brand merek: Tesla

  • Merek Mobil Nasional Malaysia Luncurkan Mobil Listrik Pertama

    Merek Mobil Nasional Malaysia Luncurkan Mobil Listrik Pertama

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perusahaan otomotif Malaysia, Proton meluncurkan mobil listrik pertama, Senin (16/12).

    Perkenalan mobil listrik dengan nama Proton e.MAS 7 menyusul perilisan BYD, Tesla, dan Stellantis.

    Proton merupakan perusahaan otomotif nasional Malaysia dengan saham 49,9 persen yang dipegang oleh produsen mobil Cina Zhejiang Geely Holding Group.

    Dalam peluncuran itu Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim menyatakan ingin mengurangi penggunaan bahan bakar fosil untuk meningkatkan potensi investasi.

  • Harta Zuckerberg dan Bezos Digabung Tak Mampu Tandingi Elon Musk

    Harta Zuckerberg dan Bezos Digabung Tak Mampu Tandingi Elon Musk

    Jakarta

    Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, kini memiliki kekayaan bersih USD 474 miliar menurut Bloomberg Billionaires Index atau di kisaran 7.631 triliun, membuatnya lebih kaya dari harta gabungan pendiri Amazon Jeff Bezos dan CEO Meta Mark Zuckerberg jika digabungkan.

    Masih menurut Bloomberg, kekayaan Bezos saat ini mencapai USD 251 miliar, sedangkan Zuckerberg USD 221 miliar. Dengan jumlah gabungan USD 472 miliar, harta keduanya tidak mampu melampaui Bezos meski menempati posisi kedua dan ketiga manusia terkaya.

    Bloomberg Billionaires Index melacak kekayaan bersih harian individu terkaya di dunia berdasarkan harga saham dan aset lainnya. Musk konsisten menempati peringkat terkaya di dunia, tapi tonggak sejarah terbaru ini mencerminkan performa perusahaannya makin luar biasa.

    Elon Musk diperkirakan akan terus mendominasi dunia teknologi, otomotif, dan media sosial dan terlebih lagi, dia juga akan memainkan peran kunci dalam pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump yang akan datang.

    Selang sehari setelah pemilihan presiden AS bulan November, saham Tesla ditutup pada rekor tertinggi USD 424,77 per saham, meningkatkan valuasi raksasa kendaraan listrik tersebut menjadi USD 1,36 triliun. Hal ini membantu menambah sekitar $52 miliar pada kekayaan Musk.

    Tesla, yang dimiliki Musk sebesar 12%, sahamnya terus meningkat setahun terakhir, didukung permintaan yang kuat kendaraan listrik dan kemajuan dalam AI, bidang-bidang di mana Musk jadi tokoh sentral. SpaceX, perusahaan eksplorasi ruang angkasa yang dipimpin Musk, valuasinya terus naik melalui dengan nilai sekitar USD 350 miliar.

    Tahun 2023, dikutip detikINET dari Newsweek, dia juga mendirikan xAI, startup kecerdasan buatan di mana Musk diperkirakan memiliki 54% sahamnya. Perusahaan tersebut dinilai USD 50 miliar pada November 2024. Melengkapi portofolio bisnis Musk yang menguntungkan adalah The Boring Company, perusahaan infrastruktur yang diklaim bernilai USD 5,68 miliar.

    Sebagai perbandingan, kekayaan bersih Bezos sebesar USD 251 miliar sebagian besar terkait dengan kinerja saham Amazon, yang telah pulih pascapandemi tapi menghadapi hambatan ekonomi baru-baru ini. Sementara kekayaan Zuckerberg sebesar USD 221 miliar berasal dari Meta Platforms, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

    Tapi tak semua usaha Elon Musk berhasil. Ia membeli platform media sosial X seharga USD 44 juta. Sejak Musk mengambil alih kepemilikan perusahaan media sosial tersebut pada tahun 2022, nilainya hampir 70% lebih rendah pada Agustus 2024, menurut perkiraan Forbes.

    (fyk/fyk)

  • Honda-Nissan Dikabarkan Bakal Merger

    Honda-Nissan Dikabarkan Bakal Merger

    Jakarta

    Nissan dan Honda dikabarkan ingin melakukan merger guna menghadapi ketatnya persaingan di industri mobil listrik.

    Honda dan Nissan disebut-sebut telah membicarakan soal potensi merger. Langkah itu ditempuh di tengah ketatnya persaingan mobil listrik, terutama di China. Dilansir BBC, pada Maret kedua perusahaan itu sepakat untuk melakukan penjajakan kemitraan strategis dalam hal kendaraan listrik.

    Terkait kabar itu, kedua perusahaan masih dengan pernyataan yang sama seperti saat diumumkan pada Maret tahun ini.

    “Seperti pada pengumuman di Maret, Honda dan Nissan tengah mengeksplorasi beragam kemungkinan untuk kolaborasi masa depan, dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing,” demikian pernyataannya.

    Saat ini sejumlah produsen memang tengah menghadapi ketatnya persaingan dari industri otomotif yang beralih dari mesin bensin dan diesel ke kendaraan listrik. Produksi kendaraan listrik di China juga mengalami peningkatan yang pesat. Honda dan Nissan tak menampik kabar tentang potensi merger antar dua perusahaan. Namun disebut diskusi tersebut masih tahap awal dan belum tentu ada kesepakatan yang tercapai.

    “Jika ada perkembangan terbaru, kami akan menginformasikan kepada para pemangku kepentingan pada waktu yang tepat,” begitu pernyataannya.

    Kendati demikian, potensi penggabungan dua raksasa otomotif Jepang itu dinilai bisa membuat situasi menjadi rumit. Kesepakatan ini tentu akan mendapat pengawasan yang ketat di Jepang dan bisa memicu PHK besar-besaran. Tak cuma itu, Nissan juga berpotensi dihadapkan dengan pemutusan aliansi dengan mitranya asal Prancis, Renault.

    Honda dan Nissan saat ini memang tengah tertatih-tatih bersaing di China. Keduanya kehilangan pangsa pasar cukup besar. Bahkan hampir 70 persen dari penjualan mobil listrik secara global.

    Penjualan kedua merek itu kalau digabung mencapai 7,4 juta pada tahun 2023. Namun baik Nissan dan Honda kesulitan untuk bertarung dengan BYD yang mengalami peningkatan pendapatan hingga mengalahkan Tesla.

    (dry/din)

  • Demi Mobil Listrik, Raksasa Honda dan Nissan Bakal Merger?

    Demi Mobil Listrik, Raksasa Honda dan Nissan Bakal Merger?

    Selama setahun terakhir, perang harga kendaraan listrik yang dilancarkan oleh Tesla dan merek Tiongkok BYD telah meningkatkan tekanan pada perusahaan manapun yang merugi karena kendaraan masa depan ini, termasuk bagi perusahaan seperti Honda dan Nissan yang tengah mencari cara memangkas biaya dan mempercepat pengembangan kendaraan. Dengan demikian, merger merupakan langkah besar ke arah tersebut. 

    Diketahui, kapitalisasi pasar Honda saat ini mencapai 5,95 triliun yen (US$38,8 miliar atau sekitar Rp623,17 triliun), sedangkan Nissan sekitar 1,17 triliun yen (US$7,6 miliar atau Rp122 triliun). 

    Alhasil, setiap kesepakatan akan menciptakan nilai besar di industri otomotif sejak merger senilai US$52 miliar antara Fiat Chrysler dan PSA pada tahun 2021 untuk menciptakan Stellantis .

    “Pemikiran bahwa beberapa pemain kecil ini dapat bertahan dan berkembang semakin menantang, terutama jika Anda menambahkan kompleksitas dari semua produsen Tiongkok yang telah hadir dan bersaing dengan cukup kuat,” kata analis Edmunds, Jessica Caldwell. “Itu penting untuk bertahan hidup, tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk mampu bertahan di masa depan.”

  • Dow Jones Boncos, Nasdaq Malah Cetak Rekor Tertinggi

    Dow Jones Boncos, Nasdaq Malah Cetak Rekor Tertinggi

    New York: Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir bervariasi pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), karena investor menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve yang akan berakhir pada Rabu mendatang.
     
    Dikutip dari Xinhua, Selasa, 17 Desember 2024, Dow Jones Industrial Average turun 110,58 poin, atau 0,25 persen, menjadi 43.717,48, mencatatkan sesi penurunan kedelapan berturut-turut untuk periode penurunan terpanjang sejak 2018.
     
    Sementara itu S&P 500 naik 22,99 poin, atau 0,38 persen, menjadi 6.074,08. Sedangkan Nasdaq Composite Index justru naik sebanyak 247,17 poin, atau 1,24 persen, menjadi 20.173,89, mencatat rekor penutupan tertinggi.
    Sebanyak tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan kesehatan memimpin penurunan dengan masing-masing turun 2,19 persen dan 1,25 persen.
     
    Sementara itu, sektor konsumen diskresioner dan layanan komunikasi memimpin kenaikan dengan masing-masing naik 1,74 persen dan 1,29 persen.
     
    Sektor teknologi dan konsumen diskresioner S&P 500 juga mencapai rekor tertinggi, mencerminkan antusiasme investor terhadap saham berorientasi pertumbuhan meskipun ketidakpastian pasar yang lebih luas.
     
    Sebaliknya, kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS menekan saham-saham yang sensitif terhadap ekonomi, termasuk perusahaan-perusahaan kecil, bank, dan produsen. Sektor-sektor ini mengalami kesulitan karena imbal hasil yang lebih tinggi melemahkan prospek pertumbuhan jangka pendek mereka.
     

     

    Fed diramal bakal sunat suku bunga

    Sementara Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga pada pertemuannya minggu ini, banyak pelaku pasar mengantisipasi laju penurunan suku bunga yang lebih lambat, yang dapat membentuk dinamika pasar menuju 2025.
     
    “Meskipun mudah untuk menganggap remeh setiap keputusan FOMC dan konferensi pers, keputusan terakhir di tahun 2024 ini mungkin yang paling menarik,” kata Jay Woods, kepala strategi global di Freedom Capital Markets.
     
    “Sejak pemangkasan pertama pada September, angka pengangguran telah stabil. Namun, angka inflasi telah bergerak sedikit ke arah sebaliknya. Bahkan, angka inflasi telah naik setiap bulan sejak pemangkasan dimulai. Apakah ini hanya ‘kondisi yang sulit’ atau awal dari tren baru?” tambah dia.
     
    Di sektor korporat, saham Apple, Alphabet, Tesla, dan Broadcom melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa pada Senin, menunjukkan dominasi saham teknologi dan konsumen diskresioner dalam reli pasar.
     
    Broadcom memimpin kenaikan, naik 11,21 persen, karena pembuat chip tersebut terus memanfaatkan momentum dari pencapaian valuasi USD1 triliun yang dicapai minggu lalu.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Petaka Trump Dimulai, Elon Musk Terancam Tumbang

    Petaka Trump Dimulai, Elon Musk Terancam Tumbang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim transisi Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump merekomendasikan untuk memangkas dukungan terhadap industri kendaraan listrik (EV) dan stasiun pengisian daya EV yang dicanangkan pemerintahan Joe Biden.

    Selain itu, tim transisi Trump juga meminta untuk memperkuat pemblokiran terhadap mobil, komponen, dan material baterai dari China, menurut dokumen yang dilihat Reuters.

    Rekomendasi ini mengemuka saat subsidi China ke industri EV terus meningkat. Hal ini dikarenakan pasokan rantai baterai EV China yang mendominasi.

    Dalam kampanyenya, Trump berjanji untuk memudahkan regulasi untuk mobil berbahan bakar bensin-solar dan menghapus mandat Biden untuk memperkuat industri EV di AS.

    Tim transisi Trump juga merekomendasikan kenaikan tarif material baterai secara global untuk menggenjot produksi di dalam negeri. Secara garis besar, tim transisi Trump ingin mengalihkan uang yang selama ini dialokasikan Biden untuk membangun stasiun pengisian daya EV dan membuat EV jadi lebih murah ke prioritas pertahanan nasional.

    Lebih lanjut, tim transisi Trump juga ingin menghapus kebijakan keringanan kredit pajak pembelian EV senilai US$7.500 yang diberlakukan pemerintahan Biden.

    Jika rekomendasi ini disetujui, maka ancaman nyata akan menghadang produsen EV. Penjualan EV akan merosot tajam, termasuk berdampak buruk pada Tesla yang merupakan produsen mobil listrik milik Elon Musk.

    Padahal, sebelumnya Trump sempat melunak ke industri EV karena dukungan besar-besaran yang diberikan Musk.

    Tesla merupakan produsen EV dominan di AS. Kendati demikian, Musk mengatakan kehilangan subsidi pemerintah untuk EV akan lebih berdampak ke para pesaing ketimbang Tesla.

    Beberapa pesaing Tesla seperti General Motors dan Hyundai diketahui gencar memasarkan produk-produk EV mereka di AS. Dengan penghentian subsidi pemerintah, hal ini tentu akan mengguncang bisnis mereka.

    Tim transisi Trump berencana memindahkan alokasi anggaran US$7,5 miliar dari pemerintahan Biden untuk membangun stasiun pengisian daya EV ke pemrosesan mineral-baterai, rantai pasokan pertahahanan nasional, dan infrastruktur krusial.

    “Baterai, mineral, dan komponen EV penting untuk produksi pertahanan krusial. Sementara EV dan stasiun pengisian daya EV tidak [sepenting itu],” kata dokumen yang dikutip Reuters, Selasa (17/12/2024).

    Juru bicara tim transisi Trump, Karoline Leavitt, mengatakan para pemilih Trump memberikan mandat untuk menepati janjinya, termasuk menyetop penyerangan pemerintah terhadap mobil berbahan bakar bensin-solar.

    “Ketika masuk Gedung Putih, Presiden Trump akan mendukung industri otomotif dengan memberikan ruang bagi mobil berbahan bakar solar-bensin dan EV,” kata dia.

    Secara global, produsen otomotif mulai beralih ke pengembangan EV dalam memenuhi aturan yang lebih ketat atas pembatasan penggunaan bahan bakar. Hal ini bertujuan mengurangi polusi dan mereduksi dampak perubahan iklim.

    Namun, rekomendasi dari tim transisi Trump menunjukkan bahwa industri mobil berbahan bakar solar-bensin akan tetap dijaga. Hal ini berbanding terbalik dengan pemerintahan Biden yang memprioritaskan industri EV dengan berbagai subsidi yang diberikan.

    Hasilnya, emisi per kendaraan di AS akan kembali ke level 2019 sebesar 25% per mil. Padahal, saat ini yang ditetapkan hingga 2025 ingin memangkas rata-rata emisi ke level 15% ke bawah.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Bongkar Borok Mobil Tesla, Korbannya Sudah Banyak

    Elon Musk Bongkar Borok Mobil Tesla, Korbannya Sudah Banyak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk akhirnya mengakui kekurangan mobil Tesla yang selama ini sudah menjadi sorotan regulator. 

    Pengakuan Musk tersebut diungkap saat merilis hasil kinerja Tesla di kuartal-III (Q3) 2024. Saat itu, Musk mengatakan komputer HW3 yang digunakan pada mobil Tesla tidak sepenuhnya memiliki kemampuan pengemudi otomatis (self-driving).

    Dalam laporan Electrek, Musk juga dikatakan tidak tahu apa yang diperlukan untuk mewujudkannya. Musk juga membandingkan dengan hardware tingkat lanjut HW4. Menurutnya, HW4 lebih bisa digunakan untuk melakukan banyak hal dibandingkan HW3.

    “Kami tidak 100% yakin. HW4 punya kemampuan beberapa kali lipat dari HW3. Lebih mudah menjalankan banyak hal di HW4 dan banyak upaya memasukkannya pada HW3. Ada kemungkinan HW3 tidak mencapai tingkat keamanan untuk Full Self-Driving (FSD) tanpa pengawasan,” jelas Musk dikutip dari Electrek, Selasa (17/12/2024).

    Jutaan kendaraan Tesla diketahui dilengkapi komputer HW3. Electrek mencatat perusahaan menggunakan kedua node NN pada hardware, dengan salah satunya sebagai redundansi untuk otonom level 4-5.

    Musk menambahkan perusahaan akan melakukan peningkatan nantinya secara gratis. Dengan catatan setelah mengetahui dengan pasti tidak bisa melakukannya pada HW3.

    “Kami telah merancang sistem untuk bisa ditingkatkan,” kata Musk.

    Namun HW3 tidak bisa ditingkatkan ke HW4. Sebab memiliki daya dan kabel kamera yang berbeda dan akan sulit dipasang seperti sebelumnya.

    Mobil Tesla Makan Korban

    Sebelumnya, Tesla dan Elon Musk kerap dituduh berbohong terkait teknologi ‘Autopilot’ pada unit mobilnya. Dampaknya fatal karena merenggut nyawa pengemudi yang mengalami kecelakaan 2023 silam.

    Keluarga korban menuntut Tesla atas insiden tersebut. Mereka mengklaim Tesla telah melakukan penipuan melalui teknologi Autopilot-nya. Teknologi tersebut memungkinkan mobil berjalan dengan sistem pengemudi otomatis sebagian.

    Pengemudi Tesla yang meninggal bernama Genesis Giovanni Mendoza-Martinez. Ia menabrak truk pemadam kebakaran yang sedang terparkir ketika menggunakan sistem Autopilot Tesla Model S di Walnut Creek, California, Amerika Serikat (AS).

    Saudara lelakinya, Caleb, yang merupakan penumpang kala itu, mengalami luka parah.

    Keluarga Mendoza menuntut Tesla pada Oktober lalu di Contra Costa County. Belakangan Tesla memindahkan persidangan dari pengadilan negara bagian ke pengadilan federal di Distrik Utara California.

    The Independent pertama kali melaporkan pemindahan pengadilan tersebut. Gugatan biasanya mengalami tekanan untuk pembuktian lebih tinggi atas klaim penipuan di pengadilan tingkat federal.

    Pengacara Mendoza menuduh Tesla dan Musk telah membesar-besarkan klaim soal kecanggihan sistem Autopilot selama bertahun-tahun. Dengan begitu, banyak orang antusias untuk menjajal sistem Autopilot Tesla dan meningkatkan profit perusahaan.

    Tuduhan itu disertai bukti tweet, blog perusahaan, dan pernyataan Musk dalam laporan kinerja perusahaan dan wawancara ke media.

    Pengacara Tesla mengatakan kelalaian korban merupakan penyebab tabrakan terjadi. Ia juga mengatakan materi promosi Tesla tak menjadi faktor substantif dalam insiden tersebut.

    Tesla tidak menanggapi permintaan komentar untuk kasus ini. Pengacara yang mewakili keluarga Mendoza juga menolak permintaan wawancara ke kliennya.

    Setidaknya ada 15 kasus aktif yang fokus terhadap kecelakaan Tesla yang melibatkan sistem Autopilot atau FSD (Full Self-Driving) milik perusahaan. Tiga di antaranya sudah berpindah ke pengadilan federal.

    FSD merupakan versi premium dari sistem Autopilot Tesla. Jika Autopilot merupakan opsi standar pada mobil Tesla, maka FSD membutuhkan biaya langganan premium dari konsumen.

    Kasus tabrakan Mendoza-Martinez juga menjadi cikal-bakal penyelidikan sistem Autopilot Tesla yang digelar Lembaga Keamanan Lalu Lintas Nasional AS (NHTSA) pada Agustus 2021. Sebagai bagian penyelidikan tersebut, Tesla telah membuat perubahan pada sistemnya, termasuk melakukan pembaruan software otomatis atau over-the-air (OTA).

    NHTSA juga telah membuka penyelidikan kedua yang masih berjalan. Tujuannya untuk mengevaluasi apakah penarikan (recall) unit mobil Tesla untuk mengatasi masalah pada sistem Autopilot-nya efektif atau tidak.

    NHTSA telah memberikan peringatan kepada Tesla terkait postingan di media sosialnya. NHTSA mengatakan materi promosi Tesla bisa membuat orang mengira mobilnya benar-benar bisa dikemudikan tanpa awak.

    Departemen Kendaraan Bermotor California juga telah menutut Tesla atas tuduhan sistem Autopilot dan FSD dengan klaim kesalahan dalam materi periklanan.

    Di saat bersamaan, Musk tetap mengumbar janji ke investor bahwa mobil-mobil Tesla akan sepenuhnya otomatis tanpa perlu pengemudi manusia. Janji ini sudah digaungkan sejak 2014 dan terus diumbar dalam berbagai kesempatan.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Bilang Bill Gates Bisa Bangkrut, Kalau… – Page 3

    Elon Musk Bilang Bill Gates Bisa Bangkrut, Kalau… – Page 3

    Seteru antara Elon Musk dan Bill Gates bermula dari laporan posisi short Bill Gates terhadap saham Tesla. Dalam wawancaranya awal 2022, Gates mengungkapkan ia memasang taruhan terhadap Tesla.

    Menurut biografi Elon Musk yang ditulis Walter Isaacson tahun 2023, posisi short ini diduga telah menyebabkan Gates mengalami kerugian sebesar USD 1,5 miliar.

    Terbaru, seorang pengguna X @Teslaconomics mengunggah cuitan lama Elon Musk yang menyebut, “mengambil posisi short terhadap Tesla seperti yang dilakukan Gates bisa menghasilkan keuntungan tertinggi, hanya jika perusahaan bangkrut.”

    Lebih lanjut, “Gates memasang taruhan besar pada Tesla yang sedang sekarat ketika perusahaan kita berada pada salah satu momen terlemahnya beberapa tahun lalu. Posisi short yang begitu besar juga mendorong saham turun bagi investor harian.”

  • Mayoritas Wall Street Menguat, Nasdaq Cetak Rekor Baru Akibat Saham Teknologi Melonjak

    Mayoritas Wall Street Menguat, Nasdaq Cetak Rekor Baru Akibat Saham Teknologi Melonjak

    Jakarta, Beritasatu.com – Bursa perdagangan Amerika Serikat (AS) Wall Street mayoritas besar menguat pada perdagangan, Senin (16/12/2024), salah satunya Nasdaq Composite yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa karena didorong oleh penguatan saham-saham teknologi. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average masih melanjutkan tren pelemahan, mencatat penurunan selama delapan hari berturut-turut.

    Mengutip CNBC International, Selasa (17/12/2024), Nasdaq, yang didominasi oleh saham teknologi, naik 1,24% dan mencetak rekor baru di level 20.173,89. S&P 500 juga mengalami kenaikan sebesar 0,38%, ditutup pada level 6.074,08. Sebaliknya, Dow Jones terkoreksi 110,58 poin atau 0,25%, berakhir di posisi 43.717,48. Tren penurunan ini merupakan yang terpanjang sejak tahun 2018.

    Sementara pada perdagangan Wall Street untuk saham teknologi, seperti Apple, Alphabet (induk perusahaan Google), Tesla, dan Broadcom mencatatkan kenaikan signifikan hingga mencapai rekor baru.

    Broadcom, yang pekan lalu mencapai kapitalisasi pasar senilai US$ 1 triliun untuk pertama kalinya, menjadi motor penggerak Nasdaq dengan kenaikan 11%.

    Namun, Nvidia, produsen cip kecerdasan buatan yang sebelumnya memimpin reli pasar dalam dua tahun terakhir, justru mengalami pelemahan 1,7%. Saham perusahaan ini kini masuk fase koreksi setelah anjlok lebih dari 10% dari rekor tertingginya pada November.

    Cetak rekor  Wall Street ini terjadi bersamaan dengan dimulainya pertemuan dua hari oleh Federal Reserve (The Fed). Bank sentral Amerika Serikat tersebut diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 0,25% pada Rabu (18/12/2024).

    Para investor saat ini menantikan panduan kebijakan The Fed untuk 2025, terutama karena pemangkasan suku bunga pada tahun ini merupakan yang pertama sejak 2019.

    Kepala Strategi Global Freedom Capital Markets Jay Woods menyatakan,  meskipun setiap keputusan The Fed cenderung mendapat perhatian besar, pertemuan terakhir pada 2024 ini menjadi sangat menarik.

    Woods juga menyoroti bahwa sejak pemangkasan suku bunga pertama pada September, tingkat pengangguran relatif stabil, tetapi inflasi menunjukkan tren kenaikan tipis setiap bulan. “Apakah ini hanya fluktuasi sementara atau awal dari tren baru?” ungkap Woods.

    Pekan lalu, pasar saham Wall Street mencatat kinerja yang bervariasi. Dow Jones mengalami penurunan mingguan sebesar 1,8%, sementara S&P 500 turun 0,6% dan melemah dalam empat dari lima sesi perdagangan terakhir. Sebaliknya, Nasdaq memberi sinyal positif dengan menguat 0,3% secara mingguan, hingga pada akhirnya cetak rekor baru dalam perdagangan di Wall Street pada Senin kemarin.

  • 92 Persen Pemilik Mobil Listrik Ogah Balik ke Mobil Bensin

    92 Persen Pemilik Mobil Listrik Ogah Balik ke Mobil Bensin

    Jakarta

    Lembaga survei bernama Global EV Alliance telah melakukan studi dan riset mengenai tingkat kepuasan pemilik mobil listrik di dunia. Hasilnya, hampir semua pemilik kendaraan nonemisi tersebut enggan kembali ke mobil konvensional!

    Disitat dari Bloomberg dan Carscoops, Senin (16/12), studi yang dikerjakan Global EV Alliance melibatkan lebih dari 23 ribu responden dari 18 negara berbeda, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Austria, Prancis, India dan Brazil. Seluruhnya merupakan pemilik mobil listrik.

    Studi tersebut mengungkap, 92 persen responden yang sudah menggunakan mobil listrik tak akan kembali ke mobil bensin. Sementara empat persennya berniat pindah ke model hybrid dan tiga persen tak punya jawaban. Menariknya, hanya satu persen yang mau kembali ke mobil bensin.

    Studi pengguna mobil listrik global Foto: Doc. GEVA.

    Penelitian yang sama juga menjelaskan, alasan responden membeli mobil listrik karena operasional kendaraan yang murah (45 persen), ramah lingkungan (40 persen), performa kendaraan (21 persen), minim biaya perawatan (18 persen) dan lainnya.

    Sementara halangan responden dalam membeli mobil listrik kurang lebih sama seperti di Indonesia, yakni terbatasnya pengisian daya baterai. Khususnya, fasilitas dengan teknologi fast charging. Itulah mengapa, Tesla melalui jaringan supercharger-nya terus melakukan perluasan fasilitas.

    “Ketika ditanya tentang kelemahan EV, hasilnya menunjukkan bahwa kelemahan paling signifikan adalah terbatasnya ketersediaan pengisi daya cepat, sifat pengisian daya yang memakan waktu, dan seringnya waktu henti stasiun pengisian daya cepat,” demikian bunyi studi tersebut.

    Disitat dari Electrek, firma riset EV terkemuka Rho Motion mengungkap, penjualan listrik global mencapai rekor baru pada bulan Oktober 2024, yakni 1,7 juta unit sebulan. China masih mendominasi pasar dengan penjualan 1,2 juta unit kendaraan atau naik 50 persen lebih dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Penjualan di AS dan Kanada juga terus tumbuh (+9% YTD). Bahkan, dengan kemunculan beberapa model baru, angkanya diprediksi akan makin meroket di bulan-bulan setelahnya.

    (sfn/din)