brand merek: Tesla

  • Melihat dari Dekat Mobil Listrik Xiaomi YU7, Siap Tantang Tesla Model Y

    Melihat dari Dekat Mobil Listrik Xiaomi YU7, Siap Tantang Tesla Model Y

    Melihat dari Dekat Mobil Listrik Xiaomi YU7, Siap Tantang Tesla Model Y

  • Elon Musk Comeback, Tesla Langsung Keluar dari Dasar Jurang

    Elon Musk Comeback, Tesla Langsung Keluar dari Dasar Jurang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saham Tesla melonjak lebih dari 22% sepanjang Mei 2025, yang menandai kebangkitan besar meski perusahaan masih menghadapi tekanan akibat penurunan penjualan di pasar utama seperti China dan Eropa.

    Kembalinya fokus Elon Musk ke bisnis menjadi pemicu utama lonjakan tersebut, setelah sang CEO mengumumkan akan mengurangi aktivitas politiknya di era pemerintahan Trump.

    Mengutip CNBC Internasional, kinerja saham Tesla selama 2025 masih belum pulih sepenuhnya, turun sekitar 14% year-to-date, namun pemulihan tajam pada Mei menjadi angin segar bagi para investor.

    Tesla berhasil mencatatkan kinerja lebih baik dibanding Apple yang anjlok 19% sejak awal tahun, dan menjadikannya yang terburuk di antara saham teknologi raksasa.

    Terbangnya saham Tesla terjadi bersamaan dengan pengumuman mantan Presiden AS, Donald Trump, yang mengakhiri penugasan Musk sebagai “pegawai pemerintah khusus” di Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    “Ini adalah hari terakhirnya, tapi sejatinya tidak, karena Elon akan selalu bersama kami,” kata Trump di platform Truth Social, dikutip Senin (2/6/2025).

    “Elon luar biasa!” imbuh Trump.

    Musk menyampaikan bahwa ia akan kembali fokus pada Tesla dan perusahaannya, termasuk SpaceX, xAI, dan platform X.

    Meski akan tetap menjadi penasihat Trump, Musk mengatakan hanya akan menyisihkan sehari atau dua hari dalam seminggu untuk urusan pemerintahan hingga akhir masa jabatan.

    “Saya berharap untuk tetap menjadi teman dan penasihat, dan tentu saja, jika ada sesuatu yang presiden ingin saya lakukan, saya siap melayani presiden,” kata CEO Tesla itu dalam sebuah acara pers di Oval Office.

    Bloomberg melaporkan Tesla akan meluncurkan layanan robotaxi di Austin, Texas, pada 12 Juni 2025, menggunakan armada Model Y dengan teknologi Full Self Driving terbaru. Jika terlaksana, ini akan menjadi tonggak penting setelah bertahun-tahun janji Musk tentang kendaraan tanpa sopir.

    Selain itu, Tesla diuntungkan dari posisinya yang kuat secara domestik. Dengan dua pabrik besar di AS, Fremont dan Austin, Tesla lebih siap menghadapi dampak tarif perdagangan dibanding pesaingnya. Proporsi komponen buatan Amerika yang tinggi juga menjadi keunggulan dalam iklim geopolitik yang menantang.

    Namun, tekanan terhadap manajemen tetap ada. Sejumlah pemimpin dana pensiun AS menuntut dewan direksi Tesla agar mengendalikan waktu kerja Musk, bahkan meminta kewajiban minimum 40 jam per minggu untuk menyelamatkan Tesla dari apa yang mereka sebut sebagai krisis.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Keluar dari Rezim Trump, Masalah Tesla Masih di Depan Mata

    Elon Musk Keluar dari Rezim Trump, Masalah Tesla Masih di Depan Mata

    Jakarta

    Elon Musk keluar dari posisinya sebagai DOGE (Department of Government Efficiency). Meski sudah resmi mundur, masalah Tesla yang perlu diselesaikan sudah menunggu Elon Musk di depan mata.

    Elon Musk melalui platform X nya turut mengucapkan terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump atas kepercayaan yang telah diberikan.

    “Karena masa tugas saya sebagai Pegawai Pemerintah Khusus akan segera berakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden @realDonaldTrump atas kesempatan untuk mengurangi pemborosan pengeluaran,” ujar Musk via @elonmusk.

    Meski Musk sudah mundur, adanya Gerakan Tesla Takedown belum pudar, mereka mengatakan “pertarungan masih jauh dari selesai” karena Musk masih memiliki akses langsung ke Presiden.

    Perlu diketahui “Tesla Takedown” mengacu pada gerakan protes akar rumput yang muncul pada awal tahun 2025. Gerakan ini menargetkan Tesla, Inc. dan CEO-nya, Elon Musk. Gerakan ini melibatkan demonstrasi damai di toko-toko Tesla, mendesak masyarakat untuk melepaskan diri dari Tesla dengan menjual kendaraan dan saham mereka di Tesla. Tujuannya adalah untuk memberikan dampak ekonomi kepada Musk dan menantang pengaruh politiknya melalui cara-cara tanpa kekerasan.

    Asosiasi Produsen Mobil Eropa baru-baru ini merilis data untuk bulan April dan itu menunjukkan pendaftaran Tesla turun 52,6% yang mengejutkan bulan lalu. Perusahaan juga turun 46,1% selama empat bulan pertama tahun ini.

    Itu adalah angka yang mengkhawatirkan dan mereka datang pada saat kendaraan listrik semakin populer.

    “Dalam empat bulan pertama tahun 2025, penjualan mobil baterai-listrik baru tumbuh sebesar 26,4%, menjadi 558.262 unit, menangkap 15,3% dari total pangsa pasar UE,” seperti yang dicatat oleh EAMA.

    masalah Tesla tidak terbatas pada Eropa karena merek tersebut juga mengalami penurunan yang signifikan di tempat lain. Menurut Business Insider penjualan Tesla di provinsi Quebec Kanada anjlok 85% pada kuartal pertama karena pelanggan hanya membeli 524 kendaraan. Model 3 terpukul sangat buruk karena penjualan sedan entry-level turun sebesar 94%.

    (riar/lua)

  • Ditinggal Mundur, Trump Tetap Yakin Musk Akan Kembali

    Ditinggal Mundur, Trump Tetap Yakin Musk Akan Kembali

    Jakarta

    CEO Tesla Elon Musk mundur dari jabatannya di pemerintahan sebagai Kepala Departemen Pemerintahan Federal AS (DOGE). Meski begitu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memastikan bahwa Musk akan tetap menjadi penasihat dekatnya.

    Dilansir dari Reuters, Sabtu (31/5/2025), Musk mengakhiri masa jabatannya setelah empat bulan berada di pemerintahan dan bergelut dengan langkah efisiensi besar-besaran.

    Selama acara perpisahan di Ruang Oval, Trump memuji pekerjaan Musk sebagai Kepala DOGE. Adapun DOGE sendiri telah menghilangkan ribuan pekerjaan dan menghemat pengeluaran miliaran dolar, termasuk sebagian besar bantuan luar negeri AS.

    “Elon benar-benar tidak akan pergi. Dia akan kembali dan segera hadir,” kata Trump dari belakang Resolute Desk, di samping Musk yang berdiri mengenakan topi DOGE hitam dan kaus bertuliskan ‘The Dogefather’ dengan gaya film ‘The Godfather.’

    Musk sebelumnya telah mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan pemerintahan setelah masa jabatannya sebagai pegawai pemerintah khusus selama 130 hari berakhir atau tepatnya pada tanggal 30 Mei.

    Orang terkaya di dunia itu mengerahkan kekuasaan yang sangat besar selama beberapa minggu pertama masa jabatan Trump. DOGE menjungkirbalikkan birokrasi federal, membubarkan badan-badan, menutup program-program yang sudah lama berjalan, dan mengeluarkan mandat yang luas tanpa peringatan, hingga mengakibatkan puluhan ribu PHK.

    Namun pengaruhnya di Gedung Putih tampaknya memudar di tengah keluhan dari anggota kabinet tentang pendekatannya. Pada saat yang sama, Musk menghadapi peningkatan tekanan dari para pemegang saham yang khawatir bahwa peran politiknya akan menjadi beban bagi perusahaan-perusahaannya.

    Protes anti-Musk yang meluas di gerai-gerai Tesla di seluruh AS dan Eropa berkontribusi terhadap penurunan penjualan dan jatuhnya harga saham perusahaan. Usaha lainnya, termasuk SpaceX dan Starlink, juga mendapat sorotan karena hubungan dekatnya dengan Trump.

    Acara Gedung Putih Jumat kemarin dimaksudkan sebagai unjuk rasa persatuan setelah Musk memicu frustrasi di antara pejabat Gedung Putih dengan kritiknya terhadap rancangan undang-undang pajak dan pengeluaran Trump yang terlalu mahal.

    Beberapa pembantu senior, termasuk Wakil Kepala Staf Stephen Miller dan Kepala Staf Susie Wiles, melihat pernyataan Musk tentang rancangan undang-undang pajak sebagai pemutusan hubungan kerja dari pemerintahan. Miller juga disebut-sebut sangat kesal dengan komentar tersebut.

    Dalam acara itu, Trump memberi Musk sebuah kunci emas besar di dalam kotak kayu bertanda tangannya, hadiah yang katanya hanya ia simpan untuk orang-orang yang sangat istimewa.

    “Ia harus melalui berbagai rintangan, yang sangat disayangkan karena ia seorang patriot yang luar biasa,” kata Trump.

    Sementara itu, Musk mengatakan, ia akan mengarahkan lebih banyak energinya ke bisnisnya. Ia juga menyampaikan rencananya untuk mengurangi sumbangan politiknya. Di kesempatan terpisah, Musk juga mengatakan kepada wartawan bahwa ia akan tetap menjadi bagian dari lingkaran penasihat Trump.

    “Saya berharap untuk tetap menjadi teman dan penasihat, dan tentu saja, jika ada sesuatu yang diinginkan presiden dari saya, saya akan melayani presiden,” ujar Trump.

    (shc/fdl)

  • Tinggalkan Trump, Elon Musk Kini Harus Hadapi Tantangan Berat

    Tinggalkan Trump, Elon Musk Kini Harus Hadapi Tantangan Berat

    Jakarta, Beritasatu.com – Elon Musk kini tengah dihadapkan pada tantangan berat setelah memutuskan keluar dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Miliarder yang dikenal dengan beragam bisnisnya ini kembali menghadapi tantangan besar di berbagai perusahaannya, yang masing-masing tengah berjuang mempertahankan posisi di pasar dan memulihkan citra yang sempat tercoreng.

    Melansir dari AP News, dimulai dari Tesla, perusahaan mobil listrik yang selama ini menjadi kebanggaan Musk. Penurunan laba yang mencapai 71% pada kuartal pertama tahun ini menjadi sinyal kuat bahwa Tesla sedang menghadapi tekanan serius.

    Ditambah lagi, persaingan dari produsen mobil listrik asal China semakin ketat, bahkan mereka kini menjadi penjual mobil listrik terbesar di dunia.

    Masa jabatan Musk di Washington, yang sempat dikaitkan dengan politik sayap kanan, juga dianggap memberi dampak negatif terhadap merek Tesla dan penjualannya.

    Sementara itu, bisnis media sosialnya, X, yang dulu dikenal sebagai Twitter, berusaha bangkit kembali setelah sempat kehilangan banyak pengiklan karena kebijakan kontroversial Elon Musk.

    Meski beberapa merek mulai kembali beriklan di platform tersebut, bisnis periklanan X masih jauh dari posisi sebelumnya dan menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan kestabilan platform tersebut.

    Di sisi lain, SpaceX, perusahaan roket milik Musk, terus menunjukkan potensi finansial besar meski mengalami beberapa kegagalan teknis baru-baru ini, seperti ledakan roket Starship yang menyulitkan misi NASA ke bulan.

    Namun, investor tetap optimis setelah nilai perusahaan meningkat drastis menjadi US$ 350 miliar dalam beberapa bulan terakhir.

    Starlink, layanan satelit internet milik SpaceX, juga tengah berjuang mendapatkan pijakan di pasar global.

    Keberhasilan meraih izin dan membuat kesepakatan di beberapa negara tampaknya masih sangat bergantung pada hubungan politik, terutama dukungan dari masa pemerintahan Trump yang kini sudah ditinggalkan Elon Musk.

    Selain itu, Musk tengah menantikan peluncuran robotaxi Tesla yang telah dijanjikan selama bertahun-tahun. Dengan uji coba awal yang akan digelar di Austin, Texas, keberhasilan taksi tanpa sopir ini sangat menentukan masa depan Tesla.

    Namun, tantangan teknologi dan regulasi masih menjadi hambatan besar, apalagi menghadapi pesaing, seperti Waymo milik Alphabet yang sudah lebih dulu beroperasi secara komersial.

    Kini, setelah meninggalkan pemerintahan Trump, Elon Musk harus membuktikan bahwa bisnisnya dapat bangkit tanpa bergantung pada hubungan politik yang dulu dia miliki.

  • Kata Trump Soal Elon Musk: Dia Tidak Benar-Benar akan Pergi – Page 3

    Kata Trump Soal Elon Musk: Dia Tidak Benar-Benar akan Pergi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan pernyataan mengejutkan dalam konferensi pers di Ruang Oval terkait berakhirnya masa jabatan Elon Musk di pemerintahan. Meski secara resmi selesai, Donald Trump menyiratkan bahwa pendiri Tesla itu belum sepenuhnya angkat kaki dari lingkaran kekuasaan.

    “Dia (Elon Musk) tidak benar-benar akan pergi,” ujar Trump kepada awak media, dikutip dari BBC, Sabtu (31/5/2025). Trump memberikan sinyal Musk masih akan tetap berada di belakang layar. 

    Pernyataan itu disampaikan dalam momen perpisahan yang turut membahas kiprah Musk dalam proyek Doge, akronim dari Departemen Efisiensi Pemerintah, badan penasihat yang bertugas memangkas pengeluaran negara.

    “Itu bayinya,” kata Trump mengenai keterlibatan Musk dalam Doge.

    Masa jabatan Musk secara resmi berakhir setelah 130 hari, sesuai batas maksimal bagi statusnya sebagai “pegawai pemerintah khusus”. Selama itu, Musk memimpin Doge dalam upaya mengurangi pemborosan anggaran pemerintah, menekan pengeluaran, dan menghemat dana pembayar pajak.

    Menurut situs resmi Doge, badan tersebut telah berhasil menghemat hingga USD 175 miliar bagi pemerintah AS hingga 29 Mei. Namun, analisis BBC akhir April lalu mengungkap hanya USD 61,5 miliar dari angka tersebut yang memiliki rincian jelas, dengan bukti penghematan aktual baru sekitar USD 32,5 miliar.

     

  • Nasib Pemerintahan Trump Usai Elon Musk Pamitan

    Nasib Pemerintahan Trump Usai Elon Musk Pamitan

    Jakarta

    CEO Tesla Elon Musk resmi mundur dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Gedung Putih memastikan kebijakan pemangkasan atau efisiensi pemerintah AS tetap berlanjut meski Musk telah mundur.

    Dirangkum detikcom dari beberapa sumber, Jumat (30/5/2025), Musk mundur di tengah masa sulit pemerintahan Trump dalam merestrukturisasi pemerintah federal. Elon Musk sempat menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Pemerintah AS mengatakan upaya Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE) untuk merestrukturisasi dan mengecilkan pemerintah federal akan terus berlanjut

    Trump dan DOGE telah berhasil memangkas hampir 12%, atau 260.000, dari 2,3 juta tenaga kerja sipil federal yang sebagian besar melalui ancaman pemecatan, pembelian, dan tawaran pensiun dini. Data ini berdasarkan tinjauan Reuters terhadap kepergian pegawai di sejumlah lembaga.

    Musk diketahui sempat berbeda pendapat dengan Trump mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) ‘One Big, Beautiful Bill Act’. Menurut Elon, RUU itu dapat meningkatkan defisit dan merusak kinerja DOGE, yang telah memecat puluhan ribu orang.

    Taipan teknologi kelahiran Afrika Selatan itu — selalu berada di sisi Trump sebelum menarik diri untuk fokus pada bisnis Space X dan Tesla miliknya — juga mengeluh bahwa DOGE telah menjadi ‘kambing hitam’ karena ketidakpuasan terhadap pemerintahan.

    “Sejujurnya, saya kecewa melihat RUU belanja besar-besaran yang meningkatkan defisit anggaran, bukan hanya menguranginya, dan merusak pekerjaan yang dilakukan tim DOGE,” kata Musk dalam wawancara dengan CBS News.

    RUU ‘One Big, Beautiful Bill Act’ Trump, yang disahkan DPR AS minggu lalu dan sekarang diajukan ke Senat, menawarkan keringanan pajak dan pemotongan belanja yang luas dan merupakan inti dari agenda domestik Tump.

    Namun, para kritikus memperingatkan bahwa RUU itu akan menghancurkan perawatan kesehatan dan membengkakkan defisit nasional hingga USD 4 triliun dalam satu dekade.

    “Sebuah RUU bisa besar, atau bisa juga indah. Namun saya tidak tahu apakah keduanya bisa. Itu pendapat pribadi saya,” kata Musk dalam wawancara tersebut.

    Selain bertentangan dengan Trump, Elon dikabarkan kerap kesulitan saat menghadapi pejabat federal AS. Dia disebut frustasi.

    Terkadang ia berselisih dengan anggota senior pemerintahan Trump lainnya, yang merasa kesal dengan upaya pendatang baru itu untuk merombak departemen mereka. Elon Musk menghadapi reaksi politik yang keras dari para pejabat federal.

    Nasib DOGE Usai Musk Mundur

    Foto Elon Musk bersama Donald Trump: (Getty Images)

    Pada Rabu (28/5) lalu, Musk mengucapkan terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump bahwa masa jabatannya sebagai pegawai pemerintah khusus sebagai bagian dari Departemen Efisiensi Pemerintah akan segera berakhir. Hal itu tulis Musk dalam sebuah unggahan di media sosial X.

    Masa jabatan Musk selama 130 hari sebagai pegawai pemerintah khusus dalam pemerintahan Trump akan berakhir sekitar tanggal 30 Mei.

    Seakan membalas ucapan Musk, pihak Gedung Putih menyampaikan terima kasih atas sumbangsih Elon di pemerintahan Trump selama ini.

    “Kami berterima kasih kepadanya atas jasanya,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dilansir AFP, Jumat (30/5/2025).

    Lalu, bagaimana dengan nasib DOGE setelah Musk mundur?

    Gedung Putih mengatakan tidak ada yang berubah usai Elon Musk mundur dari pemerintahan. Kebijakan pemotongan anggaran federal yang telah dilakukan pemerintahan Trump akan tetap berlanjut.

    “Kami berterima kasih kepadanya karena telah membuat DOGE berdiri, dan upaya untuk memangkas pemborosan, penipuan, dan penyalahgunaan akan terus berlanjut,” kata Karoline.

    Halaman 2 dari 2

    (zap/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ditinggal Mundur, Trump Tetap Yakin Musk Akan Kembali

    Hal-hal yang Terjadi Sebelum Elon Musk Mundur dari Pemerintahan Trump

    Jakarta

    CEO Tesla Elon Musk mundur dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Ada sejumlah hal yang terjadi sebelum Elon Musk mundur.

    Dilansir Reuters, Kamis (29/5/2025), pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Reuters bahwa benar Musk telah meninggalkan pemerintahan. “Pemberhentiannya akan dimulai malam ini,” katanya.

    Pada Rabu kemarin, Musk mengucapkan terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump bahwa masa jabatannya sebagai pegawai pemerintah khusus sebagai bagian dari Departemen Efisiensi Pemerintah akan segera berakhir. Hal itu tulis Musk dalam sebuah unggahan di media sosial X.

    Masa jabatan Musk selama 130 hari sebagai pegawai pemerintah khusus dalam pemerintahan Trump akan berakhir sekitar tanggal 30 Mei. Musk mundur di tengah masa sulit pemerintahan Trump dalam merestrukturisasi pemerintah federal.

    Pemerintah AS mengatakan upaya Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE) untuk merestrukturisasi dan mengecilkan pemerintah federal akan terus berlanjut.

    “Misi DOGE hanya akan semakin kuat seiring berjalannya waktu karena menjadi bagian dari kehidupan di seluruh pemerintahan,” kata Musk.

    Trump dan DOGE telah berhasil memangkas hampir 12%, atau 260.000, dari 2,3 juta tenaga kerja sipil federal yang sebagian besar melalui ancaman pemecatan, pembelian, dan tawaran pensiun dini. Hal ini berdasarkan tinjauan Reuters terhadap kepergian pegawai di sejumlah lembaga.

    Apa saja yang terjadi sebelum Elon Musk mundur? Baca halaman selanjutnya.

    Elon Musk Beda Pendapat dengan Trump

    Foto: Elon Musk dan Anaknya di White House (Getty Images)

    Elon Musk tak sependapat dengan Trump soal rancangan undang-undang (RUU) ‘One Big, Beautiful Bill Act’. Taipan teknologi kelahiran Afrika Selatan itu mengatakan RUU Trump akan meningkatkan defisit dan merusak kinerja DOGE, yang telah memecat puluhan ribu orang.

    Musk — yang selalu berada di sisi Trump sebelum menarik diri untuk fokus pada bisnis Space X dan Tesla miliknya — juga mengeluh bahwa DOGE telah menjadi ‘kambing hitam’ karena ketidakpuasan terhadap pemerintahan.

    “Sejujurnya, saya kecewa melihat RUU belanja besar-besaran yang meningkatkan defisit anggaran, bukan hanya menguranginya, dan merusak pekerjaan yang dilakukan tim DOGE,” kata Musk dalam wawancara dengan CBS News.

    RUU ‘One Big, Beautiful Bill Act’ Trump, yang disahkan DPR AS minggu lalu dan sekarang diajukan ke Senat, menawarkan keringanan pajak dan pemotongan belanja yang luas dan merupakan inti dari agenda domestik Tump.

    Namun, para kritikus memperingatkan bahwa RUU itu akan menghancurkan perawatan kesehatan dan membengkakkan defisit nasional hingga USD 4 triliun dalam satu dekade.

    “Sebuah RUU bisa besar, atau bisa juga indah. Namun saya tidak tahu apakah keduanya bisa. Itu pendapat pribadi saya,” kata Musk dalam wawancara tersebut.

    Elon Musk Sempat Frustasi Saat Hadapi Pejabat Federal

    Foto: Elon Musk (REUTERS/Mike Segar Purchase Licensing Rights)

    Dilansir Associated Press (AP), Kamis (29/5/2025), pengunduran Elon Musk menandai berakhirnya episode penuh gejolak.

    Meskipun terjadi pergolakan, pengusaha miliarder itu berjuang di lingkungan yang tidak dikenalnya di pemerintahan. Elon Musk tidak mencapai apa yang diharapkannya.

    Ia secara drastis mengurangi targetnya untuk memangkas pengeluaran-dari $2 triliun menjadi $1 triliun menjadi $150 miliar-dan semakin menunjukkan rasa frustrasi tentang penolakan terhadap tujuannya.

    Terkadang ia berselisih dengan anggota senior pemerintahan Trump lainnya, yang merasa kesal dengan upaya pendatang baru itu untuk merombak departemen mereka. Elon Musk menghadapi reaksi politik yang keras dari para pejabat federal.

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ditinggal Mundur, Trump Tetap Yakin Musk Akan Kembali

    Elon Musk Mundur, Kebijakan Pemangkasan Anggaran Era Trump Tetap Lanjut

    Jakarta

    CEO Tesla, Elon Musk, mundur dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pihak Gedung Putih menyampaikan terima kasih atas sumbangsih Elon di pemerintahan Trump selama ini.

    “Kami berterima kasih kepadanya atas jasanya,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dilansir AFP, Jumat (30/5/2025).

    Elon Musk sempat menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE). Departemen itu memiliki andil dalam kebijakan pemangkasan anggaran di pemerintahan Trump.

    Gedung Putih mengatakan tidak ada yang berubah usai Elon Musk mundur dari pemerintahan. Kebijakan pemotongan anggaran federal yang telah dilakukan pemerintahan Trump akan tetap berlanjut.

    “Kami berterima kasih kepadanya karena telah membuat DOGE berdiri, dan upaya untuk memangkas pemborosan, penipuan, dan penyalahgunaan akan terus berlanjut,” kata Karoline.

    Masa jabatan Musk selama 130 hari sebagai pegawai pemerintah khusus dalam pemerintahan Trump akan berakhir sekitar tanggal 30 Mei. Musk mundur di tengah masa sulit pemerintahan Trump dalam merestrukturisasi pemerintah federal.

    Pemerintah AS mengatakan upaya Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE) untuk merestrukturisasi dan mengecilkan pemerintah federal akan terus berlanjut.

    Trump dan DOGE telah berhasil memangkas hampir 12%, atau 260.000, dari 2,3 juta tenaga kerja sipil federal yang sebagian besar melalui ancaman pemecatan, pembelian, dan tawaran pensiun dini. Hal ini berdasarkan tinjauan Reuters terhadap kepergian pegawai di sejumlah lembaga.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Produsen Mobil China Banting-Bantingan Harga, Ada yang Diskon 30%

    Produsen Mobil China Banting-Bantingan Harga, Ada yang Diskon 30%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Persaingan di pasar mobil listrik Tiongkok (China) semakin ketat, menimbulkan konsekuensi bagi ekonomi domestik dan bahkan pasar otomotif global.

    Mengutip CNBC, raksasa industri BYD minggu lalu mengumumkan serangkaian diskon harga mobil yang beberapa di antaranya hampir 30% atau lebih, untuk beberapa model bertenaga baterai dan hibrida kelas bawah. Mobil kompak Seagull yang terjangkau harganya turun menjadi 55.800 yuan (US$7.750). Produsen mobil besar Tiongkok lainnya mulai mengikuti langkah ini.

    “Tindakan BYD kali ini membuat industri agak gelisah,” kata Zhong Shi, seorang analis di Asosiasi Dealer Mobil Tiongkok, dalam bahasa Mandarin, yang diterjemahkan oleh CNBC, dikutip Kamis (29/5/2025).

    “Industri ini berada dalam [kondisi] goncangan yang relatif besar,” katanya.

    Ia melanjutkan dengan menyoroti produsen mobil yang lebih kecil sekarang lebih khawatir tentang kemampuan mereka untuk bersaing.

    Adapun industri EV telah menjadi titik terang yang langka dalam ekonomi mengalami perlambatan dan permintaan konsumen yang lesu. Salah satu upaya terbaru Beijing untuk memacu konsumsi termasuk subsidi untuk kendaraan energi baru, kategori yang mencakup mobil bertenaga baterai saja dan mobil bertenaga hibrida.

    “Persaingan harga mobil terbaru menggarisbawahi bagaimana ketidakseimbangan pasokan-permintaan terus memicu deflasi,” kata Kepala Ekonom Tiongkok Morgan Stanley Robin Xing dalam sebuah laporan Rabu.

    “Ada retorika yang berkembang tentang perlunya menyeimbangkan kembali [untuk lebih banyak konsumsi], tetapi perkembangan terakhir menunjukkan model lama yang digerakkan oleh pasokan tetap utuh,” katanya.

    “Dengan demikian, reflasi kemungkinan akan tetap sulit dipahami.”

    Pasar mobil listrik Tiongkok telah berada dalam perang harga selama dua tahun terakhir, sebagian didorong oleh Tesla. Namun kali ini, produsen mobil tradisional, termasuk yang dimiliki negara, merasakan tekanan yang signifikan karena pangsa kendaraan energi baru telah mencapai sekitar setengah dari mobil penumpang baru yang terjual di Tiongkok.

    Minggu lalu, Ketua Great Wall Motors Wei Jianjun memperingatkan tentang potensi krisis real estat “Evergrande” di industri otomotif Tiongkok yang belum meledak. Ia membandingkan industri EV yang tumbuh cepat dengan sektor real estate negara yang membengkak.

    Pernah menjadi raksasa real estat Tiongkok, Evergrande gagal membayar utangnya pada akhir tahun 2021 karena pasar properti merosot setelah Beijing menindak tingkat utang perusahaan yang tinggi. Permintaan rumah juga turun menyusul peraturan pemerintah yang lebih ketat, membuat pengembang berjuang untuk membiayai sisa pembangunan unit pra-penjualan.

    Ketika sorotan media Tiongkok terhadap situasi keuangan produsen mobil meningkat, BYD pada hari Rabu membantah laporan bahwa mereka menekan salah satu dealernya secara berlebihan terkait arus kas. Dealer, Jinan Qiansheng di provinsi timur Shandong, tidak segera menanggapi permintaan CNBC untuk memberikan komentar.

    Pada tahun-tahun awal upaya yang didukung negara Tiongkok untuk menjadi pemimpin global dalam industri kendaraan listrik yang sedang berkembang, Kementerian Keuangan mengatakan bahwa mereka menemukan setidaknya lima perusahaan menipu pemerintah lebih dari 1 miliar yuan (US$140 juta). Kebijakan tingkat tinggi tersebut mendorong membanjirnya perusahaan rintisan, dan hanya segelintir yang bertahan.

    Di Tiongkok, harga ritel mobil rata-rata telah turun sekitar 19% selama dua tahun terakhir menjadi sekitar 165.000 yuan (US$22.900), menurut laporan Nomura minggu ini, mengutip data industri dari Autohome Research Institute.

    Laporan itu mengatakan diskon harga jauh lebih tajam untuk kendaraan hibrida atau kendaraan dengan jangkauan lebih jauh, sebesar 27% selama dua tahun terakhir, sementara mobil bertenaga baterai mengalami pemotongan harga sebesar 21%. Disebutkan bahwa mobil bertenaga bahan bakar tradisional mengalami pemotongan harga di bawah rata-rata sebesar 18%.

    Sebaliknya, harga rata-rata mobil baru di AS adalah US$48.699 pada bulan April, naik hampir 1% dari dua tahun sebelumnya, menurut perhitungan CNBC dari data dari Cox Automotive. Harga mobil listrik rata-rata bulan lalu bahkan lebih tinggi yaitu US$59.255.

    Diskon harga terbaru BYD tidak mencakup model-model kelas atas yang dibanderol sekitar 200.000 yuan, seperti sedan listrik andalannya Han. Reuters dalam perhitungannya menunjukkan model terbaru Han yang dirilis pada bulan Februari sekitar 10% lebih murah daripada versi sebelumnya.

    (hoi/hoi)