brand merek: Tesla

  • Perang Trump dan Elon Musk Bawa Petaka 2026, Republik Ketar-ketir

    Perang Trump dan Elon Musk Bawa Petaka 2026, Republik Ketar-ketir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Partai Republik Amerika Serikat (AS) mengaku khawatir dengan perkelahian terbaru antara Presiden Donald Trump dengan pengusaha kondang Elon Musk. Hal ini telah diutarakan oleh sejumlah politisi partai itu di Parlemen.

    Mengutip Reuters, Sabtu (7/6/2025), sejumlah politisi mengaku takut bahwa hal ini dapat melemahkan posisi Partai Republik dalam Pemilu Sela 2026 mendatang. Kekhawatiran muncul terutama di wilayah yang menjadi ladang pertempuran panas antara Republik dan rivalnya, Partai Demokrat.

    “Itu sama sekali tidak membantu. Ketika Anda memiliki perpecahan, tim yang terpecah tidak akan berkinerja baik,” kata anggota DPR AS asal Nebraska, Don Bacon.

    “Saya seorang militer. Saya pernah memimpin lima kali. Jika Anda memiliki perpecahan dalam tim, itu tidak baik.”

    Musk, orang terkaya di dunia sekaligus CEO Tesla, merupakan donatur terbesar dalam siklus pemilihan 2024 dan tokoh penting di Gedung Putih Trump saat ia menjalankan kampanye kontroversial untuk memangkas anggaran pemerintah federal sebelum mengundurkan diri minggu lalu.

    Dinamika film sahabat mereka menguap minggu ini saat Musk dan Trump secara terbuka berselisih mengenai pemotongan pajak dan RUU belanja yang dikecam Musk karena kemungkinan akan menambah utang pemerintah federal sebesar US$ 36,2 triliun (Rp 588 triliun). Ia menyerukan pemakzulan Trump dan merenungkan secara terbuka tentang pembentukan partai politik baru. 

    Sementara anggota parlemen Republik tidak menganggap hal itu sebagai prospek yang serius, mereka mengisyaratkan kekhawatiran tentang keretakan tersebut saat mereka berupaya mempertahankan mayoritas sempit di DPR dan Senat tahun depan.

    “Saya tidak berpikir menyerang di internet adalah cara untuk menangani segala jenis perselisihan, terutama saat Anda memiliki ponsel satu sama lain,” kata Anggota DPR dari Geoirgia, Marjorie Taylor Greene, yang menjalankan subkomite efisiensi pemerintah yang terinspirasi Musk.

    Greene mewakili distrik Republik yang solid, tetapi Partai Republik harus memutuskan hubungan dengan preseden historis pada tahun 2026 jika mereka ingin memenangkan sekitar tiga lusin kursi kompetitif yang menentukan mayoritas DPR. Jalan mereka lebih mudah di Senat, di mana Demokrat memiliki lebih sedikit peluang untuk memenangkan kursi, menurut analis nonpartisan.

    Implikasi Kampanye

    Elon Musk sendiri akhir-akhir ini benar-benar aktif terjun di politik. Selain membantu Trump, ia juga memberikan $10 juta kepada lembaga Super PAC yang mendukung kandidat Partai Republik untuk Senat AS.

    Namun Musk adalah tokoh yang memecah belah dan rekam jejaknya dalam pemilihan umum tidak sepenuhnya bersih. Awal tahun ini, Musk dan kelompok politik yang terkait dengannya menggelontorkan lebih dari $21 juta untuk pemilihan Mahkamah Agung Wisconsin. Partai Republik yang didukungnya kalah telak.

    “Elon Musk bebas membelanjakan uangnya sesuai keinginannya,” kata anggota DPR Republik asal Pennsylvania, Rob Bresnahan. “Jika Anda melakukan hal yang benar dan memperjuangkan distrik Anda, saya tidak terlalu khawatir.”

    Anggota parlemen mengisyaratkan sedikit kekhawatiran atas Musk yang secara terbuka mempermainkan gagasan partai politik ketiga. Mereka lebih khawatir tentang keberhasilan Musk dalam menggagalkan RUU pemotongan pajak.

    “Saya pikir dia akan merasa itu hal yang sangat sulit dilakukan, tetapi dia telah menghabiskan hidupnya melakukan hal-hal yang sangat sulit,” ujar anggota DPR Republik asal Oklahoma, Tom Cole.

     “Saya menyambut orang-orang seperti Elon Musk yang mencoba menekan kita. Saya akan mengambil perlindungan udara sebanyak mungkin yang saya bisa,” timpal anggota DPR Republik lainnya, Eric Burlison. “Kami sering mengecewakan para pemilih kami ketika kami tidak melakukan pemotongan yang kami kampanyekan, ketika kami tidak bertanggung jawab secara fiskal.”

    (tps/tps)

  • Bubarnya Aliansi Elon Musk dan Donald Trump

    Bubarnya Aliansi Elon Musk dan Donald Trump

    Jakarta

    Hingga Jumat lalu, Presiden Donald Trump masih melontarkan pujian setinggi langit kepada Elon Musk, miliarder pemilik Tesla dan X. Namun tak sampai seminggu berselang, aliansi politik antara kedua tokoh sayap kanan itu resmi ambruk pada Kamis (5/6) dalam sebuah “perceraian publik” yang sengit dan penuh amarah.

    Dalam siaran langsung dari Oval Office, Trump mengungkapkan kekecewaannya setelah mantan penasihat dan donor utamanya itu mengkritik rancangan belanja usulannya yang sedang dibahas di Kongres.

    Pertikaian keduanya kemudian berlanjut ke media sosial, dengan saling lempar hinaan. Musk menuding, tanpa disertai bukti, bahwa nama Trump tercantum dalam dokumen pemerintah terkait Jeffrey Epstein, pengusaha yang meninggal dunia dalam tahanan karena kasus pelecehan seksual.

    Perseteruan ini berpotensi menimbulkan dampak politik dan ekonomi besar. Saham Tesla, perusahaan mobil listrik milik Musk, anjlok tajam. Sementara Musk, taipan teknologi kelahiran Afrika Selatan, mengancam akan mengakhiri program pesawat luar angkasa penting milik pemerintah AS.

    Namun Trump tampak meremehkan ketegangan tersebut dalam wawancara dengan Politico, Kamis. “Oh, tidak apa-apa. Semua berjalan dengan baik, bahkan lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya santai.

    Adakah peluang rekonsiliasi?

    Gedung Putih dijadwalkan melakukan panggilan dengan Musk pada Jumat (6/6) sebagai upaya untuk meredakan situasi, menurut sumber media tersebut. Namun hingga kini belum ada konfirmasi pasti dari kedua belah pihak.

    Spekulasi tentang rapuhnya hubungan antara orang terkaya dan orang terkuat di dunia ini memang sudah lama beredar. Tapi betapa cepatnya keretakan merambat tetap membuat Washington terperangah.

    “Elon dan saya dulu punya hubungan yang baik. Sekarang? Saya tidak tahu lagi.”

    Trump yang terdengar tersinggung, mengatakan bahwa hanya seminggu lalu dia mengadakan acara perpisahan mewah untuk Musk yang mundur dari Departemen Efisiensi Pemerintahan DOGE, kementerian yang ditugasi melakukan penghematan di semua lembaga negara.

    Namun Trump kemudian menegaskan bahwa dirinya sendiri yang meminta Musk untuk keluar, karena “sudah mulai melelahkan.”

    Pencabutan kontrak pemerintahan

    Musk, yang tercatat sebagai penyumbang terbesar kampanye Trump dengan nilai mencapai 300 juta dolar, menyerang balik dan menyebut sang presiden “tidak tahu berterima kasih.” Menurutnya, Trump tidak akan bisa menang dalam Pilpres 2024 tanpa bantuannya.

    Ketika pertikaian semakin memanas, Musk kembali menyerang dengan mengklaim bahwa “Trump ada dalam dokumen Epstein,” merujuk pada arsip pemerintah terkait pelaku kejahatan seksual tersebut.

    Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan kepada AFP bahwa unggahan Musk soal Epstein adalah “episode yang disayangkan dari Elon, yang kecewa karena RUU Anggaran tidak mencakup kebijakan yang dia harapkan.”

    Di platform miliknya, X (dulu Twitter), Musk menjawab “ya” pada cuitan yang menyarankan agar Trump dimakzulkan. Dia juga mengecam kebijakan tarif global Trump yang menurutnya bisa memicu resesi.

    Trump akhirnya melayangkan ancaman yang menyasar bisnis Musk langsung, dengan menghentikan kontrak pemerintah bernilai miliaran dolar, termasuk untuk peluncuran roket dan layanan internet satelit Starlink.

    “Cara termudah untuk menghemat anggaran, miliar demi miliar dolar, adalah dengan mengakhiri subsidi dan kontrak pemerintah untuk Elon,” tulis Trump di Truth Social.

    Saham Tesla kena imbas

    Tak tinggal diam, Musk membalas dengan mengumumkan bahwa dia akan mulai “menghentikan operasi” pesawat luar angkasa Dragon milik SpaceX yang vital bagi misi NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Namun kemudian dia melunak, membalas cuitan seorang pengguna: “Oke, kami tidak akan membongkar Dragon.”

    Namun ketika ketegangan akhirnya mereda setelah beberapa jam penuh drama, nilai saham Tesla sudah terpangkas lebih dari 100 miliar dolar.

    Hubungan Trump dan Musk sejak awal terlihat mesra. Trump mendukung langkah penghematan DOGE yang dipimpin Musk, dan sang miliarder bahkan sempat menginap di Gedung Putih serta terbang bersama Air Force One.

    Namun masa jabatan Musk di DOGE hanya bertahan empat bulan. Dia semakin frustrasi dengan lambannya proses reformasi dan berselisih dengan beberapa anggota kabinet Trump.

    Keduanya sempat menjaga ketegangan tetap terkendali meski berbeda pandangan soal RUU Anggaran 2025 yang diusulkan Trump. Hingga akhirnya Musk menyebut rencana tersebut sebagai “aib” karena berpotensi memperbesar defisit anggaran AS.

    Kini Washington mengamati dengan cermat dampak dari perseteruan ini.

    Musk bahkan mengadakan jajak pendapat di X soal apakah dia harus membentuk partai politik baru. Langkah ini dipercaya bisa mengguncang lanskap politik AS, mengingat kekayaannya yang dapat digunakan untuk memenangkan pemilihan.

    Sementara itu, Steve Bannon, sekutu Trump sekaligus pengkritik keras Musk, dilaporkan oleh New York Times menyerukan agar Musk, yang aslinya berasal dari Afrika Selatan, dideportasi dari Amerika Serikat.

    Editor: Hendra Pasuhuk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Donald Trump Sebut Elon Musk Sudah Gila

    Donald Trump Sebut Elon Musk Sudah Gila

    Jakarta

    Pertengkaran dahsyat meledak antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Elon Musk. Mereka saling menghina, padahal belum lama ini merupakan sekutu dekat.

    Dalam wawancara beberapa jam setelah perdebatan sengitnya dengan Elon Musk, Trump ditanyai tentang laporan bahwa ia menjadwalkan panggilan telepon dengan Musk di kemudian hari. Tapi Trump menyebut Elon Musk sudah hilang akal.

    “Maksudmu orang yang sudah gila itu?” tanyanya. Ia menyebut tidak terlalu tertarik untuk berbicara dengan Musk saat ini. Menurutnya Musk ingin bicara dengannya, tapi ia belum siap untuk kontak lagi dengan orang terkaya dunia yang menguasai perusahaan antariksa SpaceX dan Tesla itu.

    Orang-orang yang dekat dengan Trump menyatakan sang presiden merasa lebih sedih daripada marah pada Musk. Seorang sumber penasihat yang bersama Trump mengatakan ia tampak kecewa dengan pertengkaran yang mengejutkan itu.

    Dikutip detikINET dari ABC, Trump pun kabarnya sedang mempertimbangkan untuk memberikan atau menjual kendaraan Tesla warna merah yang belum lama ini dibelinya untuk mendukung Musk. Trump melihat-lihat model Tesla di Gedung Putih pada bulan Maret saat perusahaan Musk itu tengah terpuruk.

    Perang kata-kata antara mereka bermula dari kritik Musk terhadap rancangan undang-undang pajak dan imigrasi Trump. Musk menyebut Trump pasti kalah dalam pemilihan 2024 tanpanya, mendukung seruan pemakzulan Trump, dan bahkan mengklaim Trump terlibat dengan penjahat seks Jeffrey Epstein.

    “Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilihan, Demokrat akan menguasai DPR dan Republik akan berada di posisi 51-49 di Senat. Sungguh tidak tahu terima kasih,” tulisnya di X.

    “Saatnya menjatuhkan bom yang sangat besar. (Trump) ada dalam berkas Epstein. Itulah alasan sebenarnya berkas-berkas itu tidak dipublikasikan,” cetusnya di kicauan yang lain.

    Tak lama kemudian, Trump membalas bahwa ia mungkin membatalkan kontrak-kontrak besar yang menguntungkan bisnis-bisnis Musk, termasuk SpaceX. “Cara termudah untuk menghemat uang dalam Anggaran kita, Miliaran dan Miliaran Dolar, adalah dengan menghentikan Subsidi dan Kontrak Pemerintah Elon. Saya selalu terkejut bahwa Biden tidak melakukannya!” sebut Trump.

    Perusahaan Musk, termasuk Tesla, SpaceX dan Starlink memiliki kontrak langsung dengan pemerintah AS dan juga mendapat manfaat dari subsidi dan keringanan pajak.

    (fyk/rns)

  • Saham Tesla Ambles Sampai Rp2.400 Triliun di Tengah Perseteruan Elon Musk vs Trump

    Saham Tesla Ambles Sampai Rp2.400 Triliun di Tengah Perseteruan Elon Musk vs Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Kapitalisasi pasar produsen kendaraan listrik terbesar di AS, Tesla Inc. yang dimiliki Elon Musk langsung raib hingga US$150 miliar akibat kekhawatiran investor akan runtuhnya aliansi Musk dan Presiden AS Donald Trump.

    Saham Tesla anjlok 14% pada Kamis (5/6/2025), menjadikannya pekan terburuk selama setahun terakhir. Saham Tesla juga menjadi yang paling lambat di antara tujuh raksasa teknologi (magnificent seven).

    Hal ini juga berdampak pada saham Destiny Tech100 Inc., dana tertutup dengan saham besar di SpaceX, yang anjlok 13%.

    Melansir data Bloomberg Billionaires Index pada Jumat (6/6/2024), kekayaan bos Tesla dan SpaceX itu anjlok US$33,9 miliar dalam sehari sehingga membuat posisi kekayaannya menjadi US$335 miliar atau Rp5.446,44 triliun (kurs: Rp16.258,05 per dolar AS).

    “Ini adalah situasi Twilight Zone bagi semua investor, karena hal terakhir yang ingin dilihat investor adalah Trump berubah dari pendukung besar Musk dan Tesla menjadi musuh,” kata Dan Ives, seorang analis di Wedbush dan salah satu pendukung terbesar Tesla, dikutip Bloomberg..

    Perseteruan Musk-Trump bermula saat bos Tesla memilih mengundurkan diri dari pemerintahan Trump pada pekan lalu. Sejak keluar, Musk justru berbalik mengkritik Rancangan Undang-Undang (RUU) Pajak dan Kebijakan dalam Negeri AS.

    “RUU pengeluaran Kongres yang sangat besar, keterlaluan, dan penuh dengan tipu daya ini adalah kekejian yang menjijikkan. Memalukan bagi mereka yang memilihnya,” tulis Musk dalam sebuah posting media sosial.

    Namun, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menepis kritik tersebut. “Ini adalah RUU yang besar dan indah dan dia akan mematuhinya,” katanya kepada wartawan pada Selasa.

    Pasalnya, kebijakan pajak Trump dapat menghapus keringanan pajak senilai US$7.500 bagi konsumen sejumlah model keluaran Tesla dan lainnya pada akhir tahun ini, jauh lebih cepat 7 tahun dari rencana sebelumnya.

    JPMorgan & Chase Co. memperkirakan kebijakan itu berpotensi menciptakan kerugian hingga US$1,2 miliar bagi Tesla.

    Kepala investasi di Granite Bay Wealth Management Paul Stanley mengatakan kontroversi yang berkelanjutan dapat merusak kepercayaan investor dan menciptakan volatilitas tambahan.

    “Mengingat kewenangan yang melekat pada jabatan presiden, saya tidak melihat bagaimana ini bisa menjadi sesuatu yang tidak negatif bagi Tesla dan Musk,” katanya.

    Sementara itu, Donald Trump balik menyerang dari Ruang Oval, Gedung Putih. Bahkan, Trump mengancam akan mengakhiri kontrak yang dipegang pemerintah dengan perusahaan Elon Musk.

    “Elon ‘sudah kurus kering,’ saya memintanya untuk pergi, saya mencabut mandat EV-nya yang memaksa semua orang membeli mobil listrik yang tidak diinginkan orang lain [yang sudah dia tahu selama berbulan-bulan akan saya lakukan!), dan dia menjadi GILA!,” tulis Trump sebagai serangan balik kepada Musk.

  • Kinerja Saham Tesla Jadi yang Terburuk pada 2025

    Kinerja Saham Tesla Jadi yang Terburuk pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Tesla tercatat sebagai salah satu saham dengan kinerja terburuk pada 2025, meskipun termasuk dalam kategori saham dengan kapitalisasi pasar besar. Penurunan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk melemahnya permintaan kendaraan listrik, kontroversi politik yang melibatkan CEO Elon Musk, dan perseteruan terbuka dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Dilansir dari AP, Jumat (6/6/2025), sepanjang tahun ini, kapitalisasi pasar Tesla telah menyusut 29,3%, menjadi sekitar US$ 917 miliar. Penurunan ini menjadikan Tesla sebagai perusahaan dengan penurunan nilai pasar terbesar di antara perusahaan-perusahaan besar dunia.

    Pasa awal tahun, Tesla berada di peringkat kedelapan dalam daftar perusahaan global berdasarkan kapitalisasi pasar. Namun hingga 5 Juni 2025, posisinya turun ke peringkat kesepuluh.

    Meski demikian, saham Tesla sempat rebound pada awal perdagangan Jumat, setelah muncul kabar bahwa Gedung Putih berencana menghubungi Elon Musk untuk meredakan ketegangan dan menengahi konflik dengan Trump.

    Tak hanya Tesla, Apple juga mengalami nasib serupa. Perusahaan teknologi raksasa itu tergelincir dari posisi puncak sebagai perusahaan paling bernilai di dunia. Kapitalisasi pasar Apple turun lebih dari 20% sepanjang tahun ini, menjadi sekitar US$ 2,99 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya permintaan di pasar Tiongkok, kekhawatiran terhadap ancaman tarif dari Trump, dan perkembangan yang lambat dalam teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Sementara itu, Microsoft berhasil merebut posisi nomor satu dalam kapitalisasi pasar global, didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap layanan berbasis AI. Kesuksesan Microsoft didukung oleh kemitraannya dengan OpenAI serta integrasi teknologi AI seperti Microsoft 365 Copilot ke dalam produk-produknya.

  • Elon Musk dan Donald Trump Ribut Bak Mantan Pacar, Dulu Semesra Ini

    Elon Musk dan Donald Trump Ribut Bak Mantan Pacar, Dulu Semesra Ini

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan antara Donald Trump dan Elon Musk resmi retak. Setelah sempat jadi sekutu dekat, keduanya kini saling serang di media sosial, memicu kekhawatiran pasar dan memunculkan ketegangan baru antara dunia bisnis dan politik Amerika.

    Ketegangan memuncak pada Kamis, ketika Trump mengancam akan menghentikan semua kontrak pemerintah untuk perusahaan-perusahaan milik Elon Musk, termasuk SpaceX dan Tesla.

    “Cara termudah menghemat miliaran dolar adalah dengan memutus subsidi dan kontrak pemerintah Elon,” tulis Trump di platform Truth Social, dikutip dari Reuters, Jumat (6/6/2025).

    Sebagai respons, Musk membalas tajam di X (dulu Twitter), menyetujui unggahan yang menyarankan agar Trump dimakzulkan.

    Tak hanya itu, Musk bahkan menulis, “Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilu,” mengklaim bahwa ia menyumbang hampir US$300 juta untuk mendukung kampanye Trump dan Partai Republik.

    Permusuhan ini langsung berdampak ke pasar. Saham Tesla anjlok lebih dari 14% dalam satu hari, menghapus kapitalisasi pasar sekitar US$150 miliar. Angka ini merupakan penurunan harian terbesar dalam sejarah perusahaan.

    Retaknya Persahabatan: Isu Kontrak & NASA

    Menurut dua pejabat Gedung Putih yang dikutip Reuters, titik balik hubungan keduanya terjadi saat Trump membatalkan pencalonan Jared Isaacman, kandidat pilihan Musk, sebagai Administrator NASA.

    “Dia [Musk] sangat kecewa,” ujar salah satu pejabat. Isaacman dikenal sebagai sekutu dekat Musk dan sosok kunci dalam visi eksplorasi luar angkasa SpaceX.

    Sejak saat itu, pemerintahan Trump disebut mulai membatasi pengaruh Musk, termasuk mencabut kewenangan informalnya dalam pengambilan keputusan anggaran dan sumber daya manusia.

    Di sisi lain, Musk juga makin vokal menentang RUU belanja federal usulan Trump, yang ia sebut “kekejian menjijikkan” dan memperingatkan dapat mendorong AS ke jurang resesi.

    “Jika Trump terus memaksakan tarif tinggi dan pengeluaran masif, ekonomi akan tergelincir akhir tahun ini,” tulis Musk dalam salah satu unggahannya di X.

    Musk Ancam SpaceX, Serang Sekutu Trump

    Puncak kemarahan Musk juga terlihat saat ia mengancam akan menonaktifkan Dragon, wahana SpaceX yang digunakan NASA untuk misi luar angkasa. Namun, tak lama kemudian, ancaman itu ditarik setelah mendapat respons negatif dari publik.

    Melansir Forbes, Musk juga menuding keterlibatan Trump dalam “berkas Epstein” yang belum dirilis, serta mendukung cuitan pengguna media sosial yang menyerukan agar Trump dimakzulkan dan digantikan oleh Senator JD Vance. Tak ketinggalan, ia menyindir sekutu Trump seperti Steve Bannon.

    Dampak Politik dan Ekonomi

    Menurut seorang strategis Partai Republik yang enggan disebut namanya, perpecahan ini dapat berdampak luas.

    “Elon benar-benar bagian penting dalam kampanye tahun lalu. Kalau dia mundur dari medan politik, itu bisa mengganggu persiapan kami untuk pemilu sela,” katanya kepada Reuters.

    Tak hanya soal uang kampanye, Trump juga berisiko kehilangan pengaruh di kalangan pendukung muda, pemilih independen, dan komunitas teknologi, basis yang sebelumnya bisa dijangkau berkat kedekatan dengan Musk.

    Sementara bagi Musk, ancaman Trump bisa membuka jalan bagi penyelidikan baru terhadap bisnisnya dan potensi pemutusan kontrak besar, termasuk proyek strategis seperti peluncuran NASA dan infrastruktur komunikasi militer lewat Starlink.

    Masih Ada Ruang Damai?

    Meski hubungan memanas, ada sinyal pendinginan. Saat investor miliarder Bill Ackman menyerukan rekonsiliasi, Musk hanya membalas singkat: “Anda tidak salah.”

    Sumber Gedung Putih menyebut, percakapan telepon antara Trump dan Musk dijadwalkan pada Jumat. Namun, belum jelas apakah itu cukup untuk meredakan ketegangan yang sudah meluas ke ranah publik dan pasar.

    (dce)

  • Perang Melawan Trump, Kerajaan Bisnis Elon Musk Tumbang Seketika

    Perang Melawan Trump, Kerajaan Bisnis Elon Musk Tumbang Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perseteruan antara pengusaha kondang Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah membawa ancaman bagi kontrak luar angkasa SpaceX senilai US$ 22 miliar (Rp 357 triliun). Hal ini akan membawa guncangan bagi industri dirgantara luar angkasa Negeri Paman Sam.

    Mengutip Reuters, Kamis (5/6/2025), perselisihan tersebut, yang berakar dari kritik Musk terhadap undang-undang pemotongan pajak dan pengeluaran Trump yang dimulai minggu lalu, dengan cepat menjadi tidak terkendali. Trump menyerang Musk ketika presiden berbicara di Ruang Oval.

    Kemudian dalam serangkaian posting X, Musk melontarkan sindiran terhadap Trump, yang mengancam akan mengakhiri kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan Musk. Musk juga mengatakan bahwa ia akan mulai “menonaktifkan” wahana antariksa Dragon milik SpaceX yang digunakan oleh NASA.

    Ancaman Musk untuk tiba-tiba menghentikan layanan wahana antariksa Dragon menandai ledakan kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari salah satu mitra komersial terkemuka NASA.

    Berdasarkan kontrak senilai sekitar US$ 5 miliar (Rp 81 triliun), kapsul Dragon telah menjadi satu-satunya wahana antariksa AS milik badan antariksa tersebut yang mampu membawa astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional. Hal ini menjadikan perusahaan Musk sebagai elemen penting dari program luar angkasa AS.

    Sekretaris pers NASA Bethany Stevens menolak berkomentar tentang SpaceX. Namun ia menegaskan akan terus mencoba memuaskan sejumlah pihak untuk kepentingan negara.

    “Kami akan terus bekerja dengan mitra industri kami untuk memastikan tujuan presiden di luar angkasa terpenuhi,” tuturnya.

    Trump dan Meroketnya SpaceX

    SpaceX meraih dominasi jauh sebelum Musk terjun ke politik Partai Republik tahun lalu. Analis menyebut bahwa membangun pangsa pasar yang tangguh dalam industri peluncuran roket dan komunikasi satelit yang dapat melindunginya dari perpecahan Musk dengan Trump.

    “Untungnya itu tidak akan menjadi bencana besar, karena SpaceX telah berkembang menjadi kekuatan global yang mendominasi sebagian besar industri luar angkasa, tetapi tidak diragukan lagi bahwa itu akan mengakibatkan hilangnya pendapatan yang signifikan dan hilangnya peluang kontrak,” kata Justus Parmar, CEO investor SpaceX, Fortuna Investments.

    Di bawah Trump dalam beberapa bulan terakhir, industri antariksa AS dan tenaga kerja NASA yang berjumlah 18.000 orang telah terombang-ambing oleh PHK yang mengancam. Pemotongan anggaran yang diusulkan Trump memberikan ancaman terhadap puluhan program sains.

    Calon Trump untuk administrator NASA, sekutu Musk dan astronot swasta miliarder Jared Isaacman, tampaknya menjadi korban awal keretakan Musk dengan presiden ketika Gedung Putih tiba-tiba mencoretnya dari posisi itu. Trump pada hari Kamis menjelaskan pemecatan Isaacman dengan mengatakan bahwa ia “sepenuhnya Demokrat”.

    Meski alasan pemecatan ini sangat politis, Wakil Administrator NASA Lori Garver mengatakan pembatalan kontrak SpaceX mungkin tidak sah. Tetapi, ia juga memberikan peringatan tegas kepada Musk

    “Seorang CEO nakal yang mengancam akan menonaktifkan wahana antariksa, yang membahayakan nyawa astronot, tidak dapat dipertahankan,” ujarnya.

    Bukan cuma SpaceX yang jadi korban, bisnis Musk lainnya juga hancur lebur karena perselisihan dengan Trump. Pada Kamis (5/6) waktu setempat, saham Tesla anjlok 14% dan menghapus nilai pasarnya sebesar US$150 miliar atau Rp2.438 triliun dalam sehari. 

    Investor dikatakan mengawasi dengan serius konflik Musk dan Trump. Kekhawatiran investor terbukti meruntuhkan kerajaan bisnis Musk seketika. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya!

    (tps/tps)

  • Panas-Dingin Hubungan Donald Trump-Elon Musk

    Panas-Dingin Hubungan Donald Trump-Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan salah satu orang terkaya sejagat pemilik Tesla, Elon Musk kembali memanas. Keduanya saling serang di media sosial sehingga memicu gejolak pasar dan mengguncang peta politik di negeri Paman Sam.

    Simak informasi selengkapnya di CNBC Indonesia (Jumat, 06/06/2025) berikut ini.

  • Berantem dengan Trump, Kekayaan Elon Musk Turun Rp 141 T

    Berantem dengan Trump, Kekayaan Elon Musk Turun Rp 141 T

    Jakarta, Beritasatu.com – Saham Tesla anjlok mencapai 14,2% dengan penurunan mencapai US$ 152 miliar atau sekira Rp 2.471 triliun jika mengacu kurs Rp 16.250 per dolar AS. Penurunan ini tidak lepas karena perseteruan antara Elon Musk dan Donald Trump.

    Keduanya terlibat pertikaian, saling mengancam dan menghina melalui unggahan di platform media sosial masing-masing. Lewat Truth Social, Trump mengancam memangkas subsidi dan kontrak yang diberikan kepada perusahaan Musk, Tesla dan SpaceX.

    Sementara Musk mengancam akan menonaktifkan pesawat luar angkasa SpaceX, yang menjadi andalan NASA untuk misi transportasi. Bahkan dia juga menyerukan pemakzulan Trump, mencemooh kebijakan tarif presiden, dan menuduhnya berafiliasi dengan pelaku kejahatan seks terkenal Jeffrey Epstein.

    Melansir The Guardian, Jumat (6/6/2025), penurunan harga saham Tesla telah memangkas sekitar US$ 8,73 miliar atau Rp 141 triliun, dari total kekayaan bersih Musk. Penurunan saham US$ 152 miliar yang dilaporkan juga menurunkan nilai perusahaan menjadi sekira US$ 900 miliar.

    Tesla memang tengah terseok-seok sepanjang tahun ini, lantaran penurunan penjualan di seluruh dunia. Kehancuran tersebut merupakan eskalasi yang tiadk terduga dan dramatis dari keretakan yang semakin besar antara dua orang paling berkuasa di dunia.

    Elon Musk sendiri telah menyumbangkan US$ 275 juta untuk kampanye presiden Trump pada 2024. Hal ini tentu membuat investor was-was terkait bagaimana permusuhan ini dapat memengaruhi kerajaan bisnis Musk.

  • Elon Musk Kehilangan Rp551 Triliun di Tengah Pertikaian dengan Trump

    Elon Musk Kehilangan Rp551 Triliun di Tengah Pertikaian dengan Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Nilai kekayaan bersih Elon Musk merosot sebesar US$33,9 miliar atau setara dengan Rp551,14 triliun di tengah perseteruan terbuka dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

    Melansir data Bloomberg Billionaires Index, Jumat (6/6/2024), kekayaan bos Tesla dan SpaceX itu anjlok US$33,9 miliar dalam sehari sehingga membuat posisi kekayaannya menjadi US$335 miliar atau Rp5.446,44 triliun (kurs: Rp16.258,05 per dolar AS).

    Meski masih berstatus orang terkaya dunia, Elon Musk telah mencatatkan kerugian kumulatif sebesar US$97,9 miliar atau Rp1.591,66 triliun secara year to date (YtD). 

    Koreksi tajam tersebut terjadi di tengah polemik terbuka antara Musk dengan Donald Trump yang berlangsung secara publik dan intens di media sosial.

    Trump secara terbuka menyampaikannya kekecewaannya kepada Musk yang menentang Rancangan Undang-Undang (RUU) kebijakan pajak dan belanja yang menjadi inti dari agenda pemerintahannya.

    “Saya sangat kecewa dengan Elon. Saya telah banyak membantunya,” ujar Trump dalam pernyataan langsung dari Ruang Oval, dikutip dari Reuters, Jumat (6/6/2025). 

    Kritik Trump merespons komentar Musk terkait dengan rencana pemotongan kredit pajak untuk kendaraan listrik dalam RUU tersebut. Musk menilai ketentuan itu akan merugikan industri kendaraan listrik, termasuk Tesla. 

    Sementara itu, ketika Trump memberikan pernyataan, Musk turut melontarkan kritik melalui akun media sosialnya di platform X. “Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilu. Sungguh tidak tahu terima kasih,” tulis Elon Musk.

    Musk, melalui perusahaan-perusahaannya seperti SpaceX dan Starlink, diketahui menyumbang hampir US$300 juta dalam pemilu 2024 untuk mendukung Trump dan kandidat Partai Republik lainnya.

    Namun sejak Selasa lalu, dia melontarkan serangkaian kecaman terhadap RUU pajak Trump dengan menyebutnya sebagai “kekejian menjijikkan” yang akan memperdalam defisit federal dan memicu perpecahan internal di Partai Republik.