brand merek: Tesla

  • Perkara Lampu Bikin Ribuan Tesla Cybertruck Kena Recall

    Perkara Lampu Bikin Ribuan Tesla Cybertruck Kena Recall

    JAKARTA – Produsen otomotif asal Amerika Serikat, Tesla, kembali menarik ribuan unit pikap listrik Cybertruck karena ditemukan masalah pada komponen lampu tambahan di bagian atas kendaraan. Sebanyak 6.197 unit Cybertruck harus ditarik kembali.

    Yang terdampak ialah seri Foundation yang diproduksi antara akhir 2023 hingga 2024 terdampak dalam penarikan ini. Masalah utama terletak pada lampu LED tambahan (light bar) yang dipasang di atas kaca depan, seperti dilansir ArenaEV, Sabtu, 1 November 2025.

    Komponen tersebut menggunakan sistem perekat dalam pemasangannya. Dalam sejumlah kasus, pemasangan dilakukan tidak sesuai instruksi sehingga light bar berpotensi lepas saat kendaraan melaju dan menimbulkan risiko keselamatan bagi pengguna jalan lain.

    Dalam laporan yang disampaikan ke otoritas keselamatan jalan raya Amerika Serikat (NHTSA), Tesla mengungkap telah menerima lebih dari enam ratus klaim garansi terkait masalah ini. Namun, hingga kini belum ada laporan kecelakaan, cedera, atau korban jiwa akibat insiden tersebut.

    Tesla menjelaskan bahwa penyebab utamanya berasal dari kesalahan penggunaan dua jenis perekat berbeda. Primer BetaPrime seharusnya digunakan pada kaca depan, sementara BetaSeal untuk lampu LED.

    Namun, dalam proses produksi ditemukan beberapa teknisi yang keliru membalik penggunaannya sehingga kekuatan ikatan tidak maksimal.

    Sebagai langkah perbaikan tanpa biaya bagi konsumen, Tesla akan memeriksa seluruh unit yang terdampak.

    Komponen lampu yang membuat Cybertruck kena recall (dok. Arena EV).

    Jika ditemukan delaminasi atau kerusakan pada light bar, komponen tersebut akan diganti dengan versi baru yang menggunakan pita perekat sekaligus sistem pengikat mekanis tambahan.

    Sementara unit yang tidak mengalami kerusakan akan mendapatkan pemasangan bracket penguat agar lampu lebih kokoh menempel pada bodi kendaraan. Ini bukan pertama kalinya Cybertruck mengalami penarikan.

    Sebelumnya, model pikap listrik ini juga sempat ditarik karena masalah pada panel bodi dan pedal akselerator.

    Insiden terbaru menegaskan bahwa Tesla masih menghadapi tantangan dalam pengawasan kualitas serta proses pemasangan aksesori opsional pada kendaraan produksinya.

    Pemilik Cybertruck seri Foundation disarankan segera menghubungi layanan purnajual Tesla untuk memastikan apakah kendaraannya termasuk dalam daftar recall dan menjadwalkan pemeriksaan lebih lanjut.

  • Elon Musk Umbar Rencana Tesla Uji Coba Mobil Terbang

    Elon Musk Umbar Rencana Tesla Uji Coba Mobil Terbang

    Jakarta

    Elon Musk kembali sesumbar soal proyek ambisius yang dikembangkan salah satu perusahaannya. Kali ini orang terkaya di dunia itu mengungkap rencana Tesla untuk menguji coba mobil terbang.

    Saat menjadi bintang tamu di podcast Joe Rogan, Musk tiba-tiba berbicara soal entrepreneur Peter Thiel yang pernah berkata bahwa di masa depan seharusnya ada mobil terbang.

    Musk kemudian ditanya apakah ia dan Tesla secara aktif mempertimbangkan untuk membuat mobil terbang listrik. CEO Tesla itu hanya memberikan jawaban yang samar-samar.

    “Saya tidak bisa memamerkan sebelum peluncurannya,” kata Musk, seperti dikutip dari Business Insider, Sabtu (1/22/2025).

    “Saya rasa ini bisa menjadi peluncuran produk paling berkesan yang pernah ada,” sambungnya.

    Musk mengatakan ia tidak yakin apakah kendaraan itu berupa mobil, namun bentuknya terlihat seperti mobil. Saat ditanya apakah mobil listrik itu akan memiliki sayap yang bisa keluar masuk atau menggunakan desain ala pesawat yang terbang dan mendarat secara vertikal, Musk tidak menjawab.

    Diskusi ini mengemuka ketika Musk dan Rogan membicarakan prototipe Tesla Roadster generasi kedua yang sudah lama tidak ada kabarnya. Musk mengatakan mobil baru yang akan dipamerkan Tesla memiliki ‘teknologi gila’ yang bahkan melebihi teknologi di film-film James Bond.

    Musk menambahkan ia sudah semakin dekat untuk mendemonstrasikan prototipe mobil terbaru Tesla. Ia berharap mobil terbang ini dapat dipamerkan sebelum akhir tahun ini, dan berjanji demonstrasinya akan tidak terlupakan.

    Musk sudah berbicara soal mengembangkan mobil terbang sejak tahun 2014. Namun, pria kelahiran Afrika Selatan itu dikenal dengan targetnya yang terlalu optimis dan ambisius, tapi pada akhirnya peluncurannya molor karena satu dan lain hal.

    Sebut saja Tesla Roadster generasi kedua yang dipamerkan pada tahun 2017 dan seharusnya diluncurkan pada tahun 2020. Delapan tahun setelahnya, mobil ini masih belum diantarkan ke konsumen karena produksinya terus tertunda.

    (vmp/vmp)

  • Kia Putuskan Tunda Peluncuran Sedan Listrik EV4, Kenapa?

    Kia Putuskan Tunda Peluncuran Sedan Listrik EV4, Kenapa?

    JAKARTA – Kia memutuskan menunda peluncuran sedan listrik terbarunya, EV4, di pasar Amerika Serikat tanpa batas waktu. Padahal, mobil ini sebelumnya dijadwalkan meluncur pada kuartal pertama tahun 2026.

    Dalam pernyataan resminya, pihak Kia menyebut perubahan kondisi pasar kendaraan listrik menjadi alasan utama di balik keputusan tersebut.

    “Karena dinamika pasar EV yang berubah, peluncuran sedan listrik EV4 ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut,” bunyi pernyataan Kia dikutip dari Carbuzz, Sabtu, 1 November.

    Kia EV4 pertama kali diperkenalkan pada pameran otomotif di Amerika Serikat pada April 2025. Sedan listrik ini menggunakan platform E-GMP 400 volt dan dirancang untuk menawarkan performa efisien serta desain yang lebih dinamis.

    Mobil tersebut akan tersedia dalam dua pilihan baterai, yakni versi 58 kWh dengan jarak tempuh sekitar 235 mil, serta varian 81 kWh yang mampu menempuh hingga 330 mil.

    Harga dasar EV4 di pasar Amerika Serikat diperkirakan mulai dari 39.000 dolar AS, atau setara sekitar Rp648 juta.

    Sedan listrik Kia EV4/FOTO: Kia

    Kendati belum ada konfirmasi apakah model ini akan dibatalkan sepenuhnya, sejumlah pengamat menilai keputusan Kia mencerminkan tantangan serius yang dihadapi produsen kendaraan listrik di pasar Amerika.

    Faktor-faktor seperti penghapusan insentif pajak, meningkatnya tarif impor, serta penurunan minat konsumen terhadap EV disebut menjadi penyebab utama.

    EV4 sebelumnya sempat dipandang sebagai penantang potensial bagi Tesla Model 3 karena kombinasi harga yang kompetitif dan fitur modern. Namun, dengan penundaan ini, Kia tampaknya akan meninjau kembali strategi produknya sebelum melanjutkan langkah di pasar tersebut.

    Hingga kini, Kia belum memberikan jadwal baru untuk peluncuran EV4 di Amerika Serikat.

    Keputusan ini menambah daftar panjang produsen otomotif yang menyesuaikan rencana elektrifikasi akibat kondisi pasar yang semakin tidak menentu.

  • AI Bikin Boncos! Mark Zuckerberg Terlempar dari Top 3 Terkaya Dunia

    AI Bikin Boncos! Mark Zuckerberg Terlempar dari Top 3 Terkaya Dunia

    Jakarta

    Ambisi besar Mark Zuckerberg di bidang kecerdasan buatan (AI) kini berbalik arah. Saham Meta anjlok tajam hingga membuat kekayaan pribadi sang CEO turun drastis sebesar USD 29,2 miliar (sekitar Rp 470 triliun) hanya dalam satu hari perdagangan, Kamis (30/10/2025). Akibatnya, Zuckerberg terlempar dari posisi tiga besar orang terkaya dunia versi Bloomberg Billionaires Index.

    Penurunan saham Meta sebesar 12,3% menjadi yang terdalam sejak Oktober 2022. Saham ditutup di kisaran USD 658,50, menghapus sebagian besar keuntungan yang dikumpulkan sepanjang tahun. Kini, kekayaan Zuckerberg tercatat sekitar USD 228,5 miliar, menempatkannya di urutan kelima, di bawah Jeff Bezos (Amazon) dan Larry Page (Alphabet).

    Sebelumnya, posisi Zuckerberg cukup kokoh di peringkat tiga setelah Larry Ellison (Oracle) dan Elon Musk (Tesla). Namun kerugian kali ini menjadi keempat terbesar dalam sejarah Bloomberg Billionaires Index, hanya kalah dari kejatuhan besar di era “taruhan metaverse” tahun 2022.

    Anjloknya saham Meta dipicu laporan keuangan kuartal ketiga (Q3) 2025 yang mengecewakan investor. Laba bersih per saham (EPS) tercatat hanya USD 1,05, jauh di bawah perkiraan analis USD 6,72, atau turun 83% year-on-year.

    Padahal pendapatan Meta justru naik ke USD 51,2 miliar, melampaui ekspektasi US$49,5 miliar. Penyebab utama penurunan laba adalah biaya pajak satu kali senilai US$15,9 miliar akibat implementasi kebijakan pajak baru “One Big Beautiful Bill Act” dari Presiden AS Donald Trump.

    Meta menegaskan bahwa biaya tersebut bersifat non-tunai dan akan mengurangi kewajiban pajak di tahun-tahun berikutnya. Tanpa beban pajak tersebut, EPS Meta diperkirakan mencapai USD 7,25, jauh lebih sehat.

    Di bawah kendali Zuckerberg, Meta kini bertransformasi dari perusahaan media sosial menjadi raksasa AI konsumen. Melalui divisi baru bernama Superintelligence Labs, Meta gencar merekrut talenta terbaik di dunia untuk mengembangkan “AI superintelligence pribadi” bagi miliaran pengguna.

    Namun langkah agresif ini justru membuat investor waswas. Meta mengumumkan rencana penjualan obligasi hingga USD 30 miliar guna mendanai proyek ambisius tersebut, serta menaikkan belanja modal (capex) 2025 menjadi USD 70-72 miliar, dengan potensi meningkat ke USD 118 miliar pada 2026.

    Beberapa analis di Bloomberg menurunkan peringkat saham Meta, menilai pengeluaran besar-besaran ini berisiko menekan profit jangka pendek. Zuckerberg menanggapi dengan optimistis, menyebut investasi AI sebagai “pergeseran paradigma generasional” yang akan menghasilkan keuntungan besar dalam jangka panjang.

    Mark Zuckerberg, yang memiliki sekitar 13% saham Meta, dikenal sebagai sosok visioner sejak mendirikan Facebook di asrama Harvard pada 2004. Namun langkah rebranding menjadi Meta pada 2021 dan pivot ke metaverse sempat dianggap gagal setelah saham jatuh 24% pada 2022.

    Kini, arah Meta bergeser lagi-dari metaverse ke superintelligence. Produk baru seperti Vibes, platform video generatif AI yang diluncurkan pada September lalu, telah menghasilkan lebih dari 20 miliar gambar. Zuckerberg menyebutnya sebagai langkah nyata menuju masa depan “AI untuk semua orang”.

    Fenomena ini juga menggambarkan turbulensi yang terjadi di sektor teknologi global. Alphabet naik 2,7% setelah laporan laba positif, sementara Microsoft justru turun 2,2% akibat investasi USD 3,1 miliar ke OpenAI.

    Para analis menilai tantangan Meta kini adalah menyeimbangkan inovasi jangka panjang dengan ekspektasi keuntungan jangka pendek, di tengah kompetisi ketat dalam industri AI yang semakin panas.

    (afr/afr)

  • Elon Musk Umbar Rencana Tesla Uji Coba Mobil Terbang

    Tesla Diperingatkan Bisa Kehilangan Elon Musk

    Jakarta

    Para pemegang saham harus memberikan suara untuk menyetujui rencana pembayaran hampir USD 1 triliun ke CEO Tesla, Elon Musk, atau ia mungkin tidak akan bertahan di perusahaan itu. Demikian peringatan dari Ketua Dewan Tesla, Robyn Denholm. Elon Musk sendiri tampaknya sangat menginginkannya.

    “Tanpa Elon, Tesla bisa kehilangan nilai yang signifikan, karena perusahaan kita mungkin tak lagi dinilai berdasarkan visi masa depan yang ingin kita capai,” tulis Denholm menjelang rapat tahunan Tesla pada 6 November.

    Denholm menegaskan Musk adalah kunci masa depan Tesla, terutama saat perusahaan bertransformasi dari sekadar produsen mobil menjadi pemimpin dalam teknologi Full Self-Driving (FSD) dan robot humanoid Optimus.

    Mei lalu, saat Musk dikritik karena dianggap mengabaikan Tesla demi bekerja untuk Presiden Donald Trump, Musk menegaskan ia berkomitmen memimpin bisnis mobil listriknya setidaknya lima tahun ke depan. Namun, beberapa kelompok menentang pembayaran itu. Institutional Shareholder Services (ISS) menyebut nilainya terlalu fantastis.

    Sekelompok serikat pekerja dan pengawas korporasi meluncurkan situs Take Back Tesla untuk menolaknya, menyoroti kecenderungan Musk mendukung sayap kanan dan menyebar teori konspirasi yang merusak merek. Musk membalas keras, menyebut penolakan mereka sebagai “teroris korporat” dalam panggilan konferensi dengan para analis minggu lalu.

    Denholm menegaskan Tesla berada di titik penting, dengan kecerdasan buatan (AI) menjadi fokus utama.”Peluang Tesla ke depan sangat besar, mengingat fokus kami pada AI dan kemampuan unik yang kami miliki sebagai organisasi dan yang dibawa oleh Elon kepada kami,” ujarnya.

    Rencana kompensasi Musk USD 1 triliun atau sekitar Rp 16,6 kuadriliun yang diajukan dewan pada September terdiri dari 12 tahap saham yang diberikan bila Tesla mencapai target tertentu. Target pertama adalah kapitalisasi pasar 2 triliun dolar AS. Saat ini Tesla bernilai sekitar 1,5 triliun dolar AS.

    Kemudian juga 20 juta kendaraan Tesla terkirim, 10 juta pelanggan aktif FSD, 1 juta robot Optimus terkirim dan 1 juta robotaksi beroperasi secara komersial

    Menurut laporan Reuters, Musk bisa tetap memperoleh puluhan miliar dolar AS tanpa memenuhi semua target yang ditetapkan, bahkan bisa mengantongi lebih dari USD 50 miliar hanya dengan mencapai beberapa target yang relatif mudah.

    Rencana ini juga akan meningkatkan kekuatan suara Musk dalam pengambilan keputusan Tesla, sesuatu yang ia tuntut selama setahun terakhir. “Kalau kami membangun pasukan robot itu, apakah saya punya cukup pengaruh atas mereka? Saya tak nyaman membangunnya tanpa kendali yang kuat,” kata Musk.

    Jika semua tahap tercapai, Musk yang kini memiliki sekitar 13% saham Tesla, akan mendapatkan lebih dari 423 juta saham tambahan, sehingga kepemilikannya menjadi sekitar 25%.

    (fyk/asj)

  • Elon Musk Mundur dari Tesla Jika Upah Rp 16.600 Triliun Ditolak

    Elon Musk Mundur dari Tesla Jika Upah Rp 16.600 Triliun Ditolak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk mengancam mundur dari posisi CEO di Tesla jika paket upah US$ 1 triliun untuk dirinya ditolak pemegang saham.

    Potensi Elon Musk hengkang diungkap oleh Robyn Denholm, komisaris utama Tesla. Menurut Reuters, Denholm menyampaikan ancaman Musk dalam pertemuan pemegang saham yang berlangsung pada Senin (28/10/2025).

    Tesla direncanakan menggelar RUPS tahunan pada pekan depan. Dewan komisaris Tesla dijadwalkan mengajukan paket upah US$ 1 triliun untuk Musk dalam RUPS tersebut.

    Namun, langkah para anggota dewan komisaris dihujani kritik karena dinilai berlawanan dengan kepentingan pemegang saham. Selain itu, pengaruh Musk dinilai terlalu besar.

    Denholm menyatakan paket penghasilan yang ditawarkan ke Musk adalah upaya dewan komisaris agar Musk bertahan di Tesla, paling tidak untuk 7,5 tahun ke depan.

    Ia menyatakan kepemimpinan Musk adalah kunci kesuksesan Tesla. Tanpa tawaran yang pas, ia takut Tesla bakal kehilangan “waktu, bakat, dan visi” Musk. Musk disebut menempati posisi vital untuk mendorong Tesla memimpin dalam teknologi AI dan mesin otonom.

    Tesla menyiapkan paket kompensasi jumbo untuk CEO Elon Musk yang bisa menjadikannya triliuner pertama di dunia. Nilainya diperkirakan mencapai US$1 triliun.

    Dalam dokumen resmi, Tesla mengajukan rencana kompensasi berbasis saham untuk Musk jika perusahaan berhasil memenuhi target ambisius selama 10 tahun ke depan.

    Paket tersebut terdiri dari 12 tahap, dengan syarat mencakup peningkatan produksi mobil, lonjakan valuasi perusahaan, hingga pengembangan teknologi robotik dan kecerdasan buatan (AI).

    Supaya Musk mendapat pembayaran penuh, Tesla harus mencapai valuasi pasar US$ 2 triliun, mengirimkan 20 juta kendaraan, menghadirkan satu juta robotaxi yang beroperasi secara komersial, serta mengirimkan satu juta robot AI. Sebagai perbandingan, Tesla hanya mengirim kurang dari 2 juta mobil pada 2024.

    Musk juga diwajibkan bertahan di Tesla setidaknya 7,5 tahun untuk mencairkan sebagian saham, dan 10 tahun penuh untuk mendapatkan keseluruhan kompensasi.

    Rencana tersebut akan diajukan ke pemegang saham dalam rapat tahunan pada 6 November mendatang, demikian dikutip dari Global News, Senin (8/9/2025).

    Saat ini kekayaan bersih Musk mencapai lebih dari US$400 miliar menurut Forbes. Jika target Tesla tercapai, tambahan kompensasi ini bisa membuat kekayaan Musk melonjak hampir US$1 triliun.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tesla Terancam Kehilangan Elon Musk jika Gaji Rp 16.000 T Ditolak

    Tesla Terancam Kehilangan Elon Musk jika Gaji Rp 16.000 T Ditolak

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Dewan Tesla Robyn Denholm memperingatkan bahwa perusahaan berisiko kehilangan Elon Musk sebagai CEO jika para pemegang saham menolak paket gaji bernilai hampir Rp 16.000 triliun (sekitar US$ 1 triliun) yang diajukan dewan direksi.

    Dalam surat kepada investor menjelang rapat tahunan Tesla pada November mendatang, Denholm menegaskan bahwa sosok Musk sangat penting bagi masa depan perusahaan, terutama dalam pengembangan teknologi Full Self Driving (FSD) dan robot humanoid Optimus.

    “Tanpa Elon, Tesla bisa kehilangan nilai yang signifikan karena perusahaan mungkin tidak lagi dihargai sesuai dengan visi dan tujuannya,” tulis Denholm dikutip dari CNBC, Selasa (28/10/2025).

    Pemungutan suara mengenai paket kompensasi Musk akan ditutup pada 5 November pukul 11.59 malam waktu AS. Namun, lembaga penasihat saham, seperti Institutional Shareholder Services (ISS) menilai nilai kompensasi tersebut terlalu fantastis dan menyarankan agar proposal itu ditolak.

    Sejumlah kelompok investor juga meluncurkan kampanye Take Back Tesla untuk menentang paket gaji tersebut. Mereka menilai gaya kepemimpinan dan pandangan politik Musk berisiko merusak reputasi merek Tesla.

    Musk menanggapi kritik itu dengan menyebut lembaga proksi sebagai teroris korporat dalam konferensi dengan analis pekan lalu.

    Denholm menjelaskan bahwa rencana kompensasi tersebut tidak semata soal uang, melainkan tentang pengaruh suara Musk di Tesla.  “Rencana ini lebih berkaitan dengan hak suara dan kepemimpinan jangka panjang dibanding sekadar nilai ekonomi,” ujarnya.

    Paket gaji itu mencakup 12 tahap pencapaian saham tambahan untuk Musk, yang diberikan jika Tesla mencapai target kapitalisasi pasar dari Rp 32.000 triliun (US$ 2 triliun) hingga Rp 136.000 triliun (US$ 8,5 triliun).

    Target lainnya termasuk 20 juta unit mobil terjual, 10 juta pelanggan aktif FSD, satu juta robot Optimus beroperasi, serta satu juta robotaksi yang siap komersial.

    Jika seluruh target tercapai, Musk akan memperoleh tambahan 423 juta saham, meningkatkan kepemilikannya di Tesla dari 13% menjadi sekitar 25%.

    Denholm menegaskan, insentif ini dirancang agar Musk tetap berkomitmen jangka panjang.

    “Nilai ekonomi baru akan diterima setelah lebih dari tujuh tahun, sehingga fokusnya tetap pada pertumbuhan perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham,” pungkasnya.

  • Petaka Trump Makin Parah, Pengusaha UMKM Bisa Tamat

    Petaka Trump Makin Parah, Pengusaha UMKM Bisa Tamat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan presiden Amerika Serikat (AS) soal tarif tinggi ternyata berdampak di berbagai sektor. Misalnya, para pengusaha kecil dan menengah harus memikirkan harga jual kepada masyarakat agar tak membuat bisnisnya bangkrut.

    Ini dirasakan oleh pemilik Norton’s Florist di Birmingham, Alabama bernama Cameron Pappas. Dia berupaya untuk menghindari kenaikan harga pada bunga yang dijual, karena bisa membuat pelanggan kabur.

    Caranya dengan merombak desain. Misalnya mengurangi jumlah tangkai bunga agar tetap pada harga yang sama.

    “Ini sangat memaksa kami berfokus pada hal itu dan memastikan harga sebaik mungkin,” kata Pappas, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (27/10/2025).

    Sementara di pasar konsumen tengah terjadi gelombang PHK besar-besaran. Target memangkas 1.800 pekerjanya jadi yang terbesar selama satu dekade.

    Bahkan usaha UMKM dan pasar konsumen tak bisa mendekati tren AI yang dialami para perusahaan besar seperti Nvidia, Alphabet, hingga Broadcom. Padahal raksasa teknologi itu mengantongi lebih banyak pendapatan di saat yang sama.

    CNBC Internasional mencatat delapan perusahaan teknologi bernilai minimal US$1 triliun kini terkait AI. Bahkan Nvidia, Microsoft, Apple, Alphabet, Amazon, Meta, Tesla dan Broadcomm menyumbang 36% dari S&P 500.

    Saham perusahaan juga melonjak besar-besaran selama beberapa tahun terakhir. Misalnya Broadcomm yang naik lebih dari 50% setelah naik dua kali lipat dalam dua tahun sebelumnya.

    Sementara Nvidia dan Alphabet mencatatkan kenaiakn hampir 40% hanya dalam tahun 2025 ini.

    “Saya rasa pesan ekonomi AI mendorong angka PDV memang benar. Mungkin ada pelemahan pada sektor ekonomi lain, atau mungkin tidak, namun mungkin ada pertumbuhan lebih moderat,” jelas profesor di Stern School Business Universitas New York, Arun Sundararajan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Tesla Catat Rekor Pendapatan, Tapi Profitnya Justru Menyusut

    Video: Tesla Catat Rekor Pendapatan, Tapi Profitnya Justru Menyusut

    Video: Tesla Catat Rekor Pendapatan, Tapi Profitnya Justru Menyusut

  • Elon Musk Ngamuk, Marah Upah Rp 16.637 Triliun Ada yang Tolak

    Elon Musk Ngamuk, Marah Upah Rp 16.637 Triliun Ada yang Tolak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk tiba-tiba ngamuk di akhir paparan investor tentang laporan keuangan Q3/2025 Tesla. Musk naik pitam dan menghujat pihak yang menolak paket kompensasi US$ 1 triliun untuk dirinya.

    Tesla baru saja merilis laporan keuangan untuk periode Q3/2025 yang berlangsung sepanjang Juli-September 2025. Pendapatan Tesla naik 12 persen menembus US$ 28,1 miliar (Rp 467 triliun) sepanjang periode tersebut dengan laba bersih turun 37 persen menjadi US$ 1,37 miliar (Rp 22,8 triliun).

    Pendapatan Tesla naik pesat dipicu berakhirnya periode kredit pajak pemerintah untuk mobil listrik. Konsumen berebut membeli mobil Tesla sebelum subsidi tersebut berakhir.

    Seperti biasa, Tesla menggelar pemaparan dan tanya jawab dengan investor usai merilis laporan keuangan. Beberapa saat sebelum acara tersebut berakhir, CEO Tesla Elon Musk tiba-tiba ngomel. Ia menyerang para investor yang menentang “paket upah” US$ 1 triliun (Rp 16.637 triliun) untuk dirinya, yang diusulkan oleh dewan komisaris Tesla.

    “Saya tidak nyaman membangun pasukan robot di sini kemudian ditendang berdasarkan rekomendasi konyol dari ISS dan Glass Lewis, yang tak mengerti apa-apa. Mereka adalah teroris korporat. Permasalahannya, banyak sekali dana kelolaan indeks dan pasif, suaranya mengikuti rekomendasi Glass Lewis dan ISS,” kata Musk.

    Musk menjelaskan bahwa paket upah (yang isinya termasuk saham) adalah upaya untuk memastikan dirinya memiliki kekuatan pengendali dalam RUPS. Pasalnya, Tesla tidak ingin menggunakan seri saham berlapis seperti yang diterapkan oleh Google dan Meta.

    “Saya cuma membutuhkan kendali agar punya pengaruh besar, tetapi tidak terlalu besar sehingga saya tidak bisa dipecat jika berlaku gila. Angkanya sekitar pertengahan 20-an persen,” kata Musk.

    Ia menuduh Glass Lewis dan ISS punya kepentingan lain, yang tidak sejalan dengan kepentingan Tesla sebagai perusahaan. Musk meminta agar pemegang saham lain tidak mendukung rekomendasi kedua investor tersebut.

    “Mereka tidak menggunakan suaranya demi kebaikan pemegang saham. Masalahnya itu. ISS, Glass Lewis, teroris korporat,” kata Musk.

    Tesla menyiapkan paket kompensasi jumbo untuk CEO Elon Musk yang bisa menjadikannya triliuner pertama di dunia. Nilainya diperkirakan mencapai US$1 triliun.

    Dalam dokumen resmi, Tesla mengajukan rencana kompensasi berbasis saham untuk Musk jika perusahaan berhasil memenuhi target ambisius selama 10 tahun ke depan.

    Paket tersebut terdiri dari 12 tahap, dengan syarat mencakup peningkatan produksi mobil, lonjakan valuasi perusahaan, hingga pengembangan teknologi robotik dan kecerdasan buatan (AI).

    Supaya Musk mendapat pembayaran penuh, Tesla harus mencapai valuasi pasar US$ 2 triliun, mengirimkan 20 juta kendaraan, menghadirkan satu juta robotaxi yang beroperasi secara komersial, serta mengirimkan satu juta robot AI. Sebagai perbandingan, Tesla hanya mengirim kurang dari 2 juta mobil pada 2024.

    Musk juga diwajibkan bertahan di Tesla setidaknya 7,5 tahun untuk mencairkan sebagian saham, dan 10 tahun penuh untuk mendapatkan keseluruhan kompensasi.

    Rencana tersebut akan diajukan ke pemegang saham dalam rapat tahunan pada 6 November mendatang, demikian dikutip dari Global News, Senin (8/9/2025).

    Saat ini kekayaan bersih Musk mencapai lebih dari US$400 miliar menurut Forbes. Jika target Tesla tercapai, tambahan kompensasi ini bisa membuat kekayaan Musk melonjak hampir US$1 triliun.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]