brand merek: Tesla

  • Penurunan Saham Tesla Buat Wall Street Terpuruk

    Penurunan Saham Tesla Buat Wall Street Terpuruk

    New York, Beritasatu.com – Pasar saham Amerika Serikat (AS), yang dikenal sebagai Wall Street, ditutup merosot karena penurunan tajam saham Tesla. Pasar saham juga masih menanti pembicaraan tarif antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping.

    Saham pembuat mobil listrik Tesla (TSLA.O), turun lebih dari 14% karena perseteruan antara CEO Elon Musk dengan Donald Trump yang meningkat. Saham Tesla merosot di empat dari lima sesi terakhir dan telah kehilangan sekira US$ 150 miliar valuasinya.

    Musk telah meningkatkan kritik terhadap undang-undang pajak besar-besaran yang diterbitkan presiden beberapa hari terakhir. Sementara Trump menuduh Musk kesal, karena RUU tersebut menghilangkan manfaat pajak untuk pembelian kendaraan listrik.

    “Dampak buruk bagi saham Tesla sudah jelas,” kata manajer portofolio di Stanphyl Capital, Mark Spiegel, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (6/6/2025).

    “Saya tidak melihat dampak yang berarti dari hal ini bagi pasar lainnya, selain dampaknya yang kecil pada indeks. Pasar saham secara keseluruhan memiliki banyak masalah, tetapi Tesla bukan salah satunya,” jelas dia.

    Dow Jones Industrial Average (DJI), turun 108,00 poin atau 0,25% ditutup pada 42.319,74. Indeks S&P 500 (SPX) turun 31,51 poin atau 0,53% menjadi 5.939,30 dan Nasdaq Composite (IXIC), anjlok 162,04 poin atau 0,83% menjadi 19.298,45.

    Selain itu, data sektor jasa dan pekerjaan sektor swasta AS yang lebih lemah dari perkiraan, ikut menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi. Investor pun berfokus pada laporan penggajian nonpertanian yang akan terbit akhir pekan ini.

  • Tesla Mendadak Laku Keras Usai Elon Musk Ditendang Trump

    Tesla Mendadak Laku Keras Usai Elon Musk Ditendang Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan Tesla hancur lebur di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Hal ini dipicu sentimen negatif terhadap sikap politik Elon Musk yang memunculkan gerakan boikot Tesla.

    Namun, tren berbeda justru muncul di Australia. Penjualan Tesla melesat mencapai level tertinggi selama 12 bulan terakhir pada Mei 2025.

    Tesla mengatakan pada pekan ini penjualan mobil listrik Tesla loncat menjadi 3.897 unit. Hal ini didorong penjualan moncer Model Y versi baru yang disulap menjadi kendaraan sport serbaguna dan compact.

    Penjualan Model Y di Australia tumbuh 122,5% dari tahun-ke-tahun (YoY), sementara penjualan Model 3 anjlok signifikan, dikutip dari CNBC International, Kamis (5/6/2025).

    Total pengiriman Tesla di Australia tumbuh 9,3% YoY. Namun, peningkatan dari April ke Mei 2025 naik 675%. Pada April lalu, Tesla hanya menjual 500 unit mobil listrik di Australia, menurut Dewan Kendaraan Listrik Australia.

    Penjualan Tesla pada April 2025 di Australia mencatat kinerja terburuk sepanjang tahun. Meski penjualannya bangkit pada Mei 2025, namun total penjualan di Australia sepanjang tahun berjalan masih tercatat turun 48,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    “Pertumbuhan penjualan Tesla yang kuat di Australia pada Mei 2025 didorong secara signifikan oleh pembaruan Model Y. Namun, penjualan global masih mengalami tekanan,” kata associate director di firma riset Counterpoint, Liz Lee.

    Menurut catatan Counterpoint, penjualan global Tesla anjlok 13% YoY pada kuartal-I (Q1) 2025.

    “Meskipun Tesla menunjukkan kebangkitan di Australia, tetapi belum ada sinyal pemulihan secara global,” Lee menambahkan.

    Reputasi Elon Musk Hancur Lebur

    Penjualan global Tesla merana dalam beberapa bulan terakhir karena sengitnya kompetisi dan rusaknya reputasi Musk.

    Sebelum Mei 2024, penjualan Tesla di Australia lesu setelah aksi vandalisme dan protes terkait pekerjaan Musk di pemerintahan Presiden AS DOnald Trump. Selain itu, Musk juga dihujat karena sikapnya yang membela partai sayap kanan di Eropa.

    Pada pekan ini, Tesla melaporkan penjualan di AS anjlok 11% YoY. Kelompok industri Eropa pada pekan ini juga mencatat sinyal penjualan yang rendah untuk mobil Tesla baru di Spanyol, Portugal, Denmark, dan Swedia.

    Namun, titik cerah juga muncul di Norwegia, sama seperti Australia. Model Y berhasil membantu meningkatkan pertumbuhan 213% pada Mei 2025 di Norwegia, dibandingkan tahun sebelumnya.

    Tesla juga melaporkan penjualan pecah rekor di Turki sebanyak 1.545 unit pada bulan lalu.

    Data ini muncul sesaat setelah Trump menggelar konferensi pers pada pekan lalu dan mengumumkan Elon Musk secara resmi mundur dari jabatannya di pemerintahan federal dan Gedung Putih.

    Meski Trump menekankan Musk tetap menjadi penasihatnya, namun pernyataan lanjutan dari pengusaha Dan Ives mengatakan masa-masa politik Musk sejatinya telah berakhir.

    Tesla Digempur Mobil China

    Kembalinya Musk untuk fokus ke Tesla bertepatan dengan momentum persaingan industri mobil listrik yang kian ketat, terutama dari pabrikan asal China. Misalnya saja BYD yang makin gencar berekspansi secara global dan mulai head-to-head dengan Tesla.

    Pada April 2025, penjualan BYD di Eropa telah melampaui Tesla untuk pertama kalinya, menurut JATO Dynamics. BYD baru-baru ini mengumumkan akan memangkas diskon. Tren ini juga diikuti pabrikan mobil listrik asal China lainnya.

    Pada Maret lalu, data menunjukkan pendapatan tahunan Tesla juga sudah kalah dibandingkan BYD.

    Namun, pada Mei 2025, Tesla berhasil kembali memimpin pasar mobil listrik di Australia dan mengalahkan BYD. Penjualan Tesla tembus 3.897 unit, berbanding BYD yang mencatat penjualan 3.225 unit.

    (fab/fab)

  • Kritikan Elon Musk Usai Tak Lagi di Pemerintahan Trump

    Kritikan Elon Musk Usai Tak Lagi di Pemerintahan Trump

    Jakarta

    CEO Tesla Elon Musk memutuskan mundur dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dia pun lantang mengkritik kebijakan Trump usai tak lagi menjadi bagian dari Pemerintahan AS.

    Dilansir dari Reuters dan AFP, Rabu (4/6/2025), Musk menjabat selama 130 hari sebagai salah satu penasihat senior Gedung Putih dan Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE). Jabatan Musk pun berakhir sekitar 30 Mei lalu.

    Musk mundur di tengah masa sulit pemerintahan Trump dalam merestrukturisasi pemerintah federal. Namun, Pemerintah AS mengatakan upaya DOGE untuk merestrukturisasi dan mengecilkan pemerintah federal akan terus berlanjut.

    Kritik Elon Musk

    Elon Musk mengecam rancangan undang-undang (RUU) ‘One Big, Beautiful Bill Act’ terkait belanja besar yang diusulkan Donald Trump. Musk mengatakan usulan itu adalah hal keji dan menjijikkan.

    “Maaf, tetapi saya tidak tahan lagi,” Musk memposting di X sebagaimana dilansir AFP, Rabu (4/6/2025).

    Musk mengatakan itu beberapa hari setelah mengakhiri masa jabatannya sebagai salah satu penasihat senior Gedung Putih dan Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah Federal AS (DOGE). Dia mengatakan RUU itu adalah kesalahan.

    “RUU belanja Kongres yang besar, keterlaluan, dan penuh dengan omong kosong ini adalah kekejian yang menjijikkan. Malu pada mereka yang memilihnya: Anda tahu Anda salah. Anda tahu itu,” kata Musk.

    Diketahui, ini bukan pertama kalinya Musk menyerang RUU usulan Trump itu. Dalam wawancara beberapa hari lalu Musk mengaku kecewa dengan RUU tersebut.

    Musk menilai RUU tersebut akan meningkatkan defisit anggaran dan bukan menguranginya. Dia menilai RUU itu akan merusak pekerjaan tim DOGE.

    Respons Gedung Putih

    Gedung Putih pun mengatakan Trump tahu mengenai respons Musk terkait RUU itu. Gedung putih menegaskan bahwa Trump tetap pada posisi mempertahankan RUU itu.

    “Presiden sudah tahu di mana posisi Elon Musk dalam RUU ini, itu tidak mengubah pendapatnya. Ini adalah RUU yang besar dan indah, dan dia berpegang teguh pada RUU itu,” kata Sekretaris Pers Karoline Leavitt kepada wartawan.

    Dalam laporan CNN, beberapa pejabat Gedung Putih kaget dengan pernyataan keras Elon Musk itu, meski mereka tahu sentimen Musk terhadap RUU itu bukan hal baru. Mereka tidak menyangka Musk akan mengambil sikap tegas di depan publik.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Elon Musk Tak Masuk Daftar CEO Gaji Paling Tinggi, Ini Alasannya

    Elon Musk Tak Masuk Daftar CEO Gaji Paling Tinggi, Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gaji para bos besar perusahaan Amerika Serikat (AS) melonjak ke rekor tertinggi pada 2024. Berdasarkan data dari Equilar, kompensasi median dari 100 CEO dengan bayaran tertinggi mencapai US$25,6 juta (sekitar Rp417 miliar), naik 9,5% dibanding tahun sebelumnya.

    Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh nilai saham penghargaan (stock awards) yang melonjak 40,5% secara tahunan, dari US$13,2 juta di 2023 menjadi US$18,6 juta pada 2024. Saham ini menyumbang sekitar 73% dari total kompensasi CEO dalam daftar tersebut.

    Namun, ada satu nama besar yang absen dari daftar tersebut, yakni Elon Musk. CEO Tesla ini tercatat sebagai CEO dengan bayaran terendah di indeks S&P 500, dengan kompensasi sebesar US$0 sepanjang tahun 2024. Musk padahal adalah orang terkaya dunia dengan harga mencapai US$ 421,5 miliar atau Rp 6.871 triliun.

    Lantas, kenapa Elon Musk tidak masuk di posisi teratas dalam daftar tersebut?

    Elon Musk memang tidak menerima gaji atau bonus tahunan dari Tesla. Sebagai gantinya, ia memiliki skema kompensasi yang disepakati pada 2018 senilai US$56 miliar.

    Namun, paket gaji tersebut hingga kini masih tersangkut masalah hukum dan belum direalisasikan, sehingga tidak masuk hitungan kompensasi resmi tahun 2024.

    Pada 2018 lalu, gugatan diajukan oleh para investor yang menuduh sang CEO memiliki hubungan erat dengan dewan direksi yang menyetujui besaran gaji tersebut. Para eksekutif perusahaan juga disebut menyesatkan investor. Dalam pembelaannya Musk mengatakan dia tidak mendikte apapun ketentuan soal paket gaji tersebut

    Lalu setelah 5 tahun, pada Februari 2024, pengadilan Delaware Amerika Serikat memenangkan gugatan seorang pemegang saham Tesla untuk membatalkan paket gaji Elon Musk di perusahaan pembuat mobil listrik itu.

    Hakim dalam kasus ini, Kathaleen McCormick, menemukan bahwa proses untuk mendapatkan persetujuan atas kompensasi Musk “cacat,” Ia juga menyetujui untuk membatalkan paket gaji CEO, yang bernilai maksimum US$55,8 miliar (Rp852 triliun).

    Keputusan hakim membuat Musk murka dan mengumbar rencananya memindahkan perseroan Tesla yang terdaftar di Delaware ke markasnya di Texas.

    “Jangan pernah mendirikan perseroan di Delaware,” kata Musk melalui akun X personalnya.

    “Haruskah Tesla mengganti negara perseroannya ke Texas yang merupakan negara kantor pusatnya berdiri?”, ia mempertanyakan ke para pengikut di X.

    Seperti yang telah disebutkan, bahwa Musk tidak menerima gaji dari Tesla. Namun, ia memegang jumlah saham yang signifikan di perusahaan tersebut. Musk lalu menuntut agar ia mengendalikan 25% saham di perusahaan.

    Jika tidak, ia merasa tak nyaman melakukan transformasi di Tesla untuk memimpin pengembangan AI dan robotik.

    Sebagai informasi, sebanyak 60% perusahaan yang masuk Top 500 Fortune mendaftarkan perseroannya di Delaware, termasuk Tesla. Sebab, negara bagian tersebut memberikan kebijakan pajak dan legal yang menguntungkan.

    Mayoritas perusahaan bisa menghindari pajak pendapatan negara dengan mendaftarkan perseroannya di Delaware. Selain itu, negara tersebut juga cenderung mengakomodir proses legal yang efisien ketika ada sengketa.

    (dem/dem)

  • Bocoran Spesifikasi SUV Listrik Xpeng G6 yang Bakal Dijual di Indonesia

    Bocoran Spesifikasi SUV Listrik Xpeng G6 yang Bakal Dijual di Indonesia

    Jakarta

    Selain mobil listrik MPV premium, X9, Xpeng juga berencana memperkenalkan SUV listrik kompak G6 ke Indonesia. Model ini akan bersaing dengan Tesla Model Y, Kia EV6, juga Ioniq 6. Seperti apa bocoran spesifikasi Xpeng G6 ini?

    Xpeng G6 hadir sebagai SUV coupe 5-seater dengan siluet ramping dan aerodinamis, pintu tanpa bingkai, serta strip LED depan dan belakang yang memperkuat tampilan futuristis.

    Xpeng G6 Foto: Dok. Xpeng

    Interiornya menampilkan konsep Smart Tech Cabin, dengan layar sentuh 15,6 inci, panel digital 10,2 inci, asisten suara berbasis AI (Xmart OS), serta kursi depan dengan fitur pemanas dan ventilasi.

    Fitur hiburan dan kenyamanan lain mencakup sistem audio premium 18-speaker, panoramic glass roof, pengisian daya nirkabel cepat, ambient lighting, dan kabin dengan lantai datar.

    Ditenagai platform 800V XPower, G6 ini mampu menghasilkan tenaga hingga 210 kW dan torsi 440 Nm. Teknologi one-pedal driving, memory seats, dan XPilot Assist hadir untuk kenyamanan dan keamanan maksimal. Mobil listrik ini bisa menempuh jarak hingga 550 km dan dicas 10-80% hanya dalam 20 menit.

    Xpeng G6 Foto: Dok. Xpeng

    Xpeng G6 tersedia dalam varian Standard Range 2WD, dengan warna Arctic White, Graphite Gray, Midnight Black, dan Silvery Frost. Xpeng Indonesia memberi perkiraan harga G6 yang diprediksi dibanderol di bawah harga Rp 600 juta.

    “Kami sangat antusias menyambut kehadiran Xpeng di Indonesia dan percaya bahwa G6 dan X9 akan menjadi benchmark baru di segmennya masing-masing. Langkah ini menegaskan komitmen kami dalam menghadirkan solusi mobilitas cerdas, berkelanjutan, dan sesuai kebutuhan pasar Indonesia,” ujar Djohan Sutanto, CEO Erajaya Active Lifestyle.

    (lua/rgr)

  • Elon Musk Buka-bukaan Kritik Trump, Begini Pengakuan Lengkapnya

    Elon Musk Buka-bukaan Kritik Trump, Begini Pengakuan Lengkapnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk resmi mundur dari pemerintahan Trump untuk fokus kembali ke perusahaan-perusahaannya (Tesla, SpaceX, X, dkk) yang terguncang karena ‘ditelantarkan’ sang miliarder selama beberapa bulan.

    Beberapa saat setelah mundur, Musk menggelar wawancara khusus dengan CBS Sunday Morning. Dalam kesempatan itu, Musk sempat ditanya soal keputusan pemerintahan Trump untuk melarang mahasiswa asing kuliah di Universitas Harvard.

    Musk tampak enggan membahas soal pemerintahan Trump. Spesifik untuk pertanyaan tersebut, Musk sejatinya memiliki kedekatan emosional. Pasalnya, ia dulu kuliah di universitas di AS sebagai mahasiswa asing, sebelum menanjak menjadi orang terkaya di dunia.

    “Saya rasa kita sebaiknya fokus ke subjek seperti pesawat luar angkasa, ketimbang membahas kebijakan presiden,” kata Musk saat ditanya pendapat terkait kebijakan pelarangan mahasiswa asing.

    Selanjutnya, Musk lumayan terbuka membahas soal reputasinya yang hancur lebur saat mengepalai Lembaga Efisiensi Pemerintah AS (DOGE) di bawah kepemimpinan Trump. Ia mengakui bisnisnya mengalami guncangan, terutama di sektor mobil listrik (Tesla).

    “Ini sedikit tidak adil. DOGE disalahkan untuk semua hal. Jika ada pemangkasan, semuanya menyalahkan DOGE,” kata Musk.

    Selanjutnya, Musk tampak lebih buka-bukaan mengungkapkan kritiknya terhadap pemerintahan Trump. Ia mengakui ada beberapa kebijakan pemerintah yang tak sesuai dengan nilai-nilai yang ia pegang.

    “Ada beberapa hal yang saya tidak setujui. Namun, sulit untuk saya membahasnya saat wawancara, karena ini akan memicu perselisihan,” kata Musk, dikutip dari Futurism, Selasa (3/6/2025).

    “Saya terjebak dalam dilema. Di satu sisi, saya tidak mau berbicara melawan pemerintah. Namun, saya juga tak mau menjadi orang yang bertanggung jawab atas semua hal yang dilakukan pemerintah,” Musk menambahkan.

    Musk juga menyoroti rancangan undang-undang belanja baru Trump yang akan menambahkan utang nasional sebesar US$3,8 triliun dalam dekade berikutnya. Padahal, menurutnya esensi dari DOGE adalah memangkas belanja federal sebesar US$1 triliun.

    Di bawah kepemimpinan Musk, jumlah pemangkasan anggaran yang dilakukan bahkan tidak mendekati angka tersebut.

    “Saya kecewa dengan anggaran pengeluaran yang sangat besar. Sejujurnya, ini akan meningkatkan defisit anggaran, bukan malam mengurangi beban anggaran. Ini merusak pekerjaan yang dilakukan tim DOGE,” kata Musk.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Tak Masuk Daftar CEO Gaji Paling Tinggi, Ini Alasannya

    Elon Musk Dituduh Pakai Narkoba Kelas Berat, Begini Klarifikasinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk dilaporkan mengonsumsi narkoba dalam jumlah di atas wajar. Hal ini pertama kali diungkap The New York Times, berdasarkan informasi dari beberapa sumber dalam.

    Miliarder berusia 53 tahun tersebut dikatakan mengonsumsi ketamin dengan dosis berlebihan, bahkan sampai memengaruhi kandung kemihnya.

    Sebagai informasi, ketamin merupakan obat bius yang membuat pasien tidur sebelum menjalankan operasi. Namun, ketamin kerap disalahgunakan sebagai obat-obatan terlarang dengan tujuan non-medis.

    Lembaga Pangan dan Obat-obatan AS (FDA) hanya mengizinkan penggunaan ketamin dalam prosedur bius medis.

    Tak cuma ketamin, Musk juga diduga menggunakan ekstasi dan jamur psikedelik. Dalam laporan The New York Times, Musk disebut membawa kotak obat-obatan yang menyimpan 20 pil saat bepergian.

    Di dalamnya terdapat beberapa narkoba, termasuk stimulan Adderall, dikutip dari Yahoo Entertainment, Selasa (3/6/2025), berdasarkan laporan The New York Times.

    US Weekly telah menghubungi pengacara dan perwakilan Musk untuk memberikan komentar terkait laporan yang menghebohkan tersebut. Namun, Musk menanggapi tudingan tersebut melalui akun X personalnya.

    “Saya tidak mengonsumsi narkoba. The New York Times berbohong,” tulisnya.

    Tidak jelas kapan Musk diduga mengonsumsi obat-obatan tersebut dan apakah itu bertepatan dengan masa kerjanya di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump sebagai kepala Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Pada Maret 2024 lalu, Musk bersikeras bahwa ia tidak menyalahgunakan obat-obatan. Ia menekankan bahwa resep ketaminnya untuk “keadaan kimia negatif”.

    “Jika menggunakan terlalu banyak ketamin, Anda tak bisa bekerja. Sementara saya memiliki banyak pekerjaan,” kata Musk kepada jurnalis Don Lemon kala itu.

    Musk menambahkan waktu kerja normalnya tembus 16 jam per hari. Ia juga mengatakan jarang mengambil waktu istirahat saat akhir pekan, sebab harus mengurusi banyak perusahaan sekaligus.

    Laporan terbaru dari The New York Times muncul setelah Musk mengumumkan berhenti menjabat sebagai pegawai khusus di pemerintahan Trump pada 28 Mei 2025 silam.

    “Berkaitan dengan berakhirnya masa jabatan saya sebagai Pegawai Spesial Pemerintah, saya ingin menyampaikan terima kasih terhadap Presiden Donald Trump untuk kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mengurangi pemborosan anggaran,” tulis Musk di akun X personalnya pada pekan lalu.

    “Misi DOGE akan memperkuat pemerintah dari aktu ke waktu,” ia menambahkan.

    Foto: REUTERS/Nathan Howard
    Elon Musk muncul dengan mata memar saat menghadiri konferensi pers bersama Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, Jumat (30/5) lalu. (REUTERS/Nathan Howard)

    Di hari terakhir jabatannya, Musk dan Trump menggelar konferensi pers di Gedung Putih. Penampilan Musk menjadi sorotan, pasalnya matanya terlihat lebam dan kelakuannya disebut aneh. Hal ini membuat spekulasi soal penggunaan narkoba makin kencang.

    Sebelumnya, Musk mengatakan kemundurannya dari pemerintahan Donald Trump dilakukan agar lebih fokus mengurus bisnisnya yang anjlok pasca menjadi kepala DOGE.

    Selain kesibukan mengurusi perusahaan-perusahaannya (Tesla, SpaceX, X, Neuralink, dkk), Musk juga menjalankan tanggung jawab sebagai ayah belasan anak dari beberapa perempuan.

    Bulan lalu, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Musk menawarkan uang tutup mulut sebesar US$15 juta (Rp244 miliar) dan uang bulanan (Rp1,6 miliar) kepada influencer konservatif Ashley St. Clair. Uang tutup mulut itu agar sang influencer merahasiakan keberadaan anak mereka.

    Pada Februari 2025, Sr. Clair yang berusia 26 tahun mengklaim di X bahwa ia baru saja melahirkan anak ke-13 Musk 5 bulan sebelumnya. Ia mengaku merahasiakan keberadaan anak tersebut untuk melindungi privasi dan keamanan sang anak. Musk tak merespons klaim tersebut.

    (fab/fab)

  • Tingkah Aneh dan Mata Lebam, Elon Musk Dicurigai Kena Narkoba

    Tingkah Aneh dan Mata Lebam, Elon Musk Dicurigai Kena Narkoba

    Jakarta

    The New York Times belum lama ini menerbitkan laporan yang mengklaim Elon Musk mengonsumsi obat-obatan terlarang. Musk membantah laporan tersebut dan menuduh The New York Times berbohong.

    Bantahan itu dimulai dengan gurauan setelah akun Whole Mars Catalog mencuit di X, “Mengingat rekam jejak Elon Musk, obat apa pun yang ia konsumsi seharusnya dimasukkan ke dalam air minum.”

    Musk membalas cuitan tersebut dengan emoji tertawa sambil menangis dan “100”, sebelum mengeluarkan bantahannya dan menuduh The New York Times berbohong.

    “Saya TIDAK mengonsumsi narkoba. The New York Times berbohong,” tulis Musk dalam postingannya di X, seperti dikutip dari Variety, Selasa (3/6/2025).

    “Saya mencoba ketamin yang diresepkan beberapa tahun yang lalu dan mengungkapnya di X, jadi ini bukan berita baru. (Obat) itu membantu untuk keluar dari kondisi mental yang, tapi saya tidak mengonsumsinya lagi sejak saat itu,” sambungnya.

    Laporan The New York Times tersebut dirilis bersamaan dengan hari terakhir Musk di Department of Government Efficiency (DOGE) pekan lalu. Musk dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggelar konferensi pers di Gedung Putih, di mana penampilan Musk menjadi sorotan karena matanya terlihat lebam dan perilakunya terlihat aneh, yang membuat spekulasi tentang konsumsi narkoba menguat.

    Laporan tersebut mengklaim Musk mengonsumsi obat-obatan terlarang seperti ketamin dalam jumlah yang sangat banyak sampai mempengaruhi kandung kemihnya. Ketamin adalah obat bius kuat yang biasanya dipakai untuk menenangkan hewan seperti kuda.

    Selain ketamin, Musk juga diklaim mengonsumsi ekstasi dan jamur ajaib. Orang terkaya di dunia itu juga selalu bepergian membawa kotak berisi obat-obatan yang salah satunya diberi label Adderall, salah satu merek obat stimulan.

    The New York Times juga mengklaim Musk menerima pemberitahuan dari jauh-jauh hari sebelum melakukan tes narkoba yang diwajibkan untuk mendapatkan izin keamanan sebagai kontraktor pemerintah.

    Ini bukan pertama kalinya Musk dilaporkan mengonsumsi narkoba. Tahun lalu, The Wall Street Journal melaporkan bos Tesla dan SpaceX itu mengonsumsi kokain, LSD, dan jamur ajaib di pesta, dan kebiasaan itu membuat perilakunya jadi tidak menentu.

    (vmp/vmp)

  • Neuralink Kantongi Pendanaan Rp10,5 Triliun di Tengah Uji Klinis Implan Otak

    Neuralink Kantongi Pendanaan Rp10,5 Triliun di Tengah Uji Klinis Implan Otak

    Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan teknologi otak milik Elon Musk, Neuralink, mengumumkan telah mengumpulkan dana sebesar US$650 juta (sekitar Rp10,5 triliun) dalam putaran pendanaan terbarunya. 

    Pendanaan ini datang saat perusahaan tengah menjalankan uji klinis untuk alat implan otak inovatif mereka.

    “Pendanaan ini membantu kami membawa teknologi kami ke lebih banyak orang, mengembalikan kemandirian bagi mereka yang memiliki kebutuhan medis yang belum terpenuhi dan mendorong batasan dari apa yang mungkin dilakukan dengan antarmuka otak,” kata Neuralink dalam pernyataan resminya dikutip dari laman Reuters pada Senin (2/6/2025).

    Neuralink telah memulai uji klinis pada implan otaknya di tiga negara. Alat ini dilengkapi chip yang mampu memproses sinyal saraf dan mengirimkannya ke perangkat seperti komputer atau ponsel.

    Saat ini, lima pasien dengan kelumpuhan berat dilaporkan sudah menggunakan teknologi ini untuk mengendalikan perangkat digital dan fisik hanya dengan pikiran mereka.

    Perusahaan juga mengungkapkan bahwa pada bulan lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan status “breakthrough device” atau terobosan untuk perangkat pemulih kemampuan bicara milik Neuralink. 

    Status serupa juga diberikan tahun lalu untuk perangkat pemulih penglihatan mereka.

    Status “breakthrough device” dari FDA diberikan untuk perangkat medis inovatif yang dianggap memiliki potensi besar dan dipercepat proses pengembangannya agar lebih cepat sampai ke tangan pasien dan penyedia layanan kesehatan.

    Sementara itu, Elon Musk menyatakan pekan lalu bahwa dirinya mundur dari jabatannya sebagai penasihat khusus Presiden AS Donald Trump untuk kembali fokus mengelola perusahaannya yakni Tesla, SpaceX, xAI, Neuralink, dan platform media sosial X.

    Dalam laporan media pada hari yang sama, Morgan Stanley dikabarkan sedang mengatur paket utang senilai US$5 miliar untuk xAI, perusahaan kecerdasan buatan milik Musk, yang menargetkan valuasi sebesar US$113 miliar lewat penjualan saham senilai US$300 juta.

    Neuralink menyebutkan bahwa pendanaan terbarunya melibatkan investor papan atas seperti ARK Invest, DFJ Growth, Founders Fund, G42, Human Capital, Lightspeed, QIA, Sequoia Capital, Thrive Capital, Valor Equity Partners, dan Vy Capital.

    Sebelumnya, Semafor melaporkan bahwa startup ini telah meraih US$600 juta dalam kesepakatan yang menilai perusahaan di angka US$9 miliar sebelum tambahan pendanaan terbaru diumumkan.

  • Puluhan Dealer Tutup, Kekayaan Pendiri BYD Wang Chuanfu Jadi Sorotan

    Puluhan Dealer Tutup, Kekayaan Pendiri BYD Wang Chuanfu Jadi Sorotan

    Jakarta, Beritasatu.com – Perusahaan mobil listrik BYD milik Wang Chuanfu tengah menghadapi tantangan besar di pasar domestik Tiongkok. Salah satu jaringan dealer terbesarnya, Qiancheng Holdings, yang berbasis di provinsi Shandong, baru-baru ini menghentikan operasionalnya.

    Penutupan tersebut berdampak pada lebih dari 20 gerai di berbagai kota, termasuk Jinan dan Weifang, serta meninggalkan 1.000 pelanggan tanpa layanan purna jual.

    Qiancheng menyalahkan perubahan kebijakan dealer BYD yang menyebabkan tekanan arus kas, sementara BYD menyebut ekspansi agresif Qiancheng tanpa manajemen keuangan yang memadai sebagai penyebab utama.

    Ironisnya, di tengah krisis tersebut, nama sang pendiri sekaligus CEO BYD Wang Chuanfu, justru kembali mencuri perhatian publik. Hal ini bukan karena langkah penyelamatan perusahaan, melainkan karena besarnya harta kekayaannya.

    Disitat dari Forbes, pria kelahiran Anhui ini kini tercatat memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 26,2 miliar atau setara Rp 426,6 triliun per Juni 2025. Jumlah kekayaan ini menjadikannya salah satu orang terkaya di Tiongkok dan pemain utama dalam industri kendaraan listrik global.

    Kekayaan Wang Chuanfu sebagian besar berasal dari kepemilikan saham di BYD, perusahaan kendaraan listrik terkemuka yang telah mengungguli Tesla dalam penjualan global pada 2023. Kisah inspiratif Wang, dari anak yatim di Anhui hingga miliarder global, mencerminkan ketekunan dan visi inovatif dalam industri otomotif.

    Perjalanan Hidup Wang Chuanfu dan Kesuksesan BYD

    Lahir pada 1966 di Anhui, Tiongkok, Wang Chuanfu kehilangan kedua orang tuanya di usia muda dan dibesarkan oleh saudara-saudaranya. Dengan latar belakang pendidikan di bidang kimia dan teknologi baterai, dia mendirikan BYD pada 1995. Awalnya fokus pada produksi baterai ponsel, BYD kemudian beralih menjadi raksasa kendaraan listrik di bawah kepemimpinan Wang.

    Di bawah visi Wang Chuanfu, BYD berhasil mengalahkan Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia pada 2023. Perusahaan ini kini beroperasi di lebih dari 60 negara, dengan rencana ekspansi pabrik di Meksiko dan Hungaria. Meski begitu, BYD menghadapi tantangan seperti hambatan regulasi dan isu tenaga kerja di Brasil.

    Wang Chuanfu dikenal sebagai pemimpin detail dan inovatif, terutama dalam teknologi baterai. Pendekatan integrasi vertikalnya memungkinkan BYD mengendalikan rantai produksi dari baterai hingga kendaraan, menjaga daya saing di pasar global. Strategi ini menjadi kunci kesuksesan BYD dalam menghadapi perubahan pasar yang dinamis.

    Meskipun memiliki harta kekayaan yang luar biasa, Wang Chuanfu tetap menjalani kehidupan sederhana.

    Kisah Wang Chuanfu dan BYD menunjukkan bagaimana ketekunan dan inovasi dapat menciptakan perubahan besar. Dengan harta kekayaan yang terus bertumbuh dan pengaruh global yang semakin kuat, Wang tetap menjadi sosok inspiratif yang membuktikan kesuksesan sejati lahir dari visi dan kerja keras.