, Nio, dan XPeng, anjlok sepanjang pekan ini karena kekhawatiran investor atas dampak lanjutan dari strategi potong harga besar-besaran.

    Beberapa produsen bahkan mengikuti langkah BYD dengan kembali menawarkan insentif mobil listrik dalam upaya merebut pangsa pasar.

    Ketegangan antara BYD dan Great Wall Motor sebenarnya bukan hal baru. Pada tahun 2023, Great Wall sempat melaporkan dua model hibrida BYD ke regulator karena dugaan tidak memenuhi standar emisi.

    Sementara itu, pada akhir tahun yang sama, pernyataan BYD yang menyerukan persatuan industri otomotif China dan ajakan untuk “menghancurkan legenda lama” pasar global juga sempat memicu ketegangan dan kritik dari Great Wall.

    Persaingan sengit dalam industri otomotif China kini tidak hanya memunculkan gesekan pasar, tetapi juga menimbulkan konflik terbuka antarperusahaan.

    Meski diskon besar menarik konsumen, tekanan terhadap margin keuntungan dan stabilitas jangka panjang membuat para pelaku industri otomotif di China mulai mempertanyakan keberlanjutan strategi ini.

  • Heboh Pemotor Ngebut Lawan Arah di Bogor, Berujung Terlindas Fortuner

    Heboh Pemotor Ngebut Lawan Arah di Bogor, Berujung Terlindas Fortuner

    Jakarta

    Baru-baru ini, media sosial dihebohkan aksi pengendara motor yang ngebut dan lawan arah di Jalan Padjajaran, Bogor, Jawa Barat. Pemotor tersebut berakhir celaka dengan menghantam Toyota Fortuner yang melaju dari arah sebenarnya!

    Disitat dari akun Instagram @dashcam_owners_indonesia, Sabtu (31/5), rekaman tersebut diambil dari dalam kabin Toyota Fortuner. Mulanya, mobil tersebut melaju pelan di jalur kanan. Tak lama setelahnya, ada motor yang muncul dari arah berlawanan.

    Motor tersebut tak melaju pelan, melainkan kencang. Pengendara yang tak mengenakan helm itu sempat menabrak motor lain sebelum akhirnya terpelanting dan menghantam mobil.

    Motor lawan arah di Bogor. Foto: Doc. Tangkapan layar.

    Jika diperhatikan melalui rekaman dari dasbor, pemotor seperti terlindas Toyota Fortuner. Bahkan, warga sekitar sempat meminta pengemudi mobil mundur untuk mengevakuasi pemotor.

    “Lawan arah di tengah-tengah jalan nggak pakai helm. Lokasi di Jalan Padjajaran Bogor,” demikian tulis akun @dashcam_owners_indonesia, dikutip Sabtu (31/5).

    Hingga kini, belum diketahui nasib pengendara motor dan orang lain yang memboncengnya. Namun, insiden itu kabarnya terjadi Rabu (28/5). Hingga berita ini dimuat, tayangan berdurasi singkat tersebut sudah disaksikan 176 ribu kali dan mendapat ratusan komentar.

    Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana mengatakan, kebiasaan melawan arah merupakan ‘penyakit’ para pengguna jalan raya di Indonesia. Menurutnya, kebiasaan itu sering dilakukan orang yang maunya buru-buru tanpa memikirkan keselamatan.

    “(Mereka mikir) mumpung sepi, cuma dekat, kok, dan lain-lain membuat semua jalan disamaratakan. Bahkan aturan lalin diabaikan meski membahayakan,” ujar Sony kepada detikOto, belum lama ini.

    Lebih jauh, Sony mengingatkan, lebih baik tertib tapi selamat, ketimbang buru-buru dan melawan arah tapi berakhir celaka.

    “Tertib lalu lintas dan menjaga kebugaran menjadi salah satu kunci dalam menjaga keselamatan,” kata Sony.

    (sfn/lth)

  • Bedah Eksterior Suzuki Fronx, Lebih Ringkas dari Raize-Rocky

    Bedah Eksterior Suzuki Fronx, Lebih Ringkas dari Raize-Rocky

    Jakarta

    Suzuki Fronx telah meluncur di Indonesia, Rabu (28/5) kemarin. Kendaraan berjenis SUV crossover tersebut membawa sejumlah keunggulan, salah satunya eksterior yang unik dan memikat mata.

    Donny Saputra selaku Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengaku, pihaknya telah melakukan survei kepada konsumen sebelum kendaraan benar-benar diluncurkan. Hasilnya, kata dia, kebanyakan mereka menganggap Fronx merupakan mobil Suzuki dengan desain terbaik di Indonesia.

    “Antusiasme konsumen (saat pertama lihat Fronx) sangat tinggi. Nah, soal aspek apa yang mereka suka kurang lebih ada tiga, termasuk desain. Kami mendapat feedback positif. Konsumen kami banyak bilang ini salah satu desain Suzuki terbaik yang pernah dilihat,” ujar Donny di Kuningan, Jakarta Selatan.

    Eksterior Suzuki Fronx. Foto: Pradita Utama

    Sementara Harold Donnel Tampubolon selaku PT SIS menegaskan, selain tampang yang memikat mata, keunggulan lain eksterior Suzuki Fronx adalah dimensinya yang ringkas dibandingkan para kompetitor sekelasnya.

    “Desain Suzuki Fronx punya dimensi yang kompak namun tetap akomodatif dengan panjang dasar 3,9 meter,” kata dia.

    Dibandingkan kompetitor seperti Daihatsu Rocky, Toyota Raize, Honda WR-V dan Chery Tiggo 5X, dimensi Fronx memang paling kompak. Karuan saja, kendaraan tersebut punya panjang 3.995 mm dengan jarak sumbu roda 2.520 mm. Sementara ketiga pesaingnya itu punya panjang 4 meter lebih.

    Selain itu, postur Fronx juga lebih rendah dibandingkan Rocky, Raize dan WR-V. Mobil baru Suzuki itu hanya setinggi 1,5 meter saat kompetitornya sudah di atas 1,6 meter. Hanya saja, Fronx sedikit agak lebar.

    Dengan catatan tersebut, Suzuki Fronx cocok dipakai harian di jalanan ramai dan cenderung sempit. Lebih lagi, mobil baru itu juga punya radius putar 4,9 meter atau lebih kecil dibandingkan rival-rivalnya yang mencapai 5 – 5,3 meter.

    Eksterior Suzuki Fronx. Foto: Pradita Utama

    Berbeda dari para pesaingnya, Suzuki Fronx tampil dengan wajah yang khas. Mobil tersebut mengusung komposisi pencahayaan unik, di mana lampu utama menggunakan proyektor LED yang terletak di bumper, sementara posisi DRL (Daytime Running Light) berada di bagian atas, dekat dengan kap mesin.

    Desain depan Fronx juga dihiasi Three-Point Signature LED DRL, menyerupai tampilan Grand Vitara yang lebih dulu dipasarkan di Indonesia. Di bagian grille, Suzuki menyematkan desain baru bernama NEXWave Grille dengan aksen krom dan logo khas Suzuki di tengahnya.

    Fronx disebut Suzuki dirancang untuk para konsumen modern. Mobil ini memadukan aura SUV dengan bentuk coupe yang menguatkan rasa crossover kota. Suzuki menyebut nama ‘Fronx’ berasal dari gabungan dua kata, yakni frontier dan crossover.

    Sentuhan desain coupe pada mobil ini terlihat dari siluet atap yang melandai dari depan ke belakang. Pada bagian buritan, garis atap menurun menyatu dengan kaca belakang, kemudian berpadu dengan lampu belakang yang tersambung dari kanan ke kiri. Penampilan belakang makin diperkuat melalui underbody spoiler pada bumper.

    (sfn/lth)

  • Bukan Avanza-Brio, Ini Dia Mobil Terlaris Terbaru di RI

    Bukan Avanza-Brio, Ini Dia Mobil Terlaris Terbaru di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Data terbaru penjualan mobil menunjukkan munculnya pemimpin baru dalam pasar otomotif nasional, yang kini menyandang predikat sebagai mobil paling laris di Indonesia. Adapun raja jalanan RI sepanjang 4 bulan pertama tahun 2025 jatuh kepada Toyota Kijang Innova, yang sebelumnya jadi langganan Avanza atau Brio.

    Mobil ini jauh mengungguli banyak rivalnya dari brand lain maupun dari model lainnya sesama Toyota. Sepanjang Januari-April 2025, Kijang Innova terjual sebanyak 21.120 unit. Angka ini tidak mengejutkan mengingat dalam 4 bulan terakhir mobil ini selalu menjadi mobil terlaris di Indonesia.

    Pada Januari 2025 lalu 5.171 unit, kemudian pada Februari terjual 6.008 unit, bulan selanjutnya di Maret terjual 5.353 unit dan bulan April lalu terjual 4.588 unit. Semuanya menjadikan Kijang Innova menjadi mobil terlaris di tiap bulannya.

    Selanjutnya di posisi kedua masih ditempati oleh Honda Brio yang terjual sebanyak 16.501 unit. Hatchback andalan dari Honda ini mengungguli Daihatsu Sigra yang terjual 15.228 unit.

    Sedangkan Toyota Avanza harus terpaksa tersingkir dari urutan pertama mobil sejuta umat dan kini menempati posisi keempat dengan penjualan 12.926 unit, kemudian dari SUV Toyota lain ada Rush terjual 10.669 unit yang melengkapi posisi lima besar.

    Toyota Calya menempati posisi di bawahnya dengan penjualan 10137 unit, disusul Daihatsu grandmax pick up yang terjual 9279 unit.

    Mitsubishi baru menyumbangkan nama di posisi ke delapan melalui Xpander yang termasuk Xpander Cross dengan penjualan 8.879 unit. Disusul Suzuki Carry pick-up yang terjual 7.378 serta Toyota Agya yang terjual 5425 unit.

    Sepanjang Januari-April 2025, penjualan mobil wholesales atau dari pabrikan ke diler turun 2,9% menjadi 256.368 unit, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yakni sebanyak 264.014 unit.

    Sedangkan, penjualan mobil secara ritel pun lebih anjlok 7,7% menjadi 267.514 unit, dibandingkan 4 bulan pertama 2024 sebanyak 289.917 unit.

    Berikut daftar mobil terlaris pada Januari-April 2025:
    1. Kijang Innova: 21.120 unit
    2. Honda Brio: 16.501 unit
    3. Daihatsu Sigra: 15.228 unit
    4. Toyota Avanza: 12.926 unit
    5. Toyota Rush: 10.669 unit
    6. Toyota Calya 10.137 unit
    7. Daihatsu grandmax pick up: 9.279 unit
    8. Mitsubishi Xpander: 8.879 unit
    9. Suzuki Carry pick-up: 7.378 unit
    10. Toyota Agya: 5.425 unit

    (hoi/hoi)

  • Membahas Interior Suzuki Fronx, Termewah di Kelasnya?

    Membahas Interior Suzuki Fronx, Termewah di Kelasnya?

    Jakarta

    Suzuki Fronx telah meluncur di Indonesia, Rabu (28/5). Selain eksterior atau tampilan luar, kendaraan berjenis low SUV tersebut juga menyita perhatian melalui interior yang mewah.

    Di kelasnya, Suzuki Fronx bertarung ketat dengan para pendahulunya, seperti Toyota Raize, Daihatsu Rocky dan Chery Tiggo 5X. Namun, di tengah pertarungan sengit tersebut, kendaraan itu menawarkan nilai jual lebih melalui interior mewah dan elegan.

    Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Harold Donnel Tampubolon mengatakan, interior mewah memang salah satu elemen yang mau ditonjolkan di mobil barunya tersebut. Itulah mengapa, dibandingkan pesaingnya, Suzuki Fronx diklaim unggul.

    “Bukan hanya memberikan kesan elegan dan mewah, interior Suzuki Fronx juga dilengkapi dengan kompartemen dan sisi fungsionalitas yang sangat mumpuni,” ujar Harold Donnel saat menyampaikan materi di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (28/5).

    Interior Suzuki Fronx. Foto: Pradita Utama

    Suzuki Fronx dirancang dengan kabin yang memadukan kenyamanan dan kesan premium. Interior mobil ini mengusung kombinasi warna hitam dan bordeaux atau merah anggur, memberikan nuansa elegan sekaligus sporty.

    Jok Suzuki Fronx terbuat dari perpaduan material kulit dan fabric yang terasa lembut namun tetap kokoh. Kombinasi bahan ini memberikan kenyamanan duduk baik untuk perjalanan harian maupun jarak jauh.

    Secara tampilan, penggunaan material tersebut, ditambah kombinasi warnanya, membuat interior Suzuki Fronx tampak lebih mewah dibandingkan para kompetitor. Lebih lagi, joknya juga menggunakan model semi-sporty yang menawarkan kenyamanan sekaligus gaya.

    Interior Suzuki Fronx. Foto: Pradita Utama

    Sementara ukuran head unit-nya kurang lebih sama dengan para pesaing, yakni berukuran 9 inch dan bisa terhubung ke ponsel pintar melalui Apple CarPlay dan Android Auto.

    Head unit-nya mendukung fitur keselamatan 360 Around View Monitor. Dengan sistem kamera yang terpasang di berbagai sisi kendaraan, pengemudi dapat melihat kondisi sekitar mobil secara menyeluruh.

    Menariknya, Suzuki Fronx sudah punya head-up display (HUD) yang menambah kesan modern di bagian kabin. Fitur tersebut tak dimiliki para pesaingnya, bahkan di varian tertinggi.

    Selain HUD, Suzuki Fronx varian tertinggi sudah punya Tilt & Telescopic Steering, 360 View Camera, Steering Wheels with Cruise Control Button & Paddle Gear Shift.

    “Ketika kita bicara mengenai teknologi, Suzuki Fronx tidak hanya menawarkan desain yang agresif, tapi juga melengkapinya dengan teknologi-teknologi khas milik Suzuki,” kata Harold.

    Berikut Fitur ADAS di Suzuki Fronx Varian Tertinggi

    Adaptive Cruise ControlLane Keep AssistAutonomous Emergency Braking (DSBS II)Head Up DisplayLane Departure PreventionLane Departure WarningRear Cross Traffic Alert360 View CameraVehicle Swaying WarningBlind Spot MonitorHigh Beam AssistParking Sensor.

    (sfn/rgr)

  • Toyota Alphard Ketinggalan, Segini Penjualan Denza D9 di Indonesia

    Toyota Alphard Ketinggalan, Segini Penjualan Denza D9 di Indonesia

    Jakarta

    Meski terhitung sebagai pendatang baru, penjualan Denza D9 terpantau melesat. Sang rival utama Toyota Alphard pun tertinggal jauh. Begini catatan penjualan keduanya.

    Penjualan Denza D9 unggul jauh bila dibandingkan sang rival utama Toyota Alphard. Berkaca pada data penjualan wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada bulan keempat tahun ini, Denza telah mendistribusikan 811 unit. Sebagai perbandingan pada periode yang sama, hanya ada 78 unit Alphard yang terdistribusi ke dealer-dealer itu.

    Secara keseluruhan hingga April 2025, jumlah distribusi Denza D9 itu mencapai 3.335 unit. Unggul jauh ketimbang Alphard yang hanya 1.207 unit. Dari sisi model, Alphard menawarkan opsi varian lebih banyak yakni bensin dan hybrid. Sedangkan Denza hanya menawarkan satu varian. Kendati demikian, penjualan mobil di awal memang belum bisa menjadi patokan. Sebab, umumnya pada saat awal distribusi akan menyesuaikan unit dealer-dealer di samping memenuhi permintaan konsumen.

    Dari sisi harga, Denza D9 memang lebih murah. MPV bertenaga listrik itu dibanderol Rp 950 juta. Sementara Alphard, varian paling murah harganya Rp 1,62 miliaran. Kalau menginginkan Alphard versi hybrid, maharnya lebih mahal lagi mencapai Rp 1,7 miliaran.

    Menyoal dimensi, Denza D9 punya panjang 5.250 mm, lebar 1.960 mm, dan tinggi 1.920 mm. Jarak sumbu rodanya 3.110 mm. Secara ukuran, Denza D9 ini lebih panjang dan lebar dari Alphard Hybrid. Sebagai perbandingan, Alphard Hybrid panjangnya 5.010 mm, lebar 1.850 mm, dan tinggi 1.945 mm. Jarak sumbu rodanya 3.000 mm.

    eralih ke sumber tenaganya. Alphard Hybrid masih mengandalkan bahan bakar bensin sebagai sumber utama tenaganya. Alphard Hybrid menggendong mesin A25A-FXS yang bisa menyemburkan tenaga 140 kW dan torsi 239 Nm. Sementara untuk motor listriknya bertenaga 184 kW dan torsi 270 Nm. Secara keseluruhan sistem hybrid Alphard itu bisa menyemburkan tenaga sebesar 250 PS. Mesin itu dipasangkan dengan transmisi CVT.

    Selanjutnya untuk Denza D9 mengusung baterai BYD Blade (LFP) dengan kapasitas 103 kWh. Baterai tersebut dipadukan dengan motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor bertenaga 230 kW dan torsi 360 Nm. Berkat paduan antara keduanya, di atas kertas Denza D9 bisa menjelajah sejauh 600 km dalam satu kali pengisian baterai secara penuh.

    Soal fitur keselamatan, Alphard Hybrid sudah dilengkapi perangkat keamanan dalam Toyota Safety Sense (TSS 3.0). Fiturnya antara lain, pre-collision system, full speed ACC, lane tracing assist, panoramic view monitor, blind spot monitoring, parking brake support, driver monitoring system, dan airbag di depan, samping, dan juga jendela. Total ada tujuh airbag di Alphard.

    Denza D9 juga bertabur fitur keselamatan aktif seperti adaptive cruise control, front collision warning, rear collision warning, automatic emergency braking, blind spot detection, rear cross traffic alert, rear cross traffic braking, lane departure warning, lane keeping assist, emergency lane keeping assist, lane change assistance, dan traffic sign recognition.

    Ada juga coordinated regenerative braking, roll movement intervention, hill descent control, tire pressure monitoring system, automatic unlocking by collision sensing, serta 9 airbag yang tersebar di depan, samping, dan tengah mobil.

    (dry/din)

  • Segini Konsumsi BBM Chery Tiggo Cross Dipakai Liburan Jakarta-Bandung

    Segini Konsumsi BBM Chery Tiggo Cross Dipakai Liburan Jakarta-Bandung

    Jakarta

    Chery Tiggo Cross jadi pilihan menarik buat detikers yang cari mobil pertama atau kendaraan harian dengan harga terjangkau. Tapi, apakah mobil ini cukup bisa diandalkan untuk perjalanan jauh? Dan seirit apa konsumsi BBM-nya?

    Tim detikOto sudah mengetes SUV asal China ini dalam jangka panjang. Lawan dari Daihatsu Rocky, Toyota Raize, dan Suzuki Fronx ini memang cukup menggoda, terutama karena nilai jualnya yang tinggi dibanding harganya, alias value for money-nya bagus.

    Dari sisi desain dan fitur, Tiggo Cross tampil mewah. Tapi di balik itu, mobil ini menggendong mesin yang cukup familiar. Ia memakai mesin 1.500 cc naturally aspirated, sama dengan yang dipakai Chery Tiggo 5X.

    Meski begitu, Chery mengklaim transmisi CVT-nya sudah di-upgrade supaya lebih optimal. Saat kami coba, karakternya memang mirip dengan Tiggo 5X, tenaga disalurkan halus dan linear, tapi cukup responsif di putaran bawah.

    Karakter CVT seperti ini justru cocok untuk penggunaan harian, apalagi kalau sering kena macet. Injak gas sedikit, mobil langsung ngacir. Tenaga dan torsi yang dihasilkan terasa kuat di awal-awal tarikan.

    Sayangnya, saat butuh akselerasi lebih di putaran menengah ke atas, performanya agak tertahan. Jadi kalau mau nyalip di jalan tol, kamu perlu lebih dalam menginjak pedal gas.

    Tapi tenang, Tiggo Cross punya mode berkendara yang bisa bantu menyesuaikan karakter mesin. Dengan tenaga 114 HP dan torsi 138 Nm, performa mesinnya masih bisa diandalkan dalam berbagai situasi.

    Chery Tiggo Cross Foto: Agung Pambudhy

    Konsumsi Bensin Chery Tiggo Cross

    Kami juga mengetes efisiensi bahan bakar Tiggo Cross di berbagai kondisi: dalam kota, luar kota, dan tol. Hasilnya cukup beragam.

    Di rute dalam kota dengan kecepatan rata-rata 25 km/jam, konsumsi BBM-nya tercatat 13,3 km/liter. Sementara saat dibawa melaju konstan 90 km/jam di jalan tol, konsumsi bensinnya tembus 16,3 km/liter.

    Nah, bagaimana saat dipakai liburan ke Bandung? Dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandung yang didominasi jalan tol dan kontur menanjak, kami mencatat jarak tempuh 141 km. Untuk itu, mobil butuh isi ulang bensin sebanyak 9,44 liter.

    Artinya, konsumsi BBM rata-ratanya di rute ini adalah 14,9 km/liter. Tidak terlalu irit, tapi juga tidak boros, mengingat medan yang dilalui menuntut mesin bekerja lebih keras di putaran menengah ke atas. Menurut kalian irit atau nggak, detikers?

    (mhg/dry)

  • Adu Performa Suzuki Fronx vs Rocky-Raize dan WR-V, Pilih Mana?

    Adu Performa Suzuki Fronx vs Rocky-Raize dan WR-V, Pilih Mana?

    Jakarta

    Pasar compact SUV asal Jepang makin seru. Namun mobil mana yang paling pas buat dipakai harian, yang mesinnya responsif, irit, dan nggak bikin stres di kemacetan?

    Suzuki Fronx jadi penantang baru di segmen compact SUV yang lama dihuni nama-nama beken dari Jepang seperti Daihatsu Rocky, Toyota Raize, dan Honda WR-V.Suzuki Fronx jadi penantang baru di segmen compact SUV yang lama dihuni nama-nama beken dari Jepang seperti Daihatsu Rocky, Toyota Raize, dan Honda WR-V.

    Suzuki Fronx resmi diluncurkan di Jakarta pada Rabu (28/5/25) Foto: Pradita Utama

    Di tengah persaingan yang ketat, Fronx mencoba tampil beda, terutama dari sisi performa yang lebih disesuaikan untuk kebutuhan harian dan diklaim lebih baik secara efisiensi hingga rendah emisi. Lantas mesin mana yang paling pas buat dipakai harian?

    Perbandingan ini akan fokus pada tipe tertinggi. Suzuki Fronx SGX tampil paling ‘canggih’ di antara kompetitornya yang masih pakai mesin konvensional. Mesin K15C milik Fronx dikawinkan dengan Integrated Starter Generator (ISG) dan baterai kecil, menjadikannya satu-satunya mobil dengan sistem mild hybrid di segmen ini.

    Menurut Shodiq Wicaksono, Managing Director PT Suzuki Indomobil Motor, mesin Fronx sudah memenuhi kriteria kendaraan LCEV (Low Carbon Emission Vehicle).

    “Selain itu tentunya kami sangat berterima kasih atas support yang telah diberikan oleh Kementerian Perindustrian dalam usaha Suzuki untuk berkontribusi dalam carbon neutrality dengan power train yang tepat dan SHVS Smart Hybrid Vehicle by Suzuki, Fronx dapat memenuhi kriteria kendaraan LCEV Low Carbon Emission Vehicle menghadirkan efisiensi bahan bakar yang jauh lebih baik dan berkontribusi pada penurunan emisi karbon secara keseluruhan,” ujar Shodiq pada momen peluncuran Suzuki Fronx.

    Secara output, mesin 1.5L mild hybrid Fronx memang “hanya” menghasilkan 100,6 PS dan torsi 135 Nm. Tapi dengan bantuan motor listrik kecil dari ISG, tarikan awal jadi terasa lebih ringan dan responsif, karakter yang sangat cocok untuk pemakaian dalam kota dan lalu lintas stop-and-go.

    Mesin Fronx vs Raize-Rocky vs WR-V

    Fronx juga mengambil jalur berbeda soal transmisi. Jika rivalnya mengandalkan CVT, Fronx justru tetap percaya diri dengan transmisi otomatis konvensional 6-percepatan.

    Buat sebagian pengendara, ini adalah kabar baik. Karena transmisi torque converter dikenal lebih andal dalam jangka panjang dan memberikan rasa perpindahan gigi yang lebih natural. Nggak ada gejala “ngeden” atau lag seperti yang kadang muncul di CVT saat butuh akselerasi mendadak.

    Namun kalau bicara tenaga mentah, memang Honda WR-V masih jadi yang paling unggul. Mesin 1.5L i-VTEC miliknya sanggup menyemburkan tenaga 121 PS dan torsi 145 Nm. Secara teori, ini membuat WR-V paling bertenaga saat dipacu, apalagi di jalan bebas hambatan.

    Tapi karakter mesin WR-V yang baru agresif di putaran atas kadang kurang cocok untuk pemakaian stop-and-go dalam kota. Di kondisi macet atau kecepatan rendah, responsnya cenderung datar dan butuh waktu untuk “bangun”.

    Komparasi Honda WR-V vs Toyota Raize dan Daihatsu Rocky Foto: dok. detikOto

    Sementara itu, Toyota Raize dan Daihatsu Rocky juga punya nilai lebih lewat mesin 1.0L turbo yang menyajikan torsi cukup besar di putaran bawah. Diklaim tenaganya tembus 98 PS di 6.000 RPM dan torsi puncak 140 Nm di rentang 2.400-4.000 RPM.

    Raize-Rocky mengusung transmisi CVT layaknya WR-V. Kombinasi mesin kecil, turbo, dan transmisi CVT memang cocok buat cruising, tapi saat dibawa bermanuver cepat atau butuh kickdown, potensi turbo lag khasnya mesin turbo berpotensi memberikan jeda sebelum melesat.

    Dari tiga mobil ini, terlihat jelas perbedaan pendekatan. Suzuki Fronx unggul dalam hal efisiensi bahan bakar, emisi rendah, dan sensasi berkendara yang halus berkat mild hybrid dan transmisi konvensional.

    WR-V jadi pilihan untuk yang mengutamakan performa di jalan tol atau luar kota, sedangkan Raize-Rocky mengkombinasikan efisiensi dan tenaga lewat mesin turbo, meskipun karakternya juga cocok buat penggunaan santai. Jadi mana pilihan kalian, detikers?

    (mhg/dry)