brand merek: Tesla

  • Wall Street Hari Ini Semringah Efek Trump, Dow Jones Catat Rekor Capai Level 44.000

    Wall Street Hari Ini Semringah Efek Trump, Dow Jones Catat Rekor Capai Level 44.000

    Jakarta, Beritasatu.com – Bursa perdagangan Amerika Serikat (AS) Wall Street semringah pada perdagangan hari ini, Senin (11/11/2024) waktu setempat. Bahkan, Dow Jones Industrial Average mencatat rekor baru sepanjang masa atau all time high (ATH) imbas kemenangan Donald Trump pada Pemilu Presiden (Pilpres) AS 2024.

    Mengutip CNBC International, Selasa (12/11/2024), Dow Jones Industrial Average menguat 304 poin atau 0,69% mencapai level tertinggi di 44.293,69. Hal ini menjadi kali pertama Dow Jones menembus level 44.000.

    Selain itu, S&P 500 juga mencetak rekor tertinggi penutupan dengan bertambah 0,10% dan berakhir di 6.001,35, dan untuk pertama kali menembus level 6.000. Sementara Nasdaq Composite hanya naik tipis 11 poin atau 0,06% menjadi 19.298,76.

    Kenaikan Dow Jones dipimpin oleh saham sektor perbankan, dengan JPMorgan Chase naik 1%, sedangkan Goldman Sachs menguat 2,2%. Saham Bank of America dan Citigroup masing-masing naik sekitar 2%.

    Sektor perbankan menunjukkan kenaikan tajam sejak kemenangan Trump dalam pilpres pekan lalu. Hal itu didorong harapan bahwa kebijakan Trump akan mempermudah regulasi di sektor perbankan. Sementara itu, saham GameStop, favorit di kalangan investor ritel, melonjak 10%.

    Saham Tesla turut mencatatkan peningkatan tajam dengan kenaikan lebih dari 9%. Saham-saham berkapitalisasi kecil juga mengalami penguatan, dengan indeks Russell 2000 naik 1,47%.

    Namun, berbeda dengan saham-saham teknologi besar pada Wall Street yang justru melemah. Apple jatuh hampir 2%, kemudian Microsoft dan Amazon masing-masing turun sekitar 1%.
     

  • Elon Musk Dukung Rencana Presiden Intervensi The Fed Setelah Kemenangan Trump

    Elon Musk Dukung Rencana Presiden Intervensi The Fed Setelah Kemenangan Trump

    Washington, Beritasatu.com – CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk, miliarder pendukung presiden terpilih Donald Trump mendukung gagasan untuk mengizinkan presiden intervensi atau ikut campur tangan pada kebijakan Federal Reserve (The Fed).

    Menanggapi unggahan senator Mike Lee di media sosial pada Kamis (7/11/2024) yang menyerukan agar The Fed berada di bawah arahan presiden, Elon Musk pada Jumat (8/11/2024) mengunggah emoji “100” sebagai tanda setuju.

    Senator Lee mengakhiri unggahan bernada presiden intervensi The Fed dengan kata-kata ”#EndtheFed.”

    Meski singkat, komentar Musk mencerminkan tekanan terhadap independensi The Fed dalam pemerintahan Donald Trump.

    Ketua Fed Jerome Powell pada Kamis mengatakan, pihaknya tidak akan mengundurkan diri dari jabatannya meski Trump meminta. Hal itu menandai pertikaian hubungan antara ketua Fed dan presiden terpilih.

    Tradisi independensi The Fed bertujuan memberikan bank sentral kemampuan membentuk kebijakan moneter, seperti menaikkan atau menurunkan suku bunga berdasarkan kesehatan ekonomi AS di masa depan.

    Namun, selama masa jabatan pertamanya, Trump tidak malu-malu melanggar tradisi itu dan secara terbuka meremehkan Powell dan kebijakannya.

    Selama kampanye presidensial 2024, Trump juga kerap kali mempertimbangkan gagasan memberi dirinya hak suara dalam kebijakan The Fed jika ia kembali memenangi Gedung Putih.

    “Presiden setidaknya harus memiliki (satu) suara di sana,” kata Trump pada Agustus dalam sebuah konferensi pers di klubnya Mar-a-Lago, Florida. 

    Trump yang ingin presiden intervensi The Fed mengaku, menghasilkan banyak uang dan sukses. “Saya dalam banyak kasus, lebih baik daripada orang-orang yang menjadi anggota Federal Reserve,” kata dia.
     

  • Trump Menang Saham Tesla Nanjak, Kekayaan Elon Musk Tembus Rp 4.915 Triliun

    Trump Menang Saham Tesla Nanjak, Kekayaan Elon Musk Tembus Rp 4.915 Triliun

    Jakarta

    Kekayaan bersih Elon Musk telah melonjak drastis. Kini angkanya mencapai USD 314 miliar atau sekitar Rp 4.915 triliun.

    Hal ini bisa terjadi karena saham perusahaan mobil listriknya, Tesla, mengalami lonjakan menyusul kemenangan pemilu Donald Trump. Tercatat kalau kekayaannya naik USD 50 miliar atau sekitar Rp 782,7 triliun sejak 5 November 2024.

    Dengan begitu, Musk menduduki posisi pertama dalam daftar orang terkaya di dunia. Dirinya melampaui kekayaan bersih Jeff Bezos di peringkat kedua, sebesar USD 230 miliar atau sekitar Rp 3.600 triliun.

    Jumlah tersebut juga mengalahkan Mark Zuckerberg yang ada di urutan ketiga, dengan kekayaan bersih USD 209 miliar atau sekitar Rp 3.271 triliun. Lalu unggul dari Bill Gates yang mengisi posisi keenam, senilai USD 162 miliar atau sekitar Rp 2.536 triliun.

    Melonjaknya kekayaan CEO Tesla tersebut hampir mencapai rekor sebelumnya, hingga USD 340 miliar atau sekitar Rp 5.322 triliun pada 2021. Itu terjadi setelah minggu yang luar biasa di pasar saham perusahaannya meningkat, sekitar 28% sejak penutupan hari Selasa.

    Seperti yang diketahui, Musk merupakan pendukung garis keras Trump selama kampanye kepresidenan Amerika Serikat ke-47. Diketahui kalau dirinya telah menyumbang lebih dari USD 100 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun, untuk mendukung Trump.

    Analis Wedbush, Dan Ives, menyatakan bahwa kemenangan Trump dapat menguntungkan Tesla secara signifikan. Sebab posisi perusahaan mobil listrik tersebut lebih baik daripada para pesaingnya, bila Trump menarik keringanan pajak, insentif, dan lain sebagainya yang bisa meningkat penjualan Tesla.

    “Tesla memiliki skala dan cakupan yang tak tertandingi dalam industri kendaraan listrik dan dinamika ini dapat memberi Musk dan Tesla keunggulan kompetitif yang jelas dalam lingkungan subsidi non-kendaraan listrik, ditambah dengan kemungkinan tarif Tiongkok yang lebih tinggi yang akan terus mendorong pemain kendaraan listrik Tiongkok yang lebih murah (BYD, Nio, dll.) agar tidak membanjiri pasar AS selama tahun-tahun mendatang,” katanya.

    (hps/asj)

  • Ukraina Luncurkan Serangan Terbesar ke Moskow, Bandara Rusia Lumpuh

    Ukraina Luncurkan Serangan Terbesar ke Moskow, Bandara Rusia Lumpuh

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ukraina melancarkan serangan ke Moskow menggunakan sedikitnya 34 pesawat nirawak atau drone pada Minggu, (10/11/2024) waktu setempat. Serangan ini menjadi serangan drone terbesar yang pernah dilakukan Ukraina terhadap ibu kota Rusia tersebut sejak perang meletus pada 2022 silam.

    Sementara itu, pertahanan udara Rusia dilaporkan berhasil menghancurkan 36 drone lain yang menargetkan sejumlah wilayah di bagian barat Rusia pada hari yang sama.

    “Serangan teroris dari Kyiv menggunakan drone ke wilayah Federasi Rusia berhasil digagalkan,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dikutip dari Reuters, Minggu, (10/11/2024).

    Otoritas penerbangan Rusia melaporkan serangan ini menyebabkan pemerintah mengalihkan 36 penerbangan dari tiga bandara yaitu Domodedovo, Sheremetyevo and Zhukovsky. Satu orang dilaporkan terluka di Moskow.

    Sebelumnya, Rusia juga memecahkan rekor dengan melakukan serangan 145 drone dalam satu malam ke wilayah Kyiv.

    Pemerintahan Ukraina mengeklaim berhasil menembak jatuh 62 drone di antaranya. Ukraina juga menyerang gudang senjata di wilayah Bryansk, Rusia dan mengklaim 14 pesawat drone berhasil mengenai sasaran.

    Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama 2,5 tahun disebut mulai memasuki babak terakhir menurut sejumlah pengamat. Prediksi ini muncul setelah pasukan Moskow berhasil memperoleh kemajuan paling pesat sejak awal perang dan Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat ke-47.

    Trump, yang akan menjabat pada bulan Januari, mengatakan selama kampanye bahwa ia dapat membawa perdamaian di Ukraina dalam waktu 24 jam. Namun, yang menjadi pertanyaan paling besar adalah bagaimana dia akan berusaha melakukan itu.

    Ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menelepon Trump untuk memberi selamat atas kemenangannya dalam pemilihan presiden, CEO Tesla dan pendukung Trump, Elon Musk disebut ikut serta dalam panggilan tersebut. Musk selaku pemilik SpaceX, menyediakan layanan komunikasi satelit Starlink yang sangat penting bagi upaya pertahanan Ukraina.

    (luc/luc)

  • ‘Era Kegelapan’ Para Raksasa Otomotif, Tutup Pabrik-PHK 10.000 Pekerja

    ‘Era Kegelapan’ Para Raksasa Otomotif, Tutup Pabrik-PHK 10.000 Pekerja

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Akhir tahun 2024 bisa dibilang menjadi era kegelapan industri otomotif dunia. Bagaimana tidak? Ada 3 pabrikan otomotif raksasa yang dikabarkan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran terhadap ribuan karyawannya.

    Tiga produsen mobil itu adalah Nissan, Volkswagen dan Stellantis.

    Berikut ini merupakan informasi seputar badai PHK yang menghantam para ‘raksasa’ tersebut.

    Nissan PHK 9.000 Karyawan

    Raksasa otomotif Jepang, Nissan, mengumumkan rencana PHK ke 9.000 karyawannya. Pemecatan ini dilakukan seiring dengan perkiraan anjloknya angka penjualan.

    Manajemen Nissan menyatakan perlu mengambil langkah-langkah mendesak. Mereka menggambarkan kondisi saat ini sebagai ‘situasi yang parah’.

    Dalam pernyataan pers perusahaan melaporkan penurunan laba bersih sebesar 93% pada semester pertama 2024. CEO Nissan Makoto Uchida mengatakan kepada wartawan bahwa lemahnya penjualan di pasar Amerika Utara merupakan faktor utama.

    Nissan dan rival domestiknya juga kesulitan mempertahankan posisi mereka di China. Berkembangnya perusahaan kendaraan listrik yang didukung oleh pemerintah Xi Jinping menjadi penyebabnya.

    “Menghadapi situasi yang parah, Nissan mengambil langkah-langkah mendesak untuk memperbaiki kinerjanya dan menciptakan bisnis yang lebih ramping dan tangguh yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan di pasar,” demikian pernyataan perusahaan, dikutip dari AFP, Minggu, (10/11/2024).

    “Nissan akan mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20% dan mengurangi tenaga kerja global sebanyak 9.000 orang,” kata dia lagi.

    Sementara itu secara khusus, Uchida sendiri secara sukarela menghapus 50% kompensasi bulanannya mulai November 2024. Anggota komite eksekutif lainnya juga akan secara sukarela melakukan pengurangan gaji.

    Nissan memperkirakan penjualan bersih sebesar 12,7 triliun yen (Rp 1.296 triliun), turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 14 triliun yen. Namun Nissan tidak mengeluarkan perkiraan laba bersih baru setelah menurunkannya pada bulan Juli menjadi 300 miliar yen di mana dalam enam bulan hingga September, laba bersih hanya 19,2 miliar yen.

    “Laba bersih akan ditentukan berdasarkan penilaian berkelanjutan atas biaya yang diperlukan untuk upaya penyelesaian yang direncanakan,” kata Uchida lagi.

    Selain itu, Nissan juga akan mengurangi kepemilikannya di Mitsubishi Motors. Perusahaan akan menjual kembali sahamnya. Dengan begitu, kepemilikan Nissan di Mitsubishi akan turun menjadi sekitar 24% dari 34% saat ini. Nissan menyebut akan tetap menjalin hubungan dekat dengan perusahaan tersebut.

    Nissan telah mengalami dekadi yang penuh dengan gejolak. Salah satunya adalah peristiwa penangkapan mantan bosnya, Carlos Ghosn pada 2018. Carlos keluar penjara dengan jaminan dan melarikan diri dari Jepang dengan bersembunyi di dalam kotak peralatan musik.

    Carlos masih menjadi buronan internasional di Lebanon dan membantah tuduhan terhadapnya. Dia mengatakan meninggalkan Jepang karena dia tidak percaya dia bisa mendapatkan pengadilan yang adil.

    Stellantis PHK 1.100 Karyawan

    Kabar buruk juga datang dari perusahaan manufaktur otomotif Stellantis. Stellantis menyatakan akan melakukan PHK ke sekitar 1.100 karyawan di pabrik Jeep Gladiator di Toledo, Ohio, Amerika Serikat (AS). Rencana PHK ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi inventaris di seluruh operasinya di Amerika Utara.

    “Ini adalah tindakan yang sulit untuk diambil, tetapi diperlukan untuk memungkinkan perusahaan mendapatkan kembali keunggulan kompetitifnya dan akhirnya mengembalikan produksi ke tingkat sebelumnya,” kata Stellantis dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.

    Produsen mobil tersebut baru-baru ini merombak manajemen senior sebagai upaya untuk memulihkan penjualan yang merosot di wilayah tersebut. Stellantis juga telah memangkas tenaga kerja bergaji dan per jam selama setahun terakhir.

    Keputusan CEO Carlos Tavares untuk memangkas pekerja manufaktur, seperti yang ada di Toledo, telah membuat marah serikat pekerja United Auto Workers (UAW), yang mewakili para karyawan ini.

    Presiden UAW Shawn Fain telah mengancam akan melakukan aksi mogok nasional di pabrik-pabrik Stellantis hanya setahun setelah pemogokan selama enam minggu di produsen mobil tersebut dan para pesaingnya di Detroit.

    Volkswagen Tutup Tiga Pabrik

    Raksasa Jerman, Volkswagen (VW), juga terus mengalami hambatan dari segi keuangan dan operasional karena lemahnya penjualan. Awal November perusahaan melaporkan penurunan laba Q3 sebesar 42% ke level terendah dalam tiga tahun.

    Akibat situasi ini, karyawan VW mengalami pemotongan gaji sebesar 10%. Manajemen beralasan, itu adalah satu-satunya cara bagi produsen mobil terbesar di Eropa itu menyelamatkan lapangan kerja.

    “Hal ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk pengurangan biaya yang signifikan dan peningkatan efisiensi,” kata kepala keuangan Arno Antlitz dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

    Pernyataan ini adalah konfirmasi resmi pertama dari langkah-langkah pemotongan biaya yang ingin diterapkan VW untuk membalikkan keadaan. Kinerja melemah karena biaya tinggi dan permintaan yang lemah di China.

    Antlitz mengatakan ia yakin bahwa perusahaan dapat mencapai kesepakatan dengan para pekerja. Namun ia realistis dengan tidak dapat mengesampingkan kemungkinan pemogokan, dengan perusahaan mempertimbangkan pemotongan biaya lebih dari 10 miliar euro (Rp 169 triliun).

    Perusahaan juga disebut akan menutup pabrik. Meski tak mengumumkan langsung rencana itu, perwakilan buruh mengatakan bahwa opsi itu ada, dengan perusahaan mempertimbangkan menutup tiga di antaranya yang pasti mempengaruhi karyawan.

    “Dari sudut pandang perusahaan, penutupan pabrik masih menjadi pertimbangan, yakni belum sepenuhnya dikesampingkan,” ungkap kepala dewan pekerja Volkswagen Daniela Cavallo.

    “Hari ini merupakan sinyal awal untuk maraton di mana kedua belah pihak akhirnya memahami bahwa mereka harus melewati garis finis bersama-sama,” tambahnya.

    Pasar mobil Eropa telah menyusut sekitar 2 juta kendaraan sejak pandemi, yang mengakibatkan penjualan VW berkurang sekitar 500.000 unit per tahun. Model yang lebih murah dari Tesla dan produsen mobil China telah memperoleh pangsa pasar di Eropa.

    (luc/luc)

  • Elon Musk Setuju Trump Intervensi The Fed

    Elon Musk Setuju Trump Intervensi The Fed

    Jakarta

    CEO Space X dan Tesla Elon Musk mendukung gagasan yang mengizinkan presiden Amerika Serikat (AS) untuk mengintervensi kebijakan The Federal Reserve (Fed). Hal ini ditunjukkannya saat mengomentari unggahan media sosial Senator Mike Lee, R-Utah, yang menyuarakan agar The Fed berada di bawah arahan presiden dengan memberikan emoji “100”, yang ia gunakan untuk menyampaikan rasa setujunya.

    Melansir dari CNBC International, Minggu (10/1/2024), dukungan Musk juga menggunakan tagar #EndtheFed saat menanggapi unggahan Senator Mike Lee.

    Independensi The Fed bermaksud memberikan kemampuan bagi bank sentral membentuk keputusan kebijakan moneter, seperti menaikkan atau menurunkan suku bunga hanya berdasarkan kesehatan ekonomi AS di masa depan. Namun, selama masa jabatan pertama Trump, ia tidak segan meremehkan Ketua The Fed Jerome Powell atas keputusan dan kebijakannya.

    Sebelumnya, pada Kamis lalu, Powell menegaskan dirinya tidak akan mundur dari jabatannya meskipun Trump memintanya untuk melakukan hal itu.

    “Tidak diperbolehkan secara hukum bagi Gedung Putih untuk memaksanya keluar dari posisinya,” ujar Jerome Powell mengutip pada BBC, Minggu (10/11/2024).

    Sebagai informasi, Musk berupaya selama berbulan-bulan dengan menyuntikkan dana sekitar US$130 juta untuk kampanye Trump, baik secara daring maupun luring, dan mendanai iklan serta pemungutan suara untuk kampanye yang merugikan lawannya secara finansial.

    Musk bahkan meninggalkan rumahnya di Texas ke negara bagian di Pennsylvania, untuk hadir di acara balai kota dan mengadakan hadiah harian sebesar US$1 juta untuk para pemilih Trump. Hal ini tidak hanya menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia, tetapi juga menjadi salah satu orang yang kuat secara politik.

    (kil/kil)

  • Mantan Menteri Keuangan AS Paparkan Fokus Kebijakan Ekonomi Donald Trump – Page 3

    Mantan Menteri Keuangan AS Paparkan Fokus Kebijakan Ekonomi Donald Trump – Page 3

    Sebelumnya, perusahaan otomotif milik Elon Musk, Tesla mencapai valuasi pasar USD 1 triliun untuk pertama kalinya sejak April 2022. Saham melonjak sebanyak 7% pada hari Jumat ke puncak intraday USD 319,44, dengan saham melonjak 27% sejak Donald Trump dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden AS.

    Saham Tesla naik 26% tahun ini, sejalan dengan kenaikan S&P 500 dan Nasdaq 100. CEO Tesla Elon Musk adalah sponsor besar kampanye Trump dalam beberapa bulan terakhir, menyumbangkan lebih dari USD 100 juta untuk upaya memilihnya kembali.

    Kenaikan besar dalam saham Tesla minggu ini melambungkan Musk ke kekayaan bersih sekitar USD 300 miliar, memperkuat posisinya sebagai orang terkaya di dunia menurut data Bloomberg. Melansir Business Insider, Sabtu (9/11/2024), Analis Wedbush Dan Ives mengatakan kemenangan Trump, meskipun berpotensi negatif bagi sektor kendaraan listrik yang lebih luas, dapat menguntungkan Tesla secara signifikan.

    Sebab, meskipun potongan harga federal untuk kendaraan listrik dan insentif pajak kemungkinan akan dicabut selama masa jabatan kedua Trump, Tesla lebih cocok daripada pesaingnya untuk menavigasi skenario seperti itu.

    “Tesla memiliki skala dan cakupan yang tak tertandingi dalam industri kendaraan listrik dan dinamika ini dapat memberi Musk dan Tesla keunggulan kompetitif yang jelas dalam lingkungan subsidi non-kendaraan listrik, ditambah dengan kemungkinan tarif Tiongkok yang lebih tinggi yang akan terus mendorong pemain kendaraan listrik Tiongkok yang lebih murah (BYD, Nio, dll.) agar tidak membanjiri pasar AS selama beberapa tahun mendatang,” kata Ives.

    Deregulasi signifikan di bawah Trump juga dapat mempercepat peluncuran platform Full Self-Driving Tesla ke pasaran. Valuasi premium Tesla sebagian besar bergantung pada kemajuannya dalam menghadirkan kendaraan yang sepenuhnya otonom, sehingga investor kemungkinan besar akan menyambut baik setiap kemajuan di bidang itu.

  • Diduga Sesatkan Publik, Tesla Kena Semprot Otoritas Keselamatan AS

    Diduga Sesatkan Publik, Tesla Kena Semprot Otoritas Keselamatan AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tesla, perusahaan kendaraan listrik milik Elon Musk, telah membagikan kabar keliru lewat media sosial X, tentang fitur otomatis berkendara yang ada di mobilnya, atau yang dikenal dengan robotaxi. Pernyataan ini disampaikan Otoritas Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat atau NHTSA melalui surat peringatan yang disampaikan langsung ke perusahaan itu dalam sebuah email.

    “Postingan Tesla bertentangan dengan pesan keselamatan berkendara bahwa pengemudi harus selalu mempertahankan kendali atas tugas mengemudi yang dinamis,” kata Kepala NHTSA Gregory Magno dilansir CNBC Internasional, Sabtu (9/11/2024)

    Dalam pesan yang langsung disampaikan kepada manajemen Tesla, Magno memperingatkan Tesla melalui saluran komunikasinya, seperti X untuk tetap menyadarkan masyarakat bahwa fitur robotaxi atau full self driving (FSD) harus tetap dalam pengawasan pengemudi.

    Magno mengatakan kepada para masyarakat bahwa meski ada fitur FSD, bukan berarti pengemudi bisa lepas kendali terhadap kendaraannya, melainkan tetap harus siap untuk mengambil alih kemudi kendaraannya atau menginjak pedal rem setiap saat ketika dibutuhkan.

    Magno merujuk pada serangkaian postingan yang dibagikan oleh Tesla di X, jejaring sosial yang dimiliki oleh CEO Tesla Elon Musk. Satu postingan menunjukkan seorang pengemudi menggunakan FSD untuk pergi ke rumah sakit sambil menanggung kemungkinan serangan jantung.

    Postingan yang lain menunjukkan seorang pengemudi yang mengatakan dia menggunakan FSD untuk perjalanan pulang selama 50 menit dari sebuah acara olahraga. Magno menganggap, dalam postingan tersebut, Tesla menyarankan ada “keuntungan menggunakan FSD saat mabuk” atau saat lelah.

    NHTSA meminta Tesla untuk membuat komunikasi online-nya, “secara konsisten” sesuai dengan instruksi pengguna, dan “sesuai dengan tingkat kemampuan yang digunakan di jalan umum.”

    Tesla memiliki waktu hingga 18 Desember untuk menanggapi surat NHTSA, yang juga mencakup permintaan informasi ekstensif tentang mobil perusahaan dan teknologi terkait FSD.

    Pengabain terhadap surat itu dapat mengakibatkan denda maksimum US$ 135.8 juta. Tapi, perusahaan juga dapat meminta perpanjangan waktu untuk merespons.

    NHTSA sebetulnya sedang menyelidiki kemungkinan cacat sistem keselamatan dalam fitur FSD Tesla, sistem mengemudi otomatis.

    Penyelidikan terbaru dilatarbelakangi oleh serangkaian tabrakan produk Tesla yang melibatkan penggunaan FSD dalam waktu 30 detik sebelum kecelakaan. Dalam satu contoh, seorang pengemudi Tesla yang menggunakan FSD menabrak pejalan kaki secara fatal.

    Semetnara itu, Elon Musk sendiri merupakan pendukung utama kampanye Presiden terpilih Donald Trump. Dukungan itu ia berikan dengan tujuan untuk memangkas pengeluaran dan peraturan pemerintah pusat AS ketika pemerintahan baru dimulai.

    Dia juga berusaha untuk menciptakan standar keselamatan kendaraan bermotor tingkat pusat untuk kendaraan otonom.

    Saham Tesla pun telah naik 28% dalam tiga hari perdagangan sejak pemilihan presiden pada Selasa, melampaui kapitalisasi pasar US$$ 1 triliun pada Jumat.

    (hsy/hsy)

  • Donald Trump Menang Pemilu AS, Ini Keuntungan bagi Elon Musk

    Donald Trump Menang Pemilu AS, Ini Keuntungan bagi Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat pada November 2024 memberikan keuntungan tersendiri bagi miliarder Elon Musk.

    Pemilik perusahaan otomotif Tesla dan pesawat ulang alik Space X itu menjadi pendukung Trump, bahkan aktif menunjukkan sikapnya selama Trump berkampanye politik.

    Musk bahkan membentuk komite politik bernama America Pac. Ia juga dilaporkan menggelontorkan uang hampir US$75 juta untuk mendukung kampanye Trump melalui komite itu.

    Musk juga sempat terkena kasus dugaan pelanggaran Pemilu AS karena membagi-bagikan uang US$1 juta setiap hari kepada masyarakat yang menandatangani petisi online terkait Pemilu AS.

    Pemilik platform X itu turut juga diduga mengerahkan perusahaannya untuk menyebarkan informasi sesat terkait Pemilu AS yang menguntungkan Trump.

    Organisasi non-profit Center for Countering Digital Hate melaporkan klaim sesat Musk telah meraup 2 miliar view di media sosial X, dan sejumlah pakar mengatakan efeknya tertular ke platform lain seperti Reddit dan Telegram.

    Keuntungan bagi Elon Musk

    Dengan besarnya dukungan Musk selama berkampanye, Trump diduga akan membalas budi. Trump sudah mengatakan secara terbuka ia mempertimbangkan jabatan khusus untuk Musk jika terpilih sebagai Presiden AS.

    Trump mempertimbangkan untuk membentuk komisi yang terdiri dari para pemimpin bisnis terkemuka untuk memeriksa anggaran pemerintah dan menemukan program-program yang perlu dipotong.

    Kelompok yang diberi nama “komisi efisiensi pemerintah” itu bertujuan untuk menekan regulasi dan pengeluaran.

    Selain mendapat jabatan khusus, Musk yang merupakan orang terkaya di dunia dengan segelintir raksasa bisnis itu juga sepertinya akan diuntungkan dengan kemenangan Trump.

    NBC melaporkan, Musk akan mendapat keuntungan dari segi pajak, perizinan teknologi baru, hingga kontrak pemerintah dengan SpaceX yang bisa diperpanjang.

    Beberapa regulator yang berbicara ke NBC dengan identitas anonim mengatakan Musk bisa mencoba menekan kebijakan AS untuk keuntungan bisnisnya. Mereka khawatir Musk akan membuat pemerintah melunak ke China dalam memperkuat pembatasan ekspor.

    Sebab, Tesla yang merupakan perusahaan Musk memiliki kepentingan bisnis dengan China. Tesla bergantung dengan China dalam hal produksi maupun pasar yang besar.

    Soal pajak, Trump juga blak-blakan mengatakan keinginannya untuk menjaga pajak tetap rendah bagi korporasi besar dan orang-orang kaya seperti Musk.

    Pada April lalu, Trump mengatakan ia ingin memperpanjang kebijakan kebijakan pemotongan pajak untuk perusahaan yang sudah ditelurkan pada pemerintahannya pada 2017 lalu. Kala itu, Trump memangkas pajak perusahaan dari 35% menjadi 21%.

    Beberapa perusahaan Musk yang kini bermasalah dan ditekan pemerintah juga berpotensi dilonggarkan.

    Misalnya soal isu keamanan sistem otomatis Tesla yang kini diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ) dan Lembaga Keamanan Lalu Lintas Nasional (NHTSA).

    Perusahaan lainnya, SpaceX, juga dituntut DOJ atas dugaan diskriminasi terhadap para pengungsi dalam proses perekrutan. Pekerja Tesla juga dilaporkan menghadapi diskriminasi ras di fasilitas perusahaan di California.

    Ada banyak masalah perusahaan Musk, seperti lisensi SpaceX, kontrak satelit internet Starlink, hingga kecelakaan kerja di perusahaan. Berbagai isu ini bisa jadi ‘diringankan’ dengan kemenangan Trump.

    “Jika dia [Trump] kalah, saya sengsara,” kata Musk dalam talk show bersama Tucker Carlson beberapa saat lalu.

    (hsy/hsy)

  • Donald Trump Menang Pemilu AS, Ini Keuntungan bagi Elon Musk

    Alasan Sebenarnya Elon Musk Dukung Donald Trump Mati-matian Terungkap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk menjadi sorotan setelah Donald Trump memenangkan Pemilu AS. Orang terkaya di dunia tersebut terang-terangan mendukung Trump, bahkan sampai menggelontorkan uang lebih dari US$100 juta melalui komite politik America PAC yang ia bentuk untuk memenangkan kandidat dari Partai Republik.

    Beberapa politikus Republik memberikan kredit ke Musk atas kemenangan Trump melawan Kamala Harris dari Partai Demokrat. Trump sendiri memuja-muji Musk dalam pidato kemenangannya. Ia menyebut Musk sebagai “bintang baru” yang harus dijaga sebagai aset negara.

    Dikutip dari Inc, Jumat (8/11/2024), Musk sudah meminta imbalan dari Trump untuk kepentingan bisnisnya yang bergerak di berbagai sektor, mulai dari mobil listrik dan robot (Tesla), roket dan satelit (SpaceX), hingga media sosial (X).

    Permintaan khusus itu dilayangkan sebelum Trump dinyatakan menang dalam Pemilu AS, menurut laporan New York Times.

    “Musk meminta Trump merekrut beberapa karyawan SpaceX untuk posisi krusial di pemerintahan, termasuk di Departemen Kehakiman AS (DOJ), jika menang Pemilu AS,” tertera dalam laporan tersebut.

    Sebagai informasi, SpaceX memiliki kepentingan besar dengan pemerintah AS terkait kontrak untuk peluncuran roket satelit di luar angkasa dan lisensi menggelar internet berbasis satelit Starlink di area pinggiran AS.

    Namun, belakangan beberapa kontrak SpaceX dengan pemerintah yang bernilai miliaran dolar AS terancam.

    Salah satunya kontrak senilai US$4,4 miliar di bawah misi NASA ke Bulan yang disebut menghabis-habiskan anggaran. Selain itu, ada juga kontroversi permintaan subsidi hampir US$900 juta yang ditolak oleh Komisi Komunikasi Federal (FCC) untuk menyediakan akses internet satelit ke komunitas pedesaan AS.

    Menempatkan dua karyawan top SpaceX pada posisi strategis di DOJ diharapkan dapat memuluskan kepentingan Musk terhadap kontrak dan pendanaan dari pemerintah.

    Selain SpaceX, Tesla juga menerima keuntungan miliaran dolar AS setiap tahun dari kredit karbon dan keringanan pajak pembeli mobil listrik. Untuk menjaga hal ini, atau bahkan mungkin memperluas manfaatnya, Musk ingin menempatkan orang-orang dekatnya di pemerintahan Trump.

    “Memiliki teman baik di Gedung Putih akan jadi hal yang sangat menguntungkan Tesla dan SpaceX,” kata Scott Amey, General Counsel di pengawas kontrak federal Project on Government Oversight, kepada New York Times.

    “Kita patut khawatir dengan keputusan-keputusan yang tidak menguntungkan pembayar pajak, ketika ada hubungan dekat antara pemerintah dan pebisnis,” ia menuturkan.

    Pertanyaannya, apakah Trump bersedia membayar utang budi ke Musk sebesar itu? Melihat rekam jejaknya, sepertinya bukan hal yang tak mungkin.

    Sejak kalah pada Pemilu 2020, Trump beberapa kali menyerang kebijakan pemerintahan Biden terkait pendanaan dan promosi teknologi energi hijau.

    Sebagai bagian dari itu, Trump berjanji akan memangkas keringanan pajak US$7.500 untuk pembeli mobil listrik, yang tentunya menjadi mimpi buruk bagi Tesla. Namun, ketika Musk mendeklarasikan dukungan penuhnya bahkan lewat cara propaganda di media sosial X, Trump tampak melunak.

    “Saya mendukung mobil listrik,” kata Trump pada Agustus lalu, sebulan setelah Musk menyatakan dukungannya.

    “Saya harus [mendukung mobil listrik] karena Elon mendukung saya sepenuhnya,” ia menuturkan.

    Pada bulan lalu dalam kampanye Trump di Madison Square Garden, Musk juga menegaskan kembali kebersediaannya untuk mengepalai ‘Departemen Efisiensi Pemerintah’ yang direncanakan Trump.

    Organisasi itu memiliki misi untuk mengidentifikasi dan memangkas pengeluaran di lembaga pemerintah.

    Musk mengatakan rencananya saat mengepalai organisasi itu. Ia ingin memangkas setidaknya US$2 triliun dari total anggaran fiskal 2024 sebesar US$6,75 triliun.

    Beberapa pakar mengatakan intensi sebenarnya Musk untuk mendapat posisi itu adalah memeras dan mereduksi kekuasaan lembaga-lembaga federal.

    Namun, jika nantinya bukan Musk yang mendapatkan posisi di pemerintahan, melainkan ‘orang dekatnya’, maka sosok miliarder itu tak perlu pusing bertentangan dengan banyak pihak. Namun, ia bisa tetap meraup keuntungan untuk bisnisnya.

    (fab/fab)