brand merek: Tesla

  • Netflix Tayangkan Konten LGBT Anak-anak, Komdigi: Bisa Kena Sanksi

    Netflix Tayangkan Konten LGBT Anak-anak, Komdigi: Bisa Kena Sanksi

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) merespon terkait tayangan Netflix yang menayangkan konten LGBT di platform-nya hingga Elon Musk bereaksi dan mengajak para penggunanya membatalkan langganannya.

    Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Kementerian Komdigi, Alexander Sabar, mengatakan akan menindak Netflix jika ditemukan konten yang melanggar sesuai aturan yang berlaku di Indonesia.

    “Ya, pastinya, semua PSE (penyelenggara sistem elektronik) kita awasi. Apalagi untuk anak, pelindungan (terhadap) anak kan kita upayakan untuk itu,” ujar Alex ditemui di sela-sela peresmian Garuda Spark Innovation Hub Jakarta, Kamis (2/10/2025).

    Namun sejauh ini belum ada laporan terkait konten menyimpang di Netflix tersebut kepada Komdigi. “Belum ada informasi masuk. (Laporan juga) belum,” ucapnya.

    Disampaikan Alex, tidak menutup kemungkinan Komdigi akan memanggil Netflix terkait konten LGBT di platformnya.

    “Kalau ada aduan masuk, kita akan melihat, kita panggil untuk melakukan konfirmasi karena layanan OTT (Over the Top) ini atau Video On Demand ini kan agak berbeda dengan PSE yang user-generated content, ya, jadi posisinya tetap kita awasi karena dia posisinya adalah tetap sebagai penyelenggara sistem elektronik,” jelasnya.

    Bahkan, layanan video on demand itu terancam sanksi dari pemerintah jika terbukti melanggar peraturan.

    “Iya, sanksinya seperti yang kita terapkan selama ini, sanksi administratif,” ucap Alex.

    Diberitakan sebelumnya, Elon Musk meminta 226,5 juta pengikutnya untuk membatalkan langganan Netflix sambil mengecam layanan streaming tersebut karena ditudingnya mendorong pro LGBT. Orang terkaya dunia itu memberikan komentar tersebut setelah menemukan kartun yang menampilkan tokoh seorang remaja laki-laki gay dan transgender serta seorang gadis biseksual.

    Serial animasi Program Dead End: Paranormal Park, tayang perdana di platform streaming tersebut pada tahun 2022 tapi dibatalkan atau tidak diteruskan setelah dua musim. Acara tersebut masih tersedia di Netflix untuk ditonton anak-anak.

    Serial yang disutradarai oleh Hamish Steele ini mengikuti tokoh utama bernama Barney yang melarikan diri ke wahana rumah hantu dari neneknya yang tidak menerimanya sebagai seorang gay dan transgender. Barney ditemani oleh tokoh-tokoh lain, termasuk seorang gadis biseksual.

    Adegan dari serial tersebut, ketika Barney berbagi bahwa ia seorang transgender, baru-baru ini menjadi viral setelah dibagikan oleh akun aktivis konservatif Libs for TikTok di X. “OMG. Dead End Paranormal Park, sebuah acara di Netflix, mendorong pro transgender pada ANAK-ANAK. Acara ini diiklankan untuk ANAK USIA 7 TAHUN,” tulis akun itu.

    Setelah sang CEO Tesla mengetahui konten acara tersebut, ia langsung mengecamnya. “Ini tidak baik,” katanya sambil membagikan unggahan grup tersebut. Ia kemudian membuat beberapa unggahan lagi yang menyerukan orang-orang untuk membatalkan langganan Netflix.

    (agt/rns)

  • Bos Xiaomi Preteli Tesla buat Bongkar Rahasia

    Bos Xiaomi Preteli Tesla buat Bongkar Rahasia

    Jakarta

    Bos Xiaomi Lei Jun terang-terangan sengaja membeli Tesla cuma buat dipreteli. Perusahaannya membeli tiga model Y untuk mencari tahu rahasia bagaimana membuat mobil listrik.

    Dua model perdana mereka, sedan Xiaomi SU7 dan SUV Xiaomi YU7, langsung mendapat respons positif di pasar.

    Dalam sebuah acara di Beijing, CEO Xiaomi Lei Jun secara terbuka mengungkapkan strategi perusahaannya: membeli mobil Tesla untuk dipelajari.

    “Awal tahun ini, kami membeli tiga Model Y, membongkarnya satu per satu, dan mempelajari setiap komponennya,” kata Lei di hadapan audiens, dikutip Business Insider.

    Langkah ini bukan hal baru di industri otomotif. Banyak pabrikan membeli mobil rival untuk dibongkar, mulai dari material, perangkat lunak, hingga teknik produksi.

    Menariknya, Lei Jun menunjukkan sikap yang berbeda dibanding banyak CEO otomotif lain. Ia tak berusaha menjelekkan Tesla. Dalam presentasinya, ia justru memuji Model Y sebagai mobil yang sangat luar biasa.

    “Jika tidak memilih YU7, Anda bisa mempertimbangkan Model Y,” kata dia.

    Popularitas Xiaomi di pasar mobil listrik terlihat jelas sejak peluncuran YU7. Dalam 18 jam pertama, lebih dari 240.000 pesanan masuk, membuat perusahaan kewalahan memenuhi permintaan. Beberapa konsumen bahkan diberi tahu bahwa mereka mungkin harus menunggu lebih dari setahun untuk bisa menerima unit.

    Menghadapi kondisi ini, Lei Jun kembali membuat pernyataan mengejutkan. Dia menyarankan calon pembeli untuk tidak hanya terpaku pada YU7. Di antara rekomendasinya adalah Xpeng G7, Li Auto i8, hingga Tesla Model Y.

    (riar/rgr)

  • Tertekan Perang Harga Sengit, Penjualan BYD di China Turun

    Tertekan Perang Harga Sengit, Penjualan BYD di China Turun

    Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan bulanan raksasa kendaraan listrik BYD Co., turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 18 bulan, di tengah perang harga dan persaingan yang sengit di pasar China.

    Pengiriman pada September 2025 turun 5,5% dari tahun sebelumnya menjadi 396.270 unit, menandai kontraksi pertama BYD sejak Februari 2024. Jika fluktuasi di sekitar liburan Tahun Baru Imlek tidak diperhitungkan, ini akan menjadi penurunan pertama sejak 2020, ketika Covid mengganggu rantai pasokan.

    Melansir Bloomberg, Kamis (2/10/2025), penurunan ini terjadi ketika perusahaan memangkas target penjualannya tahun ini sebesar 16% menjadi 4,6 juta unit, meskipun seorang eksekutif senior mengatakan langkah tersebut mencerminkan respons gesit BYD terhadap perubahan pasar dan target yang direvisi tetap merupakan sebuah pencapaian.

    Terlepas dari hasil tersebut, saham BYD yang diperdagangkan di Hong Kong naik sebanyak 2,9% pada Kamis (2/10/2025) pagi.

    Momentum BYD mungkin melambat, tetapi kemungkinan besar mereka masih mengirimkan lebih banyak kendaraan bertenaga baterai daripada Tesla Inc. dari Amerika, yang akan melaporkan angka pengiriman kuartal ketiganya pada hari Kamis nanti.

    Menurut konsensus Bloomberg, perusahaan yang dipimpin Elon Musk ini diperkirakan telah mengirimkan sekitar 439.600 mobil. Angka tersebut lebih rendah dari 582.522 unit EV yang telah terjual BYD dalam periode yang sama.

    Dengan September dan Oktober yang biasanya merupakan bulan-bulan sibuk bagi pasar otomotif di China, BYD dan para pesaingnya kemungkinan akan berupaya memaksimalkan kuartal terakhir untuk memenuhi target penjualan tahunan mereka.

    Pajak pembelian untuk beberapa EV tertentu akan kembali diberlakukan secara bertahap mulai 2026, yang mendorong para analis memperkirakan peningkatan pengiriman karena konsumen ingin memanfaatkan keringanan pajak tersebut sebelum masa berlakunya berakhir.

    Sebaliknya, Geely Automobile Holdings dengan cepat mengejar pesaingnya dengan menjual 273.125 unit pada September, menunjukkan pertumbuhan sebesar 35% dibandingkan tahun sebelumnya. Grup ini sedang menjalani restrukturisasi untuk bersaing lebih baik dengan BYD, termasuk privatisasi merek Zeekr EV-nya, yang sedang dalam proses penarikan dari Bursa Efek New York.

    Merek lain yang juga menikmati lonjakan penjualan pada September antara lain Xpeng Inc., yang mencatatkan lonjakan 95% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 41.581 unit, dan Zhejiang Leapmotor Technology Co., yang meraup kenaikan 97% menjadi 66.657 unit.

    Xiaomi Corp. terus meningkatkan produksinya setelah meluncurkan kendaraan sport utility YU7 pada Juni. Perusahaan ini mengirimkan lebih dari 40.000 unit bulan lalu, mencetak rekor.

    Analis Morgan Stanley, termasuk Tim Hsiao, mengatakan dalam sebuah catatan riset bahwa selama lonjakan penjualan akhir tahun, BYD perlu menjual rata-rata 447.000 kendaraan per bulan pada kuartal terakhir untuk mencapai target 4,6 juta unit.

    Berdasarkan data penjualan yang dirilis oleh produsen mobil sejauh ini, segmen kendaraan listrik dan hybrid China tumbuh 10% secara bulanan pada September, lebih rendah dari perkiraan analis Citi Research sebesar 15%.

    Dengan Beijing mendesak beberapa industri, termasuk sektor otomotif, untuk mengakhiri perang harga yang tidak berkelanjutan, produsen dapat kesulitan mempertahankan momentum penjualan mereka tanpa diskon besar-besaran. Namun, tekanan pemerintah tampaknya hanya berdampak terbatas pada produsen mobil.

  • Warren Buffet Jual Seluruh Saham BYD, Sudah Untung 20 Kali Lipat

    Warren Buffet Jual Seluruh Saham BYD, Sudah Untung 20 Kali Lipat

    Jakarta

    Berkshire Hathaway, perusahaan investasi milik miliarder Amerika, Warren Buffett, resmi mengakhiri investasinya di produsen kendaraan listrik (EV) asal Tiongkok, BYD.

    Berkshire sudah investasi panjang selama 17 tahun di BYD. Nilainya telah tumbuh lebih dari 20 kali lipat dalam periode tersebut.

    Perusahaan Buffett mulai berinvestasi di BYD pada tahun 2008. Dia membayar US$ 230 juta untuk mencaplok sekitar 225 juta lembar saham, setara dengan kepemilikan 10% saham BYD pada saat itu.

    Kemudian sejak Agustus 2022, Berkshire mulai secara bertahap mengurangi kepemilikan saham BYD.

    Mengutip CNBC International, penasihat khusus untuk BYD, Alfredo Altavilla mengatakan Buffett sudah mendapatkan keuntungan 20 kali lipat dari modal yang dia investasikan.

    Li Yunfei, petinggi BYD, dalam sebuah unggahan di akun Weibo resminya mengucapkan terima kasih kepada Berkshire atas investasi, bantuan, dan persahabatannya selama 17 tahun terakhir. Ia menyebut penjualan saham tersebut sebagai hal yang biasa.

    “Berinvestasi dalam saham melibatkan pembelian dan penjualan, yang benar-benar normal… Kami berterima kasih atas pengakuan Charlie Munger dan Warren Buffett atas BYD, serta atas investasi, dukungan, dan persahabatan selama 17 tahun terakhir… Pujilah semua orang percaya jangka panjang!” tulis Li Yunfei.

    Mencukil laporan Reuters, pesaing terbesar Tesla tersebut mengalami penurunan laba kuartalan untuk pertama kalinya dalam tiga setengah tahun karena ekspansinya terhambat di tengah kampanye pemerintah melawan perang harga.

    Penjualan domestik BYD, yang mencakup hampir 80% dari total pengiriman globalnya, turun selama empat bulan berturut-turut di bulan Agustus. BYD telah memangkas target penjualan tahunan hingga 16% menjadi 4,6 juta kendaraan.

    (riar/dry)

  • Mengenal Motor Listrik Omo X, ‘Tesla’ Roda 2 yang Mau Dijual di Indonesia

    Mengenal Motor Listrik Omo X, ‘Tesla’ Roda 2 yang Mau Dijual di Indonesia

    Jakarta

    Pasar motor listrik Indonesia akan kedatangan merek baru asal China, yakni Omoway. Bahkan, produk pertama mereka, Omo X yang punya teknologi sepintar mobil dan dijuluki ‘Tesla Roda Dua’ sebentar lagi bakal dijual di Tanah Air.

    Omoway melalui motor listrik Omo X sebenarnya sudah debut di Indonesia, Juni lalu. Namun, ketika itu, informasi seputar fitur atau teknologi kendaraan masih terbatas. Kini, mereka pelan-pelan mulai mengungkapnya.

    General Manager Omoway, Yulong Chen mengklaim, Omo X akan menjadi salah satu motor listrik paling canggih pernah ada di Indonesia. Sebab, beberapa teknologi yang tertanam di kendaraan tersebut diadopsi dengan mobil pintar.

    “Sepeda motor listrik pintar ini dirancang untuk seluruh pengguna motor di Indonesia, bukan hanya bagi para penggemar teknologi. Tujuannya adalah menghadirkan pengalaman berkendara yang lebih cerdas, nyaman, dan aman bagi semua orang,” ujar Yulong Chen melalui rilis resmi, dikutip Jumat (26/9).

    Motor listrik Omo X bakal masuk Indonesia sebentar lagi. Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Nah, sebelum dijual di Indonesia, mari berkenalan dengan kendaraan yang digadang-gadang sebagai Tesla-nya motor listrik!

    Mengenal Motor Listrik Omo X

    Motor listrik Omo X tak seperti produk lain yang memerlukan kunci atau remot untuk menyalakan mesinnya. Kita tinggal mengaktifkan bluetooth dan mendekatkan ponsel ke bodi kendaraan, maka motor otomatis akan menyala.

    Selain itu, Omo X juga dilengkapi layar besar pada dasbor yang menampilkan berbagai informasi penting, mulai dari rute berkendara secara real time, sisa daya baterai, hingga lokasi stasiun pengisian listrik.

    Motor listrik Omo X Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Dari sisi keamanan, Omo X dibekali sistem anti pencurian. Jika motor mendeteksi pergerakan mencurigakan yang tidak sesuai dengan kebiasaan pengguna, sistem akan otomatis mengunci kendaraan dan mengirimkan notifikasi alarm ke ponsel pemilik untuk memberi tahu keberadaan terkini motor.

    Menariknya lagi, jika motor dipinjam orang lain, maka peminjam tak perlu repot-repot meminta kunci fisik. Akses kendaraan dapat diberikan melalui otorisasi akun di aplikasi resmi Omoway.

    Sayangnya, untuk sementara, Omoway hanya membocorkan fitur dan teknologinya saja. Sementara untuk spesifikasi terkait kapasitas baterai, lama pengisian dan kecepatan maksimum, mereka masih tertutup. Namun, yang jelas, Omo X akan menggunakan baterai Lithium.

    Selain fitur yang telah diungkap tadi, ketika pengenalan awal, Omo X juga ‘pamer’ beberapa teknologi unggulan, misalnya seperti kemampuan jalan sendiri dan parkir otomatis.

    “Kami memastikan bahwa informasi mengenai ketersediaan produk, harga di pasaran, serta dimensi kendaraan akan diumumkan pada paruh pertama tahun depan. Selain itu, kami juga berkomitmen menghadirkan layanan purna jual dan jaringan toko yang mampu memenuhi ekspektasi pengguna,” kata Yulong Chen.

    (sfn/dry)

  • Elon Musk Ditendang, 2 Miliarder Makin Kencang Menjilat Donald Trump

    Elon Musk Ditendang, 2 Miliarder Makin Kencang Menjilat Donald Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Keretakan hubungan Presiden AS Donald Trump dengan miliarder Elon Musk ternyata membuka peluang bagi ‘orang terkaya’ lain. Menurut laporan Financial Times, CEO Meta Mark Zuckerberg dan CEO OpenAI Sam Altman berupaya mendekatkan diri ke Trump.

    Laporan Financial Times ini berbasis informasi dari sumber dalam pemerintahan AS dan perusahaan terkait. Namun, banyak pihak di pemerintahan Trump yang skeptis dengan Zuckerberg dan Altman, sebab keduanya merupakan mantan pendonor Demokrat.

    Seperti diketahui, hubungan Musk dan Trump renggang gara-gara penetapan ‘One Big Beautiful Bill’ yang memangkas insentif pajak untuk mobil listrik. Musk yang merupakan CEO raksasa mobil listrik Tesla terang-terangan mengkritik aturan tersebut.

    Keduanya terlibat adu mulut terbuka secara online. Sejak Mei 2025, Musk juga resmi mengundurkan diri dari posisinya di pemerintahan Trump sebagai kepala Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Sejak saat itu, Musk dan Trump tak pernah tampil bersama di hadapan publik, kecuali saat keduanya menghadiri upacara peringatan (memorial service) untuk Charlie Kirk yang tewas ditembak pada 10 September 2025.

    Kebersamaan Musk dan Trump disorot dan menunjukkan hubungan yang melunak. Namun, tetap saja Musk dan Trump tidak sedekat dulu.

    Sementara itu, Zuckerberg dan Altman tampak sering mengunjungi Gedung Putih pada tahun ini. Keduanya juga selalu memuji pemerintahan Trump dalam berbagai kesempatan.

    “Di ranah privat, mereka [Zuckerberg dan Altman] mencari dukungan Gedung Putih untuk memperluas peluang komersil dan menghindari tekanan dalam membangun kerajaan AI,” tulis Financial Times dalam laporannya, dikutip Kamis (25/9/2025).

    Sejauh ini, Financial Times melaporkan bahwa kepentingan Zuckerberg dan Altman sejalan dengan Trump. Zuckerberg telah berkomitmen untuk menginvestasikan setidaknya US$600 miliar ke AS hingga 2028.

    Hal ini memungkinkan Trump untuk memamerkan kesuksesan pemerintahannya dalam menggerakkan korporasi besar AS melawan China. Meta dan OpenAI juga sudah mencabut pembatasan penggunaan teknologi AI mereka untuk kebutuhan militer.

    Kedekatan Trump dengan bos-bos raksasa teknologi AS, termasuk Zuckerberg dan Altman, ditunjukkan dengan jamuan makan malam spesial di Gedung Putih. Selain Zuckerberg dan Altman, turut hadir CEO Apple Tim Cook, CEO Microsoft Satya Nadella, pendiri Microsoft Bill Gates, Co-CEO Oracle Safra Catz, dan Co-Founder Google Sergey Brin.

    Upaya Zuckerberg dan Altman untuk mendekati Trump terbukti membawa berkah. Pemerintah AS berkomitmen untuk mengakselerasi izin untuk pembangunan data center super mahal dan ‘haus’ energi yang dibutuhkan dalam pengembangan teknologi AI.

    Meta dan OpenAI juga masuk dalam daftar yang penyuplai AI untuk pemerintah AS yang sudah disetujui.

    Perubahan Dinamika Bos-bos Raksasa Teknologi dan Trump

    Menarik untuk melihat perubahan dinamika antara Altman-Trump dan Zuckerberg Trump.

    Pada 2016 lalu, Altman pernah menuliskan bahwa kemenangan Trump dalam Pemilu terasa seperti “hal terburuk yang terjadi di hidup saya”. Namun, baru-baru ini Altman justru dekat di ‘ketek’ Trump. Ia mengunjungi Arab dan Inggris bersama Trump dan jejeran pejabat negara.

    Saat Trump baru dilantik pada Januari lalu, Altman berdiri bersama sang Presiden baru, pendiri Oracle Larry Ellison, dan CEO SoftBank Masayoshi Son, untuk mengumumkan proyek data center raksasa ‘Stargate’ senilai US$500 miliar.

    Sama seperti Altman, hubungan Zuckerberg dan Trump juga dulunya tak harmonis. Bahkan, Trump sempat berencana memenjarakan Zuckerberg jika pencipta Facebook itu menghalangi upayanya memenangkan Pilpres.

    Namun, kini Zuckerberg juga tunduk pada keinginan Trump. Ia mengubah beberapa kebijakan perusahaan, salah satunya mencaput sistem pengecekan fakta eksternal di platform Meta.

    Trump juga membantu Zuckerberg melawan legislator Uni Eropa yang menargetkan raksasa teknologi melalui ‘Digital Markets Act’ (DMA) dan pemungutan pajak digital.

    Trump tak segan-segan menuliskan di media sosial bahwa pajak digital, aturan layanan digital, dan regulasi pasar digital (yang digaungkan Uni Eropa), dirancang untuk mendiskriminasi teknologi AS.

    Bahaya Jangka Panjang

    Namun, simbiosis mutualisme yang terjalin antara bos-bos raksasa teknologi dengan Trump dinilai sebagian orang sebagai taktik yang berbahaya untuk jangka panjang.

    “Meta akan dihukum saat meja politik berbalik arah,” kata negosiator Brussels, dikutip dari Financial Times.

    “Komisi Eropa memiliki memori institusional yang panjang,” ia menambahkan.

    Nyatanya, saat ini saja kedekatan Meta dengan Gedung Putih tak mampu menyelamatkan perusahaan dari rentetan kasus yang menimpa perusahaan di AS. Misalnya, kasus anti-monopoli yang sedang berkembang, penyelidikan dari FTC, serta pengujian oleh Senator Republik Josh Hawley terkait chatbot berbasis AI.

    Selain itu, masih ada keraguan terkait sikap politik Zuckerberg dan Altman di masa depan saat dinamika berubah pasca midterm tahun depan.

    “Saya rasa mereka tak punya ideologi yang pasti,” kata seseorang yang dekat dengan pemerintahan Trump kepada Financial Times.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ayah Elon Musk Dituding Lakukan Kejahatan Menjijikkan

    Ayah Elon Musk Dituding Lakukan Kejahatan Menjijikkan

    Jakarta

    Errol Musk, ayah Elon Musk yang berusia 79 tahun, dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap lima anak dan anak tirinya sejak 1993. Hal itu diriset dan dilaporkan oleh media terkemuka, New York Times.

    New York Times mengatakan tuduhan tersebut kemungkinan jadi alasan mengapa Elon Musk, CEO Tesla dan orang terkaya di dunia, jarang menyebut ayahnya dan bahkan terkesan membencinya. Errol Musk sendiri menolak tuduhan yang dilaporkan oleh Times dan menyebutnya sebagai kesalahan.

    Mengutip surat-surat pribadi, email, dan wawancara dengan anggota keluarga, Times mengatakan bahwa Errol Musk, yang memiliki setidaknya sembilan anak dan anak tiri serta telah menikah dengan tiga perempuan, mempertahankan cengkeraman kuat atas sebagian besar keluarganya.

    Dilihat dari catatan pengadilan, korespondensi pribadi, pekerja sosial, dan wawancara dengan anggota keluarga, Times menulis tuduhan paling awal terhadap Errol Musk terjadi pada tahun 1993, ketika anak tirinya yang berusia empat tahun memberi tahu kerabatnya bahwa ia telah menyentuhnya di rumah.

    Satu dekade kemudian, anak tirinya mengatakan ia memergokinya sedang mengendus pakaian dalamnya yang kotor. Beberapa anggota keluarga juga menuduhnya melakukan kekerasan terhadap dua putri dan seorang putra tirinya.

    Tiga penyelidikan penegakan hukum terpisah sempat digelar, mengutip catatan polisi dan pengadilan, serta keterangan anggota keluarga. Dua dari penyelidikan berakhir tanpa tindakan, sementara tidak jelas apa yang terjadi dalam penyelidikan ketiga.

    “Tidak ada bukti karena ini omong kosong,” kata Errol Musk menanggapi tudingan itu. Ia menuduh ada anggota keluarga yang menyuruh anak-anak mengatakan hal-hal yang salah dan bahwa mereka mencoba memeras Elon, putra sulungnya.

    Elon Musk sendiri menggambarkan hubungan yang sulit dengan Errol. Ia mengatakan kepada Rolling Stone pada tahun 2017 bahwa ayahnya telah melakukan “hampir semua hal jahat yang dapat Anda pikirkan”.

    Musk berkisah ia tinggal bersama ayahnya pada usia 10 tahun sementara adik-adiknya, Kimbal dan Tosca, tinggal bersama ibu mereka. “Saya merasa kasihan pada ayah saya, karena ibu saya memiliki ketiga anak. Dia tampak sangat sedih dan kesepian sendirian. Jadi saya pikir, saya bisa menemaninya,’” katanya yang dikutip detikINET dari Guardian.

    “Saat itu saya tidak benar-benar mengerti orang seperti apa dia … Itu bukan ide yang bagus. Ayah saya punya rencana jahat yang matang. Dia akan merencanakan kejahatan,” cetusnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    (fyk/rns)

  • Robot Pengganti Manusia Segera Tiba, Tandanya Makin Jelas Terlihat

    Robot Pengganti Manusia Segera Tiba, Tandanya Makin Jelas Terlihat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Era robot humanoid atau yang menyerupai manusia semakin nyata. OpenAI, perusahaan pengembang ChatGPT, mulai serius menggarap riset robotika dengan merekrut sejumlah peneliti berpengalaman di bidang kecerdasan buatan (AI) dan sistem humanoid.

    Sumber yang mengetahui langkah perusahaan menyebutkan OpenAI kini tengah membentuk tim khusus untuk mengembangkan algoritma AI yang mampu mengendalikan robot humanoid maupun jenis robot lain. Sistem ini nantinya dilatih melalui teleoperasi dan simulasi.

    Bahkan, OpenAI dikabarkan telah mulai melatih algoritma AI agar lebih mampu memahami dunia fisik, sehingga robot bisa bernavigasi dan melakukan berbagai tugas layaknya manusia.

    Sejumlah perekrutan terbaru menegaskan keseriusan OpenAI. Chengshu Li, peneliti dari Stanford University yang fokus pada tolok ukur kemampuan robot humanoid dalam pekerjaan rumah tangga, resmi bergabung pada Juni 2025.

    Selain itu, beberapa peneliti lain dari laboratorium robotika juga telah direkrut, menurut informasi dari profil LinkedIn mereka.

    Meski menolak berkomentar langsung mengenai rencana robotikanya, OpenAI belakangan memasang banyak lowongan kerja terkait posisi tersebut.

    Beberapa posisi menuntut keahlian teleoperasi, simulasi dengan Nvidia Isaac, hingga perancangan sistem mekanik untuk produksi massal.

    Hal ini memunculkan spekulasi bahwa OpenAI bisa jadi sedang menyiapkan robot buatan sendiri atau mengembangkan sistem pelatihan robot berskala besar.

    Dalam keterangan lowongan tersebut, OpenAI menegaskan tim robotikanya berfokus pada pengembangan robot serbaguna dan mendorong pencapaian kecerdasan buatan umum (AGI) di dunia nyata.

    Langkah ini menandai kembalinya OpenAI ke riset robotika setelah sempat menghentikannya pada 2021. Sebelumnya, perusahaan pernah mencuri perhatian dengan algoritma yang mampu menyelesaikan Rubik’s cube menggunakan tangan robot mirip manusia.

    Stefanie Tellex, seorang ahli robotika dari Universitas Brown, mengatakan membangun robot yang lebih efektif akan membutuhkan perancangan dan pelatihan model AI yang mampu memproses input persepsi berdimensi tinggi dengan kecepatan tinggi, serta menghasilkan output fisik berdimensi tinggi dengan kecepatan tinggi.

    “Artinya model yang dapat melihat dan bertindak dengan ketepatan tinggi. Meski begitu, Tellex tidak mengetahui secara spesifik rencana OpenAI,” ujar dia, dikutip dari Wired, Senin (22/9/2025).

    OpenAI tidak sendirian, persaingan di bidang humanoid kian ketat dengan hadirnya startup seperti Figure, Agility, dan Apptronik. Perusahaan besar seperti Tesla dan Google juga sudah berinvestasi besar-besaran untuk mengembangkan robot mirip manusia.

    “Saya tidak melihat mereka memiliki keunggulan ajaib dibanding pihak lain,” kata Tellex.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pintu Mobil Tesla Makan Korban Lagi, 2 Anak Terbakar Hidup-Hidup

    Pintu Mobil Tesla Makan Korban Lagi, 2 Anak Terbakar Hidup-Hidup

    Jakarta, CNBC Indonesia – Fitur teknologi di mobil Tesla lagi-lagi memakan korban jiwa. Tiga orang terbakar hidup-hidup di mobil Tesla yang meledak.

    Berdasarkan laporan di Bild dan 20 Minuten, sebuah Tesla terbakar setelah menabrak pohon di Schwerte, Jerman pada 7 September 2025. Seorang pria berusia 43 tahun dan dua orang anak tewas terbakar di dalam mobil listrik tersebut, serta satu orang anak luka.

    Kecelakaan di Jerman sampai saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Peran teknologi swa-kemudi dan desain Tesla belum bisa dipastikan, tetapi cerita soal kejadian cukup membuat publik curiga.

    Detail soal kecelakaan di Jerman belum terungkap. Namun, laporan sementara menyatakan mobil Tesla tersebut terpelintir ketika berusaha mendahului sebaris mobil di depannya, kemudian terperosok ke parit dan menabrak pintu.

    Mobil listrik Tesla kemudian terbakar. Pengemudi dan dua anak berusia 9 tahun di dalamnya tewas terbakar. Satu orang anak usia 9 tahun berhasil keluar dari mobil kemudian diterbangkan ke rumah sakit.

    Beberapa orang dilaporkan berusaha membuka pintu Tesla untuk menyelamatkan korban, tetapi gagal. Pemadam kebakaran juga disebut kesulitan untuk memadamkan api yang berkobar. 

    Kasus serupa pernah terjadi di Jerman yang berujung pada gugatan hukum atas Tesla. Tesla dituduh berbohong lewat iklan mereka soal teknologi Autopilot dan sistem Swa-Kemudi Penuhnya. Gugatan yang sama dihadapi Tesla di Negara Bagian Florida.

    Pintu Tesla juga kerap menimbulkan masalah karena sulit dibuka dalam keadaan darurat. Pintu di Tesla Model Y tidak berfungsi saat pasokan daya dari baterai putus. Pintu harus dibuka secara manual lewat mekanisme tertentu, yang sulit dilakukan oleh anak. Perusahaan yang dipimpin Elon Musk itu kini sedang menyiapkan rancangan baru.

    Taksi tanpa pengemudi Tesla yang baru diuji coba di jalan dalam beberapa bulan terakhir juga dilaporkan kerap terlibat dalam kecelakaaan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Momen Trump-Elon Musk Reuni Pertama Kali Usai Bentrok Berbulan-bulan

    Momen Trump-Elon Musk Reuni Pertama Kali Usai Bentrok Berbulan-bulan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk akhirnya kembali reuni. Mereka terlihat mengobrol untuk pertama kalinya di depan publik pasca berbulan-bulan terlibat adu mulut di internet.

    Momen kebersamaan Trump dan Musk tertangkap kamera saat keduanya menghadiri upacara peringatan (memorial service) Charlie Kirk pada Minggu (21/9) waktu setempat.

    Tampak jejeran politikus papan atas Republik turut hadir di State Farm Stadium, Glendale, Arizona, tempat memorial service untuk Kirk digelar. Ribuan orang berkumpul untuk mengenang mendiang Kirk yang tewas ditembak pada 10 September 2025.

    Sebelum Trump maju ke atas panggung untuk menyapa massa, Musk tampak menghampirinya dan duduk di bangku sebelah yang kosong, dikutip dari Fortune, Senin (22/9/2025).

    Mereka tampak saling berjabat tangan dan mengobrol santai layaknya kawan lama yang baru bertemu. Musk kemudian membagikan foto kebersamaannya dengan Trump ke akun X personalnya dengan menuliskan caption ‘For Charlie’ (untuk Charlie).

    Foto: Presiden AS Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk berbincang saat menghadiri peringatan memorial aktivis konservatif Charlie Kirk di State Farm Stadium, Glendale, Arizona, Minggu (21/9/2025). (X/@elonmusk)
    Presiden AS Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk berbincang saat menghadiri peringatan memorial aktivis konservatif Charlie Kirk di State Farm Stadium, Glendale, Arizona, Minggu (21/9/2025). (X/@elonmusk)

    Akun X resmi Gedung Putih juga membagikan momen Trump dan Musk yang tampak berbicara dan diambil dari sisi belakang. Musk kemudian turut me-retweet unggahan tersebut.

    Ini adalah kali pertama Trump dan Musk terlihat bersama di depan publik sejak Juni 2025, ketika keduanya saling sindir di media sosial terkait rencana pengeluaran dan pajak yang ditetapkan Trump.

    Saat ‘One Big Beautiful Bill’ maju ke Kongres, Musk mengkritiknya habis-habisan. Ia menyebut aturan itu akan menambah utang AS. Selain itu, aturan tersebut juga mengakhiri insentif pajak untuk mobil listrik dan modul energi solar, produk-produk yang dijual Tesla milik Musk.

    Musk bahkan menyebut peran Trump dalam kasus Jeffrey Epstein dan mengancam akan menarik roket SpaceX yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah federal.

    Tak tinggal diam, Trump mengancam akan mengerahkan Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang sebelumnya dikepalai Musk untuk menyelidiki subsidi yang diterima perusahaan-perusahaan Musk.

    Seiring waktu, ketegangan keduanya mulai reda, tetapi Trump menekankan hubungannya dengan Musk telah berakhir. Trump juga mengatakan tak memiliki rencana berkomunikasi dengan Musk dalam waktu dekat.

    Pada pertengahan tahun ini, Kirk sempat menyebut Musk dan Trump pada akhirnya akan kembali bersatu. Kirk menilai Musk dan Trump akan jauh lebih kuat jika bersama.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]